Anda di halaman 1dari 16

REFRESING

KEPERAWATAN
KELAS I DEWASA
TAHUN 2020
Konsep Dasar Penyakit Stroke Non Hemoragik

Stroke non hemoragik adalah hilangnya fungsi otak secara mendadak akibat gangguan
suplai darah ke bagian otak (Brunner & Suddarth; 2014). Stroke non hemoragik biasa
disebut dengan stroke iskemik atau emboli dan trombus yaitu tertutupnya pembuluh darah
oleh bekuan darah atau gumpalan hasil terbentukbya trombus (Nurarif; 2015).
Etiologi Stroke Non Hemoragik
• Thrombolisis
Pengumpulan trombus mulai terjadi dari adanya
kerusakan pada bagian garis endotelial dari pembuluh
darah.

• Emboli cerebral
Bekuan darah yang mengalir melalui pembuluh darah
dibawa ke otak, dan nyumbat aliran darah bagian otak
tertentu . 

• Spasme pembuluh darah


Spasme arteri serebral yang disebabkan oleh infeksi,
penurunan aliran darah ke arah otak yang disuplay oleh
pembuluh darah yang menyempit. (Black & Hawks;
2014)
Manifestasi Klinis Stroke Non Hemoragik

Arteri karotis interna Arteri serebri anterior


1. Paralisis pada wajah, tangan 1. Paralisis pada kaki sisi yang
1 dan kaki bagian sisi yang 2 2.
berlawanan
Gangguan sensori kaki dan jari
berlawanan
2. Gangguan sensori pada wajah daerah yang berlawanan
tangan dan kaki 3. Gangguan koknitif
4. Inkontenensia uri

Arteri cerebri posterior Arteri cerebri media

3 1. Gangguan kesadaran sampai


koma
4 1. Hemiplegi
ekstermitas
pada kedua

2. Kerusakan memori 2. Kadang kadang kebutaan


3. Gangguan penglihatan 3. Afasia global
Patofisiologi Stroke Non
• Sering disebabkan oleh oklusi pembulu pembuluh
Hemoragik
darah otak besar akibat emboli maupun trombosis
yang dapat bersumber dari jantung, arkus aorta,
atau lesi arteri lainnya, seperti arteri karotis.

• Pasien sroke hemoragik akan mengalami beberapa


perubahan pada daerah ekstermitas, perubahan
yang terjadi ini sesuai dengan arteri mana yang
terkena infark.

• Pasien paling sering mengalami disartria ialah


berkurangnya kemampuan berbicara namun masih
dapat memahami kalimat yang disampaikan
seseorang, disartria disebabkan oleh disfungsi
saraf kranial pada arteri vertebrobasilar atau
cabangnya
Pemeriksaan Penunjang Stroke Non Hemoragik

• EKG
• CT Scan
• Nilai
Laboratorium
• Thorax Photo
Konsep Kebutuhan Dasar
Mobilitas dan Imobilitas

Imobilitas ialah suatu

Mobilitas merupakan bentuk tirah baring yang

kemampuan individu untuk bergerak bertujuan mengurangi aktivitas

secara bebas, mudah dan teratur fisik dan kebutuhan oksigenasi

dengan tujuan untuk memenuhi tubuh mengurangi nyeri dan

kebutuhan aktivitas guna untuk mengembalikan kekuatan.

mempertahankan kesehatanya. Tirah baring akan mengurangi


kekuatan otot tubuh rata-rata 3%
sehari.
Tujuan Mobilisasi

Memenuhi kebutuhan dasar termasuk


melakukan aktifitas hidup sehari-hari dan
aktifitas rekreasi, mempertahankan diri
(melindungi dari trauma), mempertahankan
konsep diri, mengekspresikan emosi
dengan gerakan Mobilisasi dan
immobilisasi berada pada suatu rentang.

8
Kemampuan Mobilitas

Kategori tingkat kemampuan adalah sebagai berikut :

1. Tingkat aktivitas 0 ialah mampu merawat diri sendiri secara


penuh
2. Tingkat aktivitas 1 ialah aktivitas dengan menggunakan alat
bantu
3. Tingkat aktivitas 2 ialah aktivitas dengan bantuan atau
pengawasan
4. Tingkat aktivitas 3 ialah aktivitas dengan bantuan pengawasan
orang lain dan peralatan
5. Tingkat aktivitas 4 ialah tingkat aktivitas yang tergantung dan
tidak dapat melakukan atau berpartisipasi dalam perawatan
(Lukman; 2013)
Anggota gerak diletakkan pada posisi yang benar, ekstensi
bagian lengan 900 dilakukan jika pasien duduk atau 450 jika
pasien berbaring, untuk tungkai 300 dan harus dalam keadaan
berbaring.
Nilai skala
nilai untuk skala adalah sebagai berikut :
0 : tidak ada perubahan dalam gerakan
gerakan tangan
1 : terjadi perubahan gerak, tangan atau tungkai jatuh sebelum 10
detik tanpa mengenai benda pendukung
dan tungkai
2 : terjadi beberapa gerakan menahan gravitasi : gerakan turun
kearah tempat tidur namun terlihat adanya usaha menahan
gravitasi
3 : tidak ada usaha menahan gravitasi lengan langsung jatuh ke
bawah
4 : tidak ada gerakan
Range of motion (ROM)

Range of motion (ROM) merupakan istilah


baku untuk menyatakan batas atau gerak
sendi yang baik dan normal. ROM juga
digunakan untuk menegakkan atau
menyatakan kelainan dan batas gerak
sendi yang abnormal
Berikut ini merupakan gerakan ROM menurut
Suratun (2013).

1. Latihan ROM lengan


• Lengan bawah fleksi, sehingga telapak tangan dan
jari jari tangan pada posisi vertikal.
• Lakukan gerak fleksi kedepan pada pergelangan
• Lakukan gerakan fleksi ke belakang pada
pergelangan tangan klien
• Ulangi gerakan tersebut sampai 8 kali
 
2.      Latihan ROM siku
• Posisi tangan pasien sejajar dengan tubuh dengan
telapak tangan menghadap keatas
• Lakukan gerakan fleksi sikudengan mengangkat
lengan bawah kearah atas
• Kembalikan ke posisi semula dan ulangi sebanyak 8
kali
3. Latihan pronasi dan supinasi lengan bawah
• Perawat memutar lengan bawah pasien kearah luar atau ke arah perawat
• Kembalikan ke posisi semula
• Lakukan gerakan supinasi, perawat meutar lengan bawah pasien kearah
dalam.
• Kembalikan ke posisi semula, lakukan gerakan 8 kali
 
4.      Latihan fleksi dan ekstensi bahu
• Mengangkat lengan klien ke atas sehingga posisi tangan klien tegak lurus
• Kembalikan ke posisi semula dan lakukan sebnayak 8 kali
 
5.      Abduksi dan adduksi bahu
• Posisi lengan pasien sejajar dengan tubuh telapak tangan menghadap keatas
• Gerakkan tangan menjauhi tubuh, kembalikan ke posisi semula, ulangi gerakan
8 kali
6. Latihan rotasi bahu
• Posisi lengan kanan bawah pasien tegak lurus dengan
lengan fleksi
• Gerakkan lengan bawah ke arah depan atau ke bawah
sehingga menyemtuh tempat tidur
• Kembalikan ke possi semula
• Perawat menggerakkan lengan bawah ke belakang
sampai punggung tangan menyentuh tempat tidur.
• Ulangi gerakan 8 kali
 
7.      Latihan fleksi dan ekstensi jari kaki
• Posisi kaki pasien lurus
• Lakukan gerakan fleksi jari jari ke depan atau jari jari
menghadap ke arah permukaan tempat tidur
• Lakukan gerakan ekstensi jari dengan menggerakkan jari
jari kebelakang atau ke arah dorsopedis
• Ulangi kegiatan 8 kali
8. Latihan inversi dan eversi kaki
• Posisikan kaki klien dalam posisi ekstensi
• Gerakkan kaki klien kearah dalam sehingga telapak kaki
menghadap kearah kaki lainnya
• Kembalikan ke posisi semula
• Lakukan gerakan memutar kearah luar sehingga telapak kaki
menjauhi kaki lainnya
• Kembalikan ke posisi semula
• Ulangi sebanyak 8 kali
 
9.      Latihan fleksi dan ekstensi lutut
• Perawat mengangkat kaki klien dengan tinggi 8 cm kemudian
tekik lutut kearah dada
• Lakukan gerakan ekstensi lutut, dengan menrunkan kaki klien
kebawah dan kembalikan ke posisi semula
• Ulangi kegiatan sebanyak 8 kali
Sekian
dan
Terimakasih~

1
6

Anda mungkin juga menyukai