Berdasarkan Undang - Undang Menteri Pertanian Republik Indonesia, fungsi dan tugas
utama Kementerian Pertanian adalah mempunyai tugas menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pertanian untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan
pemerintahan negara. Indonesia merupakan negara agraris terbesar di wilayah Asia
Tenggara, hasil alam di sektor pertanian sangat berlimpah di setiap tahunnya. Bahkan
sektor pertanian menjadi salah satu kekuatan penopang ekonomi negara untuk bersaing
di pasar ekspor - impor (internasional / global). Dengan segala keuntungan dan
produktivitas pertanian Indonesia, maka penting bagi Kementerian Pertanian melakukan
pemantauan, pengelolaan, dan pembinaan kepada para petani di Indonesia untuk
menjaga kualitas produksi. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan dan
menjaga kestabilan kuantitas produksi setiap tahunnya.
Mengingat pentingnya potensi pertanian di Indonesia, maka perlu adanya suatu sistem
yang mampu melakukan pemantauan, pengumpulan dan pengolahan data hasil
pertanian Indonesia secara real time, serta mendukung distribusi / penjualan produk
hasil pertanian.
Sistem “Modalin Aja Petani” dirancang untuk tujuan pengelolaan dan pemantauan hasil
pertanian secara real time, juga media penjualan yang dapat menghubungkan antara
petani, obtaker, dan regulator (pemerintah / kementerian pertanian).
Tujuan dan Sasaran
“ Melakukan pemantauan dan pengelolaan hasil pertanian secara real time, serta
menjembatani antara petani, stakeholder / customer, dan pemerintah ”
2. Design
3. Implementation
4. Testing
5. Maintenance
Metodologi Pengembangan
1. Requirements
Melakukan diskusi teknis mengenai fitur-fitur dan sasaran yang akan diraih dalam
pengerjaan. Pada fase ini akan mendokumentasikan segala kebutuhan dan
spesifikasi, berikut poin-poin pembahasan yang harus dipenuhi.
2. Design
3. Implementation
Keluaran dari proses desain sistem yang berupa kumpulan diagram struktur
sistem, diimplementasikan dalam bentuk unit-unit fungsi sederhana untuk
menguji validasi input dan output. Unit-unit fungsi ini pada tahap selanjutnya akan
diintegrasikan hingga menjadi satu kesatuan sistem utuh.
Metodologi Pengembangan
4. Testing
Unit fungsional diintegrasikan menjadi satu sistem utuh dan dilakukan pengujian
untuk memastikan kebenaran fungsional dan kesesuaian input dan output.
Testing aplikasi menggunakan dua metode, yaitu whitebox dan blackbox testing
5. Maintenance
1. Otentikasi
5. Monitoring Transaksi
1. Dashboard Kementerian
6. Monitoring Operasional Aplikasi
Fitur Aplikasi (Obtaker)
1. Otentikasi
3. Keranjang Pembelian
4. Transaksi
5. Notifikasi Informasi
2. Apps Obtaker
6. Riwayat Pemesanan dan Transaksi
Fitur Aplikasi (Petani)
1. Otentikasi
3. List Pemesanan
4. Transaksi
5. Notifikasi Informasi
3. Apps Petani
6. Riwayat Pesanan dan Transaksi
Keamanan Sistem Aplikasi
1. Authentication Access
2. CSRF Protection
3. XSS Protection
4. SQL Injection
5. Force HTTPS
Keamanan Sistem Aplikasi
1. Authentication Access : Otentikasi akses akan ditambahkan dalam sistem aplikasi, hal ini
dilakukan untuk memastikan seluruh pengguna hanya yang diberikan otorisasi saja. Serta,
seluruh aktivitas pengguna dalam saat berinteraksi dengan sistem, akan ter-record.
2. CSRF Attack : Cross site request forgery merupakan serangan eksploitasi website yang membuat
pengguna tanpa sadar melakukan sebuah request yang tidak dikehendaki.
3. XSS Attack : XSS merupakan serangan eksploitasi web yang dilakukan dengan cara meng-inject
malicious script code (kode berbahaya) pada website dengan tujuan untuk melakukan pencurian
data.
4. SQL Injection : Serangan ini dilakukan dengan memanfaatkan kelemahan sistem database.
Biasanya dengan melakukan query SQL agar hacker dapat mengakses sistem tanpa melalui
proses otentikasi.
5. HTTPS : HTTPS merupakan salah satu mekanisme proteksi pada sistem aplikasi (berbasis
website) dengan tujuan mengenkripsi setiap pengiriman data.
Sesi QnA
Terima Kasih