Anda di halaman 1dari 166

POTRET EKONOMI

INDONESIA
POTRET EKONOMI
INDONESIA

BADAN KEBIJAKAN FISKAL


KEMENTERIAN KEUANGAN
2021
POTRET EKONOMI
INDONESIA
2020
@2021, Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan

Penulis
Aktiva Primananda Hadiarta

Kontributor Data
Aktiva Primananda Hadiarta
Dhoni Siamsyah Fadillah Akbar

Penanggung Jawab
Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro

Editor
Hidayat Amir
Riznaldi Akbar

Foto Ilustrasi
Wahyu Budiarso

Redaksi
Pusat Kebijakan Ekonomi Makro

Penerbit
Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan

Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang


Dilarang memperbanyak, mencetak, ataupun menerbitkan sebagian
atau seluruh isi buku ini tanpa ijin tertulis dari penerbit

ISBN 978-623-6021-10-1

P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
KATA PENGANTAR

Buku Potret Ekonomi Indonesia 2020 ini merupakan terbitan ketiga dari Badan
Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, yang berisi data dan informasi
mengenai indikator-indikator ekonomi yang disajikan dalam bentuk infografis
dan narasi singkat. Buku ini mencoba menangkap wajah perekonomian
Indonesia sepanjang tahun 2020. Penyajian yang ringan dalam bentuk
infografis dimaksudkan agar informasi yang diberikan dapat lebih mudah
dipahami secara komprehensif oleh seluruh kalangan pembaca.

Berbagai indikator perekonomian dari berbagai aspek disajikan secara ringan


namun informatif, yang meliputi kinerja ekonomi, kependudukan (demografi),
kesejahteraan, ketenagakerjaan, gender, harga, investasi, neraca perdagangan,
neraca pembayaran, sektor keuangan, sektor riil, fiskal, serta peringkat
Indonesia di level dunia pada beberapa kategori capaian. Sumber data berasal
dari Badan Pusat Statistik, CEIC, Bloomberg, Bank Indonesia, Otoritas Jasa
Keuangan, Badan Koordinasi dan Penanaman Modal, PT. PLN (Persero),
asosiasi, World Bank, World Economic Forum, serta beberapa sumber lainnya.

Pandemi COVID-19 beserta dampaknya pada perekonomian yang mewarnai


perjalanan tahun 2020, disajikan pada bagian pertama buku ini. Beberapa
pengembangan pada buku ini dibandingkan edisi-edisi sebelumnya adalah
dengan mulai menyajikan lebih banyak data terpilah menurut jenis kelamin (sex
disaggregated data), khususnya pada indikator-indikator kependudukan,
kesejahteraan, dan ketenagakerjaan. Data terpilah merupakan data pembuka
wawasan tentang status, peran, dan kondisi laki-laki dan perempuan, serta
memegang peranan penting dalam pembangunan manusia berbasis gender
dan analisis gender lebih lanjut Selain itu, distribusi data secara spasial juga
lebih banyak disajikan untuk indikator-indikator yang mampu menangkap
fenomena pada aspek kewilayahan, sebagai langkah awal untuk lebih
memahami kompleksitas aspek ekonomi regional.

5
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
KATA PENGANTAR

Data dan informasi yang disajikan dalam buku ini diharapkan dapat menjadi
referensi bagi masyarakat luas, khususnya para pemangku kepentingan dalam
memahami kondisi perekonomian Indonesia di sepanjang tahun 2020, terlebih
bagi Badan Kebijakan Fiskal yang memiliki peran strategis sebagai perumus
kebijakan fiskal dan sektor keuangan yang antisipatif dan responsif untuk
mewujudkan masyarakat Indonesia sejahtera. Berbagai capaian dan tantangan
di tahun 2020 ini dapat dijadikan sebagai landasan dalam menghadapi
dinamika perekonomian di tahun selanjutnya.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada berbagai pihak yang telah
mendukung kelancaran terbitnya buku ini. Kritik dan saran yang membangun
sangat kami butuhkan untuk perbaikan ke depan dalam upaya menyajikan
data dan informasi yang baik dan komprehensif, sebagai bahan referensi untuk
melakukan analisis dan pengambilan kebijakan yang lebih baik lagi ke
depannya.

Jakarta, Maret 2021

Hidayat Amir
Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro
Badan Kebijakan Fiskal

6
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
DAFTAR ISI

1 Halaman cover

4 Halaman copyright

5 Kata Pengantar

7 Daftar Isi

13 Pendahuluan

15 BAB I INDIKATOR STRATEGIS NASIONAL

19 BAB II COVID-19

21 Kasus COVID-19 di Indonesia


22 Provinsi dengan Kasus COVID-19 Tertinggi
23 Kronologi Pandemi COVID-19 dan Respon Kebijakan
24 Cluster Program Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN)
25 Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
26 Perubahan Mobilitas Masyarakat
27 COVID-19 dan Ketenagakerjaan
28 COVID-19 dan Upah Buruh
29 PHK Akibat Pandemi COVID-19
30 Bekerja dari Rumah
31 Dampak COVID-19 Terhadap Kelompok Pendapatan
32 Sektor Usaha Paling Terdampak COVID-19
33 Kebijakan Operasional Perusahaan
34 Kebijakan Perusahaan Terkait Tenaga Kerja

35 BAB III KINERJA EKONOMI

37 Pertumbuhan Ekonomi
38 Pendapatan Per Kapita
39 PDB Menurut Pengeluaran (1)
7
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
40 PDB Menurut Pengeluaran (2)
41 PDB Menurut Lapangan Usaha (1)
42 PDB Menurut Lapangan Usaha (2)
43 Pertumbuhan Ekonomi Kewilayahan
44 Pertumbuhan Ekonomi Menurut Provinsi

45 BAB IV KEPENDUDUKAN (DEMOGRAFI)

47 Jumlah Penduduk dan Sex Ratio


48 Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Generasi
49 Distribusi Spasial Penduduk
50 Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio)
51 Status Pendidikan Penduduk (1)
52 Status Pendidikan Penduduk (2)
53 Status Literasi Penduduk
54 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Dan Angka Partisipasi Murni (APM)
55 Angka Kesakitan (Morbiditas) Penduduk
56 Kesehatan Anak
57 Kepemilikan Jaminan Kesehatan dan Jaminan Sosial
58 Akses Teknologi Informasi dan Komunikasi

59 BAB V KESEJAHTERAAN

61 Tingkat Kemiskinan
62 Kemiskinan Menurut Pulau
63 Garis Kemiskinan
64 Gini Ratio
65 Gini Ratio Menurut Wilayah
66 Distribusi Pengeluaran
67 Indeks Pembangunan Manusia dan Komponennya
68 Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia
69 Indeks Pembangunan Manusia Secara Kewilayahan
70 Rumah Tangga Penerima Kredit
71 Rumah Tangga Penerima Program Indonesia Pintar (PIP)
8
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
72 Rumah Tangga Penerima Bantuan Pangan
73 Rumah Tangga Penerima Program Keluarga Harapan (PKH)

75 BAB VI KETENAGAKERJAAN

77 Profil Ketenagakerjaan Indonesia Tahun 2020


78 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
79 Employment To Population Ratio (EPR)
80 Penduduk Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama
81 Penduduk Bekerja di Kegiatan Formal/Informal
82 Penduduk Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja
83 Pekerja Paruh Waktu
84 Setengah Pengangguran (Underemployment)
85 Penduduk Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi
86 Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama
87 Penduduk Bekerja Menurut Jenis Pekerjaan Utama
88 Tingkat Pengangguran Terbuka
89 Tren Tingkat Pengangguran Terbuka
90 Pengangguran Menurut Tingkat Pendidikan
91 Upah Buruh Nasional
92 Upah Buruh Menurut Lapangan Pekerjaan Utama
93 Upah Buruh Menurut Pendidikan dan Provinsi

95 BAB VII GENDER


97 Indeks Pembangunan Gender (IPG)
98 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)
99 Indeks Ketimpangan Gender (IKG)

101 BAB VIII HARGA


103 Inflasi Menurut Komponen
104 Inflasi Menurut Kelompok Pengeluaran
105 Nilai Tukar Petani
106 Harga Gabah dan Beras
107 Harga Minyak, Lifting Minyak, Lifting Gas
9
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
109 BAB IX INVESTASI

111 Realisasi PMDN dan PMA


112 Realisasi Investasi Berdasarkan Sektor dan Negara
113 Realisasi Investasi Spasial

115 BAB X NERACA PERDAGANGAN


117 Neraca Nilai Perdagangan
118 Nilai Ekspor
119 Ekspor Menurut Sektor dan Golongan Barang
120 Ekspor Menurut Negara Tujuan dan Provinsi Asal
121 Nilai Impor
122 Impor Menurut Golongan Barang

123 BAB XI NERACA PEMBAYARAN


125 Neraca Pembayaran

127 BAB XII SEKTOR KEUANGAN

129 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)


130 Obligasi Pemerintah
131 Net Foreign Buy
132 Nilai Tukar
133 Cadangan Devisa
134 Pertumbuhan Uang Beredar
135 Suku Bunga
136 Kredit
137 Dana Pihak Ketiga
138 Kinerja Perbankan

10
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
139 BAB XIII SEKTOR RIIL

141 Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur


142 Penjualan Eceran
143 Indeks Keyakinan Konsumen
144 Penjualan mobil
145 Penjualan motor
146 Konsumsi semen
147 Konsumsi listrik
148 Kunjungan Wisatawan
149 Akomodasi
150 Transportasi dan Perhubungan

151 BAB XIV FISKAL

153 Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

155 BAB XV PERINGKAT DUNIA

157 IMD World Competitiveness 2020


158 Kemudahan Berusaha (Ease of Doing Business)
159 World Happiness Index
160 Peringkat Kelayakan Investasi Indonesia

161 Penutup

163 Daftar Pustaka

11
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
PENDAHULUAN

Pandemi COVID-19 yang berlangsung sejak awal tahun 2020 telah menjadi
bencana kemanusiaan global dan berdampak pada perubahan tatanan
kehidupan serta menurunnya kinerja ekonomi di sebagian besar negara di
dunia, tak terkecuali Indonesia. Berbagai kebijakan pembatasan pergerakan dan
aktivitas masyarakat yang dijalankan banyak negara untuk membendung
masifnya penyebaran virus COVID-19, seperti travel ban, border shutdown,
hingga berbagai tingkatan lockdown, telah menyebabkan terganggunya
aktivitas ekonomi global, begitu pula pada perekonomian domestik.

Di Indonesia, eskalasi penyebaran COVID-19 yang cukup tinggi telah


menyebabkan efek domino pada aspek kesehatan, sosial, ekonomi, dan
keuangan. Langkah untuk flattening the curve COVID-19 memiliki konsekuensi
pada terganggunya aktivitas ekonomi dan penyerapan tenaga kerja,
terganggunya konsumsi, terhambatnya investasi, hingga penurunan
kesejahteraan. Gelombang pandemi telah memberikan tekanan pada
perekonomian Indonesia. Perekonomian yang pada beberapa tahun
sebelumnya tumbuh dalam rentang 5% per tahun menjadi tertekan, yang
tercermin dari perlambatan pertumbuhan ekonomi sejak triwulan I-2020,
dimana saat itu ekonomi hanya tumbuh 2,97% (y-o-y), dan terus menurun
signifikan pada triwulan II-2020 dengan tumbuh negatif 5,32% (y-o-y).

COVID-19 merupakan kejadian extraordinary yang mempengaruhi seluruh


aspek kehidupan bangsa. Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
untuk mengendalikan penyebaran wabah telah menimbulkan dampak luar
biasa kepada perekonomian dan dunia usaha. Penurunan kinerja ekonomi
terjadi baik dari sisi supply maupun demand. Kondisi ini mendorong respon
kebijakan Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional yang juga
diarahkan pada perbaikan dari sisi demand dan supply, sebagai benteng
perlindungan kesehatan, sosial, UMKM, dunia usaha, dan sektor keuangan.

13
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
PENDAHULUAN

Secara bertahap, kegiatan sosial ekonomi masyarakat di Indonesia kembali


digerakkan sejak Juni 2020 dengan tatanan baru, serta lebih waspada dengan
protokol kesehatan. Sinyal positif pemulihan ekonomi mulai tampak. Dari sisi
penawaran, industri manufaktur mulai mengalami peningkatan produksi. Pada
sisi permintaan, indikator penjualan ritel dan keyakinan konsumen berangsur
mulai membaik. Kondisi tersebut mendorong perbaikan pada kontraksi
pertumbuhan ekonomi di triwulan III dan IV-2020, sehingga untuk keseluruhan
tahun 2020 perekonomian Indonesia terkontraksi sebesar 2,19% (y-o-y).

Tiada satupun negara yang siap menghadapi pandemi yang datang secara tak
terduga, termasuk Indonesia. Membendung wabah sekaligus menyelamatkan
ekonomi, menjadi keseluruhan cerita di tahun 2020, dengan diwarnai oleh
dinamika berbagai indikator ekonomi, sosial, dan keuangan yang terdampak
akibat pandemi.

14
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB
I
BAB 1 INDIKATOR STRATEGIS NASIONAL

INDIKATOR STRATEGIS 2020

Pertumbuhan Produk Domestik Pendapatan


Ekonomi Bruto (PDB) per Kapita

Rp56,9 juta
-2,07% Rp15.434,2 triliun
(USD 3.911,7)

Inflasi Nilai Tukar Tingkat Kemiskinan

1,68% (yoy) Rp14.105/USD 10,19%

Gini Ratio Tingkat Indeks


Pengangguran Pembangunan
Terbuka Manusia

0,385 7,07% 71,94

17
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB
II
BAB 2 COVID-19

KASUS COVID-19 DI INDONESIA


Hingga 31 Desember 2020

743.198 611.097 22.138


Orang dinyatakan Orang dinyatakan Orang dinyatakan
positif COVID-19 sembuh dari COVID-19 meninggal

109.963 68.316 510


Kasus aktif Kasus suspek Kabupaten/ kota terjangkit
dari 514 kabupaten/ kota

Dinyatakan wafat karena infeksi COVID-19 per 31 Desember 2020.


Di antaranya adalah 228 orang dokter, 15 dokter gigi, dan 167 perawat.

Dari 228 dokter yang wafat :


127 dokter umum dengan 4 di antaranya adalah guru besar,
532 tenaga 98 dokter spesialis dengan 7 di antaranya adalah guru besar,
kesehatan dan 3 orang residen. Sumber: Lapor COVID-19, IDI

Perkembangan kasus ( hingga 31 Desember 2020 )


743,198
611,097
Total kasus
Total sembuh

Total kematian

22,138
Mar Apr Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
Sumber: Kementerian Kesehatan
21
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
22
18-mar 18-mar 18-mar
30-mar 30-mar 30-mar
11-apr 11-apr 11-apr
23-apr 23-apr 23-apr
5-may 5-may 5-may
17-may 17-may 17-may
29-may 29-may 29-may
10-jun 10-jun 10-jun
22-jun 22-jun 22-jun

Jumlah kasus
4-jul 4-jul 4-jul

Jumlah sembuh
16-jul 16-jul 16-jul

Jumlah meninggal
28-jul 28-jul 28-jul Rata-rata Bergerak 7
hari kasus baru (RHS)
9-aug 9-aug 9-aug
21-aug 21-aug 21-aug
2-sep 2-sep 2-sep
14-sep 14-sep 14-sep

Jawa Barat
DKI Jakarta

26-sep 26-sep 26-sep


8-oct 8-oct 8-oct

Sulawesi Selatan
20-oct 20-oct 20-oct
1-nov 1-nov 1-nov
13-nov 13-nov 13-nov
164,787

25-nov 25-nov 25-nov

26,816
70,788
7-dec 7-dec 7-dec
19-dec 19-dec 19-dec

31,047

594
3,270

1,172
31-dec 31-dec 31-dec

100
200
300
400
500
600
200
400
600
800
1000
83,579 1200
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
187,735 2000

0
0
0

18-mar 18-mar 18-mar


30-mar 30-mar 30-mar
11-apr 11-apr 11-apr
23-apr 23-apr 23-apr
COVID-19

5-may 5-may 5-may


17-may 17-may 17-may
29-may 29-may 29-may

P O T R E T
10-jun 10-jun 10-jun
22-jun 22-jun 22-jun
Jumlah kasus

4-jul 4-jul Jumlah sembuh 4-jul


16-jul 16-jul Jumlah meninggal
16-jul
(HINGGA 31 DESEMBER 2020)

Rata-rata Bergerak 7

28-jul 28-jul 28-jul


hari kasus baru (RHS)

9-aug 9-aug 9-aug


21-aug 21-aug 21-aug
2-sep 2-sep 2-sep

E K O N O M I
14-sep 14-sep 14-sep
Jawa Timur

Jawa Tengah

26-sep 26-sep 26-sep

Kalimantan Timur
8-oct 8-oct 8-oct
20-oct 20-oct 20-oct
PROVINSI DENGAN KASUS COVID-19 TERTINGGI

1-nov 1-nov 1-nov


13-nov 13-nov 13-nov
72,135

54,409

25-nov 25-nov 25-nov

22,691
7-dec 7-dec 7-dec

743
3,562

19-dec 19-dec 19-dec


5,827

81,716

I N D O N E S I A
27,076
31-dec 31-dec 31-dec
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
84,152 2000

200
400
600
800
1000
1200

100
200
300
400
500
600

Sumber: Kementerian Kesehatan

2 0 2 0
BAB 2
BAB 2 COVID-19

KRONOLOGI PANDEMI COVID-19 DAN RESPON KEBIJAKAN

31 Des 2019 – 5 Februari 2020 11 Maret 2020 29 Maret 2020 7 September 2020
3 Jan 2020 Penutupan Penetapan COVID- Pembentukan Pembentukan Tim
Penemuan 5 pasien penerbangan dari 19 sebagai Gugus Daerah Nasional
kasus di Wuhan dan ke Tiongkok oleh pandemi oleh WHO Percepatan
Pemerintah Indonesia Pengembangan
Vaksin

4 Januari 2020 2 Maret 2020 13 Maret 2020 20 Juli 2020


Pencatatan kasus Penemuan 2 pasien Pembentukan Pembentukan Komite
pertama di WHO kasus pertama di Gugus Tugas Penanganan COVID-19
Indonesia Nasional dan Pemulihan Ekonomi
Nasional

Biaya penanganan COVID-19 mencapai Rp 695,2 triliun

+ Pelaksanaan program-
- Rp 10 T Rp 405 T Rp 669 T program Komite
Stimulus ekonomi untuk Stimulus sektor rill Tambahan belanja negara Penanganan COVID-19
mengendalikan dampak dengan pemetaan untuk biaya penanganan dan Pemulihan Ekonomi
terkait lalu lintas orang, sektor terdampak COVID-19 Nasional (KPC PEN)
barang, dan uang

Februari April Juni Agustus

Maret Mei Juli

+
- Rp 128 T Exit strategy dan protokol Rp 695,2 T
Stimulus ekonomi I, II dan kesehatan untuk Penanganan COVID-19
lanjutan pada kelompok pelonggaran PSBB serta pemulihan dan
terdampak transformasi ekonomi

Sumber: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian Keuangan


23
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
COVID-19 BAB 2

CLUSTER PROGRAM PENANGANAN COVID-19 DAN


PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL (PC-PEN)

Kesehatan Perlindungan
Rp 96,17 T Sosial
Rp 230,7 T

PC-PEN 2020
Sektoral
K/L dan
Pemda Insentif
Rp 70,68 T Usaha
Rp 120,6 T

Rp 695,2 T

Dukungan
Pembiayaan
UMKM Korporasi
Rp 115,82 T
Rp 61,22 T

Realisasi Program PEN 2020 Mencapai Rp 579,78 T (83,4% dari Rp 695,2 T)

KESEHATAN PERLINDUNGAN SOSIAL SEKTORAL K/L DAN


Realisasi sementara Realisasi sementara PEMDA
Realisasi sementara
Rp 63,51 T Rp 220,39 T Rp 66,59 T
 Tujuan: insentif nakes serta belanja  Tujuan: dukungan daya beli untuk  Tujuan: merupakan program untuk
intervensi penanganan COVID-19 menekan laju kemiskinan dan dukungan Pemda serta K/L dalam
(sarpras, biaya klaim dan vaksin) kesenjangan proses pemulihan ekonomi
 Tidak termasuk Silpa earmark Rp  Target untuk KPM pada DKTS, perkara  Termasuk dukungan pariwisata,
terdampak, serta peserta dan tenaga padat karya K/L, DID Pemulihan, DAK
47,07 T *untuk program vaksinasi
didik Fisik, serta Food Estate
2021

DUKUNGAN UMKM PEMBIAYAAN KORPORASI INSENTIF USAHA


Realisasi sementara Realisasi sementara
Realisasi sementara Rp 56,12 T
Rp 112,44 T Rp 60,73 T  Tujuan: insentif perpajakan untuk
 Tujuan: menopang permodalan dan menjaga keberlangsungan dunia usaha
cashflow agar tetap survive dan dapat  Tujuan: dukungan korporasi melalui serta daya beli masyarakat (PPh 21 DTP)
BUMN & penjaminan kredit modal kerja
melakukan jump start pada masa  Analis Awal: insentif fiskal memberikan
pemulihan  PMN untuk 6 BUMN dan 2 Lembaga pengaruh kelangsungan usaha WP
 Tidak termasuk Slipa earmark Rp 3,87 T* (LPEI dan LPI/INA) serta pinjaman untuk  Tidak termasuk yang dicatat dalam
untuk pendanaan dukungan UMKM/ 5 BUMN dalam rangka PEN telah realisasi PEN penerimaan perpajakan
Korporasi 2021 direalisasi pada akhir Desember 2020 Rp 64,49T*
Sumber: Kementerian Keuangan
24
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB 2 COVID-19

PEMBATASAN SOSIAL BERSKALA BESAR (PSBB)


10 April – 10 Sep 17 April – 28 Mei 22 April – 5 Mei 24 Apr – 22 Mei 28 Apr – 8 Juni
Jakarta Riau: Kota Pekanbaru Jabar: Kota Bandung, Kota Sulsel: Kota Makassar Jatim: Kota Surabaya,
Cimahi, Kab Bandung, Kab Kab Sidoarjo, dan Kab
Bandung Barat, dan Kab Gresik
Sumedang
15 April – 29 Mei 18 April – 8 Agst 22 Apr – 5 Mei 24 Apr – 31 Mei 4 – 17 Mei
Jabar: Kota Depok, Banten: Kota Sumbar Kalsel : Kota Sulsel: Kab Gowa
Kota Bogor, Kab Tangerang, Kab Banjarmasin
Bogor, Kota Bekasi, Tangerang dan Kota
dan Kab Bekasi Tangerang Selatan
23 Apr – 23 Mei 26 Apr – 4 Juli
Jateng: Kota tegal Kaltara : Kota Tarakan

4 Mei – 1 Juni 11 – 25 Mei 18 – 31 Mei 30 Mei – 26 Juni 12 Okt – 3 Jan 2021


Gorontalo Kalteng: Kota Jatim : Kota Malang, Jabar: Non- Jakarta
Palangkaraya Kab Malang, dan Bodebek
Kota Batu
6 – 29 Mei 12 Mei – 10 Juni 15 – 28 Mei 14 Sept – 11 Okt
Riau : Kab Kampar, Kab
27 Okt – 20 Jan 2021
Jabar Sulteng : Kab Buol Jakarta
Pelalawan, Kab Siak, Kab
Bengkalis, & Kota Dumai
Bodebek
Sumsel : Kota Palembang
& Kota Prabumulih

16 –29 Mei 30 Mei – 31 Agst 15 Sept – 26 Okt


Kalsel : Kab Banjar, Jabar : Bodebek Bodebek
Kab Batola, Kota
Banjarbaru
Daerah yang pertama kali menerapkan kebijakan PSBB adalah DKI Jakarta secara resmi pada 10
April 2020. Kebijakan Work From Home (WFH) dan PSBB berhasil menekan mobilitas masyarakat ke
tempat umum, dimana pergerakan masyarakat ke tempat perdagangan retail dan rekreasi
berkurang hingga 70%, dan penggunaan transportasi umum menurun sekitar 79%.
WFH PSBB
15% 73% WFH PSBB
8% 34% WFH PSBB
20 40 30
16% 70%
Indeks Mobilitas (%)

Indeks Mobilitas (%)

Indeks Mobilitas (%)

0 30 10

-20 20 -10

-40 10 -30

-60 0 -50

-80 -10 -70


Maret April Maret April Maret April

Mobilitas di tempat perdangangan


Mobilitas di tempat kerja Mobilitas di rumah
retail & rekreasi

WFH PSBB WFH PSBB


WFH PSBB 23% 61%
30 20 20
27% 79%
3% 46%
Indeks Mobilitas (%)

Indeks Mobilitas (%)


Indeks Mobilitas (%)

0 0
10
-20 -20
-10
-40 -40

-30
-60 -60

-50 -80 -80


Maret April Maret April Maret April

Mobilitas di tempat belanja


Mobilitas di taman Mobilitas di tempat Transit
kebutuhan sehari -hari

Sumber: - Tim Pemantauan COVID-19 Kementerian Keuangan


- Tinjauan Big Data Terhadap Dampak COVID-19, BPS
25
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
COVID-19 BAB 2

PERUBAHAN MOBILITAS MASYARAKAT


Perubahan Mobilitas Harian Setelah Diberlakukan WFH
Sejak diberlakukannya kebijakan Work
From Home (WFH) secara nasional pada
16 Maret 2020, terjadi tren peningkatan
aktivitas masyarakat di rumah, yaitu
sekitar 9,5% per harinya. Sementara
Tempat Kerja Rumah aktivitas di tempat kerja cenderung
mengalami penurunan rata-rata 16,5%
16,5 % 9,5 % per harinya.

Perubahan Mobilitas Bulanan (%mtm)

8.73
4.28 3.07 Increase
1.87 1.76

Decrease
-0.57 -1.87 -0.23
Total
-8.77

-18.94

Feb mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

Seiring pelonggaran PSBB, pemulihan aktivitas masyarakat ditunjukkan dengan semakin meningkatnya aktivitas
di luar rumah, seperti di tempat perdagangan retail, rekreasi, tempat belanja kebutuhan sehari-hari, dan
transportasi, serta mobilitas di rumah yang mengalami penurunan. Tren mobilitas masyarakat cenderung
mendekati posisi sebelum terjadi pandemi COVID-19.

Mobilitas Bulanan per Item


Retail and Recreation Grocery and Pharmacy Park
(3,0)
(0,1)

(1,0) (0,3)
(3,5) (2,3) (0,5)
(1,7) (2,6) (4,9)
(6,6) (5,6) (7,6)
(10,4) (11,5)
(13,5) (12,5) (12,7)
(14,6) (14,9) (15,8) (16,0)
(17,7) (17,3)(18,0)(16,3)
(21,1)
(22,7)
(24,7)
(35,1)
(37,8) (36,8)
(38,8)

Feb mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

Transit Station Workplace Resident


(16,7)(17,0)
(12,5)(11,4)
(10,3)(11,8) (9,8) (7,3) (9,2)
(6,7)
(3,1)
(0,1) (0,9)

(10,1)
(19,8)
(26,4) (20,0) (20,7)(18,9) (21,0) (21,4)
(31,9) (36,0) (21,4) (23,0)
(35,3) (32,2)(29,3) (33,0)
(34,4)
(43,2)

Sumber: - Google Mobility Report dan Kementerian Keuangan


(56,8) (55,7) - Tinjauan Big Data Terhadap Dampak COVID-19, BPS
26
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB 2 COVID-19

Karyawan yang dirumahkan akibat COVID-19 hingga Agustus 2020 sebanyak 1,77
juta orang
Dampak COVID-19 Terhadap Penduduk Usia Kerja, Agustus 2020

Dari total penduduk usia kerja


sebanyak 203,97 juta orang,
persentase penduduk usia kerja 29,12
yang terdampak COVID-19 sebesar Juta Orang
14,28% yaitu 29,12 juta orang
Laki-laki 18,03 juta orang
Keterangan:
 Pengangguran karena COVID-19 adalah Perempuan 11,09 juta orang
penganggur yang pernah berhenti bekerja karena
Perkotaan 20,28 juta orang
COVID-19 selama bulan Februari – Agustus 2020.
 Bukan Angkatan Kerja (BAK) karena COVID-19 Perdesaan 8,84 juta orang
adalah penduduk usia kerja yang termasuk dalam
kategori bukan angkatan kerja dan pernah
berhenti bekerja karena COVID-19 selama bulan
Februari – Agustus 2020.
 Sementara Tidak Bekerja karena COVID-19 adalah
penduduk bekerja namun karena COVID-19
menjadi sementara tidak bekerja. 2,56 0,76 1,77 24,03
Juta Orang Juta Orang Juta Orang Juta Orang

Pengagguran Bukan Angkatan kerja Sementara Tidak Bekerja dengan


Karena COVID-19 (BAK) Karena COVID- Bekerja Karena Pengurangan Jam
19 COVID-19 Kerja (Shorter Hours)
Karena COVID-19
Laki-laki 1,95 juta orang Laki-laki 0,23 juta orang Laki-laki 1,09 juta orang Laki-laki 14,76 juta orang

Perempuan 0,62 juta orang Perempuan 0,52 juta orang Perempuan 0,68 juta orang Perempuan 9,27 juta orang

Perkotaan 1,66 juta orang Perkotaan 0,53 juta orang Perkotaan 1,27 juta orang Perkotaan 16,82 juta orang

Perdesaan 0,90 juta orang Perdesaan 0,23 juta orang Perdesaan 0,50 juta orang Perdesaan 7,21 juta orang

Penduduk usia kerja yang terdampak COVID-19 paling besar adalah karena pengurangan
jam kerja, sebanyak 24,03 juta orang.
Penduduk usia kerja yang terdampak COVID-19 lebih banyak pada laki-laki (18,03 juta
orang), dan yang tinggal di perkotaan (20,28 juta orang).
Dampak COVID-19 Penduduk Usia Kerja Menurut Kelompok Umur Agustus 2018 – Agustus 2020

79,76 81,67
68,08
63,07

34,01
18,22 12,16 11,34
13,70 8,08 6,99
2,92
Pengangguran Karena BAK Karena COVID-19 Sementara Tidak Bekerja Pengurangan Jam Kerja
COVID-19 Karena COVID-19 Karena COVID-19
15-24 Tahun 25-29 Tahun 60 Tahun keatas

Kelompok umur dewasa (25-59 tahun) merupakan kelompok umur yang paling banyak
terdampak COVID-19 pada semua komponen.
Sementara kelompok umur muda (15-24 tahun) terdampak paling besar sebagai penganggur
yang pernah berhenti bekerja karena COVID-19 selama bulan Februari-Agustus 2020
Sumber: Berita Resmi Statistik BPS
27
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
COVID-19 BAB 2

COVID-19 DAN UPAH BURUH

Pandemi COVID-19 berdampak pada penurunan upah buruh di seluruh lapangan pekerjaan, yang
disebabkan oleh berbagai kebijakan perusahaan, di antaranya perubahan jam kerja, merumahkan
buruh/pegawai dengan pemotongan upah, serta kebijakan lainnya.

Persentase Perubahan Rata-rata Upah Buruh Menurut Lapangan Pekerjaan


Utama, Agustus 2019 – Agustus 2020

-17,28% Akomodasi dan Makan Minum


-15,70% Real estat
-12,13% Transportasi dan Pergudangan
-7,97% Informasi dan Komunikasi
-7,72% Pengadaan Listrik dan Gas
-7,13% Industri Pengolahan
-6,00% Pertambangan dan Penggalian
-5,94% Pertanian, Kehutanan, Perikanan
-4,69% Administrasi Pemerintahan
-4,32% Jasa lainnya
-4,17% Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
-4,08% Perdagangan Besar dan Eceran
-2,46% Jasa Perusahaan
-2,05% Jasa Pendidikan
-1,77% Jasa Keuangan dan Asuransi
-1,41% Pengadaan Air
-0,47% Konstruksi

Upah buruh pada lapangan usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum paling terdampak
pandemi, dimana rata-rata upah buruh pada sektor ini turun 7,28%, seiring kebijakan pembatasan
sosial yang berdampak pada penurunan mobilitas masyarakat dan lesunya aktivitas pariwisata.

Provinsi dengan Penurunan Upah Tertinggi

Bali 17,91%

Kep. Bangka Belitung 16,98%

Nusa Tenggara Barat 8,95%

Provinsi Bali yang basis ekonominya ada pada sektor pariwisata mengalami dampak pandemi yang
paling parah, sehingga menyebabkan upah buruh turun hingga 17,91%.

Sumber: Berita Resmi Statistik BPS


28
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB 2 COVID-19

PHK AKIBAT PANDEMI

Hasil survei terhadap 87.379 responden menunjukkan bahwa 2,52% responden


mengalami PHK akibat perusahaan/tempat usaha dimana ia bekerja tutup. Sedangkan
18,34% diantaranya bekerja, namun sementara dirumahkan.

PERSENTASE STATUS BEKERJA RESPONDEN

22,74%
Bekerja
2,52%
Bekerja, sementara dirumahkan

Terkena PHK
18,34%
Tidak Bekerja

56,40%

3,18% dari responden 1,87% dari responden


laki-laki ter-PHK Perempuan ter-PHK

Sumber: Hasil Survei Sosial Demografi Dampak COVID-19, BPS


29
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
COVID-19 BAB 2

BEKERJA DARI RUMAH


Pemberlakuan pembatasan sosial diikuti pemberlakuan kebijakan bekerja dari rumah atau Work
From Home (WFH) oleh sejumlah institusi dan pelaku usaha.

39,09% 34,76% 7,07% 19,06%

WFH, TAPI MASIH ADA PEKERJAAN TIDAK


SELALU WFH SEJAK MASUK SEPERTI
JADWAL MASUK MEMUNGKINKAN
DITETAPKAN BIASA
KANTOR WFH

Tidak semua pekerjaan memungkinkan untuk penerapan WFH. Semakin tinggi pendidikan responden
survei, semakin memungkinkan untuk penerapan WFH atas pekerjaan yang dimilikinya.

PERSENTASE RESPONDEN YANG WFH MENURUT PENDIDIKAN TERAKHIR


100
Tidak memungkinkan WFH

Masuk seperti biasa

80
Masih ada jadwal masuk kantor

Selalu WFH sejak ditetapkan

60

40

20

0
SD-SMP SMA/SMK DIPLOMA S1+

Sumber: Hasil Survei Sosial Demografi Dampak COVID-19, BPS


30
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB 2 COVID-19

DAMPAK COVID-19 TERHADAP KELOMPOK PENDAPATAN

Masyarakat miskin, rentan miskin, dan yang bekerja di sektor informal merupakan yang
paling terdampak dari pandemi COVID-19.

70,53% 70,53 responden dalam kelompok


berpendapatan rendah (<=1,8 jt)
mengaku mengalami penurunan
<= 1,8 jt pendapatan.

46,77% 37,19% 31,67%

1,8-3,0 jt 3,0-4,8 jt 4,8-7,2 jt

30,34%
3 dari 10 responden kelompok
berpendapatan tinggi mengaku
mengalami penurunan pendapatan
>7,2 jt

Sumber: Hasil Survei Sosial Demografi Dampak COVID-19, BPS


31
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
COVID-19 BAB 2

SEKTOR USAHA PALING TERDAMPAK COVID-19

PERSENTASE PERUSAHAAN YANG MENGALAMI


PENURUNAN PENDAPATAN

3 SEKTOR USAHA TERTINGGI

Akomodasi dan Makan Minum

3 SEKTOR USAHA TERENDAH 92,47%

Jasa Lainnya
Air dan Pengelolaan Sampah

68% 90,90%

Listrik dan Gas Transportasi dan Pergudangan

67,85% 90,34%

Persentase perusahaan yang


Real Estate mengalami penurunan
pendapatan pada sektor usaha
59,15% yang lain berkisar antara 70,67%
sampai 87,93%

PERSENTASE PERUSAHAAN YANG MENGALAMI PENURUNAN


PENDAPATAN MENURUT PROVINSI

Banten DKI DIY BALI


86,91% 86,55% 89,69% 92,18%

Provinsi Bali, DI Yogyakarta, Banten, dan DKI Jakarta adalah empat provinsi yang
pelaku usahanya paling banyak mengalami penurunan pendapatan

Sumber: Analisis Hasil Survey Dampak COVID-19 Terhadap Pelaku Usaha, BPS
32
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB 2 COVID-19

KEBIJAKAN OPERASIONAL PERUSAHAAN


Pemberlakuan physical distancing dan PSBB di beberapa wilayah akibat
pandemi berimbas pada operasional perusahaan.

8,76% Berhenti beroperasi

Beroperasi dengan penerapan


5,45% WFH (remote atau teleworking)
untuk SEBAGIAN pegawai
Beroperasi dengan penerapan
2,05% WFH (remote atau teleworking)
untuk SELURUH pegawai
Beroperasi dengan
24,31 pengurangan kapasitas (jam
% kerja, mesin dan tenaga kerja)
0,49% Beroperasi bahkan melebihi
kapasitas sebelum COVID-19

58,95% Masih beroperasi seperti biasa


Secara umum 6 dari setiap 10
perusahaan masih beroperasi PERSENTASE PERUSAHAAN MENURUT STATUS
seperti biasa OPERASIONAL PADA SAAT SURVEY

Persentase Perusahaan yang Masih Beroperasi Seperti Biasa Berdasarkan Sektor

Air dan Pengelolaan Pertanian dan Perdagangan dan Pertambangan dan


Sampah Peternakan Real Estate Listrik dan Gas Reparasi Kendaraan Penggalian
77,68% 76,63% 76,54% 73,65% 69,06% 66,91%

Transportasi dan Informasi dan Akomodasi dan


Jasa Keuangan Jasa Kesehatan Jasa Perusahaan Pergudangan Komunikasi Makan Minum
66,33% 64,53% 59,45% 58,75% 58,29% 51,91%

Jasa Lainnya Industri Pengolahan Konstruksi Jasa Pendidikan


50,50% 49,42% 47,81% 27,29%

Sekitar 77 dari setiap 100 perusahaan di sektor Pengadaan Air dan Pengelolaan Limbah; Pertanian,
Peternakan dan Perikanan; dan Real Estat masih beroperasi seperti biasa.

Sumber: Analisis Hasil Survey Dampak COVID-19 Terhadap Pelaku Usaha, BPS
33
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
COVID-19 BAB 2

KEBIJAKAN PERUSAHAAN TERKAIT TENAGA KERJA


Perusahaan memilih untuk mengurangi jumlah
35,56% pegawai yang bekerja
Perusahaan memilih untuk tidak mengurangi
62,29% /menambahkan jumlah pegawai yang bekerja
Perusahaan memilih untuk menambakan jumlah
35,56% pegawai yang bekerja

PERSENTASE PERUSAHAAN YANG MENGURANGI PEGAWAI DI TENGAH PANDEMI

Akomodasi dan Air dan Pengelolaan


Industri Pengolahan Konstruksi Makan Minum Sampah Jasa Keuangan Listrik dan Gas
52,23% 51,37% 50,52% 18,79% 18,26% 15,30%

Pengurangan jumlah pegawai relatif


lebih banyak terjadi pada usaha
menengah dan besar

UMK UMB
33,23% 46,64%

Ada berbagai upaya perusahaan untuk tetap mempertahankan tenaga kerjanya meskipun aktivitas
perusahaan sangat terdampak oleh pandemi. Keputusan untuk melakukan PHK cenderung adalah
langkah terakhir yang diambil terhadap tenaga kerjanya.

Pengurangan jam kerja


adalah Langkah yang relative
banyak diambil oleh
perusahaan dibandingkan
pilihan lainnya

32,66%
17,06%
12,83%
3,69% 6,46%
Dirumahkan (dibayar Dirumahkan (dibayar Memberhentikan Dirumahkan (tidak Pengurangan jam
penuh) sebagian) pekerja dalam jangka dibaya ) kerja
waktu singkat
Sumber: Analisis Hasil Survey Dampak COVID-19 Terhadap Pelaku Usaha, BPS
34
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB
III
BAB 3 KINERJA EKONOMI

PERTUMBUHAN EKONOMI

Perekonomian Indonesia 2020


Rp15.434,2 triliun
(PDB Atas Dasar Harga Berlaku)

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

10
5.02 5.07 5.17 5.02
5

-5 -2.07
2016 2017 2018 2019 2020
(%, yoy)

Pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2020 mengalami kontraksi


sebesar 2,07%. Pertumbuhan minus ini adalah yang pertama kalinya setelah 22 tahun
(setelah krisis 1998). Kontraksi ini merupakan dampak dari pandemi COVID-19 yang
melanda seluruh dunia termasuk Indonesia.

Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2020

5 2.97
0

-5 -2.19
-3.49
-10
-5.32
Q1 Q2 Q3 Q4
(%, yoy)

Pertumbuhan ekonomi triwulan IV-2020 terkontraksi sebesar -2,19% (yoy), tetapi


mengalami perbaikan dibandingkan pertumbuhan ekonomi triwulan III-2020 yang
terkontraksi sebesar 3,49% (yoy).

Sumber: Berita Resmi Statistik BPS


37
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
KINERJA EKONOMI BAB 3

PENDAPATAN PER KAPITA

Pendapatan Per Kapita (ADHB) Indonesia

59,1 56,9
56,0 4.174,5
3.927,3 3.911,7

2018 2019 2020


Juta Rupiah USD

Pandemi COVID-19 menekan pendapatan rata-rata masyarakat Indonesia,


hingga turun menjadi sebesar RP 56,9 juta (USD 3.911,7) per kapita pada
tahun 2020, lebih rendah dari tahun 2019.

Sumber: Berita Resmi Statistik BPS


38
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB 3 KINERJA EKONOMI

PDB MENURUT PENGELUARAN (1)

Pertumbuhan Ekonomi Menurut Pengeluaran (%, yoy)


15.00%
10.62%
10.00%
5.04% 4.45%
5.00% 3.26%
1.94%
0.00%
-0.86%
-5.00% -2.63%
-4.29% -4.95%
-10.00% -7.70% -7.39%

-15.00%
-14.71%
-20.00%
2019 2020
Konsumsi Pembentukan
Konsumsi Konsumsi
Rumah Modal Tetap Expor Impor
LNPRT Pemerintah
Tangga Bruto (PMTB)

Pada tahun 2020, seluruh komponen pengeluaran tumbuh negatif, kecuali Konsumsi
Pemerintah. Kontraksi terdalam terjadi pada komponen Ekspor sebesar -7,7%,
sementara komponen Impor terkontraksi 14,71%.

Struktur PDB Menurut Pengeluaran Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2020
1,15%
Konsumsi rumah tangga
31,73%
Pembentukan modal tetap bruto
(PMTB)
Konsumsi Pemerintah

Konsumsi LNPRT

Net Expor
9,29%
57,66% Struktur PDB Indonesia menurut pengeluaran
masih didominasi oleh komponen Konsumsi
1,30% Rumah Tangga yang berkontribusi pada lebih
dari separuh PDB Indonesia, yaitu sebesar
57,66%.
Sumber: Berita Resmi Statistik BPS
39
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
KINERJA EKONOMI BAB 3

PDB MENURUT PENGELUARAN (2)

PDB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran Tahun 2020

8.900,00

4.897,80

2.649,80 2.472,90

1.433,70

201,30

Konsumsi Konsumsi Konsumsi Pembentukan Ekspor Impor


Rumah Tangga LNPRT Pemerintah Modal Tetap
Bruto (PMTB)

Sumber: Berita Resmi Statistik BPS


40
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB 3 KINERJA EKONOMI

PDB MENURUT LAPANGAN USAHA (1)


Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan Usaha

15.00%
10.58% 11.60%
10.00%
4.94%
5.00% 3.25% 2.32% 2.63%
1.75%
0.00%
-0.03%
-5.00% -1.95%-2.93% -2.34%
-3.26% -3.72% -4.10%
-5.44%
-10.00%
-10.22%
-15.00%
-15.04%
-20.00%

Jasa Pendidikan
Pertanian, Kehutanan, Perikanan

Konstruksi

Informasi dan Komunikasi

Jasa Keuangan dan Asuransi

Real Estate

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial


Industri Pengolahan

Pengadaan Air

Perdagangan

Akomodasi dan Makan Minum

Administrasi Pemerintahan
Jasa Perusahaan

Jasa lainnya
Pengadaan Listrik dan Gas
Pertambangan dan Penggalian

Transportasi dan Pergudangan

2019 2020

Lapangan Usaha yang mengalami kontraksi pertumbuhan terdalam


adalah Transportasi dan Pergudangan (-15,04%), serta Akomodasi
dan Makan Minum (-10,22%). Hal ini seiring pandemi COVID-19
yang mendorong diterapkannya berbagai kebijakan pembatasan
aktivitas dan mobilitas masyarakat.

Beberapa lapangan usaha masih mampu tumbuh positif, dengan


pertumbuhan tertinggi dicapai Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
(11,60%), serta Informasi dan Komunikasi (10,58%). Hal ini didorong
oleh penanganan kesehatan selama pandemi COVID-19 dan
kegiatan masyarakat yang banyak dilakukan secara daring.

Sumber: Berita Resmi Statistik BPS


41
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
KINERJA EKONOMI BAB 3

PDB MENURUT LAPANGAN USAHA (2)

Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2020

Pertanian, Kehutanan, Perikanan


13,70%
23,10%
Pertambangan dan Penggalian 6,44%

Industri Pengolahan
2020
Konstruksi 13,24% 19,88%

Perdagangan
12,93% 10,71%
Jasa - Jasa
Struktur PDB Indonesia menurut lapangan usaha masih
Lainnya didominasi oleh komponen Industri Pengolahan (19,88%),
diikuti oleh Pertanian (13,70%), Perdagangan (12,93%),
Konstruksi (10,71%), serta Pertambangan (6,44%).
Peranan kelima lapangan usaha tersebut dalam
perekonomian Indonesia mencapai 63,66%.

PDB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2020
( Triliun Rupiah )

3.565,92
3.068,00

2.115,10 2.043,43
1.995,50
1.652,70

993,50

Pertanian, Pertambangan Industri Konstruksi Perdagangan Jasa - Jasa Lainnya


Kehutanan, dan Pengolahan
Perikanan Penggalian
Sumber: Berita Resmi Statistik BPS
42
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB 3 KINERJA EKONOMI

PERTUMBUHAN EKONOMI KEWILAYAHAN

21,36%
7,94%
6,66%

Kalimantan 0,23%
Sumatera
-2,27%
-1,19% Sulawesi 2,36%
1,44%

Maluku & Papua

58,75%

2,94% Keterangan
Bali & Nusa Tenggara Distribusi Tahun 2020

Jawa Pertumbuhan Ekonomi


Tahun 2020
-2,51% -5,01%

Struktur perekonomian Indonesia secara spasial pada tahun 2020


masih didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa yang
memberikan kontribusi terhadap PDB sebesar 58,75%, dengan
pertumbuhan -2,51%.

Dampak pandemi COVID-19 dirasakan dengan level


kontraksi pertumbuhan yang bervariasi antarpulau.
Kelompok pulau yang mengalami kontraksi pertumbuhan
terdalam adalah Bali dan Nusa Tenggara sebesar 5,01%.
Sementara Sulawesi serta Maluku dan Papua mampu
tumbuh positif masing-masing sebesar 0,23% dan 1,44%.

Sumber: Berita Resmi Statistik BPS


43
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
KINERJA EKONOMI BAB 3

PERTUMBUHAN EKONOMI MENURUT PROVINSI


4,92 1 Maluku Utara
4,86 2 Sulawesi Tengah
2,32 3 Papua
-0,02 4 Bengkulu
-0,02 5 Gorontalo
-0,11 6 Sumatera Selatan
-0,37 7 Aceh
-0,46 8 Jambi
-0,64 9 Nusa Tenggara Barat
-0,65 10 Sulawesi Tenggara
-0,70 Nasional 11 Sulawesi Selatan
-0,77 -2,07% 12 Papua Barat
-0,83 13 Nusa Tenggara Timur
-0,92 Pada tahun 2020, 14 Maluku
-0,99 sebanyak 31 dari 34 15 Sulawesi Utara
-1,07 provinsi di Indonesia 16 Sumatra Utara
-1,11 mengalami kontraksi 17 Kalimantan Utara
-1,12 pertumbuhan. 18 Riau
-1,40 19 Kalimantan Tenggara
-1,60 20 Sumatra Barat
-1,67 21 Lampung
-1,81 22 Kalimantan Selatan
-1,82 23 Kalimantan Barat
-2,30 24 Kep. Bangka Belitung
-2,36 25 DKI Jakarta
-2,39 26 Jawa Timur
-2,42 27 Sulawesi Barat
-2,44 28 Jawa Barat
-2,65 29 Jawa Tengah
-2,69 30 DI Yogyakarta
-2,85 31 Kalimantan Timur
-3,38 32 Banten
-3,80 33 Kepulauan Riau
-9,31 34 Bali

Kontraksi terdalam dialami Provinsi yang mampu tumbuh


Provinsi Bali yang tumbuh positif pada tahun 2020
negatif sebesar -9,31%. adalah Maluku Utara (4,92%),
Ekonomi Bali dengan sektor Sulawesi Tengah (4,86), dan
pariwisata sebagai kontributor Papua (2,32%). Pertumbuhan
utama sangat terdampak ini didukung terutama oleh
akibat pandemi COVID-19 sektor Industri Pengolahan
yang melumpuhkan aktivitas serta Pertambangan dan
pariwisata. Penggalian.

Sumber: Berita Resmi Statistik BPS


44
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB
IV
BAB 4 KEPENDUDUKAN ( DEMOGRAFI )

JUMLAH PENDUDUK DAN SEX RATIO

JUMLAH PENDUDUK HASIL LAJU PERTUMBUHAN


SP2020 (September 2020) PENDUDUK PERTAHUN
(2010- 2020)
270,20 JUTA JIWA 1,25%
Bertambah 32,56 juta jiwa Melambat dibandingkan periode
dibandingkan SP2010 2000-2010 yang sebesar 1,49%

Dengan luas daratan Indonesia sebesar 1,92 juta km2, maka kepadatan
penduduk Indonesia sebanyak 141 jiwa per km2. Angka ini meningkat dari
tahun 2010 yang sebanyak 124 jiwa per km2.

Jumlah Penduduk
(Juta Jiwa)
Laju Pertumbuhan
Penduduk (%)

Tren perlambatan laju pertumbuhan penduduk dalam beberapa dekade terakhir


salah satunya didorong oleh program Keluarga Berencana yang diluncurkan
sejak tahun 1980an.

Sex Ratio tertinggi ada pada


RASIO 102 kelompok umur 0–9 tahun sebesar
Terdapat 102 107, dan terendah pada kelompok
JENIS penduduk laki-laki
untuk setiap 100 umur 75 tahun ke atas sebesar 79.
KELAMIN penduduk
perempuan
Provinsi dengan Sex Ratio tertinggi
50,58% 49,42% adalah Papua sebesar 114, dan
PENDUDUK
LAKI-LAKI
PENDUDUK
LAKI-LAKI
Sex Ratio terendah ada di Provinsi
DI Yogyakarta.
Jumlah penduduk laki- Jumlah penduduk
laki di Indonesia hasil perempuan di Indonesia
SP2020 sebanyak hasil SP2020 sebanyak
136,66 juta orang atau 133,54 juta orang atau
50,58% dari penduduk 49,42% dari penduduk
Indonesia Indonesia

Sumber: Hasil Sensus Penduduk 2020


47
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
KEPENDUDUKAN ( DEMOGRAFI ) BAB 4

KOMPOSISI PENDUDUK MENURUT KELOMPOK UMUR DAN GENERASI

LAKI-LAKI PEREMPUAN Usia Anak-Anak


1,0 Tidak Tahu 1,0 (0-14 tahun)
2,2 75+ 2,8
1,9 70-74 2,2 63.038.574
3,4 65-69 3,3 5,95% juta jiwa
5,1 60-64 5,1
6,4 55-59 6,6
23,33%
8,1 50-54 8,0 Usia Produktif
9,2 45-49 9,2 (15-64 tahun)
10,3 40-44 10,3
11,1 35-39 11,0
191.088.210
10,6 30-34 10,4 70,72% juta jiwa
10,9 25-29 10,5
11,7 20-24 11,1
11,8 15-19 11,2
Usia Lanjut
12,2 10-14 11,5 (65 tahun ke atas)
12,0 5-9 11,2 16.077.133
7,9 0-4 7,4
(JUTA JIWA)
juta jiwa
Indonesia masih berada dalam masa bonus demografi, dimana jumlah penduduk usia produktif
(15-59 tahun) lebih besar dibanding penduduk usia tidak produktif (usia di bawah 15 tahun dan di
atas 60 tahun). Proporsi penduduk usia produktif pada tahun 2020 mendominasi sebesar
70,72% dari total populasi. Dominasi tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yang sebesar
66,09% dari total penduduk Indonesia.

Momentum bonus demografi menjadi peluang strategis bagi Indonesia untuk melakukan percepatan
pembangunan ekonomi, dengan dukungan ketersediaan sumber daya manusia usia produktif yang
berkualitas dan dapat berkontribusi terhadap pembangunan. Momentum bonus demografi menjadi
peluang strategis bagi Indonesia untuk melakukan percepatan pembangunan ekonomi, dengan
dukungan ketersediaan sumber daya manusia usia produktif yang berkualitas dan dapat
berkontribusi terhadap pembangunan.
1,87%
70.72 Pre-Boomer
65.03 66.09
59.58
11,56% 10,88%
53.39 55.84 Baby Post Gen Z
Boomer
44.12 40.91
36.65
30.44 28.87
23.33
270,20
3.25 3.77 4.53 5.04 5.95 Juta Jiwa
2.49 21,88%
Gen X 27,94%
Gen Z
SP1971 SP1971 SP1980 SP2000 SP2010 SP2020
25,87%
0-14 Tahun 15-64 Tahun 65+ Tahun Milenial

Persentase penduduk lansia (60 tahun ke atas) meningkat dari 7,59% pada tahun 2010 menjadi
9,78% di tahun 2020. Kondisi ini menunjukkan bahwa Indonesia berada dalam masa transisi
menuju era ageing population, yaitu ketika persentase penduduk usia 60 tahun ke atas
mencapai lebih dari 10%.
Sumber: Hasil Sensus Penduduk 2020
48
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB 4 KEPENDUDUKAN ( DEMOGRAFI )

DISTRIBUSI SPASIAL PENDUDUK TAHUN 2020

SUMATERA
58,6 juta jiwa SULAWESI
(21,68%) KALIMANTAN 19,9 juta jiwa
16,6 juta jiwa
(6,15%) (7,36%)

MALUKU &
PAPUA
8,6 juta jiwa
(3,17%)

JAWA
151,6 juta jiwa
(56,10%) BALI & NUSA
TENGGARA
15,0 juta jiwa
(5,54%) Jumlah penduduk terendah
Jumlah penduduk tertinggi
JAWA BARAT KALIMANTAN UTARA
47,1 juta jiwa 0,68 juta jiwa

Persentase penduduk Presentase


tertinggi penduduk terendah
JAWA BARAT KALIMANTAN UTARA
18,4% 0,28%
Kepadatan penduduk Laju pertumbuhan
tertinggi penduduk tertinggi
DKI JAKARTA KALIMANTAN UTARA
15900 jiwa per km2 3,84%
Laju pertumbuhan Kepadatan penduduk
penduduk terendah terendah
JAWA TIMUR PAPUA BARAT
0,62% 9 jiwa per km2

Lebih dari setengah penduduk Indonesia masih terkonsentrasi di Pulau Jawa


yang hanya 6,74% dari luas Indonesia. Pada tahun 2020, sebanyak 56,7% atau
sekitar 153,2 juta jiwa penduduk Indonesia tinggal di perkotaan. Dominasi
tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yang sebesar 150,9 juta jiwa atau
55,8% dari total penduduk Indonesia.
SEBARAN PENDUDUK 5 PROVINSI SEBARAN PENDUDUK 5 PROVINSI
TERTINGGI TERENDAH

JAWA BARAT (47,1 juta) KALTARA (0,68 juta)

JAWA TIMUR (41,04 juta) PAPUA BARAT (1,15 juta)

JAWA TENGAH (37,10 juta) GORONTALO (1,19 juta)

SUMATERA UTARA (15,14 juta) MALUKU UTARA (1,30 juta)

BANTEN (11,64 juta) KEP. BABEL (1,43 juta)

Sumber: Badan Pusat Statistik dan Kementerian Dalam Negeri


49
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
KEPENDUDUKAN ( DEMOGRAFI ) BAB 4

RASIO KETERGANTUNGAN (DEPENDENCY RATIO)

Setiap 100 penduduk usia


RASIO KETERGANTUNGAN
(DEPENDENCY RATIO) produktif (15-64 tahun)
TAHUN 2020 menanggung sekitar 48
penduduk usia tidak
47,7 produktif (0-14 tahun dan
65 tahun ke atas)

Seiring dengan masa bonus demografi yang sedang dinikmati Indonesia dan
makin meningkatnya proporsi penduduk usia produktif, maka rasio
ketergantungan cenderung semakin berkurang.

RASIO KETERGANTUNGAN MENURUT PROVINSI TAHUN 2020

TERENDAH

DKI JAKARTA BALI KALIMANTAN TENGAH


Rasio Rasio Rasio
Ketergantungan : 42,0 Ketergantungan : 43,3 Ketergantungan : 43,3
0-14 Tahun : 24,58 0-14 Tahun : 23,00 0-14 Tahun :26,40
15-64 Tahun : 70,71 15-64 Tahun : 70,39 15-64 Tahun :70,22
>65 Tahun : 4,72 >65 Tahun : 6,62 >65 Tahun :3,38

NUSA TENGGARA TIMUR MALUKU SULAWESI TENGARA


Rasio Rasio Rasio
Ketergantungan : 63,4 Ketergantungan : 58,2 Ketergantungan : 58,0
0-14 Tahun (%) :30,91 0-14 Tahun (%) :29,83 0-14 Tahun (%) :31,11
15-64 Tahun (%) :64,66 15-64 Tahun (%) :65,99 15-64 Tahun (%) :65,09
>65 Tahun (%) :4,43 >65 Tahun (%) :4,18 >65 Tahun (%) :3,80

TERTINGGI
Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat BPS, 2020
50
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB 4 KEPENDUDUKAN ( DEMOGRAFI )

STATUS PENDIDIKAN PENDUDUK (1)

PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 5 TAHUN KE ATAS


BERDASARKAN STATUS PENDIDIKAN TAHUN 2020
69,09% 6,09%
Tidak bersekolah Tidak/Belum 5,15% 7,03%
69,59% 68,59% Pernah Sekolah
Lagi laki-laki perempuan
laki-laki perempuan

4,55% 12,56%
SMA/SMK/MA/
Paket C
4,62% 4,48% SD/MI/Paket A 12,82% 12,30%
laki-laki perempuan laki-laki perempuan

2,67% 5,04%
Diploma I s.d. SMP/Mts/ 5,21% 4,86%
Universitas
2,60% 2,73% Paket B laki-laki perempuan
laki-laki perempuan

Pada tahun 2020, sebanyak 6,09% penduduk berusia 5 tahun ke atas tidak/belum
pernah sekolah. Angka ini mengalami perbaikan dibanding tahun sebelumnya yang
sebesar 6,40%.

PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS


BERDASARKAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIMILIKI TAHUN 2020
1,63% 0,05% 7,38%
Akademi/ 1,31% 1,96% 0,04% 0,06% Diploma 7,38% 7,38%
Diploma III Profesi
laki-laki perempuan laki-laki perempuan IV/S1/S2/S3 laki-laki perempuan

0,44% 14,83%
Diploma I & 0,38% 0,49% Tidak punya 12,45% 17,20%
Diploma II laki-laki perempuan ijazah laki-laki perempuan

5,66% 24,80%
SMK/MAK
6,79% 4,53% SD/MI/Paket A
24,65% 24,95%
laki-laki perempuan laki-laki perempuan

23,44% 21,78%
SMA/MA/ 25,10% 21,79% SMP/Mts/ 21,91% 21,65%
Paket C laki-laki perempuan Paket B laki-laki perempuan

Persentase penduduk yang memiliki ijazah pendidikan tinggi (Diploma I s.d. S3)
pada tahun 2020 sebesar 9,5%, mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya
yang sebesar 9,26%.

Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat BPS


51
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
KEPENDUDUKAN ( DEMOGRAFI ) BAB 4

STATUS PENDIDIKAN PENDUDUK (2)

PERSENTASE TERTINGGI PENDUDUK YANG TIDAK MEMPUNYAI IJAZAH


TAHUN 2020

GORONTALO NTB PAPUA

23,97% 24,10% 35,47%

PERSENTASE TERENDAH KEIKUTSERTAAAN PENDIDIKAN PRA SEKOLAH


(USIA 0-6 TAHUN) TAHUN 2020

PAPUA BARAT KALBAR PAPUA

79,88% 81,26% 89,84%

Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat BPS


52
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB 4 KEPENDUDUKAN ( DEMOGRAFI )

STATUS LITERASI PENDUDUK

98,77% 97,79%
Pada tahun 2020, sebanyak
98,29% penduduk berumur 15-59

PEREMUPAN
LAKI -LAKI
tahun melek huruf. Angka ini naik
dari 98,22% pada tahun
sebelumnya.

Persentase Melek Huruf tertinggi (usia 15-59 tahun) Tahun 2020


KALIMANTAN
RIAU JAWA BARAT TENGAH
99,93% 99,90% 99,91%

KALIMANTAN SULAWESI

MALUKU &
PAPUA

SUMATERA JAWA
BALI & NUSA
TENGARA

Persentase Buta Buta


Persentase HurufHuruf
tertinggi (usia (usia
tertinggi 15 tahun ke atas)
15 tahun Tahun 2020
ke atas)
4,0% penduduk Indonesia berusia 15 tahun ke atas masih buta huruf pada tahun
2020. Kondisi ini membaik dari tahun sebelumnya yang sebanyak 4,10%.

JAWA TIMUR NTB PAPUA

7,50% 12,40% 22,10%

KALIMANTAN SULAWESI

MALUKU &
PAPUA

SUMATERA JAWA
BALI & NUSA
TENGARA
Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat BPS
53
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
KEPENDUDUKAN ( DEMOGRAFI ) BAB 4

ANGKA PARTISIPASI SEKOLAH (APS) DAN


ANGKA PARTISIPASI MURNI (APM)

Angka Partisipasi Sekolah (APS) Formal Menurut Kelompok Umur Tahun 2020

5-6 Tahun 7-12 Tahun 13-15 Tahun 16-18 Tahun


(%) (%) (%) (%)
Laki-laki 18,68 99,10 94,63 70,78

Perempuan 19,63 99,32 96,47 72,13

TOTAL 19,15 99,21 95,52 71,44


*) Angka Partisipasi Sekolah (APS) adalah proporsi penduduk pada kelompok umur
jenjang pendidikan tertentu yang masih bersekolah terhadap penduduk pada kelompok
umur tersebut.

Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Jenjang Pendidikan Formal Tahun 2020

SD (%) SMP (%) SMA (%)


Laki-laki 97,65 79,84 60,21

Perempuan 97,64 80,22 61,89

TOTAL 97,65 80,02 61,03


*) Angka Partisipasi Murni (APM) adalah proporsi penduduk pada kelompok umur jenjang
pendidikan tertentu yang masih bersekolah pada jenjang pendidikan yang sesuai dengan
kelompok umurnya terhadap penduduk pada kelompok umur tersebut..

Angka Partisipasi memberikan gambaran akses dan pemerataan pendidikan.


Angka Partisipasi Murni (APM) SMA tahun 2020 menunjukkan bahwa sebanyak
61,03% penduduk Indonesia telah tuntas mengenyam pendidikan SMA.
Angka ini meningkat dari APM SMA tahun sebelumnya yang sebesar 60,84%.

Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat BPS


54
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB 4 KEPENDUDUKAN ( DEMOGRAFI )

ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS) PENDUDUK

Angka Kesakitan (Morbidity


Laki-laki 14,07%
Rate) Penduduk Indonesia
Tahun 2020 Perempuan 15,21%
14,64% Berobat Jalan Menggunakan
44,82%
Jaminan Kesehatan

Persentase penduduk yang mengalami keluhan kesehatan dan terganggu aktivitasnya


pada tahun 2020 sebesar 14,64%, mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya
yang sebesar 15,38%.

ANGKA KESAKITAN TERENDAH TAHUN 2020


KEPULAUAN KALIMANTAN
PAPUA
RIAU TIMUR

7,06% 8,58% 7,81% 8,66% 9,41% 9,02% 8,57% 8,57% 8,57%

KALIMANTAN SULAWESI

MALUKU &
PAPUA

SUMATERA JAWA
BALI & NUSA
TENGARA

ANGKA KESAKITAN TERTINGGI TAHUN 2020

JAWA TENGAH NTB NTT

16,19% 17,53% 16,86% 19,95% 22,16% 21,09% 18,70% 19,62% 19,17%

KALIMANTAN SULAWESI

MALUKU &
PAPUA

SUMATERA JAWA
BALI & NUSA
TENGARA

Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat BPS


55
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
KEPENDUDUKAN ( DEMOGRAFI ) BAB 4

KESEHATAN ANAK
Persentase Penduduk Umur 0-
59 Bulan (Balita) yang Pernah Laki-laki 50,29%
Mendapat Imunisasi Lengkap
Tahun 2020 Perempuan 50,39%

50,34%
Pada tahun 2020, hanya setengah dari Balita di Indonesia yang telah mendapat imunisasi lengkap,
yaitu sebanyak 50,34%. Meskipun demikian, angka ini mengalami peningkatan dibanding tahun
sebelumnya yang sebesar 47,21%.

IMUNISASI TERBANYAK TAHUN 2020

DI YOGYAKARTA JAWA TENGAH BALI

61,00% 72,77% 66,61% 64,27% 63,01% 63,66% 71,10% 69,86% 70,49%

KALIMANTAN SULAWESI

MALUKU &
PAPUA

SUMATERA JAWA

BALI & NUSA


TENGARA

IMUNISASI TERENDAH TAHUN 2020

ACEH RIAU PAPUA

18,42% 20,15% 19,26% 35,58% 35,53% 35,55% 31,93% 31,70% 31,81%

KALIMANTAN SULAWESI

MALUKU &
PAPUA

SUMATERA JAWA
BALI & NUSA
TENGARA

Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat BPS


56
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB 4 KEPENDUDUKAN ( DEMOGRAFI )

KEPEMILIKAN JAMINAN KESEHATAN DAN JAMINAN SOSIAL

PERSENTASE PENDUDUK YANG MEMILIKI JAMINAN KESEHATAN TAHUN 2020

8,79% Jamkesda

4,44% Perusahaan
/Kantor

Asuransi
1,37%
Swasta

Persentase penduduk yang memiliki


26,37% Tidak BPJS Kesehatan pada tahun 2020
Punya sebesar 64,76%, mengalami
BPJS kenaikan dibanding tahun
64,76%
Kesehatan sebelumnya yang sebesar 56,06%.

PERSENTASE PENDUDUK YANG MEMILIKI JAMINAN SOSIAL TAHUN 2020


8,16%
7,09% 7,03% 6,91%

3,69%

Jaminan Jaminan Hari Tua Asuransi Kecelakaan Jaminan/Asuransi Pesangon Pemutusan


Pensiun/Veteran Kerja Kematian Hubungan Kerja
(PHK)

Pada tahun 2020, hanya sepertiga penduduk Indonesia yang telah memiliki jaminan sosial,
yaitu sebanyak 32,88%. Meskipun demikian, angka ini mengalami peningkatan
dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 28,92%.

Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat BPS, 2020


57
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
KEPENDUDUKAN ( DEMOGRAFI ) BAB 4

AKSES TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI


Pengguna Pengguna
Nasional Perkotaan Perdesaan Laki-Laki Perempuan
Terendah Tertinggi
Penduduk
5 tahun ke atas
Kalimantan
menggunakan 78,56% 82,73% 73,25% 81,56% 75,54% Papua
Utara
telepon seluler (47,40%)
(88,96%)
(HP)/nirkabel
Penduduk 5 tahun ke
atas menggunakan
komputer (PC/dekstop, 14,14% Papua DKI Jakarta
18,88% 8,11% 14,67% 13,62%
laptop/notebook, (8,14%) (23,70%)
tablet)

Penduduk 5 tahun
ke atas yang Papua Yogyakarta
53,73% 64,25% 40,32% 56,65% 50,78%
mengakses (25,52%) (68,68%)
internet

Tujuan Mengakses Internet (Penduduk Berumur 5 Tahun ke Atas) Tahun 2020

89.10%

69.46% 68.15%

25.07%
12.36% 14.33% 13.99%
5.04% 7.11% 4.03%

1
Informasi 2
Tugas 3
E-mail 4
Sosial 5
Pembelian 6
Penjualan 7
Hiburan 8
Fasilitas 9
Informasi 10
Lainnya
Sekolah Media Barang Barang Finansial Barang

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, terdapat peningkatan signifikan persentase
masyarakat yang mengakses internet. Penggunaan internet tahun 2020 didominasi
penggunaan sosial media (89,10%), mendapatkan informasi/berita (69,46%), dan hiburan
(68,15%). Berbeda dari tahun sebelumnya yang didominasi oleh penggunaan sosial media.

Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat BPS


58
P O PT O
R TE RT E ET K EOK NO O
NMO M
I I I NI ND DO ONNE ESSI I AA 22 00 22 0
BAB
V
BAB 5
KESEJAHTERAAN

TINGKAT KEMISKINAN
Perkembangan Tingkat Kemiskinan
27,55
25,95 26,42 Pandemi COVID-19 yang
25,67 berdampak pada perubahan
10,19
(juta orang)

25,14 perilaku, aktivitas ekonomi, dan


9,82%
24,79 9,78% pendapatan penduduk, turut
9,66% mempengaruhi tingkat
9,41% 9,22% kemiskinan. Tren penurunan
kemiskinan hingga akhir tahun
Maret Sept Maret Sept Maret Sept 2019 terhenti.
2018 2018 2019 2019 2020 2020

Jumlah penduduk miskin pada September 2020 sebesar


27,55 juta orang, meningkat 2,76 juta orang
dibandingkan September 2019. Dengan demikian, tingkat
kemiskinan pada September 2020 menjadi 10,19%,
meningkat 0,97% poin dibandingkan September 2019
yang sebesar 9,22%.

PENDUDUK MISKIN MENURUT DAERAH

Perkotaan Pedesaan
15,51
15,15 15,26
14,93
12,04
11,16
(juta orang)

9,99 13,20%
(juta orang)

9,86 7,88% 12,85%


12,82%
6,69% 7,38% 12,60%
6,56%

Maret Sept Maret Sept Maret Sept Maret Sept


2019 2019 2020 2020 2019 2019 2020 2020

Kenaikan persentase penduduk miskin perkotaan lebih tinggi dibandingkan perdesaan,


yaitu di perkotaan naik dari 6,56% (September 2019) menjadi 7,88% (September 2020),
sedangkan di perdesaan naik dari 12,6% (September 2019) menjadi 13,2% (September
2020). Hal ini sebagai dampak penurunan aktivitas ekonomi terutama di perkotaan.

Sumber: Berita Resmi Statistik BPS


61
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB 5
KESEJAHTERAAN

KEMISKINAN MENURUT PULAU

Penduduk Miskin Menurut Pulau, September 2020

11,34% Perkotaan
8,80% 3,76 13,45% Pedesaan
2,31 4,72% 7,51% 5,95% 1,58
0,38 0,64 0,48
13,20%
15,51
SUMATERA KALIMANTAN SULAWESI 7,88%
12,04

8,03%
8,11 13,03%
6,65
18,18% 28,51%
8,99% 1,48 5,49% 1,40
0,63 0,14

BALI & NUSA MALUKU &


JAWA INDONESIA
TENGARA PAPUA

Secara spasial, sebagian besar penduduk miskin masih berada di Pulau Jawa
sebanyak 14,75 juta orang. Namun persentase penduduk miskin terbesar
berada di wilayah Maluku dan Papua sebesar 20,65%.

Sumber: Berita Resmi Statistik BPS


62
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB 5
KESEJAHTERAAN

GARIS KEMISKINAN
GK per Rumah GK Nasional
GK Nasional
Tangga Miskin
Rp458.947 Rp2.216.714
/kapita = /ruta miskin
Pada September 2020,
secara rata-rata 1 rumah
tangga miskin di Indonesia
memiliki 4,83 anggota
rumah tangga

GARIS KEMISKINAN MENURUT DAERAH TAHUN 2020 (Rp/Kapita/Bulan)


471.882 342.356 475.477 458.947
339.519 433.281 335.04 437.902 454.652 339.00
331.492 335.79
4
133.121 2 3
132.303 118.859 119.943
101.788 102.860

Maret 2020 Sept 2020 Maret 2020 Sept 2020 Maret 2020 Sept 2020

Perkotaan Pedesaan Nasional

Makanan Bukan Makanan Total

Dibandingkan Maret 2020, Garis Kemiskinan pada September 2020 naik sebesar 0,94%
menjadi Rp 458.947 /kapita/bulan.

Peranan komoditi makanan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi
bukan makanan. Besarnya sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis
Kemiskinan pada September 2020 sebesar 73,87%.
Beras masih menjadi komoditi makanan yang memberi sumbangan terbesar pada
Garis Kemiskinan, yakni sebesar 16,58% di perkotaan dan 21,89% di perdesaan.

Garis Kemiskinan Tertinggi Garis Kemiskinan Terendah


DKI JAKARTA SULAWESI SELATAN
3.895.032
683.339 1.770.332
362.031

per Kapita per Ruta Miskin per Kapita per Ruta Miskin
Sumber: Berita Resmi Statistik BPS
63
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB 5
KESEJAHTERAAN

GINI RATIO

GINI RATIO SEPTEMBER 2020

0,385

0 1
Bila Gini Ratio=0, artinya pendapatan merata Bila Gini Ratio=1, artinya ketimpangan
sempurna, artinya setiap orang menerima pendapatan timpang sempurna atau
pendapatan yang sama dengan yang lainnya pendapat itu hanya diterima oleh satu orang
atau satu kelompok saja

Secara nasional, ketimpangan pengeluaran


penduduk (Gini Ratio) terus mengalami
penurunan sampai dengan September 2019,
yang menunjukkan terjadinya perbaikan
pemerataan pengeluaran di Indonesia.
Namun akibat pandemi COVID-19, angka Gini
Ratio kembali mengalami kenaikan pada Maret
2020 dan September 2020.

Gini Ratio pada September 2020 sebesar 0,385, meningkat 0,005 poin dibandingkan
dengan Rasio Gini September 2019 yang sebesar 0,380.

PERKEMBANGAN GINI RATIO


0,401 0,399
0,392 0,393
0,391 0,391 Perkotaan

0,389 0,384 0,385


0,382 0,380 0,381
Pedesaan +
Perkotaan
0,324
0,319 0,317 0,317 0,319
0,315
Pedesaan
Maret Sept Maret Sept Maret Sept
2018 2018 2019 2018 2020 2020
Sumber: Berita Resmi Statistik BPS
64
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB 5
KESEJAHTERAAN

GINI RATIO MENURUT WILAYAH

GINI RATIO SEPTEMBER 2020


Penurunan Tertinggi
Gini Ratio di Maluku Utara
Turun 0,020 poin
September 2020 dibandingkan September 2019

0,300 0,406
Kalimantan
Utara Gorontalo

0,290
0,400 Maluku Utara
DKI Jakarta

0,437 0,257
DI Yogyakarta Kep. Bangka
Belitung

Peningkatan Tertinggi Gini Ratio Tertinggi


Gini Ratio di Kalimantan Selatan
Naik 0,017 poin Gini Ratio Terendah

September 2020 dibandingkan September 2019

Pada September 2020, terdapat 7


provinsi dengan angka Gini Ratio
lebih tinggi dari Gini Ratio nasional,
yaitu DI Yogyakarta (0,437),
Gorontalo (0,406), DKI Jakarta
(0,400), Jawa Barat (0,398), Papua
(0,395), Sulawesi Tenggara (0,388),
dan Nusa Tenggara Barat (0,386).

Sumber: Berita Resmi Statistik BPS


65
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB 5
KESEJAHTERAAN

DISTRIBUSI PENGELUARAN
Distribusi Pengeluaran Penduduk Indonesia, September 2020 (%)
Penduduk 40% Penduduk 40% Penduduk 20%
Terbawah Menengah Teratas

47,20
46,13 40,63
39,61 39,77
36,94 38,48
35,72
20,89
17,08 20,62
16,93

Maret 2020 Sept 2020 Maret 2020 Sept 2020

Perkotaan Pedesaan

46,22
45,49
36,78
35,85
17,93
17,73

Maret 2020 Sept 2020

Nasional

Berdasarkan ukuran ketimpangan Bank Dunia,


persentase pengeluaran pada kelompok 40%
terbawah adalah sebesar 17,93% pada
September 2020. Kondisi ini meningkat
dibandingkan Maret 2020 yang sebesar 17,73%.

Dengan demikian, menurut kriteria Bank Dunia, pengeluaran penduduk masih berada
pada kategori tingkat ketimpangan rendah (di atas 17%), baik di daerah perkotaan
maupun perdesaan.

Sumber: Berita Resmi Statistik BPS


66
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB 5
KESEJAHTERAAN

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KOMPONENNYA

Umur Harapan Hidup Saat IPM 71,94


Lahir 71,47 tahun TAHUN 2020

Rata-rata Lama Sekolah Pengeluaran per Kapita


8,84 tahun per Tahun yang
Harapan Lama Sekolah Disesuaikan
12,98 tahun Rp11.013.000,00

IPM Indonesia tahun 2020 sebesar 71,94 atau hanya


PERTUMBUHAN tumbuh 0,03% (0,02 poin) dibandingkan tahun 2019.
IPM 2020
Kualitas kesehatan dan pendidikan masyarakat Indonesia
0,03% mengalami peningkatan, namun dari sisi pengeluaran
per kapita yang disesuaikan mengalami penurunan.

Dari sisi pendidikan, pada tahun 2020 anak-anak berusia 7 tahun memiliki harapan
dapat menikmati pendidikan selama 12,98 tahun atau hampir setara dengan
lamanya waktu untuk menamatkan pendidikan hingga setingkat Diploma I.
Sementara rata-rata lama sekolah penduduk umur 25 tahun ke atas meningkat
menjadi 8,48 tahun.

Dari sisi kesehatan, bayi yang lahir pada tahun 2020 memiliki harapan untuk dapat
hidup hingga 71,47 tahun, lebih lama 0,13 tahun dibandingkan dengan mereka yang
lahir pada tahun sebelumnya.

Dimensi standar hidup layak direpresentasikan oleh pengeluaran per


kapita, yang pada tahun 2020 turun menjadi Rp11,01 juta. Kejadian kali
pertama ini mempengaruhi perlambatan pertumbuhan IPM tahun 2020.

Sumber: Berita Resmi Statistik BPS


67
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB 5
KESEJAHTERAAN

PERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

75.43 75.96 75.98


74.26 74.85
72.69 73.36 73.58
71.45 71.98
70.94 70.81 71.39 71.92 71.94
69.55 70.18
68.31 68.9
67.09 67.7
66.53 68.63 69.18 69.19
66.98 67.44 68.08
65.56 66.27
63.43 63.96 64.83

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Laki-laki Perempuan Nasional

Pandemi COVID-19 berpengaruh terhadap Meskipun capaian IPM terus menunjukkan


pembangunan manusia Indonesia, yang peningkatan, namun jika dipilah berdasarkan
terlihat dari perlambatan pertumbuhan jenis kelamin, angka IPM masih menunjukkan
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun kesenjangan, dimana IPM perempuan masih
2020 dibanding tahun-tahun sebelumnya. tertinggal dibandingkan laki-laki.

71,34 71,47
71,20
Umur Harapan Hidup Saat
Lahir (UHH) (tahun)

12,95 12,98
12,91
Harapan Lama Sekolah
(HLS)
8,34 8,48
Rata-rata Lama Sekolah 8,17
(RLS)
Rp 11,30
Rp 11,06 juta
Rp 11,01
Pengeluaran per Kapita per juta juta
tahun

IPM Nasional 2018 2019 2020


Sumber: Berita Resmi Statistik BPS
68
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB 5
KESEJAHTERAAN

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA SECARA KEWILAYAHAN

Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi


(IPM<60) (60≤IPM<70) (70≤IPM<80) (IPM≥80)

Seiring melambatnya IPM nasional, pada tahun 2020 terdapat 10


provinsi yang mengalami penurunan IPM. Hal itu terutama disebabkan
oleh penurunan pengeluaran per kapita yang disesuaikan.

IPM Tertinggi IPM Terendah

DKI Jakarta 80,77 Papua 60,44


DI Yogyakarta 79,97 Papua Barat 65,09
Kalimantan Timur 76,24 Nusa Tenggara Timur 65,19

Peningkatan IPM Tertinggi Penurunan IPM Terdalam

Papua Barat 0,60% Kalimantan Utara -0,73%


Sulawesi Barat 0,58% Papua -0,66%
Sulawesi Selatan 0,38% Kalimantan Timur -0,48%

Pada tahun 2020, DKI Jakarta adalah satu-satunya provinsi dengan


status capaian IPM "sangat tinggi" (80,77).

Jumlah provinsi dengan status capaian “tinggi” (70 ≤ IPM < 80)
sebanyak 22 dan status “sedang” (capaian 60 ≤ IPM < 70) sebanyak 11.

Sejak tahun 2018, tidak ada lagi provinsi dengan status IPM “rendah”.

Sumber: Berita Resmi Statistik BPS


69
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB 5
KESEJAHTERAAN

RUMAH TANGGA PENERIMA KREDIT


Pada tahun 2020, sebanyak 24,94% rumah tangga telah menerima kredit
dalam setahun terakhir. Persentase rumah tangga penerima kredit mengalami
peningkatan dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 26,34%.

26,04%
21,27%
17,49%
17,28%

5,98%
5,73%
3,27%
1,83% 1,43% 13,07%

Kredit Kredit Bank Koperasi Pegadaian KUBE/ Badan Lainnya


Usaha Bank Perkreditan Perorangan Perusahaan KUB Usaha
Rakyat Umum Rakyat Leasing Milik Desa
(KUR) selain (BPR) (Bumdes)
KUR

12,98%
Maluku Utara

33,91%
34,32%
Gorontalo
NTB

13,83%
DKI Jakarta 6,44%
35,62%
Papua
Bali

PENERIMA KREDIT PENERIMA KREDIT


TERTINGGI TERENDAH
Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat BPS
70
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB 5
KESEJAHTERAAN

RUMAH TANGGA PENERIMA PROGRAM INDONESIA PINTAR (PIP)

9,45% rumah tangga menerima Program


Indonesia Pintar (PIP) dalam periode Agustus
2019-Februari 2020.

64,54% 31,81% 20,99%

Persentase rumah tangga yang menerima PIP mengalami penurunan


dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya yang sebesar 10,01%.

15,95%
4,18% Sulawesi Tenggara
Kep. Bangka Belitung

17,80%
4,53%
Nusa Tenggara Barat
Kalimantan Tengah

1,33%
19,16%
DKI Jakarta
Nusa Tenggara Timur

PENERIMA PIP TERTINGGI PENERIMA PIP TERENDAH

Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat BPS


71
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB 5
KESEJAHTERAAN

RUMAH TANGGA PENERIMA BANTUAN PANGAN

15,25% rumah tangga


menerima Program Bantuan
Pangan (Bantuan Pangan Non
Tunai (BPNT) / Program Perkotaan 10,74% Pedesaan 21,00%
Sembako) pada tahun 2020.

Bantuan pangan dari pemerintah Indonesia meliputi BPNT dan Program


Sembako. Pada tahun 2020, BPNT yang merupakan bantuan sosial pangan
non tunai mengalami pengembangan menjadi Program Sembako.

Persentase rumah tangga yang menerima


Program Bantuan Pangan mengalami
peningkatan dibanding tahun sebelumnya
yang sebesar 10,32%.

23,76% 5,63%
Aceh Maluku Utara

26,11%
Nusa Tenggara Barat

3,96% 0,76%
24,92%
DKI Jakarta Papua
Nusa Tenggara Timur

PENERIMA PROGRAM PENERIMA PROGRAM


BANTUAN PANGAN BANTUAN PANGAN
TERTINGGI TERENDAH
Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat BPS
72
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB 5
KESEJAHTERAAN

RUMAH TANGGA PENERIMA PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH)

12,11% rumah tangga


menerima Program
Keluarga Harapan (PKH)
Perkotaan 8,29% Pedesaan 16,97% pada tahun 2020.

Persentase rumah tangga yang menerima Program Keluarga Harapan (PKH)


mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 11,84%.

PEMANFAATAN BANTUAN PKH

69,03%
68,77%

17,81%
11,86%
3,86%
2,42%

Belanja Biaya Perumahan Biaya Biaya Biaya Biaya


Pangan dan Fasilitas Pengobatan Perawatan Sekolah Lainnya
Rumah Tangga Ibu Hamil

23,12%
Aceh

20,58%
Nusa Tenggara Barat
4,17%
Kep. Bangka Belitung

1,82% 1,89%
29,50%
DKI Jakarta Papua
Nusa Tenggara Timur

PENERIMA PKH TERTINGGI PENERIMA PKH TERENDAH


Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat BPS
73
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB
VI
BAB 6 KETENAGAKERJAAN

PROFIL KETENAGAKERJAAN INDONESIA TAHUN 2020

Penduduk Usia Kerja


(>15 tahun)
203,97juta orang
Bukan Angkatan Kerja: Angkatan Kerja
65,75 juta orang 138,22 juta orang
32,23% 67,77%
17,59% 46,87% 82,41% 53,13%

Sekolah
Pengangguran Bekerja
15,35 juta orang
9,77 juta orang 128,45 juta orang
23,35%
7,07% 92,93%
Mengurus Rumah 7,46% 6,46% 64,18% 35,82%
Tangga
40,96 juta orang
62,30%
Informal Formal
Lainnya 77,68 juta orang 50,77 juta orang
9,44 juta orang 60,47% 39.53%
14,36%
42,65% 57,35% 65,40% 34,60%
*) Penganggur Terbuka : mencari
pekerjaan, mempersiapkan usaha, merasa
tidak mungkin mendapat pekerjaan, sudah Pekerja Tidak Pekerja Penuh
punya pekerjaan tetapi belum dimulai Penuh 82,02 juta orang
bekerja 46,43 juta orang 63,85%
*) Setengah Penganggur : bekerja di
36,15%
bawah jam kerja normal (kurang dari
35 jam seminggu)
Pekerja Paruh Waktu Setengah Penganggur
33,34 juta orang 13,09 juta orang
25,96% 10,19%
19,39% 36,02% 10,77% 9,30%

Dalam setahun terakhir, jumlah Pada Agustus 2020, jumlah Hingga Agustus 2020, jumlah
penduduk usia kerja bertambah penduduk bekerja pengangguran bertambah
2,78 juta orang, dan penduduk berkurang sebanyak 0,31 2,67 juta orang menjadi 9,77
yang masuk ke angkatan kerja juta orang dibandingkan juta orang, sebagai dampak
bertambah 2,36 juta orang. Agustus 2019. pandemi COVID-19.

Sumber: Berita Resmi Statistik BPS


77
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
KETENAGAKERJAAN BAB 6

TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK)

82.80% 83.25% 82.41% Sejalan dengan naiknya


67.31% 67.53% 67.77% jumlah angkatan kerja, Tingkat
51.80% 51.81% 53.13%
Partisipasi Angkatan Kerja
(TPAK) pada Agustus 2020
naik 0,24% poin dibanding
Agustus 2019, menjadi
Agustus 2018 Agustus 2019 Agustus 2020
sebesar 67,77%.
Nasional Laki-Laki Perempuan

Peningkatan TPAK mengindikasikan bahwa terjadi


peningkatan penduduk usia kerja yang aktif di pasar kerja,
baik menjadi penduduk bekerja maupun sebagai
penganggur.

Laki-laki Perempuan
82,41% 53,13%
Perkotaan 65,91% Pedesaan 70,20%

Meskipun mengalami kenaikan 1,32% poin pada Agustus 2020, namun TPAK perempuan
masih jauh di bawah TPAK laki-laki.

Provinsi TPAK Tertinggi Provinsi TPAK Terendah

Bali Sulawesi Selatan


74,32% 63,40%

Nusa Tenggara Timur TPAK Sulawesi Utara


73,11% 67,77% 63,42%

Papua DKI Jakarta


72,16% 63,81%

*)Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja = (Jumlah Angkatan Kerja / Jumlah Penduduk Usia Kerja) x 100%

Sumber: Berita Resmi Statistik BPS


78
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB 6 KETENAGAKERJAAN

EMPLOYMENT TO POPULATION RATIO (EPR))

Nusa
Tenggara
EPR Bali Timur Papua
Nasional
62,98 70,14 69,98 69,07

3 Provinsi dengan EPR Tertinggi

Laki-laki Perempuan
76,26% 49,70%
Perkotaan 59,99% Pedesaan 66,90%

Pada Agustus 2020 terdapat penurunan rasio penduduk bekerja terhadap


jumlah penduduk usia kerja (EPR) dibandingkan Agustus 2019 yang
sebesar 64,00.

Secara nasional pada Agustus 2020, EPR mencapai 62,98 yang berarti
bahwa dari 100 penduduk berumur 15 tahun ke atas terdapat sekitar 63
orang yang bekerja.

Penurunan EPR mengindikasikan bahwa penyerapan penduduk bekerja


menjadi lebih kecil, salah satunya sebagai dampak pandemi COVID-19.

EPR di perdesaan lebih tinggi dibanding di perkotaan menunjukkan bahwa


wilayah perdesaan sedikit lebih mampu dalam menyerap tenaga kerja
atau menciptakan pekerjaan, terlepas pekerjaan tersebut layak atau tidak.

Sumber: Survey Angkatan Kerja Nasional (Sakernas)


79
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
KETENAGAKERJAAN BAB 6

PENDUDUK BEKERJA MENURUT STATUS PEKERJAAN UTAMA

Berusaha sendiri Pekerja Keluarga


20,38% 14,26%

Berusaha dibantu STATUS


Pekerja bebas di non
buruh tidak tetap PEKERJAAN UTAMA pertanian
15,63% (Agustus 2020) 5,60%

Berusaha dibantu Buruh/Karyawan/ Pekerja bebas di


buruh tetap pegawai pertanian
3,15% 36,37% 4,61%

Provinsi dengan persentase buruh tertinggi


Kepulauan Riau Kalimantan Timur
60,94% 49,42%
DKI Jakarta Laki-laki

3 58,50% 64,18%

Provinsi dengan persentase buruh terendah


Papua Nusa Tenggara Barat
19,19% 24,32%
Nusa Tenggara Timur Perempuan
21,73% 35,82%

Penduduk bekerja sebagai buruh/ karyawan/ pegawai


pada Agustus 2020 masih mendominasi sebesar 36,37%,
namun dibanding Agustus 2019 persentasenya menurun
sebesar 4,28% poin.
Sementara itu, pekerja keluarga/tak dibayar mengalami
peningkatan paling tinggi yaitu sebesar 2,8% poin.

Penduduk yang bekerja sebagai Buruh/Karyawan/Pegawai dan yang


Berusaha dengan Dibantu Buruh Tetap, dikategorikan sebagai kegiatan
formal. Sedangkan sisanya dikategorikan sebagai kegiatan informal.

Sumber: Survey Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) dan Berita Resmi Statistik BPS
80
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB 6 KETENAGAKERJAAN

PENDUDUK BEKERJA DI KEGIATAN FORMAL/INFORMAL

Agustus 2020

Perkotaan 69,12% Pedesaan 30,88% Perkotaan 44,27% Pedesaan 55,73%

FORMAL INFORMAL

39,53% 60,47%
3 provinsi dengan 3 provinsi dengan
persentase tertinggi persentase tertinggi

Kepualauan Riau 64,59% Papua 79,92%


DKI Jakarta 61,78% Nusa Tenggara Timur 76,10%
Kalimantan Timur 52,86% Nusa Tenggara Barat 73,47%

Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan


65,40% 34,60% 42,65% 57,35%

TREN KEGIATAN FORMAL DAN INFORMAL


60,47%
56,98% 55,55%
43,02% 44,12% Formal
39,53%
Orang)
(Juta

71,96 71,96 77,68


54,33 56,80 50,77
Informal
Agustus 2018 Agustus 2019 Agustus 2020

Lebih dari setengah pekerja Indonesia bekerja di sektor


informal, dan didominasi oleh perempuan.

Pada Agustus 2020, persentase pekerja informal mengalami


peningkatan cukup tinggi sebesar 4,92% poin dibanding
Agustus 2019, menjadi sebesar 60,47%.

Kondisi ini seiring pandemi COVID-19 yang menyebabkan banyaknya masyarakat yang
beralih dari sektor formal ke sektor informal.

Sumber: Survey Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) dan Berita Resmi Statistik BPS
81
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
KETENAGAKERJAAN BAB 6

PENDUDUK BEKERJA MENURUT JUMLAH JAM KERJA


Provinsi dengan persentase penduduk bekerja dengan jam
kerja berlebih tertinggi
Gorontalo Kalimantan Timur
33,17% 32,73%
Penduduk
DKI Jakarta bekerja dengan
30,86% jam kerja lebih
Agustus
adalah penduduk
2020 Provinsi dengan persentase penduduk bekerja dengan jam
kerja berlebih terendah
yang bekerja
lebih dari 48 jam
Papua Nusa Tenggara Timur dalam seminggu
11,66% 14,79 %
Sulawesi Barat
18,79%
0 Jam (sementara
tidak bekerja) 1-34 Jam 35-48 Jam >48 Jam

3,06% 30,16% 39,31% 27,47%


Laki-laki

3,02% 45,32% 29,94% 21,72%


Perempuan

PERSENTASE JAM
KERJA BERLEBIH
Perkotaan 27,88% Pedesaan 22,04%
Sebagian besar tenaga kerja Indonesia merupakan Pekerja Penuh (jam kerja
minimal 35 jam per minggu), yaitu sebesar 63,85% pada Agustus 2020.
Sementara 36,15% merupakan Pekerja Tidak Penuh (jam kerja kurang dari 35
jam per minggu). Angka ini meningkat cukup tinggi sebesar 7,19% poin
dibandingkan Agustus 2019.
Pekerja Tidak Penuh dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu Pekerja Paruh Waktu dan
Setengah Penganggur, masing-masing sebesar 25,96% dan 10,19% pada Agustus 2020.

Tren Penduduk Bekerja Menurut Jam Kerja


71,24% 71,04% 63,85% Pekerja Paruh Waktu
6,61% 6,42% 10,19% Pekerja Setengah
22,15% 22,54% 25,96% Penganggur
Agustus 2018 Agustus 2019 Agustus 2020 Pekerja Penuh

Sumber: Survey Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) dan Berita Resmi Statistik BPS
82
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB 6 KETENAGAKERJAAN

PEKERJA PARUH WAKTU


Pekerja Paruh Waktu
Sulawesi Barat Kepulauan Riau
40,71% 14,39%

Papua Provinsi Dengan DKI Jakarta


38,94% Tingkat Pekerja Paruh 15,50%
Waktu (Agustus 2020)

Nusa Tenggara Timur Banten


Tertinggi Terendah
37,28% 17,88%

Tingkat Pekerja
Paruh Waktu 25,96%
Pekerja Paruh Waktu adalah penduduk bekerja dengan jam kerja kurang
dari 35 jam dalam seminggu yang lalu, tetapi tidak mencari pekerjaan
atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain.

Laki-laki Perempuan
19,39% 36,02%
Perkotaan 20,88% Pedesaan 31,94%
Pada Agustus 2020, dari 100 orang penduduk bekerja terdapat sekitar 26 pekerja
paruh waktu. Dibandingkan Agustus 2019, persentase pekerja paruh waktu mengalami
peningkatan sebesar 3,42% poin, dan didominasi oleh perempuan (36,02%).

Tren Tingkat Pekerja Paruh Waktu (%) 25,96

22,54
22,15
36,02
32,38 32,25
19,39
15,74 16,50

Agustus 2018 Agustus 2019 Agustus 2020

Laki-lai Perempuan Total

Sumber: Survey Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) dan Berita Resmi Statistik BPS
83
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
KETENAGAKERJAAN BAB 6

SETENGAH PENGANGGURAN (UNDEREMPLOYMENT)


Agustus 2020
Tingkat Setengah Penganggur
10,19% Merupakan persentase setengah penganggur terhadap total
penduduk yang bekerja

Share Setengah Penganggur terhadap total


9,47%
Angkatan Kerja

Setengah Penganggur
13,09 juta Adalah penduduk bekerja dengan jam kerja dibawah ambang
orang batas jam kerja normal (kurang dari 35 jam dalam seminggu),
dan masih mencari atau menerima pekerjaan tambahan

Laki-laki Perempuan
8,38 juta 4,71 juta
Perkotaan Pedesaan orang orang
5,81 juta orang 7,28 juta orang

Pada Agustus 2020, sebanyak 13,09 juta penduduk bekerja (10,19%)


adalah Setengah Pengangguran. Angka ini mengalami peningkatan yang
cukup besar (3,77% poin) dibandingkan dengan Agustus 2019, dan
didominasi oleh laki-laki (10,77%).

Tren Tingkat Setengah Pengangguran (%)


10,19
6,61
6,42
10,77
6,75 9,30
6,39 6,52
6,25

Agustus 2018 Agustus 2019 Agustus 2020

Laki-laki Perempuan Total

Sumber: Survey Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) dan Berita Resmi Statistik BPS
84
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB 6 KETENAGAKERJAAN

PENDUDUK BEKERJA MENURUT PENDIDIKAN TERTINGGI


Penduduk Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
(Agustus 2020)
Universitas SD ke Bawah
12,36 juta orang 49,96 juta orang
(9,63%) (38,89%)

Akademi/Diploma SLTP
3,47 juta orang 23,47 juta orang
(2,7%) (18,27%)

SLTA Kejuruan/SMK SLTA Umum/SMA


14,85 juta orang 24,34 juta orang
(11,56%) (18,95%)

Pada Agustus 2020, penduduk bekerja masih didominasi oleh mereka yang
berpendidikan SD ke bawah sebanyak 38,89%. sedangkan tenaga kerja
berpendidikan tinggi (Diploma dan Universitas) hanya sebesar 12,33%. Namun
demikian, proporsi tenaga kerja berpendidikan SD ke bawah menunjukkan tren
penurunan dari tahun ke tahun, dan turun 0,94% poin dibanding Agustus 2019.

Penduduk bekerja dengan peningkatan terbesar adalah pada pendidikan SMA, yang
naik 0,69% poin pada Agustus 2020 dibadingkan Agustus 2019.

Tren Penduduk Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan (%)

SD ke Bawah 40,82 39,83 38,89

SMP 17,97 18,26 18,95

SMA 18,04 17,85 18,27

SMK 11,02 11,68 11,56

Universitas 9,38 9,69 9,63

Diploma I/II/III 2,77 2,69 2,70

Agustus 2018 Agustus 2019 Agustus 2020

Sumber: Berita Resmi Statistik BPS


85
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
KETENAGAKERJAAN BAB 6

PENDUDUK BEKERJA MENURUT LAPANGAN PEKERJAAN UTAMA

Lapangan Pekerjaan Perubahan y-o-y


Persentase
(Agustus 2020) (% poin)
29,76 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2,23
1,05 Pertambangan dan Penggalian -0,06
13,61 Industri Pengolahan -1,30
0,24 Pengadaan Listrik dan Gas -0,04
0,38 Pengadaan Air -0,01
6,28 Konstruksi -0,46
19,23 Perdagangan Besar dan Eceran 0,46
4,35 Transportasi dan Pergudangan -0,04
6,65 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,00
0,73 Informasi dan Komunikasi 0,01
1,21 Jasa Keuangan dan Asuransi -0,17
0,31 Real Estate -0,01
1,40 Jasa Perusahaan -0,11
3,56 Administrasi Pemerintahan -0,28
4,69 Jasa Pendidikan -0,29
1,56 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,02
4,99 Jasa lainnya 0,05

Pada Agustus 2020, mayoritas penduduk bekerja di lapangan pekerjaan


Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, yaitu sebesar 29,76%. Angka ini
mengalami peningkatan sebesar 2.23% poin dibanding Agustus 2019.

Gap terbesar laki-laki dibandingkan perempuan terdapat pada


lapangan pekerjaan konstruksi, sedangkan perempuan unggul
(gap terbesar) dibandingkan laki-laki di lapangan pekerjaan
perdagangan besar dan eceran.

Sumber: Survey Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) dan Berita Resmi Statistik BPS
86
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB 6 KETENAGAKERJAAN

PENDUDUK BEKERJA MENURUT JENIS PEKERJAAN UTAMA

Tenaga Professional, Tenaga Usaha Jasa


Teknisi, dan Sejenis 6,45%
6,97%

Tenaga Tenaga Usaha Pertanian,


Kepemimpinan dan Kehutanan, Perburuan
Ketatalaksanaan dan perikanan

1,15% Agustus
28,91%
2020
Tenaga Produksi,
Tenaga Tata Usaha Operator Alat-alat
dan yang Sejenis Angkutan dan
Pekerja Kasar
5,49%
29,40%

Tenaga Usaha Lainnya


Penjualan
1,67%
19,96%

Mayoritas penduduk bekerja sebagai Tenaga Produksi, Operator


Alat-alat Angkutan, dan Pekerja Kasar.

Mayoritas Laki-laki
bekerja sebagai Tenaga
Produksi, Operator Alat-
alat Angkutan, dan
Pekerja Kasar sedangkan
mayoritas Perempuan
bekerja sebagai Tenaga
Usaha Penjualan.

Sumber: Survey Angkatan Kerja Nasional (Sakernas)


87
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
KETENAGAKERJAAN BAB 6

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)


Agustus 2020 7,07%

Pada Agustus 2020, terdapat 7 orang penganggur dari 100 orang


angkatan kerja di Indonesia.

Laki-laki Perempuan
7,46% 6,46%
Perkotaan 8,98% Pedesaan 4,71%

4,07%
Bengkulu 3,77%
Sulawesi Tengah

10,64% 3,32%
Banten Sulawesi Barat

10,95%
10,46%
DKI Jakarta
Jawa Barat

PROVINSI DENGAN TPT PROVINSI DENGAN TPT


TERTINGGI TERENDAH

*) Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah persentase jumlah pengangguran terhadap


Angkatan Kerja.

Sumber: Survey Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) dan Berita Resmi Statistik BPS
88
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB 6 KETENAGAKERJAAN

TREN TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA


Agustus 2018 Agustus 2019 Agustus 2020

8,98%
7,07% 7,46%
5,3% 6,44% 6,46%
5,23% 6,29% 4,71% 5,34% 5,25%
3,97%3,92% 5,24% 5,22%

Nasional Perkotaan Pedesaan Laki-laki Perempuan

Seiring pandemi COVID-19, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Agustus 2020
sebesar 7,07%, mengalami peningkatan cukup besar (1,84% poin) dibandingkan
Agustus 2019. TPT perkotaan sebesar 8,98%, lebih tinggi hampir dua kali TPT di pedesaan
(4,71%). TPT laki-laki juga mengalami peningkatan yang cukup tinggi (2,22% poin).

Tren Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Kelompok Umur (%)

19,77 20,46 12-24 tahun 60 tahun keatas


18,69 25-59 tahun

5,04
2,89 3,01

1,70
0,61 0,68

Agustus Agustus Agustus


2018 2019 2020

Pada Agustus 2020, TPT penduduk kelompok umur muda merupakan yang tertinggi,
yaitu mencapai 20,46%, yang dapat diartikan bahwa dari 100 orang penduduk berumur
15-24 tahun yang termasuk angkatan kerja, terdapat sekitar 20 orang menganggur.

TPT Umur Muda Perkotaan 23,83% Pedesaan 15,94%


20,46%
Laki-laki Perempuan
20,83% 19,95%

Sumber: Survey Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) dan Berita Resmi Statistik BPS
89
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
KETENAGAKERJAAN BAB 6

PENGANGGURAN MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN


Pengangguran Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan (Agustus 2020)
20.00%
13.55%
9.86%
10.00% 8.08% 7.35%
6.46%
3.61%

0.00%
SD ke bawah SLTP SLTA Umum/SMU
SLTA Kejuruan/SMK Akademi/Diploma Universitas
Pada Agustus 2020, TPT semua kategori pendidikan mengalami peningkatan seiring
naiknya TPT nasional. TPT dari lulusan SMK masih yang tertinggi dibandingkan
lulusan jenjang pendidikan lainnya, yaitu 13,55%. Kenaikannya paling tinggi
dibandingkan Agustus 2019, yaitu sebesar 3,19% poin.
Provinsi dengan presentase pengganguran berpendidikan tinggi tertinggi
Sumatera Barat DI Yogyakarta Nusa Tenggara Timur
26,16% 24,55% 24,44%

Provinsi dengan presentase pengganguran berpendidikan tinggi terendah


Banten Jawa tengah Lampung
8,47% 9,63% 10,38%

Sumber: Survey Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) dan Berita Resmi Statistik BPS
90
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB 6 KETENAGAKERJAAN

UPAH BURUH NASIONAL

RATA-RATA UPAH BURUH (AGUSTUS 2020)


2,76 Juta Rupiah Per Bulan

Perkotaan Perdesaan Laki-Laki Perempuan


Rp. 3,03 Jt Rp. 2,13 Jt Rp. 2.98 Jt Rp. 2,35 Jt

Upah buruh nasional pada Agustus 2020 mengalami penurunan menjadi Rp 2,76
juta, dari Rp 2,91 juta pada Agustus 2019

Tren Rata-Rata Upah Buruh (Juta Rupiah)

3.50 3.17
3.06 2.98
2.83 2.91
3.00 2.76
2.40 2.45 2.35
2.50
2.00
1.50
1.00
0.50
0.00
Agustus 2018 Agustus 2019 Agustus 2020

Nasional Laki-Laki Perempuan

Rata-rata upah buruh perempuan


masih lebih rendah dibanding upah
buruh laki-laki. Namun kesenjangan
upah buruh berdasarkan gender ini
mengalami perbaikan, dari Rp Rp 716
ribu pada Agustus 2019 menjadi Rp 625
ribu pada Agustus 2020.

Sumber: Berita Resmi Statistik BPS


91
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
KETENAGAKERJAAN BAB 6

UPAH BURUH MENURUT LAPANGAN PEKERJAAN UTAMA

Rata-Rata Upah Buruh Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, Agustus 2020

(Juta Rupiah) (Juta Rupiah)

4,48 4,15 3,94 1,69 1,91 1,93

Pertambangan Jasa Informasi Jasa Lainnya Pertanian, Penyediaan


dan Keuangan dan Kehutanan Akomodasi
Penggalian dan Komunikasi dan dan Makan
Asuransi Perikanan Minum

Tertinggi Terendah

Buruh yang bekerja pada 7 kategori lapangan pekerjaan utama menerima upah lebih
rendah daripada rata-rata upah nasional, yaitu Jasa Pendidikan; Industri Pengolahan;
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang; Perdagangan Besar
dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum; Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan; dan Jasa Lainnya.

Sumber: Berita Resmi Statistik BPS


92
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB 6 KETENAGAKERJAAN

UPAH BURUH MENURUT PENDIDIKAN DAN PROVINSI

Rata-Rata Upah Buruh Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan


(Agustus 2020)
(Juta 4.24
Rupiah)
3.57

AKADEMI/DIPLOMA
2.67 2.69

UNIVERSITAS
1.99
SD KE BAWAH

1.65

SMK
SLTP

SMA

Semakin tinggi jenjang pendidikan yang ditamatkan, upah yang diperoleh juga
meningkat. Pada Agutsus 2020, buruh berpendidikan universitas menerima
upah 2,6 kali lipat lebih tinggi dibandingkan buruh berpendidikan SD.

Provinsi 1.DKI JAKARTA Rp 4,22 Juta Rp 2,07 Juta 4. SULAWESI BARAT Provinsi
dengan rata- dengan rata-
rata upah/gaji 2. KEP. RIAU Rp 4,19 Juta Rp 2,09 Juta 5. JAWA TENGAH rata upah/gaji
bersih sebulan bersih sebulan
3. PAPUA Rp 3,98 Juta Rp 2,17 Juta 6. NTT
tertinggi terendah

2 C

4
3,B

1,A
5,E
D F
6

Provinsi A. DKI Jakarta Rp 2,07 Juta Rp 1,77 Juta D. DI Yogyakarta Provinsi


dengan Upah dengan Upah
Minumum B. Papua Rp 2,09 Juta Rp 1,80 Juta E. Jawa Tengah Minumum
Provinsi Provinsi
tertinggi C. Sulawesi Utara Rp 2,17 Juta Rp 1,87 Juta F. Jawa Timur terendah

Sumber: Berita Resmi Statistik BPS


93
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB
VII
BAB 7 GENDER

INDEKS PEMBANGUNAN GENDER (IPG)

IPG Indonesia pada tahun 2020


sebesar 91,06, sedikit menurun 91,07
dibandingkan tahun 2019 yang 91,06
90,99
sebesar 91,07.
2018 2019 2020
Penurunan ini merupakan dampak dari pandemi COVID-19 yang terutama berpengaruh
pada penurunan pengeluaran per kapita dibandingkan tahun sebelumnya.

Komponen IPG 2020

Perempuan lebih berumur panjang


Umur Harapan Hidup (tahun) 73,46 69,59 dan peluang sekolah perempuan
lebih lama dibandingkan laki-laki.
Harapan Lama Sekolah (tahun) 13,04 12,93 Namun lama sekolah laki-laki rata-
Rata-rata Lama Sekolah
rata 1 tahun lebih lama
8,07 8,90 dibandingkan perempuan, dan
(tahun)
Pengeluaran per Kapita perekonomian masih didominasi
9,0 juta 15,46 juta laki-laki.
(rupiah)

Pada tahun 2020 tidak ada lagi


IPG Provinsi provinsi yang IPG-nya berada pada
kategori rendah. Sebanyak 15 provinsi
TERTINGGI TERENDAH memiliki IPG di atas rata-rata nasional,
DI Yogyakarta Papua dimana D.I. Yogyakarta yang tertinggi.
Sementara IPG Papua yang terendah.
94,80 79,59
Ketimpangan pembangunan gender
DKI Jakarta Papua Barat antar wilayah masih terjadi, dimana
94,63 82,91 wilayah ujung timur Indonesia memiliki
capaian pembangunan gender masih
Sulawesi Utara Kaltim rendah, yang terutama disebabkan
oleh ketimpangan pendapatan dan
94,42 85,70 rata-rata lama sekolah antara laki-laki
dan perempuan.
*) Indeks Pembangunan Gender (IPG) merupakan indikator yang menggambarkan kesenjangan
pencapaian pembangunan manusia antara laki-laki dan perempuan, yaitu rasio antara Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) perempuan dan IPM laki-laki. Angka IPG Semakin mendekati 100,
maka semakin baik kesetaraan gendernya.

Sumber: Badan Pusat Statistik


97
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
GENDER BAB 7

INDEKS PEMBERDAYAAN GENDER (IDG)


Pemberdayaan gender di Indonesia terus
mengalami peningkatan.
Pada tahun 2019, IDG Indonesia berada
pada level 75,24, meningkat cukup 71,74 72,10 75,24
pesat dibandingkan tahun 2018 yang
sebesar 72,10. 2017 2018 2019

Komponen IDG 2019


2017 2018 2019 Peningkatan IDG tahun 2019
Keterlibatan Perempuan di terjadi karena kenaikan semua
17,32% 17,32% 20,52%
Parlemen komponennya, terutama
Perempuan sebagai Tenaga Keterlibatan Perempuan di
46,31% 47,02% 47,46%
Profesional Parlemen yang naik cukup pesat
Sumbangan Pendapatan (meningkat 3,2% poin) dibanding
36,62% 36,70% 37,10%
Perempuan tahun 2018.
TERTINGGI TERENDAH
Kalimantan Tengah NTB Meskipun angka IDG
83,20 51,91 menunjukkan peningkatan pada
tahun 2019, namun disparitas
Sulawesi Utara Bangka Belitung pemberdayaan gender antar
wilayah justru melebar. Hanya 5
79,10 52,96
provinsi dengan capaian IDG di
atas nasional, berkurang
Maluku Utara Sumatera Barat dibandingkan tahun 2018 yang
77,50 59,09 sebanyak 10 provinsi.

IDG<60 IDG 60 - 69 IDG 70 - 79 IDG ≥ 80


*) Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) lebih fokus melihat sejauh mana kesetaraan gender dalam hal peran aktif
perempuan di dunia politik, pengambilan keputudan, dan ekonomi.
Sumber: Badan Pusat Statistik
98
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB 7 GENDER

INDEKS KETIMPANGAN GENDER (IKG)


IKG Indonesia masih cukup tinggi, namun
trennya mengalami penurunan dari tahun ke
tahun, menjadi 0,421 di tahun 2019.

Angka ini mencerminkan bahwa


ketidakoptimalan pencapaian pembangunan
manusia akibat adanya ketidaksetaraan gender
terkait dengan kualitas hidup dan
0,445 0,436 0,421
pemberdayaan adalah sebesar 42,1%. 2017 2018 2019
Komponen IKG 2019

2017 2017 2018 2018 2019 2019


Persalinan tidak di fasilitas kesehatan 18,17% 17,26% 14,06%

Perempuan umur <20 tahun saat


25,3% 24,14% 27,15%
melahirkan hidup pertama
Keterwakilan di Parlemen 17,3% 82,7% 17,32% 82,68% 20,52% 79,48%

Pendidikan Minimal SMA 31,6% 38,1% 30,99% 38,27% 31,85% 39,77%

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 50,9% 82,5% 51,88% 82,69% 51,89% 83,13%

Penurunan IKG tahun 2019 dibanding tahun sebelumnya disebabkan membaiknya keterwakilan
perempuan di parlemen, menurunnya proporsi persalinan tidak di fasilitas kesehatan, dan
menurunnya gap TPAK antara laki-laki dan perempuan.
TERENDAH TERTINGGI
DI Yogyakarta NTB Mayoritas provinsi mengalami perbaikan
IKG. Namun dilihat dari disparitas antar
0,081 0,542 wilayah, rentang IKG tahun 2019 terlihat
meningkat.
Bali Sulawesi Tenggara
IKG tertinggi sebesar 0,081 dicapai oleh
0,093 0,527 DI Yogyakarta, sementara IKG Nusa
Tenggara Barat terendah sebesar 0,542,
DKI Jakarta Jambi sehingga rentangnya sebesar 0,462.
Rentang ini meningkat dibanding kondisi
0,187 0,525 tahun sebelumnya sebesar 0,413.

*) Indeks Pemberdayaan
Gender (IDG) lebih fokus
melihat sejauh mana
kesetaraan gender dalam hal
peran aktif perempuan di
dunia politik, pengambilan
keputudan, dan ekonomi.
IKG <0,405 IKG 0,405-0,450 IKG 0,450-0,495 IKG >0,495

Sumber: Badan Pusat Statistik


99
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB
VIII
BAB 8 HARGA

INFLASI MENURUT KOMPONEN


4
2.98 2.96
2.68 2.67
2.19 1.96
1.54 1.59 1.68
2 1.32 1.42 1.44
1.68
1.09 1.23
0.76 0.84 0.9 0.98 0.93 0.89 0.95
0.66
0.38
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

Pertumbuhan Inflasi Tahunan, 2020 (%,yoy) Pertumbuhan Inflasi Tahun Berjalan, 2020 (%,ytd)

Sepanjang tahun 2020, laju inflasi mengalami penurunan sebagai dampak


pandemi COVID-19. Namun tren peningkatan terjadi sejak September 2020,
yang menunjukkan mulai pulihnya permintaan di tengah naiknya harga pangan.
Selama tahun 2020 telah terjadi inflasi sebesar 1,68% (yoy), yang didorong
peningkatan harga pangan di akhir tahun sebagai dampak perubahan cuaca di
tengah permintaan yang mulai meningkat.

8 Inflasi Menurut Komponen Tahun 2020

6
4 3.62
1.68
2 1.6

0.25
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
-2
Umum (%,yoy) Inti (%, yoy) Harga diatur Pemerintah (%,yoy) Bergejolak (%,yoy)

Perkembangan Inflasi 2015-2020 (%,yoy)

2.68 2.98 2.96 2.67


2.19

2015 2016 2017 2018 2019

Sumber: Berita Resmi Statistik BPS


103
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
HARGA BAB 8

INFLASI MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN


Andil dan Tingkat Inflasi Tahun 2020 Menurut Kelompok Pengeluaran
Umum 1.68
1.68
Makanan, Minuman, Tembakau 0.91
3.63
Pakaian dan Alas Kaki 0.05
1.01
Perumahan, Air, Listrik, Bahan Bakar Rumah Tangga 0.07
0.35
Perlengkapan, Peralatan, Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga 0.06
1.03
Kesehatan 0.07
2.79
Transportasi -0.85-0.11
Informasi, Komunikasi, Jasa Keuangan -0.35-0.02
Rekreasi, Olahraga, Budaya 0.02
0.73
Pendidikan 0.08
1.40
Penyediaan Makanan dan Minuman / Restoran 0.20
2.26
Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya 0.35
5.80
-2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7
Andil Inflasi (%) Tingkat Inflasi (%)
Pada tahun 2020, kelompok Makanan, Minuman, Tembakau memberikan andil/sumbangan inflasi
paling besar (0,91%). Sedangkan kelompok yang memberikan andil/sumbangan deflasi adalah
Transportasi (0,11%) dan Informasi, Komunikasi, Jasa Keuangan (0,02%).

Komoditas yang Dominan Memberikan Andil/Sumbangan Inflasi Selama Tahun 2020

0,26% 0,16% 0,10% 0,09% 0,05%

Emas Cabai Minyak Rokok Kretek Filter Daging


Perhiasan Merah Goreng & Rokok Kretek Ayam Ras
Putih
Inflasi/Deflasi di 90 Kota di Indonesia Tahun 2020
Tanjung Selor
87 Kota Mengalami Inflasi Ambon
0,05%
3 Kota Mengalami Deflasi 0,07%
Dari 90 kota IHK, 87 kota mengalami
inflasi dan 3 kota mengalami deflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di
Gunungsitoli sebesar 1,87% dengan
IHK sebesar 107,85 dan terendah
terjadi di Tanjung Selor sebesar
0,05% dengan IHK sebesar 102,45.
Sementara deflasi tertinggi terjadi di 1,87%
Luwuk sebesar 0,26% dengan IHK 0,26%
sebesar 107,51 dan terendah terjadi Gunungsitoli
di Ambon sebesar 0,07% dengan IHK Luwuk
sebesar 105,52 Sumber: Berita Resmi Statistik BPS
104
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB 8 HARGA

NILAI TUKAR PETANI

100,9 104,16 104,16

101,6 107,4 ▲3,17% 107,4 ▲2,4%


5 6 6
Indeks Harga yang Indeks Harga yang
NTP Gabungan
Diterima Petani (It) Dibayar Petani (Ib)
Nasional
2019 2020 Kenaikan tahun 2020
NTP
Nilai Tukar Petani (NTP) per Subsektor Tahun 2020 Perubahan (%, yoy)

101,43 104,32 98,08 100,22 100,55


101,28
-0,29 0,29 3,8 -0,75 -0,01 -0,43

Tanaman Tanaman Tanaman Perikanan Perikanan


Peternakan
Pangan Hortikultura Perkebunan Rakyat Tangkap Budidaya

Secara nasional, NTP tahun 2020 lebih tinggi 0,74% dibandingkan NTP tahun 2019. Perubahan tertinggi terjadi
pada Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 3,8%. Kenaikan NTP ini disebabkan oleh kenaikan indeks
harga hasil produksi pertanian (It) lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks harga barang dan jasa yang
dikonsumsi oleh rumah tangga maupun biaya produksi dan penambahan barang modal (Ib).
NTP tahun 2020 tertinggi terjadi pada Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (104,32) dan terendah terjadi pada
Subsektor Peternakan (98,08).

NTP Gabungan Nasional Tahun 2020


105 104.16
103.35 0.99 103.25
104 0.78 102.86
0.49 0.56 0.58 0.6
103 102.09 102.25 0.37
0.13 101.66
102
100.32 100.65
101 -0.78 -0.85 100.09
-1.22 99.47 99.6
100
99 -1.73

98
97
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
NTP Perubahan (%, yoy)

Selama tahun 2020, kenaikan NTP tertinggi terjadi pada September (0,99%) yang didorong kenaikan di Subsektor
Tanaman Perkebunan Rakyat (2,67%). Sementara penurunan NTP terbesar terjadi pada April (1,73%) yang
dipengaruhi penurunan di Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (2,48%).

TERTINGGI TERENDAH

NTP
Desember
2020 130,34 122,12 117,83 93,56 122,12 96,24
Riau Bengkulu Jambi Bali Sulteng NTT
Sumber: Berita Resmi Statistik BPS
105
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
HARGA BAB 8

HARGA GABAH DAN BERAS

8000
Rata-Rata Harga Gabah di Tingkat Petani2020
6000 5845,42 5357,08
4720,19 4776,49
4000 4386,60 4439,21

2000
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
Gabah Kering Giling (GKG) Gabah Kering Panen (GKP) Gabah Luar Kualitas (GLK)

8000 Rata-Rata Harga Gabah di Tingkat Penggilingan Tahun 2020


6000 5957,84 5475,51
4819,12 4874,88
4000 4469,01 4522,07
2000
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
Gabah Kering Giling (GKG) Gabah Kering Panen (GKP) Gabah Luar Kualitas (GLK)

10500 Rata-Rata Harga Beras di Penggilingan Tahun 2020


10000

9500

9000

8500

8000
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep Okt Nov Des

Beras Kualitas Premium Beras Kualitas Medium Beras Luar Kualitas

Sepanjang tahun 2020, rata-rata harga tertinggi Harga Beras di Penggilingan, Desember
di tingkat petani untuk GKP terjadi pada Januari 2020
(Rp5.273 per kg), GKG pada Juni (Rp5.845 per
kg), dan GLK pada Februari (Rp4.774 per kg). Premium Medium Luar Kualitas
TERTINGGI

Begitu pula di tingkat penggilingan, rata-rata


harga tertinggi untuk GKP terjadi pada Januari Rp 14084 Rp 14000 Rp 12000
(Rp5.371 per kg), GKG pada Juni (Rp5.958 per per kg per kg per kg
kg), dan GLK pada Februari (Rp4.883 per kg). Kalsel Kalsel Kalbar
TERENDAH

Premium Medium Luar Kualitas


Selama tahun 2020, rata-rata harga beras di
penggilingan tertinggi untuk kualitas premium Rp 7500 Rp 7000 Rp 7500
terjadi pada Maret (Rp10.082 per kg), kualitas per kg per kg per kg
medium (Rp9.844 per kg) dan luar kualitas
Jateng, Sulsel Jabar Jateng
(Rp9.522 per kg), terjadi pada Februari.
Sumber: Berita Resmi Statistik BPS
106
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB 8 HARGA

HARGA MINYAK, LIFTING MINYAK, LIFTING GAS

Harga Minyak ICP (USD/barel), 2020


65.38
56.61
47.78
40.64 41.63 37.43 38.07 40.67
34.23 36.68
25.67
20.66

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep Okt Nov Des

772.36
Lifting Minyak ICP (mbcd), 2020
737.1 734.76 731.33
707.8 700.63
691.69 689.67 694.77
679.36
668.73 668.34

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep Okt Nov Des

Lifting Gas (MBOEPD), 2020


1009.47 1077.82 1025.32 1062.12 1035.91
999.6 950.07 972
909.82 915.74 916.32
838.74

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep Okt Nov Des

Membaiknya kondisi permintaan minyak dan peningkatan


proyeksi pertumbuhan perekonomian di kawasan Asia
Pasifik, mendorong rata-rata ICP minyak mentah Indonesia
bulan Desember 2020 naik menjadi US$ 47,78 per barel.

Peningkatan harga minyak mentah Indonesia ini sejalan


dengan peningkatan harga minyak mentah dunia di pasar
internasional yang disebabkan adanya kesepakatan negara-
negara OPEC dan aliansinya untuk melanjutkan pemotongan
produksi sebesar 7,2 juta barel per hari mulai Januari 2021.

Faktor lain yang mendorong kenaikan harga minyak adalah


optimisme pasar terhadap proyeksi peningkatan permintaan
minyak mentah sebagai dampak dari perkembangan vaksin
COVID-19 yang telah disetujui untuk vaksinasi massal di
kawasan Eropa dan Amerika.

Sumber: Kementerian ESDM


107
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB
IX
BAB 9 INVESTASI

REALISASI PMDN DAN PMA

2018 2019
721.3
800 1000 809.6
600 800
392.7
328.6
400 600 423.1
386.5
200 25.29 4.1 400
0 200 17.62 7.74 12.24
-200 -8.8 0
Penanaman Penanaman Total Penanaman Penanaman Total
Modal Dalam Modal Asing Modal Dalam Modal Asing
Negeri (PMDN) (PMA) Negeri (PMDN) (PMA)

Realisasi (triliun rupiah) Pertumbuhan (%, yoy)


Realisasi (triliun rupiah) Pertumbuhan (%, yoy)

2020 Sepanjang tahun 2020, realisasi investasi


mencapai Rp826,3T atau mencapai
1000 826.25 101,1% target investasi tahun 2020 yang
800 sebesar Rp 817,2 T. Realisasi investasi tahun
600 413.5 412.8 2020 ini meningkat 2,1% dibanding tahun
400 2019.
200 6.97 2.06 Proporsi PMDN mengalami peningkatan di
0 sepanjang tahun 2020, yaitu 50,1% lebih
-200 -2.43 tinggi dibandingkan PMA, yang
Penanaman Penanaman Total menunjukkan adanya peningkatan peran
Modal Dalam Modal Asing investasi dari dalam negeri khususnya
Negeri (PMDN) (PMA)
dalam mendorong pertumbuhan UMKM.
Penurunan PMA di Indonesia yang
Realisasi (triliun rupiah) Pertumbuhan (%, yoy)
mencapai -2,4% (yoy) masih relatif jauh ebih
rendah dibandingkan penurunan investasi
dunia yang diprediksi mencapai 40% di
PENYERAPAN TENAGA KERJA TAHUN 2020 tahun 2020 (UNCTAD), yang menunjukkan
masih tingginya daya tarik Indonesia
sebagai tujuan investasi.

Jumlah Orang 2019 2020


Sepanjang tahun 2020, proyek investasi
520171 langsung telah menyerap tenaga kerja sebanyak
PMDN 611335 1.156.361 orang, yang terdiri dari proyek
PMA 513664 PMDN sebanyak 611.335 orang (52,9%) dan
545026
proyek PMA sebanyak 545.026 orang (47,1%).
Total 1033835
1156361
Peningkatan penyerapan tenaga kerja ini seiring
0 500000 1000000 1500000 dengan upaya Pemerintah mendorong industri
padat karya dan pemberdayaan UMKM.
Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal
111
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
INVESTASI BAB 9

REALISASI INVESTASI BERDASARKAN SEKTOR DAN NEGARA

Realisasi Investasi Berdasarkan Sektor Tahun 2020

Realisasi PMDN (triliun rupiah) Realisasi PMA (miliar USD)

93,28

5,97
4,61 68,29
3,58
44,85
35,52 2,19
0,19
8,86

17,5% 12,3% 11,5% 9,2% 8,6%


Transportasi, Listrik, Gas, Industri Perumahan, Konstruksi
Gudang, dan dan Air Logam Kawasan Industri
Telekomunikasi dan Perkantoran

Proporsi investasi di sektor tersier mencapai 55% dari total realisasi investasi tahun
2020. Investasi sektor transportasi dan utilitas meningkat seiring dengan
pembangunan infrastruktur di kedua sektor tersebut.

Realisasi PMA Berdasarkan Negara Tahun 2020


Singapura merupakan investor
utama PMA Indonesia dengan
share mencapai 34,1% dari total 34,1% Singapura
realisasi PMA tahun 2020, dengan
nilai investasi terbesar pada
sektor transportasi, industri 16,7% Tiongkok
logam dasar, dan perumahan.
Investasi dari Korea Selatan 12,1% Hongkong
meningkat dan mulai menempati
5 besar negara penyumbang
investasi pada tahun 2020, 9,1% Jepang
dengan investasi terbesarnya
pada sektor industri kendaraan
bermotor dan transportasi, 6,3% Korea selatan
industri kimia dan farmasi, dan
industri logam dasar.
Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal
112
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB 10
NERACA PERDAGANGAN

REALISASI INVESTASI SPASIAL


Realisasi Investasi Berdasarkan Sektor, 2020

24,3 18 Realisasi (triliun


8,3 11 8,7 10
rupiah)
200,7 68,8 71,8
Share 2020 (%)
Sumatera Kalimantan Sulawesi
Share 2019 (%)

54
49,5

3 3 6,2 4
408,8 24,8 51,3
Bali & Nusa Maluku &
Jawa
Tenggara Papua

Seiring dengan meningkatnya potensi industri hilirisasi, investasi terus bergerak ke arah luar
Jawa. Sepanjang tahun 2020, investasi di luar Jawa mencapai Rp 417,5 T dengan proporsi
mencapai 50,5%, lebih tinggi dibandingkan di Jawa yang sebesar Rp 408,8 T atau 49,5%.

Realisasi Investasi Realisasi Investasi


PMDN Terbesar PMA Terbesar
Jawa Timur Jawa Barat
Rp 55,7 triliun USD 4,8 miliar

Jawa Barat DKI Jakarta

Rp 51,4 triliun USD 3,6 miliar


DKI Jakarta Maluku Utara
Rp 43,0 triliun USD 2,4 miliar

Riau Banten
Rp 34,1 triliun USD 2,1 miliar
Banten Sulawesi Tengah
Rp 31,1 triliun USD 1,8 miliar
Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal
113
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB
X
BAB 10
NERACA PERDAGANGAN

NERACA NILAI PERDAGANGAN

Neraca perdagangan tahun 2020


surplus USD 21,74 miliar

Defisit migas Surplus nonmigas


USD 5,95 miliar USD 27,69 miliar

Neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus sebesar USD 21,74


miliar di sepanjang tahun 2020. Realisasi ini lebih baik dibanding tahun 2019
yang mengalami defisit hingga USD 3,2 miliar.

Surplus neraca perdagangan disebabkan oleh kinerja impor di sepanjang


tahun 2020 sebesar USD 141,57 miliar, tertekan lebih dalam dibanding
kinerja ekspor yang sebesar USD 163,31 miliar.

Neraca Nilai Perdagangan Indonesia Tahun 2020 (Juta USD)

EKSPOR 2020 IMPOR 2020


USD 163,31 miliar USD 141,57 miliar
TURUN dibandingkan TURUN dibandingkan
2,61% tahun 2019 17,34% tahun 2019
Sumber: Berita Resmi Statistik BPS
117
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB 10
NERACA PERDAGANGAN

NILAI EKSPOR
2,61% 29,52% 0,57%

EKSPOR NASIONAL 2020 EKSPOR MIGAS 2020 EKSPOR NONMIGAS 2020


Dibandingkan dengan Dibandingkan dengan Dibandingkan dengan
2019 2019 2019

Nilai ekspor Indonesia sepanjang tahun 2020 mencapai USD


163,31 miliar atau turun 2,61% dibanding tahun 2019, yang
didorong masih terkontraksinya volume ekspor non migas di
tengah ekspor migas yang membaik.

Volume ekspor menurun 11,31% dibanding tahun 2019, yang


disumbang oleh penurunan volume ekspor non migas 11,99%
sedangkan volume ekspor migas naik 4,76%.

Ekspor Indonesia Tahun 2020 (Juta USD)

Des 1018.8 15519.5 16538.3

Nov 762.2 14497.1 15259.3

Okt 613.4 13748.8 14362.2

Sep 668.4 13292.1 13960.5

Agu 598.7 12497.1 13095.8 Migas


Jul 679.1 13023.6 13702.7 Nonmigas
Jun 569.3 11440 12009.3
Total Ekspor
Mei 560.6 9893.7 10454.3

Apr 563.9 11599.2 12163.1

Mar 653.3 13414.6 14067.9

Feb 805 13255.9 14,060.90

Jan 816.1 12,815.90 13,632

Total (Juta USD) 8309,1 154997,4 163306,5


Pertumbuhan (yoy) -29,52% -0,57% -2,61%
Sumber: Berita Resmi Statistik BPS
118
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB 10
NERACA PERDAGANGAN

EKSPOR MENURUT SEKTOR DAN GOLONGAN BARANG

Ekspor Menurut Sektor Tahun 2020

USD 19.749,2 juta


Pertambangan
dan Lainnya (12,09%)
USD 131.128,9 juta
Industri
Pengolahan (80,30%)
USD 8.309,1 juta
Total Migas (5,09%)
Ekspor USD 163.306,5 juta
Nasional

Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil Industri Pengolahan mendominasi


sebesar USD 131,13 miliar atau 80,3% dari total nilai ekspor Indonesia
pada tahun 2020. Proporsi ini meningkat 4,34% dibandingkan tahun 2019. USD 4.119,3 juta
Dibandingkan tahun 2019, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan
Pertanian (2,52%)
meningkat 2,94% didorong meningkatnya ekspor besi/baja. Sementara
ekspor produk pertambangan dan lainnya menurun 20,7% akibat
menurunnya ekspor batubara.

Nilai Ekspor Nonmigas Menurut Golongan Barang Tahun 2020

Mesin & Perlengkapan Lainnya (62,53%)


elektrik (5,96%) USD 96.925,6 Juta
USD 9.234,10 Juta

Lemak & Minyak


hewan/nabati (13,37%)
Besi dan baja (7%) USD 20.780,8 Juta
USD 10.847,40 Juta
Bahan bakar mineral
(11,14%)
USD 17.269,5 Juta
Sepanjang tahun 2020, peningkatan terbesar ekspor nonmigas terjadi pada Besi dan Baja (0,47%,
yoy), sedangkan penurunan terdalam terjadi pada Bahan Bakar Mineral
(-0,23%, yoy).
Ekspor dari 10 golongan barang (HS 2 digit) memberikan kontribusi 45,40% terhadap total ekspor
nonmigas pada tahun 2020, dan pertumbuhannya naik 0,83% (yoy) dibanding tahun 2019.
Sumber: Berita Resmi Statistik BPS
119
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB 10
NERACA PERDAGANGAN

EKSPOR MENURUT NEGARA TUJUAN DAN PROVINSI ASAL

Nilai Ekspor Nonmigas Menurut Negara Tujuan Utama Tahun 2020

Peran Terhadap Total Ekspor(%)


19,31%
Tiongkok 29.930,3 Juta USD

12,01%
Amerika 18.620,4 Juta USD
Serikat
8,31%
Jepang 12.883,4 Juta USD Menurut negara tujuan
utama, Tiongkok tetap
6,58% merupakan negara tujuan
India 10.199,1 Juta USD
ekspor terbesar pada tahun
5,51% 2020 dengan nilai USD 29,93
Singapore 8.533,1 Juta USD miliar (19,31%).

4,51% Komoditas utama yang


Malaysia 6.994,4 Juta USD diekspor ke Tiongkok pada
periode tersebut adalah
besi/baja, minyak kelapa
TOTAL 154.997,4 sawit, dan batubara.

EKSPOR MENURUT PROVINSI ASAL BARANG TAHUN 2020

KEP. RIAU
6,87% 11.224,9
KALTIM
8,03% 13.118,3

RIAU JAWA BARAT


8,43% 13.767,6 16,28% 26.591,9

JAWA TIMUR
12,44% 20.311,1 (Juta USD)

Tiga provinsi yang memberikan sumbangan terbesar terhadap ekspor nasional pada
tahun 2020 adalah Jawa Barat (16,28%), Jawa Timur (12,44%), dan Riau (8,43%).
Ketiganya memberikan kontribusi hingga mencapai 37,15% dari seluruh ekspor nasional.
Sumber: Berita Resmi Statistik BPS
120
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB 10
NERACA PERDAGANGAN

NILAI IMPOR

IMPOR IMPOR IMPOR


NASIONAL MIGAS NONMIGAS
2020 2020 2020
Dibanding tahun 2019 Dibanding tahun 2019 Dibanding tahun 2019
17,34% 34,86 % 14,78 %

Nilai impor Indonesia tahun 2020 tercatat USD 141,57 miliar atau
turun 17,34% dibandingkan tahun 2019. Kontraksi impor disebabkan oleh volume dan harga
yang turun. Kinerja impor semakin tertekan semenjak pandemi.

Baik impor migas maupun nonmigas masih terkontraksi masing-masing sebesar -34,9% dan
14,8%. Penurunan impor migas disebabkan oleh berkurangnya impor minyak mentah (40,54%)
dan hasil minyak (39,41%). Sebaliknya nilai impor gas naik 2,94%.

Jan 1.987,1 12.281,6 14.268,7

Feb 1.747,6 9.800,5 11.548,1

Mar 1.606,6 11.745,6 13.352,2

Apr 854,3 11.680,9 12.535,2

Mei 657,5 7.781,1 8.438,6

Jun 677,1 10.083,3 10.760,40

Jul 958,2 9.506,1 10.464,3

Agt 949,8 9.792,6 10.742,4

Sep 1.173,0 10.397,1 11.570,1

Okt 1.078,8 9.707,2 10.786,0

Nov 1.085,0 11.579,4 12.664,4

Des 1.481,8 12.956,6 14.438,4

Migas Total (Juta USD) 14.256,8 127.312,0 141.568,8

Non-Migas Pertumbuhan (yoy) 34,86% -14,78% -17,34%


Sumber: Berita Resmi Statistik BPS
121
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB 10
NERACA PERDAGANGAN

IMPOR MENURUT GOLONGAN BARANG

Impor Menurut Golongan Penggunaan Barang Tahun 2020

USD 23.702,9 juta


Barang modal
USD 103.209,9 juta (16,74%)
Bahan baku /
penolong (72,90%)

Total
Impor USD 141.568,8 juta USD 14.656,0 juta
Nasional Barang Konsumsi
(10,35%)
Menurut golongan penggunaan barang, sebesar USD 103,21 miliar atau 72,9% dari total nilai
impor Indonesia pada tahun 2020 didominasi oleh golongan Bahan Baku/Penolong, terutama
mesin/peralatan mekanis (17,13%) dan mesin/peralatan elektrik (14,95%).

Sepanjang tahun 2020, impor pada ketiga golongan penggunaan barang masih tertekan, dengan
kontraksi terbesar pada impor bahan baku/penolong sebesar -18,32%. Mayoritas komponen di
barang konsumsi, barang modal, dan bahan baku/penolong masih terkontraksi.

Impor Nonmigas Indonesia Menurut Negara Asal Barang Utama Tahun 2020
Peran Terhadap
Total Import (%)
30,91%
Tiongkok 39.353,3 Juta USD

8,35%
Jepang 10.629,1 Juta USD
Menurut negara asal
6,38% barang utama,
Singapura 8.119,8 Juta USD
Tiongkok masih
5,88% memiliki kontribusi
Amerika 7.488,9 Juta USD terbesar senilai USD
Serikat 39,35 miliar atau
5,08%
Korea 6.462,9 Juta USD 30,91% dari total
Selatan impor Indonesia pada
5,07% tahun 2020.
Thailand 6.451,0 Juta USD

TOTAL 127.312,0 Sumber: Berita Resmi Statistik BPS


122
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB
XI
BAB 11
NERACA PEMBAYARAN

Ketahanan sektor eksternal tetap terjaga di tengah tekanan pandemi Covid-19. Neraca
Pembayaran Indonesia tahun 2020 mencatat surplus sebesar USD 2,6 miliar (Rp36,4
triliun), melanjutkan surplus pada tahun sebelumnya yang sebesar USD 4,7 miliar.

Surplus Neraca Pembayaran 2020 didorong oleh penurunan defisit Transaksi Berjalan serta
surplus Transaksi Modal dan Finansial.

Defisit transaksi berjalan pada tahun 2020 tercatat sebesar USD 4,7 miliar (0,4% PDB),
jauh menurun dari defisit pada tahun 2019 yang sebesar USD 30,3 miliar (2,7% PDB).
Penurunan defisit ini sejalan dengan kinerja ekspor yang terbatas akibat melemahnya
permintaan dari negara mitra dagang yang terdampak Covid-19, di tengah impor yang
juga tertahan akibat permintaan domestik yang belum kuat.

Transaksi Modal dan Finansial pada tahun 2020 tetap surplus sebesar USD 7,9 miliar,
sejalan dengan optimisme investor terhadap pemulihan ekonomi domestik yang terjaga dan
ketidakpastian di pasar keuangan global yang mereda terutama pada semester II-2020.

Posisi cadangan devisa pada akhir Desember 2020 meningkat menjadi sebesar USD 135,9
miliar, setara dengan pembiayaan 9,8 bulan impor dan utang luar negeri pemerintah, serta
berada di atas standar kecukupan internasional.

Sumber: Bank Indonesia


Neraca Pembayaran Indonesia 2020*
(Miliar USD)

KOMPONEN Q1 Q2 Q3 Q4 Kum 2020


I. Transaksi berjalan -3,6 -2,9 1,0 0,8 -4,7
A. Barang 4,5 4,0 9,8 10,0 28,2
• Ekspor, fob 41,7 34,6 40,8 46,2 163,3
• Impor, fob -37,2 -30,7 -31,0 -36,2 -135,1
a. Non-migas 5,8 3,3 9,4 11,3 29,9
a. Migas -2,6 -0,8 -0,7 -1,2 -5,4
B. Jasa-jasa, Pendapatan Primer & Sekunder -8,1 -6,9 -8,8 -9,2 -32,9
II. Transaksi Modal dan Finansial -3,1 10,9 1,0 -0,9 7,9
1. Investasi Langsung 4,3 4,2 1,4 4,2 14,1
2. Investasi Portofolio -6,1 9,8 -1,9 2,2 3,9
3. Investasi Lainnya -0,9 -3,2 1,5 -7,5 -10,2
II. Neraca Keseluruhan -8,5 9,2 2,1 -0,2 2,6
Memorandum
• Cadangan Devisa 121,0 131,7 135,2 135,9 135,9
Dalam bulan impor dan pembayaran ULN
7,0 8,1 9,1 9,8 9,8
Pemerintah
Transaksi berjalan (% PDB) -1,3 -1,2 0,4 0,3 -0,4
125
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB
XII
BAB 12
SEKTOR KEUANGAN

INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG)

5940 5979.1
4905.4

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

IHSG ditutup pada level 5.979 pada akhir Desember 2020, meningkat 9,4%
dibanding penutupan bulan sebelumnya, sejalan dengan kenaikan indeks
saham global. Namun secara tahunan IHSG masih terkontraksi 10,9% (ytd)
dibandingkan akhir tahun 2019.

Kepemilikan Saham Tahun 2020 (Triliun Rupiah)

Sepanjang tahun 2020 terjadi net outflow yang mendorong penurunan


porsi kepemilikan asing di pasar saham, yaitu turun dari 51,9% pada
Desember 2019 menjadi 49,21% pada Desember 2020.

Peningkatan porsi investor domestik di pasar saham menjadi salah satu


indikator pengalihan pengeluaran dari konsumsi ke investasi, terutama di
kalangan menengah atas.
Sumber: Bloomberg
129
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB 12
SEKTOR KEUANGAN

OBLIGASI PEMERINTAH

10 250

8 7.21 200
6.68
6 6.54 5.89 150
6.07
133.6 5.21
4 100
65.98 67.8
2 50

0 0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

Yield 5Y (EOP. %) Yield 10Y (EOP %) CDS 5Y

Imbal hasil instrumen jangka panjang (yield SBN tenor 10 tahun)


berada dalam tren penurunan, sejalan dengan masih tingginya
kepercayaan investor terhadap instrumen surat berharga pemerintah
dan prospek perekonomian domestik ke depan.

Hal ini juga tercermin dari penurunan risiko surat berharga Indonesia di
pasar global (CDS).

Penurunan yield juga disertai dengan turunnya risiko surat berharga


Indonesia di pasar global, yang terlihat dari indeks CDS 5 Tahun yang
turun ke level 67,8 atau hampir pulih ke level akhir tahun 2019 yang
berada pada level 67,7.

*) Credit Default Swap (CDS) adalah indikator


yang digunakan untuk mengukur risiko gagal
bayar surat utang , semacam premi risiko yang
dikenakan saat penerbitan instrumen utang.
Semakin tinggi CDS, maka semakin besar
kemungkinan untuk mengalami gagal bayar
atau default. Kenaikan CDS mencerminkan ada
kekhawatiran pasar terkait fundamental ekonomi
suatu negara atau kondisi fiskalnya.

Sumber: Bloomberg
130
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB 12
SEKTOR KEUANGAN

NET FOREIGN BUY

40 1.23
20 16.46 5.17

15.2 0.2
0
0.03 0.82
-20 -4.54
-47.81
-40

-60

-80
-87.95
-100

-120

-140
-139.26
Saham SUN SBI Total
-160 -3.5
(Triliun Rupiah)

Sepanjang tahun 2020, investor asing


mencatatkan net outflow di pasar
domestik sebesar Rp 139,3 triliun,
yang berupa aliran modal asing keluar
di pasar saham sebesar Rp 47,8
triliun dan di pasar obligasi sebesar
Rp 87,9 triliun.

Isu domestik menjadi faktor pendorong terjadinya ouflow di pasar


keuangan domestik, terutama akibat kenaikan kasus COVID-19 yang
mendorong rencana penerapan kebijakan PSBB lebih ketat.

Sumber: CEIC
131
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB 12
SEKTOR KEUANGAN

NILAI TUKAR

Nilai tukar Rupiah di akhir tahun


2020 ditutup pada tingkat
Rp Rp14.105/USD, atau menguat
0,2% dari bulan sebelumnya.
14.105/USD Secara year to date, Rupiah
mengalami pelemahan 1,5%
dibandingkan akhir tahun 2019.

Nilai tukar rata rata tahun 2020 mencapai Rp.14.577/USD atau melemah
dibandingkan rata-rata tahun 2019 yang sebesar Rp14.146, namun jauh lebih
baik dibandingkan asumsi APBN Perpres 72/2020 (Rp 15.300).

Pulihnya aliran modal ke pasar keuangan


domestik, peningkatan PMI manufaktur yang
menandai terjadinya pemulihan ekonomi,
perkembangan neraca perdagangan, dan
optimisme perkembangan vaksin di dalam
negeri turut menjadi sentimen positif pasar
keuangan domestik yang menopang nilai
tukar Rupiah.

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar Amerika Tahun 2020


(Rupiah/USD)

EOP
Rp 14.105/USD

Sumber: Bloomberg
132
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB 12
SEKTOR KEUANGAN

CADANGAN DEVISA

200000 Cadangan Devisa (Juta USD) 15

150000
10

100000

5
50000

0 0
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
Reserve Position in the Fund (RPF) Emas Moneter
Cadangan Devisa Total Special Drawing Rights (SDRs)
Tagihan lainnya Cadangan dalam Valuta Asing
Bulan impor dan pembayaran utang luar negeri

Posisi cadangan devisa pada akhir tahun 2020 sebesar USD 135,9
miliar, setara dengan pembiayaan 10,2 bulan impor atau 9,8 bulan
impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada
di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Posisi cadangan devisa ini meningkat dibandingkan akhir tahun


2019 yang sebesar USD 129,2 miliar. Struktur cadangan devisa
didominasi oleh Cadangan dalam Valuta Asing (94%).

Peningkatan cadangan devisa pada Desember 2020 terutama


dipengaruhi oleh penarikan pinjaman luar negeri pemerintah dan
penerimaan pajak dalam bentuk valas.

Sumber: Bank Indonesia


133
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB 12
SEKTOR KEUANGAN

PERTUMBUHAN UANG BEREDAR

Pertumbuhan Uang Beredar Tahun 2020 (%, yoy)

18.54

8.21 12.44
7.87
8.21
7.12

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

Uang Beredar M1 Uang Beredar M2

Likuiditas perbankan berada dalam tren yang


meningkat, khususnya pada semester II tahun 2020
yang didorong oleh penempatan dana pemerintah.

Kebijakan moneter yang longgar juga


mendorong peningkatan uang beredar di
perekonomian, yang diindikasikan oleh
pertumbuhan M1 dan M2. Peningkatan
terutama terjadi pada komponen uang kuasi,
yang meliputi simpanan berjangka,
tabungan, dan simpanan giro dalam valas.
Sumber: Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia, Bank Indonesia
134
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB 12
SEKTOR KEUANGAN

SUKU BUNGA

BI 7-day (Reverse) Repo Rate (%)


5
4.25
3.75
4.25

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

Rata-rata 7DRR

Kebijakan moneter
longgar ditempuh untuk
stimulus ekonomi.

Pada November 2020, suku bunga acuan 7DRR diturunkan ke 3,75%


dan bertahan hingga Desember 2020. Suku bunga acuan telah turun
125 bps selama tahun 2020.

Mengikuti penurunan suku bunga acuan, suku bunga di pasar


keuangan turut mengalami penurunan, yang menandai bahwa likuiditas
di perbankan cukup memadai.
Suku bunga deposito dan kredit juga mengalami penurunan seiring
penurunan suku bunga 7DRR. Respon suku bunga kredit dan deposito
terhadap penurunan suku bunga acuan mengalami peningkatan di
tahun 2020.

Sumber: Bank Indonesia


135
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB 12
SEKTOR KEUANGAN

KREDIT

Posisi Kredit Tahun 2020 Kredit Modal Kerja Tahun 2020

5800 10 2600 20
5700
5 2500 10
5600
5500 2400 0
0
5400
5300 -5 2300 -10
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
Mar
Jan
Feb

Jun

Agu
Sep
Okt
Nov
Apr
Mei

Jul

Des

Posisi Kredit (Triliun Rupiah)


Total Kredit (Triliun Rupiah)
Suku Bunga Kredit (%)
Pertumbuhan Kredit (%, yoy) Pertumbuhan Kredit (%, yoy)

Kredit Investasi Tahun 2020 Kredit Konsumsi Tahun 2020


1550 30 1650 20
1500 20
10
1450 10 1600
0
1400 0
1350 -10 1550 -10
Agu

Okt

Agu

Okt
Mar
Apr

Mar
Apr
Jan
Feb

Jun

Sep

Feb

Jun
Nov

Jan

Sep

Nov
Mei

Jul

Mei

Jul
Des

Des
Posisi Kredit (Triliun Rupiah) Posisi Kredit (Triliun Rupiah)
Suku Bunga Kredit (%) Suku Bunga Kredit (%)
Pertumbuhan Kredit (%, yoy) Pertumbuhan Kredit (%, yoy)

Pertumbuhan kredit terkontraksi sejak akhir triwulan III-2020, hingga sebesar -2,12%
(yoy) pada Desember 2020. Semua jenis kredit terus mengalami pelemahan.

Kredit modal kerja terkontraksi sebesar 4,85% (yoy) pada Desember 2020, melanjutkan
kontraksi yang telah dialami sejak akhir semester I-2020, sejalan dengan pelemahan dan
kontraksi aktivitas produksi di berbagai sektor.

Kredit konsumsi mulai memasuki zona pertumbuhan negatif pada November 2020
hingga sebesar -0,73% (yoy) pada Desember 2020, seiring masih rendahnya tingkat
konsumsi dan demand masyarakat.

Kredit investasi mulai terkontraksi pada Desember 2020 sebesar -1,03% (yoy), terutama
didorong penurunan kredit pada sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan
perikanan.
Sumber: Bank Indonesia
136
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB 12
SEKTOR KEUANGAN

DANA PIHAK KETIGA

7000 11.11 15
6.8 7.95
6500 10

6000 6,665.39 5
5941.72 6260.46
5500 0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

Dana Pihak Ketiga (Triliun Rupiah) Pertumbuhan (%, yoy)

Komposisi Dana Pihak Ketiga (Triliun Rupiah)

7000
6000
5000 2689.29 2,804.76
2627.32
4000
3000 2,173.50
1893.08 1982.99
2000
1000 1588.18 1,687.14
1421.33
0
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

Giro Tabungan Deposito

Hingga Desember 2020, Dana Pihak Ketiga (DPK) berada dalam tren meningkat.
Simpanan masyarakat di bank per Desember 2020 mencatat pertumbuhan cukup tinggi
pada level 11,11% (yoy) atau mencapai Rp6,7 ribu triliun. Jumlah tersebut meningkat
sebesar Rp667 triliun dibandingkan Desember 2019.

Peningkatan pertumbuhan DPK terutama didorong oleh kelompok nominal simpanan di


atas Rp5 miliar, yang merupakan simpanan perusahaan besar dan kelompok masyarakat
berpendapatan tinggi.

Simpanan kelompok masyarakat berpendapatan menengah ke bawah (kelompok


simpanan di bawah Rp500 juta) juga mengalami peningkatan walau tidak setinggi
kelompok simpanan di atas Rp5 miliar, antara lain sebagai dampak dari program bansos
dan perlindungan sosial yang mulai meningkat sejak Agustus 2020.

Sumber : Statistik Perbankan Indonesia, OJK


137
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB 12
SEKTOR KEUANGAN

KINERJA PERBANKAN
Loan to Deposit Ratio (LDR, %)
93.36 92.5 92.55 92.18 90.94 89.1 88.09 85.38 83.46 83.07 82.33 82.54

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Des

Non Performing Loan (NPL, %)

3 3.11 3.22 3.22 3.14 3.15 3.18 3.06


2.77 2.79 2.77 2.89

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Des

Capital Adequacy Ratio (CAR, %)


23.83 24.25 23.89
23.03 23.5 23.52
22.83 22.33 22.55
21.67 22.08 22.2

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Des

Di tengah berbagai tekanan, secara umum kondisi perbankan masih


cukup aman, antara lain ditandai oleh Capital Adequacy Ratio (CAR)
dan Non Performing Loan (NPL) yang masih terkendali.

Pelemahan kredit membuat level Loan to Deposit Ratio (LDR)


perbankan semakin turun mencapai 82,54% pada Desember 2020..

Sepanjang tahun 2020, terlihat kecenderungan peningkatan Non


Performing Loan (NPL) atau kredit macet, namun masih dalam
level yang cukup aman, yaitu 3,06% pada Desember 2020.

Rasio kecukupan modal (CAR) perbankan masih relatif stabil


hingga di kisaran 23% pada Desember 2020, yang menunjukkan
permodalan yang masih cukup baik dan memadai..

Sumber : Statistik Perbankan Indonesia, OJK


138
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB
XIII
BAB 13 SEKTOR RIIL

PURCHASING MANAGERS INDEX (PMI)


MANUFAKTUR

49.3 51.3
39.1

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

Batas Ekspansif PMI Manufaktur

PMI Manufaktur Indonesia berada dalam tren ekspansif di level 51,3


pada Desember 2020, berada di atas threshold 50 yang
menunjukkan kelanjutan aktivitas manufaktur pada level ekspansi
dan level tertinggi dalam 10 bulan terakhir.

Kinerja PMI Manufaktur menggambarkan kondisi produksi,


permintaan, dan penjualan, yang mulai mengalami peningkatan.

Pembelian input untuk produksi meningkat sejalan dengan


peningkatan pesanan baru terhadap produk yang disebabkan
peningkatan permintaan, walaupun belum disertai dengan
peningkatan penyerapan tenaga kerja.

Tentang Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur:


*) Indeks yang menggambarkan respons para manager di bidang pemberlian yang berasal
dari perusahaan manufaktur berbagai sektor, diantaranya industri logam dasar, kimia dan
plastik, tekstil dan pakaian, serta makanan dan minuman

*) Merupakan indikator ekonomi yang menggambarkan kinerja industry pengolahan, terkait


jumlah produksi, permintaan baru, ketenagakerjaan, inventori, dan waktu pengiriman.

*) Angka Indeks diatas 50.0 menunjukkan adanya ekspansi (pertumbuhan), dan pada angka
indeks dibawah menunjukkan terjadinya kontraksi (perlambatan) pada sektor yang dimaksud

Sumber: Bloomberg & HIS Markit


141
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
SEKTOR RIIL BAB 13

PENJUALAN ECERAN

Indeks Penjualan Riil (Retail Sales Index)


-0.27 -0.85 -4.46
300 0
-9.19 -8.73
-12.28
200 -14.94 -16.27 -10
-16.87 -17.13
-20.61 -19.16
100 -20
217.54 216.36 219.9 190.66 198.3 193.57 194.06 196.65 193.83 183.47 181.34 190.06
0 -30
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

Retail Sales Index Pertumbuhan (%, yoy)

Pertumbuhan Penjualan Riil Berdasarkan Kategori (%, yoy)

-6.6
-14.3
-21.6 -25
-10.3 -12
-20 -36.3 -40.3
-26.3
-51.3 -56.6
-39.2 -40
-55 -59.7

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Suku Makanan, Bahan Bakar Peralatan Perlengkapan Barang Barang


Cadang & Informasi & Rumah Tangga Sandang
Minuman & Kendaraan Budaya % Lainnya
Aksesori Tembakau Bermotor Komunikasi Lainnya Rekreasi

Kinerja penjualan ritel atau eceran menunjukkan perbaikan pada Desember 2020 secara
bulanan. Namun kenaikan permintaan tidak setinggi periode yang sama tahun
sebelumnya, sehingga secara tahunan masih terkontraksi sebesar 19,2% (yoy), terutama
berasal dari kelompok sub kelompok Sandang yang terkontraksi paling dalam (-59,7%,
yoy).

Secara bulanan, penjualan eceran meningkat pada hampir seluruh kelompok komoditas,
kecuali kelompok Barang Budaya dan Rekreasi yang masih stagnan sebesar -0,3% (mtm).

Secara spasial, penjualan eceran tahunan pada Desember 2020 masih terkontraksi di
banyak kota. Penurunan terdalam terjadi di Jakarta (-52,9%, yoy), Bandung (-33,5%, yoy),
dan Denpasar (-32,9%, yoy). Sementara penjualan eceran di Manado dan Surabaya
mampu mencatat kinerja positif, masing-masing sebesar 16,0% (yoy) dan 7,0% (yoy).
Sumber: Survei Penjualan Eceran, Bank Indonesia
142
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB 13 SEKTOR RIIL

INDEKS KEYAKINAN KONSUMEN


121.67 117.65
113.78
96.5
92.03
84.83 83.78 86.19 86.9 83.36 79.02
77.8

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

Keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi menguat


mendekati zona optimis (>100), yang tercermin dari Indeks
Keyakinan Konsumen (IKK) Desember 2020 sebesar 96,5.

Keyakinan konsumen yang membaik didorong oleh


menguatnya persepsi terhadap kondisi ekonomi saat ini dan
ekspektasi ke depan.

Persepsi terhadap kondisi ekonomi saat ini membaik didukung


oleh aspek ketersediaan lapangan kerja, penghasilan, dan
ketepatan waktu pembelian barang tahan lama.

Ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan


meningkat terutama terhadap ketersediaan lapangan kerja.

Secara spasial, keyakinan konsumen pada Desember 2020


tercatat meningkat di 14 kota yang disurvei, dengan kenaikan
tertinggi terjadi di kota Bandar Lampung, Jakarta, dan Denpasar.

Sumber: Survei Konsumen, Bank Indonesia


143
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
SEKTOR RIIL BAB 13

PENJUALAN MOBIL

Penjualan Mobil 2020 Penjualan Mobil Tahun 2020 (Unit)

Jan 80.435

Feb 79.644

Mar 76.811

Apr 7.868
532,03 ribu unit
Mei 3.551

Penjualan kendaraan roda empat Jun 12.623


di sepanjang tahun 2020 Jul 25.283
sebanyak 532.027 unit, hanya
separuh penjualan di tahun 2019 Agu 37.277
atau turun 48,35% dari penjualan
Sep 48.554
tahun 2019 yang tercatat
sebanyak 1.030.126 unit. Okt 49.018

Pandemi COVID-19 berdampak Nov 53.834


pada penurunan produksi dan Des 57.129
permintaan, seiring kondisi pasar
dan ekonomi yang bergerak
minus, serta fokus sebagian besar Turun 48,35% dari tahun 2019
masyarakat kepada aspek
kesehatan.

Realisasi penjualan pada


Desember 2020 menjadi angka
tertinggi sejak titik terendah yang
tercatat pada bulan Mei yang
hanya terjual 3.551 unit, serta
mengindikasikan tren kenaikan
penjualan dan pasar otomotif
yang mulai menggeliat.

Sumber: CEIC & Gaikindo


144
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB 13 SEKTOR RIIL

PENJUALAN MOTOR

Penjualan Motor 2020 Penjualan Mobil 2020 (Unit)

Jan 462984

Feb 548141

Mar 561739

3,66 juta unit Apr 123782

Mei 21851
Realisasi penjualan sepeda
Jun 167992
motor sepanjang tahun 2020
sebanyak 3.663.016 unit, atau Jul 292205
turun 43,54% dari penjualan
tahun 2019 yang mencapai Agu 317107
6.487.460 unit. Tahun 2020 Sep 380713
merupakan tahun terburuk bagi
penjualan motor selama 16 Okt 31783
tahun terakhir. Nov 237035

Turunnya penjualan motor Des 231637


sebagai dampak pandemi
COVID-19 dan penerapan
kebijakan Pembatasan Sosial Turun 43,54% dari tahun 2019
Berskala Besar (PSBB) yang
mempengaruhi mobilitas dan
aktivitas ekonomi masyarakat.

Penurunan penjualan motor paling


dalam terjadi pada Mei 2020 yang
hanya sebanyak 21.851 unit. Setelah
Mei, penjualan motor berangsur pulih
di angka 200-300 ribu unit per
bulannya, dengan puncak penjualan
terjadi di bulan September sebanyak
380.713 unit.

Sumber: CEIC & Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI)


145
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
SEKTOR RIIL BAB 13

KONSUMSI SEMEN

Penjualan Semen tahun 2020 TURUN 9,8%


62,9 JUTA TON dari tahun 2019

30.04

6184 6233 6106


5860 5738
5207.9 5300
4878.6
-0.11 4817.3 4862
4513.7
-7.39 -6.75 -6.28 -7.33 -8.27
-13.91 -12.3
3207.1 -16.13 -14.99

-38.27

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
(juta ton) Pertumbuhan (%, yoy)

Volume penjualan semen domestik sepanjang tahun 2020 tercatat sebesar 62,9 juta ton,
atau terkontraksi 10,4% dibandingkan penjualan tahun 2019 yang mencapai 70 juta ton.

Angka tertinggi penjualan semen domestik tahun 2020 terjadi di bulan Oktober sebesar
6,2 juta ton, sementara penjualan terendah terjadi di bulan Mei sebesar 3,2 juta ton.
Pandemi COVID-19 berdampak pada pelemahan permintaan semen di sepanjang
tahun 2020, yang menyebabkan pertumbuhan penjualan semen terendah dalam 10
tahun terakhir.
turun turun
10,8% 11,8%
turun
9,6%

turun
turun
3,9% 13,7%

turun
13,1%
Secara spasial, pertumbuhan penjualan semen yang positif di sepanjang tahun 2020
hanya terjadi di wilayah Maluku dan Papua (9,5%, yoy), sedangkan kontraksi terdalam
terjadi di wilayah Bali dan Nusa Tenggara (-13,7%, yoy).
Sumber: CEIC & Asosiasi Semen Indonesia (ASI)
146
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB 13 SEKTOR RIIL

KONSUMSI LISTRIK

KONSUMSI LISTRIK TAHUN 2020 TURUN 2%


245.041 JUTA KWH dari tahun 2019

TOTAL 245.041 juta TOTAL Pertumbuhan -0,19 (%, yoy)


kwh
7.97 21342 21127
20939 20859 20992 20934
5.38 20606
3.8 20389
19988 2.38 2.08
19582 19456 -0.31
-1.71 18827 -2.04 -2.34 -2.19 -2.62

-10.68

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

(juta kWh) Pertumbuhan (%, yoy)

Pertumbuhan Konsumsi Listrik Tahun 2020 Menurut Kelompok Pengguna


80

60

40
4.6
20 -5.2
0 -6.1
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des -10.2
-20
-11.2
-40 -12.3
-60

-80

Sosial Rumah Tangga Bisnis Industri Pemerintah Lainnya

Konsumsi listrik tahun 2020 sebesar 245.041 juta kWh,


atau tumbuh -0,2% (yoy) dibandingkan tahun 2019 yang
sebesar 245.518 juta kWh. 3,37% 0,71%
Pertumbuhan konsumsi listrik tahun 2020 ini lebih 3,30%
rendah daripada rata-rata pertumbuhan 4 tahun terakhir 29,46% Sosial
sebesar 4,9% (yoy). Rumah Tangga
Kontraksi paling dalam dialami kelompok Bisnis Bisnis
(-9,0%, yoy), diikuti industri (-7,2%, yoy), dan Sosial
Industri
(-6,1%, yoy). Sementara kelompok Rumah Tangga
menunjukkan kinerja positif di masa pandemi COVID- Pemerintah
19 ini dengan tumbuh positif 9,5% (yoy), seiring
Lainnya
peningkatan Work From Home (WFH) dan kebijakan
PSBB yang menyebabkan masyarakat banyak 16,79%
melakukan aktivitas di rumah. 46,34%
Sumber: PT PLN
147
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
SEKTOR RIIL BAB 13

KUNJUNGAN WISATAWAN

KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA TAHUN 2020


1400000 1,272,083 20
1200000 4.91 0
1000000 863,960
-20
800000 -31.65
-40
600000 470,970
-64.87 -60
400000
158,718 163,646 158,256 157,939 163,185 151,275 153,918 144,467 164,088
200000 -80
-87.54 -87 -89.12 -89.36 -89.52 -89.2 -88.64 -88.72 -88.08
0 -100
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

Kunjungan (Orang) Pertumbuhan (%, yoy)

Sepanjang tahun 2020, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia sebanyak


4,02 juta kunjungan, atau turun 75,03% jika dibandingkan jumlah kunjungan
wisman tahun 2019 yang mencapai 16,11 juta kunjungan. Aktivitas pariwisata
merupakan yang paling terdampak akibat pandemi COVID-19.

KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA MENURUT PINTU MASUK TAHUN 2020

PINTU PINTU PINTU


DARAT LAUT UDARA
Kunjungan 1.326.984 orang Kunjungan 1.021.127 orang Kunjungan 1.674.394 orang
Pertumbuhan -37,16%, yoy Pertumbuhan -75,46%, yoy Pertumbuhan -82,97%, yoy

KEBANGSAAN WISATAWAN MANCANEGARA TAHUN 2020

Berdasarkan kebangsaan, kunjungan


25.03% Timor Leste
31.63% wisman yang datang ke Indonesia
Malaysia selama tahun 2020 paling banyak dari
Timor Leste (25,03%), diikuti oleh
Singapura Malaysia (24,33%).
Australia
Sepanjang tahun 2020, wisman yang
Tiongkok datang dari wilayah Afrika mengalami
5.86%
penurunan paling tinggi (83,77%, yoy).
24.33% Lainnya
6.24% Sebaliknya, wilayah Asia di luar ASEAN
6.90% mengalami penurunan paling rendah
(69,57%, yoy).

Sumber: Berita Resmi Statistik BPS


148
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB 13 SEKTOR RIIL

AKOMODASI

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL BERBINTANG TAHUN 2020


60 0
49.17 -2.3 49.22 -3.22
-5
50 39.93 40.14 40.79
37.48 -10
40 32.24 32.12 -15
28.07 -19.29 -18.44 -18.6-20
30 -20.64 -21.21 -21.4
19.7 -25
20 12.67 14.45 -29.08 -28.66 -30
-32.57 -35
10
-41.23 -40
0 -45
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

Tingkat Penghunian Kamar (%) Perubahan (poin, yoy)

Pada tahun 2020, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Indonesia
mencapai rata-rata 33,0%, atau turun 20,8 poin dibandingkan tahun 2019.

TPK terendah pada tahun 2020 terjadi pada bulan April, seiring mulai
diberlakukannya kebijakan PSBB dalam merespon pandemi COVID-10. TPK
kemudian berangsur menunjukkan tren peningkatan hingga mencapai 40,79%
pada Desember 2020.
TPK HOTEL KLASIFIKASI BINTANG (DESEMBER 2020)

TERTINGGI TERENDAH

Kalimantan Bali 19,00%


59,78%
Timur
Kep. Riau 27,41%
Lampung 59,32%
Bangka
28,79%
Papua 58,51% Belitung

Sebagai provinsi yang paling terdampak oleh pandemi COVID-19 karena basis aktivitas
pariwisatanya, Provinsi Bali mencatat Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel terendah
pada Desember 2020 (19,00%), sekaligus mengalami penurunan TPK tertinggi
dibandingkan Desember 2019, yaitu terkontraksi 43,55 poin.

Rata-rata lama menginap tamu asing dan domestik pada hotel klasifikasi bintang di
Indonesia bulan Desember 2020 mencapai 1,61 hari. Secara umum, rata-rata lama
menginap tamu asing lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata lama menginap
tamu domestik, masing-masing sebesar 2,61 hari dan 1,60 hari.

Sumber: Berita Resmi Statistik BPS


149
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
SEKTOR RIIL BAB 13

TRANSPORTASI DAN PERHUBUNGAN

Angkutan Penumpang Tahun 2020 (juta orang)


Angkutan Udara Angkutan Udara
Angkutan Laut Angkutan Kereta
Domestik Internasional
14,2 juta orang 186,1 juta orang
32,39 juta orang 3,66 juta orang
34.1
32.3

23.4

12.8 13.7 13.5


12.2 11.4 11.9
9.3
6.29 5.79 5.9 5.5
4.58 3.66
1.89 2.22 2.97
0.84 0.09 0.78 0.84 1.1

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

Jumlah penumpang angkutan udara domestik di sepanjang tahun 2020 sebanyak


32,4 juta orang atau turun 57,76% dibanding tahun 2019 yang sebanyak 76,7 juta
orang. Sementara jumlah penumpang internasional sebanyak 3,7 juta orang atau
turun 80,61% dibanding tahun 2019 yang sebanyak 18,86 juta orang.

Jumlah penumpang kereta api di sepanjang tahun 2020 mencapai 186,1 juta
orang atau turun 56,40% dibanding tahun 2019. Demikian pula jumlah barang
yang diangkut kereta api turun 5,19% menjadi 48,5 juta ton.

Jumlah penumpang angkutan laut dalam negeri mencapai 14,2 juta orang atau
turun 40,66% dibanding tahun 2019. Sedangkan jumlah barang yang diangkut
naik 1,61% atau mencapai 302,6 juta ton.
Angkutan Barang Tahun 2020 (juta ton)
25.49 25.53 26.58 27.31 27.37 27.12
25.07 24.05 24.91 24.34
21.67 22.66

4.53 3.93 4.55 4.23 3.09 3.28 3.93 4.17 4.13 3.85 4.39 4.33

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

ANGKUTAN LAUT ANGKUTAN KERETA

297,77 51,09
Sumber: Berita Resmi Statistik BPS
150
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB
XIV
BAB 14 FISKAL

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA (APBN)

Perpres Realisasi sd 31 % thd Perpres


Realisasi APBN 2020 (triliun rupiah) APBN 2020
72/2020 Desember 2020 72/2020

PENDAPATAN 2.233,20 1.699,95 1.633,59 96,10%


Pajak 1.865,70 1.404,51 1.282,77 91,33%
PNBP 367,00 294,14 338,53 115,09%
Hibah 0,50 1,30 12,29 945,76%
BELANJA 2.540,42 2.739,17 2.589,89 94,55%
Belanja Pemerintah Pusat 1.638,48 1.975,24 1.827,36 92,51%
Transfer ke Daerah 784,95 692,74 691,43 99,81%
Dana Desa 72,00 71,19 71,10 99,87%

KESEIMBANGAN PRIMER (12,01) (700,43) (642,21) 91,69%

SURPLUS / DEFISIT ANGGARAN (307,23) (1.039,22) (956,30) 92,02%

% Surplus / (Defisit) Anggaran


Terhadap PDB (1,76) (6,34) (6,09)

PEMBIAYAAN ANGGARAN 307,23 1.039,22 1.190,95 114,60%

Sebagai respon atas dampak pandemi COVID-19, Pemerintah melakukan dua kali
penyesuaian postur APBN, yaitu melalui Perpres Nomor 54/2020 yang selanjutnya
disesuaikan lagi melalui Perpres Nomor 72/2020. Perubahan tersebut menampung biaya
Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) serta realokasi
anggaran/refocusing kegiatan pada belanja Kementerian/Lembaga untuk mendukung
kebijakan PC-PEN.

Melalui kebijakan ekspansif yang terkendali, defisit anggaran hingga akhir tahun 2020
mencapai 6,09% terhadap PDB, atau tetap terjaga tidak melebihi target yang ditetapkan
dalam APBN Perpres 72/2020 sebesar 6,34% terhadap PDB.

Realisasi pendapatan negara mencapai Rp1.633,59 triliun (96,10% dari target APBN Perpres
72/2020), mengalami kontraksi 16,68% jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2019,
sebagai dampak perlambatan ekonomi akibat pandemi COVID-19 dan pemanfaatan
stimulus perpajakan oleh dunia usaha.

Realisasi belanja negara mencapai Rp2.589,89 triliun (94,55% dari pagu APBN Perpres
72/2020), meningkat 12,15% dari realisasi tahun 2019, sejalan dengan strategi kebijakan
countercyclical yang diambil Pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional
di tengah dampak pandemi COVID-19.
Sumber: APBN KITA, Kementerian Keuangan, Januari 2021
153
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB
XV
BAB 15 PERINGKAT DUNIA

IMD WORLD COMPETITIVENESS 2020

Peringkat daya saing Indonesia dalam IMD World Competitiveness Ranking 2020
menempati posisi 40 dari 63 negara, atau turun 8 peringkat dibandingkan tahun
2019 yang sempat menempati posisi 32 dari 63 negara.

Bila dibandingkan dengan negara ASEAN,


48 42 43 40 Indonesia berada di bawah Singapura, Malaysia,
32 dan Thailand. Namun, posisi Indonesia masih lebih
baik dibandingkan Filipina yang berada di
peringkat 45. Sementara di level Asia Pasifik, posisi
Indonesia berada diperingkat 11 dari 14 negara.
2016 2017 2018 2019 2020
Peringkat tertinggi Peringkat tertinggi Peringkat tertinggi Peringkat tertinggi
Netherland Hongkong Denmark Sweden
Economic Performance Government Efficiency Business Efficiency Infrastructure

PERINGKAT INDONESIA (Score 66,751) 58 56


53
50 50
47 47
44 42 42
38 38
33
27
23 22
15
11
6 4

Technological Infrastructure
Productivity & Efficiency
International Investment
Domestic Economy

Institutional Framework
International Trade

Health & Environment


Scientific Infrastructure
Management Practices

Altitudes & Values


Societal Framework
Business Legislation

Basic Infrastructure
Employment

Public Finance

Tax Policy

Labor Market

Education
Finance
Prices

Indonesia mengalami penurunan pada empat faktor utama daya saing, yaitu kinerja
perekonomian, efisiensi pemerintahan, efisiensi bisnis, dan infrastruktur.
Peringkat kinerja perekonomian Indonesia di tahun 2020 berada pada posisi 26, sedikit
menurun dibandingkan tahun 2019 di posisi 25. Aspek yang menjadi kekuatan adalah
pertumbuhan PDB, kestabilan harga bahan bakar, dan pertumbuhan investasi.
Peringkat efisiensi pemerintahan mengalami penurunan dari ranking 25 pada tahun 2019
menjadi posisi 31 pada tahun 2020. Aspek yang menjadi faktor kekuatan antara lain
penerimaan pajak dan peningkatan jaminan sosial.
Peringkat infrastruktur beranjak dari posisi 53 di tahun 2019 menjadi posisi 55 pada tahun
2020. Komponen infrastruktur yang menjadi kekuatan ialah biaya telekomunikasi seluler dan
rasio pemanfaatan energi baru dan terbarukan.
Sumber: International Institute for Management Development (IMD) Swiss, 2020
157
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
PERINGKAT DUNIA BAB 15

KEMUDAHAN BERUSAHA (EASE OF DOING BUSINESS) 2020

Kemudahan berbisnis (ease of doing business) di Indonesia tetap 73/190 73/190


berada pada peringkat 73, dalam laporan Doing Business 2020
yang dirilis oleh World Bank pada Oktober 2019, dengan
menggunakan 10 indikator regulasi kemudahan berusaha.

2020
2019
Meskipun peringkatnya tetap, Indonesia mencatatkan
peningkatan skor, yaitu dari 67,96 pada tahun lalu menjadi
69,6. PERINGKAT
Ease of Doing Business
Indonesia 2018-2020 2018 2019 2020

Rangking /190 Skor (0-100)


66.9
72 73 73 Rangking EODB 68.2
69.6
Memulai Usaha 76.1
144 134 140 79.4
81.2
Perizinan Terkait 64
108 112 110 Mendirikan Bangunan 65.9
66.8
83.9
38 33 33 Penyambungan Listrik 86.4
87.3
Pendaftaran Properti 59.8
106 100 106 60.1
60
Akses Perkreditan 65
55 44 48 70
70
Perlindungan Terhadap
70
43 51 37 Investor Minoritas 70
70
Pembayaran Pajak 68.5
114 112 81 68.4
75.8
Perdagangan Lintas 66.5
112 116 116 Negara 66.5
67.5
47.2
145 146 139 Penegakan Kontrak 47.2
49.1
Penyelesaian Perkara 67.6
38 36 38 67.9
Kepailitan 68.1

Skor Indonesia berada pada posisi tengah di antara negara ASEAN, dan hanya
unggul terhadap Filipina, Kamboja, Laos, Myanmar, dan Timor Leste.

Sejumlah faktor yang mendukung kemudahan bisnis di Indonesia antara lain


proses untuk memulai bisnis, urusan perpajakan, hingga kegiatan
perdagangan lintas batas.
Sumber: Report Ease of Doing Business 2020, World Bank
158
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
BAB 15
PERINGKAT DUNIA

WORLD HAPPINESS INDEX 2020

INDONESIA
Di tengah pandemi COVID-19, laporan World Happiness Report 2021 yang
dirilis Maret 2021 bersama dengan United Nations Sustainable Development
Solution Network, mencatat rangking kebahagiaan Indonesia tahun
2020 berada pada peringkat 82 dari 149 negara dengan skor 5,345,
naik 2 peringkat dibandingkan tahun 2019 yang berada di posisi 84.

5,345 Posisi Indonesia tepat berada di bawah


Malaysia dan Vietnam, yang masing-
5,286
masing ada di peringkat 81 dan 79, dan
5,192 masih jauh tertinggal dengan Singapura,
82
84 Thailand, dan Filipina.
92 Peringkat kebahagiaan Indonesia jauh
lebih unggul dibandingkan Laos, Kamboja
2018 2019 2020 dan Myanmar.

GDP per Capita

Healthy Life Expectancy


Social Support

82
Freedom to Make
Life Choices Generosity

Perception of Corruption

Sumber: World Happiness Report 2021


159
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
PERINGKAT KELAYAKAN BAB 15
INVESTASI INDONESIA

PERINGKAT KELAYAKAN INVESTASI INDONESIA TAHUN 2020

Pengukuhan Sovereign Credit Rating Indonesia oleh beberapa Credit Rating Agency
mencerminkan terjaganya keyakinan stakeholder internasional terhadap ketahanan
perekonomian Indonesia di tengah pandemi COVID-19 yang secara signifikan menekan
perekonomian global.
Japan Credit Rating mengukuhkan rating Indonesia pada
peringkat BBB+ dengan outlook stabil, mencerminkan
pertumbuhan ekonomi yang solid ditopang oleh permintaan
domestik, utang Pemerintah yang terkendali, serta resiliensi
ekonomi Indonesia terhadap gejolak eksternal yang didukung
oleh kebijakan nilai tukar yang fleksibel, kredibilitas kebijakan
moneter, dan akumulasi cadangan devisa.

Lembaga pemeringkat Fitch mempertahankan rating


Indonesia pada peringkat BBB (Investment Grade)
dengan oulook stabil, didukung oleh prospek
pertumbuhan ekonomi jangka menengah yang baik dan
beban utang pemerintah yang relatif rendah.

Lembaga pemeringkat Moody’s Investor Service


(Moody’s) mempertahankan peringkat utang Pemerintah
Indonesia pada level BAA2 outlook stabil (Investment
Grade), didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang kuat
dan stabil serta rendahnya beban utang pemerintah, yang
dijaga melalui konsistensi disiplin fiskal dan penekanan
pada stabilitas makroekonomi.

Lembaga pemeringkat Standard and Poor’s (S&P)


mempertahankan rating Indonesia pada BBB, namun
merevisi outlook menjadi negatif dari sebelumnya
stabil. Peringkat BBB didasarkan pada tatanan
kelembagaan yang stabil, prospek pertumbuhan
ekonomi yang kuat, dan kebijakan fiskal yang secara
historis cukup prudent. Sementara outlook negatif
mencerminkan ekspektasi S&P bahwa dalam beberapa
waktu ke depan Indonesia menghadapi kenaikan risiko
eksternal dan fiskal akibat meningkatnya kewajiban luar
negeri dan beban utang pemerintah untuk membiayai
penanganan pandemi COVID-19.

Lembaga Pemeringkat Rating and Investment


Information, Inc (R&I) menaikkan rating Indonesia
menjadi BBB+/outlook stabil (Investment Grade),
didukung oleh implementasi kebijakan dalam
meningkatkan potensi pertumbuhan ekonomi , defisit
fiskal tetap terjaga (rasio hutang yang dijaga pada tingkat
yang rendah), serta cadangan devisa yang memadai relatif
terhadap utang jangka pendek.
Sumber: Bloomberg
160
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
PENUTUP

Sejak munculnya kasus pertama COVID-19 di Indonesia pada tanggal 2 Maret


2020, berbagai langkah antisipatif untuk membendung penyebaran wabah
telah dilakukan, diantaranya pemberlakuan physical distancing melalui
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), yang ditranslasi menjadi kebijakan
work from home (WFH), pembelajaran jarak jauh (school from home), larangan
berkumpul, penutupan tempat perbelanjaan dan tempat wisata, hingga
mengurangi kepadatan pekerja pada beberapa lapangan usaha. Kondisi ini
menyebabkan penurunan aktivitas ekonomi yang merambat cepat ke berbagai
aspek. Tren penurunan kemiskinan hingga mencapai single digit di tahun 2019
terhenti, tingkat pengangguran terbuka yang berhasil ditekan di kisaran 5%
meningkat menjadi 7,07%, angka ketimpangan (gini ratio) mengalami
kenaikan, sampai kepada terjadinya perlambatan pertumbuhan pembangunan
manusia.

Seiring digelontorkannya berbagai dukungan dan stimulus untuk


mengompensasi dampak pandemi, pembukaan ekonomi secara bertahap
dengan tatanan kehidupan baru menjadi pilihan jalan tengah untuk
menyelamatkan ekonomi Indonesia. Perlahan kinerja perekonomian
menunjukkan sinyal pemulihan sejak triwulan III-2020. Beberapa sektor
terdampak pandemi relatif membaik secara bertahap. Pertumbuhan ekonomi
dari sisi produksi terutama sektor manufaktur diperkirakan terus membaik.
Pertumbuhan dari sisi permintaan juga perlahan menunjukkan perbaikan.

Di tengah banyaknya tekanan yang terjadi, stabilitas ekonomi tetap terjaga.


Laju inflasi berada di level rendah dipengaruhi deflasi sebagian besar
komoditas pangan karena melimpahnya pasokan dan menurunnya demand
akibat pandemi. Stabilitas sektor keuangan juga terjaga dengan didukung
berbagai kebijakan untuk penanganan COVID-19 dan mitigasi ekonomi.

161
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
PENUTUP

Satu tahun telah berlalu dengan berbagai tantangan, pembelajaran pun


diperoleh. Penurunan kinerja ekonomi yang terjadi secara global dapat
menjadi momentum bagi Indonesia untuk melakukan pembenahan dan
mengejar ketertinggalan. Pembenahan perekonomian secara fundamental
dengan melakukan transformasi untuk mencapai struktur perekonomian yang
lebih berdaya tahan, serta kesiapsiagaan di masa depan pada kondisi krisis
sejenis pada seluruh pelaku usaha dan juga pemerintah, menjadi kunci untuk
memperkuat pembangunan ekonomi Indonesia.

Masa depan masih dibayangi ketidakpastian yang cukup tinggi. Penanganan


pandemi COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional memerlukan sinergi
dari segenap komponen bangsa. Semangat kebersamaan dan gotong royong
menjadi pilar untuk mengatasi krisis akibat pandemi, memulihkan kesehatan,
dan membangun kembali perekonomian Indonesia.

162
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. (2020). Analisis Hasil Survey Dampak Covid-19 terhadap
Pelaku Usaha. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Badan Pusat Statistik. (2020). Booklet Sakernas Agustus 2020. Jakarta: Badan Pusat
Statistik.
Badan Pusat Statistik. (2020). Hasil Survey Sosial Demografi Dampak Covid-19.
Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Badan Pusat Statistik. (2020, Desember 15). Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Tahun 2020. Berita Resmi Statistik, No. 97/12/Th. XXIII.
Badan Pusat Statistik. (2020). Indikator Pasar Tenaga Kerja Indonesia Agustus 2020.
Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Badan Pusat Statistik. (2020). Kajian Penghitungan Indeks Ketimpangan Gender.
Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Badan Pusat Statistik. (2020, November 5). Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia
Agustus 2020. Berita Resmi Statistik, No. 86/11/Th. XXIII.
Badan Pusat Statistik. (2020). Statistik Kesejahteraan Rakyat 2020. Jakarta: Badan
Pusat Statistik.
Badan Pusat Statistik. (2021, Januari 21). Hasil Sensus Penduduk 2020. Berita Resmi
Statistik, No. 7/01/Th. XXIV.
Badan Pusat Statistik. (2021, Januari 4). Perkembangan Indeks Harga
Konsumen/Inflasi. Berita Resmi Statistik, No. 01/01/Th. XXIV.
Badan Pusat Statistik. (2021, Januari 4). Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga
Produsen Gabah. Berita Resmi Statistik, No. 03/01/Th. XXIV.
Badan Pusat Statistik. (2021, Februari 1). Perkembangan Pariwisata dan Transportasi
Nasional Desember 2020. Berita Resmi Statistik, No. 11/02/Th. XXIV.
Badan Pusat Statistik. (2021, Februari 5). Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan
IV-2020. Berita Resmi Statistik, No. 13/02/Th. XXIV.
Badan Pusat Statistik. (2021, Februari 15). Profil Kemiskinan di Indonesia September
2020. Berita Resmi Statistik, No. 116/02/Th. XXIV.
163
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. (2021, Februari 15). Tingkat Ketimpangan Pengeluaran


Penduduk Indonesia September 2020. Berita Resmi Statistik, No.17/02/Th.
XXIV.
Bank Indonesia. (2021, Januari 11). Survei Konsumen Desember 2020. Survei
Konsumen.
Bank Indonesia. (2021, Februari 9). Survei Penjualan Eceran Desember 2020. Survei
Penjualan Eceran.
Berita Resmi Statistik. (2021, Januari 15). Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia
Desember 2020. Berita Resmi Statistik, No. 05/01/Th. XXIV.
Data Realisasi Investasi. (2021, Januari 25). Retrieved from NSWi:
https://nswi.bkpm.go.id/
Helliwell, J. F., Layard, R., Sachs, J. D., & De Neve, J. E. (2021). World Happiness Report
2021. New York: Sustainable Development Solutions Network.
IHS Markit. (2021, Januari 4). PMI Manufaktur Indonesia. Rilis Berita.
Kementerian Keuangan. (2021, Januari). Kaleidoskop 2020 . APBN Kita Kinerja dan
Fakta.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. (2020). "Bangkit dari Pandemi" Satu
Tahun Pemerintahan Jokowi dan Ma'ruf Amin Bidang Perekonomian. Jakarta:
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
KPPPA. (2020). Pembangunan Manusia Berbasis Gender 2020. Jakarta: Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Otoritas Jasa Keuangan. (2021, Februari 26). Statistik Perbankan Indonesia Desember
2020. Statistik Perbankan Indonesia.
Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia. (2021, Februari 22). Retrieved from Bank
Indonesia: https://www.bi.go.id/id/statistik/ekonomi-
keuangan/seki/Pages/SEKI-JANUARI-2021.aspx
World Bank Group. (2020). Doing Business 2020. Washington, DC: World Bank Group.
World Economic Forum. (2020). The Global Competitiveness Report Special Edition
2020. Geneva: World Economic Forum.
164
P O T R E T E K O N O M I I N D O N E S I A 2 0 2 0
Gedung R.M. Notohamiprodjo
Jl. Dr. Wahidin Raya No. 1
Jakarta Pusat 10710

Telp. +62 21 34833486


https://fiskal.kemenkeu.go.id
ikp.bkf@kemenkeu.go.id
BKFkemenkeu
@BKFkemenkeu
@BKFkemenkeu

Anda mungkin juga menyukai