Anda di halaman 1dari 38

PERENCANAAN

JARINGAN KOMPUTER
DIAH AYU RETNANI W
Manfaat perencanaan dan desain jaringan

1. Terpenuhinya kebutuhan pengguna secara


optimal.
2. Jaringan yang dihasilkan dapat mendukung
sistem informasi yang telah ada.
3. Memudahkan administrasi jaringan.
4. Memudahkan proses troubleshooting.
5. Memudahkan penyusunan anggaran.
6. Memudahkan pengembangan jaringan.
Tujuan dari merancang dan mendesain jaringan

menghasilkan jaringan yang dapat


memenuhi kebutuhan pengguna secara optimal
dengan anggaran biaya, baik biaya pemasangan,
operasional, dan pengembangannya yang sehemat
mungkin
Alasan perencanaan jaringan komputer

Keamanan alat
Kenyamanan
Besar dan rumit
Keseimbangan perencanaan
4 Aspek Penting Yang Perlu Diperhatikan
Dalam Membuat Perencanaan :

Kemungkinan untuk diperluas


Kehandalan (Robustness)
Migrasi
Auto Configuration
Teknik Pembangunan Jaringan

Bottom Up
 jaringan dibangun berdasarkan kebutuhan setiap unit atau
departemen dalam sebuah instansi.
Top Down
 jaringan dibangun secara menyeluruh dalam sebuah rencana
kerja, yakni jaringan lokal untuk tiap unit dibangun secara
bersamaan dengan spesifikasi yang sama
Tahapan Pembangunan Jaringan

1. Mendefinisikan
2. Studi kelayakan
3. Perencanaan
4. Perancangan
5. Implementasi :
 Penyediaan perangkat
 Penempatan peralatan dan menginterkoneksikan
 Installasi perangkat lunak.
 Pengujian.
 Dokumentasi.
 Pelatihan SDM.
 Evaluasi
 Pemeliharaan
1. Tentukan Tujuan Kita Membangun
Jaringan Komputer

Untuk berinternet secara bersama-sama,.


Untuk bermain game bersama-sama.
Untuk bisa menghemat pemakaian perangkat seperti
printer, hardisk, DVD drive.
Berbagi file data dengan sesama komputer lain
dalam jaringan secara mudah dan praktis.
2 Melakukan Survey dan Analisa

1. Menentukan rencana lokasi (site plan)


2. Menentukan Jalur Kabel
3. Menentukan ruangan untuk menempatkan perangkat
jaringan
4. Memperkirakan kebutuhan jumlah tenaga dan durasi
pekerjaan intalasi
5. Mengetahui tingkat kesulitan yang nantinya akan dihadapi
6. Mendata perangkat komputer, Operating System  dan
perangkat jaringan yang ada saat ini beserta spesifikasi
teknisnya.
7. Mendata jumlah pengguna komputer saat ini dan
kemungkinan penambahan di kemudian hari serta berapa
lama kondisi seperti ini tetap bertahan.
perencanaan tata ruang komputer

Pencahayaan (perhatikan alat penerangan,tata letak


monitor dan lampu)
Desain ruang komputer (perhatikan suhu ruang
komputer / server)
Perhatikan penempatan device (printer,fax,telpon)
Bebas medan magnet dan listrik,bebas getaran, dan
bebas terhadap zat kimia.
Terdapat UPS (Uninterruptible Power Supply)
Bebas dari debu,asap da terhadap gas-gas tertentu.
Penangkal petir, HVAC (Heat/Ventillation/Air
Conditioning)
Fire Protection (deteksi dan pemadam kebakaran)
Desain tata letak ruang komputer

 Harus diantisipasi adanya kebutuhan untuk peningkatan daya listrik dan


perluasan ruangan di kemudian hari.
 Harus tersedia pendinginan yang cukup dan sebanding terhadap beban
yang ada.
 Harus dirancang kontrol akses dan sistem keamanan ke ruang komputer
yang sesuai dengan jenis ruangannya.
 Setiap perubahan desain, software dan hardware harus terdokumentasi,
dalam rangka kemudahan pelacakan terhadap perencanaan (roadmap) jika
terjadi kesalahan atau gangguan sistem.
 Pemahaman terhadap kebutuhan system perusahaan / instansi adalah
langkah awal desain ruang komputer yang efisien dan aman.
 Perhatian khusus harus diberikan pada aspek teknis dan lingkungan
penunjang, yaitu: system pendinginan udara, kontrol kelembapan,
distribusi
 dan aliran udara, distribusi dan proteksi daya listrik, keamanan dan deteksi
kebakaran, tata ruang dan penempatan peralatan, akses perawatan, jalur
pengkabelan, keamanan fisik, tanda-tanda petunjuk, dll.
Tata Ruangan

Tata ruang (kesesuaian dg fungsi, penempatan


peralatan, kenyamanan penggunaan, kemudahan
perawatan, keindahan)
Aspek pengkabelan baik untuk power maupun LAN
(jalur-jalur pengkabelan, outlet, saklar, dll)
Kontrol keamanan (mudah diamati, pengamanan
instalasi listrik dan LAN, lokasi tertutup di dalam
ruang komputer seminimal mungkin)
Aksesibilitas (alur pergerakan orang mudah dan
tidak membahayakan, kemudahan akses secara
umum, pembatasan akses pada ruang tertentu, dll)
3. Menentukan Jenis network yang akan
digunakan

Ada dua jenis network yaitu


 peer to peer atau workgroup dan
 model client/server.  
Keputusan untuk memilih satu di antara kedua
model network ini sangat tergantung pada tingkat
pemakaian jaringan tersebut.
Pemilihan topologi yang tepat
4. Tentukan Jenis Media apa yang ingin
dipakai ( Kabel atau tanpa kabel atau hibrid )

 Jenis media penghubung terdiri atas dua yaitu


 media kabel dan
 tanpa kabel atau wireless.
Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kedua jenis media ini bisa dipakai secara bersama-
sama atau dipadukan dalam satu jaringan.
5. Tentukan Kebutuhan Perangkat
jaringan
 Pastikan data survey seakurat mungkin sehingga tidak
berdampak pada penambahan biaya.
 Tentukan kebutuhan kabel baik jenis dan panjangnya.
 Keamanan instalasi dari ganguan fisik dan kelistrikan.
 Tidak melanggar spesifikasi yang telah ditentukan pabrik
dan produsen alat-alat penunjang jaringan
 Harus memperhatikan kemungkinan untuk perencanaan
penambahan dan pengembangan dikemudian hari.
 Jumlah pemakai/user
 Divergensi Ruangan (tingkat penyebaran ruangan) dan tata
letak node (titik-titik workstation)
 Letak lorong kabel pada dinding, lantai atau atap
Letak server dan jalur kabel
Untuk menetapkan server maka perancang jaringan
harus mempertimbangkan beberapa faktor :
• letak ruangan khusus untuk server yang tidak mudah
dijangkau oleh pihak-pihak yang tidak berwenang
• bebas debu dan asap
•bebas binatang pengerat (tikus) atau serangga
•ruangan bertemperatur rendah dan tidak lembab.
6. Tentukan Sistem operasi yang dipakai

Setiap operating system memiliki sistem pengaturan


tersendiri  terkait networking
jika menggunakan model client server maka butuh
server.
Pemilihan server sebaiknya dipilih berdasarkan
sistem operasi yang murah tapi powerfull yang bisa
melayani semua klien yang beragam operating
sistemnya.
7. Menentukan Jenis hardware dan
software yang akan dipakai

Selain hardware seperti NIC dan wireless card,


diperlukan juga software jaringan.

Protocol merupakan bahasa yang digunakan oleh


komputer untuk berkomunikasi. Biasanya beberapa
Operating sistem memiliki protocol masing-masing
windows dan linux mengenal TCP/IP.  TCP/IP
adalah protocol yang paling banyak dipakai.
8. Menganalisa Kendala yang akan
dihadapi

Buatlah daftar kendala apa saja yang paling sulit


atau susah saat implemetasi.
kendala biasanya menentukan segmen IP Address,
setting server, membuat koneksi kabel, setting
wireless Access point sebagainya.
Pembangunan jaringan pada gedung bertingkat

a. Horizontal subsystem
 Mencakup instalasi pada suatu lantai tertentu,
 antar lantai tidak saling berhubungan

b. Vertical Horizontal subsystem


 menghubungkan beberapa horizontal distribution
subsystem yang terdapat pada beberapa lantai (gedung
bertingkat) yang berbeda,
 dalam satu gedung yang sama

 satu kesatuan infrastruktur jaringan yang terintegrasi


dan utuh.
Teknik Backbone
 digunakan untuk penggabungan beberapa jaringan lokal pada
masing-masing lantai dari bangunan bertingkat

 Efisiensi service pada teknik backbone


- Penggabungan lalu lintas (mengeliminasi path (saluran) yang
memilki tipe lalu lintas berbeda)
– Platform dengan bandwidth yang tinggi
– Rerouting dan redundancy
– Skala ekonomis
– Arsitektur untuk memperbaiki kerusakan atau gangguan sendiri
– Berbagi perlengkapan dan fasilitas antar berbagai lokasi
– Routing yang cerdas
– Bandwidth dinamik dengan alokasi sumber daya
– Topologi yang fleksibel dengan berbagai gaya desain
– Pengaturan jaringan yang terpusat maupun terdistribusi
– Fleksibilitas
Teknik Backbone
 teknik atau infrastruktur dalam sebuah jaringan komputer yang
menghubungkan beberapa jaringan lokal dan bagian-bagian jaringan
lainnya
 menyediakan path untuk dapat mengubah  paket informasi antara
LAN dan subnetwork yang beda
 dirancang untuk dapat membedakan antara network pada lokasi
sama, seperti area perkantoran.
 Kabel yang digunakan adalah jenis serat optik, kabel RG-58, atau
RG-8.
 Konektor yang digunakan adalah ST untuk serat optik, BNC untuk
kabel RG-58, dan AUI untuk kabel RG-8.
 mampu  memberikan tingkat stabilitas yang cukup memadai pada
jaringan-jaringan tersebut.
 semua jaringan berjalan secara independen namun masih dapat
bertukar data dalam jaringan terhubung.
 paling banyak digunakan
 dapat mencegah bottleneck yang terjadi pada server
Beberapa hal yang dapat diperhatikan sebelum
membangun jaringan Backbone antara lain :

 Penyediaan seluruh kebutuhan yang diperlukan untuk


membangun desain jaringan
 Perhatikan kapasitas yang diperlukan. Hal ini sangat tergantung
pada desain  output yang diinginkan.
 Pertimbangan setiap desain topologi dan teknologi yang
digunakan
 Platform yang digunakan sesuai dengan bandwidth yang
dimiliki
 Keuntungan penggunaan jaringan backbone :

 Mempunyai kecepatan transfer data mencapai


100Mbps sehingga dapat mengurangi terjadinya
peristiwa bottle neck.
 Jaringan backbone biasanya akan menggunakan teknik
dual ring sehingga memiliki fault tolerance yang sangat
tinggi.
 Jaringan backbone dapat mendukung lalu lintas data,
suara dan gambar.
 Lingkup jaringan dapat mencapai 100km.

  Kekurangan penggunaan jaringan backbone :


 Proses instalasi membutuhkan tenaga ahli khusus.
 Biaya instalasi dan perawatan masih relatif mahal.
Teknik Backbone 1

Teknologi Backbone RG-58

Teknologi Backbone RG-8


Teknik Backbone 2

Teknologi Backbone Serat Optik


2. Teknik Cascade

 pemasangan secara bertingkat.


 Konektor yang biasa digunakan adalah konektor utama pada hub yang
bersangkutan,
 misalnya BNC pada RG-58 hub dan RJ-45 pada UTP hub.

 Terdapat perbedaan level pada jaringan masing-masing lantai yang ada.


 Level yang paling tinggi (level 1) akan memiliki unjuk kerja yang paling baik,

 level yang paling bawah (level 4) memiliki unjuk kerja yang paling buruk.
TEKNIK CASCADE

UTP Cascade

RG-58 Cascade
Dalam konfigurasi jaringan backbone tidak dapat
menghubungkan lebih dari dua hub secara cascade, kecuali
menggunakan bridge.
3. Teknik Stack


Pengertian Stack adalah susunan. Dua hub atau
lebih diletakkan pada posisi bertumpuk satu sama
lain dan masing-masing dihubungkan dengan kabel
stack (kabel paralel 50 pin) dan konektor DB- 50
melalui stack port masing-masing hub.
3. Teknik Stack

DB 50 Connector
4. Teknik Bridge

Bridge adalah perangkat keras inter-jaringan jaringan


yang melakukan konversi lapisan pertama dan kedua
dari OSI.
Misalnya :
Dalam satu jaringan komputer lokal yang
menggunakan CSMA/CD pada lapisan kedua akan
dihubungkan dengan LAN, yang lain menggunakan
token ring pada lapisan keduanya, maka dibutuhkan
Bridge untuk menggabungkan kedua jaringan
Komputer Lokal tersebut sebagai Inter-jaringan.
4. TEKNIK BRIDGE
Perancangan Jaringan pada gedung bertingkat dengan teknik
backbone
Perancangan Jaringan pada gedung bertingkat dengan teknik
cascade
Perancangan Jaringan pada gedung bertingkat dengan
teknik Stack
Perancangan Jaringan pada gedung bertingkat dengan teknik
bridge
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai