Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL PENELITIAN

PENGGUNAAN METODE ERROR CORRECTION MODEL DALAM ANALISIS


INDIKATOR PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 1980-2020

ERVIONE MAHALA ZULFITRI

211910972/3SE2

PROGRAM STUDI : D-IV STATISTIKA

PEMINATAN : STATISTIKA EKONOMI

POLITEKNIK STATISTIKA STIS

JAKARTA

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi merupaan suatu indikator yang mengukur sejauh mana proses
perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju
keadaan yang lebih baik. Pertumbuhan ekonomi sebagai sebuah proses peningkatan
output dari waktu ke waktu menjadi indikator penting untuk mengukur keberhasilan
pembangunan suatu negara (Todaro, 2003). Menurut Sukirno (2004), pertumbuhan
ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang
dan jasa yang diproduksi masayarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat
meningkat. Sehingga pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi
suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional yang
digunakan sebagai alat ukur keberhasilan pembangunan suatu negara.

Menurut Julianery (dalam Waluyo, 2006), Produksi Domestik Bruto (PDB)


merupakan salah satu indikator pertumbuhan ekonomi. Menurut McEachern (2000: 146),
PDB artinya mengukur nilai pasar dari barang dan jasa akhir yang diproduksi oleh sumber
daya yang berada dalam suatu negara selama jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun.
PDB juga daoat digunakan untuk mempelajari perekonomian dari waktu ke waktu untuk
membandingkan beberapa perekonomian pada suatu saat. Terdapat dua cara untuk
melihat nilai, yakni sebagai jumlah pendapatan dari semua orang dalam perekonomian
dan sebagai jumlah pengeluaran dari output barang dan jasa dalam perekonomian. Kedua
cara untuk melihat PDB tersebut adalah alasan bahwa PDB merupakan suatu ukuran
terbaik dalam penilaian kinerja dari perekonomian (Mankiw, 2006).
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi.
Berdasarkan Gambar 1, terlihat bahwa pertumbuhan ekonomi pada tahun 1980 mencapai
9.88% dan mengalami penurunan pada tahun berikutnya dan mencapai 2.23% pada tahun
1982. Begitu pun tahun-tahun berikutnya yang terus mengalami fluktuasi. Namun
pertumbuhan ekonomi Indonesia turun drastis ketika terjadi krisis moneter pada tahun
1997. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 1997 jatuh ke tingkat 4.7%, bahkan
krisis moneter tersebut harus memaksakan perekonomian Indonesia jatuh hingga
mengalami pertumbuhan ekonomi negatif sebesar -13.13% pada tahun 1998. Akan tetapi

1
pada tahun 2000, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami peningkatan hingga 4.8%
dan terus mengalami fluktuasi. Tahun 2020 PDB Indonesia kembali mengalami
pertumbuhan negatif sebesar -2.07 akibat adanya pandemi Covid-19 yang menyebabkan
aktivitas perekonomian terganggu.

15

10

0
1980
1982
1984
1986
1988
1990
1992
1994
1996
1998
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
2014
2016
2018
2020
-5

-10

-15

Gambar 1. Pertumbuhan PDB Indonesia periode 1980-2020 (persen)

Sumber: World Bank, data diolah

Berdasarkan uraian mengenai pertumbuhan ekonomi di Indonesia dapat disimpulkan


bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan suatu permasalahan jangka panjang dan
menjadi pusat perhatian untuk mengukur kondisi perekonomian, Pertumbuhan ekonomi
tidak terlepas dari indikator makro ekonomi lain yang memengaruhinya. Teori
pertumbuhan ekonomi yang dikemukakan oleh John Maynard Keynes menyatakan yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yang tercermin dalam PDB antara lain
peningkatan permintaan terhadap konsumsi, ekspor, impor, pembentukan modal, dan
pengeluaran pemerintah (Rafiq, 2016). Oleh karena itu, diperlukan analisis indikator
pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

1.2 Identifikasi Masalah


Menurut Todaro (2006), pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang
digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan sebagai sebuah proses
peningkatan output dari setiap periode. Apabila pembangunan ekonomi suatu negara
tersebut berhasil maka akan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi
dan kesejahteraan masyakat juga meningkat. Jika pertumbuhan ekonomi pada suatu

2
daerah relatif rendah dapat dikatakan bahwa pembangunan ekonomi untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat tersebut belum tercapai.

Akan tetapi, pertumbuhan ekonomi di Indonesia mengalami fluktuasi dari tahun ke


tahun bahkan pada tahun 2020 pertumbuhan ekonomi di Indonesia bernilai negatif. Hal
ini berarti pertumbuhan ekonomi mengalami kemunduran. Tujuan dari pertumbuhan
ekonomi adalah mencapai tingkat kemakmuran yang lebih tinggi. Dalam mencapai tujuan
tersebut pemerintah harus ikut campur tangan secara aktif untuk mempengaruhi gerak
perekonomian.

Oleh karena itu, perlu diketahui variabel-variabel yang memengaruhi pertumbuhan


ekonomi supaya pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan. Selain itu, jika variabel-
variabel tersebut memberikan pengaruh, perlu diketahui apakah variabel-variabel tersebut
memberikan pengaruh secara positif atau negatif baik jangka panjang maupun jangka
pendek, serta besarnya pengaruh yang diberikan variabel-variabel tersebut terhadap PDB
untuk mengukur pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah konsumsi rumah
tangga. Konsumsi rumah tangga akan meningkatkan permintaan output barang maupun
jasa. Konsumsi rumah tangga dipengaruhi oleh tingkat pendapatan masyarakat yang
mana pendapatan masyarakat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, semakin
tinggi pendapatan pertumbuhan ekonomi juga akan meningkat (Verawati, 2019).
Selain itu, variabel yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah net ekspor. Net
ekspor dalam neraca perdagangan positif ketika nilai ekspor melebihi nilai impor atau
terjadi surplus perdagangan sedangkan net ekspor akan bernilai negatif jika nilai ekspor
lebih kecil dari impor atau terjadi defisit perdagangan. Kondisi surplus maupun defesit
perdagangan memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Apabila terjadi surplus
perdagangan maka net ekspor berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi
(Indang, 2018).
Berdasarkan uraian di atas, memunculkan masalah penelitian yaitu apa saja variabel-
variabel yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi dan bagaimana pengaruh variabel-
variabel tersebut terhadap PDB untuk mengukur pertumbuhan ekonomi di Indonesia
dalam jangka pendek dan jangka panjang. Adapun permasalahan penelitian tersebut
memunculkan pertanyaan penelitian:
1. Bagaimana gambaran umum dari variabel impor, ekspor, dan konsumsi rumah
tangga di Indonesia dari tahun 1980 – 2020?

3
2. Apa saja variabel-variabel yang berpengaruh terhadap PDB untuk mengukur
pertumbuhan ekonomi di Indonesia tahun 1980- 2020 dalam jangka panjang dan
jangka pendek?
3. Bagaimana pengaruh dalam jangka panjang dan jangka pendek dari variabel
impor, ekspor, dan konsumsi rumah tangga terhadap pertumbuhan ekonomi di
Indonesia dari tahun 1980 – 2020?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Mengetahui gambaran umum dari variabel impor, ekspor, dan konsumsi rumah
tangga di Indonesia dari tahun 1980 – 2020
2. Mengetahui variabel-variabel yang berpengaruh terhadap PDB untuk mengukur
pertumbuhan ekonomi di Indonesia tahun 1980- 2020 dalam jangka panjang dan
jangka pendek
3. Menganalisis pengaruh dalam jangka panjang dan jangka pendek dari variabel
impor, ekspor, dan konsumsi rumah tangga terhadap pertumbuhan ekonomi di
Indonesia dari tahun 1980 – 2020

1.4 Sistematika Penulisan


Proposal penelitian yang berjudul “Penggunaan Metode Error Correction Model
dalam Analisis Indikator Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 1980-2020” terdiri dari
tiga bab yang saling berhubungan, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN
Bagian ini menguraikan latar belakang pemilihan topik penelitian,
identifikasi permasalahan dalam penelitian, tujuan penelitian, dan sistematika
penulisan penelitian.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bagian ini menjelaskan teori-teori sebagai landasan penelitian, kajian literatur
yang menjelaskan penelitian yang terkait, kerangka pikir, dan hipotesis
penelitian yang digunakan dalam penelitian.
BAB III METODOLOGI
Bagian ini memaparkan ruang lingkup penelitian, metode pengumpulan data,
dan metode analisis yang digunakan dalam penelitian.

4
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Pertumbuhan Ekonomi
Simon Kuznet mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan jangka
panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis
barang-barang ekonomi kepada penduduknya, kemampuan ini tumbuh sesuai dengan
kemajuan teknologinya dan penyesuaian kelembagaan dan ideologis yang diperlukan
(Jhingan, 2012: 57). Untuk memberikan suatu gambaran kasar mengenai pertumbuhan
ekonomi yang dicapai suatu negara, ukuran yang selalu digunakan adalah tingkat
pertumbuhan pendapatan nasional riil yang dicapai salah satunya adalah PDB menurut
harga konstan atau dinamakan dengan PDB harga berlaku dalam tahun dasar. Presentasi
dari pertambahan pertumbuhan ekonomi dapat dihitung dari pertambahan PDB yang
berlaku dari tahun ke tahun (Sukirno, 2004: 423).
2.1.2 Teori Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Arif (dalam Chalid, 2015), John Maynard Keynes mengemukakan sebuah
pemikiran yang kemudian dikenal dengan Revolusi Keynesian dalam teori ekonomi
makro. Teori Keynes menekankan pada permintaan efektif dalam negeri sebagai suatu
variabel yang strategis untuk mengatasi stagnasi faktor-faktor produksi. Pengeluaran
untuk konsumsi, investasi, dan pemerintah dibentuk dari permintaan agregatif dalam
negeri untuk menimbulkan terjadinya suatu dampak positif terhadap pengurangan
pengangguran dan kegiatan ekonomi.
Teori Harrod-Domar bertujuan untuk menerangkan syarat yang harus dipenuhi
supaya suatu perekonomian dapat mencapai pertumbuhan yang teguh atau steady growth
dalam jangka panjang. Barang-barang modal yang bertambah dapat sepenuhnya
digunakan apabila 𝐴𝐸𝑡 = 𝐶 + 𝐼𝑡 + 𝐺𝑡 + (𝑋 − 𝑀)𝑡 , dimana 𝐴𝐸𝑡 merupakan
pendapatan nasional dalam waktu tertentu, merupakan 𝐶 konsumsi dalam rumah tangga,
I𝑡 merupakan investasi dalam waktu tertentu, 𝐺𝑡 merupakan pengeluaran pemerintah
dalam waktu tertentu, dan (𝑋 − 𝑀)𝑡 merupakan selisih ekspor dan impor pada waktu
tertentu (Dhita, 2016). Analisis Harrod-Domar merupakan pelengkap dari analisis
Keynesian yang merupakan persoalan ekonomi jangka pendek. Pengeluaran agregat yang
berkepanjangan perlu dicapai untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi, dan

5
pertumbuhan ekonomi yang teguh hanya mungkin dicapai apabila 𝐼 + 𝐺 + (𝑋 − 𝑀)
terus menerus bertambah (Sukirno, 2004).
2.1.3 Produk Domestik Bruto
PDB pada dasarnya adalah jumlah dari nilai tambah yang dihasilkan dari semua unit
usaha pada suatu negara di periode tertentu. PDB atas dasar harga berlaku
mendeskripsikan mengenai nilai tambah dari barang dan jasa yang diperhitungkan dengan
menggunakan harga berlaku dari setiap tahun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan
merujuk pada nilai tambah dari barang dan jasa yang dihitung dengan menggunakan
harga berlaku dari satu tahun tertentu yang dinamakan sebagai tahun dasar (Bank
Indonesia, 2016)
Perhitungan PDB dengan pendekatan pengeluaran merupakan jumlahan dari output
barang dan jasa yang terdiri dari beberapa komponen. Beberapa komponen tersebut terdiri
atas konsumsi, investasi, pembelian pemerintah, dan ekspor neto. Jadi, dengan
menggunakan simbol Y untuk melambangkan nilai dari PDB, maka diperoleh (Mankiw,
2006):
𝑌 = 𝐶 + 𝐼 + 𝐺 + 𝑁𝑋 (1)
dimana Y adalah nilai PDB, C adalah konsumsi, I untuk investasi, G adalah pembelian
pemerintah, dan NX adalah ekspor neto.
2.1.4 Konsumsi Rumah Tangga
Konsumsi rumah tangga merupakan komponen dari penyusun PDB dengan
pendekatan pengeluaran yang tersusun atas barang dan jasa dari pembelian rumah tangga.
KRT dapat digolongkan menjadi tiga bagian kelompok, yakni jasa, barang tahan lama,
barang tidak tahan lama (Mankiw, 2006).
2.1.5 Ekspor dan Impor
Ekspor adalah suatu transaksi atas barang dan jasa yang dilakukan oleh penduduk ke
bukan penduduk suatu negara, sedangkan impor juga adalah suatu transaksi atas barang
dan jasa, namun kegiatan impor dilakukan oleh bukan penduduk ke penduduk suatu
negara. Kegiatan dari ekspor dan impor terjadi ketika terdapat perubahan atas hak
kepemilikan suatu barang antara penduduk dengan bukan penduduk dari suatu negara
(dengan atau tanpa terjadi perpindahan fisik atas barang tersebut) (Badan Pusat Statistik,
2021).

6
2.2 Penelitian Terkait
Berdasarkan hasil penelitian Indang Sartika (2018) tentang analisis indikator
pertumbuhan ekonomi dengan menggunakan data time series dalam kurun waktu 1965-
2016 menggunakan metode error correction model. Tujuan dari penelitian Indang adalah
mengetahui gambaran variabel impor, ekspor, konsumsi rumah tangga, konsumsi
pemerintah, pembentukan modal tetap bruto di Indonesia, mengetahui variabel yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, dan pengaruh variabel tersebut dalam
jangka pendek dan jangka panjang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada jangka
panjang seluruh variabel memperngaruhi PDB sedangkan pada jangka pendek variabel
yang berpengaruh adalah variabel impor, ekspor, konsumsi rumah tangga dan PMTB.
Menik Fitriani dan Aula Ahmad (2016) juga melakukan penelitian tentang pengaruh
ekspor, pembentukan modal, dan pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan
ekonomi Indonesia. Tujuan dari penelitiannya adalah mengetahui seberapa besar
pengaruh ekspor, pembentukan modal, dan pengeluaran pemerintah terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia kondisi stabil dan saat terjadi krisis. Data yang
digunakan berupa data time series dengan periode 1975-2014 dan metode yang digunakan
adalah error correction model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel ekspor
berpengaruh positif terhadap PDB sebesar 0.49% dalam jangka panjang dan 0,25% dalam
jangka panjang, Variabel pembentukan modal berpengaruh positif terhadap PDB sebesar
0,45% dalam jangka panjang dan sebesar 0,27% dalam jangka pendek. Variabel
pengeluaran pemerintah berpengaruh negatif terhadap PDB sebesar 0,15% dalam jangka
panjang dan sebesar 0,10% dalam jangka pendek. Terjadinya krisis tidak signifikan
berpengaruh terhadap perubahan PDB.
Penelitian yang dilakukan oleh Dhita Nur Elia (2016) tentang analisis faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia tahun 1984-2013. Variabel yang
digunakan adalah konsumsi pemerintah, investasi swasta, dan modal. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada jangka panjang konsumsi pemerintah berpengaruh positif,
investasi swasta dan modal berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi di
Indonesia sedangka untuk jangka pendek ketiga variabel tidak berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi.

7
2.3 Kerangka Pikir
Pertumbuhan ekonomi merupakan kenaikan pendapatan nasional riil atau produk
domestik bruto dalam jangka panjang yang menyebabkan barang dan jasa yang
diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat yang
diukur melalui PDB. Konsumsi rumah tangga akan meningkatkan permintaan output
barang maupun jasa yang diproduksi yang besarnya dipengaruhi tingkat pendapatan
masyarakat. Pendapatan masyarakat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi karena
semakin tinggi pendapatan pertumbuhan ekonomi juga akan meningkat.
. Ekspor dan impor berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi yang ditandai
dengan perubahan PDB. Apabila nilai ekspor lebih besar daripada nilai impor atau terjadi
surplus perdagangan maka net ekspor berpengaruh positif terhadap pertumbuhan
ekonomi. Sebaliknya, apabila nilai impor lebih besar daripada ekspor akan terjadi defisit
perdagangan maka net ekspor bernilai negatif terhadap pertumbuhan. Hal ini terjadi
karena kondisi defisit perdagangan akan mengurangi jumlah PBD akibat impor yang
lebih besar daripada ekspor.
Berdasarkan kajian teoritis yang telah dijelaskan maka dapat digambarkan bagan
paradigma dalam penelitian ini. Berikut ini bagan paradigma penelitian:

Ekspor
Konsumsi
Rumah Impor
Tangga

Pertumbuhan
Ekonomi

Gambar 1. Bagan Paradigma Penelitian

2.4 Hipotesis Penelitian


Berdasarkan tinjauan kajian pustaka yang ada, berikut hipotesis yang akan diuji
kebenarannya:
1. Konsumsi pemerintah berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia
2. Ekspor berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia
3. Impor berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia

8
BAB III

METODOLOGI

3.1 Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini menggunakan studi literatur tentang analisis indikator pertumbuhan
ekonomi Indonesia menggunakan metode error correction model. Penelitian ini
dilaksanakan di Indonesia dengan objek penelitian adalah negara Indonesia. Variabel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah PBD Indonesia, konsumsi rumah tangga,
ekspor, dan impor. Adapun definisi operasional variabel dalam penelitian ini disajikan
dalam Tabel 1.

Tabel 1. Definisi Operasional Variabel

Skala
Variabel Satuan Definisi Operasional
Data

PDB merupakan salah satu alat pengukur


pertumbuhan ekonomi. PDB pada dasarnya
merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang
diproduksi di Indonesia dalam periode tertentu, pada
PDB US$ penelitian ini periode tersebut adalah dalam kurun Rasio
waktu 1980 hingga 2020. PDB dalam penelitian ini
dinilai berdasarkan harga konstan tahun 2010 yang
didasarkan pada mata uang US$ dengan
mengguunakan kurs resmi tahun 2010

KRT merupakan nilai barang dan jasa yang


Konsumsi digunakan untuk pengeluaran KRT sehingga
Rumah terpenuhi kebutuhan individu maupun kelompok.
US$ Rasio
Tangga Nilai KRT yang diamati dalam penelitian ini adalah
(KRT) nilai KRT di Indonesia dalam kurun waktu 1980
hingga 2020.

Ekspor merupakan nilai barang dan jasa yang terjadi


Ekspor US$ karena adanya transaksi perdagangan antara Rasio
penduduk Indonesia dengan bukan penduduk

9
Indonesia. Nilai ekspor yang diamati dalam
penelitian ini adalah nilai ekspor di Indonesia dalam
kurun waktu 1980 hingga 2020. Adapun pada
penelitian ini, nilai ekspor dinilai berdasarkan harga
konstan tahun 2010 yang didasarkan pada mata uang
US$ dengan mengguunakan kurs resmi tahun 2010.

Impor merupakan nilai barang dan jasa yang terjadi


karena adanya transaksi perdagangan antara bukan
penduduk Indonesia dengan penduduk Indonesia.
Impor US$ Rasio
Nilai impor yang diamati dalam penelitian ini adalah
nilai impor di Indonesia dalam kurun waktu dari
tahun 1980 hingga tahun 2020.

3.2 Metode Pengumpulan Data


Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari situs World Bank. Jenis data yang
diperoleh adalah data time series dengan kurun waktu 1980 hingga 2020 dari variabel
PDB, konsumsi rumah tangga, ekspor, dan impor.

3.3 Metode Analisis

Metode analisis data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
data statistika deskriptif untuk mengetahui gambaran umum dari nilai PDB, impor,
ekspor, dan konsumsi rumah tangga dalam kurun waktu tahun 1980 hingga 2020. Selain
itu, analisis penelitian ini dilanjutkan dengan menggunakan metode analisis Error
Correction Model (ECM) untuk mengetahui pengaruh dalam jangka panjang maupun
jangka pendek dari variabel independen yang digunakan seperti konsumsi rumah tangga
terhadap variabel dependen yaitu PDB yang merupakan variabel untuk mengetahui
pertumbuhan ekonomi dalam kurun waktu 1980 hingga 2020.

3.3.1 Uji Stasioneritas


Unit root test adalah pengujian terhadap serangkaian data di tahap awal yang bertu‐
juan untuk mengetahui stationeritas data menggunakan uji Augmented Dickey-Fuller.

10
Data yang stasioner dibutuhkan agar hasil estimasi tidak bersifat palsu (suporious
regression). Apabila hasil uji ADF menyatakan bahwa nilai 𝑝 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 < 𝛼 maka data
telah stasioner (Dwi dkk, 2018).
𝑌𝑡 = 𝜌𝑌𝑡−1 + 𝑒𝑡 (2)
dimana 𝑌𝑡 adalah series yang stasioner terhadap waktu, 𝜌 konstanta, 𝑌𝑡−1 adalah
proporsi nilai lampau series yang bersangkutan, dan 𝑒𝑡 adalah nilai residual pada waktu
ke-t yang bersifat white noise.
3.3.2 Uji Derajat Integrasi
Uji derajat integrasi merupakan kelanjutan dari unit root test dan hanya diperlukan
apabila seluruh datanya belum stasioner pada derajat nol atau 𝐼(0). Uji derajat integrasi
digunakan untuk mengetahui pada derajat berapa data akan stasioner (Dwi dkk, 2018).
3.3.3 Uji Kointegrasi
Uji kointegrasi digunakan untuk mendeteksi hubungan jangka panjang antara variabel
bebas dan variabel terikatnya. Syarat umum untuk menerapkan teknik kointegrasi adalah
adanya kesamaan orde derajat integrasi diantara variabel-variabel yang akan digunakan
dalam model. Jika uji stasioneritas adalah uji unit root pada masing-masing variabel maka
uji kointegrasi adalah uji unit root pada residunya (Gujarati, 2013: 458).
3.3.4 Pembentukan Error Correction Model (ECM)
Pemodelan ECM merupakan salah satu cara untuk mengidentifikasi hubungan di
antara variabel yang bersifat non-stasionary dengan syarat pada sekelompok variabel
non-stasionary terdapat suatu kointegrasi, maka pemodelan ECM dinyatakan valid. Jika
terdapat kointegrasi diantara variabel-variabel maka terdapat hubungan atau
keseimbangan dalam jangka panjang antara variabel dependen dengan variabel-variabel
independen (Indang, 2018). Persamaan model jangka panjang ditunjukkan oleh:

𝐿𝑛𝑃𝐷𝐵𝑡 = 𝛽0 + 𝛽1 𝐿𝑛𝐾𝑅𝑇𝑡 + 𝛽2 𝐿𝑛𝐸𝑘𝑠𝑝𝑜𝑟𝑡 + 𝛽3 𝐿𝑛𝐼𝑚𝑝𝑜𝑟𝑡 + 𝜀𝑡 (3)

Sedangkan persamaan jangka pendek ditunjukkan oleh:

𝐷(𝐿𝑛𝑃𝐷𝐵𝑡 ) = 𝛽0 + 𝛽1 𝐷(𝐿𝑛𝐾𝑅𝑇𝑡 ) + 𝛽2 𝐷(𝐿𝑛𝐸𝑘𝑠𝑝𝑜𝑟𝑡 ) + 𝛽3 𝐷(𝐿𝑛𝐼𝑚𝑝𝑜𝑟𝑡 ) + 𝛽5 𝐸𝐶𝑇 + 𝜀𝑡 (4)

Keterangan:

𝐿𝑛𝑃𝐷𝐵𝑡 : variabel PDB pada periode ke-𝑡

𝐿𝑛𝐾𝑅𝑇𝑡 : variabel konsumsi rumah tangga pada periode ke-𝑡

𝐿𝑛𝐸𝑘𝑠𝑝𝑜𝑟𝑡 : variabel ekspor pada periode ke-𝑡

11
𝐿𝑛𝐼𝑚𝑝𝑜𝑟𝑡 : variabel impor pada periode ke-𝑡

𝐷 : difference pada ordo pertama

𝐸𝐶𝑇 : Error Correction Term (residual lag 1)

ECT merupakan residual yang timbul dalam metode ECM atau besarnya speed of
adjustment. Apabila koefisien ECT signifikan secara statistik dan koefisien ECT < 1
maka spesifikasi model yang digunakan valid.

3.3.5 Uji Asumsi Klasik


Sebelum melakukan estimasi pada model tersebut perlu dilakukan pengujian asumsi
klasik agar model persamaan yang di estimasi menghasilkan estimator yang tidak bias
dan konsisten. Berikut ini uji asumsi klasik:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
terikat dan variabel bebas kedua-duanya berdistribusi normal atau tidak. Ada
beberapa metode untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi residual salah
satunya adalah Jarque-Bera Test atau J-B test yaitu apabila probabilitas lebih
besar dari tingkat signifikansi maka variabel-variabel tersebut berdistribusi
normal (Rosadi, 2011: 35).
2. Uji Multikolinearitas
Model regresi yang baik tidak terjadi korelasi antara variabel-variabel
independen. Menurut Rosadi (2011) untuk mengetahui ada tidaknya
multikolinearitas dapat dilihat dari nilai variance inflation factor (VIF) atau faktor
inflasi penyimpangan baku kuadrat. Apabila nilai VIF tersebut lebih dari 10 maka
menandakan telah terjadi multikolinieritas.
3. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah situasi penyebaran data yang tidak sama atau tidak
samanya variansi sehingga uji signifikansi tidak valid. Salah satu cara untuk
mendeteksi heteroskedastisitas dalam model adalah dengan menggunakan Uji
White (White Test). Apabila probabilitas Obs*Rsquared lebih dari tingkat
signifikansi menunjukkan bahwa model estimasi regresi terbebas dari
heterokedastisitas (Gujarati, 2006: 94)
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk menguji model regresi ditemukan adanya
korelasi antara error pada periode t, dengan error pada periode 𝑡 − 1. Untuk
12
mengetahui ada tidaknya autokorelasi dalam suatu model regresi, dapat dilakukan
dengan uji Breusch-Godfrey Test dengan ketentuan nilai prob. Chi-Square lebih
dari taraf signifikansi 5% maka data dinyatakan tidak terdapat autokorelasi
(Rosadi, 2011: 71).
3.3.6 Pengujian Hipotesis
1. Uji Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari seluruh variabel
independent secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Apabila
𝑝𝑟𝑜𝑏𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐹 ≤ 𝛼 maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Dhita 2016).
2. Uji Parsial (Uji t)
Uji parsial digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel
independen secara individu dalam menjelaskan variabel dependen. Apabila
𝑝𝑟𝑜𝑏𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡 − 𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑐𝑡𝑖𝑐 ≤ 𝛼 maka dapat disimpulkan bahwa variabel
independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Dhita 2016).
3. Koefisien Determinasi (𝑅 2 )
𝑅 2 bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model ini menjelaskan
variabel dependen yang dihitung.

13
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik, 2021. Beranda: Produk Domestik Bruto (Lapangan Usaha).
Diakses dari https://www.bps.go.id/subject/11/produk-domestikbruto--lapangan-
usaha-.html pada tanggal 20 Desember 2021.

Bank Indonesia. 2016. Produk Domestik Bruto. Diakses dari https://www.bi.go.id pada
tanggal 20 Desember 2021.

Chalid, P. (2015, Februari 22). Modul 1 Teori Pertumbuhan. Retrieved from


http://repository.ut.ac.id/4601/1/MAPU5102-M1.pdf

Elia, D. N. (2016). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi


di Indonesia Tahun 1984-2013. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Fajrin, V. (2019). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi


di Pulau Madura. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.

Gujarati, D., & D.C., P. (2013). Dasar-dasar Ekonometrika Edisi 5. (Alih Bahasa:
Raden Carlos Mangunson). Jakarta: Salemba Empat.

Jhingan, M. (2012). Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: Rajawali Pers.

Lumonang, D. A., Masinambow, V., & Mandeij, D. (2018). Pengaruh Pertumbuhan


Produk Domestik Bruto dan Pertumbuhan Tingkat Bunga terhadap Pertumbuhan
Jumlah Tabungan di Indonesia Periode 2009.1-2017.4. Jurnal Berkala Ilmiah
Efisiensi .

Mankiw, N. G. (2006). Makroekonomi. Jakarta: Erlangga.

McEachern, W. A. (2000). Ekonomi Makro: Pendekatan Kontemporer. Jakarta:


Salemba Empat.

Rafiq, M. (2016). Pengaruh Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga, Investasi dan


Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Tahun
2001:T1-2010:T4 [Skripsi]. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Rosadi, D. (2011). Ekonometrika & Analisis Runtun Waktu Terapan dengan Eviews.
Yogyakarta: Andi.

Sartika, I. (2018). Penggunaan Metode Error Correction Model Dalam Analisis


Terhadap Indikator Untuk Mengukur Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun
1965-2016. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.

Sukirno, S. (2004). Makroekonomi Teori Pengantar (Ed. ke-3). Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.

14
Todaro, M., & C Stephen, S. (2006). Pembangunan Ekonomi Didunia Ketiga. Jakarta:
Erlangga.

Todaro, M., Smith, & Stephen C. (2003). Economic Development. UK: Pearson
Education Limited.

Waluyo, K. (2006). Pengaruh Utang Luar Negeri Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di


Indonesia Periode 1992-2004. Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

15

Anda mungkin juga menyukai