Anda di halaman 1dari 25

ANATOMI SALURAN PERNAFASAN

ANATOMI SALURAN PERNAFASAN

 Saluran pernapasan dari hidung sampai bronkiolus dilapisi oleh


membran mukosa yang bersilia.
 Udara masuk hidung disaring, dihangatkan dan
dilembapkan mukosa respirasi yang terdiri dari epitel
torak bertingkat , bersilia dan ber-sel goblet.

 Panas yang disuplai ke udara inspirasi berasal dari jaringan


dibawahnya yang kaya akan pembuluh darah.

 Jadi udara - faring  hampir bebas debu, bersuhu


mendekati suhu tubuh, dan kelembapannya mencapai 100 %.
FARING  LARING
 Udara mengalir dari faring ke laring.
 Laring  cincin tulang rawan yang
dihubungkan oleh otot dan mengandung pita
suara  trakea dan dinamakan glotis.
 Pada waktu menelan larig bergerak keatas
menutup glotis untuk mengarahkan makanan
dan cairan masuk ke dalam osefagus.
 Namun jika masih ada benda asing melampui
glotis, maka laring yang mempunyai fungsi
batuk akan membantu menghalau benda dan
sekret keluar dari saluran nafas bawah.
LARING  TRAKEA
 Trakea disokong oleh cincin tulang rawan
dengan panjang kurang lebih 5 inci.
 Tempat dimana trakea bercabang menjadi
bronkus utama kanan dan kiri dikenal
sebagai karina, yang banyak memiliki syaraf
dan dapat menyebabkan bronkospasme dan
batuk yang kuat jika dirangsang.
TRAKEA  BRONKUS

 Bronkus kanan lebih pendek dan lebih lebar


Sebaliknya bronkus kiri lebih panjang, dan lebih
sempit
 Bronkus kiri dan kanan bercabang lagi menjadi
bronkus lobaris  brokus segmentalis bronkiolus
terminalis, yaitu saluran udara kecil yang tidak
mengandung alveoli.
 Bronkiolus tidak diperkuat leh cincin tulang rawan
tetapi oleh otot polos sehingga ukurannya dapat
berubah.
BRONKUS  ALVEOLUS
 bronkiolus terminalis  asinus yaitu unit
fungsional paru –paru yang menjadi tempat
pertukaran gas.

 Asinus terdiri dari (1) bronkiolus respiratorius yang


terkadang memiliki elveoli pada dindingnya, (2)
duktus alveolaris seluruhnya dilapisi oleh alveoli,
(3) sakus alveolus terminalis merupakan struktur
akhir paru paru.

 Alveolus dipisahkan dari alveolus didekatnya oleh


dinding tipis, septum. Lubang kecil pada dinding
ini disebut pori pori kohn , yang memungkinkan
komunikasi antara sakus alveolus terminalis.
ALVEOLUS

 Dalma setiap paru pru terdapat 300


juta alveolus dengan luas sebuah
lapangan tenis.

 Alveolus dilapisi oleh zat lipoprotein


 surfaktan  mengurangi tegangan
permuaan an mengurangi resistensi
terhadap pengembangan pada waktu
inspirasi dan mencegah kolaps
alveolus pada waktu ekspirasi.
RONGGA DADA
 Paru paru kanan dibagi menjadi 3 lobus
sedangkan paru paru kiri dibagi menjadi 2
lobus,
 paru kanan menjadi 10 segmen sedangkan
paru kiri dibagi menjadi 9 segmen.
 Pleura parietalis melapisi dinding rongga
dada &pleura viseralis melpaisi setiap
paru paru.
 Diantara keduanya terdapat cairan pleura
 mempermudah kedua permukaan itu
bergerak selama pernapasan dan untuk
mencegha pemisahan torak dan paru paru.
 Tekana dalam rongga pleura lebih rendah
dari atmosfer untuk mencegah kolaps paru
paru
FISIOLOGI PERNAFASAN

 TAHAP I : VENTILASI
 TAHAP II : TRANSPORTASI
 TAHAP III : RESPIRASI SEL ATAU
INTERNA
VENTILASI
Udara bergerak keluar masuk parau paru karena ada
selisih tekana antara atmosfer dan alveolus.
INSPIRASI  diafragma turun dan iga terangkat akibat
kontraksi otot

volume torak bertambah besar

penurunan tekanan intrapleura sekitar -4 mmhg menjadi -8


mmhg bila paru paru mengembang selama inspirasi.

tekanan intrapulmonal atau tekanan saluran udara


menurun sampai sekitar -2 mmhg dari 0 mmhg pada
waktu mulai inspirasi.

Selisih tekanan udara antara saluran udara dan atmosfer


 udara mengalir ke dalma paru paru sampai
tekanan saluran udara hampir sama lagi dengan
atmosfer.
VENTILASI
ekpirasi

gerakan pasif akibat elastisitas dinding dada dan paru


paru.

Dinding dada turun dan diafragma naik ke atas,


menyeybaban volume thorak berkurang.

peningkatan tekanan intrapleura dan intrapulmonal


mencapai 1 – 2 mmhg diatas tekanan atmosfer.

Selisih tekanan saluran udara dan atmosfer menjadi


terbalik  udara mengalir keluar paru paru sampai
tekanna saluran udar dan atmosfer hampir sama.
TRANSPORTASI -- DIFUSI
 DIFUSI gas membran alveolus-kapiler yang tipis.

 Kekuatan pendorongnya adalah sleisih tekanan


parsial antara darah dan fase gas.
 Tekanan parsial oksigen dalma atmosfer pada
permukaan laut besarnya 149 mmhg  Oksigen di
inspirasi dan sampai alveolus maka tekana parsial
ini akan mengalami penurunan sampai sekitar 103
mmhg.

 Karena tekanan parsial oksigen dlama kapiler lebih


rendha dari pada tekanan alveolus (PAO2 : 103
mmhg) maka oksigen dapat dengan mudah berdifusi
ke dalam aliran darah.
 Perbedaab tekana CO 2 yang relatif lebih
rendah dari alveolus menyeybabkan
karbondioksida berdifusi ke dlam alveolus.
Karbondioksida ini kemudian dikeluarkan
ke atmosfer.
 CO2 dapat melintasi alveolus kira kira 20
kali lebih cepat dibanding O2 karena daya
larutnya lebih cepat.
VENTILASI – PERFUSI : TRANSPOR OKSIGEN
 Oksigen dapat diangkut dari paru paru ke jaringan
jaringan melalui 2 jalan : seara fisik larut dalam plasma,
atau secar kimia berikatan dengan hemoglobin sebagai
oksihemoglobin (HbO2)

 Dari plasma oksegen akan berdisosiasi dari hemoglobin


dan berdifusi ke dalam sel sel jaringan tubuh untuk
memenuhi kebutuhan jaringan yang bersangkutan.
 Hemoglobin yang telah melepaskan oksigen pada
timgkat jaringan disbeut hemoglobin tereduksi (Hb) 
ungu dan menyeybabkan warna kebiruan pada darah
vena.

 oksihemoglobin (hemoglobin yang berikatan dengan


oksigen) berwarna merah terang  warna kemerah-
merahan pada darah arteri.
TRANSPORT KARBONDIOKSIDA DALAM DARAH

 Transpor karbondioksida dari jaringan ke


paru paru untuk dibuang dilakukan dengan
3 cara :
 10 % larut dalam plasma,
 20 % berikatan dengan gugus amino pada
hemoglobin (karbaminohemoglobin), dalam sel
darah merah
 70 % diangkut dalam bentuk bikarbonat plasma.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN GANGGUAN RESPIRASI
PENGKAJIAN
 Keluhan Utama :
Mayor : Dispnea, Orthopnea
Minor : Lelah, Fokus meningkat pada pernafasan,
Gelisah, Pusing, Penglihatan kabur
 Riwayat Penyakit Dahulu :
TBC, PPOK, trauma thoraks, Asma
 Riwayat Penyakit sekarang :
Penyakit yang terkait pada ganggusan sistem pernafasan
(Cedera kepala, stroke, bedah jantung, cardiac arrest)
DATA OBJEKTIF

Pemeriksaan Fisik
 Inspeksi

Batuk tidak efektif, tidak mampu batuk, sputum berlebih, frekuensi nafas
meningkat, Nafas cuping hidung, penggunaan otot bantu pernafasan,
nafas dangkal, Cuping hidung, warna kulit abnormal (pucat, kebiruan),
kesadaran menurun
 Palpasi

Pengembangan dinding thorak, tactil fremitus, palpasi seluruh dinding


dada (ada nyeri, benjolan dll)
 Perkusi

Suara normal paru : Resonan, suara abnormal paru : pekak


 Auskultasi

Suara normal paru : vesikuler, bronchovesikuler, brochial


Suara abnormal paru : ronchi, wheezing, dll
Pemeriksaaan Penunjang
 Pemeriksaan darah rutin (LED, IGRA)

 Pemeriksaan dahak/sputum

 Test fungsi paru dengan spirometry

 Rontgen paru

 Analisa Gas Darah

 dll
MASALAH KEPERAWATAN
 Bersihan Jalan nafas tidak efektif
 Gangguan penyapihan ventilator
 Gangguan Pertukaran gas
 Gangguan Ventilasi spontan
 Pola Nafas tidak efektif
 Risiko Aspirasi
CO/ : BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF

Gejala dan tanda Mayor


 DO : Batuk tidak efektif, tidak mampu batuk,

sputum berlebih, mengi,wheezing dan ronchi


kering

Gejala dan tanda Minor


 DS : Dyspnoe, sulit bicara, Ortopnea

 DO : Gelisah, sianosis, bunyi napas menurun,

frekuensi nafas berubah, pola nafas berubah


INTERVENSI
Co/ Bersihan Jalan Nafas

Intervensi utama
 Latihan batuk efektif

 Manajemen jalan nafas

 Pemantauan respirasi

Intervensi pendukung
 Dukungan kepatuhan

 program pengobatan

 Edukasi fisioterapi dada

 Edukasi pengkuran respirasi

 dll
MANAJEMEN JALAN NAFAS

Observasi Terapeutik
 Pertahankan kepatenan jalan napas
 Monitor pola napas dengan head-tilt dan chin-lift (jaw-
(frekuensi, kedalaman, thrust jika curiga trauma cervical)
usaha napas)  Posisikan semi-fowler atau fowler
 Berikan minum hangat
 Monitor bunyi napas  Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
tambahan (mis.  Lakukan penghisapan lender
Gurgling, mengi, kurang dari 15 detik
weezing, ronkhi kering)  Lakukan hiperoksigenasi sebelum
penghisapan endotrakeal
 Monitor sputum  Berikan oksigen, jika perlu
(jumlah, warna, aroma)
Edukasi Kolaborasi
 Anjurkan asupan cairan  Kolaborasi pemberian

2000 ml/hari, jika tidak bronkodilator,


kontraindikasi. ekspektoran, mukolitik,
 Ajarkan teknik batuk jika perlu.
efektif

Anda mungkin juga menyukai