Anda di halaman 1dari 9

Evidence Based Midwifery

dalam Proses Menyusui

Oleh :
Nurhayati Ulfah
Darnawati
Irawati

Nuraliyah Jabir
Pengertian :
• Evidanse Based artinya berdasarkan bukti. Tidak lagi berdasarkan
pengalaman atau kebiasaan semata. Semua harus berdasarkan bukti.
Bukti inipun tidak sekedar bukti, tapi bukti ilmiah terkini yang bisa
dipertanggungjawabkan.
• Evidance base midwifery adalah pemberian pemberian informasi
kebidanan berdasarkan bukti dari penelitian yang bisa
dipertanggungjawabkan. Praktek kebidanan sekarang lebih didasarkan
pada bukti ilmiah hasil penelitian dan pengalama praktek terbaik dari para
praktisi dan seluruh penjuru dunia

2
Evidence Based Midwifery dalam Proses
Menyusui adalah

• Pengetahuan tentang laktasi


(Becoming a mother)
• IMD
• Tekhnik menyusui
• Pengeluaran ASI
Pengetahuan tentang laktasi
becoming a mother
• Sebelum EBM: calon ibu kurang mengetahui
manfaat ASI dan pemberian ASI Eksklusif
• Setelah EBM : Calon ibu banyak mengikuti kelas ibu
hamil dan mendapatkan pengetahuan
• calon Ibu mengikuti kelas ibu hamil untuk
mendapatkan banyak informasi tentang inisiasi
menyusu dini, teknik menyusui dan fisiologi laktasi
sehingga ibu akan melihat hal-hal yang positif
selama trimester terakhir kehamilan sampai saatnya
ibu melahirkan. Dengan demikian ibu dapat
mempelajari cara yang lebih baik dalam menghadapi
proses menjadi seorang ibu (becoming a mother) 4
 Inisiasi Menyusui Dini
 Sebelum EBM : bayi yang baru lahir langsung dipakaikan selimut
 Setelah EBM : bayi baru lahir segera setelah pemotongan tali pusat
diletakkan diatas dada ibu untuk IMD
  
 IMD telah terbukti dapat memperpanjang durasi menyusui,
meningkatkan kemungkinan bayi disusui dalam bulan-bulan
pertama kehidupan, dan juga dapat berkontribusi pada
peningkatan ASI eksklusif. Bayi yang melakukan IMD juga tampak lebih
banyak berinteraksi dengan ibunya dan lebih jarang menangis.
 kemampuan untuk menyusui sendiri terjadi jika setelah lahir bayi dibiarkan
kontak kulit dengan kulit ibunya selama satu jam setelah lahir. Keuntungan
kontak kulit bayi dengan kulit ibu diantaranya mengoptimalkan keadaan
hormonal ibu dan bayi. Inisiasi menyusu dini merupakan tindakan yang
melibatkan orang tua dan anaknya. Kontak kulit yang dekat akan
mempengaruhi kedekatan dengan orang tua dalam hal ini ibu dan bayi

5
Teknik Menyusui
Sebelum EBM :
 ibu menyusui bayinya dengan cara menjepit payudaranya
dengan 2 jari yaitu antara jari telunjuk dan jari tengah
 Ibu menyusui bayinya hanya memasukkan putingnya saja
 Ibu menyusui hanya dengan cara telapak tangan
menyanggah di kepla bayi
 Posisi bayi dalam menyusui yaitu Bayi dulu kepala
menghadap keatas atau terlentang
 Ibu menyusui tidak fokus menatap bayinya
 
Sesudah EBM :
 Ibu menyusui dengan cara tekhnik 5 jari, yaitu 4 jari dibawag
payudara dan jari jempol menekan payudara bagian atas
 Ibu menyusui bayinya dengan cara memasukkan putting
sampai areola
 Ibu menyusui dengan cara menyanggah di kepala bayi di
lipatan tangan atau siku dan tangan untuk merangkul badan
bayi
 Posisi bayi menyusui yaitu badan bayi dan kepala bayi skrg
sejajar lurus
 Ibu menyusui dianjurkan untuk fokus ke bayinya dengan
menatap, menyentuh bahkan mengajak bicara bayinya.
6
Pengeluaran ASI
Sebelum EBM : Ibu membuang colostrum atau ASI pertamanya karena dikira Basi
Sesudahh EBM: Ibu memberikan ASI Colostrum atau ASI pertamanya karena sudah tahu
manfaatnya
Kolostrum adalah cairan ASI yang penting bagi bayi. Hal ini ternyata bukan tanpa alasan
karena jenis ASI yang satu ini kaya akan kadar protein, lemak, vitamin, mineral,
antioksidan, dan immunoglobulin. Imunoglobulin di dalam kolostrum adalah antibodi
yang didapat bayi dari ibu dan memberikan imunitas pasif pada bayi
 Menyusui merupakan proses yang alamiah sehingga seorang ibu pada saat kehamilan, bukan hanya menyiapkan persalinan
tetapi juga harus mempersiapkan untuk proses pembentukan ASI. Sehingga menyusui tidak dapat dianggap sebagai suatu
subjek yang berdiri sendiri ketika budaya, dukungan sosial dan pengetahuan serta keterampilan para profesional layanan
kesehatan termasuk bidan, secara jelas berdampak terhadap keberhasilan dari awal inisiasi serta lamanya pemberian ASI
(Renfrew; M.; Dyson; L.; McCormick; E.; et al, 2009). Pemberian ASI bukanlah sekedar memberi makanan kepada bayi, melalui
ASI ibu dan bayi sama-sama belajar untuk menumbuhkan ikatan kasih sayang (bonding attachment), mencegah hipotermi, dan
memberikan nutrisi yang terbaik pada bayi

 Dengan pelaksanaan praktik asuhan kebidanan


yang berdasarkan evidence based
midwifery baik yang dilaksanakan di Indonesia
maupun akan didadptasi dari Luar Negeri
tersebut sebagai media dalam mengurangi
risiko-risiko yang dialami ibu dan anak sehingga
mengurangi angka kematian ibu dan anak.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai