Anda di halaman 1dari 38

Memasang Instalasi Programmable Logic Control (PLC)

Memasang Instalasi Programmable Logic Control (PLC)


STRUKTUR DASAR PLC
1. Central Prosesing Unit ( CPU )
2. Memory
3. Input / Output
4. Power Supply

1. Central Prosesing Unit ( CPU )

CPU berfungsi untuk mengontrol dan mengawasi semua pengopersian dalam


PLC, melaksanakan program yang disimpan didalam memory.
Selain itu CPU juga memproses dan menghitung waktu memonitor waktu
pelaksanaan perangkat lunak dan menterjemahkan program perantara yang berisi
logika dan waktu yang dibutuhkan untuk komunikasi data dengan pemrogram
STRUKTUR DASAR PLC

2. Memory
Memory yang terdapat dalam PLC berfungsi untuk menyimpan program
dan memberikan lokasi – lokasi dimana hasil – hasil perhitungan dapat
disimpan didalamnya

PLC menggunakan peralatan memory semi konduktor seperti RAM ( Random


Acces Memory ), ROM( Read Only Memory ), dan PROM ( Programmable
Read Only Memory)
RAM mempunyai waktu akses yang cepat dan program – program yang
terdapat didalamnya dapat deprogram ulang sesuai dengan keinginan
pemakainya. RAM disebut juga sebagai volatile memory, maksudnya program
program yang terdapat mudah hilang jika supply listrik padam.
STRUKTUR DASAR PLC
 
3. Input / Output
Sebagaimana PLC yang direncanakan untuk mngontrol sebuah proses atau
operasi mesin, maka peran modul input / output sangatlah penting karena modul
ini merupakan suatu perantara antara perangkat kontrol dengan CPU.
Setiap input / output memiliki alamat dan nomor urutan khusus yang digunakan
selama membuat program untuk memonitor satu persatu aktivitas input dan
output didalam program. Indikasi urutan status dari input output ditandai Light
Emiting Diode ( LED )pada PLC atau modul input / output, hal ini dimaksudkan
untuk memudahkan pengecekan proses pengoperasian input / output dari PLC
itu sendiri.
STRUKTUR DASAR PLC

4. Power Supply

PLC tidak akan beroperasi bila tidak ada supply daya listrik. Power supply
merubah tegangan input menjadi tegangan listrik yang dibutuhkan oleh
PLC. Dengan kata lain sebuah suplai daya listrik mengkonversikan suplai
daya PLN ( 220 V ) ke daya yang dibutuhkan CPU atau modul input / output
Memasang Instalasi Programmable Logic Control (PLC)
Memasang Instalasi Programmable Logic Control (PLC)

NOTE :
Pemasangan unit PLC sesuai standart dan pada tempat yang tepat akan
Berpengaruh kepada kehandalan dan usia PLC tersebut

Pemasangan PlC :
 Menyesuaikan pemakaian PLC
 Menentukan jenis PLC
 Menetukan ukuran perangkat pendukung
 Menentukan pembatas arus
 Menentukan ukuran kabel penghantar
Memasang Instalasi Programmable Logic Control (PLC)
Memasang Instalasi Programmable Logic Control (PLC)
Pemasangan PlC harus memperhatikan sebagai berikut :
1. memasang PLC pada tempat-tempat dengan kondisi sebagai berikut :
>   Terkena sinar matahari langsung.
>   Suhu di bawah 0oC atau di atas 55 oC.
>   Kelembaban di bawah 10% atau di atas 90%.
>   Terjadi pengembunan sebagai akibat perubahan suhu.
>   Mengandung gas korosif atau mudah terbakar.
>   Berdebu.
>   Terkana kejutan atau getaran.
>   Terkena percikan air, minyak, atau bahan kimia.
2.  Berikan perisai saat memasang PLC pada tempat sebagai berikut :
>   Terkena muatan listrik statis.
>   Terkena medan elektromagnet yang kuat.
>   Terkena pancaran radiasi.
>   Dekat dengan jaringan catu daya.
Memasang Instalasi Programmable Logic Control (PLC)
3.  Dalam memasang pastikan ada ventilasi untuk pendinginan
>   Berikan ruang yang cukup untuk sirkulasi udara.
>  Jangan memasang PLC di atas perlengkapan yang membangkitkan panas seperti
heater, transformer, atau resistor berukuran besar.
>   Pasang kipas atau sistem pendingin saat suhu ruang melebihi 55 oC.
>   Jangan memasang PLC pada panel atau kabinet perlengkapan tegangan tinggi.
>   Berikan jarak + 200 mm antara PLC dan jaringan daya terdekat.
>   Berikan tempat yang lapang untuk operasi dan pemeliharaan PLC.
4.  PLC harus dipasang dalam posisi seperti ditunjukkan
pada gambar di samping untuk menjamin pendinginan
yang tepat.

5.  Lepaslah label untuk menghindari pemanasan


lebih.
6.   Jangan memasang pengawatan I/O PLC pada pipa
yang sama dengan jaringan daya.
Memasang Instalasi Programmable Logic Control (PLC)

Pengawatan PLC
Ada beberapa hal yang diperlu diperhatikan dalam hal pengawatan :
1. setiap rangkaian kendali harus dibuat terpisah dengan rangkaian catu daya PLC sehingga
tidak terjadinya turun tegangan saat peralatan lain digunakan.
2. buat rangkaian terpisah jika menggunakan beberapa PLC untuk menghindari terjadi drop
tegangan atau operasi jika permasalahan
3.  Untuk menghindari kemungkinan turun tegangan, gunakan jaringan daya yang besar.
4.  Sebelum menyambung catu daya, pastikan bahwa tegangan yang tersambung sudah
tepat AC atau DC. Rangkaian internal PLC akan rusak jika daya AC dicatu ke PLC yang
memerlukan catu daya DC.
5. Terminal input catu daya terletak pada bagian atas PLC, sedangkan terminal pada bagian
bawah PLC untuk peralatan luar. Rangkaian internal PLC akan rusak jika daya AC dicatu ke
terminal output catu daya PLC.
Memasang Instalasi Programmable Logic Control (PLC)

Pengawatan PLC
Ada beberapa hal yang diperlu diperhatikan dalam hal pengawatan :

7. Kencangkan sekrup catu daya AC, sekrup yang


kendor dapat mengakibatkan kebakaran atau
malfungsi.
8. Gunakan selalu terminal crimp untuk jaringan
daya PLC. Jangan menyambung kawat serabut
telanjang secara langsung ke terminal.
9. pengawatan input ke PLC dan Unit Ekspansi
dapat dilihat pada gambar disamping. Terminal
catu daya dapat dihubungkan bersama
dengan  output PLC yang menggunakan catu
daya AC.
Memasang Instalasi Programmable Logic Control (PLC)
Pengawatan PLC
10. Jika beban lebih atau terhubung singkat yang
terjadi pada out put akan mengakibatkan
kerusakan. Tindakan pengamanan luar harus
diberikan untuk menjamin keselamatan sistem.
11. Kawatilah output PLC seperti ditunjukkan pada
diagram disamiping

12.  Gunakan rangkaian Emergency Stop, rangkaian


insterlock, rangkaian pembatas, dan tindakan
pengamanan sejenis pada rangkaian kendali luar
(yaitu bukan pada PLC) untuk menjamin keselamatan
pada sistem jika terjadi ketidak-normalan yang
disebabkan oleh mal-fungsi PLC atau faktor luar
lainnya yang mempengaruhi operasi PLC. Jika tidak,
dapat mengakibatkan kecelakaan serius.
Memasang Instalasi Programmable Logic Control (PLC)
Pengawatan perangkat input pada PLC
Perlu diperhatikan dalamPengawatan perangkat input pada PLC adalah
 menentukan sambungan catu daya pada Common. 
 Common Input dapat dipilih pada referensi positif (24V) atau pada
referensi negative (0).
 Menyesuaiakan perakangkat terhadap tegangan

Kebutuhan tegangan control dapat diperoleh dari 2 sisi yakni

 Tegangan control (24dc) internal 


 Tegangan control (24dc) eksternal 
Memasang Instalasi Programmable Logic Control (PLC)
Pengawatan perangkat input pada PLC

Gambar diatas menjelaskan sistem penggunaan


tegangan input eksternal

Gambar diatas menjelaskan sistem penggunaan


tegangan input eksternal dengan cara di paralel
Memasang Instalasi Programmable Logic Control (PLC)
Pengawatan perangkat input pada PLC

Common bertegangan negative (-)sedangkan Common bertegangan Possitive (+)


trigger bertegangan positive (+) sedangkan
trigger bertegangan positive (+)
Memasang Instalasi Programmable Logic Control (PLC)
Pengawatan perangkat input sensor pada PLC
Sensor merupakan salah satu perangkat yang digunakan pada sistem PLC

Sourcing and Sinking hanya berlaku pada besaran listrik DC (searah).


Modul input sourcing memiliki common positive sedangkan modul input sinking
memiliki common negative.
Memasang Instalasi Programmable Logic Control (PLC)
Pengawatan perangkat input sensor pada PLC
Konfigurasi Sinking dan Sourcing
Konfigurasi paling sering digunakan pada PLC adalah:
 Shinking input, dan
 Sourcing output modul

Rangkaian Sinking dan Sourcing


 Rangkaian I/OSinking di dalam modulI/O penerima
(sink) mendapat arus dari perangkat sensing di
proses line. Modul sinking outputyang digunakan
berinteraksi dengan peralatan elektronik.
 I/OSourcing : sourcing output digunakan untuk
berinteraksi dengan solenoid.
 Rangkaian PLC I/O mengakomodasi keduanya, yaitu
perangkat Sinking maupun Sourcing. Rangkaian Solid
state DC I/O mengharuskan keduanya digunakan
dalam rangkaian sinkingatausourcing tertentu
tergantung pada rangkaian internal.
 Output
kontak relay PLC, AC maupun DC mengakomodasi
keduanya, sinking maupun sourcing.
Memasang Instalasi Programmable Logic Control (PLC)
Pengawatan perangkat input sensor pada PLC
Selain memiliki 3 kabel, beberapa jenis sensor juga ada yang memiliki 2 kabel yaitu Brown dan Blue.
Sensor dengan 2 kabel memiliki nilai ekonomis atau harganya lebih murah dibanding sensor dengan
3 kabel.

Sensor 2 kabel
Saat menggunakan modul input sinking (common
negative), Brown akan dihubungkan dengan
positive sumber tegangan, sedangkan Blue pada
terminal pin modul input PLC (Load).

saat menggunakan modul input sourcing (common


positive), Blue akan dihubungkan dengan negative
sumber tegangan, Brown sedangkan pada terminal
pin modul input PLC (Load).
Memasang Instalasi Programmable Logic Control (PLC)
Pengawatan perangkat input sensor pada PLC
Selain memiliki 3 kabel, beberapa jenis sensor juga ada yang memiliki 2 kabel yaitu Brown dan Blue.
Sensor dengan 2 kabel memiliki nilai ekonomis atau harganya lebih murah dibanding sensor dengan
3 kabel.

Sensor 3 kabel

Pada sensor NPN dibutuhkan Common positive


pada input PLC, sehingga saat sensor mendeteksi Pada sensor PNP dibutuhkan Common negative
maka arus mengalir dari catu daya negative melalui pada input PLC, sehingga saat sensor mendeteksi
kabel Brown ke rangkaian sensor. maka arus mengalir dari catu daya positive melalui
kabel Brown ke rangkaian sensor.
Memasang Instalasi Programmable Logic Control (PLC)
Pengawatan perangkat output pada PLC
Output pada sistem PLC bisa berupa signal/kode seperti lampu dan buzzer. Output juga bias berupa
actuator, untuk aktuator memungkinkan PLC untuk mengendalikan sebuah gerakan pada suatu proses
tertentu. Berikut ini adalah output yang paling sering digunakan

Solenoid Valves: output logic yang dapat mengendalikan arah aliran hidrolik atau pneumatik. Biasanya
dipasangkan dengan system hidrolik atau system pneumatic.
Lampu : output yang sering digunakan sebagai indicator, dapat dipasang langsung pada terminal output
PLC.

Relay : output logic yang sering dipakai untuk penyambungan pada motor listrik.

Magnet Kontaktor : output logic yang sering dipakai untuk penyambungan pada motor
listrik.
Memasang Instalasi Programmable Logic Control (PLC)
Pengawatan perangkat output pada PLC
Memasang Instalasi Programmable Logic Control (PLC)
Penyambungan Sensor Analog Input pada PLC

Sensor analog adalah sensor yang hasil pendeteksiannya dikeluarkan bukan hanya berupa
sinyal High dan Low, atau 1 dan 0 tetapi berupa rentang nilai tertentu dalam bentuk
tegangan dan arus listrik, untuk tegangan 0 – 5 V, 1 – 5 V, 0 – 10 V, -10 – +10 V sedangkan
untuk arus adalah 4 mA hingga 20 mA.
penyambungan sensor analog pada PLC adalah melalui modul Analog to Digital Converter
(DAC). Yaitu perangkat pengubah sinyal input analog menjadi kode – kode digital.

Umumnya Analog to Digital Converter digunakan sebagai antarmuka sensor – sensor


analog seperti sensor jarak, sensor suhu, tekanan/berat, cahaya, kecepatan aliran dan lain
sebagainya untuk dapat diproses dengan sistem komputer kemudian ditampilkan dengan
menggunakan sistim digital (komputer).
Memasang Instalasi Programmable Logic Control (PLC)
Penyambungan Sensor Analog Input pada PLC
modul Analog to Digital Converter yang dimiliki sensor berbeda beda sesuai dengan resolusinya

 ADC 8 bit, maka akan memiliki output 8 bit data digital, ini berarti sinyal input
dapat dicuplik dalam 255 (2n – 1) nilai diskrit.

 ADC 12 bit, maka akan memiliki 12 output bit data digital, ini berarti sinyal input
dapat dicuplik dalam 4096 nilai diskrit.
Memasang Instalasi Programmable Logic Control (PLC)
Penyambungan Sensor Analog Input pada PLC
Memasang Instalasi Programmable Logic Control (PLC)
Penyambungan Sensor Analog Input pada PLC
Menginspeksi Instalasi Programmable Logic Control (PLC)
Menginspeksi Instalasi Programmable Logic Control (PLC)
Sebelum mengopersikan sistem PLC perlu dilakukan pengecekan ulang, maka diperlukan
Peralatan serta pendukungan yang diperlukan:
 Wiring diagram instalasi PLC
 Pemograman
 Alat ukur

Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum mengopersikan sistem PLC


 Pastikan wiring diagram sesuai dengan gambar rancangan
 Pastikan tegangan yang digunakan sesuai dengan peralatan yang digunakan
 Memastikan program yang digunakan sesuai dengan perancangan
 Pastikan conection sudah terhubung dengan baik
Menginspeksi Instalasi Programmable Logic Control (PLC)

SINGLE LINE PROGRAM LEADER ALAT UKUR


Menginspeksi Instalasi Programmable Logic Control (PLC)
Wiring diagram instalasi PLC
 Pastikan wiring instalasi sesuai
dengan perencanaan
 Pastikan instalsi power supply AC/DC
sesuai dengan wiring instalasi
 Pastikan perangkat DI dan DO
sesuai dengan wiring diagram
 Pastikan perangkat AI dan AO sesuai
dengan wiring diagram
 Cek kesesuain antara alamat AI dan
AO sesuai dengan alamat dengan PLC
Menginspeksi Instalasi Programmable Logic Control (PLC)
Pengecekan tegangan instalasi PLC
 Pengecekan sumber tegangan AC
1 phase dan 3 phase
 Pengecekan pembagi tegangan AC
 Pengecekan power supply DC
 Pengecekan power supply DC
pembagi terhadap peralatan/beban
Menginspeksi Instalasi Programmable Logic Control (PLC)
Pengecekan program PLC
 Memastikan leader/program
sesuai dengan konsep perancangan
 Simulasi hasil pemogram sesuai
dengan konsep perancangan
 Memastikan leader/program
sudah tersimpan di hardwart PLC
MENGOPERASIKAN PLC
Sebelum mengopersikan PLC perlu melakukan langkah langkah sebagai berikut
1. Memastikan sambungan pengawatan I/O sudah terkoneksi dengan benar
MENGOPERASIKAN PLC
Sebelum mengopersikan PLC perlu melakukan langkah langkah sebagai berikut
2. Mejalankan program dengan mode online berdasarkan I/O

a. Beralih ke operasi on-line


b. Set mode operasi PLC pada MONITOR.
c. Lakukan operasi Force>On bit output 10.00 untuk memaksa
bit output 10.00 on. Indikator output 00 pada PLC menyala
dan K1 on.
d. Lakukan operasi Force>Off bit output 10.00 untuk memaksa
bit output 10.00 off. Indikator output 01 pada PLC padam
dan K1 off.
e. Lakukan operasi Force Cancel bit output 10.00 untuk
mengembalikan status asli bit output 10.00 (atau
membebaskan bit output 10.00 dari paksaan on).
f. Ulangi langkah c s.d e untuk bit output 10.01
MENGOPERASIKAN PLC
3. Mejalankan program dengan mode online berdasarkan I/O
a. Transfer program dari PC ke PLC
b. Set mode operasi PLC pada MONITOR.
c. Lakukan operasional DI sesuai dengan cara menekan tombol ON dan
lakukan terhadap tombol yang lainnya
d. Monitor via pc kinerja program PLC
e. Pengecekan DO melalui PC berdasarkan intruksi DI sesuai kinerja
program PLC
MENGOPERASIKAN PLC
4. Mejalankan sistem PLC tanpa PC

a. Lepas/disconnect kabel data PC to PLC


b. Hubungkan tegangan sumber 3 fasa dan 1 fasa
c. Pastikan indicator tegangan AC 3 fasa dan DC 24 berfungsi
d. Tekan push button sebagai DI sampai sistem PLC berfungsi dengan
memastikan DO berfungsi yakni lampu indicator ON dan OFF berpindah
e. Pastikan pengoperasian PLC sesuai dengan konsep perencanaan.
f. Jika squen tidak sesuai dengan konsep, dilihat kembali konsep
perencanaan dari awal.
MENGOPERASIKAN PLC
5. Membuat laporan

Pembuatan laporan berdasarkan hasil kerja yang dilakukan meliputi

1. Pemasangan instalasi
2. Pengecekan instalasi
3. Comissioning sistem PLC
4. Opersional normal

Anda mungkin juga menyukai