Anda di halaman 1dari 25

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

REPUBLIK INDONESIA

Webinar Series 7 KORPRI Menyapa (KOMEN)

PARTISIPASI SOSIAL ASN


DALAM PENYELENGGARAAN
PEMILU 2024
DR. H . SUHAJAR DIANTORO.
M.SI SEKJEN
KEM ENDAGRI

kemendagri.go.id
1 PENDAHULUAN
APA KATA PRESIDEN ?
Disampaikan dalam Audiensi Ketua KPU 30 Mei 2022 di Istana Negara (Presiden didampingi Mendagri dan Mensesneg)

1 Presiden mendukung penuh penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada Serentak 2024,


Sebagaimana dijadwalkan pemungutan suara Pemilu pada hari Rabu, 14 Februari 2024

Presiden akan memerintahkan sejumlah menteri yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemilu
2 untuk memberikan dukungan sepenuhnya kepada KPU, antara lain Mendagri, Menkumham,
Menkeu, Menlu, Menkes, Panglima TNI, Kapolri, dan Jaksa Agung

3 Presiden berpesan kepada KPU Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, dan segenap penyelenggara
pemilu agar menjaga dan meningkatkan kualitas pemilu. Indikatornya adalah meningkatnya
partisipasi pemilih, meningkatnya kualitas pendidikan demokrasi pemilih, dan meningkatnya
kualitas tata kelola kepemiluan di lingkungan KPU

Presiden mengingatkan KPU agar selalu berhati-hati dalam menjalankan tugas karena
4 penyelenggaraan pemilu itu politis, jangan sampai aspek teknis menjadi isu-isu politik
yang tidak terkendali, misalnya topik tentang pendaftaran pemilih, tata kerja
penyelenggaraan pemilu, proses pemungutan suara, rekapitulasi dan penetapan hasil pemilu
secara nasional.

5 Kampanye dipersingkat agar lebih efisien dan tidak menimbulkan masalah di masyarakat
yang berlama-lama, sehingga kampanye akan dilangsungkan dalam durasi 90 hari

6 Presiden akan mengerahkan seluruh aparat negara guna mendukung kelancaran Pemilu, sejak
proses produksi dan distribusi logistik sampai ke TPS, terutama logistik utama berupa surat suara,
formulir pemungutan suara, serta rekapitulasi hasil penghitungan suara.
TINGKAT PARTISIPASI POLITIK DALAM PEMILU DAN PILKADA
Tingkat Partisipasi Pemilih pada Pemilu dan Pilkada di Indonesia Tingkat Partisipasi Pemilih pada Pemilu
di Berbagai Negara Dunia
Dalam Persen (%)

85 Dalam Persen (%)


81.97
Singapura 95.8
80 : Pilpres
Indonesia* 81.97
: Pilkada
76.09 68.18
74.89 74.92 Polandia
75
Islandia 66.92
71.31
69.35 Amerika Serikat 66.9
70
Korea Selatan 66.21

65 Rep. Dominika 55.18

Vanuatu 51.18
60 Serbia 48.93
2014 2015 2017 2018 2019 2020

Kroasia 46.9
Pemilu Anggota DPR, DPD dan Tahun 2019
DPRD Tahun 2014 (75,11%) • Pemilu Anggota DPR (81,69%) Iran 42.32 : Pemilihan Presiden
• Pemilu Anggota DPD (82,52%)
: Pemilihan Parlemen
Mali 35.48

Target Partisipasi pemilih


79,5%
0 20 40 60 80 100 120
pada Pemilu Tahun 2024 sebesar
*) Indonesia pada Pilpres 2019

Sumber: KPU RI, International IDEA dan Ditjen Polpum, 2023


TAHAPAN DAN JADWAL
PEMILIHAN UMUM TAHUN 2024
PEMILIHAN UMUM PILKADA SERENTAK
(TANGGAL 14 FEBRUARI 2024) (TANGGAL 27 NOVEMBER 2024)

1. Untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden Pemilihan Kepala Daerah:

37 Gubernur kecuali Provinsi DIY


Periode 2024-2029
2. Untuk memilih Anggota Legislatif: 1.
a. DPD RI sebanyak 152 Orang*
93 Kota dan 415 Kabupaten,
732 Orang*
b. DPR RI sebanyak 580 Orang* 2.
c. DPRD di 38 Provinsi sebanyak 2.372 Orang**
kecuali Kab./Kota di Provinsi DKI Jakarta
d. DPRD di 508 Kabupaten/ Kota sebanyak
17.510 Orang**
DUKUNGAN KEMENDAGRI DALAM PENYELENGGARAAN
PEMILU DAN PILKADA SERENTAK TAHUN 2024
1) Menjamin Ketersediaan Anggaran
a. Pemilu Presiden, Wakil Presiden dan Legislatif: Dari APBN. Kemendagri fasilitasi sarana prasarana
milik Pemerintah Daerah untuk KPUD dan Bawasluda
b. Pemilihan Kepala Daerah: Dari Dana APBD (Hibah)

2) Menjaga Stabilitas Politik dan Pemerintahan


a. Tahun 2022: 105 Penjabat Kepala Daerah (11 Gubernur, 77 Bupati dan 17 Walikota)
b. Tahun 2023: 170 Penjabat Kepala Daerah (17 Gubernur, 115 Bupati dan 28 Walikota)
c. Memperkuat sinergi Forkopimda (PP Nomor 12 Tahun 2022 tentang Forum Komunikasi Pimpinan di
Daerah, ditetapkan tanggal 25 Februari 2022)

3) Menjaga Netralitas ASN


Melalui SEB Mendagri, Menpan RB, Kepala BKN, Ketua KASN dan Ketua Bawaslu RI tentang
Pedoman, Pembinaan dan Pengawasan Netralitas Pegawai Negeri Sipil dalam Penyelenggaraan
Pemilihan Umum dan Pemilihan (ditetapkan tanggal 22 September 2022)

4) Memberikan Data Penduduk Potensial Pemilih Pemilihan (DP4) Kepada KPU


Data diberikan pada tanggal 14 Desember 2022 dan akan terus diupdate sebagai bahan verifikasi
oleh KPU

Sumber : Ditjen Polpum, Kemendagri 2023 7


MEMBANGUN SINERGITAS DI DAERAH DALAM MENGHADAPI
PEMILU SERENTAK
Dukungan Pemerintah Daerah Dalam Pemilu & Pilkada Serentak Tahun 2024

1. Kelancaran Operasional
dalam setiap tahapan pelaksanaan pemilu yang dilakukan oleh KPU dan KPUD di
daerah masing-masing secara paralel jajaran pemerintah mengikuti semua
perkembangan yang dilakukan oleh penyelenggara Pemilu dan memberi dukungan
saat diperlukan.

2. Fasilitasi Pengembangan Networking, Harmonisasi Antara Hubungan


Kerja
semua stakeholder pelaksana Pemilu dan Pilkada Serentak Tahun 2024 di daerah
(KPU Provinsi dan Kabupaten/Kota, Panswaslu Provinsi dan Kabupaten/Kota, Parpol,
Masyarakat, Perguruan Tinggi, serta jajaran pemerintah sendiri).

3. Keamanan Pada Jajaran Penanggung Jawab Keamanan


daerah sesuai dengan rencana kerja, aturan main dan rambu-rambu masing-masing.

4. Khusus Dalam Setiap Tahapan Kegiatan Jika KPU di Daerah Masing-


masing Mengalami Kesulitan dan Hambatan
Seperti dalam hal penyiapan ruang penyimpanan logistik (Gudang), sosialisasi dan
distribusi kartu suara dan lain-lain. Kepala Daerah mendeteksi dan memonitor secara
terus menerus kebutuhan itu (misalnya dalam kelancaran penghitungan suara, dll.)

8
2 KOMPETENSI DAN FUNGSI ASN
KOMPETENSI ASN
Pelaksana Kebijakan Publik
1

3 FUNGSI ASN 2 Pelayan Publik


UU 5/2014 tentang ASN

3 Memperkokoh Persatuan
dan Kesatuan
FUNGSI PEMERINTAHAN

Membentuk Sumber Daya


Aparatur yang M a mp u
Melayani
PERAN ASN MENDUKUNG
PENYELENGGARAAN PEMILU
Surat Edaran No: 900.1.9/9095/SJ tentang Dukungan dan Fasilitasi Pemerintah Daerah dalam Tahapan Penyelenggaraan Pemilu 2024

1. Fasilitasi penyediaan sarpras untuk Sekretariat PPK dan PPS untuk


mendukung penyelenggaraan Pemilu 2024
2. Penugasan personil Pemda sebagai Sekretariat PPK dan PPS sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan
3. Pemberian izin bagi ASN di Pemda untuk mendaftar sebagai PPK, PPS,
KPPS dan Pantarlih. Khususnya dalam ketidaktersediaan pendaftar
masyarakat umum, pada daerah tertinggal, terluar, dan terdepan (3T)
4. Penugasan Persolnil Satlinmas untuk penyelenggaraan Kamtibmas
selama tahapan Pemilu 2024
5. Fasilitasi pemeriksaan Kesehatan dan penerbitan surat keterangan sehat
jasmani dan Rohani pada RSUD, Puskesmas atau Puskesmas Pembantu,
untuk pemenuhan administrasi sebagai Badan ad hoc penyelenggara pemilu
6. Dukungan sosialisasi kepada masyarakat dalam pembentukan badan ad hoc
untuk penyelenggaraan pemilu 2024 dan tahapan pemilu lainnya
3 NETRALITAS ASN DALAM PEMILU
NETRALITAS ASN
DIPERTANYAKAN

ASN
Hasil pengawasan netralitas yang dilakukan KASN
pada penyelenggaraan Pilkada Serentak 2020
15,6 menghasilkan potret yang menarik terkait dengan
% 26,5 fenomena politisasi birokrasi yang masih marak
% terjadi, data menunjukkan:
1. Pejabat Fungsional (sebanyak 533 ASN atau
26,5% dari total pelanggaran netralitas)
16,9
% 2. Jabatan Pelaksana (sebanyak 341 ASN atau
16,9%)
3. Pejabat Pimpinan Tinggi (sebanyak 314 ASN
atau 15,6%)

Pejabat Fungsional Jabatan Pelaksana Pejabat Pimpinan Tinggi

Sumber: KASN pada penyelenggaraan PILKADA SERENTAK 2020


BENTUK PELANGGARAN NETRALITAS ASN
Berdasarkan Pasal 4 ayat (15) PP NO. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
Larangan ASN memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara:

1. Terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah;
2. Menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam kegiatan kampanye;
3. Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon
selama masa kampanye;
4. Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon yang menjadi peserta
pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau
pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat.

Bentuk Pelanggaran Netralitas lainnya yang menjadi perhatian KASN

1. ASN mengunggah, menanggapi (seperti like, komentar, dan sejenisnya) atau menyebarluaskan gambar/foto peserta pemilu
melalui media online maupun media sosial;
2. ASN menjadi pembicara/narasumber/peserta pada kegiatan pertemuan peserta pemilu;
3. ASN memberikan dukungan finansial dan/atau fasilitas yang terkait dalam kegiatan kampanye kepada Peserta pemilu.
ALASAN ASN TIDAK NETRAL
DALAM PEMILU DAN PILKADA
1. Mentalitas birokrasi yang jauh dari reformasi
2. Kepentingan politik partisan ASN yang punya irisan kekerabatan atau kesukuan
dengan calon
3. Pemilu sebagai ‘tukar guling’ untuk promosi jabatan
4. Intimidasi dan tekanan orang kuat lokal yang terlalu dominan kepada ASN yang
berada dalam cengkraman ekosistem yang tidak menguntungkan
5. Penegakan hukum yang masih birokratis, terlalu banyak melibatkan pihak dan
belum sepenuhnya memberikan efek jera pada para pelaku pelanggaran atas
netralitas ASN
6. Politisasi birokrasi yang dilakukan oleh calon peseta pemilu

Sumber: Penyampaian Anggota Bawaslu RI, Ruadi, S.Pd.,MM


NETRALITAS ASN
Berdasrkan pasal 2 UU No. 5 Tahun 2014, setiap Pegawai ASN harus patuh
pada asas netralitas dengan tidak berpihak dari segala bentuk pengaruh
manapun dan tidah memihak kepada kepentingan tertentu.

Mengapa ASN Harus Netral ?


Untuk memastikan kualitas pelaksanaan birokrasi, pelayanan publik kepada masyarakat tetap terjaga,
meskipun terjadi pergantian kepemimpinan
MENJAGA Pemerintah mengeluarkan Surat Edaran
NETRALITAS ASN Bersama (SEB) pada 22 September 2022 terkait
Pembinaan dan Pengawasan ASN agar tetap
DALAM PEMILU 2024 netral dalam Pemilu dan Pilkada Serentak 2024

ISI SEB
PELANGGGARAN DAN
SANKSI
PELAPORAN PELANGGARAN
NETRALITAS ASN
4 PENUTUP
UNTUK BEKERJA KEPALA DAERAH AKAN
MEMBAGI ASN KE DALAM TIGA KELOMPOK

1) Kelompok yang memiliki simpati/kekerabatan dengan Calon Kepala


Daerah, tertentu saja menjadi kelompok yang akan dipertimbangkan pertama
kali untuk mengisi jabatan;
2) Kelompok Oportunitis yang mencari kesempatan dengan cara
mendukung salah satu Calon Kepala Daerah, kelompok yang akan
mengisi sisa kekosongan jabatan namun tidak berlangsung lama jika
berkinerja tidak baik;
3) Kelompok Profesional, akan mengisi jabatan secara stabil dan
berkelanjutan menggantikan kelompok oportunitis yang tidak berkinerja baik.
TERBANGLAH TINGGI DENGAN
DUA KEPAKAAN SAYAPMU
Sayap Kerja Keras, untuk menghasilkan Prestasi, &
Sayap Kerja Baik, untuk menghasilkan Simpati
(DR. H . SUHAJAR DIANTORO. M.Si)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai