Anda di halaman 1dari 13

DINAMIC : Directory Journal of Economic, X (X), 20XX

ISSN ISSN 2657-1846 (Online)

DDeterminan Pertumbuhan Ekonomi di Negara ASEAN Tahun


2005-2019

I
Hidayati Laili1, Hadi Sasana2, Rr. Retno Sugiharti3
1,2,3Fakultas
Ekonomi, Universitas Tidar, Kota Magelang, Jawa
Tengah, Indonesia
hidayatilaili595@gmail.com

Received: Month, 20XX; Accepted: Month, 20XX; Published: Month, 20XX

N
Permalink/DOI:

Abstract

Economic growth is one of the economic problems of a country in the long


term. In addition, the level of economic growth of a country is influenced by

A
the political stability side and the economic side or the state of the economy.
This study aims to analyze the determinants of economic growth in ASEAN
countries in 2005-2019. The data used in this study is secondary data
sourced from the World Bank and Transparency International in 2005-2019.
This study uses panel data with a total of 150 samples. The panel data
regression tool in this study uses Eviews 10. The results show that partially

M
the perception index of corruption, government spending, foreign
investment, and the labor force participation rate have a positive and
significant effect on economic growth, while the level of education has an
insignificant but not significant effect on economic growth.
Keywords: Economic Growth, Corruption Perception Index, Government
Expenditure, Foreign Investment, Labor Force Participation Rate,

I
Education Level.

PENDAHULUAN
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu masalah perekonomian suatu
negara dalam jangka panjang. Tolak ukur pertumbuhan ekonomi dilihat dari
perkembangan perekonomian dalam periode waktu ke waktu. Seiring

I
perkembangan zaman yang semakin maju pertumbuhan ekonomi global
mengalami pasang surut. Suatu Negara yang sedang berkembang sangat
mengharapkan pertumbuhan ekonomi yang stabil karena pertumbuhan ekonomi
yang stabil dapat mengatasi permasalahan dalam perekonomian (Jalu Aji,
2022).Terutama perkembangan ekonomi di kawasan negara Asia yang
mempunyai peranan penting dalam beberapa tahun terakhir.Perekonomian Asia

C
berkembang dengan tingkat pertumbuhan yang sangat mengesankan dalam kurun
waktu hampir tiga puluh tahun. Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh beberapa
faktor-faktor seperti pengeluaran pemerintah, investasi, dan tenaga kerja.
Pengeluaran pemerintah untuk sektor riil seperti infrastruktur dapat meningkatkan
efisiensi produksi dan distribusi serta mendorong pertumbuhan ekonomi di suatu
wilayah (Sasana, 2019).

1
DINAMIC : Directory Journal of Economic, X (X), 20XX
ISSN ISSN 2657-1846 (Online)

D 10
8

I Persentase
6
4
2
0

N
1990

2002
1992
1994
1996
1998
2000

2004
2006
2008
2010
2012
2014
2016
2018
Tahun
Sumber :World Bank (2022)

A
Gambar 1. Pertumbuhan Ekonomi di Negara ASIA Tahun 1990-
2019
Dapat dilihat dari Gambar 1, pertumbuhan PDB di wilayah Asia terhitung
naik dalam Purchasing Power Parity (PPP) naik dari sekitar 3,3, triliun US Dolar
pada tahun 1980 menjadi sekitar 24,5 triliun US Dolar pada tahun 2009.

M
Terjadinya krisis keuangan Asia di tahun 1997-1998 membuat banyak ekonomi
Negara Asia menurun. Bahkan ekonomi Cina dan India meskipun lebih terisolasi
dari wilayah lain mengalami perlambatan pertumbuhan yang signifikan. Krisis
keuangan Asia dipicu oleh penarikan modal asing dari kawasan. Perekonomian
Asia telah berkontribusi sekitar setengah dari pertumbuhan ekonomi dunia selama
dekade terakhir. Namun, pada tahun 1999 dan 2000, sebagian besar ekonomi yang

I
terkena dampak krisis berhasil membalikkan keadaan dengan cepat dan antara
tahun 2002 dan 2007 di Hong Kong, Indonesia, Korea, Malaysia, Filipina,
Singapura, dan Thailand semuanya mencapai pertumbuhan PDB tahunan rata-rata
di atas 5 persen.
Krisis keuangan juga memberikan dampak yang signifikan terhadap
perekonomian di kawasan negara Asia Tenggara yang dampaknya mungkin akan

I
dirasakan pada jangka waktu panjang. Dimulai dari krisis nilai tukar dengan cepat
menjadi krisis perbankan dan keuangan. Pada akhir tahun 1997 dalam sektor riil
juga terkena dampak karena kenaikan suku bunga, biaya impor yang lebih tinggi,
krisis kredit di sektor perbankan, dan mengakibatkan kebangkrutan perusahaan
yang menjadi bangkrut. Krisis keuangan ini berdampak langsung pada empat
Negara anggota ASEAN: Thailand, Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Nilai tukar

C
Negara-negara ASEAN ini melemah dan tidak stabil. Depresi mata uang ini
memberikan tekanan juga pada Negara anggota ASEAN lainnya seperti Singapura
yang menjadi pusat perdagangan regional, serta Brunei Darusalam yang
memperoleh petrodolar dari ekspor minyak dan gasnya, dan impor makanan
utama berasal dari Negara-negara ASEAN dengan mata uang yang terdevaluasi
karena terikat dengan dolar Singapura. Sebagian besar anggota ASEAN terkena
dampak dari sektor investasi seperti Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja.

2
DINAMIC : Directory Journal of Economic, X (X), 20XX
ISSN ISSN 2657-1846 (Online)

D 7E+10
6E+10

Persentase
I
5E+10
4E+10
3E+10
2E+10
1E+10
0

N Sumber : World Bank (2022)

A
Gambar 2. Pertumbuhan Ekonomi di Negara ASEAN Tahun 2005-2019
Dari Gambar 2, rata-rata pertumbuhan ekonomi di negara anggota ASEAN
dari tahun 2005-2019 cenderung melambat tetapi masih dalam taraf baik. Hal ini
selain diakibatkan dari krisis ekonomi tetapi juga risiko berkelanjutan perang
dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang belum ada kepastian kapan

M
akan berakhir. Dalam lima belas tahun terakhir ini menunjukkan bahwa
pertumbuhan ekonomi diwilayah ASEAN pertumbuhan ekonomi yang tertinggi
terjadi diSingapura. Dimana perekonomiannya tumbuh pesat karena kuatnya
manufaktur, pengeluaran insfrastruktur, dan liberalisasi sektor ritel, asuransi, dan
perbankan. Secara rata-rata pertumbuhan ekonomi terendah di ASEAN dari tahun
2005 hingga 2019 terjadi di Negara Laos dan Kamboja

I
Pertumbuhan ekonomi suatu Negara dapat dipengaruhi oleh sisi kestabilan
politik suatu negara dan sisi keadaan perekonomiannya. Dari sisi kestabilan
politik yang sangat mempengaruhi jalannya perekonomian di suatu Negara yaitu
indeks persepsi korupsi. Banyaknya kasus korupsi di Negara ketiga dan Negara
berkembang merupakan kegagalan perencanaan pemerintah akibat kualitas

I
institusi yang rendah sehingga kepentingan pribadi lebih didahulukan daripada
kepentingan nasional (Todaro & Smith, 2006). Kondisi Negara yang belum stabil
serta buruknya kualitas kelembagaan juga menjadi penyebab beberapa kebijakan
dan aturan yang diterapkan dapat terbilang belum sempurna. Terdapat masih
banyak Negara berkembang di dunia dengan nilai indeks korupsi yang masih
cukup rendah. Beberapa diantaranya terdapat di wilayah Asia khususnya di

C
wilayah Asia dan khususnya wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara.
Dan dari sisi kestabilan ekonomi terdapat beberapa faktor yang ikut andil
dan berperan penting dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi seperti
pengeluaran pemerintah, investasi asing, tingkat partisipasi angkatan kerja, dan
tingkat pendidikan. menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang erat antara
pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan pengeluaran pemerintah, dimana
pertumbuhan pengeluaran pemerintah akan berpengaruh untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Pengeluaran pemerintah berperan penting

3
DINAMIC : Directory Journal of Economic, X (X), 20XX
ISSN ISSN 2657-1846 (Online)

D
dalam setiap pembangunan ekonomi negara terhadap infrastruktur maupun
perekonomiannya. Pengeluaran pemerintah memiliki kecenderungan meningkat
dari tahun ke tahun di negara yang sedang berkembang karena menjalankan fungsi
agent of development (Wu, 2010).Rahman (2015) Investasi asing (foreign direct

I
investment) menjadi salah satu sumber modal yang penting dan dapat memberikan
kontribusi yang besar untuk pembangunan setiap negara baik itu negara maju
ataupun berkembang. Dalam hal ini investasi asing juga memberikan kontribusi
terhadap pembiayaan usaha negara untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Selain investasi asing tingkat partisipasi angkatan kerja merupakan modal penting
dalam jalannya perekonomian. Pada tahun 2009 terjadi penurunan FDI yang

N
drastis di sebagian besar negara ASEAN kecuali Laos, Filipina dan Singapura
yang meningkat, meskipun dibandingkan dengan arus masuk FDI 2007 adalah
masih tertinggal jauh. Dalam Sasana & Fathoni (2019) terjadi penurunan aliran
masuk FDI ke negara-negara ASEAN pada tahun 2008 dan 2009 adalah diduga
karena krisis hipotek tertinggi global pada tahun 2008 yang berasal dari Amerika
dan erdampak ke seluruh dunia termasuk Tenggara Asia. Penyerapan tenaga kerja

A
dapat membuka kesempatan kerja bagi masyarakat. Dikatakan angkatan kerja
untuk setiap laki-laki atau perempuan dengan usia diatas 15 tahun yang sedang
atau akan melakukan pekerjaan, baik luar maupun dalam hubungan kerja guna
menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Tenaga kerja yang melimpah bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi

M
daerahSodik(2007). Permasalahan yang terjadi dalam penelitian(Lini & Sasana,
2019) menujukkan bahwa tingkat pengangguran di sembilan negara ASEAN
dalam kurun waktu 2000-2015 dipengaruh oleh tingkat globalisasi ekonomi,
globalisasi sosial, globalisasi politik serta tingkat inflasi dan pertumbuhan
penduduk. Selanjutnya yang berpengaruh terhadap perekonomian adalah tingkat
pendidikan. Todaro & M.P Smith (2006) dalam penelitiannya mengatakan bahwa

