Anda di halaman 1dari 60

STANDAR PARAMETER

PROSEDUR KEADAAN DARURAT

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN
I.1 TUJUAN 3
I.2 RUANG LINGKUP 3
1.3 ISTILAH DAN DEFINISI 3
1.4 TINGKAT-TINGKAT SIAGA 5
1.5 PENILAIAN KEADAAN DARURAT 6

II. STRUKTUR, TUGAS,TANGGUNG JAWAB,WEWENANG & ACCOUNTABILITY,


SERTA KOMPETENSI
II.1 STRUKTUR 6
II.2 TUGAS ,TANGGUNG JAWAB,WEWENANG,& ACCOUNTABILITY 7
II.3 KOMPETENSI 12

III. PROSEDUR PENYELAMATAN DALAM KEADAAN DARURAT


III.1 DARURAT KEBAKARAN 13
III.2 DARURAT BANJIR 15
III.3 DARURAT GEMPA 17
III.4 DARURAT TUMPAHAN B3 19
III.5 DARURAT RADIASI 21
III.6 DARURAT KERACUNAN 23
III.7 DARURAT KECELAKAAN 25
III.8 DARURAT TENGGELAM 27
III.9 DARURAT LONGSOR 29
III.10 DARURAT DEMO 32
III.11 DARURAT MEDIS 34

IV. PROSEDUR KOMUNIKASI, PELAPORAN, DAN TEMPAT BERKUMPUL DARURAT


IV.1 ALUR KOMUNIKASI 37
IV.2 PELAPORAN EMERGENCY 38
IV.3 TEMPAT BERKUMPUL DARURAT 39
IV.4 SISTEM PENDATAAN ORANG 40
IV.5 PENGUMUMAN PASCA KEJADIAN 40

V. SARANA DAN PRASARANA


V.1 SARANA 41
V.2 PRASARANA 41

VI. SIMULASI DAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI


VI.1 SIMULASI (DRILL) 46
VI.2 PENGEMBANGAN KOMPETENSI 46

VII. RUJUKAN DAN KERJASAMA (MOU) 49


VII.1 RUMAH SAKIT / PUSKESMAS 49
VII.2 DINAS PMK 49
VII.3 SAR 49
VII.4 TRIPIKA (CAMAT, POLSEK, & KORAMIL) 49
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

DAFTAR ISI (Lanjutan)

VIII. LAMPIRAN 50
VIII.1 DAFTAR NAMA DAN NOMOR PENTING 50
VIII.2 LEMBAR PENCATATAN EMERGENCY DRILL 51
VIII.3 DAFTAR PERALATAN 52
VIII.4 DAFTAR PEMERIKSAAN PERALATAN ERT 59
VIII.5 TATA CARA PENGGUNAAN EMERGENCY ALARM 60
VIII.6 PENANGANAN DARURAT DI TAMBANG / HAULING 60
VIII.7 DAFTAR LOKASI ALARM EMERGENCY 60
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

I. PENDAHULUAN
I.1. TUJUAN
Tujuan Manual Prosedur Keadaan Darurat (MPKD) adalah untuk memperkecil dampak buruk akibat
keadaan darurat terhadap manusia, lingkungan, aset, citra dan reputasi perusahaan. Manual ini
dikembangkan untuk memberikan pedoman umum bagi perencanaan keadaan darurat dan koordinasi yang
lebih baik dan pedoman taktis dalam pengendalian keadaan darurat.
Tidak semua keadaan darurat dapat didiagnosa sebelum terjadi, namun pelatihan keadaan darurat (drill)
dapat membantu di dalam mempersiapkan dan merespon terhadap keadaan darurat yang mungkin dapat
terjadi dioperasional perusahaan.
Pengetahuan tentang bagian-bagian perencanaan dalam merespon keadaan darurat sangatlah penting untuk
diketahui dan dilatih. Supervisor harus meninjau ulang MPKD dengan karyawannya :
1) Selama penempatan atau mutasi ke pekerjaan yang baru.
2) Sewaktu tugas atau tanggung jawab yang ditugaskan dalam departemen atau area di rubah atau
dimodifikasi.
3) Secara rutin sedang mengikuti latihan, pelatihan informal dan lainnya.
Tingkat keseriusan dan besarnya keadaan darurat menentukan tingkat keterlibatan dan sampai sejauh mana
prosedur keadaan darurat difungsikan.
I.2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini mencakup mengenai sistem tanggap darurat meliputi struktur organisasi tanggap darurat,
kompetensi petugas tanggap darurat, peran dan tanggung jawab petugas tanggap darurat, fasilitas,
komunikasi dan program kerja serta kegiatan evakuasi dalam menghadapi keadaan darurat yang telah
terindikasi.
I.3. ISTILAH DAN DEFINISI
4) Keadaan Darurat / Emergency
Adalah semua kejadian yang tidak diinginkan, terjadi secara mendadak, diakibatkan oleh alam maupun
kegiatan usaha pertambangan, dan kejadian itu dapat membahayakan manusia, peralatan,
produksi/proses dan lingkungan kerja
2) Manajemen tanggap siaga untuk keadaan darurat
Adalah perencanaan, pengorganisasian, penanganan, pengujian, dan pengontrolan yang digunakan
untuk mengendalikan dan menanggulangi keadaan darurat.
3) Penanganan Keadaan Darurat
Adalah tindakan yang ditempuh untuk menangani konsekuensi keadaan darurat yang dapat mengancam
jiwa, lingkungan dan aset. Penanganan keadaan darurat meliputi respons operasional dan fungsi staf
pendukung, seperti : segi hukum, asuransi, hubungan masyarakat, sumber daya manusia, security, dan
lain-lain.
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

4) Pemulihan Keadaan Darurat


Adalah penyusunan, penetapan, penerapan, dan pendokumentasian prosedur pemulihan keadaan darurat
yang sekurang kurangnya mencakup pengaturan tim pemulihan, investigasi keadaan darurat , perkiraan
kerugian, pembersihan lokasi, operasi pemulihan, dan laporan pemulihan pasca keadaan darurat
5) Respons Keadaan Darurat
Adalah tindakan-tindakan yang ditempuh di lokasi terjadinya keadaan darurat guna melindungi jiwa,
lingkungan dan aset. Respons keadaan darurat meliputi tindakan yang diambil oleh perusahaan,
pelayanan keadaan darurat kota, dan pihak berwenang atau instansi lain.
6) Disaster
Adalah suatu kejadian besar/bencana yang datang secara tiba-tiba baik dari dalam maupun luar unit
operasi/daerah tersebut yang dapat mengancam pekerja/kehidupan manusia dan kerusakan harta/benda,
dan sumber daya manusia dan sarana yang tersedia tidak mampu untuk mengatasi kondisi tersebut.
7) Prosedur Keadaan Darurat
Prosedur Keadaan Darurat adalah : Tata cara/pedoman kerja dalam menanggulangi suatu keadaan
darurat dengan memanfaatkan sumber tenaga dan sarana yang tersedia untuk menanggulangi akibat
dan suatu kondisi yang tidak normal dengan tujuan untuk mencegah atau mengurangi kerugian yang
lebih besar.
8) Organisasi/Tim Keadaan Darurat
Organisasi/Tim Keadaan Darurat adalah : sekelompok orang yang ditunjuk/dipilih sebagai pelaksana
penanggulangan Keadaan Darurat.
9) Regu Penyelamat
Adalah regu yang dibentuk dan ditetapkan oleh perusahaan untuk mengendalikan dan menanggulangi
keadaan darurat dan memiliki kompetensi yang sesuai.
10) KLK (OSC)
Komandan di Lokasi Kejadian/ OSC (On Scene Commander) yang membawa PTD.
11) PTD
Peran Tanggap Darurat (PTD) adalah Tim yang menangani keadaan darurat di lokasi kejadian yang
terdiri dari berbagai seksi.
12) TPKD
Adalah tim yang terdiri dari management yang akan menangani lebih lanjut bila PTD tidak bisa
mengatasi keadaan darurat di areanya.
14) Peralatan Kritis
Adalah peralatan / sarana yang mempunyai pengaruh langsung terhadap keadaan darurat.
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

I.4. TINGKAT-TINGKAT SIAGA


Tingkat kesiagaan keadaan darurat terbagi dalam tiga tingkat, dengan mengklasifikasikan dengan tepat
maka akan meningkatkan ketepatan dalam merespons keadaan darurat di dalam perusahaan secara
menyeluruh.
4.1 Tingkat Siaga Tiga
Keadaan darurat yang bercirikan :
• Cidera ringan (Minor Injury)
• Kerugian Harta Milik kurang dari US$ 1 000
• Tidak ada hambatan dalam operasi
• Publikasi tidak dilibatkan
• Dapat ditangani secara menyeluruh di tingkat lokal
 Tim Penanganan Insiden : Supervisor Lapangan saat itu

4.2 Tingkat Siaga Dua


Keadaan darurat yang bercirikan :
• Satu orang yang mengalami cedera ringan yang berpotensi serius
• Kerugian Harta Milik US$ 1 000 sampai US$ 10 000
• Gangguan operasi yang bersifat sementara
• Publikasi dilibatkan atau akan dilibatkan
• Berdampak pada tingkat Site
 Tim Penanganan Insiden : Department Head, Section Head terkait dan SHE Dept. Head

4.3 Tingkat Siaga Satu


Keadaan darurat yang bercirikan :
• Satu atau lebih korban mengalami cidera berat (LTI) atau meninggal
• Kerugian Harta Milik lebih dari US$ 10 000
• Gangguan operasi berlangsung selama proses investigasi atau lebih
• Publikasi penting dilibatkan atau akan dilibatkan
• Berdampak pada tingkat Site dan Head Office atau bisnis perusahaan secara menyeluruh
 Tim Penanganan Insiden : PM/DPM, Dept. Head terkait, SHE Dept. Head.
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

I.5. PENILAIAN KEADAAN DARURAT


Untuk melakukan penilaian tiap keadaaan darurat dapat dilakukan dengan menggunakan matriks penilaian
risiko pada Form HIRA (PAMA-SHE-PPS2.01-FRM001).
Konsekuensi/Dampak
1 2 3 4 5
Matrik Penilaian Risiko
Tidak Berarti Minor Moderat Mayor Ekstrim

C C C C B
1 Sangat Jarang
Rendah Rendah Rendah Rendah Moderat

C C C B A
2 Jarang
Rendah Rendah Rendah Moderat Tinggi

C C B B A
Kemungkinan 3 Mungkin
Rendah Rendah Moderat Moderat Tinggi

C B B A AA
4 Sering
Rendah Moderat Moderat Tinggi Kritikal

B A A AA AA
5 Hampir Pasti
Moderat Tinggi Tinggi Kritikal Kritikal

II. STRUKTUR, TUGAS, TANGGUNG JAWAB, WEWENANG & ACCOUNTABILITY, SERTA


KOMPETENSI
II.1. STRUKTUR TIM PENANGANAN KEADAAN DARURAT (TPKD)
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

II.2. TUGAS, TANGGUNG JAWAB, WEWENANG & ACCOUNTABILITY


1) Penanggung Jawab Tanggap Darurat
Tugas:
• Memantau atau mengawasi pelaksanaan pengendalian Keadaan Darurat.
• Memberikan pengarahan dalam pelaksanaan penanganan Keadaan Darurat.
Tanggung Jawab:
• Bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan Penanganan Keadaan darurat dan segala aspeknya.
Wewenang:
• Mengambil alih tugas Koordinator Tanggap Darurat bila tidak dapat melakukan tugasnya.
Accountability:
• Memberikan laporan resmi ke Komisaris perusahaan / Pers release ke Mass Media (apabila diperlukan)
jika keadaan darurat sudah tertangani
2) Koordinator Tanggap Darurat
Tugas:
• Memimpin operasi pelaksanaan penanganan Keadaan Darurat.
• Memberikan instruksi dalam setiap tindakan Keadaan Darurat.
Tanggung Jawab:
• Memastikan prosedur penanganan keadaan darurat ini dipatuhi dan dilaksanakan oleh setiap anggota
ERT dan personil yang terlibat.
• Bertanggungjawab memastikan bahwa fasilitas dan alat yang diperlukan untuk keadaan darurat
memenuhi syarat standard minimum
Wewenang:
• Mengaktifkan dan Menghentikan status “Darurat” yang dikoordinasikan dengan Kepala Tim
Penanggulangan Tanggap Darurat
• Menunjuk pembantu koordinator emergency yang berkompeten secara tertulis di masing masing bagian
• Melakukan komunikasi efektif dengan instansi terkait (Dinas Kebakaran, Polisi, PLN,Tim SAR, dll.)
Accountability:
• Melaporkan status keadaan darurat kepada unsur pimpinan (Penanggung Jawab Tanggap Darurat)
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

II.2. TUGAS, TANGGUNG JAWAB, WEWENANG & ACCOUNTABILITY (Lanjutan)


3) Kepala Tim Penanggulangan Darurat
Tugas:
• Memimpin anggota team di area kerjanya saat terjadi keadaan darurat
• Memberikan bimbingan terhadap anggota team mengenai potensi keadaan darurat di area kerjanya
Wewenang:
• Berkoordinasi dengan Koordinator Tanggap Darurat dalam memimpin kondisi darurat yang terjadi di
area kerjanya
Accountability:
• Membuat laporan kejadian tanggap darurat secara lengkap dan jelas termasuk Form investigasi.
• Mendistribusikan laporan ke pihak terkait

4) Fireman
Tugas:
• Memadamkan api pada kesempatan pertama dengan alat yang tersedia secara cepat dan tepat
(menggunakan alat pemadam api ringan atau hidran).
• Melokalisasi area yang terbakar dengan menyemprotkan hidran pada bagian yang terbakar
(unit,bangunan,parts, komponen dan sejenisnya) sampai Dinas Kebakaran datang.
• Membantu di bagian lain yang terbakar bila memerlukan tenaga dan bekerja sama dengan kelompok lain
yang memerlukan bantuan.
Tanggung Jawab:
• Memastikan peralatan kebakaran tetap dalam kondisi baik dan layak
Wewenang:
• Berwenang melakukan pemantauan daerah kebakaran saat team lain masuk melakukan pertolongan
(termasuk melarang orang yang tidak berkepentingan masuk ke lokasi kejadian kebakaran)
• Berwenang untuk memasuki akses yang tidak terjangkau oleh tim penolong lain, termasuk mendobrak
pintu untuk menyelamatkan korban
Accountability:
• Memastikan kondisi daerah yang terbakar sudah aman dari api
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

II.2. TUGAS, TANGGUNG JAWAB, WEWENANG & ACCOUNTABILITY (Lanjutan)


5) Rescuer
Tugas:
• Mengevakuasi korban berdasarkan prioritas.
• Melaksanakan tugas evakuasi korban dengan berpegang pada prosedur evakuasi, antara lain :
Keadaan darurat gedung :
• Melarang berlari kencang, berjalan cepat dan tidak saling mendahului.
• Mengingatkan agar tidak memmbawa barang besar dan berat.
• Keluar gedung untuk menuju assembly point.
• Berkumpul ditempat yg ditentukan.
• Melarang kembali masuk kedalam bangunan sebelum diumumkan melalui alat komunikasi, bahwa
keadaan telah aman.
Tanggung Jawab:
• Memastikan peralatan rescuer tetap dalam kondisi baik dan layak
Wewenang:
• Mengadakan apel checking jumlah penghuni guna meyakinkan bahwa tidak ada yang tertinggal di
gedung/area kerja.
• Menghitung dan mengevaluasi jumlah korban (sakit/luka, pingsan, meninggal).
Accountability:
Membuat system untuk kelancaran pertolongan rescue

6) Medis (Paramedis & Dokter)


Tugas:
• Melakukan assesment terhadap korban.
• Memberikan pertolongan pertama & menstabilkan keadaan korban di tempat berkumpul/assemble point
setelah di-evakuasikan oleh petugas evakuasi.
Tanggung Jawab:
• Mempersiapkan fasilitas perawatan kesehatan dan sarana pengobatan yang diperlukan pada kondisi
darurat.
Wewenang:
• Menentukan status korban yang terlibat emergency, termasuk apakah perlu di rujuk lebih lanjut.
Accountability:
• Melaporkan status korban/ pasien ke Koordinator Tanggap Darurat secara tertulis
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

II.2. TUGAS, TANGGUNG JAWAB, WEWENANG & ACCOUNTABILITY (Lanjutan)


7) Kepala Tim Pendukung
Tugas:
• Memimpin operasi pelaksanaan dukungan penanganan Keadaan Darurat dengan mempersiapkan sarana
dan prasaran pendukung pelaksanaan penanganan keadaan darurat.
Tanggung Jawab:
• Membatu manager (mewakili) melakukan koordinasi secara keseluruhan saat terjadi keadaan darurat.
Wewenang:
• Mengatur subordinat dibawahnya (security,humas).
Accountability:
• Memberikan laporan data data pendukung yang diperlukan kepada Koordinator Tanggap Darurat

8) Humas
Tugas:
• Melakukan komunikasi efektif dengan instansi terkait (Dinas Kebakaran, Polisi, PLN, Tim SAR, dll).
• Meminta bantuan Mobil Unit Pemadam Kebakaran, Bantuan Aparat. Kepolisian, Mobil Unit Ambulan,
dan bantuan eksternal.
Tanggung Jawab:
• Menyediakan konsumsi bagi keseluruhan tim tanggap darurat.
Wewenang:
• Memberikan informasi ke media massa bila diperlukan.
Accountability:
• Mendokumentasikan situasi kondisi darurat yang terjadi.
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

II.2. TUGAS, TANGGUNG JAWAB, WEWENANG & ACCOUNTABILITY (Lanjutan)


9) Security
Tanggung Jawab:
• Mengamankan daerah kebakaran lantai tersebut dari kemungkinan tindakan seseorang misalnya
mencuri barang-barang yang sedang diselamatkan, mencopet penghuni yang sedang panik, dll.
• Mengatur lalu lalu lintas kendaraan yang keluar masuk.
• Menyediakan lokasi parkir untuk Mobil Pemadam Kebakaran Kebakaran.
Wewenang:
• Menangkap orang yang jelas-jelas melakukan tindakan kejahatan dan membawanya ke pos komando.
Accountability:
• Mengatur Iingkungan sekitar lokasi untuk memberikan ruang yang cukup untuk mengendalikan
area,termasuk membatasi orang orang tidak berkepentingan supaya tidak masuk ke area bahaya.
• Mengamankan karyawan yang tidak bertugas dalam kebakaran.

10) Petugas Posko ERT


Tugas:
• Menerima dan mencatat laporan tanggap darurat.
Tanggung Jawab:
• Melaksanakan hubungan komunikasi lewat radio dari dan ke koordinator Tanggap Darurat, Kepala Tim
penanggulangan Tanggap Darurat.
Wewenang:
• Segera menghubungi penanggung jawab tanggap darurat dan koordinator tanggap darurat melalui no.
Emergency ataupun radio komunikasi saat terjadi keadaan emergency
Accountability:
• Menyampaikan pengumuman atau perintah koordinator Tanggap Darurat ke seluruh gedung melalui
public address sistem.
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

II.3. KOMPETENSI
Untuk memastikan peran pelaksanaan tugas dari masing-masing petugas Tanggap Darurat memenuhi
persyaratan sebagai berikut:

NO PERAN PEMENUHAN KOMPETENSI JABATAN DISARANKAN


1 Penanggung jawab • Emergency response KTT
management Course
2 Koordinator • K3 Fire Klas.A PM/SHE Dept Head
Tanggap Darurat • SARNAS
3 Kepala Tim • K3 Fire Klas.B Dept Head Terkait
Penanggulangan • SARNAS
Tanggap Darurat
4 Fireman • K3 Fire Klas. C/D G. Leader / Pelaksana
• SARNAS/SARDA
5 Rescuer • SARNAS/SARDA G. Leader,Operator,
• Confined space rescue Mekanik,LS,Subcont
 
6 Paramedis • Perawat yang sudah pernah Paramedis
bertugas di UGD
7 Kepala Tim   HCGS Dept Head
Pendukung
8 Petugas Posko ERT • Kecakapan Amatir Radio LS, Subcont
9 Security • Kesamaptaan Security
10 Humas • Pernah bertugas di Kehumasan G. Leader
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

III. PROSEDUR PENYELAMATAN KEADAAN DARURAT


(Disesuaikan dengan kondisi masing masing site untuk keadaan darurat yang berpotensi terjadi).
III.1. DARURAT KEBAKARAN (ALAT & BANGUNAN)
Tingkat Siaga Tiga : Terjadi kebakaran sesaat dan padam sendiri
Tingkat Siaga Dua : Kebakaran kecil terkendali dengan bahaya kecil dan /atau
Gangguan operasi. Tidak ada yang cedera
Tingkat Siaga Satu : Kebakaran besar yang mengakibatkan cedera, kerusakan atau gangguan
operasi
DAFTAR TINDAKAN
Memadamkan dan / atau melaporkan terjadinya kebakaran :
Site dilengkapi dengan alat Pemadam Api Ringan ( APAR ) dan Hidran pemadam kebakaran untuk penanganan
pertama kebakaran kecil. Respon awal yang harus dilakukan sebagai berikut :
1. Mengingatkan penghuni yang berada didekat area kebakaran dan mengatifkan alarm kebakaran jika
salah seorang berada didekatnya.
2. Berusahalah untuk memadamkan api jika aman untuk melakukannya.
3. Mengaktifkan alarm kebakaran.
4. Melaporkan Keadaan Darurat tersebut melalui saluran radio ke Emergency Call Centre (CCR /
Dispatch / SHE Dept ).
Tindakan – tindakan yang lainnya :
• Supervisor terkait bertanggung jawab untuk mengawasi area yang dievakuasi. Di dalam kantor atau camp,
orang yang bekerja di area tersebut harus berkumpul dengan segera ditempat yang telah ditentukan ( tempat
berkumpul ) yang telah diberi tanda R dan tetap berada ditempat tersebut sehingga ada petunjuk selanjutnya.
• Orang pertama yang tiba ditempat berkumpul harus memasukan nama mereka dalam lembar kontrol dan
untuk memastikan bahwa orang-orang yang hadir telah memasukkan nama mereka dengan baik. Daftar
tersebut disampaikan kepada Supervisor guna melakukan pemeriksaan silang ( Cross Check ) dengan
segera.
• Supervisor terkait akan melaporkan keadaan kepada OSC bahwa area tersebut kosong dan jumlah orang
telah dihitung.
• OSC menginstruksikan Tim Respon Keadaan Darurat untuk melakukan pencarian dan penyelamatan apabila
diketahui ada personel yang hilang.
• Akses dan Tempat Berkumpul Darurat “ R “ :
1. Semua Mess, tempat berkumpul yang dipasangi tanda.
2. Semua Kantor / tempat berkumpul yang dipasang tanda.
3. Kendaraan harus dipindahkan dari rute-rute akses di dalam dan diluar lokasi yang terkena dampak guna
memberikan jalur yang mudah untuk petugas pemadam kebakaran dan kendaraan sarana untuk keadaan
darurat lainnya. Kunci harus ditinggalkan didalam kendaraan tersebut agar dapat dengan mudah
dipindahkan pada saat terjadinya keadaan darurat.
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

Cara Pemadaman Kebakaran :


• Jangan mendekati tempat terjadinya kebakaran dengan berlawanan arah angin. Pada saat hendak
memadamkan kebakaran, berdirilah dengan jarak 2-3 meter dari tempat terjadinya kebakaran (jika berkaitan
dengan cairan mudah terbakar, maka Anda harus berjarak 3-4 meter)
• Tentukan rute penyelamatan diri sebelum bermaksud untuk memadamkan kebakaran (tetap kembali melalui
pintu keluar ).
• Pegang alat pemadam api dengan posisi tegak lurus ;
1. Tekan tuas dengan Carrying handle.
2. Arahkan kebagian dasar api.
3. Matikan api dari permukaan yang terbakar, gerakan discharge (bahan pemadam kebakaran) kekiri &
kekanan, selanjutnya maju secara perlahan.
4. Lanjutkan pemadaman beberapa saat setelah api dipadamkan guna menghindari permukaan yang panas
menyala kembali.

Komandan Di Lokasi Kejadian (OSC) :


5. Lakukan penilaian awal ( berdasarkan IBPR ) tentang tingkat keseriusan kebakaran.
6. Bila perlu, panggil Tim Respon Keadaan Darurat.
7. Jika bantuan medic dibutuhkan, hubungi Paramedis stempat
8. Informasikan Tim Penanganan Keadaan Darurat dan Kepala Teknik Tambang ( KTT )

Supervisor area :
Evakuasi Personel yang terkena (korban) keluar dari tempat berkumpul atau jika berada di dalam PIT.
9. Evakuasi Tambang.
10. Perintahkan Tim Respons Keadaan Darurat menuju lokasi kebakaran dan penuhi kebutuhannya.
11. Pelajari situasi dan informasikan pada kepala bagian.
12. Hitung jumlah Personel Anda yang berada di tempat berkumpul.
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

III.2. DARURAT BANJIR


Tingkat Siaga Tiga : Banjir kecil tanpa bahaya langsung, tetapi kondisi dapat bertambah buruk
Tingkat Siaga Dua : Banjir sedang yang telah atau dapat mengakibatkan kerusakan yang cukup besar sehingga
menyebabkan gangguan operasi sementara tidak ada cedera berat
Tingkat Siaga Satu : Banjir besar yang telah atau dapat menyebabkan cedera berat, kerusakan parah, atau
gangguang operasi yang besar

DAFTAR TINDAKAN
• Pelajari keadaan dan pastikan apakah ada orang atau peralatan yang terancam oleh permukaan air yang
mulai naik. Semua orang harus di evakuasi dari daerah yang terancam tersebut. Jika mungkin untuk
dilakukan tanpa menimbulkan bahaya pada siapapun, pindahkan peralatan – peralatan dari daerah yang
terancam tersebut.
• Jika seorang cedera, ikuti Prosedur Keadaan Darurat Medis di dalam manual ini.
• Jika banjir menyebabkan seseorang terperangkap, mintalah bantuan Tim Respons Keadaan Darurat terdekat.
• Jangan biarkan diri Anda, atau siapapun dilokasi kejadian, terperangkap permukaan air yang mulai naik.
Pindahlah ke posisi menguntungkan yang aman.
• Hubungi Supervisor yang berwenang, laporkan keadaan dan ikuti petunjuknya.
• Siapkan akses menuju lokasi kejadian untuk kendaraan keadaan darurat dan arahkan ke lokasi kejadian.
• Tetaplah diposisi yang aman sampai digantikan dan diizinkan meninggalkan tempat tersebut oleh Supervisor
yang berwenang ( Supervisor areanya ).

Supervisor area :
1. Langsung menuju posisi yang aman. Menegaskan hasil penilaian keadaan dengan orang Pertama dilokasi
kejadian ( berdasarkan IBPR )
2. Mengambil alih tanggung jawab keadaan diposisi yang aman, lanjutkan usaha penyelamatan semua orang
dan peralatan ketempat yang aman.
3. Pastikan kebutuhan Tim Respons Keadaan Darurat telah disediakan untuk melaksanakan respons segera.
4. Informasikan Kepala Bagian terkait tentang keadaan banjir tersebut dan ikuti arahannya.
5. Panggilah tenaga spesialis ( berketrampilan khusus ) ke lokasi kejadian sesuai tuntutan keadaan.
6. Informasikan supervisor lainnya yang sedang bertugas.
7. Bila keadaan telah tenang, bantu Kabag dalam pemeriksaan keadaan darurat.
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

Komandan Di Lokasi Kejadian (OSC) :


1. Langsung menuju posisi menguntungkan yang aman jika kondisi mengijinkan perjalanan yang aman.
2. Bersama dengan Supervisor area, ambilah keputusan jika layanan tambahan keadaan darurat dari luar Job
Site diperlukan.
3. Berikan bantuan apa saja yang diminta oleh Supervisor yang bertanggung jawab.
4. Mengkoordinasikan respons dari berbagai tenaga spesialis di site seperti Paramedic ,AK3 Fire, AK3 Kimia
dll.
5. Menginformasikan Tim Penanganan Keadaan darurat jika keadaan darurat harus dilaporkan kepada pihak
berwenang.
6. Jika keadaan telah tenang, lakukan pemeriksanaan penyebab, akibat dan respons terhadap banjir, dan
siapkan laporan tertulis ( Laporan Penyelidikan Insiden melalui Investigasi ).
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

III.3. DARURAT GEMPA (TEKTONIK)


Tingkat Siaga Tiga : Kondisi yang menunjukkan kebutuhan untuk tingkat kesiagaan tinggi. Informasi yang
diperoleh dan kondisi menunjukkan meningkatnya getaran pada bangunan/ hunian dengan
skala kecil (yang diidentifikasi sebagai gempa) dan persiapan untuk evakuasi bagi karyawan
Tingkat Siaga Dua : Kondisi menunjukkan kebutuhan untuk evakuasi singkat (Periode waktu tidak melebihi 8
jam). Kondisi dan informasi menunjukkan kerusakan yang serius, hal kecil namun informasi
besar skala richter dari Badan Meteorologi mengindikasikan akan terjadi gempa susulan dan persiapan
untuk evakuasi bagi karyawan
Tingkat Siaga Satu : Kondisi yang menunjukkan kebutuhan perlunya evakuasi. Getaran yang diidentifikasi
sebagai gempa yang dirasakan oleh penghuni gedung, adanya informasi bahaya akan datang
terhadap karyawan, karyawan terancam keselamatannya.

DAFTAR TINDAKAN
Jika terjadi gempa bumi maka tindakan yang dilakukan oleh semua karyawan adalah:
• Keluar segera dari dalam bangunan/perkantoran masing-masing, usahakan tidak berada dibawah bangunan
atau sesuatu yang dapat roboh karena getaran gempa tersebut.
• Berkumpulah di tanah yang lapang dan luas
• Salah satu orang harus segera membunyikan isyarat tanda Keadaan darurat agar semua orang segera
berkumpul di Tempat Berkumpul darurat.
• Kordinator emergency harus segera mengkordinasikan dengan anggota emergency untuk tindakan
selanjutnya.
• Jika masih sering terjadi gempa susulan lebih baik agar dibuatkan tenda- tenda darurat untuk berlindung dari
terik panas atau hujan.
• Sementara anggota yang lain juga mempersiapkan hal-hal lain yang diperlukan selama keadaan emergency
seperti: makanan, minuman, obat-obatan selimut dan lain-lain.
• Tim paramedic harus siaga di tempat berkumpul darurat untuk menangani jika terjadi sesuatu.
• Semua personil harus mengikuti instruksi dari kordinator emergency dan tetap tinggal di tempat berkumpul
darurat, sampai instruksi lebih lanjut.
• Jika memerlukan bantuan pihak luar, maka segeralah minta bantuan

Supervisor area :
1. Hubungi Emergency Call centre / CCR .. di channel …. untuk melaporkan kejadian tersebut.
2. Hubungi Safety Dept/ Posko ERT , jelaskan padanya semua rincian yang relevan .
3. Perintahkan orang yang ada disekitar lokasi kejadian untuk melakukan pertolongan pertama dengan
mengirimkan pelampung kepada para korban. Lakukan hal-hal sbb :
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

Supervisor area : (Lanjutan)


4. Langsung menuju posisi menguntungkan yang aman. Menegaskan hasil penilaian keadaan dengan orang
Pertama dilokasi kejadian ( berdasarkan IBPR )
5. Mengambil alih tanggung jawab keadaan diposisi menguntungkan yang aman, lanjutkan usaha
penyelamatan semua orang dan peralatan ketempat yang aman.
6. Pastikan kebutuhan Tim Respons Keadaan Darurat telah disediakan untuk melaksanakan respons segera.
7. Informasikan Kepala Bagian ( Kabag ) tentang keadaan tersebut dan ikuti arahannya.
8. Panggilah tenaga spesialis ( berketrampilan khusus ) ke lokasi kejadian sesuai tuntutan keadaan.
9. Informasikan supervisor lainnya yang sedang bertugas.
10. Bila keadaan telah tenang, bantu Kabag dalam pemeriksaan keadaan darurat.

SHE Leader :
11. Lakukan penilaian awal (berdasarkan IBPR) tentang tingkat keseriusan di lokasi kejadian.
12. Bila perlu, panggil Tim Penanganan Keadaan Darurat dan KEPALA TEKNIK TAMBANG (KTT).
13. Jika perlu bantuan Medis dibutuhkan, hubungi Paramedic setempat.
14. Bekerjasama dengan komandan di lokasi kejadian untuk mengatur proses evakuasi.

Komandan Di Lokasi Kejadian (OSC) :


15. Pelajari keadaan dan pastikan apakah ada orang yang tertimbun longsor atau kejatuhan bangunan akibat
gempa dan hal lain yang belum teridentifikasi
16. Berikan bantuan apa saja yang diminta oleh Supervisor yang bertanggung jawab diarea tersebut.
17. Mengkoordinasikan Respons dari berbagai tenaga spesialis di Site seperti Paramedic ,AK3 Fire, AK3
Kimia dll.
a. Jika terjadi tumpahan oli/solar/bahan kimia lainnya segera koordinasikan ke tim logistik/fuel untuk
meminimalkan kontaminasi. Dan hubungi Tim Enviromental.
b. Jika terjadi kebakaran koordinasikan dengan pit service ( crew water truck) dan produksi.
c. Jika memerlukan evakuasi alat koordinasikan dengan crew Plant dan Produksi.
4. Menginformasikan kepada Project Manager jika keadaan darurat tersebut harus dilaporkan kepada pihak
berwenang.
5. Jika keadaan telah normal kembali, lakukan pemeriksaan penyebab, akibat dan respon terhadapkejadian
tersebut, dan siapkan laporan tertulis.
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

III.4. DARURAT TUMPAHAN B3


Tingkat Siaga Tiga : Tumpahan dalam jumlah yang kecil. Misalnya tumpahan sejumlah kecil bahan kimia cetak
atau pembersih kantor. Tidak ada cedera atau bahaya.
Tingkat Siaga Dua : Tumpahan bahan kimia apapun yang mengakibatkan cedera atau bahaya yang kecil atau
sedang.
Tingkat Siaga Satu : Tumpahan bahan kimia apapun yang mengakibatkan cedera atau bahaya yang besar.

DAFTAR TINDAKAN
Supervisor area :
1. Informasikan SHE Dept.
2. Jika ada orang dalam bahaya langsung, evakuasikan ke daerah sekitar.
3. Jika ada bahaya kebakaran dan ledakan, informasikan Tim Respons Keadaan Darurat.
4. Hubungi Supervisor lainnya yang sedang bertugas dan jelaskan kepada mereka tentang keadaan dan
bahaya.
5. Bantulah evakuasi site, penutupan, pengendalian lalu lintas dan keamanan site.
6. Informasikan kepada Pemimpin Tim Penanganan Keadaan darurat tentang situasi.
7. Lakukan investigasi bersama dengan SHE Dept dan buatlah laporan.

Komandan Di Lokasi Kejadian (OSC) :


8. Mengendalikan seluruh respons bersama dengan bagian SHE
9. Mengadakan pertemuan dengan Tim Penanganan Keadaan Darurat jika dibutuhkan.
10. Jika tumpahan keluar ke lahan masyarakat, segera hubungi pihak berwenang yang terkait. ( PM, Com Dev,
HCGS ).

SHE Leader :
Tumpahan B3 yang bersifat iritatif dan korosif :
11. Langsung menuju daerah tumpahan dan pelajari keadaan. Jika memungkinkan identifikasi material dan
mengkoordinasi upaya respons. Ambil tindakan semestinya untuk mencegah kebakaran, ledakan, pelepasan
tenaga menjadi insiden yang besar.
12. Perintahkan responder mengenakan alat pelindung diri yang tepat untuk bahaya spesifik yang berhubungan
dengan tumpahan bahan kimia.
13. Lindungi petugas dan tenangkan atau kendalikan keadaan : berikan pertolongan kepada orang yang cedera,
padamkan kebakaran, mengkoordinasikan upaya Tim Respons Keadaan Darurat dan melakukan evakuasi
jika diperlukan.
14. Hubungi Tim P3K untuk datang ke lokasi kejadian untuk penanganan PPGD.
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

SHE Leader : (Lanjutan)


Tumpahan B3 yang bersifat iritatif dan korosif :
1. Mengisolasi atau mengurangi bahaya : hentikan tumpahan dan bersihkan daerah tumpahan.
2. Tangani, isolasi dan buang semua material pencemar dengan cara yang tepat.

Khusus untuk area Fuel Main Tank ( Tangki BBM ) apabila terjadi tumpahan/kebocoran maka yang harus
dilakukan sbb :
3. Matikan sumber energi yang masih aktif ( pompa , listrik dll).
4. Pastikan Valve yang mengarah keluar bund wall maint tank dalam kondisi tertutup.
5. Jika valve dalam keadaan terbuka dan solar sudah mengalir keluar bund wall main tank, maka segera tutup
valve tersebut dan instruksikan orang yang ada untuk menutupsaluran/paritan yang mengarah keluar area
(ke lingkungan lahan masyarakat).
6. Jika solar sudah mengalir ke luar ( lahan masyarakat ), maka segera hubungi pihak Com. Dev untuk
mengelola complain dari masyarakat.
7. Identifikasi sumber kebocoran dan hentikan atau kurangi seminimal mungkin.
8. Hubungi Kepala Bagian Logistic setempat untuk menyiapkan perlengkapan pembersihan fuel/solar yang
tumpah.
9. Lakukan pengambilan solar yang tumpah dengan menggunakan enviromental emergency tools kit.
10. Pisahkan antara solar yang terkontaminasi dengan yang masih murni. Kumpulkan solar yang
terkontaminasi ke dalam wadah penampung dan perlakukan sebagai limbah cair B3
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

III.5. DARURAT RADIASI


Tingkat Siaga Tiga : Terpapar radiasi sinar alpha(terhirup,tertelan, masuk ke dalam tubuh)
melalui kulit yang terluka sehingga membahayakan kesehatan pekerja
Tingkat Siaga Dua : Terpapar radiasi sinar beta, perisai tebal yang berbahan kertas & kayu, kayu tertembus ,
menyebabkan kerusakan serius pada kesehatan karyawan jika terhirup atau tertelan
Tingkat Siaga Satu : Terpapar radiasi sinar gamma, perisai tebal yang berbahan kertas,kulit, kayu dan zat
lainnya tertembus dimana dilokasi juga tidak ditemukan perisai berbahan beton, menyebabkan
kerusakan parah pada organ internal karyawan.

DAFTAR TINDAKAN
Supervisor area :
1. Informasikan SHE Dept.
2. Jika ada orang dalam bahaya langsung, evakuasikan ke daerah sekitar.
3. Jika ada bahaya kebakaran dan ledakan, informasikan Tim Respons Keadaan Darurat Spesialisasi Fire.
4. Hubungi Supervisor lainnya yang sedang bertugas dan jelaskan kepada mereka tentang keadaan dan
bahaya.
5. Bantulah evakuasi site, penutupan, pengendalian lalu lintas dan keamanan site.
6. Informasikan kepada Pemimpin Tim Penanganan Keadaan darurat tentang situasi.
7. Lakukan investigasi bersama dengan SHE Dept dan buatlah laporan.

Komandan Di Lokasi Kejadian (OSC) :


8. Mengendalikan seluruh respons bersama dengan bagian SHE
9. Mengadakan pertemuan dengan Tim Penanganan Keadaan Darurat jika dibutuhkan.
10. Jika radiasi bersinggungan masyarakat, segera hubungi pihak berwenang yang terkait. ( PM, Com Dev,
HCGS ).
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

Tim ERT Spesialis Radiasi :


1. Khusus untuk area Bangunan/ Gedung/ Perbengkelan apabila terjadi bocoran radiasi maka yang harus
dilakukan sbb :
2. Matikan sumber energi yang masih aktif ( listrik, pompa air bersih dll).
3. Evakuasi masyarakat (apabila bersinggungan) sesegera mungkin dengan menjauhi debu udara radioaktif
4. Team ERT spesialis radioaktif mengidentifikasi sumber kebocoran dan hentikan atau kurangi seminimal
mungkin (jika mampu).Pastikan responder mengenakan alat pelindung diri yang tepat (semisal : perisai
radiasi) untuk bahaya spesifik yang berhubungan dengan radiasi. Seadangkan Koordinator Keadaan Darurat
berkoordinasi dengan Industrial Relation serta EMT.
5. Pihak IR/ HC menghubungi BATAN/ Vendor yang kompeten di lokasi setempat untuk menyiapkan piranti
penanganan pendalian radiasi
6. Team BATAN/ vendor yang kompeten melakukan pengendalian radiasi di lokasi terdampak
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

III.6. DARURAT KERACUNAN


Tingkat Siaga Tiga : Keracunan ringan dengan tanda-tanda si korban merasa sakit perut.
Tingkat Siaga Dua : Terpapar radiasi sinar beta, perisai tebal yang berbahan kertas & kayu, kayu
tertembus , menyebabkan kerusakan serius pada kesehatan karyawan jika terhirup atau
tertelan
Tingkat Siaga Satu : Keracunan Berat dengan tanda-tanda si korban mengalami mual, muntah,
diare, pusing sampai penurunan kesadaran

DAFTAR TINDAKAN
Supervisor area :
1. Mengidentifikasi orang yang kompeten di lokasi kejadian untuk memberikan P3K dan menenangkan
korban.
2. Hubungi KLINIK melalui radio : Channel … – Freq …., Telp. ….. Ext. …. Berikan Informasi / Data
kepada KLINIK atau CCR Channel … mengenai : Lokasi dan waktu kejadian, jumlah dan keadaan korban
serta nama pelapor dan jalur komunikasi radio yang digunakan ( channel radio )
3. Hubungi SHE Leader, jelaskan padanya semua rincian yang relevan dan ikuti petunjuknya.

SHE Leader:
4. Informasikan Tim Penanganan Keadaan Darurat, karena jika orang yang keracunan dibawa ke rumah sakit,
seorang anggota Tim Penanganan Keadaan Darurat harus menemaninya, atau bertemu dengannya di rumah
sakit.

Komandan Di Lokasi Kejadian (OSC) :


5. Aturlah pemberitahuan kepada pihak keluarga yang keracunan melalui HR Section dan bantulah kebutuhan
keluarga yang bersangkutan.
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

Paramedis (KLINIK):
1. Segera menuju lokasi kejadian setelah mendapatkan informasi kejadian untuk penanganan korban.
2. Menggunakan sumber daya dan prosedur standarnya.
3. Mengatur Evakuasi Medis dan transportasi karyawan yang keracunan ke klinik Pama / RS. Rujukan PAMA
(evakuasi medis harus atas persetujuan Komandan dilokasi kejadian)
Jika terjadi Keracunan menyebabkan kematian :
4. Supervisor pertama dilokasi kejadian : Pemberitahuan setiap kematian akan langsung diteruskan ke Tim
Penanganan Keadaan darurat dengan Tingkat Kesiagaan Tiga melalui radio Channel ..... ( Freq – ........... ).
5. Jika kondisi gawat darurat dan fasilitas setempat tidak memenuhi maka dapat menghubungi Helikopter
untuk dibawa ke Rumah Sakit Rujukan.
6. Kepala Teknik Tambang akan memberitahukan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral.
7. Kepala Teknik Tambang akan mengirimkan sebuah laporan pemeriksaan perusahaan ke Departemen Energi
dan Sumber Daya Mineral.
8. Paramedic menghubungi tenaga Patologis Forensik setempat untuk menyatakan kematian korban sebelum
jenazah tersebut dipindahkan dari lokasi kejadian.
9. Menyertai jenazah menuju rumah keluarga.
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

III.7. DARURAT KECELAKAAN


Tingkat Siaga Tiga : Cidera kecil (tingkat P3K ) selama operasi rutin dengan melaksanakan sepenuhnya
kebijakan dan Praktek keselamatan.
Tingkat Siaga Dua : Satu cedera berat
Tingkat Siaga Satu : Cedera berat terjadi berulangkali atau setidaknya satu kecelakaan berakibat mati,
kerusakan parah, atau gangguan operasi yang besar.

DAFTAR TINDAKAN
Supervisor area :
1. Mengidentifikasi orang yang kompeten di lokasi kejadian untuk memberikan P3K dan menenangkan
korban.
2. Hubungi KLINIK melalui radio : Channel … – Freq …., Telp. ….. Ext. …. Berikan Informasi / Data
kepada KLINIK atau CCR Channel … mengenai : Lokasi dan waktu kejadian, jumlah dan keadaan korban
serta nama pelapor dan jalur komunikasi radio yang digunakan ( channel radio )
3. Hubungi Costumer melalui : Radio Channel ….. – Freq …. atau Telepon ……
4. Hubungi SHE Leader, jelaskan padanya semua rincian yang relevan dan ikuti petunjuknya.
5. Menjaga lingkungan lokasi kejadian, kejadian dan perintahkan seseorang untuk menemui Tim Medis dan
antarkan mereka ke lokasi kejadian.
6. Pastikan bahwa bahaya tidak berlanjut kepada orang lain.

SHE Leader:
7. Informasikan Tim Penanganan Keadaan darurat, karena jika orang yang cedera dibawa ke rumah sakit,
seorang anggota Tim Penanganan Keadaan darurat harus menemaninya, atau bertemu dengannya di rumah
sakit.
8. Kendalikan jalan masuk menuju lokasi kejadian keadaan darurat dan jangan merubah keadaan kecelakaan
sampai pemeriksaan selesai ( untuk cedera berat & fatal oleh PIT )
9. Lakukan pemotretan lokasi kejadian kecelakaan, pengukuran dan sketsa kejadian.
10. Informasikan KEPALA TEKNIK TAMBANG melalui radio channel ... – Freq – ..... atau telepon ......
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

Komandan Di Lokasi Kejadian (OSC) :


1. Aturlah pemberitahuan kepada pihak keluarga yang keracunan melalui HR Section dan bantulah kebutuhan
keluarga yang bersangkutan.
2. Bertemu dengan petugas yang berwenang yang memeriksa keadaan darurat.

Paramedis (KLINIK):
3. Segera menuju lokasi kejadian setelah mendapatkan informasi kejadian untuk penanganan korban.
4. Menggunakan sumber daya dan prosedur standarnya.
5. Mengatur evakuasi Medis dan transportasi karyawan yang cedera ke klinik/RS. Rujukan (sesuaikan dengan
RS Rujukan kerjasama dengan site). Evakuasi medis harus atas persetujuan Komandan dilokasi kejadian ).
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

III.8. DARURAT TENGGELAM


Tingkat Siaga Tiga : Tenggelam tanpa bahaya langsung dan tidak ada korban
Tingkat Siaga Dua : Tenggelam terkendali dengan bahaya kecil dan tidak ada cidera
Tingkat Siaga Satu : Tenggelam yang mengakibat cedera berat, kerusahan parah, atau gangguan operasi yang
besar.

DAFTAR TINDAKAN
Orang pertama di lokasi kejadian:
1. Pelajari keadaan dan pastikan apakah ada orang atau peralatan yang terancam. Beri tanda atau blok pada
area tersebut.
2. Jika seorang cedera, ikuti Prosedur Keadaan Darurat Medis di dalam manual ini.
3. Hubungi Supervisor yang berwenang, laporkan keadaan dan ikuti petunjuknya. Siapkan akses menuju
lokasi kejadian untuk kendaraan keadaan darurat dan arahkan ke lokasi kejadian.
4. Tetaplah diposisi menguntungkan yang aman sampai digantikan dan diizinkan meninggalkan tempat
tersebut oleh Supervisor yang berwenang (Supervisor areanya)

Supervisor area :
5. Langsung menuju posisi yang aman. Menegaskan hasil penilaian keadaan dengan orang pertama dilokasi
kejadian ( berdasarkan IBPR )
6. Mengambil alih tanggung jawab keadaan diposisi menguntungkan yang aman, lanjutkan usaha
penyelamatan semua orang dan peralatan ke tempat yang aman.
7. Pastikan kebutuhan Tim Respons Keadaan Darurat telah disediakan untuk melaksanakan respons segera.
8. Informasikan Kepala Bagian ( Kabag ) tentang keadaan darurat tersebut dan ikuti arahannya.
9. Panggilah tenaga spesialis ( berketrampilan khusus ) ke lokasi kejadian sesuai tuntutan keadaan.
10. Informasikan supervisor lainnya yang sedang bertugas.
11. Bila keadaan telah tenang, bantu Kabag dalam pemeriksaan keadaan darurat.
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

Komandan Di Lokasi Kejadian (OSC) :


1. Langsung menuju posisi menguntungkan yang aman jika kondisi mengijinkan perjalanan yang aman.
2. Bersama dengan Supervisor area, ambilah keputusan jika layanan tambahan keadaan darurat dari luar Job
Site diperlukan.
3. Berikan bantuan apa saja yang diminta oleh Supervisor yang bertanggung jawab.
4. Mengkoordinasikan respons dari berbagai tenaga spesialis di site seperti Paramedic , AK3 Fire, AK3 Kimia
dll.
5. Menginformasikan Tim Penanganan Keadaan darurat jika keadaan darurat harus dilaporkan kepada pihak
berwenang.
6. Jika keadaan telah tenang, lakukan pemeriksaan penyebab, akibat dan respons terhadap kelongsoran, dan
siapkan laporan tertulis (Laporan Penyelidikan Insiden melalui Investigasi)

Paramedis (KLINIK):
7. Segera menuju lokasi kejadian setelah mendapatkan informasi kejadian untuk penanganan korban.
8. Menggunakan sumber daya dan prosedur standarnya.
9. Mengatur evakuasi Medis dan transportasi karyawan yang keracunan ke klinik /RS. (sesuaikan dengan RS
Rujukan kerjasama dengan site). Evakuasi medis harus atas persetujuan Komandan dilokasi kejadian ).
Jika terjadi tenggelam menyebabkan kematian :
10. Supervisor pertama dilokasi kejadian : Pemberitahuan setiap kematian akan langsung diteruskan ke Tim
Penanganan Keadaan darurat dengan Tingkat Kesiagaan Tiga melalui radio Channel..... ( Freq – ...... ).
11. Jika kondisi gawat darurat dan fasilitas setempat tidak memenuhi maka dapat dibawa ke Rumah Sakit
Rujukan Balikpapan.
12. Kepala Teknik akan memberitahukan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. Kepala Teknik akan
mengirimkan sebuah laporan pemeriksaan perusahaan ke Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral.
13. Paramedic menghubungi tenaga Patologis Forensik setempat untuk menyatakan kematian korban sebelum
jenazah tersebut dipindahkan dari lokasi kejadian. Menyertai jenazah menuju rumah keluarga.
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

III.9. DARURAT LONGSOR


Tingkat Siaga Tiga : Sedikit longsoran yang tidak mengganggu operasional (Standar pergerakan yang terukur
dari alat pemantauan : 0-2 mm/hari dimonitor 1 X/ bulan, 2-5 mm/hari dimonitor setiap
minggu, 5-10 mm/hari dimonitor setiap 2 hari, 10-50 mm/hari dan tidak menimbulkan ancaman
terhadap bahaya atau kerusakan lebih lanjut. Tidak ada luka luka pada manusia.
Tingkat Siaga Dua : Longsoran signifikan yang mengganggu operasional sementara waktu (Standar pergerakan
yang terukur dari alat pemantauan > 50 mm/hari yang dipantau secara terus menerus).
Tidak ada cedera serius.
Tingkat Siaga Satu : Longsoran signifikan yang terus berlanjut terhadap aktifitas operational. (Standar
pergerakan yang terukur dari alat pemantauan > 50 mm/1 jam; > 5 cm/1 jam; > 4 cm/30 menit;
dan atau > 3 mm/15 menit yang dipantau secara terus menerus). Potensi cedera serius pada
orang dan major property damage.

DAFTAR TINDAKAN
Jika terjadi tanah longsor yang terjadi di lingkungan kerja (termasuk di dalam pit), tindakan yang dilakukan
adalah:
Group Leader di lokasi kejadian:
1. Menginstruksikan kepada seluruh pekerja di lokasi longsoran untuk segera melakukan evakuasi dengan
cara travel unit ke Tempat Berkumpul Keadaan Darurat
2. Memastikan seluruh pekerja dilokasi telah AMAN
3. Melaporkan kejadian longsoran kepada Koordinator Tanggap Darurat dengan menjelaskan rinci situasi
yang terjadi dilapangan
4. Mendukung upaya penyelamatan yang dilakukan oleh TIM ERT

Operator A2B, Driver DT Kru Survey di area kejadian longsor:


Jika mendengar suara sirine tanda longsor atau melihat ada pergerakan longsor yang masif atau setelah
mendapat instruksi dari Group Leader bahwa ada indikasi longsor, maka ikuti langkah-langkah berikut :
5. Tenangkan diri (Tidak Panik) dan travel unit sesuai arahan Group Leader menuju Tempat Berkumpul
Dalam Keadaan Darurat
6. Tidak tergesa-gesa mengoperasikan unit karena justru akan berpotensi tabrakan dengan unit lainnya .
7. Nyalakan sirine yang terpasang di unit sebagai tanda bahaya atau nyalakan klakson panjang
8. Ucapkan Awas “ AWAS LONGSOR !, AWAS LONGSOR !, AWAS LONGSOR ! “ MELALUI RADIO
KOMUNIKASI (HT)
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

Operator A2B, Driver DT Kru Survey di area kejadian longsor: (Lanjutan)


5. Setelah Sampai di tempat aman laporkan kejadian longsor kepada pengawas setempat.
6. Informasikan kejadian longsoran kepada Group Leader dengan menggunakan radio komunikasi sebagai
berikut :
a) Zona A (Channel ………..)
b) Zona B (Channel ………..)
c) Zona C (Channel………..)

Jika Operator A2B, Driver DT terjebak didalam unit diarea longsoran, maka ikuti langkah-langkah berikut :
1. Tetap tenang dan jangan panik selama terjebak didalam unit. Yakin bahwa anda bisa selamat.
2. Jika anda mengalami cidera, tangani terlebih dahulu dengan menggunakan Kotak P3K yang tersedia di unit.
3. Jika mampu dan bisa dilakukan, laporkan kepada Group Leader terkait kondisi terkini anda.
4. TETAP BERADA DIDALAM UNIT
5. Setelah ada pernyataan AMAN dari bahaya longsoran (tidak ada pergerakan) maka lakukan tindakan
berikut :
a) Jika mampu bergerak keluar dari unit. Amati lingkungan sekitar terlebih dahulu pastikan AMAN lalu
lanjutkan berjalan kaki sesuai arahan dari Group Leader.
b) HATI-HATI selama melangkah, hindari rekahan/patahan yang bisa membuat anda
tersandung/terperosok.
c) Jika tidak mampu keluar dari unit karena cidera atau akses yang sulit. TUNGGU pertolongan dari Tim
Rescue.

Koordinator Tanggap Darurat :


1. Mengaktifkan Tim ERT melalui Kepala Tim Penanggulangan Tanggap Darurat
2. Memonitor upaya penyelamatan yang dilakukan oleh Tim Penanggulangan Tanggap Darurat
3. Memberikan dukungan taktis untuk mendukung upaya penyelamatan
4. Menyediakan sumberdaya (lokal maupun dari luar perusahaan) agar upaya penyelamatan dapat dilakukan
secara cepat dan aman.
5. Melaporkan kepada Penanggungjawab Tanggap Darurat terkait kejadian incident dan langkah-langkah yang
akan dilakukan
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

Kepala Tim Penanggulangan Tanggap Darurat:


1. Memimpin jalannya upaya penyelamatan
2. Mengorganisir sumberdaya yang tersedia untuk mendukup upaya penyelamatan
3. Memastikan keselamatan Tim Penanggulangan Tanggap Darurat terjaga selama proses penyelamatan
4. Berkoordinasi dengan Koordinator Tanggap Darurat untuk melaporkan situasi dan meminta dukungan

Tim Penanggulangan Tanggap Darurat:


Tim Rescue:
5. Melakukan upaya penyelamatan maksimal untuk menyelematkan jiwa korban
6. Menentukan Metode dan teknik pertolongan yang tepat terhadap korban
7. Melakukan tahapan-tahapan penyelematan dengan aman tanpa membahayakan regu penolong maupun
korban.
8. Melakukan pertolongan dengan menggunakan Chopper (jika diperlukan) untuk membuka akses
pertolongan ke korban jika sulit dilakukan atau untuk melakukan evakuasi (medivac) secara cepat ke rumah
sakit terdekat.

Security
9. Melokalisir lokasi kejadian
10. Memastikan tidak ada orang yang melakukan pengambilan gambar kecuali petugas resmi
11. Mengatur lalu lintas disekitar lokasi kejadian

Tim Pendukung (Engineering, Plant, Produksi)


12. Engineering
• Melakukan pengukuran pergerakan longsoran sebelum dan selama proses penyelamatan berjalan
• Melaporkan setiap kondisi pergerakan longsoran kepada Kepala Tim Penanggulangan Tanggap Darurat
2. Plant
• Menyiapkan dukungan taktis untuk kehandalan unit
• Menyiapkan alat ekstrikasi untuk mengeluarkan korban dari dalam kabin (jika diperlukan)
3. Produksi
• Menyediakan operator dan unit A2B untuk mendukung kelancaran operasi
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

III.10. DARURAT DEMONSTRASI


Tingkat Siaga Tiga : Kondisi yang menunjukkan kebutuhan untuk tingkat Kesiagaan tinggi. Informasi yang
diperoleh dan kondisi menunjukkan meningkatnya Kesadaran dan Persiapan untuk
Evakuasi
Tingkat Siaga Dua : Kondisi menunjukkan kebutuhan untuk evakuasi singkat(Periode waktu tidak melebihi 8
jam). Kondisi dan informasi menunjukkan kerusakan yang serius, hal kecil namun
demonstrasi dan hambatan terjadi, keamanan anggota keluarga terancam.
Tingkat Siaga Satu : Kondisi yang menunjukkan kebutuhan perlunya evakuasi. Terjadi demonstrasi aktif yang
berskala besar, adanya informasi bahaya akan datang terhadap karyawan, anggota keluarga
dan karyawan sangat terancam keselamatannya.

DAFTAR TINDAKAN
1. Jika ada situasi yang mengancam dan komandan di lokasi kejadian memerlukan evakuasi, maka harus
koordinasi Pemimpin Tim Penanganan Keadaan Darurat (Project Manager / Operation Manager ).
2. Karyawan yang bekerja dimasing-masing area kerja akan pergi ke tempat berkumpul (tanda R) dan atau di
tempat yang akan ditentukan kemudian oleh Tim Penanganan Keadaan Darurat.
3. Karyawan Mess akan akan berkumpul di tempat yang di beri tanda R atau di ruang Aula atau dilapangan.

Security :
4. Personil Security akan menutup pintu masuk Mess dan kantor di area kerja masing-masing sesegera
mungkin setelah dipastikan adanya keadaan darurat.
5. Memberitahukan personel / karyawan yang akan dievakuasi dengan menggunakan radio, telepon, ucapan
lisan / menyuruh seseorang dan Lotus Note/e-mail.
6. Mengamankan rute-rute evakuasi.
7. Memberi petunjuk untuk pindah (keputusan dikeluarkan oleh Tim Penanganan Keadaan darurat).
8. Menyusuri rute-rute evakuasi. untuk menghindari orang-orang tersebut dan menimbulkan kemacetan.
9. Memastikan personel seperti trainer, keluarga atau tamu ditransportasikan ke Banjarmasin/ Balikpapan
dengan peraturan normal sesegera mungkin dan sebelum terjadinya Tingkat Kesiagaan Tiga.
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

Komandan di lokasi kejadian (OSC) :


1. Mengetahui tempat Staff dan memastikan mereka dikontak selama 30 (tiga puluh) menit.
2. Memanggil Staff menuju kantor Office.
3. Melakukan pendaftaran dan penghitungan personel (yang digunakan untuk daftar yang berkaitan dengan
muatan atau manifest list dan perjalanan berikutnya yang dilakukan dalam keadaan darurat).
4. Mengumpulkan dokumen penting, misalnya data-data Engineering, Kontrak dll untuk dipindahkan dan
disimpan di kendaraan.
5. Memindahkan personel departemen secara bersamaan menuju tempat pendaratan pada saat diperintahkan
oleh bagian Security.
6. Kepala bagian masing-masing departemen menuju kantor yang telah dilengkapi dengan daftar
keberangkatan.
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

III.11. DARURAT MEDIS


Tingkat Siaga Tiga : Cedera kecil (tingkat P3K) selama operasi rutin dengan melaksanakan
sepenuhnya kebijakan dan Praktek keselamatan.
Tingkat Siaga Dua : Satu cedera berat.
Tingkat Siaga Satu : Cedera berat terjadi berulangkali atau setidaknya satu Kecelakaan cedera berakibat fatal.

DAFTAR TINDAKAN
Prosedur evakuasi darurat medis mengacu pada PAMA-SHE-PPS3.10-INK001 tentang Evakuasi Emergency
Medis.
Supervisor pertama di lokasi kejadian :
1. Segera laporkan insiden tersebut ke Emergency Call Centre ( CCR/Dispatch/SHE Dept). Lakukan prosedur
pelaporan yang benar
2. Pastikan bahwa Komandan dilokasi kejadian ( OSC ) telah diberitahu.
3. Mengidentifikasi orang yang kompeten di lokasi kejadian untuk memberikan P3K dan menenangkan
korban.
4. Bila aman untuk dilakukan, lanjutkan perjalanan ke lokasi kejadian keadaan darurat dan membantu
penanganan korban hingga SHE Leader / Tim Respons keadaan darurat tiba.
5. Menjaga lingkungan lokasi dan perintahkan seseorang untuk menemui Tim Medis dan antarkan mereka ke
lokasi kejadian.
6. Awasi pekerjaan penyelamatan dan tenaga medis lainnya.
7. Kendalikan jalan masuk dan amankan lokasi kejadian.
8. Amati dan catat semua rincian kejadian secepatnya.
9. Pastikan bahwa tidak berlanjut kepada orang lain
10. Memastikan lokasi terjadinya insiden di demarkasi/diblok, untuk mengamankan data TKP.
11. Buatlah laporan tentang insiden ( LPI hal. 1& 2 ), dan atau melakukan investigasi ( LPI hal. 3, 4, & 5 ) bila
memungkinkan.
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

Emergency call center :


1. Emergency Call Centre menghubungi dan pihak terkait lainnya:
2. Hubungi Emergency Respons Team untuk segera ke lokasi kejadian.
3. Klinik :
• Channel … – … Freq – …….
• Channel Tambang ( O/B ), Freq – …..
• Telepon : …… Ext : …..
1. Hubungi SHE Leader, jelaskan padanya semua rincian yang relevan dan ikuti petunjuknya.
2. Hubungi atasan/dept terkait.

SHE Leader :
3. Informasikan Tim Penanganan Keadaan darurat, karena jika orang yang cedera dibawa ke rumah sakit,
seorang anggota Tim Penanganan Keadaan darurat harus menemaninya, atau bertemu dengannya di rumah
sakit.
4. Kendalikan jalan masuk menuju lokasi kejadian keadaan darurat dan jangan merubah keadaan kecelakaan
sampai pemeriksaan selesai ( untuk cedera berat & fatal oleh PIT )
5. Lakukan pemotretan lokasi kejadian kecelakaan, pengukuran dan sketsa kejadian.
6. Informasikan KEPALA TEKNIK melalui radio channel ……. – freq – …………… atau telepon
…………… apabila cederanya termasuk cedera berat ( misal : terjadi Fraktur / korban meninggal dunia ).

Komandan di lokasi kejadian (OSC) :


7. Pelajari tingkat keparahan keadaan.
8. Pastikan bahwa Kabag Safety telah diberitahu.
9. Meminta bantuan Tim Respons Keadaan Darurat, jika dibutuhkan.
10. Mengadakan pertemuan dengan Tim Penanganan Keadaan darurat jika diperlukan.
11. Bila terjadi cedera berat atau fatal ,aturlah pemberitahuan kepada pihak keluarga yang cedera melalui HR
Section dan bantulah kebutuhan keluarga yang bersangkutan
12. Mintalah bantuan Provider medis jika dibutuhkan termasuk Helikopter.
13. Memberitahu ke Customer (PT………) dan KEPALA TEKNIK menginformasikannya ke Departemen
Energi dan Sumber Daya Mineral.
14. Memberitahu Polisi dalam hal kematian yang menimpa Masyarakat umum.
15. Memastikan lokasi insiden diamankan
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

Paramedis :
1. Segera menuju lokasi kejadian setelah mendapatkan informasi kejadian untuk penanganan korban.
2. Menggunakan sumber daya dan prosedur standarnya.
3. Mengatur evakuasi Medis dan transportasi karyawan yang cedera ke klinik ……… /RS. Rujukan
(sesuaikan dengan RS Rujukan kerjasama dengan site). Evakuasi medis harus atas persetujuan Komandan
dilokasi kejadian ).
Jika terjadi kecelakaan menyebabkan kematian :
4. Supervisor pertama dilokasi kejadian bersama paramedis : Pemberitahuan setiap kematian akan langsung
diteruskan ke Tim Penanganan Keadaan darurat dengan Tingkat Kesiagaan Tiga melalui radio Channel
…… ( Freq – …….. ) dan Channel Dispacth ( Freq – ……. ) , Emergency Call Centre.
5. KEPALA TEKNIK akan memberitahukan ke Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral.
6. Tim Respons keadaan darurat menjalankan tugas.
7. KEPALA TEKNIK akan mengirimkan sebuah laporan pemeriksaan perusahaan ke Departemen Energi dan
Sumber Daya Mineral.
8. Paramedic. menghubungi tenaga Patalogis Forensik setempat untuk menyatakan kematian korban sebelum
jenazah tersebut dipindahkan dari lokasi kejadian.
9. Wakil dari Management site ada yang menyertai jenazah menuju rumah keluarga.
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

IV. PROSEDUR KOMUNIKASI< PELAPORAN DAN TEMPAT BERKUMPUL DARURAT


Keberhasilan operasi dari suatu rencana tergantung kepada komunikasi. Di dalam prosedure komunikasi,
dimana jika ada orang menemukan situasi keadaan darurat harus menghubungi pusat kendali (Koordinator
emergency) dan Koordinator emergency harus menghubungi orang yang berwenang yang namanya tercantum
di dalam lampiran

IV.1. ALUR KOMUNIKASI

TKP : Tempat Kejadian Perkara


ERT : Emergency Response Team
PM : Project Manager (Koordinator)
POSKO : Pos Komando ERT
: Alur informasi
: Alur tindakan
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

IV.2.PELAPORAN EMERGENCY

EMERGENCY FLOW CHART

ACCIDENT ON SITE Informan :


1. Say : Emergency (3 Time)/all
others radio user must be
stopped.
INFORMAN 2. Give information :
a) Name of first aider.
b) Nature of accident.
c) Exactly accident location.
d) Number of victims
Paramedic will : CLINIC SAFETY
1. Responses the information
2. Ask to informan about the SAFETY WILL :
victim’s condition & type of
injury ( How the conscious
status, breathing, pulse, 1. Responses the informatio n
bleeding, fracture). 2. Informs to clinic the
3. Give guiden to informan / information.
first aider CLINIC RESCUE TEAM SECURITY 3. Discusses & coordination with
4. Report & discusses to clinic, rescue team & security for
SAFETY for followed action followed action.
4. Gives instruction to clinic, rescue
team & security together for move
AT ACCIDE
NT LOCATION to accident location .

Rescue captain gives instruction to dangerman to checks situation & make sure that
dangerous situation is clear.

2. Rescuer make acces to victim

Security
Rescue blocks
cap tainthegives
scene of accident
permit area to enter the accident area afther dangerman
to paramedic
report that situation is safe

Paramedic checks the victim. Initial Assesment :

Coordination to Company doctor about victim’s condition & medical care and make Respond checking.
decision for priority victim that need me dical care.
Airway + Cervical
Paramedic assisted by
After paramedic & rescuers
Rescuersdo medical
have finishcare to victim.
to gives medical care, paramedic request control.
captain for evacuation to clinic Breath ing.

AT CLINIC Circulation.
Secondary assesment
Paramedic do detail examination to victim. (HEAD TO TOE)
Disability.
Gives advanced treatment / medical care.
Observation or medivac to hospital. Definitive Treatment.
Stabilization.
Review Assesment

OBSERVATION Evacuation to Hospital (by Am bulance or Chopper)

Report decision to Safety or Manager

Stable Evacuation to Hospital Paramedic coordination with Safety Mgr to contact Bpp Support Office &Load Master

Balikpapan Support Office will contact Hospital and related specialist Paramedic & Rescue team will
consultant than prepared chopper to go site, a nd ambulance to evacuated the victim to helipad
waiting at airport
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

IV.2. PELAPORAN EMERGENCY (Lanjutan)


Idealnya, sebuah sirine yang ditiup oleh tekanan angin berbunyi dan dapat didengar oleh semua orang di plant,
perkantoran, dan sekitar workshop. Dalam kasus listrik padam, maka kentongan (emergency alarm cadangan)
akan digunakan untuk menyatakan kondisi emergency.

a. Daerah Operasi Tambang


Semua pengawas harus memiliki radio HT. Pengawas-pengawas ini, juga harus mengetahui lokasi-lokasi
dimana karyawan berada. (lihat lampiran 2)
b. Daerah Camp / Mess
Dicamp tersedia juga sirene listrik yang dapat didengar oleh semua penghuni camp. Dalam kasus listrik
padam, maka kentongan emergensi dapat digunakan.
c. Perkantoran Utama
Di area perkantoran tersedia juga sirene listrik yang dapat didengar oleh semua karyawan kantor. Dalam kasus
listrik padam, maka kentongan emergency dapat digunakan atau dapat pula menggunakan megaphone atau
peluit.
d. Gudang bahan Peledak
Diarea gudang Handak juga tersedia sebuah sirene listrik yang dapat didengar dengan baik oleh semua
karyawan yang bekerja di area tersebut saat terjadi emergency. Jika terjadi listrik padam maka peluit atau
kentongan cadangan dapat digunakan.

IV.3. TEMPAT BERKUMPUL DARURAT


Setiap lokasi tempat berkumpul darurat (mengungsi) / Assembly Point perlu ditentukan dua tempat berkumpul,
salah satu dari tempat itu dipilih seandainya bahaya menyebar atau karena salah satu dari tempat tersebut kena
bencana.
a. Untuk Daerah Plant (Bengkel)
Tempat berkumpul / evakuasi karyawan yang ada di daerah Plant dan Administrasi ditetapkan di luar pintu
gerbang Plant, tetapi jika tempat ini tidak bisa ditempati maka plihan kedua ditetapkan di belakang workshop.
b. Camp Site
Orang-orang camp dan karyawan-karyawan yang istirahat di camp, jika harus dievakuasi tempat berkumpulnya
di lapangan sepak bola.
c. Daerah Explosives (Bahan Peledak)
Ditentukan di jalan keluar dari gudang Handak.
d. Offices
Ditentukan di luar gedung yaitu dekat area parkir pos security.
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

IV.4. SISTEM PENDATAAN ORANG


Orang-orang yang keluar harus diketahui / didata, dan didalam hubungan radio harus dijelaskan keadaan
karyawan dengan keterangan yang jelas.
Setiap orang yang diketahui bekerja dan karena situasi mungkin orang tersebut sulit melarikan diri, orang
tersebut secepatnya harus dibantu / dievakuasi.
Setiap orang yang tidak melapor atau ditemukan di tempat berkumpul dianggap mendapat kesulitan dan perlu
segera ditolong.
Suatu ketentuan larangan harus dibuat, yang melarang pengunjung masuk ke tempat kejadian setelah tempat
dievakuasi.

IV.5. PENGUMUMAN PASCA KEJADIAN


Semua emergency harus dianalisa setelah selesai kejadian, tetapi hanya jika operasi benar-benar telah kembali
normal. Dengan cara ini semua langkah-langkah emergensi dapat dievaluasi dan diperbaharui jika perlu.
Langkah-langkah emergensi harus bertahap dan tiap tahap harus dibuat evaluasinya.
Untuk mendapatkan informasi yang benar dimana daya ingat personal terhadap kejadian masih segar, maka
briefing harus dilakukan dalam tempo 48 jam setelah keadaan normal
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

V. SARANA DAN PRASARANA


V.1. SARANA
a. AMBULANCE
Di isi sesuai site

b. MOBIL RESCUE
Di isi sesuai site (jika ada)

c. MOBIL PMK
Di isi sesuai site (jika ada)

d. ALAT PEMADAM
Di isi sesuai site

e. ALAT RESCUE
Mengacu pada Matriks Kebutuhan Alat Rescue No. PAMA-SHE-PPS3.10-MTR001

f. ALAT KOMUNIKASI
1. Menggunakan stasiun pancar ulang/repiter berkemampuan disesuaikan dengan luas area masing-masing
Job Site.
2. Posko diperlengkapi dengan radio yang mempunyai daya pancar minimal 80 watt dengan ketinggian antena
minimal 25 meter dari permukaan.
3. Seluruh Kendaraan diperlengkapi dengan radio yang mempunyai daya pancar maksimal 50 watt dengan
antena lentur/larsen 5/8.
4. Masing-masing supervisor diperlengkapi radio handy talky yang mempunyai daya pancar maksimal 10
watt.
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

V.2. PRASARANA
a. POSKO ERT
Foto Diisi sesuai dengan actual site
Lokasi :
Diisi sesuai dengan actual site

Persyaratan minimal harus dilengkapi dengan sarana sebagai berikut :


1. Alat komunikasi
2. Peta situasi mutakhir
3. Lampu darurat
4. Daftar anggota / nomor telepon petugas yang dapat dihubungi
5. Peralatan regu penyelamat (rescue)

b. KLINIK
Foto Diisi sesuai dengan actual site
Lokasi :
Diisi sesuai dengan actual site

c. POS, KOTAK, & PENEMPATAN KOTAK P3K


6. Pos P3K
Foto Diisi sesuai dengan actual site
Lokasi :
Diisi sesuai dengan actual site

Persyaratan Pos/Ruang P3K antara lain:


a) Lokasi ruang P3K :
• Dekat dengan toilet/ Kamar mandi
• Dekat dengan jalan keluar
• Mudah dijangkau dari area tambang
• Dekat dengan tempat parkir kendaraaan
b) Mempunyai ruang minimal cukup untuk menampung satu tempat tidur pasien dan masih terdapat ruang
gerak bagi seorang petugas medis serta penempatan fasilitas P3K lainnya.
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

V.2. PRASARANA (Lanjutan)


Persyaratan Pos/Ruang P3K antara lain: (Lanjutan)
c) Bersih dan terang, ventilasi baik, memiliki pintu dan jalan yang cukup lebar untuk memindahkan korban.
d) Diberi tanda dan papan nama yang jelas dan mudah dilihat
e) Sekurang-kurangnya dilengkapi dengan :
• Wastafel dengan air mengalir
• Kertas tissue/lap
• Usungan/Tandu
• Bidai/Spalk
• Kotak P3K & isi
• Tempat tidur dengan bantal dan selimut
• Tempat untuk menyimpan alat-alat seperti tandu/kursi roda
• Sabun dan sikat
• Pakaian bersih untuk penolong
• Tempat sampah
• Kursi tunggu bila diperlukan
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

V.2. PRASARANA (Lanjutan)


2. Kotak P3K dan Isi
Kotak P3K dan isi mengacu pada STD Parameter Pengelolaan P3K di Tempat Kerja No. PAMA-SHE-PPS3.03-
STD005

 NO ISI KOTAK A KOTAK B KOTAK C


1 Kasa streril terbungkus 20 40 40
2 Perban (lebar 5 cm) 2 4 6
3 Perban (lebar 10 cm) 2 4 6
4 Plester (lebar 1.25 cm) 2 4 6
5 Plester cepat 10 15 20
6 Kapas (25 gram) 1 2 3
7 Kain segitiga/mittela 2 4 6
8 Gunting 1 1 1
9 Peniti 12 12 12
10 Sarung tangan sekali pakai 2 3 4
11 Masker 1 1 1
12 Pinset 1 1 1
13 Lampu senter 1 1 1
14 Gelas untuk cuci mata 1 2 3
15 Kantong plastik bersih 1 1 1
16 Aquades (100 ml lar. Saline) 1 1 1
17 Povidon lodin (60 ml) 1 1 1
18 Alkohol 70% 1 1 1
19 Buku Panduan P3K 1 1 1
20 Buku Catatan Daftar Isi Kotak 1 1 1
21 Pasangan 2 4  

Catatan: Kotak A untuk ≤ 25 orang pekerja


Kotak B untuk ≤ 50 orang pekerja
Kotak C untuk ≤ 100 orang pekerja

Rasio jumlah petugas P3K mengacu pada STD Parameter Pengelolaan P3K di Tempat Kerja No. PAMA-SHE-
PPS3.03-STD005
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

V.2. PRASARANA (Lanjutan)


2. Kotak P3K dan Isi (Lanjutan)
Rasio jumlah petugas P3K mengacu pada STD Parameter Pengelolaan P3K di Tempat Kerja No. PAMA-SHE-
PPS3.03-STD005
NO KLASIFIKASI TEMPAT KERJA JUMLAH JUMLAH PETUGAS P3K
PEKERJA/BURUH
1 Tempat kerja dengan potensi 25 - 150 1 orang
    > 150 1 orang untuk setiap 150 orang
atau kurang
2 Tempat kerja dengan potensi < 100 1 orang
bahaya tinggi
    > 100 1 orang untuk setiap 100 0rang
atau kurang

Jumlah pekerja/buruh, jenis kotak P3K dan jumlah kotak P3K sebagai berikut:

NO JENIS PEKERJA/BURUH JENIS KOTAK P3K JUMLAH KOTAK P3K


TIAP 1 (SATU UNIT KERJA
1 Kurang 26 pekerja/buruh A 1 kotak A
2 26 s.d 50 pekerja/buruh B/A 1 kotak B atau,
2 kotak A
3 51 s.d 100 pekerja/buruh C/B/A 1 kotak C atau,
2 kotak B atau,
4 kotak A atau,
1 kotak B dan 2 kotak A

4 Setiap 100 pekerja/buruh C/B/A 1 kotak C atau,


2 kotak B atau,
4 kotak A atau,
1 kotak B dan 2 kotak A

3. Penempatan Kotak P3K


Penempatan kotak P3K adalah sebagai berikut :
a) Pada tempat yang mudah dilihat dan dijangkau, diberi tanda arah jelas, cukup cahaya serta mudah diangkat
apabila akan digunakan.
b) Disesuaikan dengan jumlah pekerja, jenis dan jumlah kotak P3K sebagaimana tercantum isi kotak P3K.
c) Dalam hal tempat kerja dan unit kerja berjarak 500 meter atau lebih masing-masing unit kerja harus
menyediakan kotak P3K sesuai dengan jumlah pekerja.
d) Dalam hal tempat kerja pada lantai yang berbeda digedung bertingkat, maka masing-masing unit kerja
harus menyediakan kotak P3K sesuai dengan jumlah pekerja
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

VI. SIMULASI DAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI


1. SIMULASI KEADAAN DARURAT
a. SIMULASI (DRILL)
Untuk mendukung kesiapan menghadapi segala kemungkinan keadaan darurat dan memastikan bahwa prosedur
dilaksanakan secara benar dan efektif harus diadakan latihan Keadaan Darurat minimal 1 kali setahun atau
disesuaikan dengan study kasus yang ada di masing-masing Job Site.

b. EVALUASI
Setiap selesai dilaksanakan simulasi harus dilakukan evaluasi terhadap :
• Komunikasi dan koordinasi tim keadaan darurat
• Peralatan keadaan darurat
• Evakuasi dan penyelamatan
• Peralatan penanggulangan keadaan darurat
• Koordinasi dan bantuan dari pihak lain terkait keadaan darurat
• Permasalahan lainnya yang menghambat penanggulangan keadaan darurat.

Tindak lanjut dari evaluasi harus diselesaikan sesuai batas waktunya, untuk memastikan kesiapan dalam
keadaan darurat yang sebenarnya.

2. PENGEMBANGAN KOMPETENSI
2.1 Pelatihan Fisik Rutin
Pelatihan Fisik Rutin bertujuan untuk menjaga kebugaran dari masing-masing anggota ERT :
• Lari pagi minimal 4 x putaran lapangan bola
• Seat up, Pull up, Phus up, Senam Aerobic dll
Pelatihan tersebut diatas diatur sesuai situasi kondisi serta fasilitas yang ada di masing-masing Job Site.

2.2 Pelatihan Rescue (Teori & Praktek)


Pelatihan Rescue ini bertujuan untuk memperkenalkan alat-alat Rescue. Cara-cara mempergunakan alat-alat
Rescue.
a) Motor Vehicle Accident
• Manajemen kecelakaan
• Teknik-teknik Extricasi
• Teknik Penanganan korban
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

VI. SIMULASI DAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI (Lanjutan)


2. PENGEMBANGAN KOMPETENSI (Lanjutan)
2.2 Pelatihan Rescue (Teori dan Praktek) (Lanjutan)
b) High Angle Rescue
• Aspek Safety
• Anchoring, Belaying, Asending & Desending, Lifting & Lowering, Simpul
• Cara-cara mengevakuasi korban dari atas ke bawah ataupun dari bawa ke atas
c) Water Rescue
• Mengenal bahaya-bahaya di air
• Cara-cara menolong korban
• Memilih pelampung yang cocok
• Cara-cara mengoperasikan perahu karet
• Cara-cara merawat perahu karet
d) Jungle Rescue
• Pengetahuan Peta & Kompas
• Teknik-teknik Pencarian Korban
Pelatihan Rescue setiap item diselenggarakan minimal 1 x sebulan disesuaikan dengan situasi kondisi dari
masing-masing Job Site.

2.3 Pelatihan PPGD (Teori & Praktek)


Pelatihan PPGD (Teori & Praktek) terdiri dari :
a) Referensi Anatomi & Tubuh Manusia
b) Emergency Madical Service
c) Basic Life Support & Cardiopulmonary Resuscitation
d) Pengangkatan & Pemindahan korban
e) Pendarahan & Shock
f) Cedera jaringan lunak, tulang dan otot, tulang punggung, tengkorak, dada
g) Luka bakar & Keracunan
Pelatihan PPGD setiap item diselenggarakan minimal 1 x sebulan disesuaikan dengan situasi kondisi dari
masing-masing Job Site.
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

VI. SIMULASI DAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI (Lanjutan)


2. PENGEMBANGAN KOMPETENSI (Lanjutan)
2.4 Pelatihan Fire
Pelatihan Fire terdiri dari :
a) Teori Api & Anatomi Kebakaran
b) Fire Risk Assesment
c) Sistem Proteksi Kebakaran
d) Sistem Pengendalian Asap
e) Proteksi Bahaya Peledakan
f) Pencarian & Penyelamatan Korban Kebakaran
g) Menggunakan & Merawat SCBA
Pelatihan Fire setiap item diselenggarakan minimal 1 x sebulan ( bisa lebih disesuaikan dengan situasi kondisi
dari masing-masing Job Site).
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

VII. RUJUKAN & KERJASAMA (MOU)


1. RUMAH SAKIT / PUSKESMAS
Nama Rumah Sakit / Puskesmas :
No. Telepon Emergency :
Alamat Rumah Sakit / Puskesmas :

2. DINAS PMK
No. Telepon Dinas PMK :
Alamat Dinas PMK :

2. SAR
No. Telepon SAR :
Alamat SAR :

3. TRIPIKA (CAMAT, POLSEK, & KORAMIL)


a. CAMAT
No. Telepon Camat :
Alamat kantor kecamatan :

b. POLSEK
No. Telepon Polsek :
Alamat kantor Polsek :

c. KORAMIL
No. Telepon Koramil :
Alamat kantor Koramil :
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

VIII. LAMPIRAN
1. DAFTAR NAMA DAN NOMOR TELEPON

NO NAMA JABATAN NOMOR

1   Ka. Polres  
2   Ka. Polsek  
3   Dan Ramil  
4   Camat  
5   Kadin Kebakaran  
6   Ka. Rumah Sakit  
7   Project Manager  
8   Dept. Head Safety  
9   Dept. Head Plant  
10   Dept. Head GA  
11   Dept. Head Operation  
12 POLRES    
13 POLSEK    
14 KORAMIL    
15 KECAMATAN    
16 RUMAH SAKIT TERDEKAT    
17 DINAS KEBAKARAN    
18 SATKORLAK    
19 PMI    
20   ERT Team  
21   ERT Team  
22   ERT Team  
23   ERT Team  
24   ERT Team  
25   ERT Team  
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

VIII. LAMPIRAN
2. LEMBAR CATATAN EMERGENCY DRILL

INITIAL EMERGENCY PEMBERITAHUAN KE


Waktu : Kordinator Emergency
Lokasi : Group Response
Sifat Emergency : Group yg ditugaskan
Keterangan Orang Cidera : Pos Penunjang
Keterangan Kerusakan Alat : Start:
 
Kondisi jalan ke Lokasi : Finish:
Nama Orang yg Memanggil :  

KOMUNIKASI
WAKTU (Keputusan dari Koordinator / Hasilnya / Orang yang DUE DATE STATUS
terlibat / Pesan-pesan termasuk radio, telepon , fax)*
       
 
       
 
       

       

       

“ Dengan ini dinyatakan bahwa langkah langkah yang sudah dilakukan pada Emergency Drill diatas
sudah/belum*) memenuhi standar”

Reviewer, Di ketahui oleh

(ttd) (ttd)
PIC Fire & Rescue Site Project Manager
Tgl......... EMT Leader
*) Coret salah satu
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

VIII. LAMPIRAN
3. DAFTAR PERALATAN
NO GAMBAR PERALATAN KETERANGAN
1

Lifting Bag

Cutter & Spreader

Hydraulic Ram
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

VIII. LAMPIRAN
3. DAFTAR PERALATAN (Lanjutan)

NO GAMBAR PERALATAN KETERANGAN


4

Power Hydraulic Ram

Alat Pemadam Api

Alat Pemadam Api Ringan

Basket Stretcher
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

VIII. LAMPIRAN
3. DAFTAR PERALATAN (Lanjutan)

NO GAMBAR PERALATAN KETERANGAN


8

Scap Stretcher

Spinal Board / Long Board

10

Neck Collar

11

Head Immobilation Device


(HID)
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

VIII. LAMPIRAN
3. DAFTAR PERALATAN (Lanjutan)

NO GAMBAR PERALATAN KETERANGAN


12

Kendrik Extrication Device


(KED)

13

Figure of Eight

14

Stopper

15

Inpenic Decender (ID)


STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

VIII. LAMPIRAN
3. DAFTAR PERALATAN (Lanjutan)

NO GAMBAR PERALATAN KETERANGAN


16

Rack

17

Croll

18

Compass

19

Life Jacket
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

VIII. LAMPIRAN
3. DAFTAR PERALATAN (Lanjutan)

NO GAMBAR PERALATAN KETERANGAN


20

Webbing

21

Basic

22

Jumar

23

Brake
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

VIII. LAMPIRAN
3. DAFTAR PERALATAN (Lanjutan)

NO GAMBAR PERALATAN KETERANGAN


24

Grigri

25

Fire Truck

26

Lark in Frame
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

VIII. LAMPIRAN
4. DAFTAR PEMERIKSAAN PERALATAN ERT

 NO JENIS PERALATAN JUMLAH KONDISI KETERANGAN


1 Lifting Bag set      
2 Extrication set      
3 Basket Stretcher      
4 Spinal Board      
5 Kendric Extrication Device      
6 Collar Nec      
7 Scop Stretcher      
8 Head Imobilizer      
9 Kemmatel Static      
10 Kemmatel Dinamic      
11 Desender      
12 Karabiner      
13 Weabing      
14 Pulley      
15 Pull Body & Seat Harness      
16 Croll      
17 Rescuender      
18 Asension      
19 Basic      
20 Grigri      
21 Stopper      
22 Life Jacket & Life Bouy      
23 Tali Nilon & Traficon      
24 GPS & Kompas      
25 Belt Cutter & Glass Cutter      
26 Flaslight      
27 Handlamp      
28 Kapak Fire      
29 Cangkul, Sekop, Parang      
30 Bidai, Mitela, Kain Kasa      
31 Ambulance      
32 Fire Truck      
33 Rescue Truck      
STANDAR PARAMETER
PROSEDUR KEADAAN DARURAT

VIII. LAMPIRAN
5. TATA CARA PENGGUNAAN EMERGENCY ALARM
Diisi sesuai dengan Kondisi site

6. PENANGANAN DARURAT DI TAMBANG / HAULING


Diisi sesuai dengan kondisi site

7. DAFTAR LOKASI ALARM EMERGENCY

Alarm Electric Alarm Manual Alarm Cadangan


No. Lokasi Keterangan
Jumlah Jumlah Jumlah
1 Main Office    
2 Main Ware house    
3 Main Workshop    
4 Workshop Tyre    

Anda mungkin juga menyukai