Anda di halaman 1dari 48

UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA

PRODI S-1 KESEHATAN MASYARAKAT

MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN I


V. A. Stratifikasi Pelkes
V. B. Sistem Rujukan
V. C. Pelkes Tk.I
V. D. Pelkes Tk.II
Oleh :
Pahala MJ Simangunsong, SKM, M.Kes, AAAK

1
V. A. Stratifikasi Pelkes
Strata pelayanan kesehatan yang dianut oleh tiap Negara tidaklah
sama, namun secara umum berbagai strata ini dapat di
kelompokkan menjadi tiga macam yakni :
1.      Pelayanan kesehatan tingkat pertama
Yang di maksud dengan pelayanan kesehatan tingkat pertama (primery
health services) adalah pelayanan kesehatan yang bersifat pokok, yang
sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat serta mempunyai
nilai strategis untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pada
umumnya pelayanan kesehatan tingkat pertama ini bersifat pelayanan
rawat jalan.
2.     Pelayanan kesehatan tingkat kedua
Yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan tingkat kedua adalah
pelayanan kesehatan yang lebih lanjut, telah bersifat rawat inap dan
untuk menyelenggarakannnya telah dibutuhkan tersediannya tenaga-
tenaga spesialis.
2
3.     Pelayanan kesehatan tingkat ketiga

Yang di maksud dengan pelayanan kesehatan tingkat ketiga adalah


pelayanan kesehatan yang bersifat lebih compleks dan umumnya
diselenggarakan oleh tenaga-tenaga sub spesialis.

3
V. B. Sistem Rujukan

4
SISTEM RUJUKAN
• Sistem rujukan adalah pelimpahan wewenang dan
tanggung jawab atas masalah kesehatan atau kasus
penyakit yang dilakukan secara vertikal atau
horizontal
1. Vertikal antar sarana pelayanan strata berbeda
2. Horizontal antar sarana pelkayanan strata sama
• Dibedakan atas dua macam:
1. Rujukan kesehatan
2. Rujukan medis

Azrul Azwar 5
RUJUKAN KESEHATAN
• Pelimpahan wewenang dan tanggungb jawab
untuk masalah kesehatan. Terkait dengan
penyelenggaraan pelayanan (upaya) kesehatan
perorangan
– Tujuan: Pemeliharaan den pencegahan
– Jalur: Dinas Kesehatan secara bertingkat
• Dibedakan atas tiga macam
– Rujukan sarana
– Rujukan teknologi
– Rujukan operasional

Azrul Azwar 6
RUJUKAN MEDIS
• Pelimpahan wewenang dan tanggungjawab
untuk kasus penyakit. Terkait dengan
penyelenggaraan pelayanan (upaya) medis
(kesehatan perorangan)
– Tujuan :Pengobatan dan pemulihan kesehatan
– Jalur : Rumah Sakit secara bertingkat
• Dibedakan atas tiga macam
– Rujukan pasien
– Rujukan ilmu pengetahuan
– Rujukan bahan laboratorium

Azrul Azwar 7
SISTEM RUJUKAN

UKM UKP
DINKES PROPINSI YANKES RSU PROP / PUSAT
STR III
DINKES KAB / KOTA RSU KAB / KOTA
BP4, BKMM, YANKES BP4, BKMM,
BKKM, BKOM STR II BKKM, BKOM,

YANKES PUSKESMAS
PUSKESMAS STR I
POSYANDU, POD MASYARAKAT POSYANDU, POD

YANKES YANKES
INDIVIDU RUMAH TANGGA INDIVIDU
Azrul Azwar 8
9
10
11
12
13
14
15
16
V. C. Pelkes Tk.I
PUSKESMAS
• Puskesmas adalah unit pelaksana tehnis
Dinas Kesehatan Kab/kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di satu atau
sebagian wilayah kecamatan
• Wilayah kerja : satu atau sebagian kecamatan
• Sebagai unit pelaksana teknis Puskesmas
melaksanakan sebagian tugas Dinas kesehatan
Kab/kota

Azrul Azwar 17
FUNGSI PUSKESMAS
1. Pusat pembangunan berwawasan kesehatan
2. Pusat pemberdayaan keluarga dan
masyarakat
3. Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama
1. Pelayanan kesehatan perorangan
2. Pelayanan kesehatan masyarakat

Azrul Azwar 18
FUNGSI
PUSKESMAS

PUSAT
PUSAT
PEMBANGUNAN PUSAT
PEMBERDAYAAN
BERWAWASAN YANKES
KLG & MASY
KESEHATAN TKT I

PELAYANAN PELAYANAN
KESMAS PERORANGAN
(UKM) (UKP)

Azrul Azwar 19
UPAYA PUSKESMAS
• Disesuaikan dengan masalah kesehatan
dan kemampuan daerah setempat
• Secara umum dibedakan atas tiga macam
1. Upaya kesehatan wajib
2. Upaya kesehatan pengembangan
3. Upaya kesehatan penunjang

Azrul Azwar 20
UPAYA KESEHATAN WAJIB
1. Promosi Kesehatan
2. Kesehatan Lingkungan
3. Pemberantasan penyakit Menular
4. KIA/KB
5. Gizi
6. Pengobatan
1. Umum
2. Gigi mulut

Azrul Azwar 21
UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN
1. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
2. Usaha Kesehatan Sekolah
3. Usaha Kesehatan Jiwa
4. Upaya Kesehatan Kerja
5. Upaya Kesehatan olahraga
6. Upaya Kesehatan mata
7. Upaya kesehatan Lansia
8. Upaya pengobatan tradisional

Azrul Azwar 22
UPAYA KESEHATAN PENUNJANG
1. Upaya Pencatatan dan pelaporan
2. Upaya Laboratorium

Azrul Azwar 23
UPAYA
PUSKEMAS
Upaya
kesehatan
wajib

Upaya
Upaya
kesehatan
kesehatan
Penunjang
pengembangan

Azrul Azwar 24
ASAS PENGELOLAAN PUSKESMAS

1. Asas pertanggungjawaban Wilayah


2. Asas pemberdayaan masyarakat
3. Asas keterpaduan
4. Asas rujukan

Azrul Azwar 25
Asas
Pengelolaan
Puskemas

Pertang-
gung Pember-
Keter-
jawaban dayaan Rujukan
paduan
Wilayah masyarakat

Azrul Azwar 26
MANAJEMEN PUSKEMAS
1. Perencanaan (P1)
2. Penggerakan pelaksanaan (P2)
• Pengorganisasian
• Penggerakan
3. Pengawasan, pengendalian dan Penilaian (P3)
• Pengawasan
• Pengendalian
• Penilaian

Azrul Azwar 27
SIKLUS MANAJEMEN PUSKESMAS

P1

SIMPUS

P3 P2

Azrul Azwar 28
INSTRUMEN MANAJEMEN
1. Perencanaan (P1)
• Perencanaan Tingkat Puskesmas (Perencanaan Mikro =
Micro Planning)
2. Penggerakan pelaksanaan (P2)
• Lokakarya Mini (mini workshop)
3. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3)
• Penilaian Kinerja (performance evaluation)
• Dahulu Stratifikasi Puskesmas

Azrul Azwar 29
Instrumen
Manajemen
Puskesmas

Micro Mini Performace


Planning Workshop Evaluation

Azrul Azwar 30
31
32
V. D. Pelkes Tk.II

DEFENISI RUMAH SAKIT

33
WHO (1957) diberikan batasan yaitu “suatu bagian yang menyeluruh lengkap
kepada masyarakat baik kuratif maupun rehabilitative dimana output
layanannya menjangkau pelayanan keluarga dan lingkungan rumah sakit juga
merupakan pusat pelatihan tenaga kesehatan serta untuk penelitian biososial

Muninjaya:
“Rumah sakit merupakan bagian dari sistem pelayanan publik kesehatan yang
harus memenuhi kriteria availability, appropriateness, continuity sustainability,
acceptability, affordable, dan quality.”

Siregar :
“Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan gabungan
ilmiah khusus dan rumit, dan difungsikan oleh berbagai kesatuan personil terlatih
dan terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah medik modern,yang
semuanya terkait bersama-sama dalam maksud yang sama, untuk pemulihan
dan pemliharaan kesehatan yang baik.”

34
Menurut UU :

Selain pendapat para ahli, ternyata di dalam peraturan perundang-


undangan sudah ada informasi mengenai pengertian rumah sakit. Hal
itu diatur dalam Undang-Undang No. 44 tahun 2009.

Menurut UU No. 44/2009: “Rumah sakit adalah instutusi pelayanan


kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat.”

35
Menurut Permenkes :

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010.


“Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat”.

Dan pada tahun 2004, pengertian rumah sakit juga sudah ada menurut Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
: “Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang
sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta
memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan”.

