Anda di halaman 1dari 20

ASI

EKSKLUSIF

OLEH :
Nur Safira Anandita, S. Ked
Resti Ramdani, S. Ked

Menyusui adalah salah satu


komponen dari proses reproduksi
yang terdiri dari haid, konsepsi,
kehamilan, persalinan, menyusui
dan penyapihan.
Asi sebagai makanan alamiah
adalah makanan terbaik dari
seorang ibu kepada anak.

Salah satu faktor yang


mempengaruhi rendahnya
pemberian ASI Eksklusif di
Indonesia adalah belum semua
tempat kerja menyediakan ruang
ASI.

Pemberian ASI yang dianjurkan :


1. Asi eksklusif selama 6 bulan, dapat
memenuhi 100% kebutuhan bayi
2. Dari 6-12 bulan ASI sebagai makanan
utama. 60-70% kebutuhan bayi dan
perlu makanan pendamping ASI
(makanan lumat- makanan lunak)
3. >12 bulan ASI memenuhi 30%
kebutuhan bayi dan perlu makanan
padat sebagai makanan utama

Manfaat ASI :
Ditinjau dari aspek gizi
Kandungan gizi lengkap
Mudah dicerna dan diserap
Mengandung zat kekebalan tubuh (imunitas)
Ditinjau dari aspek psikologis
Mendekatkan hubungan ibu dan bayi
Menimbulkan rasa aman bagi bayi
Mengembangkan dasar kepercayaan (Basic
sence of trust)
Ditinjau dari aspek KB
Menjarangkan kehamilan

Bagi ibu
Mengurangi insiden kanker leher rahim dan kanker
payudara
Bagi keluarga
Aspek Ekonomi : hemat karena tidak membeli susu
formula dan bayi jarang sakit sehingga biaya
pengobatan dapat dihemat
Aspek kemudahan : tidak perlu mengganggu orang lain
Bagi bangsa dan negara
Menurunkan angka kematian dan kesakitan anak
Mengurangi subsidi rumah sakit untuk perawatan ibu
dan anak
Meningkatkan kualitas generasi penerus

Larangan pemberian ASI pada :


Faktor Ibu
1. Ibu dengan penyakit jantung yang berat karena
akan menambah beratnya penyakit ibu.
2. Ibu dengan pre eklampsi dan eklampsi karena
banyaknya obat-obatan yang diberikan sehingga
dapat mempengaruhi bayinya.
3. Penyakit infeksi berat pada payudara, sehingga
kemungkinan menular pada bayinya
4. Karsinoma payudara mungkin dapat
menimbulkan menimbulkan metastasis
5. Ibu dengan psikosis, dengan pertimbangan
kesadaran ibu sulit diperkirakan sehingga dapat
membahayakan bayi.
6. Ibu dengan infeksi virus.
7. Ibu dengan TBC atau lepra.

Faktor Bayi
1. Bayi dalam keadaan kejang-kejang yang dapat
menimbulkan bahaya aspirasi ASI
2. Bayi yang menderita sakit berat dengan pertimbangan
dokter anak tidak dibenarkan untuk mendapatkan ASI
3. Bayi dengan berat badan lahir rendah, karena refleks
menelannya sulit sehingga bahaya aspirsi mengancam
4. Bayi dengan cacat bawaan yang tidak mungkin
menelan (labiokisis, palatoknakisis,
labioknatopalatokisis)
5. Bayi yang tidak menerima ASI, penyakit metabolisme
seperti alergi ASI

Patologis Payudara
Keadaan patologis yang memerlukan
konsultasi adalah :
1. Infeksi payudara
2. Terdapat abses yang memerlukan insisi
3. Terdapat benjolan payudara yang
membesar saat hamil dan menyusui
4. ASI yang bercampur dengan darah

Cara menyusui yang benar :


Posisi ibu menyusui
Duduklah dengan posisi enak dan santai
kalau perlu pakailah kursi yang ada
sandaran punggung dan lengan
Gunakan bantal untuk mengganjal bayi, agar
jarak bayi tidak terlalu jauh dari payudara

Memasukkan putting susu


Bila menyusukan mulai dengan payudara kanan,
letakkanlah kepala bayi pada siku bagian dalam
lengan kanan, badan bayi mengahadap ke badan
ibu
Lengan kiri bayi di letakkan di seputar pinggang
ibu, tangan kanan ibu memegang pantat / paha
kanan bayi
Sanggahlah payudara kanan ibu dengan keempat
jari tangan kiri dibawahnya, dan ibu jari
diatasnya, tetapi tidak diatas bagian yang
berwarna hitam ( aerola mamae )
Sentuhlah mulut bayi dengan putting susu
Tunggu sampai bayi membuka mulut lebar-lebar
Masukkan putting susu secepatnya kedalam
mulut sampai daerah berwarna hitam

Melepaskan hisapan bayi


Setelah selesai menyusukan bayi selama 10
menit, lepaskanlah isapan bayi dengan cara
:
Masukkan jari kelingking ibu yang bersih ke
sudut mulut bayi atau
Dengan menekan dagu bayi kebawah
Dengan menutup lubang hidung bayi
Jangan menarik putting susu untuk
melepaskannya

Menyendawakan bayi
Setelah hisapan bayi dilepaskan .
sendawakan bayi sebelum menyusukan
dengan payudara yang lain, dengan cara :
Sandarkan bayi dipundak ibu tepuklah
punggungnya dengan pelan sampai
keluar sendawa
Bayi ditelungkupkan dipangkuan ibu,
sambil digosok punggungnya.

Tanda-tanda menyusui yang benar


Bayi cukup tenang
Mulut bayi terbuka lebar
Bayi menempel betul pada ibu
Mulut dan dagu bayi menempel betul
pada payudara ibu
Seluruh areola tertutup mulut bayi
Bayi nampak pelan-pelan menghisap
dengan kuat
Putting susu ibu tidak terasa nyeri
Kuping dengan lengan bayi berada
pada satu garis
Posisi ibu menyusui duduk,

Masalah dalam menyusui :


1. ASI kurang
Cara penanggulangan :
. Ibu harus mengkonsumsi makanan yang bergizi
. Menyusuilah dengan sabar
. Menyusui secara bergantian antara kedua
payudara
. Minimalkan penggunaan alat (misal : dot)
karena akan membingungkan bayi dan akhirnya
mengurangi rangsangan untuk memproduksi
ASI

2. Bayi bingung putting


Cara penanggulangan :
Ibu harus mengusahakan
pemberian ASI eksklusif
Menyusui dengan cara yang
benar
Menyusui lebih lama dan sering

3. Payudara Bengkak
Pada hari-hari pertama, seringkali menyusui kurang
efektif sehingga ASI mengumpul di dalam payudara,
menekan pembuluh darah dan saluran limfe. Hal ini
mengakibatkan payudara menjadi bengkak dan
nyeri.
Untuk menghindari hal tersebut lakukanlah :
Susui bayi segera setelah bayi lahir
Susui menurut kehendak bayi, jangan dijadwalkan
Susui bayi dengan menggunakan tehnik menyususi
yang benar
Keluarkan sisa ASI dengan tangan atau pompa
Penanggulangan :
Bayi disusukan untuk menghindari pembengkakan
Berikan kompres dingin untuk menguragi nyeri
Lakukan pengurutan atau massage payudara

4. Putting Susu Nyeri Atau Lecet


Rasa nyeri timbul karena waktu menyusui
hanya putting susu yang masuk ke dalam
mulut bayi sedangkan areola tidak masuk
mulut. Disamping itu juga disebabkan karena
perawatan yang tidak benar pada payudara.
Penanggulangan :
Lakukan tehnik menyususi yang benar
Menyususi pada payudara yang tidak lecet
Jangan membersihkan putting dengan sabun
atau alcohol

5. Mastitis
Mastitis adalah peradangan payudara akibat
infeksi. Biasanya terjadi pada minggu-minggu
pertama setelah melahirkan yang tersumbat atau
luka pada putting yang terinfeksi.
Penanggulangan :
Kompres air hangat
Ibu tetap menyusui bayinya pada payudara yang
tidak terinfeksi
Cukup istirahat
Minum air putih minimal 2 liter/hari
Minum anti biotik
Lakukan perawatan payudara

TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai