Anda di halaman 1dari 48

SISTEM PERNAFASAN

Dr Devi Nuraini Santi MKes


2
Tujuan :
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan mahasiswa
mampu :

Menjelaskan pengertian pernafasan dengan benar


Menjelaskan fungsi pernafasan dengan benar
Menjelaskan fisiologi saluranpernafasn dengan benar
Menjelaskan saluran pernafasan dengan benar
Menjelaskan rongga hidung dengan benar
Menjelaskan laring dengan benar
Menjelaskan trakea dengan benar
Menjelaskan percabangan bronkus dengan benar
Menjelaskan paru-paru (Bronkiolus, alveolus) dengan
benar
Menjelaskan proses terjadinya pernafasan dengan
benar
Menjelaskan pengaturan dan pengendalian
pernafasan dengan benar
Menjelaskan bentuk dari pernafasan dengan benar
Menjelaskan transportasi (pertukaran gas) dengan
benar
Menjelaskan volume dan kapasitas paru dengan benar
Menjelaskan kecepatan pernafasan dengan benar
Sistem respirasi berperan untuk menukar udara
kepermukaan dalam paru-paru. Udara masuk dan
menetap dalam sistem pernafasan dan masuk dalam
sistem pernafasan sehingga trakea dapat melakukan
dapat melakukan penyaringan, penghangatan dan
melembabkan udara yang masuk juga melindungi
permukaan organ yang lembut/peka/sensitive.
Hantaran tekanan menghasilkan udara di paru-paru
melalui saluran pernafasan atas.
ALAT-ALAT PERNAFASAN
HIDUNG/NASAL
CAVUM NASI (RONGGA HIDUNG)
PHARYNX
LARYNX
TRACHEA
BRONCHUS
PULMO (PARU)
PLEURA (Selaput pembungkus paru)
HIDUNG/NASAL
NARES EXTERNA
(LUBANG HIDUNG
LUAR)
SEPTUM NASI
(SEKAT RONGGA
HIDUNG)
CAVUM NASI
(RONGGA
HIDUNG)
SEPTUM NASI
TDD BAGIAN TULANG RAWAN & TULANG KERAS
YG TIPIS
MEMBENTANG DARI RONGGA HIDUNG KE
LUBANG HIDUNG LUAR
BATAS SAMBUNGAN TLG RAWAN DG TULANG
KERAS TSB MUDAH BERDARAH
(MIMISAN/EPISTAKSIS) & MUDAH
ROBEK/PERFORASI
CAVUM NASI/Rongga Hidung
TDD 2 RUANG, DIPISAHKAN O/ SEPTUM NASI
DIPISAHKAN DARI RONGGA MULUT (CAVUM
ORIS) OLEH PALATUM DURUM (LANGIT-LANGIT
KERAS)
GAGAL TERBENTUK PALATUM WKT FETUS
DISEBUT PALATOSCHIZIS
KE BELAKANG BERAKHIR PADA CHOANA,
BERLANJUT MJD PHARYNG (NASOPHARYNG)
TERDAPAT PENONJOLAN TULANG DI LATERAL,
DISEBUT CONCHA NASALIS (TULANG TURBIN)
TDPT UJUNG SALURAN TUBA EUSTACHIUS
MENUJU LIANG TELINGA TENGAH/MEDIA
Cavum Nasi / Rongga Hidung
Rongga hidung dilapisi selaput lendir/mucosa
yang sangat kaya pembuluh darah, dan
bersambung dengan lapisan didalam rongga
sinus . Semua sinus yang mempunyai lubang
masuk kedalam rongga hidung.
Rongga hidung sendiri berfungsi
sebagai berikut :
Bekerja sebagai saluran udara pernafasan .
Sebagai penyaring udara pernafasan yang
dilakukan oleh bulu-bulu hidung.
Dapat menghangatkan udara pernafasan oleh
mukosa rongga hidung
Membunuh kuman-kuman yang masuk,
Rongga hidung dan nasopharing
berhubungan dengan :
Sinus paranasalis, yaitu rongga-rongga pada
tulang cranial. Berhubungan dengan rongga
hidung melalui ostium (lubang) terdapat
beberapa sinus paranasalis: sinus maksilaris ,
sinus frontalis ,sinus ethmoidalis dan sinus
sphenoidalis.
Duktus nasolacrimalis, yang menyalurkan air
mata kedalam hidung.
Tuba eustachius , yang berhubungan dengan
ruang telinga bagian tengah.
CONCHA NASALIS
(TULANG TURBIN HIDUNG)
 TDD 3 CONCHA (SUPERIOR, MEDIA &
INFERIOR)
 TDPT SALURAN UDARA DIBAWAH TIAP
CONCHA DISEBUT MEATUS NASI
 BERFUNGSI MEMBUAT UDARA
BERPUTAR & BERSENTUHAN DG
MUKOSA LEBIH LAMA, SHG
MENSTABILKAN SUHU & KONTAK DG
SARAF PENCIUMAN (N. OLFACTORIUS)
SINUS PARANASALIS
(SINUS HIDUNG)
DILAPISI OLEH MUKOSA
HIDUNG
BERMUARA KE RONGGA
HIDUNG
MENGHANGATKAN UDARA
INSPIRASI (TARIKAN NAFAS)
TDD :
SINUS MAXILLARIS
SINUS FRONTALIS
SINUS ETHMOIDALIS
SINUS SPHENOIDALIS
LARYNX
TDD KERANGKA TULANG
RAWAN, JARINGAN IKAT,
OTOT-OTOT SERTA
MEMBRAN
KERANGKA TLG RAWAN
TDD :
CARTILAGO TYROIDEA
CARTILAGO CRICOIDEA
CARTILAGO
ARYTENOIDEA
Laring
Laring berperan untuk pembentukan suara dan untuk
melindungi jalan nafas terhadap masuknya makanan
dan cairan. Laring dapat tersumbat, antara lain oleh
benda asing (gumpalan makanan), infeksi(misalnya
difteri) dan tumor.
Epiglottis, merupakan katup tulang rawan untuk
menutup larynx sewatu orang menelan. Bila waktu
makan kita berbicara (epiglottis terbuka), makanan
bisa masuk ke larynx (keselek) dan terbatuk-batuk.
Pada saat bernafas epiglottis terbuka tapi pada saat
menelan epiglottis menutup laring. Jika masuk ke
laring maka akan batuk dan dibantu bulu-bulu getar
silia untuk menyaring debu, kotoran-kotoran.
Jika bernafas melalui mulut udara yang masuk ke
paru-paru tak dapat disaring, dilembabkan atau
dihangatkan yang menimbulkan gangguan tubuh
dan sel-sel bersilia akan rusak misalnya oleh
adanya gas beracun dan dehidrasi.
Pita suara, terdapat dua pita suara yang dapat
ditegangkan dan dikendurkan, sehingga lebar sela-
sela antara pita-pita tersebut berubah – ubah
sewaktu bernafas dan berbicara. Selam pernafasan
pita suara sedikit terpisah sehingga udara dapat
keluar masuk.
21
TRACHEA
(BATANG TENGGOROKAN)
PANJANG 10-12 CM
TERBENTANG ANTARA LARYNX &
BRONCHUS
FUNGSI MEMPERTAHANKAN ALIRAN
UDARA
DINDING BAGIAN DEPAN & SAMPING
TDD CINCIN TULANG RAWAN
DIBELAKANGNYA TDPT OESOPHAGUS
BERCABANG 2 MENJADI BRONCHUS
KI/KA SETINGGI ANGULUS STERNI
Percabangan Bronkus
Bronkus, merupakan percabangan trachea. Setiap
bronkus primer bercabang 9 sampai 12 kali untuk
membentuk bronki sekunder dan tersier dengan
diameter yang semakin kecil. Struktur mendasar
dari paru-paru adalah percabangan bronchial yang
selanjutnya secara berurutan adalah bronki,
bronkiolus, bronkiolus terminalis, bronkiolus
respiratorik, duktus alveolar, dan alveoli. Dibagian
bronkus masih disebut pernafasan extrapulmonar
dan sampai memasuki paru-paru disebut
intrapulmonar.
BRONCHUS PRIMER KANAN
LEBIH PENDEK, LEBIH LUAS & LEBIH
VERTIKAL DIBANDING YANG KIRI
BENDA ASING YANG MASUK MELALUI
TRACHEA LEBIH SERING MASUK KE
BRONCHUS INI
BERCABANG MENJADI 3 :
BRONCHUS LOBARIS SUPERIOR
BRONCHUS LOBARIS MEDIUS
BRONCHUS LOBARIS INFERIOR
BRONCHUS PRIMER KIRI
MENYILANG DI
DEPAN
OESOPHAGUS
BERCABANG
MENJADI 2 :
BRONCHUS
LOBARIS SUPERIOR
BRONCHUS
LOBARIS INFERIOR
PULMO
(PARU-PARU)
SELALU MENYESUAIKAN THD PERUBAHAN
BENTUK RONGGA DADA/DIAFRAGMA

TERUS MENERUS MENGEMBANG

TEMPAT KELUAR MASUKNYA BRONCHUS,


ARTERI/VENA PULMONALIS, LIMFE & SARAF
MELALUI HILLUS PULMONALIS
PULMO DEXTRA
(PARU-PARU KANAN)
LEBIH BERAT & LEBIH PENDEK DARI YANG
KIRI KRN JANTUNG LEBIH MENONJOL KE
KIRI
DIBAGI MENJADI 3 LOBUS (SUPERIOR,
MEDIUS & INFERIOR)
LOBUS SUPERIOR & MEDIUS DIPISAHKAN
O/ FISSURA OBLIQUA
LOBUS MEDIUS & INFERIOR DIPISAHKAN
O/ FISSURA HORISONTALIS
MEMPUNYAI 10 SEGMEN
PULMO SINISTRA
(PARU-PARU KIRI)
MEMPUNYAI 2 LOBUS
(SUPERIOR & INFERIOR),
DIPISAHKAN O/ FISSURA
OBLIQUA
MEMPUNYAI SATU
LINGULA PULMONALIS,
YAITU BGN SPT LIDAH
PADA LOBUS
SUPERIORNYA
ALVEOLUS
TEMPAT TERJADINYA PERTUKARAN GAS
PLEURA
(SELAPUT PARU)
MERUPAKAN SUATU SELAPUT TIPIS
MEMPUNYAI RONGGA SEMPIT DI
TENGAH (CAVUM PLEURA) YG
MENGANDUNG CAIRAN PELUMAS AGAR
MEMUDAHKAN GERAKAN PARU-PARU
MELAPISI PARU-PARU DISEBUT PLEURA
VISCERALIS
MELAPISI DINDING RONGGA DADA
DISEBUT PLEURA PARIETALIS
Fungsi pernapasan adalah :
pertukaran O2 dan CO2 pd kapiler paru

Pengaturan suhu tubuh


Phonation (suara)
Membantu pengaturan pH darah
Pembuangan air (uap air)
PROSES TERJADINYA PERNAFASAN
Pernafasan adalah proses inspirasi udara kedalam
paru-paru dan ekspirasi udara dari paru-paru
kelingkungan luar tubuh. Inspirasi terjadi bila
muskulus diafragma telah dapat rangsangan dari
nervus phrenikus lalu mengkerut/kontraksi,
mendatar. Saat ekspirasi otot diagprahma akan
kendor/relaxasi lagi dan dengan demikian rongga
dada menjadi kecil kembali maka udara didorong
keluar. Jadi proses respirasi terjadi karena adanya
perbedaan tekanan antara rongga pleura dan paru-
paru
35
PENGATURAN DAN PENGENDALIAN
PERNAFASAN
Mekanisme pernafasan diatur dan dikendalikan oleh 2
faktor utama yaitu faktor kimiawi dan pengendalian oleh
saraf.
Kendali Kimiawi
Faktor kimiawi adalah faktor utama dalam
pengendalian dan pengaturan frekwensi, kecepatan dan
dalamnya gerakan pernafasan. Pusat pernafasan di
susunan syaraf sangat peka pada reaksi kimia.
Karbondioksida adalah produk asam dari metabolisme,
yang merangsang pusat pernafasan untuk mengirim
keluar impuls saraf yang bekerja atas otot pernafasan.
Kendali syaraf
Pernafasan dikendalikan oleh sel-sel saraf dalam
susunan retikularis dibatang otak terutama pada
medulla oblongata. Sel-sel ini mengirim impuls
menuruni medulla spinals, kemudian melalui saraf
phrenikus ke diafragma, dan melalui saraf-saraf
interkostalis ke otot-otot inter-kostalis.
Jadi pusat pernafasan ialah suatu pusat otomatik di
dalam medula oblongata yang mengeluarkan impuls
eferen ke otot pernafasan. impuls aferen yang
dirangsang oleh pemekaran gelembung udara/alveoli
yang diantarkan oleh saraf vagus kepusat pernafasan
didalam medula oblongata
38
BENTUK DARI PERNAFASAN
Bentuk dari pernafasan secara garis besar dibagi 2 bagian yaitu:

1. Proses pernafasan pulmonal atau paru-paru (external)


Ventilasi pulmonal atau gerak pernafasan yang menukar udara dalam
alveoli dengan udara luar, apabila ventilasi kurang baik maka pernafasan
tidak baik atau terganggu. Jumlah udara yang mencapai alveoli pada
volume pernafas­an semenit 6 liter adalah 500 minus 150 ml kali 12
pernafas­an/menit atau 4,2 liter/ menit. Pernafasan yang cepat dan
dangkal mengakibatkan ventilasi yang lebih sedikit dari pada pernafasan
lambat dan dalam pada volume pernafasan semenit yang sama. Semua
proses ini diatur sehingga darah dari paru-paru menerima jumlah tepat
CO2 dan O2 Jika gerak badan lebih banyak darah dari paru-paru membawa
banyak CO2 dan konsentrasinya dalam darah arteri bertambah. Hal ini
merangsang pusat pernafasan dalam otak untuk memperbesar kecepatan
dan dalamnya pernafasan. Penambahan vertilasi yang baik akan
mengeluarkan CO2 dan mengambil lebih banyak O2.
2. Pernafasan jaringan (interna)
Ikatan O2 + Hb dari jantung dipompa keseluruh tubuh.
Tiap sel mengambil O2 untuk proses metabolisme dan
darah menerima hasil buangan CO2 dari jantung dan
paru keluar.
Darah merah (Hemoglobin) yang banyak mengandung
oksigen dari seluruh tubuh masuk kedalam jaringan
akhirnya mencapai kapiler, darah mengeluarkan CO 2
dalam jaringan, mengambil CO2 untuk dibawa ke para-
paru dan di paru-paru terjadi pernafasan eksterna.
Pernafasan Tingkat sel adalah Penggunaan O 2 oleh sel-sel
tubuh untuk produksi energi dan pelepasan produksi
CO2 oleh sel-sel tubuh.
Ventilasi paru (Pulmonary Ventilation)
Eupnea : bernapas tenang yg melibatkan diaphragm dan
otot-otot intercostals. Apnoe=henti napas. Dispnoe= sesak
Hyperpnea : bernapas kuat. Di sini otot-otot asesoris
(tambahan) menjadi aktif selama gerakan inspirasi dan
expirasi.
Ventilasi alveolar (Alveolar ventilation) : jumlah udara
mencapai alveoli perminute.
Kapasitas vital (vital capacity/VC) =
tidal volume (TV) + expiratory reserve volume (ERV) +
inspiratory reserve volume (IRV)
Volume udara yg tiggal di paru pada akhir maximum
expiration adalah residual volume.
41
Vol. Pernapasan dan Uji Fungsi Pernapasan
4 Vol. pernapasan : tidal (TV), inspiratory reserve (IRV),

expiratory reserve (ERV) dan residual (RV).


4 Kapasitas pernapasan : vital (VC), functional residual

(FRC), inspiratory (IC) dan total lung (TLC).


Volume dan Kapasitas pernapasan dpt diukur dgn

spirometry.
Anatomical dan alveolar dead space (ruang rugi) :
sejumlah udara inspirasi yg mengisi saluran penghantar
pernapasan dan tidak berperan pd pertukaran gas ;
anatomical dead space = 150 mL.
42
1. Volume
a. Volume tidal (VT), yaitu volume udara yang masuk dan keluar
paru-paru selama ventilasi normal biasa. Nilai VT pada dewasa
normal sekitar 500 ml untuk laki-laki dan 380 ml untuk perempuan.
b. Volume cadangan inspirasi (VCI/IRV), yaitu volume udara extra
yang masuk ke paru-paru dengan inspirasi maximum di atas
inspirasi tidal. CDI berkisar 3100 ml pada laki-laki dan 1900 ml pada
perempuan.
c. Volume cadangan expirasi (VCE/ERV), yaitu volume extra udara
yang dapat dengan kuat dikeluarkan pada akhir ekspirasi tidak
normal. VCE berkisar 1200 ml pada laki-laki dan 800 ml pada
perempuan.
d. Volume residual (VR/RV), yaitu volume udara sisa dalam paru-
paru setelah melakukan expirasi kuat. Rata-rata pada laki-laki
sekitar 1200 ml dan pada perempuan 1000 ml. Volume residual
penting untuk kelangsungan aerasi dalam darah saat jeda
pernafasan.
Pertukaran dan Transport Gas
Darah pd kapiler perifer membawa oxygen dan carbon
dioxide.
Transport kedua gas oleh darah melibatkan reaksi
“completely reversible”.
Di luar batas normal tekanan oxygen pd tubuh,
perobahan kecil tekanan O2 akan menimbulkan
perogahan besar pd jumlah oxygen yg terikat atau
dilepas.
Pd tekanan O2 alveolar, saturasi hemoglobin hampir
penuh (98%).
44
Pertukaran dan Transport Gas
O2
1) 98% berikatan dgn Hb
2) 1-2% larut pd plasma

CO2
3) 70% as bicarbonate (HCO3-)
4) 23% on Hb
5) 7% larut pd plasma

45
Transport Oksigen
Oksigen tidak terlalu mudah larut dalam air dan tidak cukup
mudah dibawa dalam larutan air sederhana untuk
mempertahankan kehidupan jaringan. Sehingga sekitar 97%
oksigen dalam darah di bawah eritosit yang telah berikatan
dengan hemoglobin (Hb), 3% sisanya larut dalam plasma.
Hemoglobin merupakan kombinasi antara haeme (suatu ikatan
besi-purfirin) dan globin (suatu protein), Hemoglobin berikatan
dengan oksigen membentuk oksihemoglobin (HbO2).
Setiap molekul dalam keempat molekul besi dalam hemoglobin
berikatan dengan satu molekul oksigen untuk membentuk
oksihemoglobin (HbO2) yang berwarna merah tua. Setiap sel
darah merah mengandung 280 juta molekul hemoglobin dan
setiap gram hemoglobin dapat mengikat 1,34 ml oksigen dan 100
ml darah rata-rata mengandung 15 gram hemoglobin untuk
maksimum 20 ml O2 per 100 ml darah (15 X 1, 34).
Dalam darah vena, PO2 mencapai 40 mmhg dan
hemoglo­bin masih 75% jenuh. Hal ini menunjukkan
darah hanya melepas sekitar seperempat muatan
oksigennya saat melewati jaringan. Hal ini
memberikan rentang keamanan yang tinggi jika
sewaktu-waktu pernafasan terganggu atau kebutuhan
oksigen jaringan meningkat
Transpor Karbondioksida
Didalam jaringan tubuh konsentrasinya relatif tinggi,
karbondioksida berkombinasi dengan air dalam korpus
sel darah merah untuk membentuk ion-ion bikarbonat.
Bila ion-ion bikarbonat mencapai paru-paru konsentrasi
karbondioksida relatif rendah, terbentuk kembali
karbondioksida dan air, dan karbondioksida dilepaskan
sebagai gas. Karbondioksida yang berdifusi darah dari
jaringan di bawah keparu-paru melalui cara sebagai
berikut sebagian kecil karbondioksida (7% - 8%) tetap
larut dalam plasma, karbondioksida yang tersisa bergerak
kedalam sel darah merah, dimana 25% nya bergabung
dalam bentuk reversible yang tidak kuat dengan gugus
amino dibagian giobin pada hemoglobin untuk
membentuk karbaminohemoglobin.
49

Anda mungkin juga menyukai