Australia (>40%)
Kanada (>35%)
Golongan II
Pilihan Terakhir untuk terapi
Ketergantungan kuat tetapi kurang dari gol. I
Contoh : Morfin, Petidin, Metadon.
Golongan III
Sering untuk therapy / pengobatan, pengembangan ilmu
pengetahuan
Ketergantungan lebih ringan, contoh : Codein
Psikotropika : menurut UU.RI. No.5/1997
Psikotropika : adalah zat atau obat, baik alamiah
maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas
pada aktivitas mental dan perilaku. Psikotropika
dibedakan dalam 4 golongan sebagai berikut :
Golongan I
Hanya untuk pengembangan ilmu pengetahuan
Tidak untuk Terapi
Ketergantungan kuat
Contoh : Ecstasy, Met-amfetamin, LSD.
Golongan II
Bisa Untuk therapi, tetapi pilihan terakhir
Ketergantungan tinggi tetapi kurang dari gol I
Contoh : Amfetamin, metil fenidat (Ritalin), metakualon.
Golongan III
Sering untuk terapi
Ketergantungan sedang
Contoh : Fenobarbital, flunitrazepam.
Golongan IV
Untuk terapi
Ketergantungan ringan
Contoh : Diazepam, klobazam, bromazepam.
MINUMAN ALKOHOL
Minuman Alkohol : mengandung etanol etil
alkohol, yang berpengaruh menekan susunan
saraf pusat, dan sering menjadi bagian dari
kehidupan manusia sehari – hari dalam
kebudayaan tertentu. Jika digunakan
bersamaan dengan Narkotika atau
Psikotropika akan memperkuat pengaruh obat
/ zat itu dalam tubuh manusia. Ada 3
golongan minuman beralkohol :
Lanjutan
1. Opioda
Putauw : ptw, black heroin, brown sugar.
Morfin, Codein, Methadon adalah zat yang
digunakan oleh dokter sebagai penghilang
sakit yang sangat kuat, mis: operasi,
penderita cancer.
Reaksi dari pemakaian ini sangat cepat
perasaan ingin menyendiri untuk menikmati
efek rasanya.
2.KANABIS: cimeng, ganja, gelek, hasish, marijuana, grass,
bhang.
Berasal dari tanaman kanabis sativa atau kanabis indica.
Cara penggunaan : dihisap dengan cara dipadatkan
menyerupai rokok atau dengan menggunakan pipa rokok.
Efek rasa dari kanabis tergolong cepat, pemakai cenderung
merasa lebih santai, rasa gembira berlebihan ( euphoria ),
sering berfantasi / menghayal, aktif berkomunikasi, selera
makan tinggi, sensitive, kering pada mulut dan
tenggorokan, halusinasi, waktu terasa lamban (10 menit
terasa 1 jam) dan memicu gangguan psikotik.
3. ATS (AMPHETAMINE TYPE STIMULANTIA)
Ada 2 jenis Amphetamine :
a. MDMA ( methylene dioxy methamphetamine )
Nama jalanan : Inex, xtc.
Dikemas dalam bentuk tablet dan capsul.
Fun
3F
Forget/ Free
Function
TAHAPAN PENGGUNAAN NAPZA
Coba – coba
Sosial atau rekreasi
Situasional
Penyalahgunaan
Ketergantungan
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENGGUNAAN NAPZA
1. Biologi
Kerentanan genetik (biogenetik)
Sifat NAPZA yang bisa mempengaruhi reward area di
otak
2. Psikoedukatif
Pola asuh orang tua yang patologis ciri kepribadian
dan gangguan kepribadian tertentu.
Imitasi dari orang tua yang juga terlibat masalah NAPZA.
Standar Ganda Pola Asuh.
Sikap orang tua yang terlalu permisif
Orang tua yang belum memahami karakteristik
perkembangan mental remaja.
Gangguan Psikiatri
3. Sosiokultural
• Disorganisasi lingkungan Norma sosial yang
mendukung penggunaan NAPZA.
• NAPZA mudah diperoleh
• Hukum yang mendukung penggunaan NAPZA
• Kondisi Sosial ekonomi yang buruk
• Peer group yang juga konsumsi zat
• Tradisi konsumsi ramuan herbal.
4. Spiritual
Nilai-nilaireligi hanya sebatas pemahaman (kognitif) belum begitu
menyentuh ranah afektif (penghayatan) dan perilaku/tindakan yang sesuai
tuntunan syariat.
Gagal paham pada nilai-nilai agama yang dianut , misalnya pada ajaran
agama Islam, seseorang mengambil pemahaman/ kesimpulan sendiri bahwa
larangan khamar yang tertulis dalam Al-Qur’an & Hadist ditujukan hanya
pada Alkohol saja.
DATA HASIL SURVEY BNN & UI
DATA HASIL SURVEY BNN & UI
Co-occuring Disease/
Diagnosis Ganda
Definisi menurut National Alliance on Mental Illness (NAMI)
Suatu kondisi ketika individu mengalami gangguan jiwa dan penggunaan
NAPZA secara bersamaan, memungkinkan individu dengan riwayat
penggunaan NAPZA terlebih dahulu ataupun sebaliknya gangguan jiwa yang
berkembang lebih dulu.
Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa co-occuring disease merupakan suatu
kondisi individu mengalami penyakit utama dengan penyertanya, baik masalah dari
penggunaan NAPZA maupun gangguan jiwa dan memungkinkan kondisi riwayat
penggunaan NAPZA terlebih dahulu kemudian gangguan jiwa atau sebaliknya.
Co-occuring Disease pada
Subtance Use Disorders (SUD)
• SUD + HIV/AIDS
• SUD + Hepatitis C
• SUD + Penyakit Infeksi Lainnya
• SUD + Behavior Addiction
• SUD + Gangguan mental (antara lain psikotik)
GANGGUAN PSIKOTIK
Gangguan Psikotik merupakan gangguan jiwa yg ditandai dengan adanya
Reality Testing Ability (RTA) yang terganggu yaitu ketidakmampuan
seseorang untuk membedakan antara realita dan fantasi misalnya
halusinasi, waham, proses pikir yang terganggu, emosi dan perilaku
yang kacau.
Co-occuring Disease Penggunaan
NAPZA dengan Gangguan Psikotik
• Penggunaan zat adalah komorbid paling sering pada orang-
orang dengan gangguan psikotik.
• Penggunaan zat berpengaruh sangat buruk terhadap orang
dengan gangguan psikotik.
• Pada orang yang mengalami gangguan psikotik dengan
Substance Use Disorders (SUD) memiliki pemulihan yang lebih
sulit.
• Pada orang dengan masalah tersebut juga memiliki resiko
yang tinggi mengalami perjalanan penyakit yang rumit.
Termasuk, kambuhnya gejala psikotik secara berulang, resiko
masalah kesehatan lebih tinggi, meningkatkan resiko
disabilitas di masa depan.
Co-occuring Disease Penggunaan
NAPZA dengan Gangguan Psikotik
• Beberapa penelitian menunjukkan bahwa gangguan psikotik dengan SUD
memiliki tingkat perawatan dengan rawat inap di rumah sakit yang lebih
tinggi, peningkatan drop out of treatment, dan cenderung menunjukkan
gejala psikotik yang lebih banyak.
• Penelitan oleh Faridi K, dkk menyatakan bahwa orang yang tetap menggunakan
kanabis setelah didiagnosis dengan gangguan psikotik akan lebih mudah untuk
kambuh walaupun sedang dalam terapi obat antipsikotik. Ini menunjunkkan
pentingnya mendeteksi adanya SUD pada pasien dengan gangguan psikotik.
KONSEKUENSI SUDs
PENANGGULANGAN
UPAYA PREVENTIF
Lingkungan keluarga
Mengasuh anak yang baik:
Penuh kasih sayang
Penanaman disiplin yang baik
Mengajarkan mana yang baik dan yang buruk
Mengembangkan kemandirian
Memberikan kebebasan bertanggung jawab
Mengembangkan harga diri anak
Menghargai jika berbuat baik dan mencapai prestasi
tertentu
Memperkuat kehidupan beragama:
diutamakan bukan ritual keagamaan , melainkan
memperkuat nilai moral yang terkandung dalam agama
dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
Ciptakan suasana yang hangat dan bersahabat, hal ini
membuat anak rindu untuk pulang ke rumah.
Meluangkan waktu untuk kebersamaan.
Kembangkan komunikasi yang baik
Komunikasi dua arah, bersikap terbuka dan jujur,
mendengarkan dan menghormati pendapat anak.
Orang tua memahami masalah penyalahgunaan NAPZA
agar dapat berdiskusi dengan anak
Orang tua menjadi contoh yang baik.
Orang tua yang merokok akan menjadi contoh yang
tidak baik bagi anak
Lingkungan Sekolah (Guru)
proses kegiatan pengobatan secara terpadu proses kegiatan pemulihan secara terpadu
untuk membebaskan pecandu dari baik secara fisik, mental maupun sosial agar
ketergantungan narkotika. Rehabilitasi Medis bekas pecandu narkotika dapat kembali
dilaksanakan di Rumah Sakit pemerintah melaksanakan fungsi sosial dalam kehidupan
maupun swasta yang ditunjuk oleh Menteri masyarakat
Kesehatan.
Rehabilitasi Medis NAPZA
Note:
Detoksifikasi dijalankankan kurang lebih 2 minggu atau tergantung
dari hasil evaluasi tim medis. Antara pasien satu dengan pasien
yang lain tidaklah sama, terapi disesuaikan dengan kebutuhan
pasien secara medis.
Rehabilitasi medis rawat jalan
1 2 3 4
Rehabilitasi Sosial
Tahap ini pecandu ikut dalam program rehabilitasi dimana
pecandu menjalani berbagai program diantaranya program
therapeutic communities (TC), 12 steps (12 langkah), pendekatan
keagamaan, dan lain-lain.
pasien akan didampingi oleh konselor yang membantu residen
(sebutan untuk pecandu atau klien) dari awal masuk sampai
keluar dari rehabilitasi.
Konselor membantu residen dalam memahami dan menyadari
permasalahan yang dihadapi
Durasi Rehabilitasi
Jangka Pendek
•Lama perawatan 1-3 bulan
•Pendekatan yang dapat dilakukan ke arah medis dan psikososial
EVALUASI YANG DILAKUKAN:
Evaluasi masalah penggunaan NAPZA (jenis, jumlah, lama pemakaian, dampak yang
ditimbulkan, keinginan untuk berhenti)
Evaluasi medis termasuk didalamnya riwayat penyakit, kondisi fisik saat ini dan
penyakit- penyakit-penyakit lain yang terkait dengan penggunaan NAPZA
Evaluasi psikologis yang dilakukan melalui wawancara dan tes psikologi
Evaluasi sosial pasien seperti riwayat keluarga, pendidikan, pekerjaan, dan hubungan
sosial
Evaluasi tentang kegiatan agama, penggunaan waktu senggang dan kehidupan pribadi
lainnya
Durasi Rehabilitasi
Jangka Panjang
Rehabilitasi jangka Panjang berlangsung 6-12 bulan
Dalam hal ini yang dimaksudkan adalah Therapeutic Community (TC)
yang menggunakan pendekatan perubahan perilaku. Therapeutic
Community (TC) direkomendasikan bagi pasien yang sudah mengalami
masalah penggunaan NAPZA dalam waktu lama dan berulang kali
kambuh atau sulit untuk berada dalam kondisi abstinensia atau bebas
dari NAPZA.
Rehabilitasi jangka Panjang dapat berlangsung hingga 12 bulan dan
berlanjut ke Aftercare. Program yang dilaksanakan diharapkan dapat
membantu pecandu terbebas dari NAPZA selamanya sehingga dapat
Kembali beraktivitas dengan normal
Theurapetic Community
Therapeutic community (TC) atau Terapi Komunitas adalah bentuk
umum dari rehabilitasi jangka panjang untuk gangguan penggunaan
zat.
Tujuan utamanya adalah menolong pecandu agar mampu kembali ke
tengah masyarakat dan dapat kembali menjalani kehidupan yang
produktif. Program TC merupakan program yang disebut Drug Free
Self Help program
Dalam pelaksanaanya program TC ini memerlukan Konselor.
Konselor yang membantu residen dari masuk hingga keluar
konselor berperan sebagai motivator bagi residen untuk
menumbuhkan kepercayaan diri residen, sebagai fasilitator
membantu residen dan menyediakan sarana yang dibutuhkan
residen, sebagai educator yaitu memberikan wawasan pengetahuan
kepada residen, dan sebagai mediator bagi residen yaitu sebagai
penengah antara residen dan pihak lain.
Kategori Struktur Utama TC