Anda di halaman 1dari 6

Inflasi Indonesia selama10 Tahun

Inflasi adalah merosotnya nilai uang karena banyaknya dan cepatnya uang
beredar sehingga menyebabkan naiknya harga barang-barang (lihat KBBI).
Secara sederhana, inflasi kita definisikan sebagai turunnya daya beli uang.
Uang dalam jumlah sama seiring waktu tidak mampu untuk membeli barang
yang senilai atau sama.

Data inflasi tahunan diperoleh dari Bank Indonesia. Data inflasi jangka
panjang kita pakai sebagai tolok ukur tujuan investasi yang bersifat jangka
panjang. Semoga bermanfaat.

Inflasi Indonesia 10 Tahun 2009-2018


Inflasi Tahunan Umum Indonesia 10 Tahun Terakhir (2009-2018), Sumber:
BPS dan BI, diolah dari riset Bolasalju. Sertakan kutipan dengan kredit
“Bolasalju.com” dan link ke artikel ini.

Data Inflasi Indonesia 10 Tahun Terakhir


Tahun Inflasi Nilai Uang Akumulasi Harga
Rp1 juta Berkurang Rp1 juta Bertambah

2008 11,06% Rp889.400 Rp1.110.600

2009 2,78% Rp864.675 Rp1.141.475

2010 6,96% Rp804.493 Rp1.220.921

2011 3,79% Rp774.003 Rp1.267.194

2012 4,30% Rp740.721 Rp1.321.684

2013 8,36% Rp678.797 Rp1.432.176

2014 8,36% Rp622.049 Rp1.551.906

2015 3,35% Rp601.211 Rp1.603.895

2016 3,02% Rp583.054 Rp1.652.333

2017 3,61% Rp562.006 Rp1.711.982


2018 3,13 % Rp544.415 Rp1.765.567

Baca: Hubungan Suku Bunga dan Inflasi

Data Inflasi Indonesia Sejak 2001


Tahun Inflasi

2001 12,55%

2002 10,03%

2003 5,06%

2004 6,40%

2005 17,11%

2006 6,60%

2007 6,59%

2008 11,06%
2009 2,78%

2010 6,96%

2011 3,79%

2012 4,30%

2013 8,36%

2014 8,36%

2015 3,35%

2016 3,02%

2017 3,61%

2018 3,13%

Sumber: BI, Data Target Inflasi dan Inflasi Aktual

Dari data di atas, mengacu ke periode 2007-2016, rata-rata inflasi tahunan


umum Indonesia selama 10 tahun adalah 5,86% per tahun. Menggunakan
kalkulasi akumulasi penurunan nilai setelah inflasi 10 tahun, nilai uang secara
akumulatif turun -45,54% atau -5,90% YoY (year over year). Untuk alasan
agar mudah diingat, dalam setiap artikel/diskusi kita bulatkan inflasi tahunan
10 tahun adalah 6% per tahun.

Inflasi tahunan umum adalah rata-rata kenaikan harga dari seluruh barang
yang disurvei oleh Badan Pusat Statistik dalam setahun. Karena bersifat rata-
rata inflasi umum, kita harus paham bahwa mungkin ada biaya yang naiknya
kurang dari rata-rata itu; di sisi lain, ada biaya yang kenaikannya lebih besar
dari angka tersebut.

Kenaikan harga terjadi setiap saat, di mana saja, tak peduli negara dan rezim
siapa. Pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) atau Presiden
Joko Widodo (Jokowi) kenaikan harga juga terjadi. Yang berbeda adalah
persentase kenaikannya dan kecepatan naiknya.

Kenaikan Harga Setelah Inflasi 6% per Tahun


Dengan asumsi inflasi indonesia 10 tahun sebesar 6% per tahun, jika harga
asal Rp1 juta, maka dalam beberapa tahun kenaikannya akan seperti:

 Dalam 5 tahun harganya akan jadi Rp1,2 juta


 Dalam 10 tahun harganya akan jadi Rp1,8 juta
 Dalam 20 tahun harganya akan jadi Rp3,2 juta
 Dalam 30 tahun harganya akan jadi Rp5,7 juta.

Kenaikan Harga Setelah Inflasi 6% per Tahun


Baca: GDP Indonesia 10 Tahun Terakhir
Ancaman Inflasi
Karena efek inflasi inilah maka tak layak menyimpan uang dengan didiamkan
begitu saja. Makanya ada istilah time value of money. Nilai waktu uang. Uang
kita harus bertambah. Kalau tidak bertambah maka kita rugi sendiri. Dari
situlah kita harus mengatur dan memilih instrumen penyimpanan uang yang
sepadan.

Bila kita menyimpan uang dalam deposito dengan bunga 4% sementara


inflasi rata-rata 6%, hasil deposito itu 10 tahun kemudian tak akan mampu
membeli barang sama yang 10 tahun lalu ingin kita beli. Kita ubah barang itu
dengan: rencana pensiun, rencana perjalanan spiritual ke Mekkah, atau ke
Yerusalem, maka kita tak akan mampu mencapai rencana itu.

Inflasi tak bisa dihindari. Inflasi seperti takdir. Dia pasti hadir.

Tujuan kita mempelajari inflasi dan ancamannya terhadap keuangan kita di


masa depan adalah agar kita tahu bahwa mereka adalah ancaman nyata.
Dengan mempelajarinya, kita akan tahu cara menghadapinya.

Memerangi Inflasi
Untuk bisa mencapai target rencana keuangan di masa jangka panjang, kita
harus mencari instrumen investasi yang peluang perolehannya jauh lebih
besar daripada inflasi. Belum ada deposito yang menawarkan buang di atas
5%, seberapa besar pun dana Anda. Kecuali Anda dapat deal khusus dari
bankir.

Di sinilah instrumen investasi saham atau reksadana punya keunggulan


kompetitif. Secara rata-rata, investasi saham bisa mengalahkan inflasi.
Katakanlah kita bisa mengolah portofolio saham dengan perolehan rata-rata
10% per tahun, maka kita sudah jauh lebih baik daripada di deposito. Dengan
cara itu kita bisa memerangi inflasi.

Anda mungkin juga menyukai