Anda di halaman 1dari 12

Membaca Ulang Partisipasi

Dalam Pemilu

Rudi Rohi
Staf Pengajar Politik FISIP Undana/ Peneliti IRGSC
Bawaslu, Kupang, 19 Desember 2019
Pendahuluan
 Artikel ini ingin membaca ulang persoalan partisipasi politik
pemilu untuk evaluasi dan prediksi tingkat partisipasi di
pemilu/pilkada mendatang di NTT.
 Dilakukan dengan cara melihat tingkat partisipasi secara
historis dan komparatif.
 Secara historis dilihat lewat partisipasi politik pemilu di
dunia dan Indonesia.
 Sedangkan komparasi tingkat partisipasi selain secara
historis juga melalui penyandingan pileg, pilpres dan pilkada.
Tingkat Partisipasi Dalam Pemilu Dunia
Rata-Rata Partisipasi Pemilu Dunia

75% 78%
VTO 70%
66%

Golput
25% 30% 34% 22%

1940-1980-an 1990-an 2011-2015 2017-Skrg

Sumber: International IDEA, 2016; BBC, 2019


Tingkat Partisipasi Dalam Pemilu Indonesia
Pileg
94.0% 91.2% 90.8% 93.3%
91.4% 84.5%
90.2% 91.3% 88.9% 81.7%
VTO
75.1%
70.9%

Golput
24.9%
15.5%
9.8% 29.1%
8.6% 8.8% 8.7% 9.2% 11.1% 18.3%
6.0%
6.7%
1955 1971 1977 1982 1987 1992 1997 1999 2004 2009 2014 2019

Sumber: International IDEA, 2016; Ditpolkom Bappenas, 2018; KPU, 2019


Indonesia...
Pilpres
81.9%

77.4%
72.5% 71.3%
VTO

Golput
22.6%
27.5% 18.1%
28.7%

2004 2009 2014 2019

Sumber: KPU, 2019


Indonesia...
Pilkada

74.9% 74.0%
69.3%
VTO

30.7%
Golput

25.1% 26.0%

2015 2017 2018

Sumber: Ditpolkom Bappenas, 2018


Tingkat Partisipasi Dalam Pilkada NTT
Pilkada Provinsi NTT

73.9%
69.7%
VTO

30.3%
Golput

26.1%

2013 2018

Sumber: KPUD NTT, 2019


NTT...
Rerata Partisipasi Pilkada Kab/Kota NTT

Golput
28%

VTO
72%

Sumber: Olah Data


Fenomena
 Partisipasi Pemilih Menurun Sejak Pemilu di Penggalan 1990-
an sampai dengan 2015.
 Namun partisipasi meningkat dalam beberapa pemilu terakhir
sejak 2016 sampai 2018, kendati tidak sangat Siginifikan.
 Fenomena yang sama Juga Terjadi di Indonesia kecuali pada
era Orde Baru.
 Bisa jadi (a) inilah angka – persentasi – stabil dari tingkat
partisipasi dan golput, (b) ada korelasi yang kuat antara
pemilu dunia, nasional dan pilkada.
Faktor Penyebab
 Perkembangan Partai Politik dari Mass Party ke Partai Elit/ Kader,
Elektoralis, Oligarki, Plutokrasi, Kartel dan Patronase dan Klientelisme
 Ketiadaan Political Trust & Jarak Politik Yang Lebar antara Partai
Politik dan Aktor Politik dengan Masyarakat.
 Antusiasme Politik Masyaerakat Menurun Karena (a) Orientasi Politik
Partai Beralih ke Negara, (b) Kinerja Partai Politik Abaikan
Kepentingan Masyarakat, (c) Politik Uang dan Identitas Sebagai Basis
Material Konsolidasi Politik.
 Kinerja dan Sistem Pendataan Kependudukan dan Pemilih Masih
menyisakan persoalan Hilangnya HAK POLITIK sejumlah warga negara.
Penutup
 Faktor-faktor penting yang menentukan tingkat partisipasi
pemilih masih belum banyak berubah.
 Prediksi Pilkada di NTT ke depan tingkat partispasi pemilih
masih belum akan banyak mengalami peningkatan (rerata
berkisar di antara angka 70%-80%).
 Untuk meningkatkan partispasi pemilih perlu peningkatan
(1) kinerja partai politik – reduksi politik uang, politik
identitas, politik kartel, (2) sistem pendataan penduduk dan
pemilih dibuat terintegrasi dan terpadu walaupun sifat
institusinya ad hoc.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai