Anda di halaman 1dari 7

PENUGASAN MPI4

MANAJENEMAN KASUS
PENYAKIT MENULAR
POTENSIAL KLB DAN WABAH

TIM GERAK CEPAT UPTD PUSKESMAS BATAUGA :


1. dr. Yuliana Diadi
2. Treza Miranti, SKM
3. Nur Hasanah
KASUS DIFTERI

1. Tatalaksana dan Pemantauan harian kasus yang sedang diisolasi dirumah


dan fasilitas khusus
2. Tata laksana kontak erat kasus yang dilakukan karantina rumah dan
fasilitas khusus
3. Tahapan sistem rujukan ( koordinasi dengan RS rujukan, evakuasi dan
transportasi kasus)
TATALAKSANA DAN PEMANTAUAN HARIAN KASUS YANG
SEDANG DIISOLASI DIRUMAH DAN FASILITAS KHUSUS

1. Menentukan diagnosis difteria berdasarkan gejala dan klinis. •


2. Pada kasus difteri tatalaksana dimulai dengan pemberian Anti Difteri Serum
(ADS) dan antibiotik tanpa perlu konfirmasi laboratorium (kultur baik
swab/apus tenggorok). •
3. Penderita difteria diisolasi sampai tidak menular yaitu 48 jam setelah
pemberian antibiotik. Namun tetap dilakukan kultur setelah pemberian
antibiotik.
4. Tatalaksana pada penderita difteri dewasa sama dengan tatalaksana penderita
difteri anak, yaitu sebagai berikut:
1. Pemberian Anti Difteri Serum (ADS)
2. Menegakkan diagnosis melalui kultur bakteri yang tepat
3. Pemberian antibiotika.
5. Perawatan suportif termasuk perhatian khusus untuk mempertahankan
patensi saluran napas bila terdapat membran laring atau faring ekstensif.
6. Observasi jantung ada/tidaknya miokarditis, gangguan neurologis, maupun
ginjal
7. Kortikosteroid dapat diberikan kepada penderita dengan gejala obstruksi
saluran nafas bagian atas, dan bila terdapat penyulit miokarditis diberikan
prednison 2 mg/KgBB selama 2 minggu kemudian diturunkan bertahap.
TATA LAKSANA KONTAK ERAT KASUS YANG DILAKUKAN
KARANTINA RUMAH DAN FASILITAS KHUSUS

1. Monitoring timbulnya gejala sakit tenggorok sampai 10 hari yang akan


2. Pemberian antibiotik sebagai kemoprofilaksis:
1. Benzathine Penicillin IM
2. Erytromicin oral
3. Setiap kelompok kontak erat memiliki Pemantau Minum Obat (PMO)
yang bertugas memastikan obat diminum setiap hari. PMO dapat berasal
dari petugas kesehatan, kader kesehatan, tokoh masyarakat, guru dan
sebaiknya tidak berasal dari keluarga
4. Jika timbul keluhan akibat pemberian kemoprofilaksis, keluarga kasus
agar segera membawa kasus ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.
5. Pemberian Imunisasi difteri kepada kontak erat dilakukan pada saat
penyelidikan epidemiologi, sesuai umur dan status Imunisasi
TAHAPAN SISTEM RUJUKAN ( KOORDINASI DENGAN RS
RUJUKAN, EVAKUASI DAN TRANSPORTASI KASUS)

1. Bila hasil swab tenggorok/hidung menunjukkan hasil positif dan


mengalami perburukan kondisi pasien, maka pasien dirujuk ke RS,
2. Tata laksananya itu mulai koordinasi dengan dokter,
3. Melakukan inform konsen bahwa pasien akan dirujuk
4. Jika keluarga pasien setuju, petugas akan menyiapkan rujukan, dan
kelengkapan berkas pasien
5. Menelfon RS rujukan dan mongkomunikasikan kondisi pasien yang akan
dirujuk
6. Menyiapkan APD petugas, dan ambulans
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai