Abstract
The balance of payments is a reflection that can be used as a benchmark for Indonesia's welfare and economic
performance. This research aims to find out how the global economy and macroeconomic fundamentals,
represented by the variables world GDP, world inflation, real exchange rates and world exports and imports of
goods and services, affect Indonesia's balance of payments. The data used is time series data from 2016 to
2022. The method used in this research is the Error Correction Model (ECM) method using unit root and
cointegration tests.
Keywords: Global Economy, World GDP, Balance of Payments
Abstrak
Neraca pembayaran merupakan cerminan yang dapat dijadikan tolak ukur kesejahteraan dan kinerja
perekonomian Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh perekonomian global
dan fundamental makroekonomi yang diwakili oleh variabel PDB dunia, inflasi dunia, nilai tukar riil serta
ekspor dan impor barang dan jasa dunia terhadap neraca pembayaran Indonesia. Data yang digunakan adalah
data time series tahun 2016 sampai dengan tahun 2022. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode Error Correction Model (ECM) dengan menggunakan unit root dan uji kointegrasi.
Kata Kunci: Perekonomian Global, PDB Dunia, Neraca Pembayaran
PENDAHULUAN
Perekonomian global merujuk pada kegiatan perekonomian semua negara di dunia.
Selanjutnya, perjanjian perdagangan dan kerja sama internasional antar negara dunia mengenai
perdagangan bebas akan mendorong tercipatnya globalisasi perekonomian. Implikasi dari ekonomi
global tersebut akan mendorong perekonomian dunia menjadi semakin liberal dan meningkatkan
ketergantungan antarnegara. Globalisasi ekonomi mendorong makin memudarnya batas-batas wilayah
negara dan investasi serta pasar baik lingkup nasional maupun internasional (Firmansyah, 2015).
Perekonomian negara yang menganut sistem perekonomian terbuka akan dipengaruhi oleh
faktor-faktor fundamental makroekonomi negara lainnya dalam berbagai aspek moneter, fiskal
maupun riil. Kegiatan perekonomian negara dipengaruhi oleh kegiatan perekonomian negara lainnya,
kegiatan perekonomian yang tercatat dalam neraca pembayaran, diantaranya adalah aktivitas yang
tercatat dalam transaksi berjalan yaitu ekspor dan impor dan transaksi modal. Aktivitas ekonomi
yang terjadi dalam ekonomi global akan mendorong semakin dinamisnya neraca pembayaran. Hal ini
selanjutnya akan berpengaruh terhadap variabel-variabel makro ekonomi dalam negara tersebut.
Selanjutnya, kondisi aktivitas ekonomi antar negara yang terlibat perdagangan internasional sebagai
konsekuensi dari pengaruh ekonomi global akan berimbas pada faktor-faktor ekonomi negara
10587 Journal on Education, Volume 06, No. 01, September-Desember 2023, hal. 10586-10594
tersebut.
Indonesia secara ekonomi memiliki ketergantungan di bidang produksi, perdagangan, dan
keuangan internasional. Sebagai akibat adanya ketergantungan akan perdagangan internasional
tersebut membuat Indonesia menjadi rentan terhadap tekanan dan perubahan ekonomi global.
Integrasi ekonomi yang merupakan akibat dari adanya globalisasi ekonomi selanjutnya akan
mendorong capital inflow dan masuknya arus informasi, dan di sisi lain juga mendorong naiknya arus
perdagangan internasional dan investasi asing. Integrasi global mempengaruhi perekonomian nasional
melalui tiga mekanisme yaitu, integrasi pasar keuangan, semakin kompetitifnya perdagangan
internasional dan multinasionalisasi produksi (Garret, 2000).
Gejolak ekonomi global selama sepuluh tahun terakhir diawali oleh krisis sektor finansial
global tahun 2007-2008 dan selanjutnya krisis keuangan di Eropa yang terjadi pada 2010-2013 yang
mengakibatkan guncangan eksternal system keuangan di beberapa negara yang merupakan negara
perekonomian terbuka kecil yang salah satunya adalah Indonesia. Ketidakseimbangan ini berawal dari
turunnya ekspor Indonesia sebagai akibat melemahnya kemampuan mitra dagang Indonesia yang
akhirnya mendorong turunnya harga komoditas ekspor (Handoko, 2015). Guncangan perekonomian
global direspon oleh beberapa negara dengan cara melakukan optimalisasi bauran kebijakan fiskal dan
moneter. Langkah ini dilakukan dengan mengadopsi kebijakan negara-negara maju yang melakukan
kebijakan moneter longgar untuk menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi di negaranya masing-
masing. Selanjutnya, beberapa negara berkembang mengambil langkah kebijakan moneter ketat yang
merupakan respon atas kebijakan moneter ketat perekonomian global yang terjadi sebagai akibat
mengalirnya capital outflow dari negara tersebut (Laporan Perekonomian BI, 2018).
7.0% 5.00%
6.0% 4.00%
5.0% 3.00%
4.0% 2.00%
3.0% 1.00%
2.0% 0.00%
1.0% -1.00%
0.0% -2.00%
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
PDBIndonesia
PDBDunia
aktivitas manufaktur dan perdagangan yang mendorong kenaikan tarif. Selain faktor-faktor tersebut,
ketidakpastian kebijakan perdagangan turut memperburuk tingkat investasi dan permintaan modal.
Kebijakan Bank Indonesia yang dikeluarkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berupa
bauran kebijakan fiskal dan moneter mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi dalam merespon
guncangan dan ketidakpastian perekonomian global. Kenaikan pertumbuhan ekonomi di tahun 2009
didukung oleh membaiknya perekonomian global dan meningkatnya permintaan domestik.
Meningkatnya investasi dan tingkat konsumsi rumah tangga juga turut didukung dengan
membaiknya pendapatan, adanya pembangunan proyek infrastruktur berkelanjutan, serta daya beli
naik sejalan dengan rendahnya inflasi (Laporan Perekonomian Indonesia, 2019).
1.80% 10000
1.60% 8000
1.40% 6000
1.20% 4000
1.00%
2000
0.80%
0.60% 0
0.40% -2000
0.20% -4000
0.00% -6000
2008Q1
2008Q3
2009Q1
2009Q3
2010Q1
2010Q3
2011Q1
2011Q3
2012Q1
2012Q3
2013Q1
2013Q3
2014Q1
2014Q3
2015Q1
2015Q3
2016Q1
2016Q3
2017Q1
2017Q3
2018Q1
2018Q3
PDBD
NPI
METODE
Penelitian yang diajukan menggunakan variabel terikat yaitu neraca pembayaran sedangkan
PDB Dunia, nilai tukar efektif riil, inflasi dunia, ekspor impor dunia sebagai variabel bebas. Penelitian
yang diajukan menggunakan metode analisis kuantitatif dengan model Error Corection Model
(ECM). Secara ekonomi, model penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut:
Perubahan Ekonomi Global dan Neraca Pembayaran, Nurbetty Herlina Sitorus, Dian Fajarini 10590
Hasil uji unit root pada ordo first-difference I(1) atas data yang dipakai dan disajikan pada
tabel diatas menunjukkan bahwa data dari seluruh variabel telah stasionary dan terintegrasi pada ordo
yang sama, yaitu pada first difference I(1) dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan hasil pengujian
menunjukkan bahwa nilai statistik dari Phillips-Perron lebih kecil dari nilai kritis MacKinnon, hal ini
berarti seluruh data telah stationary pada first difference I(1). Oleh karena itu, semua data yang
dipakai dalam penelitian ini sudah dapat dipakai lebih lanjut untuk analisis selanjutnya, karena nilai
rata-rata, varian dan kovarian dari masing-masing variabel bebas adalah konstan sepanjang waktu
sehingga tidak ada kekhawatiran akan terjadi regresi lancung.
