PENGAMATAN MATAHARI
-t
λ
AM
q
Ao AM
M
ψ Ao
O
P P
• Alat yang diperlukan untuk melakukan
pengukuran ini adalah alat ukur sudut (misal:
Theodolite) dan alat ukur waktu (misal: Jam)
• Sudut horisontal yang dimaksudkan dalam
pengukuran ini adalah selisih bacaan piringan
horisontal ke arah matahari (HM) dan ke arah titik
acuan (Hp)
• Sehingga Hs H M
• Dalam segitiga bola, azimuth matahari (AM) dan segitiga
bola KU-M-Z dapat ditentukan jika diketahui minimal 3
unsurnya
• Dengan menggunakan alat ukur sudut dan alat ukur
waktu bisa ditentukan besarnya busur-ZM, dan waktu
pengamatan (t).
• Data yang diperlukan lainnya bisa didapatkan dari tabel
(misal: data deklinasi matahari, data perataan waktu, dll)
• Sehingga nantinya bisa didapatkan harga:
Z-M = 90o-h
Z-KU = 90o-φ
M-KU = 90o-
M-KU-Z= t (sudut waktu)
• Apabila penyelesaian segitiga bola untuk menentukan
besarnya azimuth (A) dengan menggunakan unsur (90o-
h), (90o-), dan (90o-) dinamakan metode TINGGI
MATAHARI
• Tetapi apabila unsur yang digunakan adalah t, (90o-),
dan (90o-) dinamakan metode SUDUT WAKTU
• Sebetulnya masih ada beberapa metode lagi dalam
pengukuran azimuth melalui pengamatan matahari ini.
• Pastinya setiap metode memiliki kelebihan dan
kekurangan, yang terbaik adalah penentuan metode
mengikuti tuntutan kerja dan ketersediaan peralatan
serta data (tabel) yang ada.
Metode Tinggi Matahari
• Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya, dalam
perhitungan dengan menggunakan pendekatan metode
tinggi matahari data yang diperlukan adalah:
– Tinggi matahari saat pengamatan (h) helling
– Deklinasi matahari ()
– Serta lintang pengamatan ()
– Rumus o o o
cos(90 ) cos(90 ) * cos(90 h)
cos A
sin(90o ) * sin(90o h)
.
• Sudut waktu bisa dicari mengikuti aturan berikut
t GMT PW 12 jam
dimana GMT = WIB – 7jam
PW = Perata Waktu dari tabel
= bujur pengamatan
• Untuk menghindari nilai PW yang negatif, maka
harga PW diganti dengan E
E PW 12 jam
• Atau harga t bisa dihitung dengan
sin(h) sin( ) sin( )
cos(t )
cos( ) cos( )
Cara Pengamatan
• Pengamatan matahari bisa dilakukan dengan beberapa
cara:
– Menggunakan filter gelap
setelah terpasang filter pada teropong, matahari bisa diamat
secara langsung. Pengamatan dilakukan dengan menepatkan
tepi-tepi matahari disinggungkan terhadap benang silang.
jika pada diafragma teropong terdapat lingkaran matahari, maka
pengamatan terhadap pusat matahari bisa dilakukan dengan
memasukkan matahari pada lingkaran tersebut.
– Menadah bayangan matahari
cara ini hampir sama dengan cara sebelumnya (dengan filter
gelap), yang membedakan adalah cara mengamatnya dengan
menadah bayangan matahari pada sebuah kertas putih
– Menggunakan PRISMA ROELOFS diamat langsung
pusatnya
Prosedur Pengamatan
• Ukur lintang dan bujur pengamatan
• Siapkan formulir pengamatan dan peralatan yang akan
digunakan
• Pasang dua buah titik dilapangan
titik pengamatan (O) dan titik ikatan (P)
• Dirikan alat ukur sudut di titik O, lakukan sumbu satu
vertikal catatan kesalahan kolimasi dan indeks vertikal
sudah tidak ada
• Bidik titik ikat (P) dengan teropong dalam keadaan biasa,
baca lingkaran horisontal.
• Bidik matahari (M) dengan posisi teropong masih sama
seperti sebelumnya (biasa), kemudian baca piringan
vertikal, piringan horisontal, dan waktu pengamatan
• Ubahlah posisi teropong (menjadi luar biasa)
lakukan lagi pengamatan ke arah matahari,
kemudian baca piringan vertikal, piringan
horisontal, dan waktu pengamatan
• Selanjutnya bidik titik ikat (P) lagi dengan posisi
teropong luar biasa, catan piringan
horisontalnya
• Catat hasil pengamatan pada formulir yang
digunakan, serta gambarkan sketsa matahari
beserta arah gerakannya
Koreksi yang Diberikan pada
Hasil Pengamatan
• Koreksi refraksi
• Koreksi paralaks
• Koreksi ketinggian
• Koreksi setengah diameter matahari
– Koreksi untuk sudut vertikal
– Koreksi untuk sudut horizontal
Langkah-langkah perhitungan
• Reduksi dan koreksi data
– Koreksi refraksi
– Koreksi paralak
– Koreksi ketinggian
– Koreksi ½ diameter matahari
– Koreksi waktu
• Menghitung deklinasi matahari
• Mencari lintang dan bujur pengamat
• Menghitung azimuth matahari
• Menghitung azimuth titik acuan
• Menghitung ketelitian pengamatan
Reduksi dan koreksi data
• Dikarenakan tidak seragamnya cara pembagian skala
pada lingkaran vertikal, maka semua data pengamatan
harus dikonversi ke dalam bacaan helling (hu)terlebih
dahulu.
• Selanjutnya koreksi-koreksi baru bisa diberikan.
• Koreksi refraksi
– Apabila saat pengamatan diukur pula temperatur dan tekanan
udara, maka koreksinya menggunakan rumus:
r rm * c p * ct
dimana rm adalah koreksi refraksi menengah; cp adalah koreksi
barometrik; ct adalah koreksi temperatur; yang ketiganya harus
dilihat pada tabel.
– Apabila data temperatur dan tekanan udara tidak ada, maka
koreksinya adalah:
r 58" cot( hu )
• Koreksi paralaks
– Besarnya koreksi paralaks (p”) adalah p ph * cos( hu )
– Dengan besarnya ph untuk setiap harinya bisa dicari dalam tabel
deklinasi matahari, atau diambil harga rata-ratanya sebesar 8”8
– Bisa juga besarnya p” langsung dilihat pada tabel
s
v 2
n 1
Contoh Soal
• Formulir pengamatan
• Formulir perhitungan
Review perhitungan bowdith
• Poligon tertutup