Anda di halaman 1dari 66

PENGARUH NEGATIF PENYALAHGUNAAN NAPZA

BAGI KESEHATAN

Fatkur Rahman.SKM.MM

Dinas Kesehatan
Kabupaten Tuban
NN A
N
AI PIK
YA
FL O
TI R
IK KOT
AD SI
N AP
HA I K
BA OT
N RK
DA NA
bahan yang apabila masuk ke dalam tubuh manusia, berakibat mempengaruhi
tubuh, terutama susunan saraf pusat sehingga menyebabkan perubahan aktivitas
mental, emosional & perilaku pada pengguna dan menyebabkan ketergantungan
pd zat tsb
NAPZA
adalah

NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, & ZAT


ADIKTIF LAINNYA
NA PENYALAHGUNAAN
PS RK
IKO OTI
TR KA
TER OPIK DAN
TEN A JE
TU NIS

OBAT

BERMANFAAT DALAM
PELAYANAN KESEHATAN
OBAT BEBAS :

DI TOKO OBAT, APOTEK , Contoh : Parasetamol

OBAT BEBAS TERBATAS


DI TOKO OBAT, APOTIK, Contoh : CTM

OBAT KERAS
K DIPEROLEH DGN RESEP DOKTER
DI APOTIK / RUMAH SAKIT. Contoh : Diazepam,
Phenobarbital
NARKOTIKA

+ DIPEROLEH DENGAN RESEP DOKTER


DI APOTEK / RUMAH SAKIT. Contoh : Morfin, Petidin
PENYALAHGUNAAN (abuse)
pemakaian zat oleh seseorang yang dipilih sendiri bukan
untuk tujuan medis dan dapat menimbulkan gangguan dalam
fungsi sosial, pekerjaan atau sekolah
PENGGOLONGAN
MENURUT PROSES PEMBUATAN

ALAMI
langsung dari alam tanpa proses fermentasi/ produksi
(ganja, opium, kokain, dll)

SEMI SINTETIS
diproses sedemikian rupa melalui proses fermentasi
(heroin)

SINTETIS
merup zat/obat yg mulai dikembangkan th 30 –an untuk
keperluan medis dan penelitian, digunakan sbg
analgesik, antitusif (amfetamin, LSD, metadon, dll)
PENGGOLONGAN NAPZA
NARKOTIKA

• Zat / obat dr tanaman / bukan tanaman, sintetis / semisintetis, yg dpt menyebabkan


penurunan / perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan
rasa nyeri, & dpt menimbulkan ketergantungan

PSIKOTROPIKA

• Zat / bahan baku / obat, alamiah / sintetis bukan narkotika, berkhasiat psikoaktif mell
pengaruh selektif pd susunan saraf pusat yg menyebabkan perubahan khas pd aktivitas
mental & perilaku

ZAT ADIKTIF lainnya

• Zat yg dpt menimbulkan efek psikoaktif selain narkotika & psikotropika


JENIS NARKOTIKA
Golongan I Golongan II Golongan III

• Opium • Morfin • Kodein


• Kokain • Fentanil • dll
• Ganja • Metadon
• Heroin • Pethidin
• Amfetamin • dll
• LSD
• dll
UU Nomor 35 Tahun 2009
Permenkes Nomor 13 Tahun 2014
Jenis Psikotropika

Gol II • Sekobarbital

Gol III • Pentobarbital

Gol IV
• Diazepam
• Nimetazepam
• Bromazepam

UU Nomor 5 Tahun 1997


Permenkes Nomor 9 Tahun 2015
t zat lain yg menyebabkan adiksi selain narkotika dan psikotropika

 min. beralkohol (miras)


diperoleh dari fermentasi karbohidrat
sifat : sedatif, hipnotik dan depresan

t rokok
terbuat dari lintingan kertas rokok berisi
daun tembakau kering tembakau mgd nicotin, bahan kimia
lainnya
PENGGOLONGAN
MENURUT EFEK YG DITIMBULKAN

DEPRESAN
berfungsi mengurangi aktivitas fungsional tubuh.
pemakai merasa tenang tertidur tak sadarkan diri
(opium, morfin, heroin)

STIMULAN
merangsang fungsi tbh & meningkatkan kegairahan kerja
(ekstasi, kokain, amfetamin)

HALOSINOGEN
menimbulkan efek halusinasi yg bersifat merubah
perasaan dan pikiran dan seringkali disertai dg
halusinasi shg perasaan dpt terganggu
(ganja, LSD)
INHALAN
• Penyalahgunaan benda-benda dgn cara dihirup / sniffing
• Misalnya : lem, tiner, pembersih cat kuku dan zat sejenisnya
• Efek :
1. Mempengaruhi pertumbuhan & perkembangan otot, saraf & organ lain
2. Mengakibatkan masalah sumsum tulang belakang
3. Sudden death  denyut jantung mnjadi cepat & tdk beraturan
Solven ( Pelarut )

• Lem
• Penghapus cat kuku
• Bahan bakar ( Bensin )
Akibatnya :
• Cepat lelah
• Pelupa Sulit konsentrasi
• Depresi
Jangka Panjang :
Kerusakan Otak,Hati,Ginjal
Amanah UU Narkotika Nomor 35 Tahun 2009
(Sektor Kesehatan)
Tertuang pada :
 Pasal 54 : Pecandu Narkotika dan korban penyalahgunaan Narkotika WAJIB menjalani
Rehabilitasi Medis dan Rehabilitasi Sosial.
 Pasal 55 :  kewajiban Wajib Lapor Ke Puskesmas, RS dan atau lembaga rehabilitasi medis dan
Rehabilitasi Sosial yang ditunjuk oleh pemerintah.
 Penjelasan Pasal 103 ayat 1 huruf B  Biaya pengobatan dan Perawatan bagi pecandu
Narkotika menjadi beban dan tanggung jawab negara.

PP 25/2011 : Pelaksanaan Wajib Lapor Pecandu


Narkotika ke Institusi Penerima Wajib Lapor
(IPWL)
Peraturan dan Keputusan Menteri Kesehatan terkait Wajib Lapor
PENYALAHGUNAAN NAPZA

Sumber: Executive Summary Survei Penyalahgunaan Narkoba di Indonesia Tahun 2017,


BNN
ANGKA PREVALENSI DAN JUMLAH PENYALAHGUNA DI 34 PROVINSI,
2017

2017 2017
Provinsi Jumlah Prevalensi Populasi Provinsi Jumlah Prevalensi Populasi
Penyalahguna (%) (10-59) Penyalahguna (%) (10-59)

Aceh 63,032 1.69 3,727,800 Kalimantan Tengah 38,981 1.98 1,967,200


Sumatera Utara 256,657 2.53 10,137,500 Kalimantan Selatan 59,590 1.97 3,025,600
Sumatera Barat 66,612 1.78 3,748,200 Kalimantan Timur 43,911 2.12 2,071,436
Riau 91,415 1.87 4,893,700 Kalimantan Utara 12,013 1.07 1,127,864
Jambi 53,177 2.02 2,626,200 Sulawesi Utara 30,646 1.71 1,789,600
Sumatera Selatan 84,925 1.40 6,053,500 Sulawesi Tengah 36,594 1.70 2,154,000
Bengkulu 24,118 1.68 1,436,700 Sulawesi Selatan 121,366 1.95 6,237,800
Lampung 116,845 1.94 6,028,700 Sulawesi Tenggara 29,012 1.58 1,838,300
Bangka Belitung 15,905 1.49 1,065,500 Gorontalo 10,244 1.19 860,600
Kepulauan Riau 26,540 1.71 1,556,300 Sulawesi Barat 16,269 1.70 958,100
DKI Jakarta 260,656 3.34 7,800,600 Maluku 19,573 1.59 1,230,500
Jawa Barat 645,482 1.83 35,242,100 Maluku Utara 13,181 1.52 864,800
Jawa Tengah 284,186 1.16 24,490,200 Papua Barat 11,215 1.64 685,700
DI Yogya 31,973 1.19 2,691,400 Papua 42,492 1.70 2,505,000
Jawa Timur 492,157 1.72 28,622,000 INDONESIA 3,376,115 1.77 190,650,400

Banten 170,444 1.83 9,296,400


Bali 50,539 1.62 3,128,300
NTB 63,918 1.80 3,556,800
NTT 36,022 0.99 3,639,100
Kalimantan Barat 56,424 1.57 3,592,900

46 ExecuviteSummarySurveiPenyaalhgunaanNarkobaDiIndonesai Tahun 2017


JENIS NARKOBA/OBAT-OBATAN

Narkoba
Ganja, Shabu dan Ekstasi
merupakan narkoba yang paling
banyak dikonsumsi oleh
penyalahguna narkoba

Ganja Shabu Ekstasi

Obat Bebas
Obat-obatan daftar G Obat jenis sakit kepala (analgesic)
(misalkan Tromadol, Trihex, Pil Koplo, jadi yang paling banyak dikonsumsi
xanax, dsb), secara berlebih
yaitu obat resep/keras ternyata juga (over) dari dosis seharusnya oleh
banyak yang dikomsumsi oleh para para penyalahguna untuk
penyalahguna narkoba. mendapatkan “efek”-nya

Executive Summary Survei Penyalahgunaan Narkoba DiIndonesia Tahun 2017 31


Sulit Berhenti :
Karena Ketergantungan NARKOBA
Sindroma Putus Obat
• Keinginan yg sangat utk mendapatkan obat
• badan sakit semua
• cemas
• mual, muntah, diare, tdk nafsu makan
• menguap
• berkeringat
• nafas cepat
• demam
• mudah tersinggung
• keluar keringat, air mata, ingus
Progresi Adiksi 1

KELUARGA
OLAHRAGA
Zat MAKANAN
KELUARGA

KAWAN KERJA
OLAHRAGA
SEKOLAH
Zat
KELUARGA

KAWAN
Progresi Adiksi 2

Zat

Zat SPORTS FOOD

KAWAN FAMILY
WORK

SEKOLAH Zat

OLAHRAGA
Zat

KAWAN
Progresi Adiksi 3

Zat
Zat
Zat Zat

Zat Zat Zat


Zat
Zat
Zat
Zat
Zat
Zat
Tidak seorangpun berencana
untuk menjadi
ADIKSI
Bahaya Morfin & derivatnya

• Central effect  sedasi, depresi pernafasan, halusinasi


visual, euphoria  hipotensi, miosis  stimulasi CTZ (mual,
muntah)
• Peripheral effect  sulit BAB, kejang perut, gatal2
• Menimbulkan ketergantungan psikis & fisik, sindroma putus
obat
HEROIN
• Heroin diinjekkan  euphoria
hebat < 1 menit, berlangsung
selama 45 menit, periode tenang 1
– 5 jam
• Heroin lebih cepat mencapai otak
drpd morfin
• Toleran 1 - 2 minggu  dosis >>>>
utk euphoria  tubuh tdk bs
menerima  depresi pernafasan 
mati
AMFETAMIN

• Dibuat secara sintetis dgn nama kimia α


– methylphenethylamine
• Awalnya utk inhaler pernafasan
E K S T A S I
• Ekstasi  Gembira luar biasa
• Nama sekelompok obat turunan Amfetamin
• MDMA  th 1914 turunan pertama, diindikasikan utk
menekan nafsu makan pada kasus obesitas
• Th 1970  drug abuse MDMA
• Th 1977 dilarang di Inggris, menyusul th 1985 di US
Mekanisme Kerja Ekstasi

Norepinefrin
Pelepasan biogenik
Ekstasi
amin Dopamin

Serotonin
NOREPINEFRIN (hormon)

pemecahan pemecahan
glikogen ↗ trigliserida ↗

glukosa darah ↗ asam lemak darah ↗

sumber energi

tidak mudah lelah


DOPAMIN

aktivitas gerak stereotip

disko terus gedeg terus

Euphoria
Gembira luar biasa
SEROTONIN (hormon)

gangguan persepsi

timbul ilusi

ilusi suara ilusi warna

tripping Segalanya tampak indah


Bahaya Ekstasi
pelepasan norepinefrin

vasokonstriksi
kontraksi jantung ↗

tek darah ↗ frek denyut jantung ↗

stroke  mati /
lumpuh aritmia  mati
KOKAIN

• Dari tanaman erythroxylon


coca
• Efek stimulan bertahan 2
jam tp keinginan utk
menggunakan kembali ± 1
minggu
Efek Kokain
• Mirip dgn ekstasi :
1. Euphoria
2. Suka bercakap-cakap
3. Aktivitas gerak meningkat
4. Tdk mudah lelah
• Kokain  ketergantungan fisik, psikis dan sindroma putus obat
GANJA
• Berasal dari tanaman Cannabis
Sativa
• 400 zat kimia  60 zat
cannabinoid
• Zat yg menimbulkan efek
psikoaktif adl
Tetrahydrocannabinol (THC)
• Nama lain : marijuana, cimeng,
hasish
Bahaya Ganja

• Timbul sindroma AMOTIVASIONAL dgn gejala :


1. Menarik diri dr aktivitas sosial
2. Perhatian thd sekolah menurun
LSD

• Berasal dr jamur yg tumbuh pd gandum / sejenisnya


• Awalnya utk psikoterapi  cepat menyebar & lepas kendali
• Dosis kecil  Efek >>>
• LSD ; Lysergic acid diethylamide
Efek LSD
• Halusinogenik poten
• Distorsi waktu  merasa cepat tua
• Sinestesa (campuran berbagai macam rangsangan)  melihat
suara, bau & mendengar / merasakan warna
• Bisa merasa keluar dr tubuhnya
• Efek berlangsung 3 – 12 jam
• Efek tsb bs muncul walau tdk pakai LSD lagi  gila (HANYA
DGN 1 TABLET !!!)
• Psikotropika gol Benzodiazepin  diazepam, lorazepam, dll adl
obat penenang, kasus2 skizofrenia  abuse ex. happy 5, nipam
• Menimbulkan efek ketergantungan
• Efek samping : tek darah ↙, gangguan penglihatan &
pencernaan, depresi nafas
• Sindroma putus obat : halusinasi, cemas, menggigau, kejang,
kegagalan sistem kardiovaskular
KONSEKUENSI AKIBAT PENYALAHGUNAAN NARKOBA

Kejadian Sakit
Mereka yang pakai narkoba berisiko terkena berbagai penyakit. Dari hasil survei
diketahui, lima keluhan kesehatan yang banyak dialami oleh responden adalah

46% 31%
Selera Makan Rasa Lelah
Berkurang Berkepanjangan

30% 23%
Rasa Sesak Rasa Sakit
di Dada pada Ulu Hati

34%
Rasa Mual
Berlebihan

Secara umum, pecandu suntik lebih tinggi persentasenya yang melaporkan keluhan atau
gejala sakit dibanding kelompok lain. Sebanyak 41% responden mengaku keluhan tersebut
menyebabkan gangguan aktivitas fisik/mental.

Executive Summary Survei Penyalahgunaan Narkoba DiIndonesia Tahun 2017


KONSEKUENSI AKIBAT PENYALAHGUNAAN NARKOBA

25%
Kejiwaan/depresi

16%
Sakit Paru-paru

15%
HIV AIDS

15%
Sakit syaraf/sendi

9%
Hepatitis C
Pola penyakit hasil pemeriksaan yang dilaporkan kelompok penyalahguna berbanding lurus dengan tingkat
pemakaian narkoba dimana tingkat penyalahgunaan makin tinggi maka persentase yang melaporkan hasil
pemeriksaan sakitnya lebih banyak.

Executive Summary Survei Penyalahgunaan Narkoba DiIndonesia Tahun 2017


Hasil Survei 2019 :
 Angka prevalensi pengguna narkoba setahun terakhir sebesar 1,8%
 Lima (5) Provinsi penyalahguna tertinggi : Sumatera Utara,
Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Sulawesi Tengah dan DIYogyakarta
 Kebiasaan merokok, nongkrong malam dan bermain game
merupakan perilaku paling berisiko terhadap penyalahgunaan
narkotika
 Angka penyalahgunaan narkoba laki2 lebih besar daripada
perempuan
 Kelompok responden penyalahguna yang terbesar berasal dari
kelompok yang bekerja dan yang menganggur
 Usia pertama kali menggunakan narkoba berkisar 17-19 tahun
 Pengguna narkoba terbanyak berada di usia produktif 35-44 tahun
 Lima jenis narkoba yg paling banyak dikonsumsi selama 1 tahun terakhir
Ganja, Shabu, Ekstasi, Pil Koplo, dan Dextro
 Hubungan pertemanan menjadi sumber utama perolehan narkoba
 Alasan pertama kali memakai narkoba terutama karena coba-coba dan
bujukan teman
 Ceramah/penyuluhan dianggap cara yang paling tepat dalam penyampaian
bahaya narkoba
 Televisi dan medsos merupakan media yg dianggap tepat dlm
penyampaian bahaya narkoba
 Rehabilitasi merupakan cara utama yg dianggap paling tepat dlm
penanganan penyalahguna narkoba
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN
TINGKAT PRIMER
• Menyediakan program deteksi dan intervensi dini (Alcohol, Smoking, and Substance-use
Involvement Screening and Testing –ASSIST)
• Melatih tenaga kesehatan dalam tata laksana terapi rehabilitasi gangguan penggunaan
NAPZA
• Terintegrasinya layanan promotif di bidang NAPZA sebagai layanan esensial dan konseling
NAPZA sebagai layanan pengembangan di puskesmas (Permenkes 75/2014)

TINGKAT SEKUNDER
• Menyediakan fasilitas kesehatan rujukan → RSJ dan RSU

TINGKAT TERSIER
• Menyediakan fasilitas kesehatan rujukan nasional → RSKO
RUANG LINGKUP LAYANAN KESEHATAN
DALAM MASALAH NAPZA
FASKES TINGKAT PERTAMA
• Promotif, Preventif (Deteksi &Intervensi Dini)
• Kuratif: rawat jalan atau rawat jalan rumatan metadon

FASKES TINGKAT LANJUT


• RSU: promotif, preventif, kuratif (rawat jalan atau rawat jalan
rumatan), rawat inap jangka pendek
• RSKO/RSJ: promotif, preventif, kuratif (semua Jenis modalitas
terapi)
IPWL
LATAR BELAKANG (1)

Gangguan penggunaan Narkotika merupakan


masalah bio-psiko-sosiokultural yang kompleks

Penanganan multidisipliner dan lintas sektor secara


komprehensif

3 Pilar :
- Supply reduction
- Demand reduction
• Harm reduction
LATAR BELAKANG (2)
Rendahnya cakupan
pecandu narkotika
Perubahan perilaku
yg mengakses
yang tidak mudah
layanan kesehatan,
dilakukan di Lapas /
kultur,
Rutan
stigma,diskriminasi,
dana terbatas

Wajib lapor
untuk
mendapatka
n perawatan
KERANGKA TEORITIS

Penyakit infeksi
Perilaku dan masalah
Wajib lapor pemidanaan ketergantungan kejiwaan dapat
dapat diubah dicegah sedini
mungkin
PRINSIP UPAYA PENYEDIAAN LAYANAN
REHABILITASI MEDIS NAPZA
I. Terintegrasi pada setiap tingkat layanan kesehatan yang
telah ada:
1. Fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) di puskesmas, klinik,
Lembaga rehab
2. Fasilitas kesehatan tingkat rujukan lanjut (FKTRL)
II. TIDAK membangun fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) baru
III. Membuat surat edaran kepada seluruh Dinkes Provinsi agar
mengusulkan Fasilitas Pelayanan Kesehatan untuk ditetapkan sebagai
tempat Rehabilitasi Medik NAPZA
Upaya Meningkatkan persentase fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) Institusi Penerima
Wajib Lapor (IPWL) Pecandu Narkotika yang aktif

Pendekatan pelayanan Upaya


Kesehatan Perorangan (UKP) & Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) melalui
pemberdayaan orang tua dan ketrampilan
interpersonal bagi remaja dalam pencegahan
penyalahgunaan Napza

DI FKTP dan FKTR


Deteksi Dini Napza, Layanan Rehab Medis Rawat
Inap dan Rawat Jalan di IPWL (PTRM, Konseling
Terapi Simtomatik, Detoksifikasi, Terapi Perilaku, 12
Terapi Kognitif) .
IPWL DI JAWA TIMUR
KESIMPULAN

1. Upaya pencegahan dan pengendalian masalah napza meliputi promotif,


preventif, kuratif dan rehabilitatif
2. Pemberdayaan orang tua dan ketrampilan interpersonal bagi remaja
merupakan salah satu strategi pelaksanaan pendekatan keluarga
3. Akses dan mutu pelayanan kesehatan bagi penyalahguna
Napza perlu ditingkatkan melalui perluasan deteksi dini dan optimalisasi IPWL
4. Koordinasi LP/LS terkait Napza diperlukan dalam sinergisitas program
5. Perlunya meningkatkan S D M t erlatih dalam pencegahan dan
pengendalian masalah NAPZA
32
TERIMA KASIH

33
• Sedasi rasa mengantuk dan menghilangkan kecamamasan
• Berikut ini adalah berapa lama akan bertahan obat-obatan seperti narkoba dalam urin dan darah. Perlu ditekankan, bahwa informasi yang diberikan di sini
bersifat pengetahuan dan tidak bermaksud untuk mengelabui pihak-pihak yang akan melakukan skrining penyalahgunaan narkoba.
• Alkohol akan bertahan 3-5 hari dalam urin dan 10-12 jam dalam darah
• Amfetamin akan bertahan 1-3 hari dalam urin dan 12 jam dalam darah
• Barbiturat akan bertahan 2-4 hari dalam urin dan 1-2 hari dalam darah
• Benzodiazepin akan bertahan 3-6 minggu dalam urin dan 2-3 hari dalam darah
• Ganja akan bertahan 7-30 hari dalam urin dan 5 hari-2 minggu dalam darah
• Kokain akan bertahan 3-4 hari dalam urin dan 1-2 hari dalam darah
• Kodein akan bertahan 1 hari dalam urin dan 12 jam dalam darah
• Heroin akan bertahan 3-4 hari dalam urin dan 12 jam dalam darah
• LSD akan bertahan 1-3 hari dalam urin dan 2-3 jam dalam darah
• Ekstasi atau MDMA akan bertahan 3-4 hari dalam urin dan 1-2 hari dalam darah
• Metafetamin akan bertahan 3-6 hari dalam urin dan 2-3 hari dalam darah
• Metadon akan bertahan 3-4 hari dalam urin dan 24 hingga 36 jam dalam darah
• Morfin akan bertahan 2-3 hari dalam urin dan 6-8 jam dalam darah
• Jenis tes yang paling akurat untuk mendeteksi residu narkoba yang tertinggal dalam tubuh sebenarnya adalah lewat analisa rambut.  Analisa rambut dapat
membeberkan detil riwayat penggunaan alkohol, amfetamin, heroin, ganja, sampai morfin dalam 90 hari terakhir.
• san
• Berikut ini adalah faktor-faktor yang menyebabkan berapa lama obat-obatan seperti narkoba akan bertahan dalam sistem
tubuh Anda.
• Tipe tes yang dilakukan
• Besar dosis narkoba yang dikonsumsi
• Toleransi tubuh terhadap narkoba
• Metabolisme tubuh
• Adanya kondisi medis tertentu
• (Lysergyc Acid Diethylamide) LSD dikenal juga dengan nama acid, sugar cubes, blotter dan lainnya. LSD disebut-sebut
sebagai salah satu jenis narkotika yang paling ampuh untuk mengubah suasana hati. Obat ini juga merupakan jenis
halusinogen yang memengaruhi mental seseorangPernahkah Anda mendengar atau membaca tentang LSD?
• LSD merupakan singkatan dari Lysergic acid diethylamide, suatu jenis narkoba yang tergolong dalam halusinogen, yaitu
jenis obat-obatan yang dapat menyebabkan halusinasi bagi penggunanya.
• LSD sering dikenal juga dengan sebutan acid. LSD kebanyakan ditemukan dalam bentuk prangko kecil seperti untuk surat,
dan konsumsinya dengan cara diletakkan di lidah dalam beberapa menit.
• LSD ditemukan pada tahun 1943 oleh Albert Hoffman dari hasil mengolah senyawa ergotamine yang diperoleh dari jamur
ergot. Ia kemudian secara tidak sengaja menelan LSD dan merasakan “pengalaman stimulasi yang sangat luar biasa”.
Sejak itu, LSD sering disalahgunakan oleh para pengguna obat-obatan terlarang

Anda mungkin juga menyukai