Anda di halaman 1dari 7

1.

PENDAHULUAN

Pembangunan nasional dengan menitik beratkan pada pertumbuhan yang tinggi


merupakan prioritas utama. Ini dilakukan untuk mempercepat transformasi ekonomi menuju
yang lebih baik. Dampak pembangunan nasional mempunyai kaitan erat atas pembangunan
daerah, sebab daerah merupakan satu kesatuan bagian integral dari negara kesatuan
Indonesia. Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana Pemerintah
Daerah dan masyarakat mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada, dengan menjalin
pola-pola kemitraan antara Pemerintah Daerah dan pihak swasta guna penciptaan lapangan
kerja, serta dapat merangsang pertumbuhan ekonomi di daerah bersangkutan.
(Soeparmoko, 2002)

Keberhasilan pembangunan ekonomi daerah, sangat ditentukan oleh kebijakan-


kebijakan pembangunan yang berlandaskan pada upaya meningkatkan pertumbuhan
ekonomi yang mampu menciptakan lapangan kerja secara optimal dari segi jumlah,
produktivitas dan efisien. Dalam penentuan kebijakan, haruslah memperhitungkan kondisi
internal maupun perkembangan eksternal. Perbedaan kondisi internal dan eksternal
hanyalah pada jangkauan wilayah, dimana kondisi internal meliputi wilayah daerah/regional,
sedangkan kondisi eksternal meliputi wilayah nasional. Pembangunan ekonomi daerah
melibatkan multisektor dan pelaku pembangunan, sehingga diperlukan kerjasama dan
koordinasi diantara semua pihak yang berkepentingan.

Selain hal tersebut diatas ketersediaan tenaga juga kerja sangat di butuhkan dalam
menopang pembangunan, dengan ketersediaan tenaga kerja yang memadai maka rencana
pembangunan lebih cepat terlaksana dengan cepat. Tenaga kerja merupakan sumberdaya
yang paling penting dalam proses pembangunan ini, karna dengan faktor produksi tenaga
kerja yang melimpah maka kegiatan ekonomi akan lebih cepat berkembang dan mampu
bersaing sehingga memberikan dampak pada pertumbuhan ekonomi yang lebih
baik.demikian juga sebaliknya tanpa adanya tenaga kerja yang memadai maka aktifitas
ekonomi akan terhambat sehingga pertumbuhan ekonomi juga melambat.(junaidi, 2016)

Pada negara berkembang, tenaga kerja (KL) masih merupakan faktor produksi yang
sangat dominan. Penambahan tenaga kerja umumnya sangat berpengaruh terhadap
peningkatan output. Yang menjadi persoalan adalah sampai berapa banyak penambahan
tenaga kerja yang akan meningkatkan output. Hal ini tergantung dari seberapa cepat
terjadinya The Law Diminishing Return (TDLR), sedangkan cepat lambatnya proses TDLR
sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia dan keterkaitan dengan kemajuan
teknologi (T) produksi. Selama sinergi antara tenaga kerja dan teknologi maka penambahan
tenaga kerja akan memacu pertumbuhan ekonomi, dengan demikian dapat dikatakan pada
saat terjadi pertumbuhan ekonomi disisi lain juga akan terjadi penyerapan tenaga kerja.
(Manurung, 2001)

Kondisi perekonomian yang stabil adalah suatu harapan bagi pemerintah.


Pemerintah sebagai agen ekonomi memiliki andil besar bagi pencapaian tujuan ekonomi
dalam suatu negara. Pemerintah memiliki peran dalam membuat kebijakan yang bertujuan
untuk menyelesaikan permasalahan negara ataupun guna mendukung kondisi negara agar
senantiasa berada pada kondisi positif. Rakyat sebagai bagian dari anggota negara juga
perlu mendapat perhatian sebagai bagian dari sumber daya. Peningkatan jumlah penduduk
sejalan dengan peningkatan jumlah angkatan kerja ataupun tenaga kerja, keadaan ini
mendapat perhatian dari pemerintah sebagai satu rangkaian hal yang perlu diatur guna
tercapai kondisi yang baik. Ketenagakerjaan ini dalam aspek perekonomian sangat
berkaitan dengan terwujudnya pembangunan negara karena tenaga kerja adalah aset
negara yang berdaya guna dalam pencapaian tujuan-tujuan strategis negara. Dinamika
jumlah penduduk yang secara berkala terus mengalami pergerakan juga mengarah pada
peningkatan jumlah angkatan kerja yang tersedia, termasuk pada kondisi di dalam pasar
tenaga kerja.(hanifiyah yuliatul hijriah, 2019)

Kesempatan kerja merupakan salah satu indikator pembangunan ekonomi dimana


bila kesempatan kerja tinggi, pengangguran akan rendah dan ini akan berdampak pada
naiknya pertumbuhan ekonomi suatu negara (septiani dkk, 2016). Pemerintah melalui
undang-undang no.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan menetapkan tentang
penyelenggaraan pembangunan ketenagakerjaan atas asas keterpaduan dan kemitraan.
Tujuan penetapan UU tersebut salah satunya adalah untuk memberdayakan dan
mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawi, serta menciptakan
pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan
pembangunan nasioanl dan daerah (imron, 2016). Berdasarkan upaya mencapai tujuan
pembangunan ketenagakerjaan dan mengurangi tingkat pengangguran di berbagai daerah,
pemerintah pusat dengan kewenangan yang dimiliki, turut berperan serta mengatasi
permasalahan tersebut. Bantuan tersebut diberikan melalui tugas pembantuan (TP) dari
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah dengan pembiayaan anggaran pendapatan
dan belanja negara (APBN). (Agus baskoro, 2017)

Dilihat dari sudut pandang positif tenaga kerja merupakan salah satu sumberdaya
yang sangat penting dalam mendorong pertumbuhan dan kemajuan ekonomi suatu negara.
Namun dari sudut pandang yang lain meningkatnya tenaga kerja justru sering kali menjadi
persoalan ekonomi yang sulit untuk diselesaikan oleh pemerintah. Sebagai akibat dari
kurangnya pemerintah dalam menyediakan lapangan pekerjaan sebagai dampak dari
meningkatnya jumlah penduduk yang ada, sehingga tenaga kerja yang ada tidak terserap
secara penuh, konsekuensinya terciptalah pengangguran. (Ahmad Soleh, 2017)

2. RUMUSAN MASALAH

Kabupaten Pinrang adalah salah satu kabupaten di provinsi Sulawes Selatan,


Indonesia. Kabupaten ini terletak 185 km dari Makassar arah utara yang berbatasan dengan
Kabupaten Polawali Mandar Provinsi Sulawesi Barat, luas wilayah 1.961,77 km2 yang
terbagi ke dalam 12 Kecamatan, meliputi 68 desa dan 36 kelurahan yang terdiri dari 86
lingkungan dan 189 dusun.

Pembangunan di daerah kabupaten pinrang merupakan bagian yang umum dari


program pembangunan nasional yang pada dasarnya adalah pembangunan manusia
seutuhnya. Proses yang diarahkan pada pendayagunaan penduduk sebagai roda
penggerak utama pembangunan itu sendiri sehingga akan tercapai suatu masyarakat yang
mapan terhadap seluruh kebutuhan. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas,
maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis tenaga kerja pada kabupaten
pinrang tahun 2015-2019.
3. ANALISIS TABEL

a. jumlah penduduk menurut jenis kelamin

Jumlah Penduduk Kab. Pinrang


Tahun 2015-2019
Tahun Total Persentasi
2015 366.789 19,72%
2016 369.595 19,87%
2017 372.230 20,01%
2018 374.583 20,14%
2019 377.119 20,27%
total 1.860.316 100%

Jumlah Penduduk laki-laki Kab. Pinrang


Tahun 2015-2019
Tahun Total Persentase
2015 177.910 19,78%
2016 179.321 19,94%
2017 180.586 20,08%
2018 181.811 20,21%
2019 179.796 19,99%
total 899.424 100%

Jumlah Penduduk perempuan Kab. Pinrang


Tahun 2015-2019
Tahun Total Persentase
2015 188.879 19,66%
2016 190.274 19,80%
2017 191.644 19,94%
2018 192.772 20,06%
2019 197.323 20,54%
total 960.892 100%

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah penduduk di kabupaten


pinrang pada tahun 2015 sampai 2019 sebanyak 1.860.316 jiwa penduduk dari 899.424
penduduk yang berjenis kelamin laki-laki dan 960.892 yang berjenis kelamin perempuan.
Dari data tersebut juga dapat disimpulkan bahwa angka kelahiran dari tahun ke tahun
memngalami peningkatan meskipun tidak begitu signifikan. Tabel tersebut juga menjelaskan
bahwasanya jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan di kabupaten pinrang selama 5
tahun terakhir lebih banyak atau dominan dibanding jumlah penduduk berjenis kelamin laki-
laki.
b. jumlah bukan tenaga kerja

Jumlah Bukan Tenaga Kerja Kab. Pinrang


Tahun 2015-2019
Tahun laki-laki perempuan total persentase
2015 71.923 68.144 140.067 20,55%
2016 66.514 68.325 134.839 19,78%
2017 66.623 68.523 135.146 19,83%
2018 66.791 68.691 135.482 19,88%
2019 67.041 68.958 135.999 19,95%
Total 338.892 342.641 681.533 100%
persentase total 49,72% 50,28%

c. jumlah tenaga kerja

Jumlah Tenaga Kerja Kab. pinrang


Tahun 2015-2019
Tahun laki-laki perempuan total persentase
2015 11.490 120.735 132.225 12,19%
2016 112.807 121.949 234.756 21,65%
2017 113.963 123.121 237.084 21,87%
2018 115.020 124.081 239.101 22,05%
2019 116.088 125.032 241.120 22,24%
total 469.368 614.918 1.084.286 100%
persentase total 43,29% 56,71%

d. jumlah bukan angkatan kerja (bersekolah, mengurus RT dan lainnya) menurut jenis
kelamin

Jumlah Bukan Angkatan Kerja Kab. Pinrang


tahun 2015
Jenis Kegiatan Utama Laki-Laki Perempuan Total Persentase
Bukan Angkatan Kerja 121840 135020 256.860 100%
Sekolah 10055 10304 20.359 7,93%
Mengurus RT. 3593 72440 76.033 29,60%
Lainnya 11201 4658 15.859 6,17%
persentase total TK 47,43% 52,57%

Jumlah Bukan Angkatan Kerja Kab. Pinrang


tahun 2016
Jenis Kegiatan Utama Laki-Laki Perempuan Total Persentase
Bukan Angkatan Kerja 121840 135020 256.860 100%
Sekolah 10055 10304 20.359 7,93%
Mengurus RT. 3593 72440 76.033 29,60%
Lainnya 11201 4658 15.859 6,17%
persentase total TK 47,43% 52,57%

Jumlah Bukan Angkatan Kerja Kab. Pinrang


tahun 2017
Jenis Kegiatan Utama Laki-Laki Perempuan Total Persentase
Bukan Angkatan Kerja 24639 84852 109.491 100%
Sekolah 11575 10024 21.599 19,73%
Mengurus RT. 5173 70617 75.790 69,22%
Lainnya 7891 4211 12.102 11,05%
persentase total TK 22,50% 77,50%

Jumlah Bukan Angkatan Kerja Kab. Pinrang


tahun 2018
Jenis Kegiatan Utama Laki-Laki Perempuan Total Persentase
Bukan Angkatan Kerja 27088 81427 108.515 100%
Sekolah 9896 10651 20.547 18,93%
Mengurus RT. 9048 66752 75.800 69,85%
Lainnya 8144 4024 12.168 11,21%
persentase total TK 24,96% 75,04%

Jumlah Bukan Angkatan Kerja Kab. Pinrang


tahun 2019
Jenis Kegiatan Utama Laki-Laki Perempuan Total Persentase
Bukan Angkatan Kerja 24775 87369 112.144 100%
Sekolah 9678 10210 19.888 17,73%
Mengurus RT. 6553 74214 80.767 72,02%
Lainnya 8544 2945 11.489 10,24%
persentase total TK 22,09% 77,91%

e. jumlah angkatan kerja (bekerja dan mencari pekerjaan/pengangguran terbuka) menurut


jenis kelamin
Jumlah Angkatan Kerja Kab. Pinrang
tahun 2015
Jenis Kegiatan Utama Laki-Laki Perempuan Total Persentase
Angkatan Kerja 96991 47618 144.609 100%
Bekerja 93035 44556 137.591 95,15%
Pengangguran Terbuka 3956 3062 7.018 4,85%
persentase total TK 67,07% 32,93%

Jumlah Angkatan Kerja Kab. Pinrang


tahun 2016
Jenis Kegiatan Utama Laki-Laki Perempuan Total Persentase
Angkatan Kerja 96991 47618 144.609 100%
Bekerja 93035 44556 137.591 95,15%
Pengangguran Terbuka 3956 3062 7.018 4,85%
persentase total TK 67,07% 32,93%

Jumlah Angkatan Kerja Kab. Pinrang


tahun 2017
Jenis Kegiatan Utama Laki-Laki Perempuan Total Persentase
Angkatan Kerja 100210 53212 153.422 100%
Bekerja 95817 50836 146.653 95,59%
Pengangguran Terbuka 4393 2376 6.769 4,41%
persentase total TK 65,32% 34,68%

Jumlah Angkatan Kerja Kab. Pinrang


tahun 2018
Jenis Kegiatan Utama Laki-Laki Perempuan Total Persentase
Angkatan Kerja 99155 57892 157.047 100%
Bekerja 96300 55977 152.277 96,96%
Pengangguran Terbuka 2855 1915 4.770 3,04%
persentase total TK 63,14% 36,86%

Jumlah Angkatan Kerja Kab. Pinrang


tahun 2019
Jenis Kegiatan Utama Laki-Laki Perempuan Total Persentase
Angkatan Kerja 102847 53270 156.117 100%
Bekerja 99297 51969 151.266 96,89%
Pengangguran Terbuka 3550 1301 4.851 3,11%
persentase total TK 65,88% 34,12%

4. KESIMPULAN DAN SARAN

Anda mungkin juga menyukai