Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK 3

1. PUSKESMAS TANJUNG MAKMUR (Didi Yudha Permana, Amd,kep, drg.Noviarni, Nelvayenti, Amd)
2. PUSKESMAS SITIUNG 1 (dr. Dwinanda Emira, Apriani Fitri, SKM, Delva Andriani)
3. PUSKESMAS SURANTIH (Riski Widodo, Norita Sofiyeni, Nover dandri Alami)
4. PUSKESMAS TIUMANG (dr. Diga Ana Rusfi, Hilda Pebrina, Amd.Kep, Alek Yandra Widodo, SKM)
DIFTERI
A. TATA LAKSANA DAN PEMANTAUAN HARIAN
KHUSUS YANG SEDANG ISOLASI DI RUMAH DAN
FASILITAS KHUSUS

• Difteri adalah salah satu penyakit yang sangat menular, dapat dicegah
dengan imunisasi, dan disebabkan oleh bakteri gram positif
Corynebacterium diptheriae strain toksin
• Penyakit ini ditandai dengan adanya peradangan pada tempat infeksi,
terutama pada selaput mukosa faring, laring, tonsil, hidung dan juga pada
kulit.
KRITERIA LABORATORIUM UNTUK DIAGNOSIS DIFTERI:

• Isolasi Corynebacterium diphteriae dari spesimen klinis, atau antibodi serum meningkat 4
kali atau lebih (hanya bila kedua sampel serum diperoleh sebelum pemberian toxoid difteri
atau antitoxin).
• Klasifikasi kasus difteri
o Kasus probable difteri adalah kasus yang memenuhi deskripsi klinis difteri
o Kasus konfirmasi difteri adalah kasus probable difteri yang dipastikan melalui pemeriksaan
laboratorium atau berhubungan secara epidemiologi dengan kasus terkonfirmasi laboratorium.
TATA LAKSANA

• Semua kasus yang memenuhi kriteria (probable difteri) harus diperlakukan sebagai difteri
sampai terbukti bukan.
PENGOBATAN
• Tujuan pengobatan penderita difteri adalah
menginaktivasi toksin yang belum terikat
secepatnya,  mencegah  dan  mengusahakan  agar
 penyulit  yang  terjadi  minimal, mengeliminasi C.
diphtheriae untuk mencegah penularan serta
mengobati infeksi penyerta dan penyulit difteri.
UMUM
• Pasien diisolasi sampai masa akut terlampaui dan biakan hapusan tenggorok negatif 2 kali
berturut-turut  dengan  jarak  24  jam.  Pada  umumnya  pasien  tetap  diisolasi  selama  2-
3 minggu. Istirahat tirah baring selama kurang lebih 2-3 minggu, pemberian cairan serta
diet yang adekuat.
B. TATALAKSANA KONTAK ERAT KASUS YANG
DILAKUKAN KARANTINA RUMAH DAN FASILITAS
KHUSUS
1. Siapapun yang kontak erat dengan difteri dalam 7 hari terakhir dianggap tertular
2. Kontak erat penderita dan karier meliputi:
1. Anggota keluarga serumah
2. Teman, kerabat, pengasuh yang secara teratur mengunjungi rumah
3. Kontak cium/ seksual
4. Teman disekolah, teman les, teman mengaji, teman bekerja
5. Petugas Kesehatan, dilapangan dan di RS

3. Semua kontak erat harus diperiksa adanya gejala difteri serta diawasi setiap hari -selama 7 hari dari tanggal
terakhir kontak dengan kasus.
4. Status imunisasi kontak ditanyakan dan dicatat.
B. TATALAKSANA KONTAK ERAT KASUS YANG DILAKUKAN
KARANTINA RUMAH DAN FASILITAS KHUSUS

5. Pemberian Profilaksis dilakukan dengan antibiotika Erytromisin (etyl suksinat) dengan dosis 50
mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 kali pemberian selama 7 hari.
6. Tunjuk pengawas minum obat (PMO) selama periode pemberian tersebut (orang tua, kader, bidan,
tokoh masyarakat)
7. Bila kontak yang positif (karier) dan setelah diberikan prophilaksis selama 7 hari kemudian
diperiksa laboratorium kembali ternyata masih positip maka pemberian prophilaksis dilanjutkan
kembali selama 7 hari. Jika masih positif maka dilakukan test resistensi dengan mengganti jenis
antibiotika yang sensitif.
C. TAHAPAN SISTEM RUJUKAN PASIEN DIFTERI

1. Lengkapi data pasien yang akan dirujuk


2. Lampirkan surat informed consent pasien
3. Komunikasikan rujukan oleh dokter perujuk kepada dokter rumah sakit rujukan
4. Lampirkan fotocopy dokumen medik penderita, termasuk hasil penunjang (bila ada)
5. Petugas dan pengemudi mengantar penderita harus menggunakan APD dan ambulance
dengan pembatas
6. APD dilepaskan dan dibuang di RS rujukan sesuai PPI
thank you

Anda mungkin juga menyukai