I
sektor pendidikan memainkan peran utama dalam membentuk kemampuan sebuah
negara berkembang untuk menyerap teknologi modern dan mengembangkan
kapasitas produksi agar terciptanya pertumbuhan serta pembangunan
berkelanjutan. Pendidikan merupakan poin terpenting dalam meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Diharapkan melalui pendidikan, ketrampilan dan
kemampuan berfikir seseorang akan bertambah dan meningkatkan

I
produktivitasnya. Dengan modal manusia yang berkualitas kinerja ekonomi
diyakini juga akan lebih baik. Sehingga jika suatu daerah dengan tingkat
pendidikan berkualitas akan meningkatkan kemajuan di suatu daerah tersebut.
TINJAUAN PUSTAKA
Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik

C
Teori klasik sudah dikembangkan sejak abad ke17, yang dipelopori oleh
tokoh yang penting dalam era klasik yaitu Adam Smith dan David Ricardo. Dalam
teori pertumbuhan ekonomi menurut pandangan Adam Smith, kebijakan laissez-
faire atau mekanisme pasar akan memaksimalkan tingkat pembangunan ekonomi
yang dapat dicapai oleh suatu masyarakat. Mengenai faktor yang menentukan
pembangunan, Smith berpendapat bahwa perkembangan penduduk akan
mendorong pembangunan ekonomi. Aspek utama dalam proses pertumbuhan
ekonomi yaitu pertumbuhan output total dan pertumbuhan penduduk.

4
DINAMIC : Directory Journal of Economic, X (X), 20XX
ISSN ISSN 2657-1846 (Online)

D
Pertumbuhan output total terdiri dari tiga unsur yang penting dari sistem produksi
suatu negara untuk pertumbuhan ekonomi diantaranya yaitu sumber daya alam,
sumber daya manusia dan persediaan stok modal yang ada. Stok modal adalah
unsur produksi yang secara aktif menentukan tingkat output. Peranannya sangat

I
sentral dalam proses pertumbuhan output. Jumlah dan tingkat pertumbuhan output
tergantung pada laju pertumbuhan stok modal. Pengaruh stok modal terhadap
tingkat output total berupa langsung dan tak langsung. Pengaruh langsung adalah
pertambahan modal yang akan langsung meningkatkan output. Sedangkan
pengaruh tak langsung yakni peningkatan produktivitas perkapita yang
dimungkinkan karena adanya spesialisasi dan pembagian kerja yang lebih tinggi.

N
Semakin besar stok modal, maka akan semakin besar kemungkinan dilakukannya
spesialisasi dan pembagian kerja yang pada akhirnya akan meningkatkan
produktivitas perkapita.
Hal ini menunjukkan bahwa Adam Smith merupakan penganjur laissez-
faire dan free trade. Faktor penunjang yang kedua yaitu tingkat keuntungan yang
memadai. Tingkat keuntungan erat hubungannya dengan luas pasar. Jika pasar

A
tidak tumbuh secepat pertumbuhan modak, maka tingkat keuntungan akan segera
merosot dan akhirnya akan mengurangi gairah para pemilik modal dalam
melakukan akumulasi modal. Menurut Adam Smith, dalam jangka panjang tingkat
keuntungan tersebut akan menurunkan dan pada akhirnya akan mencapai tingat
keuntungan minimal pada posisi stationer perekonomian tersebut.

M
Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo-Klasik
Teori neoklasik dikembangkan oleh dua tokoh yaitu Robert Sollow dan
Trevor Swan sejak tahun 1950-an.Aliran neoklasik memusatkan teorinya pada
tiga faktor yang berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi, yakni modal, tenaga
kerja, dan perkembangan teknologi. Namun, tanpa adanya teknologi modern yang
berkembang, peningkatan tersebut tidak akan dapat memberikan hasil positif

I
terhadap pertumbuhan ekonomi secara nasional. Fungsi produksi bersifat constant
return to scale sehingga output akan meningkat dengan proporsi yang sama
apabila kapital dan tenaga kerja digandakan dan output akan meningkat dengan
proporsi yang sama apabila kapital dan tenaga kerja digandakan dan input-input
yang baru digunakan sepenting input yang telah ada. Input selain kapital, dan
tenaga kerja, dan pengetahuan diasumsikan tidak penting.

I
Teori Pertumbuhan Ekonomi Harrod-Domar
Teori pertumbuhan ekonomi Harrod Domar memberikan peranan kunci
kepada investasi di dalam proses pertumbuhan ekonomi khususnya mengenai
investasi. Pertama dengan 18 menciptakan pendapatan dan kedua dengan
memperbesar kapasitas produksi perekonomian dengan cara meningkatkan stok

C
modal. Oleh karena itu, selama investasi netto tetap berlangsung pendapatan nyata
dan output akan senantiasa meningkat. Namun demikian untuk mempertahankan
tingkat ekuilibrium pendapatan pada pekerjaan penuh dari tahun ke tahun
pendapatan nyata maupun output tersebut keduanya harus meningkat dalam laju
yang sama pada saat kapasitas modal meningkat. Apabila tidak, setiap perbedaan
antara keduanya akan menimbulkan kelebihan kapasitas atau ada kapasitas
menganggur. Hal ini memaksa pengusaha untuk membatasi pengeluaran investasi
mereka. Hal ini akan berdampak negatif terhadap perekonomian. Dengan kata

5
DINAMIC : Directory Journal of Economic, X (X), 20XX
ISSN ISSN 2657-1846 (Online)

D
lain, ini mengurangi pendapatan dan lapangan kerja selama periode berikutnya
dan membuat ekonomi tidak seimbang dengan pertumbuhan yang berkelanjutan.

Teori Pertumbuhan Ekonomi Endogen

I
Teori ini mengutamakan sumber daya manusia dengan kekuatan ilmu
pengetahuan, sumber daya alam, asset teknologi, dan kelembagaan. Ketersediaan
sumber daya alam, kelembagaan modal sosial, otonomi daerah, infrastruktur,
lembaga penelitian, dan perguruan tinggi sebagai faktor penting yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.Diantara teori pertumbuahan endogen yang
berusaha menjelaskan bahwa sumber-sumber pertumbuhan adalah peningkatan

N
akumulasi modal dalam arti yang luas. Modal dalam hal ini tidak hanya dalam
sifat fisik tetapi juga yang bersifat non-fisik berupa ilmu pengetahuan dan
teknologi. Perkembangan teknologi ini akan mengembangkan inovasi sehingga
meningkatkan produktivitas dan berujung pada peningkatan pertumbuhan
ekonomi.

A
Teori Kelembagaan
Ekonomi Kelembagaan Baru berusaha menawarkan makroekonomi
dengan teori dan institusi (Arsyad, 2010). Ekonomi Kelembagaan Baru
menekankan pentingnya institusi atau kelembagaan. Namun, masih menggunakan
dasar-dasar analisis ekonomi neoklasik. Beberapa asumsi ekonomi neoklasik
masih digunakan, tetapi menantang asumsi tentang rasionalitas dan keberadaan

M
informasi yang sempurna (yaitu, tidak ada biaya transaksi). Ekonomi
Kelembagaan Baru digunakan sebagai kekuatan pendorong untuk berfungsinya
system pasar. Arti dari teori Ekonomi Kelembagaan Baru adalah sebagai berikut:
1. Ekonomi instational baru adalah seperangkat teori yang dibangun atas dasar
ekonomi neoklasik, tetapi atas dasar ekonomi kelembagaan baru dapat

I
menjawab dan bahkan mengungkapkan masalahnya. Ekonomi neoklasik
tidak dapat memberikan jawaban untuk ini. Salah satu masalah ini adalah
keberadaan perusahaan sebagai organisasi manajemen dan keuangan.
2. Sejak tahun 19990-an, dalam konteks kebijakan ekonomi, institusi baru
berhasil melanggar aturan superprioritas mekanisme pasar. Ekonomi
kelembagaan baru telah memposisikan sebgai pembangunan teori

I
institusional non-pasar. Faktor-faktor baru yang diselidiki Ekonomi
Kelembagaan Baru dalam factor non ekonomi seperti hak milik dan hokum
kontrak. Menurut Ekonomi Kelembagaan Baru insufisiensi, eksternalitas,
dan fenomena free-ridersdalam barang publik diyakini menjadi penyebab
utama kegagaln pasar. Keberadaan lembaga non pasar mutlak diperlukan.
3. Jika penelitian pengembangan membutuhkan landasan teoritis, ekonomi

C
kelembagaan baru dapat memberikan solusi.
METODE
Sumber Data
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif. Variabel yang digunakan pada penelitian ini
yaitu pertumbuhan ekonomi, indeks persepsi korupsi, pengeluaran pemerintah,
investasi asing, tingkat partisipasi angkatan kerja, dan tingkat pendidikan. Jenis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel. Data skunder berupa

6
DINAMIC : Directory Journal of Economic, X (X), 20XX
ISSN ISSN 2657-1846 (Online)

D
data time series dari tahun 2005-2019 yang diperoleh dari World Bank dan
Transparancy International. Sedangkan data cross section yang digunakan
merupakan Negara anggota ASEAN yang terdiri dari 10 negara di kawasan Asia
Tenggara yaitu Brunei Darusalam, Indonesia, Kamboja, Laos, Myanmar,

I
Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Teknik Analisis Data


Penelitian ini menggunakan analisis regresi data panel dengan Eviews 10
dimana dalam menggunakan regresi data panel. Persamaan dalam model
penelitian ini dapat dituliskan sebagai berikut :

N
PEit = β0+β1IPKit+ β2lnPPit+β3lnIAit+ β4TPAKit + β4TPit+eit
Keterangan :
PE
IPK
: Pertumbuhan Ekonomi
: Indeks Persepsi Korupsi

A
Ln_PP : log natural Pengeluaran Pemerintah
Ln_IA : log natural Investasi Asing
TPAK : Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
TP : Tingkat Pendidikan
i : cross section
t : time series
β0

M
: konstanta
β1, β2, β3, β4, β5: koefisien
e : komponen error

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Penelitian
Hasil analisis determinan pertumbuhan ekonomi di negara ASEAN pada

I
tahun 2005-2019 dalam menentukan model terbaik pada metode data panel, maka
dalam penelitian ini dilakukan uji Chow dan uji Hausman. Berdasarkan uji yang
telah dilakukan terhadap model penelitian ubu naja nidek dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa FEM (fixed effect model) adalah model yang terbaik.
Tabel 1 Hasil Analisis Regresi Fixed Effect Model

I
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -5.10E+11 1.68E+11 -3.045823 0.0030


IPK 1.94E+10 8.14E+09 2.387516 0.0189
PP 7.705484 0.311089 24.76938 0.0000
IA 1.290698 0.540922 2.386105 0.0190

C
TPAK 6.17E+09 2.31E+09 2.666873 0.0090
TP 3.93E+08 7.54E+08 0.521680 0.6031

R-squared 0.990366
Adjusted R-squared 0.988961
S.E. of regression 2.63E+10
Sum squared resid 6.65E+22
Log likelihood -2812.710
F-statistic 704.9185
Prob(F-statistic) 0.000000

7
DINAMIC : Directory Journal of Economic, X (X), 20XX
ISSN ISSN 2657-1846 (Online)

D
Sumber: Pengolahan Data dengan Eviews 10
Berdasarkan hasil regresi dengan menggunakan program Eviews 10 pada
Tabel 1 diperoleh persamaan sebagai berikut:

I
PEit= 5.10E+1.94IPKit+7.70ln_PPit+1.29ln_IAit+6.17TPAKit+3.93it
Pembahasan
Pengaruh Indeks Persepsi Korupsi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
Negara Anggota ASEAN Tahun 2005-2019

N
Hasil analisis data menggunakan regresi data panel diatas, menunjukkan
bahwa indeks persepsi korupsi selama kurun waktu 2005 hingga 2019 memiliki
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Negara
anggota ASEAN. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Ichvani & Sasana (2019)yang menyatakan bahwa indeks persepsi korupsi
berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi maka jika indeks korupsi

A
suatu negara meningkat akan semakin meningkatkan pertumbuhan ekonomi di
ASEAN. Semakin bersih suatu negara dari kasus korupsi maka pertumbuhan
ekonomi akan semakin meningkat sehingga dalam hal ini korupsi disebut sebagai
sand of the wheels (pengganggu dalam perekonomian). Dan menurut penelitian
yang dilakukan olehHakimi & Hamdi (2017) dalam studinya kasus di 15 negara
MENA yang menunjukan bahwa korupsi merupakan hambatan yang serius bagi

M
pertumbuhan ekonomi karena korupsi dapat menghambat kegiatan investasi
masuk. Serta didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Charisma &
Yosafat(2011) menunjukkan bahwa indeks presepsi korupsi berpengaruh positif
terhadap pertumbuhan ekonomi di negara Asia. Hal ini sesuai dengan teori
pemburuan “rente” yang mengatakan bahwa korupsi yang meningkatkan akan
menyebabkan suatu Negara tidak menggunakan sumber daya alam secara

I
maksimal yang berakibat pada turunnya pertumbuhan ekonomi. Hasil penelitian
ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mauro(1995).
Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
Negara Anggota ASEAN Tahun 2005-2019
Hasil analisis data menggunakan regresi data panel diatas, menunjukkan

I
bahwa pengeluaran pemerintah mempunyai nilai yang positif dan signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi di ASEAN. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Selfiana (2018) yang menyatakan bahwa
pengeluaran pemerintah menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pengeluaran pemerintah merupakan salah
satu komponen pengeluaran, apabila pengeluaran pemerintah tinggi maka akan

C
mengakibatkan pengeluaran yang direncanakan lebih tinggi untuk semua
pendapatan (Mankiw, 2007). Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian
Maulida & Zuhroh (2017) dengan hasil yang menunjukkan bahwa pengeluaran
pemerintah berpengaruh dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini
menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah mempunyai andil dalam
perekonomian. Meskipun kontribusi terhadap PDB tidak besar akan tetapi jika
pengeluaran pemerintah dapat dimaksimalkan maka akan menggerakkan daya beli
masyarakat sehingga mendorong perekonomian.

8
DINAMIC : Directory Journal of Economic, X (X), 20XX
ISSN ISSN 2657-1846 (Online)

D
Pengaruh Investasi Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Negara
Anggota ASEAN tahun 2005-2019
Hasil analisis data menggunakan regresi data panel diatas, menunjukkan

I
bahwa investasi asing mempunyai nilai yang positif dan signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi di Kawasan Negara Anggota ASEAN. Hasil ini sejalan
dengan penelitian dari Jean (2013)dan Kurniasih (2020)yang menunjukkan
perkembangan positif, dengan tingginya tingkat investasi asing langsung masuk
dalam suatu negara, maka secara langsung akan meningkatkan pembangunan
ekonomi yang nantinya akan memicu tingginya pertumbuhan ekonomi di negara

N
tersebut. Menurut China, Korea Selatan dan Jepang berinvestasi di ASEAN lebih
memiliki yang tinggi dibandingkan Negara-negara Kawasan lainnya. Serta
didukung juga oleh penelitian Muhammad Yoga Akbar(2019) dan Rahman &
Jakaria (2015)dengan hasilnya menunjukkan bahwa investasi asing berpengaruh
positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Negara-negara ASEAN. Hasil tersebut
sesuai dengan teori neoklasik bahwa investasi asing akan memberikan kesempatan

A
kerja yang lebih banyak, adapun transfer teknologi yang semakin luas sehingga
meningkatkan persaingan di tingkat nasional. Pengaruh jangka panjang yang
diberikan adalah meningkatkan produksi nasional yang menyebabkan peningkatan
pertumbuhan ekonomi.Investasi asing menunjukan hasil yang positif terhadap
pertumbuhan ekonomi. Hasil ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi tingkat
investasi yang masuk maka akan menyebabkan tingginya beban terhadap

M
lingkungan dan dalam jangka panjang akan menurunkan kualitas lingkungan
(Santi & Sasana, 2020). Peranan investasi sangat penting dalam mendorong
ekonomi seperti dalam investasi jangka panjang memiliki efek ganda. Di satu sisi,
investasi mempengaruh agregat permintaan, investasi mempengaruhi kapasitas
produksi nasional denganmenambah stok modal yang tersedia. Nasional ekonomi
harus selalu dalam kondisi stabil, karena permintaan yang timbul dari peningkatan

I
investasi harus selalu diimbangi dengan pengaruh menawarkan (Sasana, 2019).
Pengaruh Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi di Negara Anggota ASEAN tahun 2005-2019
Hasil analisis data menggunakan regresi data panel diatas, menunjukkan
bahwa tingkat partisipasi angkatan kerja mempunyai nilai yang positif dan

I
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Negara Anggota ASEAN. Hasil ini
sejalan dengan penelitian dari Mirah (2020)Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
secara berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi maupun terhadap tingkat
kemiskinan. Dari berbagai sumber bacaan antara lain jurnal dan media ilmiah
maka tingkat partisipasi angkatan kerja laki-laki lebih dominan berpengaruh
signifikan terhadap perutumbuhan ekonomi maupun terhadap tingkat kemiskinan.

C
Didukung juga penelitian yang dilakukan Nasrul Haq dan Imamudin Yuliadi
(2009) bahwa tingkat partisipasi angkatan kerja berpengaruh dan signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi di Kalimantan. Kualitas angkatan kerja yang
tersedia guna menjaga angka positif yang dihasilkan dari pertumbuhan tenaga
kerja.
Selain lonjakan dari pertumbuhan penduduk, menurut penelitian yang
dilakukan Susilo & Subchanifa (2016)menyatakan bahwa tingkat angakatan kerja
di ASEAN masih banyak yang berketrampilan rendah. Dan juga dampak adanya

9
DINAMIC : Directory Journal of Economic, X (X), 20XX
ISSN ISSN 2657-1846 (Online)

D
MEA menekankan pergerakan tenaga kerja terampil yang lebih bebas sementara
komunitas sosial budaya ASEAN (ASCC) meningkatkan kesejahteraan
penghidupan rakyatnya. Hal ini menjadikan tidak ada kesamaan visi untuk proses
dalam peningkatan kualitas angkatan kerja di ASEAN. Karena MEA hanya

I
berfokus dalam perekrutan angkatan kerja yang terampil. Kurangnya kesempatan
kerja untuk angkatan kerja yang kurang terampil dan mendorong warganya untuk
berimigrasi ke luar negeri seperti Thailand, Filipina, Laos, Kamboja dan Indonesia
dengan rata-rata upah harian yang mereka peroleh dibawah $1 perhari.
Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Negara

N
Anggota ASEAN Tahun 2005-2019
Hasil analisis data menggunakan regresi data panel diatas, menunjukkan
bahwa tingkat pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi mempunyai nilai yang
positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Negara Anggota
ASEAN. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukanRima Melani

A
(2019) dan Syamsuddin (2021) yang memperlihatkan bahwa pendidikan memiliki
pengaruh dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di ASEAN.
Karenanya pemerintah berupaya maksimal untuk mencerdaskan anak bangsa, oleh
karena tingkat kecerdasan dan keahlian merupakan salah satu faktor penting
mengurangi jurang kemiskinan. Sejalan juga dalam penelitian yang dilakukan
oleh Devi & Yoyok (2017) dan Solichin(2013) yang menjelaskan bahwa

M
pemerintah harus meningkatkan tingkat pendidikan masyarakatnya ke jenjang
yang lebih tinggi seperti perguruan tinggi untuk meningkatkan kualitas
masyarakatnya. Pertumbuhan ekonomi negara atau daerah kearah yang positif
akan mempengaruhi kesejahteraan masyarakat kearah yang lebih baik. Adanya
kaloborasi antara pemerintah dan pihak swasta dalam menciptakan lapangan kerja
dan pendidikan yang optimal akan sangat membantu di dalam pemerataan

I
pembangunan teruama di bagian daerah terpencil.Hal ini menunjukkan bahwa
pendidikan dapat meningkatkan dan menurunkan pertumbuhan ekonomi di
negara-negara ASEAN. Hal didukung jugan dengan penelitianyang dilakukan
oleh Abbas dan Peck (2008) yang menyatakan bahwa pendidikan memiliki
dampak yang multidimensi pada manusia itu sendiri dan ekonomi, dan pengaruh
positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan kelayakan kerja karenakan membantu

I
dalam membentuk perilaku masyarakat untuk mempromosikan lingkungan
politik, sosial dan ekonomi.
Pengaruh Indeks Persepsi Korupsi, Pengeluaran Pemerintah, Investasi
Asing, Tingkat Angkatan Kerja, Tingkat Pendidikan Terhadap
Pertumbuhan ekonomi di Negara Anggota ASEAN tahun 2005-2019

C
Hasil dari uji F menunjukkan secara bersama-sama variabel Indeks
Persepsi Korupsi, Pengeluaran Pemerintah, Investasi Asing, Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja, Tingkat Pendidikan mempunyai pengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi di ASEAN tahun 2005-2019. Semakin bertambahnya nilai
Indeks Persepsi Korupsi maka akan semakin bagus dan berpengaruh juga untuk
variable lainnya dalam meningkatkan perekonomian suatu negara. Penelitian ini
sejalan dengan Nawatmi(2014) dan Baizatul Akman (2018) yang menunjukkan
bahwa indeks persepsi korupsi, investasi asing langsung, pengeluaran pemerintah
untuk kesehatan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di 12 negara-

10
DINAMIC : Directory Journal of Economic, X (X), 20XX
ISSN ISSN 2657-1846 (Online)

D
negara Asia Pasifik. Korupsi bukan menjadi Grease of Wheel atau menjadi pelicin
jalannya roda perekonomian. Ada lima negara yang sebenarnya memiliki CPI yang
signifikan. Penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Ichvani &
Sasana(2019) yang menyatakan bahwa indeks persepsi korupsi, konsumsi, dan

I
pengeluaran pemerintah berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi maka
semakin meningkatnya pertumbuhan dari variabel 3 tersebut maka pertumbuhan
ekonomi akan semakin meningkat.
KESIMPULAN
1. Indeks persepsi korupsi berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan

N
ekonomi di Negara Anggota ASEAN tahun 2005-2019, hal tersebut sesuai
dengan hipotesis penelitian ini. Maka semakin tinggi jumlah skala indeks
persepsi korupsi maka rendah kasus korupsi yang terjadi dan semakin stabil
perekonomiannya atau cenderung meningkat.
2. Pengeluaran pemerintah berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi di Negara Anggota ASEAN tahun 2005-2019, hal ini

A
tidak sesuai dengan hipotesis penelitian ini.
3. Investasi asing berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi di Negara Anggota ASEAN tahun 2005-2019, hal tersebut sesuai
dengan hipotesis penelitian ini. Setiap terjadi kenaikan investasi asing maka
akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di ASEAN.
4. Tingkat partisipasi angkatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

M
pertumbuhan ekonomi di Negara Anggota ASEAN tahun 2005-2019.
Dikarenakan sumber daya manusia yang sangat banyak dan kurang
berkualitas.
5. Tingkat pendidikan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi di Negara Anggota ASEAN tahun 2005-2019, hal ini
sesuai dengan hipotesis penelitian. Pcendidikan memiliki dampak yang

I
multidimensi pada manusia itu sendiri dan ekonomi, dan pengaruh positif
terhadap pertumbuhan ekonomi dan kelayakan kerja karenakan membantu
dalam membentuk perilaku masyarakat untuk mempromosikan lingkungan
politik, sosial dan ekonomi.
6. Variabel indeks persepsi korupsi, pengeluaran pemerintah, investasi asing,
tingkat partisipasi angkatan kerja dan tingkat pendidikan secara bersama-

I
sama memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di
ASEAN tahun 2005-2019.
SARAN
1. Indeks persepsi berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi yang
menunjukkan bahwa Negara akan dikatakan bersih dari korupsi maka

C
pertumbuhan ekonomi akan meningkat. Dalam pembangunan sangat penting
khususnya modal fisik atau non fisik terutama dalam modal manusia perlu
ditingkatkan lagi khususnya pengeluaran untuk pendidikan dan kesehatan.
Karena sumber daya manusia yang berkualitas akan semakin mendorong
pertumbuhan ekonomi.
2. Investasi asing dalam pertumbuhan ekonomi suatu Negara sangat
berpengaruh terhadap perekonomiannya. Hal ini yang harus diperhatikan oleh
pemerintah yaitu bisa mengatur mengenai besarnya persentase maksimum

11
DINAMIC : Directory Journal of Economic, X (X), 20XX
ISSN ISSN 2657-1846 (Online)

D kepemilikan saham oleh investor asing. Tingkat angkatan kerja berpengaruh


positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Pemerintah masing-masing negara
harus memperhatikan kondisi pekerja dan upah, memberikan profesional
pelatihan, dan meningkatkan pendidikan untuk setiap tingkat pekerja.

I
3. Pendidikan merupakan modal penting dalam jalannya perkembangan
perekonomian Negara. Karena sumber daya manusia yang berkualitas dapat
menambah nilai positif terhadap pembangunan ekonomi dengan kemajuan
teknologi ataupun tenaga ahli

DAFTAR PUSTAKA

N
Baizatul Akman, D. S. A. . (2018). Pengaruh Korupsi Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Di Indonesia. Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM), 3(4), 531–538.
Devi Budiarti, Y. S. (2017). Pengaruh Kualitas Sdm Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi. Parameter, 2(2), 1–19. https://doi.org/10.37751/parameter.v2i2.17
Ichvani, L. F., & Sasana, H. (2019). Pengaruh Korupsi, Konsumsi, Pengeluaran
Pemerintah Dan Keterbukaan Perdagangan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

A
Di Asean 5. Jurnal REP (Riset Ekonomi Pembangunan), 4(1), 61–72.
https://doi.org/10.31002/rep.v4i1.1342
Kuncoro, M. (2009). Analisis Pengaruh Investasi, Angkatan Kerja dan Pendidikan
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Pulau Kalimantan. Metode Riset Untuk
Bisnis Dan Ekonomi, 2(2), 102–112.
Kurniasih, E. P. (2020). Perkembangan investasi asing di negara ASEAN.

M
Seminar Akademik Tahunan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan, 5(7),
362–370.
Lini, Z. Z., & Sasana, H. (2019). Pengaruh Tingkat Globalisasi Terhadap
Pengangguran Di Asean the Effect of Globalization Against Unemployment
in Asean. Jurnal REP (Riset Ekonomi Pembangunan), 4(1), 41–52.
Maulida, L. I., & Zuhroh, I. (2017). Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Terhadap

I
Produk Domestik Regional Bruto Pada Koridor Utara Selatan Di Provinsi
Jawa Timur. Jurnal Ilmu Ekonomi, 1(3), 365–373.
Mauro, P. (1995). corruption and growth. In corruption and growth, the Quarterly
journal of economics (Vol. 110, Issue 3, pp. 681–712).
Melani, R., & Sentosa, S. U. (2019). Pengaruh Pendidikan, Investasi Asing
Langsung Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Asean.

I
Jurnal Kajian Ekonomi Dan Pembangunan, 1(4), 21–32.
https://doi.org/10.24036/jkep.v1i4.8950
Mirah, M. R., Kindangen, P., & Rorong, I. P. F. (2020). Pengaruh Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja Terhadap pertumbuhan Ekonomi Dan
Kemiskinan Di Provinsi Sulawesi Utara. Pembangunan Ekonomi Dan
Keuangan Daerah, 21(1), 85–100.

C
Muhammad Yoga Akbar. (2019). Pengaruh Defisit Anggaran, Pengeluaran
Pemerintah, Investasi Asing langsung, Dan Inflasi Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi di Negara ASEAN. 9(1), 1–11.
http://dx.doi.org/10.1016/j.neuropsychologia.2015.07.010%0Ahttp://dx.doi.o
rg/10.1016/j.visres.2014.07.001%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.humov.2018.08
.006%0Ahttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24582474%0Ahttps://doi.org
/10.1016/j.gaitpost.2018.12.007%0Ahttps:
Nawatmi, S. (2014). Korupsi dan pertumbuhan ekonomi negara-negara Asia

12
DINAMIC : Directory Journal of Economic, X (X), 20XX
ISSN ISSN 2657-1846 (Online)

D Pasifik. Jurnal Bisnis Dan Ekonomi (JEB), 21(1), 73–82.


https://www.unisbank.ac.id/ojs/index.php/fe3/article/view/3173
Santi, R., & Sasana, H. (2020). Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Jumlah
Penduduk, Foreign Direct Investment (FDI), Energi Use/Consumption dan

I
Krisis Ekonomi Terhadap Kualitas Lingkungan Ditinjau dari Tingkat Carbon
Footprint di ASEAN 8. Diponegoro Journal of Economics, Vol. 2(No. 2), 1–
11.
Sasana, H. (2019). Economics Development Analysis Journal Fiscal
Decentralization and Regional Economic Growth Article Info. Economics
Development Analysis Journal, 8(1), 108–119.

N
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj
Sasana, H., & Fathoni, S. (2019). Determinant of Foreign Direct Investment
Inflows in Asean Countries. Jejak, 12(2), 253–266.
https://doi.org/10.15294/jejak.v12i2.18785
Selfiana, S., Laut, L. T., & Destiningsih, R. (2018). Pengaruh Perdagangan
Internasional, Pengeluaran Pemerintah dan Pengeluaran Rumah Tangga

A
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 1989-2018. DINAMIC:
Directory Journal of Economic, 2(4), 1005–1017.
Sodik, J. (2007). Pengeluaran Pemerintah dan Pertumbuhan Ekonomi Regional -
Studi Kasus Data Panel di Indonesia. Ekonomi, 12(1), 27–36.
Solichin, R. M. (2013). Analisis Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap
Perekonomian Kabupaten Mojokerto. Jurnal Ekonomi Pembangunan, 12(1),

M
131–144.
Susilo, I. B. F. D., & Subchanifa, D. P. V. (2016). Asean Labor Market
Integration and Its Social Effects for Unskilled Labor Migration. Jurnal
Economia, 12(1), 1–12. https://doi.org/10.21831/economia.v12i1.8227
Syamsuddin, N., Nelly, Rahmi, Hadi Saputra, D., Mulyono, S., Muhammad,
Fuadi, Z., & Anwar. (2021). Pengaruh Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

I
Dan Pendidikan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Aceh. Jurnal
Sociohumaniora Kodepena (JSK), 2(1), 29–49.
https://doi.org/10.54423/jsk.v2i1.61
Taufiq Rahman, J. (2015). Determinasi Pertumbuhan Ekonomi Di Asean. Media
Ekonomi, 23(3), 199–212. https://doi.org/10.25105/me.v23i3.3522
Todaro & M.P Smith, S. (2006). Pembangunan Ekonomi Edisi Kesembilan.

I
Erlangga.
Wu, S. Y., Tang, J. H., & Lin, E. S. (2010). The impact of government
expenditure on economic growth: How sensitive to the level of development?
Journal of Policy Modeling, 32(6), 804–817.
https://doi.org/10.1016/j.jpolmod.2010.05.011

C
13

Anda mungkin juga menyukai