Uji Kointegrasi
Uji kointegrasi (cointegration test) dilakukan untuk memperoleh hubungan jangka panjang
antar variabel yang telah memenuhi persyaratan selama proses integrasi, yaitu saat semua variabel
telah stationary pada tingkat first difference. Uji kointegrasi dilakukan dengan cara menguji
stasioneritas dari residual dari persamaan regresi Ordinary Least Square (OLS) data penelitian, jika
ternyata residual tidak mangandung akar unit atau data stasioner I(0) maka, variabel-variabel yang ada
di dalam model terkointegrasi. Hasil uji kointegrasi disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Uji Stasionaritas Phillips-Perron Unit Root Periode Kuartal I 2005 – kuartal IV 2013
pada Ordo Level untuk Data Residual dan Estimasi
Variabel Intercept Trend and Intercept None Orde
Resid01 -7.310228* -9.319988* -7.344361* I(0)
Dari residual estimasi persamaan bahwa data stasionary pada ordo level atau I(0) maka,
menunjukkan bahwa variabel-variabel terkointegrasi yang berarti bahwa setiap variabel bebas
mempunyai hubungan jangka panjang terhadap permintaan uang. Setelah diketahui bahwa data
terkointegrasi maka estimasi dapat dilakukan dengan menggunakan Error Correction Model (ECM).
Regresi Error Correction Model (ECM)
Pengujian stasioneritas dan kointegrasi menunjukkan bahwa data di dalam variabel penelitian
stasioner pada derajat yang sama yaitu first difference I(1) dan residual terkointegrasi pada I(0) maka,
penelitian dapat dilakukan dengan menggunakan Estimasi Error Correction Model (ECM). Untuk
persamaan permintaan uang M1 dengan menggunakan penyesuaian (D) variabel-variabel
makroekonomi. Estimasi ECM memberikan hasil seperti persamaan di bawah ini:
Tabel 4. Hasil Uji Error Correction Model (ECM)
Perubahan Ekonomi Global dan Neraca Pembayaran, Nurbetty Herlina Sitorus, Dian Fajarini 10592
Dari hasil estimasi tersebut, menunjukkan bahwa R-squared 0.427858 < DW-stat 2.741559.
Hal tersebut menunjukkan bahwa model tersebut merupakan model yang terhindar dari spurious
regression (regresi palsu). Koefisien kesalahan ketidakseimbangan Resid01(-1) secara statistik
memiliki pengaruh negatif dan signifikan pada tingkat signifikansi 95%, berarti model spesifikasi
ECM yang digunakan dalam penelitian ini adalah valid.
Persamaan ECM : Periode Penyesuaian =1/Resid 01(-1) = 1/-0,146 = 6,8
Hasil tersebut menunjukkan, bahwa respon penyesuaian dari keseimbangan jangka pendek
menuju keseimbangan jangka panjang pada persamaan ECM adalah 6,8 kuartal. Tanda negatif pada
ECT mengindikasikan bahwa dalam jangka pendek jika terjadi peningkatan yang berlebih pada
permintaan uang kartal maka model akan berusaha menurunkan permintaan uang kartal dan
sebaliknya, jika dalam jangka pendek terjadi penurunan yang berlebih pada permintaan uang kartal
maka model akan berusaha menaikkan nilai menuju keseimbangan jangka panjang.
Persamaan ECM yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
D (Ln NP) = 0,034387 + 0,056 D(PDB) – 0,001D (REER) + 0,252 D(Ln EXP)- 0,145 Resid 01 (-1)
Dari persamaan di atas dapat kita lihat bahwa tingkat perubahan jumlah pendapatan nasional
periode t memiliki nilai koefisien sebesar 0.0056 dan arah tandanya positif, sehingga menunjukkan
bahwa apabila tingkat perubahan jumlah pendapatan nasional pada periode t meningkat sebesar 1%,
maka perubahan pada neraca pembayaran pada periode t sebesar 5.6%. setiap peningkatan 1% nilai
tukar riil, maka perubahan neraca pembayaran akan menurun sebesar 0.1%. tingkat perubahan jumlah
nilai ekspor periode t memiliki nilai koefisien sebesar 0.252 dan arah tandanya positif, sehingga
menunjukkan bahwa apabila tingkat perubahan jumlah nilai ekspor pada periode t meningkat sebesar
1% maka perubahan permintaan uang pada periode t sebesar 25%. Tingkat perubahan jumlah impor
pada periode t sebesar 0.012 dan arah tandanya positif, sehingga menunjukkan bahwa apabila tingkat
perubahan impor pada periode t sebesar 1%, maka perubahan pada neraca pembayaran pada periode t
sebesar 1.2%.
Uji Analisis Statistik t
Tabel 5. Hasil Uji Analisis Statistik t pada persamaan ECM
Dari Tabel 5. dengan degree of freedom (n-k-1) = 30 dengan α = 5% diperoleh t-tabel sebesar
1.69726 menunjukkan bahwa pendapatan nasional berpengaruh positif dan signifikan, sedangkan
untuk nilai tukar dan impor berpengaruh negatif, dan ekspor tidak signifikan terhadap keseimbangan
10593 Journal on Education, Volume 06, No. 01, September-Desember 2023, hal. 10586-10594
neraca pembayaran.
Uji F Statistik
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan untuk pengujian keseluruhan variable bebas akan
diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 6. Hasil Uji F Statistik pada Persamaan ECM dengan Tingkat Kepercayaan 95%
Dari tabel 6. terlihat bahwa nilai Fhitung = 4.337342> Ftabel = 2,91 dengan tingkat
kepercayaan 95% dengan df 1 = 3 dan df 2 = 31. Hal ini menunjukkan bahwa semua variabel bebas
dalam penelitian ini yaitu pendapatan nasional, nilai tukar efektif riil, ekspor, impor bersama-sama
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keseimbangan neraca pembayaran di Indonesia.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan beberapa hal di bawah ini.
Pertama, penggunaan variabel pendapatan nasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keseimbangan neraca pembayaran. Kedua, penggunaan variabel BI nilai tukar ekfektif riil
berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap keseimbangan neraca pembayaran. Ketiga,
penggunaan variabel ekspor berpengaruh negatif dan signifikan terhadap keseimbangan neraca
pembayaran. Keempat, penggunaan variabel impor berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keseimbangan neraca pembayaran. Kelima, penggunaan variabel makroekonomi (pendapatan
nasional, nilai tukar efektif riil, ekspor, dan impor) secara bersama-sama berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keseimbangan neraca pembayaran.
REFERENSI
_____________. Statistika.Sektor Ekonomi dan Keuangan Indonesia. Terkini.Sektor Eksternal.
Neraca Pembayaran Indonesia
_____________. Statistika.Sektor Ekonomi dan Keuangan Indonesia. Terkini.Sektor Eksternal. Nilai
Tukar
-----------. 2018. Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI). Bank
Indonesia. Jakarta.
-----------. 2015. Laporan Perekonomian Indonesia 2016. Bank Indonesia. Jakarta
-----------. 2016. Laporan Perekonomian Indonesia 2017. Bank Indonesia. Jakarta
-----------. 2017. Laporan Perekonomian Indonesia 2018. Bank Indonesia. Jakarta
-----------. 2019. Report to Congress: Macroeconomic and Foreign Exchange Policies of Major
Trading Partners of the United States. 2019. U.S. Department of The Treasury Office of
International Affairs.
Perubahan Ekonomi Global dan Neraca Pembayaran, Nurbetty Herlina Sitorus, Dian Fajarini 10594