Anda di halaman 1dari 1

Kekuasaan Daendels di Indonesia

Kekuasaan Daendels di Indonesia

Kekuasaan VOC di Indonesia bertahan kurang lebih satu abad, menjelang


akhir abad ke 18, VOC mulai mengalami kemunduran akibat kerugian oleh beberapa
faktor

1. Gencarnya persaingan dari bangsa Prancis dan Inggris.

2. Korupsi dan pencurian yang dilakukan para pegawai VOC

3. Maraknya perdagangan gelap di jalur monopoli VOC

4. Besarnya anggaran belanja VOC tidak sebanding dengan pemasukannya.

Melihat kenyataan ini, akhirnya VOC dibubarkan pada tahun 1799. Segala tanggung
jawab VOC diambil alih oleh Kerajaan Belanda dan terbentuknya pemerintahan
Hindia Belanda (Nederlands Indies). Pengambilan kekuasaan ini dimaksudkan agar
wilayah Indonesia tetap berada dalam pengendalian Belanda. Dalam hal
perkembangannya, Raja Louis Napoleon Bonaperte, yang bertanggung jawab atas
wilayah Kerajaan Belanda, menunjuk Herman Williem Daendels sebagai Gubernur
Jendral di Indonesia.

Dari tahun 1808-1811 Herman Willem Daendels menjadi Gubernur Jendral Belanda
di Indonesia, Selama pemerintahannya cukup banyak kebijakan penting yang
dilakukannya. Perhatian utama Daendels ditujukan pada bidang pertahanan. Hal ini
dimaksudkan untuk mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris yang ketika
itu sedang berperang melawan Prancis.

Kebijakan Daendels yang lain adalah membangun jalan utama yang menghubungkan
kota-kota di sepanjang Pantai Utama Jawa. Jalan tersebut membentang dari kota
Anyer(Jawa Barat) hingga Panarukan(Jawa Timur). Pembuatan jalan ini mengunakan
tenaga rakyat Indonesia melali system kerja paksa yang disebut kerja rodi.

Selama memerintah di Indonesia Daendels bernuansa menanamkan kekuasaan


dikerajaan-kerajaan likal di Indonesia. Daendles berusaha mengubah tata cara lama
yang ada dalam tradisi kerajaaan-kerajaan Indonesia. Akibat tindakannya, Daendles
terlibat konflik dengan penguasa kerajaan-kerajaan Indonesia, seperti Sultan Banten
dan Sultan Hamengkubuwono I dari Yogyakarta. Ia juga menjual tanah rakyat kepada
para penguasa swasta asing dari Belanda, Arab, dan Cina. Tindakan otoriter Daendels
ini membuat Raja Louis Napoleon Bonaparte memanggilnya kembali ke Belanda. Ia
digantikan Gubernur Jenderal Jansens.

Anda mungkin juga menyukai