Anda di halaman 1dari 43

PEMENUHAN

KEBUTUHAN DASAR
MANUSIA
PERTEMUA KE I
HERTIANA, S.KEP., NS., M.KEP
ILMU KEPERAWATAN 2022
UNIVERSITAS MEGA BUANA PALOPO
Materi Pembahasan

1. Pemenuhan kebutuhan aktivitas dan


latihan
2. Pemenuhan kebutuhan oksigenasi
3. Pemenuhan kebutuhan cairan,
elektrolit
keseimbangan cairan-elektrolit
4. Pemenuhan kebutuhan istirahat dan
tidur
Materi Setelah UTS

5. Pemenuhan kebutuha nnutrisi


6. Pemenuhan kebutuhan eliminasi
7. Pemenuhan kebutuhan rasa
nyaman dan aman
8. Pemenuhan kebutuhan
kebersihan dan perawatan diri.
CAPAIAN PEMBELAJARAN
 Mahasiswa mampu menguasai prinsip, konsep,
teknik, dan prosedur pelaksanaan asuhan/praktik
keperawatan yang dilakukan secara mandiri atau
berkelompok, untuk memenuhi kebutuhan dasar
manusia yang mencakup :
 Pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan;
 Pemenuhan kebutuhan oksigenasi;
 Pemenuhan kebutuhan cairan,elektrolit dan
keseimbangan cairan-elektrolit;
 Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur;
 Pemenuhan kebutuhan nutrisi;
 Pemenuhan kebutuhan eliminasi;
 Pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan aman;
 Pemenuhan kebutuhan kebersihan dan perawatan diri.
PEMENUHAN KEBUTUHAN
AKTIVITAS DAN LATIHAN
PENGERTIAN AKTIVITAS DAN LATIHAN

 Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan


bergerak di mana manusia memerlukan untuk
dapat memenuhi kebutuhan hidup.

 Latihan merupakan suatu gerakan tubuh secara


aktif yang dibutuhkkan untuk menjaga kinerja otot
dan mempertahankan postur tubuh
PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN

 Pengaturan posisi tubuh sesuai kebutuhan  Latihan ROM Aktif dan Pasif
pasien :
 Fleksi dan Ekstensi pergelangan
 Posisi Supinasi (Terlentang) tangan
 Posisi Trendelenberg  Fleksi dan Ekstensi Siku
 Posisi  Semi Fowler
 Pronasi dan supinasi lengan bawah
 Posisi Ortopnea
 Posisi Lateral (Side Lying)  Pronasi fleksi bahu
 Posisi Sims  Abduksi Adduksi
 Posisi Dorsal Recumbent
 Rotasi Bahu
 Posisi Lithotomi
 Posisi Genu Pektoral (Knee Chest)  Fleksi dan Ekstensi jari-jari
 Posisi Pronasi  Fleksi dan Ekstensi pergelangan
kaki
 Ambulasi diri
 Fleksi dan Ekstensi lutut
 Melakukan aktivitas sehari-hari
 Latihan nafas dalam dan batuk efektif  Rotasi pangkal paha
 Melakukan komunikasi terapeutik
Satu aspek yang penting
Pengaturan dalam pemberian
posisi pelayanan asuhan
keperawatan

Untuk melindungi
pasien dari cidera
dan komplikasi
Tujuan

Positioning 1. Jelaskan prosedur


2. Dorong pasien
membantu sebisa
mungkin
3. Dapatkan bantuan
yang memadai
4. Gunakan alat bantu
Pedoman mekanik
5. Ubah posisi setiap 2
jam
6. Pastikan posisi tubuh
sudah benar
MACAM – MACAM PENGATURAN POSISI KLIEN
• Posisi Supinasi
(Terlentang)
• Posisi  Trendelenberg
• Posisi  Semi Fowler
• Posisi Ortopnea
• Posisi Lateral (Side Lying)
• Posisi Sims
• Posisi Lithotomi
•Posisi Genu Pektoral (Knee Chest)

• Posisi Pronasi
1. POSISI SUPINASI (TERLENTANG)

posisi telentang dengan pasien


menyandarkan punggung nya
agar dasar tubuh sama dengan
kesejajaran berdiri yang baik.

Kontra Indikasi :
1. Pada klien dengan sesak
napas
1. pasien dengan tindakan post operasi
2. Pada klien dengan
anestesi atau pembedahan tertentu
2. Pasien dengan kondisi sangat lemah fraktur lumbal

atau koma
2. POSISI  TRENDELENBERG
Indikasi :
1. Pasien dengan
pembedahan pada

daerah perut
2. Pasien shock
3. Pasien hipotensi

Kontra indikasi:
1. Pada klien yang
mempunyai
potensi
Posisi trendelenberg adalah peninkatan
memberikan posisi kepala lebih tekanan cranial
rendah dari pada posisi kaki. 2. Klien yang
memiliki
pemeriksaan
melalui rectal
3. POSISI  SEMI FOWLER

Posisi semi fowler


adalah sikap dalam
posisi setengah
duduk (15-45°)

Indikasi ; Kontra Indikasi :


1. Pasien yang ingin istirahat 1. Faktur tulang velvis,
2. Pasien yang sesak napas post operasi
lama abdomen
3. Pasien paska bedah thorak 2. Faktur tulang
belakang ( vertebra
lumbalis )
4. POSISI ORTOPNEU

Indikasi :
 Pasien dengan sesak
berat dan tidak
bisa tidur terlentang

Posisi pasien duduk dengan


menyandarkan kepala pada penampang
yangsejajar dada, seperti pada meja.
5. POSISI LATERAL (SIDE-LYING)

Posisi miring dimana pasien


bersandar kesamping dengan
sebagian besar berat tubuh
berada pada pinggul

Indikasi ;
1. Pasien yang ingin beristirahat
2. Pasien yang ingin tidur
3. Penderita yang mengalami
kelemahan dan pasca operasi
6. POSISI SIMS

Posisi sim adalah posisi


miring ke kanan atau ke
kiri, posisi ini
dilakukan untuk
member kenyamanan
dan pemberian obat
melalui anus
(supositoria)
Kontra Indikasi :
1. Klien dengan kelainan sendi
pada lutut dan panggung
2. Klien dengan paska operasi
abdomen.
7. POSISI DORSAL RECUMBENT

pasien berbaring terlentang


dengan kedua lutut
fleksi(direnggangkan) di atas
tempat tidur. Posisi ini
dilakukan untuk merawat dan
memeriksa genitalia serta pada
proses persalinan

Kontra Indikasi :
1. Pada lien dengan
Indikasi :
antritis berat
 Pasien Yang Akan Melakukan Pemeriksaan Genit
2. Pada klien
 Untuk persalinan
dengan fraktur
lumbal
8. POSISI LITHOTOMI

Posisi litotomi
adalah posisi
berbaring
telentang dengan
mangangkat
kedua kaki dan
menariknya ke
atas bagian perut

Kontra Indikasi : Indikasi :


1. Pada lien  Pada pemeriksaan vagina dan persalinan
dengan antritis  Pada pemeriksaan ginekologi /genetalia
berat  Pasien yang akan dipasang alat kontrasepsi
2. Pada klien  Pasien yg akan dilakukan pemeriksaan rectum
dengan fraktur
lumbal
9. POSISI KNEE CHEST

Indikasi :
1. Pasien hemorrhoid
2. Pemeriksaan
dan pengobatan dae
rah rectum,
dan vagina

Pada posisi ini pasien menungging dengan


kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada
bagian alas tempat tidur. Posisi ini dilakukan
untuk memeriksa daerah rectum
10. POSISI PRONASI

Pasien tidur dalam


posisi telungkup,
berbaring dengan
wajah menghadap
ke bantal

Indikasi :
 Pasien yang menjalani bedah mulut dan
erongkongan
 Pasien dengan pemeriksaan pada daerah bokong
atau punggung
RANGE OF MOTION (ROM)

Prosedur Pelatihan ROM (Range of Motion)


NILAI AKTIVITAS DAN LATIHAN

Tingkat Kategori

Aktivitas/Aktivitas

0 Mampu merawat sendiri secara penuh

1 Memerlukan penggunaan alat

2 Memerlukan bantuan atau pengawasan orang lain

3 Memerlukan bantuan, pengawasan orang lain, dan

peralatan

4 Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan atau

berpartisipasi dalam perawatan


A. Definisi

 Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang


dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki
tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan
persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan
massa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005).

 Range Of Motion (ROM) adalah tindakan/latihan otot atau


persendian yang diberikan kepada pasien yang mobilitas
sendinya terbatas karena penyakit, diabilitas, atau trauma.
Dimana klien menggerakan masing-masing persendiannya
sesuai gerakan normal baik secara aktif ataupun pasif. Atau
juga dapat di definisikan sebagai jumlah maksimum
gerakan yang mungkin dilakukan sendi pada salah satu dari
tiga potongan tubuh: sagital, frontal, dan transfersal
B. Tujuan

 Untuk mengurangi kekakuan pada sendi dan kelemahan pada otot


yang dapat dilakukan secara aktif maupun pasif tergantung dengan
keadaan pasien.
 Meningkatkan atau mempertahankan fleksibilitas dan kekuatan otot.

C. Manfaat

 Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam


melakukan pergerakan
 Mengkaji tulang sendi, otot
 Mencegah terjadinya kekakuan sendi
 Memperlancar sirkulasi darah
ROM (RANGE OF MOTION)
E. Indikasi

 ROM Aktif :
 Pada saat pasien dapat melakukan kontraksi otot secara aktif dan
menggerakkan ruas sendinya baik dengan bantuan atau tidak.
 Pada saat pasien memiliki kelemahan otot dan tidak dapat
menggerakkan persendian sepenuhnya
 digunakan untuk program latihan aerobik.
 digunakan untuk memelihara mobilisasi ruas diatas dan dibawah

 ROM Pasif:
 Pada daerah dimana terdapat inflamasi jaringan akut yang
apabila dilakukan pergerakan aktif akan menghambat proses
penyembuhan
 Ketika pasien tidak dapat atau tidak diperbolehkan untuk
bergerak aktif pada ruas atau seluruh tubuh, misalnya keadaan
koma, kelumpuhan atau bed rest total
F. Kontra Indikasi

1. Klien dengan fraktur.


2. Klien dengan peningkatan tekanan intrakranial.
3. Trombus/emboli pada pembuluh darah.
4. Kelainan sendi atau tulang.
5. Klien fase imobilisasi karena kasus penyakit
(jantung).
 GERAKAN ROM BERDASARKAN BAGIAN
TUBUH
Gerakan Penjelasan Rentang

Fleksi Menggerakan dagu menempel ke dada 45

Ekstensi Mengembalikan kepala ke posisi tegak 45

Hiperekstensi Menekuk kepala ke belakang sejauh 40-45


mungkin
Fleksi Lateral Memiringkan kepala sejauh mungkin ke 40-45
arah setiap bahu

Rotasi Memutar kepala sejauh mungkin dalam 180


gerakan sirkuler
 Pronasi Fleksi Bahu
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menaikan lengan dari posisi di samping tubuh ke depan ke 180
posisi di atas kepala,
Ekstensi Mengembalikan lengan ke posisi di samping tubuh, 180

Hiperekstensi Mengerkan lengan kebelakang tubuh, siku tetap lurus, 45-60

Abduksi Menaikan lengan ke posisi samping di atas kepala dengan 180


telapak tangan jauh dari kepala,
Adduksi Menurunkan lengan ke samping dan menyilang tubuh 320
sejauh mungkin,
Rotasi dalam Dengan siku fleksi, memutar bahu dengan menggerakan 90
lengan sampai ibu jari menghadap ke dalam dan ke
belakang,
Rotasi luar Dengan siku fleksi, menggerakan lengan sampai ibu jari ke 90
atas dan samping kepala,
Sirkumduksi Menggerakan lengan dengan lingkaran penuh, 360
 Fleksi dan Ekstensi Siku

Gerakan Penjelasan Rentang


Fleksi Menggerakkan siku sehingga lengan bahu bergerak 150
ke depan sendi bahu dan tangan sejajar bahu,

Ekstensi Meluruskan siku dengan menurunkan tangan, 150


 Lengan bawah

Gerakan Penjelasan Rentang


Supinasi Memutar lengan bawah dan tangan sehingga 70-90
telapak tangan menghadap ke atas

Pronasi Memutar lengan bawah sehingga telapak tangan 70-90


menghadap ke bawah
 Pergelangan tangan
Gerakan Penjelasan Rentang

Fleksi Menggerakan telapak tangan ke sisi bagian 80-90


dalam lengan bawah
Ekstensi Mengerakan jari-jari tangan sehingga jari-jari, 80-90
tangan, lengan bawah berada dalam arah
yang sama
Hiperekstensi Membawa permukaan tangan dorsal ke 89-80
belakang sejauh mungkin
Abduksi Menekuk pergelangan tangan miring ke ibu 30
jari,
Adduksi Menekuk pergelangan tangan miring ke arah 30-50
lima jari,
 Jari-jari tangan

Gerakan Penjelasan Rentang


Fleksi Membuat genggaman 90
Ekstensi Meluruskan jari-jari tangan, 90
Hiperekstensi Menggerakan jari-jari tangan ke belakang 30-60
sejauh mungkin,
Abduksi Mereggangkan jari-jari tangan yang satu 30
dengan yang lain,
Adduksi Merapatkan kembali jari-jari tangan, 30
 Ibu jari

Gerakan Penjelasan Rentang


Fleksi Mengerakan ibu jari menyilang permukaan 90
telapak tangan,

Ekstensi menggerakan ibu jari lurus menjauh dari 90


tangan,
Abduksi
Menjauhkan ibu jari ke samping, 30
Adduksi Mengerakan ibu jari ke depan tangan, 30
Oposisi Menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari -
tangan pada tangan yang sama
 Pinggul
Gerakan Penjelasan Rentang

Fleksi Mengerakan tungkai ke depan dan atas, 90-120

Ekstensi Menggerakan kembali ke samping tungkai yang lain, 90-120

Hiperekstensi Mengerakan tungkai ke belakang tubuh, 30-50

Abduksi Menggerakan tungkai ke samping menjauhi tubuh, 30-50

Adduksi Mengerakan tungkai kembali ke posisi media dan 30-50


melebihi jika mungkin,

Rotasi dalam Memutar kaki dan tungkai ke arah tungkai lain, 90

Rotasi luar Memutar kaki dan tungkai menjauhi tungkai lain 90

Sirkumduksi Menggerakan tungkai melingkar -


 Lutut

Gerakan Penjelasan Rentang

Fleksi Mengerakan tumit ke arah belakang 120-130


paha,

Ekstensi Mengembalikan tungkai kelantai, 120-130


 Mata kaki

Gerakan Penjelasan Rentang

Dorsifleksi Menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki 20-30°


menekuk ke atas

Plantarfleksi Menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki 45-50°


menekuk ke bawah,  
 Kaki

Gerakan Penjelasan Rentang

Invers Memutar telapak kaki ke samping 10


dalam,

Eversi Memutar telapak kaki ke samping 10


luar
 Jari-jari kaki

Gerakan Penjelasan Rentang


Fleksi Menekukkan jari-jari kaki ke bawah, 30-60

Ekstensi Meluruskan jari-jari kaki, 30-60


Abduksi Menggerakan jari-jari kaki satu dengan 15
yang lain,

Adduksi Merapatkan kembali bersama-sama, 15

Anda mungkin juga menyukai