Anda di halaman 1dari 23

Pertemuan ke - 1

Pengembangan Sistem “Modalin Aja Petani”


Kementerian Pertanian Republik Indonesia

Jakarta, 21 November 2022


Latar Belakang

Berdasarkan Undang - Undang Menteri Pertanian Republik Indonesia, fungsi dan tugas
utama Kementerian Pertanian adalah mempunyai tugas menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pertanian untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan
pemerintahan negara. Indonesia merupakan negara agraris terbesar di wilayah Asia
Tenggara, hasil alam di sektor pertanian sangat berlimpah di setiap tahunnya. Bahkan
sektor pertanian menjadi salah satu kekuatan penopang ekonomi negara untuk bersaing
di pasar ekspor - impor (internasional / global). Dengan segala keuntungan dan
produktivitas pertanian Indonesia, maka penting bagi Kementerian Pertanian melakukan
pemantauan, pengelolaan, dan pembinaan kepada para petani di Indonesia untuk
menjaga kualitas produksi. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan dan
menjaga kestabilan kuantitas produksi setiap tahunnya.

Mengingat pentingnya potensi pertanian di Indonesia, maka perlu adanya suatu sistem
yang mampu melakukan pemantauan, pengumpulan dan pengolahan data hasil
pertanian Indonesia secara real time, serta mendukung distribusi / penjualan produk
hasil pertanian.

Sistem “Modalin Aja Petani” dirancang untuk tujuan pengelolaan dan pemantauan hasil
pertanian secara real time, juga media penjualan yang dapat menghubungkan antara
petani, obtaker, dan regulator (pemerintah / kementerian pertanian).
Tujuan dan Sasaran

“ Melakukan pemantauan dan pengelolaan hasil pertanian secara real time, serta
menjembatani antara petani, stakeholder / customer, dan pemerintah ”

Aplikasi mampu menunjukkan informasi data hasil pertanian (jenis hasil


1. pertanian, kualitas, kuantitas) secara real time dan aktual, yang bersumber dari
para petani atau pelaku industri pertanian lainnya.

Aplikasi mampu menjadi media penjualan layaknya e-commerce yang


2. menghubungkan antara petani / pelaku industri pertanian dengan obtaker,
efektivitas transaksi dan informasi diharapkan dapat meningkatkan penjualan.
Aplikasi “Modalin Aja Petani”

Aplikasi “Modalin Aja Petani”, merupakan sistem terintegrasi yang


terdiri dari aplikasi berbasis website dan mobile apps Android.
Dirancang untuk melakukan pengelolaan data pertanian (seperti :
mengetahui demografi komoditas hasil pertanian di seluruh wilayah
indonesia, cek stok hasil pertanian, analisis potensi ekonomi, serta
menjadi e-commerce produk hasil pertanian Indonesia.

Sistem ini dibangun dengan harapan untuk mempermudah


pemerintah mengambil keputusan yang dilakukan berdasarkan data
(data driven), selain itu membantu para pelaku industri pertanian
untuk memasarkan produknya secara global dan digital. Serta
memberikan kesan easy, effective, integrated bagi customer dalam
melakukan transaksi / pembelian hasil pertanian.
Metodologi Pengembangan
Aplikasi “Modalin Aja Petani”
Metodologi Pengembangan

Menindaklanjuti tujuan dan sasaran, maka pelaksanaan kegiatan Perancangan


Pengembangan Aplikasi “Modalin Aja Petani” menerapkan metodologi
pengembangan aplikasi perangkat lunak SDLC waterfall.
1. Requirements

2. Design

3. Implementation

4. Testing

5. Maintenance
Metodologi Pengembangan

1. Requirements

Melakukan diskusi teknis mengenai fitur-fitur dan sasaran yang akan diraih dalam
pengerjaan. Pada fase ini akan mendokumentasikan segala kebutuhan dan
spesifikasi, berikut poin-poin pembahasan yang harus dipenuhi.

1. Fitur yang akan dikembangan


2. Flow setiap fitur yang akan dikembangkan
3. Roles aplikasi / peran setiap user dalam operasional aplikasi
4. Spesifikasi infrastruktur perangkat / server yang digunakan
5. Bahasa pemrograman / framework
Metodologi Pengembangan

2. Design

Dokumentasi kebutuhan sistem akan dibuat dalam bentuk diagram / desain


sistem. Berikut desain sistem yang harus dipenuhi dalam fase ini, diantaranya :

1. Software Structure Model (Class Diagram / DFD / Sequence )


2. Database Structure Model (ERD)
3. Architecture System Diagram
4. Workflow Diagram
Metodologi Pengembangan

3. Implementation

Keluaran dari proses desain sistem yang berupa kumpulan diagram struktur
sistem, diimplementasikan dalam bentuk unit-unit fungsi sederhana untuk
menguji validasi input dan output. Unit-unit fungsi ini pada tahap selanjutnya akan
diintegrasikan hingga menjadi satu kesatuan sistem utuh.
Metodologi Pengembangan

4. Testing

Unit fungsional diintegrasikan menjadi satu sistem utuh dan dilakukan pengujian
untuk memastikan kebenaran fungsional dan kesesuaian input dan output.
Testing aplikasi menggunakan dua metode, yaitu whitebox dan blackbox testing

1. White Box testing : Pengujian dengan melakukan analisa kode program


dan melakukan validasi kesesuaian input dan output.
2. Black Box testing : Pengujian keseluruhan fitur untuk menemukan
anomali proses atau kesalahan antarmuka aplikasi.
Metodologi Pengembangan

5. Maintenance

Fase maintenance merupakan tahapan untuk menjaga sistem aplikasi berjalan


dengan baik di sisi user, improvisasi dan perbaikan akan dilakukan apabila
terdapat kendala saat penggunaan. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan versi
aplikasi dengan fungsional terbaik
Arsitektur Sistem

Arsitektur sistem yang digunakan adalah


melakukan pendekatan model Microservice.
Arsitektur sistem Microservice adalah
Microservice mengacu pada gaya arsitektur
untuk mengembangkan aplikasi yang
membagi program/aplikasi besar menjadi
sejumlah service (layanan) independen
yang lebih kecil. Karena bersifat
independen, setiap service dapat di-update,
di-deploy, dan di-scale untuk memenuhi
permintaan fungsi tertentu dari suatu
aplikasi
Pihak yang Terlibat

Pihak yang terlibat dalam ekosistem aplikasi

1. Petani Lokal 2. Obtaker 3. Pemerintah


Alur Kerja Secara umum

Alur kerja sistem secara umum (Petani)

Petani melaporkan hasil pertanian ke sistem SITANI


melalui aplikasi mobile

Petani juga dapat mempromosikan produk hasil


pertaniannya pada sistem e-commerce.

Petani akan mendapatkan notifikasi apabila ada


penawaran masuk dari obtaker.

Transaksi dilakukan dengan mudah di sistem e-


1. Petani Lokal
commerce.
Alur Kerja Secara umum

Alur kerja sistem secara umum (Obtaker)

Obtaker dapat mengakses dan masuk ke aplikasi e-


commerce

Sistem akan menampilkan list produk hasil pertanian


yang diupload oleh petani

Obtaker dapat melakukan pemesanan hasil pertanian


melalui aplikasi.

Transaksi dilakukan dengan mudah di sistem e-


2. Obtaker
commerce.
Alur Kerja Secara umum

Alur kerja sistem secara umum (Pemerintah / Kementerian)

Kementerian dapat mengakses data hasil pertanian


dari setiap daerah di Indonesia

Sistem akan menampilkan demografi, analisa data


pertanian

Kementerian dapat melakukan monitoring komoditas


dan stok hasil pertanian secara real time

Kementerian juga dapat mengakses informasi


3. Pemerintah
transaksi antara obtaker dan petani
Fitur Aplikasi (Kementerian)

1. Otentikasi

2. Dashboard Analisa Data

3. Database Hasil Pertanian

4. Monitoring Stok Pertanian

5. Monitoring Transaksi

1. Dashboard Kementerian
6. Monitoring Operasional Aplikasi
Fitur Aplikasi (Obtaker)

1. Otentikasi

2. Katalog Produk Pertanian

3. Keranjang Pembelian

4. Transaksi

5. Notifikasi Informasi

2. Apps Obtaker
6. Riwayat Pemesanan dan Transaksi
Fitur Aplikasi (Petani)

1. Otentikasi

2. Katalog Produk Pertanian

3. List Pemesanan

4. Transaksi

5. Notifikasi Informasi

3. Apps Petani
6. Riwayat Pesanan dan Transaksi
Keamanan Sistem Aplikasi

Keamanan sistem juga menjadi fokus utama dalam pengembangan


aplikasi ini, berikut ini beberapa proteksi keamanan yang akan
dilakukan dalam pengembangan, demi menjaga performa dan privasi
data yang tersimpan :

1. Authentication Access

2. CSRF Protection

3. XSS Protection

4. SQL Injection

5. Force HTTPS
Keamanan Sistem Aplikasi

1. Authentication Access : Otentikasi akses akan ditambahkan dalam sistem aplikasi, hal ini
dilakukan untuk memastikan seluruh pengguna hanya yang diberikan otorisasi saja. Serta,
seluruh aktivitas pengguna dalam saat berinteraksi dengan sistem, akan ter-record.
2. CSRF Attack : Cross site request forgery merupakan serangan eksploitasi website yang membuat
pengguna tanpa sadar melakukan sebuah request yang tidak dikehendaki.
3. XSS Attack : XSS merupakan serangan eksploitasi web yang dilakukan dengan cara meng-inject
malicious script code (kode berbahaya) pada website dengan tujuan untuk melakukan pencurian
data.
4. SQL Injection : Serangan ini dilakukan dengan memanfaatkan kelemahan sistem database.
Biasanya dengan melakukan query SQL agar hacker dapat mengakses sistem tanpa melalui
proses otentikasi.
5. HTTPS : HTTPS merupakan salah satu mekanisme proteksi pada sistem aplikasi (berbasis
website) dengan tujuan mengenkripsi setiap pengiriman data.
Sesi QnA

Sesi : Tanya Jawab dan Dengar Pendapat


Metodologi Pengembangan

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai