•
•
•
•
•
•
HUBUNGAN
KONSUMSI, Y=C+S
TABUNGAN,
Y=C+I
DAN INVESTASI
S=I
FAKTOR - FAKTOR • Ekonomi
YANG
MEMPENGARUHI • demografi/ kependudukan
KONSUMSI
• Non-ekonomi
FAKTOR EKONOMI
• Pendapatan rumah tangga (household income)
• Kekayaan rumah tangga ( household wealth)
• Jumlah barang konsumsi tahan lama dalam masyarakat
(consumers’s durables)
• Tingkat bunga (interest rate)
• Perkiraan tentang masa depan (household expectation about the
future)
• Pengurangan ketimpangan distribusi pendapatan
FAKTOR
DEMOGRAFI/KEPENDUDUKAN
Jumlah penduduk
Komposisi penduduk
FAKTOR
NON- EKONOMI
+
MPC + MPS = 1
+ =
MPC + MPS = 1
+ = =1
RUMUS
C
APC =
Y
RUMUS
S
APS =
Y
APC + APS = 1
C S Y+Y Y
Y
+ Y
= = =1
Y
Y
MEI : Tingkat pengembalian modal dan jumlah modal yang akan
diinvestasikan
AKIBAT
menurunnya pendapatan
pengangguran menurunnya perekonomian
per-kapita
analisis
lebih memaksimalkan perusahaan dalam
bidang padat karya seperti bidang umkm
atau perusahaan manufaktur contoh
perusahaan manufaktur terkenal yang ada
di Indonesia adalah Indofood. Selain
mampu menyerap banyak tenaga kerja,
industri manufaktur juga mempunyai peran
yang besar dalam perkembangan ekonomi
nasional karena mampu meningkatkan nilai
ekspor dan juga nilai investasi negara
Indonesia.
STUDI KASUS
NASIONAL 2
STUDI KASUS KRISIS MONETER INDONESIA 1998
Krisis moneter 1998 yang berawal dari terpuruknya nilai bath Thailand yang
disebabkan oleh keputusan pemerintah Thailand untuk menerapkan
kebijaksanaan sistem mengambang terhadap nilai tukar bath terhadap dolar
Amerika pada Juli 1997, lalu menyebar ke Korea Selatan, Indonesia, Malaysia,
Filipina, dan beberapa negara lain, telah meruntuhkan perbankan dan rupiah
kita. Perekonomian kawasan Asia pun rontok. Negara kita terdampak sangat
parah.
Kurs rupiah merosot 83,3% dari Rp2.500 per dollar AS di medio 1997 menjadi
Rp15.000 di 1998. Harga barang impor melonjak beberapa kali lipat sehingga
inflasi melambung 77% pada 1998.
Pertumbuhan ekonomi yang di 1997 masih 4,7% terjun bebas menjadi minus
13%.
Penyebab 1 Nilai rupiah turun
penurunan sebesar 43% dari jumlah tiap bulan yang diinvestasikan oleh
investor dalam systematic investment plans (SIPs).
MENGAPA DEMIKIAN?
KESIMPULAN