Anda di halaman 1dari 7

KEBIJAKAN PEMERINTAH

KOLONIAL MASA HERMAN


WILLEM DAENDELS
KELOMPOK 1

1. Syahrul Diemas Nurjaman


2. Warda Aulia
3. Waldi Gunawan
Herman William Daendels  menjabat sebagai gubernur jendral di Indonesia pada tahun 1808-1811.
Pada tahun 1808, Louis Napoleon dari Perancis menunjuk Daendels ke Batavia untuk menjadi
gubernur jendral di Indonesia. Dalam buku Sejarah Indonesia Modern (2005) karya M.C Ricklefs,
tugas utama Daendels sebagai gubernur jendral adalah memperkuat pertahanan Jawa sebagai
basis militer Perancis untuk melawan pasukan Inggris di kawasan Samudra Hindia.
• Kebijakan Politik dan Pemerintahan
Daendels melakukan perubahan yang mendasar dan menyeluruh pada sistem politik dan
pemerintahan Indonesia. Pada awal pemerintahan, Daendels melakukan reorganisasi sistem
pemerintahan dan birokrasi di Jawa. Daendels menerapkan sistem pemerintahan sentralisasi
kekuasaan dan menjadikan Batavia sebagai pusat kekuasaan. Berikut merupakan kebijakan
Daendels dalam bidang politik dan pemerintahan :
1. Membatasi pengaruh kekuasaan kerajaan-kerajaan tradisional Indonesia terhadap aspek-
aspek kehidupan masyarakat
2. Membagi pulau Jawa menjadi 23 karisidenan
3. Kedudukan Bupati sebagai penguasa tradisional daerah diubah menjadi pegawai dibawah
pemerintah kolonial
4. Membagai wilayah Jawa bagian timur menjadi 5 prefektur (setingkat provinsi) yaitu Surabaya,
Sumenep, Rembang, Pasuruan, Gresik
• Kebijakan Sosial dan Ekonomi
Dalam bidang sosial dan ekonomi, Daendels menerapkan berbagai perubahan kebijakan terkait
cara eksploitasi tanah jajahan. Upaya eksploitasi sosial dan ekonomi tersebut bertujuan untuk
membiayai kebutuhan perang Perancis dalam menghadapi pasukan Inggris pada awal abad ke-19
Masehi. Dalam buku Daendels and the Sacred Space of Java (1808-1811) (2013) karya Peter
Carey, berikut merupakan kebijakan sosial dan ekonomi Daendels di Indonesia:
1. Mengharuskan rakyat pribumi untuk melaksanakan penyerahan wajib atas hasil pertaniannya
2. Menjual tanah-tanah Indonesia kepada pihak swasta
3. Menanam tanaman komoditas yang laku di pasar internasional
4. Memungut pajak kepada rakyat pribumi
5. Menggabungkan wilayah Kasunanan dan Kasultanan ke dalam wilayah pemerintah kolonial
• Kebijakan Militer dan Pertahanan
Bidang militer dan pertahanan merupakan prioritas utama pemerintahan Daendels selama di Indonesia.
Seluruh kebijakan di bidang militer dan pertahanan ditujukan untuk mempertahankan Jawa dari
serangan Inggris.
1. Berikut merupakan kebijakan-kebijakan Daendels dalam bidang militer dan pertahanan :
2. Membangun benteng-benteng baru di sekitar pesisir pulau Jawa
3. Membangun pangkalan angkatan laut di perlabuhan Anyer dan Ujung Kulon
4. Membangun jalan raya Anyer-Panaurkan untuk memudahkan mobilisasi pasukan dan logistik perang
5. Menjadikan penduduk pribumi sebagai tentara pemerintah kolonial
6. Membangun pabrik senjata di Surabaya dan Semarang
Selama masa pemerintahan Daendels rakyat mengalami kemiskinan dan penderitaan
berkepanjangan sehingga menimbulkan kebencian. Kebencian tersebut memicu pertentangan
atau perlawanan baik dari rakyat maupun pemerintah feodal atau kerajaan. Perlawanan tersebut
misalnya datang dari rakyat Sumedang yang dipimpin Pangeran Kornel atau Pangeran
Kusumahdinata (1791–1828). Perlawanan terjadi karena rakyat dipaksa bekerja dengan
perlengkapan sederhana untuk membuat jalan melalui bukit yang penuh batu cadas (kini bernama
Cadas Pangeran). Dendelsls juga pernah mengasingkan sultan Banten ke Ambon karena tidak
mendukung Daendels. Karenaa hal tersebut terjadi pertentangan di Kesultanan Mataram. Dengan
politik devide et impera atau adu domba, Daendels memecat Sultan Hamengkubuwono I
kemudian diganti oleh Sultan Sepuh. Karena tindakannya yang otoriter, pada 18 September 1811
Louis Napoleon menarik Daendels kembali ke Belanda dan digantikan oleh Gubernur Jenderal
Janssens.

Anda mungkin juga menyukai