Anda di halaman 1dari 55

PUSKESMAS

SUKODONO

Mekanisme
Tahapan
Akreditasi
Akreditasi adalah suatu pengakuan yang diberikan oleh
lembaga eksternal terhadap hasil penilaian kesesuaian
proses dengan standar yang berlaku (digunakan).

Akreditasi Puskesmas dan Klinik adalah suatu pengakuan


terhadap hasil dari proses penilaian eksternal, oleh
Komisioner Akreditasi terhadap Puskesmas dan Klinik,
apakah sesuai dengan standar akreditasi yang ditetapkan.
Persyaratan Administratif BLUD
( Tata Kelola & RSB )
HASIL PENILAIAN
AKREDITASI BARU NASIONAL
Tidak Terakreditasi
Jika pencapaian Bab I, II, dan III kurang dari 75 %
Bab IV, V, VI < 60 %, dan
Bab VII, VIII, IX kurang dari 20 %

Terakreditasi Dasar
Jika pencapaian nilai Bab I, II ≥ 75 %
Bab IV, V, VII ≥ 60 %, dan
Bab III, VI, VIII, IX ≥ 20 %
Terakreditasi Madya
Jika pencapaian nilai Bab I, II, IV, V ≥ 75 %
Bab VII, VIII ≥ 60 % dan
Bab III, VI, IX ≥ 40 %

Terakreditasi Utama
Jika pencapaian nilai Bab I, II, IV, V, VII, VIII ≥ 75 dan bab III, VI,
IX ≥ 60 %

Terakreditasi Paripurna
Jika pencapaian nilai semua Bab ≥ 80 %
• 1.1. Analisis Kebutuhan Masyarakat sebagai dasar dalam Perencanaan
Puskesmas (Perencanaan Puskesmas berdasar analisis kebutuhan
masyarakat) :
• Ketersediaan Pelayanan Puskesmas sesuai prioritas kebutuhan masyarakat
• Perencanaan Puskesmas berdasarkan hasil analisis kebutuhan masyarakat
(community health analysis), keterlibatan aktif masyarakat melalui SMD & MMD
• Inovasi peluang pengembangan berdasarkan kebutuhan prioritas
• Disusun perencanaan lima tahunan/perencanaan strategi bisnis (BLUD)
• Perencanaan Operasional yang terintegrasi (RUK & RPK) (RBA & RPK, untuk BLUD)
• 1.2. Akses dan Pelaksanaan Kegiatan Puskesmas:
• Akses terhadap Informasi ttg ketersediaan pelayanan
• Akses terhdap pelayanan
• Penjadwalan kegiatan yang disepakati bersama
• Mekanisme kerja, komunikasi dan koordinasi dalam memberikan pelayanan
• Upaya mengatasi jika terjadi permasalahan dalam pelayanan
• Keluhan dan umpan balik terhadap keluhan
• 1.3. Evaluasi Kinerja Puskesmas
 Mengetahui dan bisa menjelaskan tentang
jenis2 pelayanan (macam, jadwal buka,
kontak person, tempat kegiatan (denah),
penanggung jawab ) yang ada di pkm
 Melaksanakan komunikasi internal
 Ikut membuat perencanaan baik kegiatan,
alat, sarana prasarana dll di awal tahun dari
berbagai sumber dana (tahunan dan 5
tahunan) beserta RPK nya
 Ikut membuat evaluasi kinerja (rencana
tindak lanjut)
 2.1. Tata kelola sarana Puskesmas:
◦ Pemenuhan terhadap persyaratan lokasi dan perijinan
(2.1.1)
◦ Pemenuhan terhadap persyaratan bangunan dan
ruangan (2.1.2, 2.1.3)
◦ Pemenuhan terhadap persyaratan prasarana (system
utilitas) (2.1.4)
◦ Pemenuhan terhadap persyaratan peralatan (2.1.5)
 2.2. Pemenuhan terhadap persyaratan
ketenagaan
◦ Persyaratan kepala puskesmas (2.2.1)
◦ Ketersediaan tenaga sesuai dengan kebutuhan dan jenis
pelayanan (2.2.2)
• 2.3. Kegiatan Pengelolaan Puskesmas
• Pengorganisasian: struktur organisasi, kejelasan tugas tanggung jawab dan
kewenangan, kaji ulang struktur
• Pemenuhan terhadap standar kompetensi
• Kewajiban untuk orientasi bagi karyawan baru
• Penetapan visi, misi, tujuan, tata nilai dalam pengelolaan puskesmas
• Arah strategi dalam penyelenggaraan puskesmas
• Peran puskesmas dalam memfasilitasi pembangunan berwawasan kesehatan
• Pendelegasian wewenang oleh pimpinan
• Tata hubungan kerja lintas sector dan lintas program
• Tata kelola dokumen
• Komunikasi internal
• Pengamanan lingkungan terhadap risiko pelayanan
• Pengelolaan jejaring dan jaringan pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
• Pengelolaan keuangan
• Pengelolaan data dan infromasi
• 2.4.Hak dan kewajiban pengguna:
• Penetapan hak dan kewajiban pengguna
• Peraturan internal (code of conduct) dlam pelayanan
• 2.5. Kontrak dengan pihak ketiga:
• Dokumen kontrak/PKS
• Kewajiban melakukan evaluasi terhadap pihak ketiga
• 2.6. Pemeliharaan sarana dan prasarana:
• Penanggung jawab dan program kerja pemeliharaan
 Ikut membuat perencanaan usulan sarana dan prasarana;
usulan ketenagaan
 Ikut bertanggung jawab terhadap pemakaian dan
pemeliharaan sarana prasarana
 Harus tahu dan memahami ttg VISI, MISI, TUJUAN dan
TATA NILAI pkm
 Melakukan evaluasi kinerja
 Ada aturan orientasi
 Mengikuti aturan tentang koordinasi dengan lintas sektor
 Data yang diminta harus tersedia dan segera dilaporkan
 Petugas mengetahui hak dan kewajiban petugas
 Wajib mengetahui dan menjelaskan hak dan kewajiban
pasien
 Kontrak dengan pihak ketiga mengikuti peraturan yang
berlaku
• 3.1. Peningkatan mutu dan kinerja Puskesmas:
• Penanggung jawab manajemen mutu harus ditetapkan
dengan kejelasan tugas tanggung jawab dan wewenang
• Pedoman peningkatan mutu dan kinerja
• Perencanaan perbaikan mutu dan kinerja
• Pengukuran mutu dan kinerja dengan indicator yang jelas
• Perbaikan mutu dan kinerja yang berkesinambungan
berdasarkan penilaian mutu dan kinerja
• Peran pimpinan dan seluruh karyawan dalam peningkatan
mutu dan kinerja
• Evaluasi perbaikan kinerja melalui audit internal
• Pelaksanaan rapat tinjauan manajemen
• Pemberdayaan pengguna dalam perbaikan mutu dan
kinerja
• Kajibanding kinerja
 Mengetahui target kinerja dan cara
pencapaiannya termasuk sasaran mutu
 Melaksanakan pencapaian kinerja dan