36
Kesimpulan
Dari pengertian dan definisi mengenai rumah sakit diatas,
dampat disimpulkan bahwa rumah sakit berfungsi sebagai pemberi
pelayanan.
Jenis pelayanan yang diberikan rumah sakit adalah pelayanan
medik, pelayanan penunjang medik, pelayanan perawatan,
pelayanan rehabilitasi, pencegahan dan peningkatan kesehatan,
sebagai tempat pendidikan dan atau pelatihan medik dan para
medik, sebagai tempat penelitian dan pengembangan ilmu dan
teknologi bidang kesehatan serta untuk menghindari risiko dan
gangguan kesehatan sebagaimana yang dimaksud, sehingga perlu
adanya penyelenggaan kesehatan lingkungan rumah sakit sesuai
dengan persyaratan kesehatan.

37
Klasifikasi Rumah Sakit
Rumah sakit dapat diklasifikasikan menjadi beberapa golongan berdasarkan
jenis pelayanan, kepemilikan, jangka waktu pelayanan, kapasitas tempat tidur dan
fasilitas pelayanan, dan afiliasi pendidikan.

Berdasarkan jenis pelayanannya rumah sakit dapat digolongkan menjadi:

1. Rumah Sakit Umum Rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan
pelayanan kesehatan yang bersifat dasar, spesialistik dan subspesialistik. Rumah
sakit umum memberi pelayanan kepada berbagai penderita dengan berbagai jenis
penyakit, memberi pelayanan diagnosis dan terapi untuk berbagai kondisi medik,
seperti penyakit dalam, bedah, pediatrik, psikiatrik, ibu hamil, dan sebagainya.
2. Rumah Sakit Khusus Rumah sakit khusus adalah rumah sakit yang mempunyai
fungsi primer, memberikan diagnosis dan pengobatan untuk penderita yang
mempunyai kondisi medik khusus, baik bedah atau non bedah, misal: Rumah Sakit
Ginjal, Rumah Sakit Kusta, Rumah Sakit Jantung, Rumah Sakit Bersalin dan Anak,
dan lain-lain.

38
Klasifikasi RSU Berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan :

a. Rumah Sakit Umum Kelas A;


b. Rumah Sakit Umum Kelas B;
c. Rumah Sakit Umum Kelas C;
d. Rumah Sakit Umum Kelas D

Klasifikasi Rumah Sakit Umum ditetapkan berdasarkan:

a. Pelayanan;
b. Sumber Daya Manusia;
c. Peralatan;
d. Sarana dan Prasarana; dan
e. Administrasi dan Manajemen
39
Jenis Rumah Sakit Khusus
(Permenkes No.340/MENKES/PER/III/2010)
1. Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak
2. Jantung
3. Kanker
4. Orthopedi
5. Paru,
6. Jiwa,
7. Kusta,
8. Mata,
9. Ketergantungan Obat,
10. Stroke,
11. Penyakit Infeksi,
12. Bersalin,
13. Gigi dan Mulut,
14. Rehabilitasi Medik,
15. Telinga Hidung Tenggorokan,
16. Bedah,
17. Ginjal,
18. Kulit
19. Kelamin.

40
Klasifikasi Rumah Sakit Khusus Berdasarkan fasilitas dan
kemampuan pelayanan :

a. Rumah Sakit Khusus Kelas A;


b. Rumah Sakit Khusus Kelas B;
c. Rumah Sakit Khusus Kelas C

Klasifikasi Rumah Sakit Khusus ditetapkan berdasarkan:


a. Pelayanan;
b. Sumber Daya Manusia;
c. Peralatan;
d. Sarana dan Prasarana; dan
e. Administrasi dan Manajemen.

41
Berdasarkan kepemilikan, rumah sakit dibagi atas:

1. Rumah Sakit Umum Pemerintah Rumah sakit umum pemerintah adalah rumah
sakit umum milik pemerintah, baik pusat maupun daerah, Departemen
Pertahanan dan Keamanan, maupun Badan Usaha Milik Negara. Rumah sakit
umum pemerintah dapat dibedakan berdasarkan unsur pelayanan, ketenagaan,
fisik dan peralatan menjadi empat kelas yaitu rumah sakit umum Kelas A, B, C, dan
D.
2. Rumah Sakit Umum Swasta, terdiri atas:
a) Rumah Sakit Umum Swasta Pratama, yaitu rumah sakit umum swasta yang
memberikan pelayanan medik bersifat umum, setara dengan rumah sakit
pemerintah kelas D.
b) Rumah Sakit Umum Swasta Madya, yaitu rumah sakit umum swasta yang
memberikan pelayanan medik bersifat umum dan spesialistik dalam 4 cabang,
setara dengan rumah sakit pemerintah kelas C.
c) Rumah Sakit Umum Swasta Utama, yaitu rumah sakit umum swasta yang
memberikan pelayanan medik bersifat umum, spesialistik dan subspesialistik,
setara dengan rumah sakit pemerintah kelas B.
42
Berdasarkan Fasilitas Pelayanan dan Kapasitas Tempat Tidur :

1. Rumah Sakit Kelas A Rumah Sakit Kelas A yaitu rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik dan
subspesialistik luas, dengan kapasitas lebih dari 1000 tempat tidur.
2. Rumah Sakit Kelas B, dibagi menjadi: Rumah sakit B1 yaitu RS yang melaksanakan
pelayanan medik minimal 11 (sebelas) spesialistik dan belum memiliki sub
spesialistik luas dengan kapasitas 300-500 tempat tidur. Rumah sakit B2 yaitu RS
yang melaksanakan pelayanan medik spesialistik dan sub spesialistik terbatas
dengan kapasitas 500-1000 tempat tidur.
3. Rumah Sakit Kelas C Rumah Sakit Kelas C yaitu rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik dasar, yaitu
penyakit dalam, bedah, kebidanan atau kandungan, dan kesehatan, dengan
kapasitas 100-500 tempat tidur.
4. Rumah Sakit Kelas D Rumah Sakit Kelas D yaitu rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar, dengan kapasitas
tempat tidur kurang dari 100.

43
Sesuai dengan klasifikasi di atas, untuk mengarahkan dan mengendalikan
perkembangan rumah sakit diperlukan klasifikasi dan subklasifikasi rumah sakit
berdasarkan jenis pelayanan medik, penunjang medik dan perawatan yang
dikemukakan oleh Departemen Kesehatan RI, sebagai berikut:

A. Pelayanan medik umum.


B. Pelayanan medik spesialistik dan subspesialistik:
1). Pelayanan medik spesialistik 4 dasar:
• Penyakit dalam
• Penyakit bedah
• Kebidanan dan kandungan
• Kesehatan anak
2). Pelayanan 6 medik spesialistik:
• Mata
• THT
• Kulit dan kelamin
• Syaraf
• Kesehatan jiwa
• Gigi dan mulut
44
3). Pelayanan medik lainnya
• Jantung
• Paru-paru
• Bedah syaraf
• Ortopaedi
4). Pelayanan medik sub-spesialistik
Dari setiap cabang spesialistik, 4 dasar dan 6 spesialistik tesebut dapat
berkembang satu atau lebih sub-spesialistik.
C. Pelayanan penunjang medik
• Radiologi
• Patologi (Patologi klinik, Patologi anatomi, Patologi forensik)
• Anestesi
• Gizi
• Farmasi
• Rehabilitasi medik
D. Pelayanan Perawatan
• Pelayanan perawatan umum dasar
• Pelayanan perawatan spesialistik
• Pelayanan perawatan sub-spesialistik
45
Klasifikasi Rumah Sakit berdasarkan bentuknya :
 
1. Rumah Sakit Menetap
Rumah sakit menetap merupakan rumah sakit yang didirikan permanen untuk
jangka waktu lama untuk menyelenggarakan pelayanan kesehtan perseorangan
secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat.
2. Rumah Sakit Bergerak 
Rumah sakit bergerak merupakan rumah sakit yang siap guna dan bersifat
sementara dalam jangka waktu tertentu dan dapat dipindahkan dari satu lokasi ke
lokasi lain. Rumah sakit bergerak dapat berbentuk bus, kapal laut, karavan, gerbong
kereta api, atau kontainer.
3. Rumah Sakit Lapangan
Rumah sakit lapangan merupakan rumah sakit yang didirikan di lokasi tertentu
selama kondisi darurat dalam pelaksanaan kegiatan tertentu selama kondisi darurat
dalam pelaksanaan kegiatan tertentu yang berpotensi bencana atau selama masa
tanggap darurat. Rumah sakit lapangan dapat berbentuk tenda diruang terbuka,
kontainer, atau bangunan permanen yang difungsikan sementara sebagai rumah
sakit
46
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2009, rumah sakit umum mempunyai fungsi:

1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan


sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga
sesuai kebutuhan medis.
3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian
pelayanan kesehatan.
4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan
teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang
kesehatan.
47
48

Anda mungkin juga menyukai