TAHAP I : VENTILASI
TAHAP II : TRANSPORTASI
TAHAP III : RESPIRASI SEL ATAU
INTERNA
VENTILASI
Udara bergerak keluar masuk parau paru karena ada
selisih tekana antara atmosfer dan alveolus.
INSPIRASI diafragma turun dan iga terangkat akibat
kontraksi otot
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Batuk tidak efektif, tidak mampu batuk, sputum berlebih, frekuensi nafas
meningkat, Nafas cuping hidung, penggunaan otot bantu pernafasan,
nafas dangkal, Cuping hidung, warna kulit abnormal (pucat, kebiruan),
kesadaran menurun
Palpasi
Pemeriksaan dahak/sputum
Rontgen paru
dll
MASALAH KEPERAWATAN
Bersihan Jalan nafas tidak efektif
Gangguan penyapihan ventilator
Gangguan Pertukaran gas
Gangguan Ventilasi spontan
Pola Nafas tidak efektif
Risiko Aspirasi
CO/ : BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF
Intervensi utama
Latihan batuk efektif
Pemantauan respirasi
Intervensi pendukung
Dukungan kepatuhan
program pengobatan
dll
MANAJEMEN JALAN NAFAS
Observasi Terapeutik
Pertahankan kepatenan jalan napas
Monitor pola napas dengan head-tilt dan chin-lift (jaw-
(frekuensi, kedalaman, thrust jika curiga trauma cervical)
usaha napas) Posisikan semi-fowler atau fowler
Berikan minum hangat
Monitor bunyi napas Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
tambahan (mis. Lakukan penghisapan lender
Gurgling, mengi, kurang dari 15 detik
weezing, ronkhi kering) Lakukan hiperoksigenasi sebelum
penghisapan endotrakeal
Monitor sputum Berikan oksigen, jika perlu
(jumlah, warna, aroma)
Edukasi Kolaborasi
Anjurkan asupan cairan Kolaborasi pemberian