sasaran mutu
 Melaksanakan audit internal
 Melaksanakan tinjauan manajemen
 Melakuakn kaji banding bila perlu
• 4.1. Perencanaan kegiatan tiap UKM Puskesmas:
• Kegiatan dalam setiap Upaya Puskesmas disusun berdasar analisis
kebutuhan dan harapan masyarakat dituangkan dalam perencanaan Upaya
• Pembahasan konsultatif dengan masyarakat dan sasaran, upaya untuk
memperoleh umpan balik dari masyarakat/sasaran
• Peluang inovatif upaya puskesmas
• 4.2. Akses masyarakat dan sasaran terhadap UKM Puskesmas:
• Akses masyarakat/sasaran terhadap kegiatan UKM sesuai kebutuhan
• Akses masyarakat/sasaran , lintas program, lintas sector terhadap
informasi: jadual kegiatan
• Kesepakatan penjadualan, dan ketepatan waktu pelaksanaan kegiatan
masing-masing UKM
• Umpan balik dan tindak lanjut terhadap permasalahan dan hambatan
dalam pelaksanaan kegiatan, serta keluhan masyarakat/sasaran
 4.3. Evaluasi terhadap kinerja UKM
Puskesmas:
◦ Penetapan indicator dan target pencapaian tiap-
tiap UKM
◦ Kewajiban mengumpulkan data kinerja
◦ Analisis terhadap data kinerja
◦ Tindak lanjut terhadap hasil analisis data kinerja
◦ Pendokumentasian hasil analisis dan tindak lanjut
penilaian kinerja
 Koordinasi dengan lintas sektor harus tertata
baik
 Survei kebutuhan masyarakat untuk
kebutuhan pelayanan
 Jadwal kegiatan harus sudah disepakati
bersama, bila ada ketidak sesuaian harus ada
bukti penundaan dan bukti tindak lanjutnya
 Pengelolaan saran dan aduan sesuai dengan
prosedur
 Masing2 pemegang program membuat
evaluasi kinerja secara periodik
• 5.1. Tanggung jawab pengelolaan UKM:
• Penetapan tujuan, sasaran dan tata nilai dan informasi kepada
pihak terkait
• Komunikasi dan koordinasi dalam pencapaian tujuan, pencapain
kinerja, dan pelaksanaan
• Penggunaan sumber daya secara efisien dan efektif
• Minimalisasi risiko terhadap lingkungan
• Tanggung jawab dalam memfasilitasi pemebrdayaan masyarakat
mulai dari pelrencanaan sd evaluasi
• 5.2.Perencanaan Kegiatan UKM mengacu pada pedoman
dan kebutuhan masyarakat:
• Perencanaan upaya yang terintegrasi dengan RUK, yang dilakukan
melalui kajian kebutuhan masyarakat
• Revisi perencanaan jika diperlukan sesuai dengan perubahan
kebijakan pemerintah dan/atau perubahan kebutuhan masyarakat
• 5.3. Pengorganisasi UKM:
• Kejelasan tugas wewenang dan tanggung jawab yang dituangkan dalam uraian
tugas dari penanggung jawab dan pelaksana
• 5.4. Komunikasi dan koordinasi
• 5.5. Kebijakan dan prosedur dalam pelaksanaan UKM
• Penetapan peraturan, kebijakan, dan prosedur yang menjadi acuan dalam
penyelenggaraan kegiatan UKM, pengendalian dokumen eksternal dan internal
• Evaluasi kepatuhan pelaksanaan terhadap peraturan, kerangka acuan, prosedur
• Kebijakan dan Prosedur evaluasi kinerja
• 5.6. Akuntabilitas pengelolaan dan pelaksanaan UKM
• Akuntabilitas ditunjukkan melalui : monitoring kinerja dan kegiatan UKM
• Akuntabilitas ditunjukkan melalui : Pengarahan Kepala Puskesmas, Penanggung
jawab terhadap pelaksana
• Akuntabilitas ditunjukkan melalui: penilaian kinerja yang dilaksanakan secara
periodic
• 5.7. Hak dan kewajiban sasaran UKM:
• Hak dan kewajiban sasaran
• Aturan yang jelas sebagai bagian peraturan internal sebagai upaya untuk
memenuhi hak sasaran sesuai dengan visi, misi, tujuan dari masing-masing UKM
 Semua petugas kesehatan membuat rencana
kegiatan
 Membuat RPK
 Melaksanakan kegiatan sesuai rencana
 Melakukan RTL
 Pimpinan wajib membuat penilaian kinerja

atas semua petugas sesuai dengan


kesepakatan
 Semua lintas sektor wajib mengetahui juga

jenis pelayanan, jadwal, visi, misi puskesmas


6.1. Perbaikan kinerja UKM
• Budaya perbaikan kinerja UKM
• Perbaikan kinerja UKM yang berkesinambungan
yang terdokumentasi
• Peran Kepala Penanggung jawab, Pelaksana dalam
perbaikan mutu dan kinerja Upaya
• Pemberdayaan sasaran dalam perbaikan kinerja
• Kajibanding kinerja UKM yang terintegrasi
 Semua petugas wajib membuat RTL atas
kinerjanya
 Melakukan kaji banding bila perlu
 7.1 sd 7.10. Continuity of care
(kesinambungan pelayanan klinis):
 Access (Akses/pendaftaran)
 Entry (Masuk)
 Assess (Pengkajian) dan keputusan layanan klinis
 Plan (Perencanaan)
 Implementation (Pelaksanaan)
 Evaluation (Penilaian)
 Discharge (Pemulangan)
 Proses pendaftaran sesuai kebutuhan dan
keselamatan
 Informasi yang harus ada di pendaftaran:

◦ Sarana pelayanan: Jenis pelayanan, tariff,


ketersediaan layanan, rujukan, dsb
◦ Hak dan kewajiban pasien
◦ Tahapan pelayanan
 Pendaftaran memperhatikan kendala yang
dimiliki oleh pasien
 Paripurna, mengakomodasi kebutuhan dan
harapan pasien
 Berisi kajian: medis, keperawatan, kajian
kesehatan yang lain
 Dicatat dalam rekam medis
 Pemberian prioritas pada pasien dengan
kedaruratan
 Keputusan layanan klinis dilakukan oleh
tenaga yang kompeten
 Pengkajian dilakukan dengan peralatan dan
sarana memadai
 Dipandu dengan kebijakan dan prosedur yang
efektif
 Disusun bersama dengan pasien dengan
memerhatikan kebutuhan biopsikososiospiritual,
dan tata nilai budaya
 Disusun secara komprehensif oleh tim kesehatan
jika diperlukan
 Rencana layanan disusun dengan
mempertimbangkan risiko
 Rencana layanan memuat pendidikan pasien
 Rencana layanan didokumentasikan dalam rekam
medis
 Persetujuan tindakan medis
 Dipandu prosedur yang jelas
 Informasi rujukan
 Kerjasama dengan fasilitas rujukan
 Kewajiban membuat resume tertulis tentang

kondisi klinis
 Didampingi oleh staf yang kompeten
• 7.6. Pelaksanaan layanan:
• Dipandu oleh pedoman pelayanan klinis
• Kebijakan dan Prosedur khusus untuk kasus gawat darurat dan berisiko
tinggi
• Kebijakan dan prosedur penanganan pemberian obat/cairan intravena
• Sesuai dengan rencana layanan
• Mempertimbangkan hak pasien
• Menghindari pengulangan yang tidak perlu
• Hak pasien untuk menolak/tidak melanjutkan pengobatan
• 7.7. Pelayanan anestesi local dan pembedahan
• Jika melakukan anestesi, sedasi, dan pembedahan: dipandu oleh standar
yang baku
• 7.8. Pendidikan kesehatan dan konseling kepada pasien/keluarga
• 7.9. Pengelolaan nutrisi sesuai standar pada pasien rawat inap
 Dipandu oleh prosedur
 Ada kriteria pemulangan
 Prosedur tindak lanjut
 Tindak lanjut terhadap umpan balik dari

sarana rujukan
 Prosedur untuk pasien yang memerlukan

rujukan tetapi tidak mungkin dilakukan


 Prosedur rujukan sesuai dengan kebutuhan

dan pilihan pasien


MANAJEMEN PENUNJANG LAYANAN
KLINIS
 Pelayanan laboratorium
 Pelayanan obat
 Pelayanan radiodiagnostik
 Manajemen informasi
 Manajemen keamanan lingkungan
 Manajemen peralatan
 Manajemen SDM klinias
• Jenis pemeriksaan yang tersedia dan prosedurnya
• Pelaksanaan pemeriksaan dan pemantauannya
• Petugas yang kompeten untuk melakukan pemeriksaan
• Pengelolaan reagen, labeling, penyimpanan, ketersediaan reagen esensial
• Penetapan nilai normal dan rentang nilai
• Interpertasi oleh tenaga yang kompeten
• Penanganan specimen berisiko tinggi
• Penanganan B3B dan pembuangan limbah
• Ketepatan waktu penyerahan hasil
• Penyampaian hasil yang kritis
• PMI dan PME: kalibrasi, validasi internal, dan pemantapan mutu eksternal
• Program peningkatan mutu dan keselamatan: indicator pelayanan,
analisis, upaya peningkatan mutu dan keselamatan dan tindak lanjutnya
• Program pemeliharaan alat: inventarisasi alat dan pemeliharaan
• Jenis dan jumlah obat yang tersedia, formularium
• Prosedur peresepan obat dan pelayanan obat
• Bgm menjamin ketersediaan obat
• Pengelolaan obat psikotropik dan narkotik
• Kebersihan, keamanan penyimpanan, penyiapan dan penyampaian
obat kepada pasien
• Penyimpanan dan prosedur penanganan obat LASA
• Penanganan obat kedaluwarsa
• Penanganan efek samping obat dan alergi (MESO)
• Pelaporan dan tindak lanjut jika terjadi medication error
• Ketersediaan obat-obat emergensi
• Program peningkatan mutu dan manajemen risiko pada pelayanan
obat: indicator pelayanan obat, analisis dan tindak lanjut,
identifikasi risiko pelayananan obat, analisis dan tindak lanjut
• Jenis pelayanan, prosedur pelayanan, dan pemantauannya
• Program pengamanan radiasi baik bagi masyarakat maupun
petugas
• Pembuangan limbah dari pelayanan radiologi
• Pelaksanaan dan interpertasi oleh tenaga yang kompeten
• Menjamin ketersediaan alat/BHP, foto
• Penyampaian hasil pemeriksaan
• Pemeliharaan alat dan kalibrasi: inventarisasi, jadual
pemeliharaan, pelaksanaan, monitoring dan tindak lanjut,
kalibrasi
• Perijinan alat
• Pengendalian mutu pelayanan radiodiagnostik
 Pembakuan klasifikasi diagnosis, kode
diagnosis, symbol, specimen tanda tangan
dan inisial dokter/perawat
 Prosedur pelayanan rekam medis
 Proses pengelolaan rekam medis
 Cara identifikasi pasien agar tidak terjadi

kesalahan
 Pengaturan isi rekam medis
 Kelengkapan isi rekam medis
 Tenaga yang kompeten
• Kondisi fisik lingkungan/bangunan
• Manajemen prasarana: instalasi listrik, kualitas air, ketersediaan
gas medis, ventilasi, dan system utama yang lain
• Penanganan B3B
• Penanganan limbah
• Rencana penanggulangan bencana
• Rencana penanggulangan kebakaran
• Monitoring, evaluasi, tindak lanjut kondisi fisik
• Program pemeliharaan lingkungan fisik
• Program penanggulangan bencana dan kebakaran dan bagaimana
pelaksanaannya
• Tenaga yang bertanggung jawab untuk pengelolaan lingkungan
dan kalau terjadi bencana/kebakaran
• Prosedur penyiapan alat medis
• Prosedur sterilisasi dan pelaksanaannya
• Bagaimana memastikan peralatan steril
• Inventarisasi, jadual pemeliharaan alat medis,
prosedur dan pelaksanaan.
• Kalibrasi peralatan medis
• Monitoring peralatan yang rusak dan
penggantiannya
• Bagaimana memastikan ketersediaan alat medis
• Petugas yang bertanggung jawab dalam
pengelolaan peralatan medis
 Penghitungan kebutuhan tenaga kesehatan
(klinis), peta kompetensi
 Penilaian kinerja tenaga klinis
 Proses kredensial, rekredensial dan

penetapan kewenangan klinis


 Upaya peningkatan kompetensi
 Peluang/kesempatan pendidikan dan

pelatihan
 Kelengkapan perijinan tenaga klinis: STR, SIP,

SIK, dsb.
9.1. Tanggung jawab tenaga klinis
9.2. Pemahaman mutu layanan klinis
9.3. Pengukuran mutu layanan klinis
dan sasaran keselamatan pasien
9.4. Peningkatan mutu layanan klinis
dan keselamatan pasien
 Tetapkan kebijakan mutu layanan klinis dan
keselamatan pasien
 Susun tim mutu layanan klinis dan keselamatan
pasien dengan kejelasan uraian tugas
 Susun program mutu layanan klinis dan
keselamatan pasien
 Laksanakan program mutu layanan klinis dan
keselamatan pasien sesuai rencana
 Lakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan
program mutu layanan klinis dan keselamatan
pasien
 Kebijakan mutu dan keselamatan pasien:
◦ Mewajibkan semua praktisi klinis berperan aktif dalam
peningkatan mutu dan keselamatan pasien
◦ Penetapan area prioritas dalam peningkatan mutu dan
keselamatan pasien
◦ Penetapan indicator-indicator mutu dan keselamatan
pasien
◦ Penetapan standar/panduan pelayanan klinis
◦ Penetapan budaya/tata nilai mutu dan keselamatan
pasien
◦ Diterapkannya manajemen risiko dalam upaya
peningkatan mutu dan keselamatan pasien
 Dibentuk tim mutu dan keselamatan pasien
dengan kejelasan tanggung jawab dan uraian
tugas, yang anggotanya adalah praktisi klinis
• Adanya komitmen (terdokumentasi) praktisi klinis untuk peningkatan
mutu dan keselamatan pasien secara berkelanjutan
• Pemahaman praktisi klinis thd mutu dan keselamatan pasien (melalui
sosialisasi, workshop, pelatihan)
• Keterlibatan praktisi klinis dalam peningkatan mutu dan keselamatan
pasien yang ditunjukkan dalam:
• Peran aktif dalam penyusunan, pengumpulan, analisis dan tindak lanjut terhadap
pencapaian indicator klinis
• Penilaian terhadap perilaku dalam pemberian pelayanan klinis (sesuai dengan
budaya dan tata nilai keselamatan pasien (contoh: kebiasaan cuci tangan,
kebiasaan melakukan chek ulang untuk menghindari kekeliruan, budaya tidak
saing menyalahkan)
• Ide-ide perbaikan pelayanan klinis
• Penyusunan rencana, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi perbaikan mutu dan
keselamatan pasien
• Dilakukan monitoring mutu dan keselamatan pasien melalui
penyusunan indicator mutu dan keselamatan pasien (dengan target
yang jelas), pengumpulan data dan analisis thd pencapaian indicator.
• Indikator meliputi:
• Indikator mutu pada penilaian oleh pasien, asuhan pasien (mulai dari
patient assessment dan pelaksanaan asuhan), pelayananan penunjang
medis, penggunaan antibiotika.
• Indikator keselamatan pasien: tidak terjadinya salah identifikasi pasien,
komunikasi dalam pelayanan klinis, tidak terjadinya kesalahan pemberian
obat, tidak terjadinya kesalahaan prosedur klinis, pengendalian infeksi
(tidak terjadi infeksi akibat pemberian pelayanan, dilakukannya kebiasaan
cuci tangan (hand hygiene), dan tidak terjadinya pasien jatuh, )
• Layanan klinis dilaksanakan berdasarkan standar/panduan
pelayanan klinis
• Disusun Perencanaan mutu dan keselamatan pasien berdasar:
• Area prioritas (3H + 1P)
• Hasil monitoring dan pengukuran indicator-indicator mutu dan
keselamatan pasien
• Identifikasi Risiko dan Analisis risiko
• Pelaporan dan analisis terjadinya KTD, KTC, KNC dan KPC
• Rencana peningkatan mutu dan keselamatan pasien memuat:
a. montoring dan penilaian kinerja pelayanan klinis
b. Monitoring dan penilaian kinerja dan perilaku sdm klinis
c. Pelaporan insiden keselamatan pasien (KTD, KTC, KNC, KPC)
d. Implementasi manajemen risiko pada area prioritas:mulai dari identifikasi risiko klinis, analisis risiko, dan
upaya untuk
meminimalkan risiko (dengan metoda Failure mode and effect analysis/FMEA)
e. Penyusunan panduan praktik klinis dan SOP klinis
f. Monitoring dan penilaian sasaran keselamatan pasien
g. Peningkatan mutu dan keselamatan pelayanan laboratorium
h. Peningkatan mutu dan keselamatan pelayanan obat
i. Peningkatan mutu dan keselamatan pelayanan radiodiagnostik
j. program diklat mutu dan keselamatan pasien
• Penyediaan sumber daya untuk melaksanakan rencana peningkatan mutu dan keselamatan pasien
• Pelaksanaan peningkatan mutu dan keselamatan pasien:
• Tindak lanjut dari hasil pengukuran indicator dan jika ada permasalahan/complain, maupun KTD, KTC, dan KNC
• Program-program yang ada pada rencana
• Monitoring, evaluasi dan tindak lanjut thd pelaksanaan peningkatan mutu dan keselamatan pasien sesuai
dengan yang direncanakan yang dikomunikasikan kepada semua praktisi klinis dan dilaporkan pada
pimpinan
 Kegiatan harus diketahui oleh semua petugas
medis dan paramedis, serta petugas yang
banyak terlibat didalamnya
 Misalnya sopir harus tahu prosedur rujukan,

laundry harus mengetahui pengelolaan linen,


pramusaji harus mengetahui ttg gizi dll
 Secara umum, semua karyawan harus :
- Memahami dan ikut menjaga keamanan dan
keselamatan pasien, misalnya harus ada kursi
roda, bankard, pegangan tangga, kamar
mandi tidak boleh licin, lantai tidak boleh
licin dsb
- Membuat laporan kerusakan atau tindakan
pencegahan dan perbaikan
- Mengusulkan kalibrasi alat ukur
- Mampu melaksanakan BLS
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai