Materi Sekjen Webinar PARTISIPASI SOSIAL ASN DALAM PENYELENGGARAAN PEMILU
Materi Sekjen Webinar PARTISIPASI SOSIAL ASN DALAM PENYELENGGARAAN PEMILU
REPUBLIK INDONESIA
kemendagri.go.id
1 PENDAHULUAN
APA KATA PRESIDEN ?
Disampaikan dalam Audiensi Ketua KPU 30 Mei 2022 di Istana Negara (Presiden didampingi Mendagri dan Mensesneg)
Presiden akan memerintahkan sejumlah menteri yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemilu
2 untuk memberikan dukungan sepenuhnya kepada KPU, antara lain Mendagri, Menkumham,
Menkeu, Menlu, Menkes, Panglima TNI, Kapolri, dan Jaksa Agung
3 Presiden berpesan kepada KPU Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, dan segenap penyelenggara
pemilu agar menjaga dan meningkatkan kualitas pemilu. Indikatornya adalah meningkatnya
partisipasi pemilih, meningkatnya kualitas pendidikan demokrasi pemilih, dan meningkatnya
kualitas tata kelola kepemiluan di lingkungan KPU
Presiden mengingatkan KPU agar selalu berhati-hati dalam menjalankan tugas karena
4 penyelenggaraan pemilu itu politis, jangan sampai aspek teknis menjadi isu-isu politik
yang tidak terkendali, misalnya topik tentang pendaftaran pemilih, tata kerja
penyelenggaraan pemilu, proses pemungutan suara, rekapitulasi dan penetapan hasil pemilu
secara nasional.
5 Kampanye dipersingkat agar lebih efisien dan tidak menimbulkan masalah di masyarakat
yang berlama-lama, sehingga kampanye akan dilangsungkan dalam durasi 90 hari
6 Presiden akan mengerahkan seluruh aparat negara guna mendukung kelancaran Pemilu, sejak
proses produksi dan distribusi logistik sampai ke TPS, terutama logistik utama berupa surat suara,
formulir pemungutan suara, serta rekapitulasi hasil penghitungan suara.
TINGKAT PARTISIPASI POLITIK DALAM PEMILU DAN PILKADA
Tingkat Partisipasi Pemilih pada Pemilu dan Pilkada di Indonesia Tingkat Partisipasi Pemilih pada Pemilu
di Berbagai Negara Dunia
Dalam Persen (%)
Vanuatu 51.18
60 Serbia 48.93
2014 2015 2017 2018 2019 2020
Kroasia 46.9
Pemilu Anggota DPR, DPD dan Tahun 2019
DPRD Tahun 2014 (75,11%) • Pemilu Anggota DPR (81,69%) Iran 42.32 : Pemilihan Presiden
• Pemilu Anggota DPD (82,52%)
: Pemilihan Parlemen
Mali 35.48
1. Kelancaran Operasional
dalam setiap tahapan pelaksanaan pemilu yang dilakukan oleh KPU dan KPUD di
daerah masing-masing secara paralel jajaran pemerintah mengikuti semua
perkembangan yang dilakukan oleh penyelenggara Pemilu dan memberi dukungan
saat diperlukan.
8
2 KOMPETENSI DAN FUNGSI ASN
KOMPETENSI ASN
Pelaksana Kebijakan Publik
1
3 Memperkokoh Persatuan
dan Kesatuan
FUNGSI PEMERINTAHAN
ASN
Hasil pengawasan netralitas yang dilakukan KASN
pada penyelenggaraan Pilkada Serentak 2020
15,6 menghasilkan potret yang menarik terkait dengan
% 26,5 fenomena politisasi birokrasi yang masih marak
% terjadi, data menunjukkan:
1. Pejabat Fungsional (sebanyak 533 ASN atau
26,5% dari total pelanggaran netralitas)
16,9
% 2. Jabatan Pelaksana (sebanyak 341 ASN atau
16,9%)
3. Pejabat Pimpinan Tinggi (sebanyak 314 ASN
atau 15,6%)
1. Terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah;
2. Menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam kegiatan kampanye;
3. Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon
selama masa kampanye;
4. Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon yang menjadi peserta
pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau
pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat.
1. ASN mengunggah, menanggapi (seperti like, komentar, dan sejenisnya) atau menyebarluaskan gambar/foto peserta pemilu
melalui media online maupun media sosial;
2. ASN menjadi pembicara/narasumber/peserta pada kegiatan pertemuan peserta pemilu;
3. ASN memberikan dukungan finansial dan/atau fasilitas yang terkait dalam kegiatan kampanye kepada Peserta pemilu.
ALASAN ASN TIDAK NETRAL
DALAM PEMILU DAN PILKADA
1. Mentalitas birokrasi yang jauh dari reformasi
2. Kepentingan politik partisan ASN yang punya irisan kekerabatan atau kesukuan
dengan calon
3. Pemilu sebagai ‘tukar guling’ untuk promosi jabatan
4. Intimidasi dan tekanan orang kuat lokal yang terlalu dominan kepada ASN yang
berada dalam cengkraman ekosistem yang tidak menguntungkan
5. Penegakan hukum yang masih birokratis, terlalu banyak melibatkan pihak dan
belum sepenuhnya memberikan efek jera pada para pelaku pelanggaran atas
netralitas ASN
6. Politisasi birokrasi yang dilakukan oleh calon peseta pemilu
ISI SEB
PELANGGGARAN DAN
SANKSI
PELAPORAN PELANGGARAN
NETRALITAS ASN
4 PENUTUP
UNTUK BEKERJA KEPALA DAERAH AKAN
MEMBAGI ASN KE DALAM TIGA KELOMPOK