Anda di halaman 1dari 45

PROFIL PERUMAHAN PROVINSI

JAWA TENGAH DAN EVALUASI


KINERJA KELEMBAGAAN
POKJA/FORUM PKP
DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN
PERMUKIMAN PROVINSI JAWA TENGAH
SEMARANG, 11 DESEMBER 2019

11/13/22 1
Dasar Hukum
UUD 1945, Pasal 28H ayat (1)
“Setiap orang berhak hidup sejahtera l
ahir dan batin, bertempat tinggal dan Undang-Undang No. 39
mendapatkan lingkungan hidup Tahun 1999 tentang Hak
yang baik dan sehat serta berhak Asasi Manusia
memperoleh pelayanan Kesehatan..” Pasal 40

UU No. 1/ 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan,


PP nomor 14 Tahun 2016 tujuan kebijakan perumahan Indonesia :
tentang penyelenggaraan “Setiap warga negara Indonesia harus hidup
perumahan dan kawasan dalam pemukimanyang layak dan terjangkau dalam
permukiman suatu lingkungan yang sehat, aman, harmonis,
terorganisir, terintegrasi dan berkelanjutan. ”

UU nomor 23 tahun 2014 tentang


Pemerintah Daerah PP nomor 2 tahun 2018 tentang Standar
Pada Bab Lampiran : Pembagian urusan Pelayanan Minimal (SPM)
UU nomor 20 tahun pemerintah bidang perumahan dan kawasan
2011 tentang rumah permukiman di provinsi:
susun a.Penyediaan dan rehabilitasi rumah korban Keputusan Menteri Sosial RI no
bencana provinsi 71/HUK/2018 tentang Data Terpadu
b.Fasilitasi penyediaan rumah bagi Program Penanganan Fakir Miskin dan
masyarakat yang terkena relokasi program Orang Tidak Mampu (DTPPFMOTM) 2
ADD A FOOTER
Pemerintah Daerah Provinsi
PROGRAM DUKUNGAN TERHADAP KEBIJAKAN PROVINSI JAWA TENGAH
TERKAIT PENANGANAN KEMISKINAN

Keputusan Menteri Sosial RI no 71/HUK/2018 tentang Data Terpadu


Program Penanganan Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu
(DTPPFMOTM)

STRATEGI
PENANGGULANGAN
KEMISKINAN

Format verifikasi dan validasi data

3
Permasalahan Perumahan

RTLH :
Backlog : Penanganan Belum Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang
tinggi Optimal Perumahan Dan Kawasan Permukiman
Sub Urusan Perumahanan Terkait Bencana
Data Supas (2015) DTPPFMOTM yang dan Relokasi Program Pemerintah :
503.703 (hunian) belum memiliki
752.848 rumah BELUM TERTANGANI SECARA OPTIMAL
(kepemilikan) 378.140 KK

Keterbatasan akses masyarakat RTLH yang masih belum


MASIH RANCUNYA PENGERTIAN
fakir miskin dan Orang Tidak tertangani 891.188 unit
DEFINISI BENCANA PROVINSI
Mampu untuk memiliki rumah rumah
sebagai landasan pelaksanaan bantuan
relokasi (berdasarkan UU 23 tahun 2014
tentang pemerintah daerah, PP no 2 tahun
2018 tentang Standar Pelayanan Minimal,
pergub 77 tahun 2014 tentang perubahan
Bagaimana pola penyediaan dan
atas pergub nomor 78 tahun 2009 tentang
pembiayaan perumahan bagi
Kapan akan selesai pedoman tata cara pemberian bantuan
masyarakat fakir miskin dan
tertangani????? akibat bencana)
Orang Tidak Mampu untuk
memiliki rumah???
KEMISKINAN
POSISI RELATIF TINGKAT KEMISKINAN KABUPATEN/ KOTA (2018,
MARET)

Di atas Provinsi Jawa Tengah dan 14 Kabupaten


Nasional (Wonosobo 17,58%, Kebumen 17,47%, Brebes 17,17%, Pemalang 16,04%, Purbalingga 15,62%, Banjarnegara 15,46%, Rembang 15,41%,
Banyumas 13,50%, Sragen 13,12%, Klaten 12,96%, Demak 12,54%, Grobogan 12,31%, Blora 11,90% dan Purworejo 11,67%)

Di bawah Provinsi Jawa Tengah dan 9 Kabupaten


di atas Nasional (Cilacap 11,25%, Magelang 11,23%, Wonogiri 10,75%, Pekalongan 10,06%, Boyolali 10,04%, Karanganyar 10,01%, Pati 9,90%, Temanggung
9,87% dan Kendal 9,84%)

Di bawah Provinsi Jawa Tengah dan 12 Kabupaten/Kota


Nasional (Kota Surakarta 9,08%, Kab. Batang 8,69%, Kab. Tegal 7,94%, Kota Magelang 7,87%, Kota Tegal 7,81%, Kab. Sukoharjo 7,41%, Kab.
Semarang 7,29%, Kab. Jepara 7,00%, Kab. Kudus 6,98%, Kota Pekalongan 6,75%, Kota Salatiga 4,84% dan Kota Semarang 4,14%)
Kondisi penghasilan/pengeluaran Rumah Tangga Intervensi Pemerintah
di Jawa Tengah Provinsi

Sumber : BPS dan Bank Dunia


Kondisi Penduduk Menurut Desil Per Kab/Kota
di Jawa Tengah

KABUPATEN DESIL 1 DESIL 2 DESIL 3 DESIL 4


BANJARNEGARA 12.117 55.508 120.729 17.492
BANYUMAS 23.264 120.434 212.976 26.952 KABUPATEN DESIL 1 DESIL 2 DESIL 3 DESIL 4
BATANG 5.300 48.568 61.683 56.448
BLORA 1.912 157.930 51.117 7.760 KOTA SEMARANG 7.843 28.422 38.961 7.432
BOYOLALI 2.384 73.952 76.725 51.712 KOTA
BREBES 43.654 86.754 185.904 50.540 SURAKARTA 6.144 3.456 9.447 3.220
CILACAP 14.962 123.030 193.155 39.616 KOTA TEGAL 921 2.680 5.214 7.244
DEMAK 9.842 121.818 118.395 54.564 KUDUS 11.603 19.890 23.934 4.856
GROBOGAN 5.280 262.132 87.387 29.216 MAGELANG 18.624 98.806 131.961 10.416
JEPARA 20.728 81.358 150.558 7.900 PATI 22.184 120.450 147.615 18.108
KARANGANYAR 10.780 36.254 58.212 12.948 PEKALONGAN 13.323 40.056 69.993 51.124
KEBUMEN 15.703 71.592 130.239 34.780 PEMALANG 38.174 81.486 123.987 17.904
KENDAL 5.005 81.432 69.771 28.468 PURBALINGGA 17.987 52.990 128.166 45.492
KLATEN 27.419 51.938 102.615 67.772 PURWOREJO 5.357 44.016 58.797 9.924
KOTA MAGELANG 1.988 660 1.692 388 REMBANG 4.750 84.064 68.007 25.972
SEMARANG 2.177 49.518 62.385 26.300
KOTA PEKALONGAN 8.202 5.510 6.648 1.904 SRAGEN 1.213 71.110 56.838 38.120
KOTA SALATIGA 1.114 4.250 5.694 1.424 SUKOHARJO 8.071 34.562 60.483 23.420
TEGAL 26.309 59.332 101.829 17.676
TEMANGGUNG 8.290 45.682 81.123 8.200
WONOGIRI 7.115 47.938 111.834 11.064
WONOSOBO 8.368 49.220 97.461 21.904
TOTAL SE JAWA TENGAH
TOTAL 418.107 2.316.798 3.011.535 838.260
KONDISI PERUMAHAN
Kondisi Perumahan di Jawa Tengah

Jumlah penduduk
Miskin 3.867.420 jiwa Jumlah rumah :
8.557.035 unit Pembangunan Rumah 2019
(11,28%) Swasta : 10.344 unit
Pemerintah Luas potensi lahan untuk
(rusun, rusus, PB): kawasan permukiman
326 unit rumah swadaya (berdasarkan RTRW)
(pendekatan berdasarkan : 165.514,73 ha
Backlog : RP3KP):
Kepemilikan : 752.848 55.704 unit
Kepenghunian : 503.703
Jumlah Penduduk
DTPPFMOTM : 378.140 (yang akan
34.257.865 Jiwa
diintervensi Pemprov)

Jumlah rumah tidak layak huni tahun 2019


(sisa PBDT 2015): 891.188 unit

Jumlah KK 9.401.183
KK
KETERSEDIAAN TANAH

Catatan:
Ketersediaan taanh merupakan lahan yang merupakan potensi untuk pembangunan
dan pengembangan PKP dan telah sesuai dengan RTRW Provinsi Jawa Tengah
Capaian peningkatan Rumah Tidak Layak Huni
(2016 -2018)

BSPS dan DAK


Pusat 62.280 unit

Provinsi 44.879 unit

Kabupaten/Kota 17.659 unit

Swasta/CSR 1.490 unit

Renstra (2019 -2023)


2019 2020 2021 2022 2023

PK RTLH 23.427 25.677 25.677 25.677 25.677


Rehab Korban
150 150 150 150 150
Bencana
Relokasi Korban
0 134 134 134 134
Bencana
Pembangunan
0 500 750 1000 1000
Baru
Rusun 0 0 58 116 58
Data PBDT / DTKS •
SISA TARGET RPJMD (PER OKT 2019)

891,188 unit rtlh


PERKEMBANGAN RTLH PROV JATENG 1. prioritas 1* : 2.295 unit rtlh
2. prioritas 2**: 218.238 unit rtlh
3. prioritas 3*** : 670.655 unit rtlh

Target Prov Jateng


622,756 unit rtlh
1. prioritas 1 : 2.459 unit
rtlh
2. prioritas 2 : 133.677 unit
rtlh
3. prioritas 3 : 486.620 unit
rtlh
DETAIL PERKEMBANGAN DATA RTLH

JUMLAH RTLH
JUMLAH RTLH
891.188
622.756
DETAIL PERKEMBANGAN DATA RTLH
Kabupaten/KOTA Prior1 Prior2 Prior3 Kabupaten/KOTA Prior1 Prior2 Prior3
BANJARNEGARA 32 3.077 18.676 BANJARNEGARA 40 1.634 11.269
BANYUMAS 43 16.456 29.685 BANYUMAS 20 5.817 15.225
BATANG 120 1.996 22.725 BATANG 55 1.519 15.772
BLORA 9 6.431 54.619 BLORA 5 2.335 23.904
BOYOLALI 47 11.019 22.632 BOYOLALI 76 6.403 19.007
BREBES 25 9.718 20.456 BREBES 108 13.393 34.646
CILACAP 143 23.922 29.859 CILACAP 347 16.464 30.010
DEMAK 32 5.894 44.967 DEMAK 19 2.251 18.953
GROBOGAN 4 13.278 74.367 GROBOGAN 21 6.817 54.571
JEPARA 411 3.100 33.542 JEPARA 45 1.093 11.737
KARANGANYAR 2 1.635 5.499 KARANGANYAR 7 1.046 4.532
KEBUMEN 16 8.588 17.156 KEBUMEN 17 5.334 14.048
KENDAL 9 2.168 31.952 KENDAL 26 1.473 16.019
KLATEN 1 3.231 6.832 KLATEN 50 3.686 13.664
KOTA MAGELANG - 2 83 KOTA MAGELANG 2 46 707

356.669 Unit
KOTA PEKALONGAN - 102 614 KOTA PEKALONGAN 4 296 2.083
KOTA SALATIGA - 13 599 KOTA SALATIGA 7 59 1.162
KOTA SEMARANG 2 296 5.279 KOTA SEMARANG 124 320 5.122
KOTA SURAKARTA 1 48 544 KOTA SURAKARTA 10 430 2.758
KOTA TEGAL - 23 161 KOTA TEGAL 1 108 1.369
KUDUS 1 654 3.197 KUDUS 1 813 3.415
MAGELANG 18 16.783 28.049 MAGELANG 18 6.924 14.003
PATI 228 21.324 37.879 PATI 150 8.381 18.049
PEKALONGAN 275 1.756 8.342 PEKALONGAN 484 2.555 8.298
PEMALANG 780 8.283 23.737 PEMALANG 614 5.796 16.841
PURBALINGGA 57 10.308 17.398 PURBALINGGA 26 3.977 8.890
PURWOREJO 7 4.961 8.270 PURWOREJO 29 5.115 11.529
REMBANG 5 10.848 20.109 REMBANG 31 6.095 18.577
SEMARANG - 1.622 20.553 SEMARANG 1 883 11.649
SRAGEN 4 11.598 15.617 SRAGEN 4 7.901 19.943
SUKOHARJO - 4.225 7.508 SUKOHARJO 26 2.543 6.722
TEGAL 8 5.729 12.492 TEGAL 35 6.321 17.096
TEMANGGUNG 2 1.398 17.939 TEMANGGUNG 33 1.173 12.567
WONOGIRI 7 6.874 13.131 WONOGIRI 19 4.282 13.906
WONOSOBO 6 878 16.187 WONOSOBO 4 394 8.577
TOTAL 2.295 218.238 670.655   2.459 133.677 486.620
               
TOTAL PRIOR 1-3 891.188 TOTAL ALL 622.756

TOTAL PRIOR 1 DAN 2 220.533 TOTAL PRIORITAS 1 DAN 2 136.136


Database RTLH
Prioritas penanganan
Prov. Jateng
Sisa Data:
891.188

Updating data
baru: 622.756

110.799
122.859

Prioritas yang Target RPJMD


akan ditangani 2019-2023
Prov Jateng : (Prioritas
233.658 1 dan 2 )
356.669
BACKLOG KEPEMILIKAN No
1
Kabupaten/Kota
Kab.Cilacap
Backlog Kepemilikan
20.135

2015 2
3
Kab.Banyumas
Kab.Purbalingga
21.384
10.976
4 Kab.Banjarnegara 3.837
5 Kab.Kebumen 19.142
6 Kab.Purworejo 27.812
7 Kab.Wonosobo 10.553
8 Kab.Magelang 19.687
9 Kab.Boyolali 7.293
10 Kab.Klaten 21.644
11 Kab.Sukoharjo 37.265
12 Kab.Wonogiri 6.545
13 Kab.Karanganyar 9.075
14 Kab.Sragen 15.367
15 Kab.Grobogan 12.091
16 Kab.Blora 11.372
17 Kab.Rembang 6.237
18 Kab.Pati 12.658
19 Kab.Kudus 18.966
20 Kab.Jepara 13.956
21 Kab.Demak 6.470
22 Kab.Semarang 19.801
23 Kab.Temanggung 8.617
24 Kab.Kendal 11.441
25 Kab.Batang 6.814
26 Kab.Pekalongan 14.603
27 Kab.Pemalang 11.359
28 Kab.Tegal 65.175
29 Kab.Brebes 57.698
30 Kota Magelang 9.035
31 Kota Surakarta 58.084
32 Kota Salatiga 13.758
33 Kota Semarang 118.806
34 Kota Pekalongan 19.480
35 Kota Tegal 25.712
Backlog
No
1
Kabupaten/Kota
Kab.Cilacap
Penghunian
13.670
BACKLOG PENGHUNIAN 2015
2 Kab.Banyumas 14.077
3 Kab.Purbalingga 9.679
4 Kab.Banjarnegara 1.594
5 Kab.Kebumen 14.983
6 Kab.Purworejo 21.479
7 Kab.Wonosobo 6.794
8 Kab.Magelang 13.537
9 Kab.Boyolali 4.207
10 Kab.Klaten 16.274
11 Kab.Sukoharjo 20.370
12 Kab.Wonogiri 3.931
13 Kab.Karanganyar 4.631
14 Kab.Sragen 10.672
15 Kab.Grobogan 8.683
16 Kab.Blora 8.520
17 Kab.Rembang 3.933
18 Kab.Pati 9.073
19 Kab.Kudus 13.890
20 Kab.Jepara 10.274
21 Kab.Demak 4.118
22 Kab.Semarang 9.175
23 Kab.Temanggung 3.939
24 Kab.Kendal 8.122
25 Kab.Batang 3.908
26 Kab.Pekalongan 12.948
27 Kab.Pemalang 8.428
28 Kab.Tegal 59.634
29 Kab.Brebes 51.053
30 Kota Magelang 4.850
31 Kota Surakarta 25.145
32 Kota Salatiga 3.209
33 Kota Semarang 60.936
34 Kota Pekalongan 17.836
35 Kota Tegal 20.131
DATA PENDUDUK DAN RUMAH TANGGA
No. RINCIAN DATA JUMLAH SATUAN SUMBER DATA

[1] [2] [3] [4] [5]


1 Jumlah Penduduk (2016) 34 019 095 Jiwa Proyeksi Pddk
2 Jumlah Penduduk Miskin 4 506,890 Jiwa SUSENAS
3 Jumlah Rumah tangga 9 247 654 RT SUSENAS
4 Jumlah Tenaga Kerja (2016) 17 162 053 Jiwa SAKERNAS
Jumlah Rumah tangga dengan Pendapatan/Pengeluaran sebesar (2015)
5 SUSENAS
===> Total
a. < 1.000.000 1.458.741 (16%) RT
b. 1.000.000 - 2.000.000 3.566.418 RT
c. 2.000.000 - 2.500.000 1.188 800 RT
d. 2.500.000 - 4.000.000 1.832.621 RT
e. > 4.000.000 1.201.074 RT

1,8 juta (20%) RT bisa difasilitasi dengan KPR FLPP

Bagaimana dengan 1,4 juta (16%) RT dengan pendapatan


dibawah 1 juta/bulan ?
Solusi ?
Rencana Tindak oleh Pemerintah Provinsi
Penanganan Alternatif Solusi Penanganan
Backlog??? backlog

Outcome
an ?
Per ov ??
Penyediaan Rumah
backlog
Susun
Penyediaan Mencegah
PrBantuan
Perumahan Berbasis
Pemberdayaan pertumbuhan
Pe m oleh Sementara (maks 2 x 3 tahun) Masyarakat Komunitas (rumah +

Pemerintah
PSU) kawasan kumuh
Penyediaan Rumah
Relokasi Pusat, Khusus baru
Program Daerah dan
Pemerintah Swasta
Mengurangi Backlog
Penanganan Pembangunan Mandiri
erdampak bencana?? Rumah Baru
Menyediakan rumah
Bencana terdampak bencana

Rehabilitasi Rumah Output


Korban Bencana

Penyebab permukiman kumuh adalah salah


Bantuan oleh satunya Tidak terlayani prasarana lingkungan
Pemerintah Peningkatan Kualitas yang memadai dan membahayakan
RTLH Pusat, Daerah RTLH (Rumah Tidak
Layak Huni)
keberlangsungan kehidupan dan penghidupan
dan Swasta
penghuninya (Budiharjo, 1997)
Yang selama ini tertangani adalah
pengurangan RTLH
Penanganan
Peningkatan Kualitas RTLH
ANALISIS SWOT PK RTLH
STRENGTH / KEKUATAN WEAKNESS / KELEMAHAN
Merata disetiap Desa Terdapat calon Penerima yang tidak masuk PBDT/DTPPFMOTM
Mengurangi beban masyarakat untuk meningkatkan kualitas
Kesiapan Swadaya penerima kurang
hunian
meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat penerima Belum ada penentuan prioritas calon penerima
Meningkatkan kepercayaan diri masyarakat penerima bantuan Tidak ada Verivali rumah calon penerima langsung dari provinsi ke
RTLH lapangan
Proses pembangunan rumah menunggu kesiapan swadaya
Mengurangi angka kemiskinan
penerima (dibeberapa kab. Pembangunan menunggu hari baik)
Tidak ada dasar hukum bagi desa yang tidak mengumpulkan LPJ di
 
tahun sebelumnya
OPPORTUNITY THREAT
Pada beberapa Kabupaten terdapat TFL yang memantau proses
Nominal bantuan dari provinsi lebih rendah dari bantuan yg lain.
peningkatan kualitas RTLH di Desa (persiapan - pembangunan -
Sehingga desa lebih memprioritaskan bantuan lain.
lpj)
Terjadi kecemburuan sosial antara calon penerima bantuan dengan
Adanya TFL dapat memperlancar kegiatan RTLH
masyarakat yang lebih layak dibantu
Dana Stimulan RTLH dapat mendorong swadaya baik dari pihak
Desa kurang antusias dalam penyusunan LPJ
penerima maupun tetangga sekitar (gotong royong)
Desa tetap mendapatkan bantuan meskipun tidak mengumpulkan
Peran CSR dalam ikut serta mengurangi RTLH
LPJ
  ADD A FOOTER Pembangunan rumah terkendala Keterbatasan Tukang
Kriteria RTLH yang menjadi prioritas penanganan
Kriteria RTLH tahun 2019 (berdasarkan indikator
Kemiskinan Kriterian RTLH tahun 2020 (prioritas penanganan)

1. Atap : daun/rumbia, genteng yang sudah 1. Struktur rumah


2. Atap : daun/rumbia, genteng yang sudah lapuk/rangka atap
lapuk/rangka atap kondisi lapuk, atau kondisi lapuk, atau seng yang rusak
seng yang rusak 3. Lantai : tanah atau plesteran/ubin yang sudah rusak
2. Lantai : tanah atau plesteran/ubin yang 4. Dinding : bilik bambu/ kayu kualitas jelek atau dinding bata
yang sudah rapuh/ retak-retak, atau dinding permanen yang
sudah rusak belum diplester
3. Dinding : bilik bambu/ kayu kualitas jelek
atau dinding bata yang sudah rapuh/
retak-retak, atau dinding permanen yang • Usulan Bantuan 17,5 juta (15 juta material dan 2,5 juta upah)
belum diplester • Penanganan mengutamakan perbaikan struktur disertai aladin
• Upah menjadi faktor penting dalam pelaksanaan dikarenakan
sasaran penerima FMOTM
• Memenuhi ketentuan rumah layak huni berdasarkan kepmen
• Besar Bantuan @10 juta kimpraswil 403/KPTS/M/2002: pedoman teknis pembangunan
• Pemanfaatan di lapangan : hanya 2 dari 3 rumah sederhana sehat rumah sederhana sehat (Rs
(atap/lantai,/dinding) tertangani Sehat)yang meliputi kekuatan/keamanan, kesehatan, dan
• Belum memenuhi ketentuan rumah layak huni kecukupan ruang
dari segi kekuatan dan keamanan
Target
356.669 target data rtlh yg akan
ditangani di RPJMD
Target penanganan Disperakim Provinsi
Jawa Tengah adalah 11.292 unit/tahun
yang dialokasikan pada desa merah dan
kuning di 29 kabupaten.
Capaian :
98,42%
• Rekom 1 : • Rekom 4
a.Jumlah desa : 2019 a.Jumlah desa : 205
b.Jumlah penerima : 6051 b.Jumlah penerima : 608
c.Prosentase : 25,83% c.Prosentase : 2,60%
- Rekom 2 - Rekom 5
a.Jumlah desa : 2896 a.Jumlah desa : 14
b.Jumlah penerima : 8646 b.Jumlah penerima : 42
c.Prosentase : 36,91%
c.Prosentase : 0,18%
- Rekom 3
- Rekom 6
a.Jumlah desa : 2481
a.Jumlah desa :
b.Jumlah penerima : 7391
b.Jumlah penerima : 320
c.Prosentase : 31,55%
c.Prosentase : 1,37%
Penyediaan Rumah Layak Huni
(Pembangunan Baru)
1. Database DTPPFMOTM 2018 1. Kelebihan rumah panel yang
hanya sedikit yang lolos sesuai

Analisis SWOT Pembangunan Baru


mudah dan cepat dipasang
dengan kriteria PB sehingga penerima mendukung
2. Kemampuan Penerima untuk terlaksananya program
berswadaya rendah 2. Adanya tenaga fasilitator sebagai

(PB) Rumah Mandiri


3. Perlu adanya gotong royong dari pendukung keberhasilan
penerima untuk menyusun panel terlaksananya program

Permasalahan Potensi
Tantangan Peluang
1. Peraturan Gubernur nomor 83 1. Rumah panel belum ada di
masih belum memuat tentang kabupaten sehingga bisa menjadi
kegiatan PB percontohan bagi desa desa yang
2. Besaran bantuan yang disetujui mendapatkan bantuan
belum bisa menjadikan rumah 2. Dapat memicu kabupaten lain
layak huni (masih sebatas untuk memberikan bantuan yang
menuju layak huni) sama degan model panel
ADD A FOOTER
Bantuan sosial stimulan Material untuk Pembangunan Rumah Baru

• Pembangunan rumah baru sebagai upaya memfasilitasi penyediaan rumah


sehat layak huni bagi fakir miskin dan orang tidak mampu yang menumpang di
satu rumah tidak layak huni dan terdiri dari banyak KK
• Bantuan berupa material rumah panel untuk pembangunan rumah baru
• Konsep bantuan adalah stimulan
• Rumah yang dibangunkan adalah rumah tipe 36 dengan rumah inti tumbuh
luasan 27 m2
Jadwal Pembangunan Baru

Bulan April 2019 Bulan Mei 2019 Bulan Juni 2019 Bulan Juni 2019 – Bulan Maret
Mei 2020 2020
(Persiapan swadaya
material dan swadaya
upah/tukang)

Bulan April bulan Mei 2020 Bulan Juni 2020 Bulan Juni – Bulan Oktober
2020 September 2020 2020
Target
• Target tahun 2019 : • target capaian disesuaikan dengan
a.Revisi Pergub 83 tahun 2018 kondisi data yang tersedia tahun
2020 - 2023 adalah 2000 unit,
b.Proposal dengan capaian pertahun sebagai
c.Pembentukan Kelompok berikut:
d.Tersampaikan swadaya yang perlu a.2020 : 250 unit @35 juta
disiapkan penerima b.2021 : 500 unit @50 juta
- Target tahun 2020 : c.2022 : 500 unit @50 juta
a.Terekrut 1 koordinator dan 14 TFL d.2023 : 750 unit @60 juta
b.Pelaksanaan pembangunan
c.Verivali 500 nama untuk PB rumah baru
2021
Capaian

• Melakukan sosialisasi di 27 desa


di 10 kabupaten untuk :
a. mendapatkan kesanggupan
swadaya dari penerima
b. Membentuk kelompok
TERDAMPAK BENCANA
Dasar Hukum Urusan Wajib Bidang Perumahan
Penyediaan Relokasi Rumah Korban
Bencana Rehabilitasi Rumah Korban Bencana

Diperuntukkan bagi masyarakat yang terkena bencana dan tidak mampu berswadaya
Sebagai bentuk pemerintah memenuhi SPM Perumahan

Penyediaan rumah bagi masyarakat yang Perbaikan rumah bagi masyarakat yang
menjadi korban bencana dengan lahan yang rumahnya rusak akibat bencana.
disediakan oleh pemerintah kabupaten atau
•Sasaran adalah masyarakat korban bencana
milik masyarakat sendiri.
•Sasaran adalah masyarakat korban bencana •Jumlah bantuan Rp. 12.000.000 digunakan
untuk memperbaiki kerusakan
•Jumlah bantuan Rp. 50.000.000 untuk
•Mekanisme bantuan dengan bantuan sosial
masyarakat yang memiliki lahan sendiri
berupa material
•Mekanisme bantuan dengan bantuan sosial
•Tahun 2020 sebanyak 109 unit
dengan dibantu tenaga fasilitator lapangan bagi
yang memiliki lahan mandiri
•Mekanisme bantuan dengan bantuan berupa
rumah jadi
•Tahun 2020 sebanyak 9 unit
Capaian :
150 unit PK di 7 kabupaten

1. Kab. Banjarnegara = 4. Kab. Pekalongan =


-Desa kasinoman kec. Kalibening : - Desa Gembong kec. Kandangserang : 16 unit
16 unit 5. Kab. Pemalang =
-Desa Kertosari kec. Kalibening : -Desa Cikadu kec. Watukumpul : 16 unit
16 unit -Desa Cawet kec. Watukumpul : 11 unit
-Desa sidakangen kec. Kalibening : 6. Kab. Tegal =
16 unit - Desa Dermasuci kec. Pangkah : 16 unit
2. Kab. Purbalingga = 7. Kab. Brebes =
-Desa sirau kec. Karangmoncol : -Desa wanoja kec. Kalierang : 7 unit
16 unit -Desa Salem kec. Bumiayu : 4 unit
3. Kab. Banyumas =
- Desa Karangkemojing kec. Gumelar : 16 unit
EVALUASI KINERJA
KELEMBAGAAN POKJA /
FORUM PKP PROVINSI JAWA
TENGAH
MENURUT PERATURAN PERUNDANGAN
BIDANG PKP
UU PKP Pasal 131 (1& 3):
(1)Penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman dilakukan oleh Pemerintah dan
pemerintah daerah dengan melibatkan peran masyarakat
(3) Peran masyarakat dilakukan dengan membentuk forum pengembangan perumahan dan kawasan
permukiman

PP Penyelenggaraan PKP Pasal 54 (1-3):


1. Lembaga yang mengoordinasikan pengembangan kawasan Permukiman sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 47 ayat (1) huruf g merupakan kelompok kerja pengembangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman.

2. Kelompok kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk berjenjang ditingkat
pusat, provinsi, dan kabupaten/ kota

3. Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan dan tugas kelompok


kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan
Menteri
POKJA PKP PROVINSI JAWA TENGAH
sesuai SK Gubernur Jawa Tengah
Nomor 600/42 Tahun 2017 tentang Pembentukan
Tim Pengarah dan Tim Pelaksana Kelompok Kerja
Perumahan Dan Kawasan Permukiman Provinsi
Jawa Tengah.
PROGRAM KERJA POKJA PKP TA 2019

6 (enam) kali rapat kerja rutin dan 1 (satu)


kali Workshop Forum/Pokja PKP Jawa
Tengah.
Rapat Pokja PKP Jawa Tengah
tanggal 27 Maret 2019 Rapat Pokja/Forum PKP Jawa Tengah tanggal 25 Juni
dilaksanakan mulai pukul 09.00 2019 dilaksanakan mulai pukul 08.00 dan bertempat di
dan bertempat di Ruang Rapat Ruang Rapat (Lt.2) Disperakim Provinsi Jawa Tengah
Utama (Lt.1) Disperakim Provinsi Substansi/Materi Utama yang Dibahas :
Jawa Tengah 1.Penyiapan draft awal dan fokus utama rencana kerja
Substansi/Materi Utama yang Pokja PKP
Dibahas : 2.Permasalahan pada bidang PKP perlu dilaksanakan
1.Kewenangan dan Tanggung dalam rentang interval waktu yang telah ditetapkan.
Jawab Pemerintah Provinsi di 3.Dinamika-dinamika dalam penyelenggaraan PKP,
bidang PKP diantaranya dari sisi perizinan, RTRW, serta penyediaan
2.Perlu adanya pedoman tanah.
pelaksanaan bagi Pokja PKP, 4.Program-program yang berkaitan atau dapat
khususnya bagi anggota yang mendukung pembangunan dan pengembangan PKP,
bukan termasuk dalam OPD. seperti program PB berbasis komunitas dan program
sertifikasi tanah.
Rapat Persiapan Bahan Rapat Pokja PKP Jawa Tengah tanggal
9 Juli 2019 dilaksanakan mulai pukul 09.00 dan bertempat di
Ruang Rapat (Lt.2) Disperakim Provinsi Jawa Tengah
Substansi/Materi Utama yang Dibahas :
1.Penjabaran mengenai konsep kegiatan, model penganggaran
yang digunakan, pelaksanaan teknis yang dilaksanakan, serta
permasalahan yang dihadapi oleh masing-masing internal
bidang dalam melaksanakan program/kegiatan di bidang PKP

Workshop Forum/Pokja PKP Jawa Tengah dilaksanakan mulai


pukul 11.30 tanggal 24 September sampai pukup 11.00 tanggal
25 September 2019. Kegiatan ini dilaksanakan di MG Setos
Hotel Semarang.
Substansi/Materi Utama yang Dibahas :
1.Sinergitas Pembangunan dan Pengembangan PKP
2.Standar Pelayanan Minimal (SPM) Perumahan Rakyat
3.Program Bantuan Penyediaan Perumahan Berbasis Tabungan
(BP2BT)
4.Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan Sertifikat Laik Fungsi
(SLF)
5.Pendayagunaan Rekayasa Teknologi di bidang PKP
6.Isu dan Permasalahan Pembangunan dan Pengembangan
PKP di Jawa Tengah
7.Potensi Pembangunan dan Pengembangan PKP di Jawa
Tengah
Rapat Pokja PKP Jawa Tengah tanggal 12 November 2019 dilaksanakan mulai pukul 09.00
dan bertempat di Ruang Rapat (Lt.2) Disperakim Provinsi Jawa Tengah
Substansi/Materi Utama yang Dibahas :
1.Program/Kegiatan di bidang PKP
2.Kerjasama dengan Perguruan Tinggi dalam rangka mendukung pelaksanaan program di
bidang PKP
3.Dinamika dan permasalahan dalam pengembangan dan pembangunan perumahan
diantanya adalah proses sertifikasi tanah, regulasi tata ruang, serta perizinan.
4.Rencana dan mekanisme pelaksanaan pekerjaan Pokja PKP
5.Penyusunan outline Laporan Kinerja Pokja PKP Tahun Anggaran 2019
Pokja PKP Jawa Tengah sebagai MEDIA KEMITRAAN didorong
untuk mengembangkan fungsinya, salah satunya adalah dengan
gagasan “KEMITRAAN LINTAS STAKEHOLDERS DALAM RANGKA
MEWUJUDKAN RUMAH LAYAK HUNI DAN LINGKUNGAN YANG
BERKUALITAS”.

Akan dilaksanakan FGD terbatas pada tanggal 12 – 12 tahun


2019 di DISPERAKIM PROVINSI JAWA TENGAH

Dengan melibatkan Perguruan Tinggi, Perbankan, Asosiasi


Pengembang, Asosiasi Keahlian, CSR BUMD, TJSLP dan Anggota
Pokja PKP Provinsi Jawa Tengah secara terbatas.
Dengan Harapan Akan Ada KOMITMEN BERSAMA dari PARA
PIHAK yang Hadir untuk rencana tindak lanjut di tahun 2019.
HASIL EVALUASI KINERJA :

1.Pokja PKP perlu ada pedoman pelaksanaan kegiatan, walaupun


sudah ada SK Gubernur
2.Pokja PKP perlu adanya kewenangan tertentu untuk
melakukan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan
3.Pokja PKP provinsi perlu sinergi dengan Pokja PKP
Kabupaten/Kota, sesuai dengan tugas dan fungsinya
4.Perlu peningkatan kinerja secara bersama-sama dengan
meningkatkan peran dari masing-masing anggota secara lebih
optimal dalam bentuk IMPLEMENTASI KEMITRAAN YANG LEBIH
RIIL
5.Perlu pengembangan organisasi menjadi POKJA PKP dan
FORUM PKP sambil menunggu Permen yang mengaturnya, untuk
meningkatkan independensi dan fungsi secara optimal.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai