Anda di halaman 1dari 127

GANGGUAN

SALURAN CERNA
KELOMPOK 6
1. Rana Aulia Fadhilla (41221097000014)
2. Arien Alvi Fathoniyah (41221097000022)
01.
OBAT
GOLONGAN PPI
(Pompa Proton Inhibitor)
OMEPRAZOLE
Mekanisme Kerja PPI; berikatan dengan H+/K+-exchanging ATPase (pompa proton) dalam sel parietal lambung, mengakibatkan penekanan
sekresi asam basal dan terstimulasi
Onset Kerja 1 jam (efek anti secretory)
Waktu Paruh 0,4-3,2 jam
Efek Samping SSP: Sakit kepala (3-7%), pusing (2%); Kulit: Ruam (2%); Gastrointestinal: Diare (3-4%), sakit perut (2-5%), mual (2-4%),
muntah (2-3%), perut kembung (≤3%), regurgitasi asam (2 %), sembelit (1-2%); Neuromuscular & skeletal: Sakit punggung
(1%), lelah (1%); Pernapasan: Infeksi saluran pernapasan atas (2%), batuk (1%)
Kontraindikasi Hipersensitivitas
Interaksi Obat : • Atazanavir: menurunkan absorpsi Atazanavir
  • Benzodiazepin: meningkatkan konsentrasi serum Benzodiazepin
• Clopidogrel: menghambat pembentukan metabolit aktif Clopidogrel sehingga efek terapeutik berkurang
• Ketoconazole: menurunkan konsentrasi serum Ketoconazole
• Warfarin: meningkatkan konsentrasi serum Warfarin
Rute Pemberian Oral dan Parenteral (Injeksi)
Dosis • Ulkus duodenum: Oral: 20 mg/hari
• Tukak lambung: Oral: 40 mg/hari
• GERD simtomatik (tanpa lesi esofagus): Oral: 20 mg/hari
• Esofagitis erosif: Oral: 20 mg/hari
• Tukak lambung: Eradikasi H. pylori: Oral: 40 mg/hari

Aturan pakai 30 menit sebelum makan


Golongan Obat & PRF Kategori Kehamilan C
Maksimal Jumlah dan Hari Maksimal 7 tablet
pada DOWA
Sumber Lexicomp dan DOWA
ESOMEPRAZOLE
Mekanisme Kerja PPI; berikatan dengan H+/K+-exchanging ATPase (pompa proton) dalam sel parietal lambung, mengakibatkan penekanan
sekresi asam basal dan terstimulasi
Onset Kerja 1 jam
Waktu Paruh 1-1,5 jam
Efek Samping SSP: Sakit kepala (IV 11%; oral 8%); Gastrointestinal: Perut kembung (oral 5%; IV 10%), diare (oral 7%; IV 4%), sakit perut
(oral 6%; IV 6% ), mual (oral 5%; IV 6%), dispepsia (oral > 1%; IV 6%), gastritis (≤6%), konstipasi (oral 2%; IV 3%), muntah
(≤3%)
Kontraindikasi Hipersensitivitas
Interaksi Obat : • Antijamur (Turunan Azole, Sistemik): menurunkan absorpsi Antijamur
  • Atazanavir: menurunkan absorpsi Atazanavir
• Benzodiazepin: meningkatkan konsentrasi serum Benzodiazepin
• Clopidogrel: menghambat pembentukan metabolit aktif Clopidogrel sehingga efek terapeutik berkurang
Rute Pemberian Oral dan IV (Injeksi atau infus)
Dosis • Esofagitis erosif: Oral: 20 mg
• GERD simtomatik: Oral: 20 mg/hari
• GERD (short-term): I.V.: 20 mg atau 40 mg
• Tukak lambung: Eradikasi H. pylori: Oral: 40 mg/hari
• Pencegahan tukak lambung yang diinduksi NSAID: 20-40 mg/hari
Aturan pakai 1 jam sebelum makan (perut kosong)
Golongan Obat & PRF Kategori Kehamilan B
Maksimal Jumlah dan Hari -
pada DOWA
Sumber Lexicomp
PANTOPRAZOLE
Mekanisme Kerja PPI; berikatan dengan H+/K+-exchanging ATPase (pompa proton) dalam sel parietal lambung, mengakibatkan penekanan
sekresi asam basal dan terstimulasi
Onset Kerja 24 jam (respon awal: PO PUD)
Waktu Paruh 1 jam
Efek Samping • SSP: Sakit kepala (2% hingga 9%), insomnia (≤1%), kecemasan, pusing, migrain
• Gastrointestinal: Diare (2-6%), perut kembung (2-4%), sakit perut (1-4%), mual (≤2%), muntah (≤2%)
Kontraindikasi Hipersensitivitas
Interaksi Obat : • Atazanavir: menurunkan absorpsi Atazanavir
  • Ketoconazole: menurunkan konsentrasi serum Ketoconazole
• Clopidogrel: menghambat pembentukan metabolit aktif Clopidogrel sehingga efek terapeutik berkurang
Rute Pemberian Oral dan IV
Dosis • Esofagitis erosif (GERD): 40 mg
• Tukak lambung: Eradikasi H. pylori: Oral: 40 mg/hari
Aturan pakai Sebelum atau saar makan
Golongan Obat & PRF Kategori Kehamilan B
Maksimal Jumlah dan Hari -
pada DOWA
Sumber Lexicomp
PANTOPRAZOLE
Mekanisme Kerja PPI; berikatan dengan H+/K+-exchanging ATPase (pompa proton) dalam sel parietal lambung, mengakibatkan penekanan
sekresi asam basal dan terstimulasi
Onset Kerja 24 jam (respon awal: PO PUD)
Waktu Paruh 1 jam
Efek Samping • SSP: Sakit kepala (2% hingga 9%), insomnia (≤1%), kecemasan, pusing, migrain
• Gastrointestinal: Diare (2-6%), perut kembung (2-4%), sakit perut (1-4%), mual (≤2%), muntah (≤2%)
Kontraindikasi Hipersensitivitas
Interaksi Obat : • Atazanavir: menurunkan absorpsi Atazanavir
  • Ketoconazole: menurunkan konsentrasi serum Ketoconazole
• Clopidogrel: menghambat pembentukan metabolit aktif Clopidogrel sehingga efek terapeutik berkurang
Rute Pemberian Oral dan IV
Dosis • Esofagitis erosif (GERD): 40 mg
• Tukak lambung: Eradikasi H. pylori: Oral: 40 mg/hari
Aturan pakai Sebelum atau saar makan
Golongan Obat & PRF Kategori Kehamilan B
Maksimal Jumlah dan Hari -
pada DOWA
Sumber Lexicomp
LANSOPRAZOLE
Mekanisme Kerja PPI; berikatan dengan H+/K+-exchanging ATPase (pompa proton) dalam sel parietal lambung, mengakibatkan penekanan
sekresi asam basal dan terstimulasi
Onset Kerja Penekanan asam lambung: 1-3 jam. PUD: 1 minggu (awal); 4-8 hari (puncak). Esofagitis:1-4 minggu (awal); 8 minggu
(puncak)
Waktu Paruh 1-2 jam; Lansia: 2-3 jam; Pasien gangguan hati: ≤7 jam
Efek Samping • SSP: sakit kepala (anak 1-11 tahun 3%, 12-17 tahun 7%)
• Gastrointestinal: Sakit perut (anak 12-17 tahun 5%; dewasa 2%), konstipasi (anak 1-11 tahun 5%; dewasa 1%), diare
(60mg/hari; dewasa 7%), mual (anak-anak 12-17 tahun 3%; dewasa 1%)
Kontraindikasi Hipersensitivitas
Interaksi Obat : • Atazanavir: menurunkan absorpsi Atazanavir
  • Ketoconazole: menurunkan konsentrasi serum Ketoconazole
• Clopidogrel: menghambat pembentukan metabolit aktif Clopidogrel sehingga efek terapeutik berkurang
Rute Pemberian Oral
Dosis • GERD simtomatik: short-term 15 mg
• Esofagitis erosif (GERD): short-term 30 mg
Aturan pakai Sebelum makan
Golongan Obat & PRF Kategori Kehamilan B
Maksimal Jumlah dan Hari -
pada DOWA
Sumber Lexicomp
REBEPRAZOLE
Mekanisme Kerja PPI; berikatan dengan H+/K+-exchanging ATPase (pompa proton) dalam sel parietal lambung, mengakibatkan penekanan
sekresi asam basal dan terstimulasi
Onset Kerja 1 jam
Waktu Paruh 1-2 jam
Efek Samping • SSP: Nyeri (3%), sakit kepala (2% hingga 5%)
• Gastrointestinal: Diare (3%), perut kembung (3%), sembelit (2%), mual (2%)
• Pernafasan: Faringitis (3%)
• Lain-lain: Infeksi (2%
Kontraindikasi Hipersensitivitas
Interaksi Obat : • Atazanavir: menurunkan absorpsi Atazanavir
  • Ketoconazole: menurunkan konsentrasi serum Ketoconazole
• Clopidogrel: menghambat pembentukan metabolit aktif Clopidogrel sehingga efek terapeutik berkurang
Rute Pemberian Oral
Dosis • GERD, erosif/ulseratif: Oral: 20 mg
• GERD simtomatik: Oral: 20 mg/hari
• Ulkus duodenum: Oral: 20 mg/
Aturan pakai
Golongan Obat & PRF Kategori Kehamilan B
Maksimal Jumlah dan Hari -
pada DOWA
Sumber Lexicomp
GOLONGAN H2RA
(Antagonis Reseptor H2)
RANITIDINE
Mekanisme Kerja Antagonis reseptor H2 ; memblokir reseptor H2 dari sel parietal lambung yang menyebabkan penghambatan sekresi
lambung.
Onset Kerja 1 jam (IV / PO)
Waktu Paruh 2,5-3 jam (PO; meningkat menjadi 4,8 jam dengan CrCl 25-35 mL / menit); 2-2,5 jam (IV). Clirens ginjal: 25 L / jam. Clirens
tubuh total: 1,29-1,44 L / jam / kg Durasi Kerja 4-5 jam (IV / IM); 4-6 jam (PO).
Efek Samping Kardiovaskular: Blok atrioventrikular, bradikardia, denyut ventrikel prematur, takikardia.
Sistem saraf pusat: Agitasi, pusing, depresi, halusinasi, sakit kepala, insomnia, mengantuk, vertigo.
Gastrointestinal: Sakit/nyeri perut, konstipasi, diare, mual, pankreatitis, muntah.
Kontraindikasi Hipersensitivitas
Interaksi Obat :  Penggunaan bersamaan dengan antasida dapat mengurangi bioavailabilitas ranitidine. Sehinggga, pemberian ranitidine
  berselang 2 jam setelah penggunaan antasida.
 Pemberian bersamaan warfarin dapat meningkatkan atau menurunkan waktu protrombin.
Rute Pemberian Oral dan Injeksi
Dosis Oral
Ulkus peptic dan ulkus duodenum : 150 mg/2x sehari (pagi dan malam), selama 4- 8 minggu.
Refluks gastroesofagitis : 150 mg/ 2x sehari.
Injeksi
Injeksi IM : 50 mg (2ml) tiap 6-8 jam.
Injeksi IV lambat : 50 mg diencerkan sampai 20 ml dan diberikan selama tidak kurang dari 2 menit; dapat diulang setiap 6-8
jam.
Golongan Obat & PRF Kategori Kehamilan B
Maksimal Jumlah dan Hari Maksimal 10 tablet 150 mg
pada DOWA
Sumber Lexicomp dan DOWA
CIMETIDINE
Mekanisme Kerja Antagonis reseptor H2 ; memblokir reseptor H2 dari sel parietal lambung yang menyebabkan penghambatan
sekresi lambung.
Onset Kerja 1 jam
Waktu Paruh Neonatus: 3,6 jam; Anak-anak: 1,4 jam; Dewasa: fungsi ginjal normal: 2 jam
Durasi Kerja: 4-8 jam
Efek Samping Sistem saraf pusat: Sakit kepala (2% hingga 4%), pusing (1%), mengantuk (1%), agitasi Endokrin & Metabolik:
Ginekomastia (<1% hingga 4%) Gastrointestinal: Diare (1%)
Kontraindikasi Hipersensitivitas
Interaksi Obat :  Meningkatkan kadar plasma analgetik opioid terutama pethidine, amiodarone, procainamide,
  propafenone, kinidin, eritromicin, fluorouracil dan antikoagulan.
 Rifampicin mempercepat metabolissme cimetidine.
 Menghambat metabolisme metronidazole, amitripilin, beta bloker,carbamazepin, fenitoin, asam valproat.
 Cimetidine menurunkan absorbsi itraconazole dan ketokonazole.
Rute Pemberian Oral dan Injeksi
Dosis Ulkus peptic dan ulkus duodenum : 300 mg/4x sehari atau 800 mg perhari tiap sebelum tidur malam selama 8
minggu. I.M., I.V: 300 mg setiap 6 jam atau 37,5 mg/jam
Refluks esofagitis: 400 mg/ 4x sehari atau 800 mg perhariselama 12 minggu.
Golongan Obat & PRF Kategori Kehamilan B
Maksimal Jumlah dan Hari pada -
DOWA
Sumber Lexicomp
NIZATIDINE
Mekanisme Kerja Antagonis reseptor H2 ; memblokir reseptor H2 dari sel parietal lambung yang menyebabkan penghambatan
sekresi lambung.
Onset Kerja 0,5-3 jam (medicine.org)
Waktu Paruh 1-2 jam Durasi Kerja Sampai 10 jam (pubchem)
Efek Samping >10%: Sistem saraf pusat: Sakit kepala (16%) 1% hingga 10%: Sistem saraf pusat: Kecemasan, pusing,
demam (dilaporkan pada anak-anak), insomnia, iritabilitas (dilaporkan pada anak-anak), mengantuk, gugup
Gastrointestinal: Sakit perut, anoreksia, sembelit, diare, kering mulut, perut kembung, mulas, mual, muntah
Kontraindikasi Hipersensitivitas
Interaksi Obat : Interaksi dengan aspirin dapat meningkatkan kadar aspirin didalam serum
 
Rute Pemberian Oral
Dosis Pengobatan tukak aktif: 300 mg sebelum tidur atau 150 mg dua kali sehari Pemeliharaan tukak yang sudah
sembuh: 150 mg/hari sebelum tidur
Tukak lambung: Oral: 150 mg dua kali sehari atau 300 mg sebelum tidur
GERD: 150 mg dua kali sehari
Golongan Obat & PRF Kategori Kehamilan B
Maksimal Jumlah dan Hari pada -
DOWA
Sumber Lexicomp, Pubchem, Medicine.org
FAMOTIDINE
Mekanisme Kerja Antagonis reseptor H2 ; memblokir reseptor H2 dari sel parietal lambung yang menyebabkan penghambatan
sekresi lambung.
Onset Kerja Oral: 1-3 jam; I.V.: 30 menit
Waktu Paruh Injeksi, suspensi oral, tablet: 2,5-3,5 jam; prolonged dengan gangguan ginjal; Oliguri: >20 jam
Durasi Kerja 10-20 jam
Efek Samping Sistem saraf pusat: Sakit kepala (5%), pusing (1%) Gastrointestinal: Diare (2%),sembelit (1%)
Kontraindikasi Hipersensitivitas
Interaksi Obat :  Mengurangi efektifitas ketokonazol
   Kadar famotidine dapat meningkat jika diberikan bersamaan probenecid
Rute Pemberian Oral dan IV
Dosis Ulkus peptikum: 1-16 tahun: Oral: 0,5 mg/kg/hari sebelum tidur atau dibagi dua kali sehari (dosis maksimum: 40
mg/hari); IV: 0,25 mg/kg setiap 12 jam (dosis maksimum: 40 mg/hari)
GERD: Oral: <3 bulan: 0,5 mg/kg sekali sehari 3-12 bulan: : 0,5 mg/kg dua kali sehari 1-16 tahun: 1 mg/kg/hari
dibagi dua kali sehari (dosis maksimum: 40 mg dua kali sehari)
Golongan Obat & PRF Kategori Kehamilan B
Maksimal Jumlah dan Hari pada Maksimal 10 tablet 20/40 mg
DOWA
Sumber Lexicomp dan DOWA
GOLONGAN OBAT
PELINDUNG
MUKOSA
(SITOPROTEKTIF)
MISOPROSTOL
Mekanisme Kerja Analog prostaglandin E1 sintetis yang menggantikan prostaglandin pelindung yang dikonsumsi dengan terapi penghambat
prostaglandin (misalnya, NSAID)
Onset Kerja 8 menit
Waktu Paruh 20-40 menit
Efek Samping • Gastrointestinal: Diare, sakit perut
• SSP: Sakit kepala
• Gastrointestinal: Konstipasi, perut kembung, mual, dispepsia, muntah
• <1%: Kram, rangsangan rahim, pendarahan vagina
Kontraindikasi Hipersensitivitas
Interaksi Obat Oksitosin: Misoprostol dapat meningkatkan efek terapeutik Oksitosin
Rute Pemberian Oral
Dosis Tukak: Oral: 200 mcg 4x sehari
Aturan pakai Dengan makanan
Golongan Obat & PRF Kategori Kehamilan X
Maksimal Jumlah dan Hari -
pada DOWA
Sumber Lexicomp
SUKRALFAT
Mekanisme Kerja Membentuk kompleks yang melekat pada ulkus; melindungi tukak dari asam, pepsin, dan garam empedu, sehingga
memungkinkan penyembuhannya.
Onset Kerja 1-2 jam
Waktu Paruh 6 jam
Efek Samping Gastrointestinal: Konstipasi (2%)
Kontraindikasi Hipersensitivitas
Interaksi Obat • Antijamur (Turunan Azole, Sistemik): dapat menurunkan absorpsi Antijamur (Turunan Azole, Sistemik).
• Antibiotik Kuinolon: dapat menurunkan absorpsi antibiotik Kuinolon.
Rute Pemberian Oral
Dosis • Tukak duodenum: Oral: Pengobatan awal: 1 g 4x sehari
• Profilaksis tukak duodenum: 1 g dua kali sehari
Aturan pakai 1 jam sebelum makan dan/atau sebelum tidur (perut kosong)
Golongan Obat & PRF Kategori Kehamilan B
Maksimal Jumlah dan Hari Maksimal 20 tablet
pada DOWA
Sumber Lexicomp dan DOWA
GOLONGAN OBAT
ANTASIDA
MAGNESIUM HIDROKSIDA
Mekanisme Kerja Mempromosikan evakuasi usus dengan menyebabkan retensi osmotik cairan yang menggembungkan usus
besar dengan peningkatan peristaltic aktivitas; bereaksi dengan asam klorida di perut untuk membentuk
magnesium klorida
Onset Kerja 30 menit sampai 6 jam
Efek Samping Mual parah, muntah, atau diare; tidak ada buang air besar setelah menggunakan obat sebagai pencahar;
pendarahan dubur; atau. gejala yang memburuk.
Kontraindikasi Hipersensitivitas
Interaksi Obat :  Isoniazid: Antasida dapat menurunkan penyerapan Isoniazid.
   Agen Pemblokiran Neuromuskular: Garam Magnesium dapat meningkatkan efek pemblokiran
neuromuskular dari Agen Pemblokiran Neuromuskular.
 Antibiotik: Antasida dapat menurunkan penyerapan

Rute Pemberian Oral


Dosis Cairan: Magnesium hidroksida 400 mg/5 mL: 5-15 mL sesuai kebutuhan hingga 4 kali/hari
Tablet: Magnesium hidroksida 311 mg/tablet: 2-4 tabletsetiap 4 jam hingga 4 kali/hari
Golongan Obat & PRF Kategori kehamilan N (belum dikategorikan)
Maksimal Jumlah dan Hari pada -
DOWA
Sumber Lexicomp
ALUMUNIUM HIDROKSIDA
Mekanisme Kerja Menetralkan HCl di perut untuk membentuk aluminium klorida yang larut Pengikat fosfat: mengikat fosfat di
saluran pencernaan untuk membentuk kompleks yang tidak larut dan mengurangi penyerapan fosfat
Onset Kerja <5 menit
Waktu Paruh 20-30 menit
Efek Samping Mual, muntah, Rebound hyperacidity, Aluminium-keracunan, Hipofosfatemia, Sembelit, Impaksi tinja, Keram
perut, Sindrom susu-alkali, Osteomalasia
Kontraindikasi Hipersensitivitas
Interaksi Obat : Mengganggu penyerapan ciprofloxacin, chloroquine, hydroxychloroquine, chlorpromazine, cefdinir,
  cefpodoxime, ketoconazole, levothyroxine, rifampicin, rosuvastatin, tetracyclines, vitamin. Dapat mengurangi
efek polistiren sulfonat. Peningkatan absorpsi dengan sediaan yang mengandung sitrat. Dapat menurunkan
absorpsi garam Fe.

Rute Pemberian Oral


Dosis Suspensi oral: 320mg/5mL
Antasida: 5-30 mL PO antara waktu makan dan HS atau sesuai petunjuk
Penyakit Ulkus Peptikum: 5-30 mL antara waktu makan dan HS atau sesuai petunjuk
Hiperfosfatemia: 300-600 mg PO 3 kali/hari antara waktu makan dan HS
Golongan Obat & PRF Kategori Kehamilan C
Maksimal Jumlah dan Hari pada DOWA -
Sumber Medscape
KALSIUM KARBONAT
Mekanisme Kerja Sebagai suplemen makanan, digunakan untuk mencegah atau mengobati keseimbangan kalsium negatif; pada
osteoporosis. Kalsium dalam garam kalsium memoderasi kinerja saraf dan otot dan memungkinkan fungsi
jantung normal. Garam kalsium sebagai antasida menetralkan keasaman lambung sehingga meningkatkan
lambung dan duodenum pH; mereka juga menghambat aktivitas proteolitik peptikum jika pH meningkat >4 dan
meningkatkan tonus sfingter esofagus bagian bawah.

Efek Samping 1% hingga 10%: Sistem saraf pusat: Sakit kepala Endokrin & Metabolik: Hipofosfatemia, hiperkalsemia
Gastrointestinal: Sembelit, efek pencahar
Kontraindikasi Pasien hiperkalsemia, batu ginjal, hipofosfatemia
Interaksi Obat :  ACE Inhibitor: Antasida dapat menurunkan konsentrasiserum ACE Inhibitor.
   Agen Antijamur (Turunan Azole, Sistemik): Antasida dapat menurunkan penyerapan Agen Antijamur
(Turunan Azole, Sistemik).
 Calcium Channel Blockers: Garam Kalsium dapat mengurangi efek terapeutik dari Calcium Channel
Blockers
Rute Pemberian Oral
Dosis Dosis berdasarkan kapasitas penetral asam dari produk tertentu; umumnya 1-2 tablet atau 5-10 mL setiap 2
jam; maksimum: 7000 mg kalsium karbonat per 24 jam
Golongan Obat & PRF Kategori kehamilan N (belum dikategorikan)
Maksimal Jumlah dan Hari pada -
DOWA
Sumber Lexicomp
GOLONGAN OBAT
PROKINETIK
METOCLOPRAMIDE
Mekanisme Kerja Memblokir reseptor dopamin dan (bila diberikan dalam dosis tinggi) juga memblokir reseptor serotonin di
pemicu kemoreseptor zona SSP; meningkatkan respons terhadap asetilkolin jaringan di saluran pencernaan
bagian atas menyebabkan peningkatan motilitas dan percepatan pengosongan lambung tanpa merangsang
sekresi lambung, empedu, atau pankreas; meningkatkan tonussfingter esofagus bagian bawah
Onset Kerja 0,5-1 jam
Waktu Paruh 4-6 jam
Durasi Kerja 1-2 jam
Efek Samping Kardiovaskular: blok AV, bradikardia, CHF, retensi cairan, hiper/hipotensi, supraventricular, takikardia
Sistem saraf pusat: Mengantuk (~10% hingga 70%; terkait dosis), reaksi distonik akut (<1% hingga 25%;
terkait dosis dan usia), kelelahan (~10%), kegelisihan (~10%)
Kontraindikasi Hipersensitivitas
Interaksi Obat : Agen Anti-Parkinson (Agonist Dopamin): Metoclopramide dapat mengurangi efek terapeutik Agen Anti
  Parkinson (Dopamin agonis).
Rute Pemberian Oral
Dosis Refluks gastroesofageal: Oral: 10-15 mg/dosis hingga 4 kali/hari 30 menit sebelum makan atau makan dan
sebelum tidur; dosis tunggal 20 mg. Pengobatan >12 minggu.
Golongan Obat & PRF Kategori Kehamilan B
Maksimal Jumlah dan Hari pada Maksimal 20 tablet
DOWA
Sumber Lexicomp dan DOWA
DOMPORIDONE
Mekanisme Kerja Memblokir reseptor dopamin perifer, meningkatkan peristaltik esofagus dan tekanan sfingter esofagus bagian
bawah, meningkatkan motilitas dan peristaltik lambung, dan meningkatkan koordinasi gastroduodenal,
sehingga dapat memfasilitasi pengosongan lambung dan mengurangi waktu transit usus halus.
Waktu Paruh 7 jam
Efek Samping 1% hingga 10%: Sistem saraf pusat: Sakit kepala/migrain (1%); tidak melewati sawar darah-otak; lebih sedikit
efek SSP dibandingkan dengan metoklopramid Gastrointestinal: Xerostomia (2%)
Kontraindikasi Hipersensitivitas
Interaksi Obat :  Dapat meningkatkan risiko pemanjangan interval QT dengan azitromisin, roksitromisin, dan dengan
  obat pemicu bradikardia dan hipokalemia.
 Dapat menurunkan bioavailabilitas dengan antasida atau agen antisekresi.
 Dapat memusuhi efek prokinetik antikolinergik (misalnya bromokriptin).
 Peningkatan konsentrasi plasma levodopa.

Rute Pemberian Oral


Dosis Oral: 10 mg 3-4 kali/hari, 15-30 menit sebelum makan
Golongan Obat & PRF Kategori Kehamilan C
Maksimal Jumlah dan Hari pada -
DOWA
Sumber Lexicomp
02.
KASUS
KASUS
1

T pria 25 th,  mengeluhkan rasa nyeri perut bagian atas, mual


dan muntah. T menanyakan obat yang bisa diminum untuk
mengatasi sakitnya kepada apoteker. T 2 minggu yang lalu juga
pernah merasakan sakit yang sama, namun lupa  nama obat yang
diminumnya yang diresepkan dokter dengan diagnosa gastritis.
Yang dingat bentuknya kapsul dan dalamnya butiran putih,
diminum 1 kali sehari setengah jam sebelum makan, Apa yang
saudara sarankan pada pasien T tersebut untuk mengatasi
keluhannya, jelaskan alasannya!
Saran dan Alasan
Berdasarkan pernyataan pasien, obat yang disarankan yaitu omeprazole 20 mg sebanyak 7 kapsul
sesuai DOWA, dapat diminum sekali sehari 30-60 menit sebelum makan besar pada hari itu untuk
meningkatkan efikasi omeprazol

Edukasi kepada pasien:


- Hindari stress
- Makan secara teratur
- Hindari mengkonsumsi makanan yang dapat memicu terjadinya gastritis seperti makanan
pedas, kafein, dan soda
KASUS 2

W wanita 50 th, mendapatkan obat omeprazol 40 mg


1 x sehari utk mengatasi GERDnya, W juga
mengkonsumsi   furosemida 20 mg/hari dan
candesartan 8 mg/hari untuk diagnosa penyakit
jantung  koronernya.  Apa edukasi yang saudara
berikan utk obat obat yang diminum pasien?
Edukasi
• Menjelaskan kepada pasien bahwa obat omeprazol untuk mengobati GERD, obat furosemid dan
candesartan untuk mengobati penyakit jantung pasien
• Pasien dapat mengkonsumsi omeprazol diminum 30-60 menit sebelum makan besar pada hari
itu untuk meningkatkan efikasi omeprazol

• Pasien dapat mengkonsumsi furosemid pada pagi hari dikarenakan memiliki efek frekuensi
buang air kecil yang meningkat, jika diminum pada malam hari makan akan mengganggu waktu
tidur

• Pasien dapat mengkonsumsi candesartan pada malam hari


• Pasien perlu mengatur pola makan yang teratur dan pola tidur untuk keberhasilan pengobatan
KASUS 3

Pasien Ny  S, 47 th, dibawa ke RS dengan


keluhan nyeri perut, diagnosa masuk ;kolik
abdomen dan diagnosa Utama; multiple nodal
suspect limfoma, dispepsia dengan intake sulit.
Catatan Penggunaan Obat
1. Sukralfat 15 ml 3x1
Analisis  Primary domain Code Keterangan
Kejadian obat yang merugikan (mungkin)
Problem Keamanan pengobatan P2.1
terjadi
Dosis terlalu tinggi
C3.2
Causes Pemilihan Dosis Instruksi pengaturan waktu dosis salah
C3.5
(Harusnya 10 ml atau 1 g, 4x1)
Dosis diubah menjadi 1 g atau 10 ml
Planned I3.2
Pada tingkat obat Petunjuk penggunaan diubah menjadi
intervention I3.4
4x1
Lainnya (tidak ada
Intervention Intervensi diusulkan, penerimaannya
informasi tentang A3.1
acceptance tidak diketahui
penerimaan)
Stasus of the DRP Tidak diketahui O0.1 Status masalah tidak diketahui
2. Lactulax 10 ml 3x1
 Analisis Primary domain Code Keterangan
Kejadian obat yang merugikan
Problem Keamanan pengobatan P2.1
(mungkin) terjadi
Causes Pemilihan Dosis C3.1 Dosis obat terlalu rendah
Dosis diubah menjadi 10-20 (15-30
Planned intervention Pada tingkat obat I3.2
mL)
Lainnya (tidak ada
Intervensi diusulkan, penerimaannya
Intervention acceptance informasi tentang A3.1
tidak diketahui
penerimaan)
Stasus of the DRP Tidak diketahui O0.1 Status masalah tidak diketahui
3. Tramadol oral
4. Omeprazol
Analisis Kode Domain Utama Keterangan
Adverse drug event (possibly) Adanya kemungkinan efek yang tidak
Problem P2.1 occurring diinginkan akibat dari kesalahan
(Efek obat yang merugikan) frekuensi pemberian obat
Regimen/frekuensi pemberian
omeprazole pada tanggal 3 Februari
Dosage regimen too frequent
C3.4 (2 x 40 mg per hari) dan tanggal 10,
(Regimen dosis terlalu sering)
Cause 11 Februari (20 mg dan 40 mg sekali
per hari) tidak tepat/dosis berlebih
Waktu pemberian yang tidak tepat
C6.1 Drug use process
dan interval pemberian dosis
Intervensi perlu didiskusikan dengan
11.4 Presciber level
presciber
Intervention
Mengurangi frekuensi pemberian
13.4 Drug level
obat menjadi 1 x 40 mg/hari
Implementation Intervensi diusulkan, tetapi hasil tidak
A3.1 Lainnya
  diketahui
Outcome
O0.1 Tidak diketahui Status masalah tidak diketahui
 
03.
RESEP
RESEP 1
KAJIAN ADMINISTRATIF
No Uraian Pada resep No Uraian Pada resep
Inscription Signatura
1 Nama dokter Tidak ada 10 Nama Pasien Tidak ada
2 SIP dokter Tidak ada 11 Jenis Kelamin Tidak ada
3 Alamat dokter Tidak ada 12 Umur Pasien Tidak ada
4 Nomor telepon Tidak ada 13 Berat Badan Tidak ada
5 Tempat dan tanggal Tidak ada 14 Alamat Pasien Tidak ada
penulisan resep
15 Aturan Pakai Obat Ada
Invocatio
6 Tanda resep diawal 16 Iter/Tanda Lain Tidak ada
Tidak ada
penulisan resep (R/) Subscriptio
Prescriptio/Ordonatio
17 Tanda Tidak ada
7 Nama Obat Ada Tangan/Paraf
8 Kekuatan obat Ada Dokter

9 Jumlah obat Ada


KAJIAN FARMASETIK
Obat Kajian Farmasetik
Amoxsan • Zat aktif : Amoxicillin
• Bentuk sediaan : Sirup
• Kekuataan sediaan : 250 mg
• Dosis : 250-500 mg setiap 8 jam atau 500-875 mg dua kali sehari
• Dosis dalam resep : 3 kali sehari, 1 sendok makan (15 ml)
KAJIAN KLINIS
Obat Kajian klinis
Amoxsan Indikasi Pengobatan otitis media, sinusitis, dan infeksi yang disebabkan oleh organisme rentan
yang melibatkan saluran pernapasan, kulit, dan saluran kemih, sebagai bagian dari
rejimen multidrug untuk pemberantasan H. pylori

Dosis 250-500 mg setiap 8 jam atau 500-875 mg dua kali sehari


Efek samping Hiperaktif, agitasi, kecemasan, insomnia, black hairy tongue, mual, muntah, diare,
kolitis hemoragik
Interaksi obat • Allopurinol: dapat meningkatkan potensi reaksi alergi atau hipersensitivitas terhadap
Amoksisilin
• Metotreksat: dapat menurunkan ekskresi Metotreksat
• Turunan Tetrasiklin: dapat mengurangi efek terapeutik Penisilin
Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap amoksisilin, penisilin, atau komponen formulasi lainnya
Mekanisme kerja Menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan mengikat satu atau lebih penicillin-
binding proteins (PBPs) yang pada gilirannya menghambat langkah transpeptidasi akhir
sintesis peptidoglikan di dinding sel bakteri, sehingga menghambat biosintesis dinding
sel. Bakteri akhirnya lisis karena aktivitas berkelanjutan dari enzim autolitik dinding sel
(autolisin dan murein hidrolase) sementara perakitan dinding sel terhenti.
RESEP 2
KAJIAN ADMINISTRATIF
No Uraian Pada resep No Uraian Pada resep
Inscription Signatura
1 Nama dokter Ada 10 Nama Pasien Ada
2 SIP dokter Tidak ada 11 Jenis Kelamin Tidak ada
3 Alamat dokter Ada 12 Umur Pasien Ada
4 Nomor telepon Ada 13 Berat Badan Tidak ada
5 Tempat dan tanggal Ada 14 Alamat Pasien Tidak ada
penulisan resep
15 Aturan Pakai Obat Ada
Invocatio

6 Tanda resep diawal 16 Iter/Tanda Lain Tidak ada


Ada
penulisan resep (R/) Subscriptio
Prescriptio/Ordonatio
17 Tanda Tidak ada
7 Nama Obat Ada Tangan/Paraf
8 Kekuatan obat Tidak ada Dokter

9 Jumlah obat Ada


KAJIAN FARMASETIK
Obat Kajian Farmasetik
Omeprazole • Zat aktif : Omeprazole
• Bentuk sediaan : kapsul
• Kekuataan sediaan : -
• Dosis : 20 mg/hari
• Dosis dalam resep : 2 kali sehari, sebelum

Sumagesic • Zat aktif : Paracetamol


• Bentuk sediaan : -
• Kekuataan sediaan : -
• Dosis : 600 mg
• Dosis dalam resep : 3 kali sehari
KAJIAN KLINIS
Obat Kajian klinis
Omeprazole Indikasi Tukak duodenum, tukak lambung, gastroesophageal reflux disease (GERD),
esofagitis erosif
Dosis
• Ulkus duodenum: Oral: 20 mg/hari
• Tukak lambung: Oral: 40 mg/hari
• GERD simtomatik (tanpa lesi esofagus): Oral: 20 mg/hari
• Esofagitis erosif: Oral: 20 mg/hari
• Tukak lambung: Eradikasi H. pylori: Oral: 40 mg/hari

Efek samping
• SSP: Sakit kepala (3-7%), pusing (2%)
• Kulit: Ruam (2%)
• Gastrointestinal: Diare (3-4%), sakit perut (2-5%), mual (2-4%), muntah (2-3%),
perut kembung (≤3%), regurgitasi asam (2 %), sembelit (1-2%)
• Neuromuscular & skeletal: Sakit punggung (1%), lelah (1%)
• Pernapasan: Infeksi saluran pernapasan atas (2%), batuk (1%)
KAJIAN KLINIS
Obat Kajian klinis
Omeprazole Interaksi obat
• Atazanavir: menurunkan absorpsi Atazanavir
• Benzodiazepin: meningkatkan konsentrasi serum Benzodiazepin
• Clopidogrel: menghambat pembentukan metabolit aktif Clopidogrel sehingga efek
terapeutik berkurang
• Ketoconazole: menurunkan konsentrasi serum Ketoconazole
• Warfarin: meningkatkan konsentrasi serum Warfarin

Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap omeprazole, benzimidazol tersubstitusi (yaitu,


esomeprazole, lansoprazole, pantoprazole, rabeprazole), atau komponen dari
formulasi
Mekanisme Omeprazole bekerja menekan basal lambung dan merangsang sekresi asam dengan
kerja menghambat pompa ATP sel parietal H+/K+
KAJIAN KLINIS
Obat Kajian klinis
Sumagesic Indikasi Mengatasi demam dan nyeri ringan, seperti pada sakit kepala, sakit gigi, nyeri otot,
nyeri sendi, rheumatoid artritis, osteoarthritis, dan sakit akibat trauma ringan dan
tindakan pembedahan.
Dosis • Dewasa: 1 tablet, diminum 3-4 kali sehari.
• Anak-anak: ¼-½ tablet, diminum 3-4 kali sehari.
Efek samping Mual atau muntah, sakit perut atau kram perut, rasa sakit atau bengkak pada perut
bagian atas
Interaksi • Penurunan penyerapan paracetamol jika digunakan bersama cholestyramine
• Penurunan efektivitas paracetamol jika digunakan bersama rifampicin, suplemen
herbal St John’s wort, atau antikonvulsan tertentu, seperti carbamazepine,
phenytoin, atau phenobarbital
• Peningkatan risiko terjadinya efek samping paracetamol jika digunakan bersama
probenecid, domperidone, atau metoclopramide
• Peningkatan risiko terjadinya efek samping obat chloramphenicol
• Peningkatan risiko terjadinya memar atau perdarahan jika digunakan
bersama warfarin atau coumarin
Kontraindikasi Penderita gangguan fungsi hati yang berat, dan penderita yang hipersensitif atau alergi
terhadap Paracetamol.

Mekanisme Menghambat pembentukan prostaglandin yaitu zat yang memicu nyeri dan demam di
kerja hipotalamus untuk meningkatkan pelepasan panas supaya suhu tubuh normal.
RESEP 3
KAJIAN ADMINISTRATIF
No Uraian Pada resep No Uraian Pada resep
Inscription Signatura
1 Nama dokter Ada 10 Nama Pasien Ada
2 SIP dokter Tidak ada 11 Jenis Kelamin Ada
3 Alamat dokter Ada 12 Umur Pasien Ada
4 Nomor telepon Ada 13 Berat Badan Tidak ada
5 Tempat dan tanggal Ada 14 Alamat Pasien Tidak ada
penulisan resep
Invocatio 15 Aturan Pakai Obat Ada

6 Tanda resep diawal Ada 16 Iter/Tanda Lain Tidak ada


penulisan resep (R/)
Subscriptio
Prescriptio/Ordonatio
17 Tanda Tidak ada
7 Nama Obat Ada
Tangan/Paraf
8 Kekuatan obat Tidak ada Dokter
9 Jumlah obat Ada
KAJIAN FARMASETIK
Obat Kajian Farmasetik
Betahistine • Zat aktif : Betahistine
• Bentuk sediaan : tablet
• Kekuataan sediaan : -
• Dosis : 8-16 mg 3 kali sehari
• Dosis dalam resep : 3 kali sehari
Omeprazole • Zat aktif : Omeprazole
• Bentuk sediaan : kapsul
• Kekuataan sediaan : -
• Dosis : 20 mg/hari
• Dosis dalam resep : 2 kali sehari sebelum makan
Vit. C • Zat aktif : Betahistine
• Bentuk sediaan : tablet
• Kekuataan sediaan : -
• Dosis : 50-200 mg/hari
• Dosis dalam resep : 1 kali sehari di pagi hari
KAJIAN KLINIS
Obat Kajian klinis
Betahistine Indikasi Pengobatan penyakit Meniere (untuk episode vertigo)
Dosis 8-16 mg 3 kali sehari
Efek samping • SSP: Sakit kepala, mengantuk
• Kardiovaskular: Ekstrasistol ventrikel
• Dermatologis; Ruam, pruritus, urtikaria
• Gastrointestinal: Dispepsia, mual, penyakit tukak lambung (termasuk eksaserbasi
penyakit sebelumnya)
Interaksi obat • Antihistamin: Dapat mengurangi efek terapeutik Betahistine. Pengecualian:
Epinastine; Ketotifen; Levocabastine; Olopatadin.
• Beta2-Agonists: Betahistine dapat mengurangi efek terapeutik Beta2-Agonists.
Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap betahistin atau komponen formulasi; penyakit tukak
lambung; feokromositoma; kehamilan; menyusui 
Mekanisme Betahistine bekerja sebagai agonis reseptor histamin H1 dan antagonis reseptor H3,
kerja yang bekerja di sistem syaraf pusat khususnya di sistem neuron yang terlibat dalam
pemulihan gangguan vestibular, yang menyebabkan pembesaran pembuluh darah
dan peningkatan sirkulasi darah yang membantu menghilangkan tekanan di dalam
telinga dan frekuensi serangan penyebab vertigo.
KAJIAN KLINIS
Obat Kajian klinis
Omeprazole Indikasi Tukak duodenum, tukak lambung, gastroesophageal reflux disease (GERD),
esofagitis erosif
Dosis
• Ulkus duodenum: Oral: 20 mg/hari
• Tukak lambung: Oral: 40 mg/hari
• GERD simtomatik (tanpa lesi esofagus): Oral: 20 mg/hari
• Esofagitis erosif: Oral: 20 mg/hari
• Tukak lambung: Eradikasi H. pylori: Oral: 40 mg/hari

Efek samping
• SSP: Sakit kepala (3-7%), pusing (2%)
• Kulit: Ruam (2%)
• Gastrointestinal: Diare (3-4%), sakit perut (2-5%), mual (2-4%), muntah (2-3%),
perut kembung (≤3%), regurgitasi asam (2 %), sembelit (1-2%)
• Neuromuscular & skeletal: Sakit punggung (1%), lelah (1%)
• Pernapasan: Infeksi saluran pernapasan atas (2%), batuk (1%)
KAJIAN KLINIS
Obat Kajian klinis
Omeprazole Interaksi obat
• Atazanavir: menurunkan absorpsi Atazanavir
• Benzodiazepin: meningkatkan konsentrasi serum Benzodiazepin
• Clopidogrel: menghambat pembentukan metabolit aktif Clopidogrel sehingga efek
terapeutik berkurang
• Ketoconazole: menurunkan konsentrasi serum Ketoconazole
• Warfarin: meningkatkan konsentrasi serum Warfarin

Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap omeprazole, benzimidazol tersubstitusi (yaitu,


esomeprazole, lansoprazole, pantoprazole, rabeprazole), atau komponen dari
formulasi
Mekanisme Omeprazole bekerja menekan basal lambung dan merangsang sekresi asam dengan
kerja menghambat pompa ATP sel parietal H+/K+
KAJIAN KLINIS
Obat Kajian klinis
Vit. C Indikasi
Pencegahan dan pengobatan scurvy.
Dosis • Scurvy: Oral, I.M., I.V., SubQ: 100-250 mg 1-2 kali/hari selama minimal 2 minggu
• Suplemen makanan: Oral: 50-200 mg/hari
Efek samping • Ginjal: Hiperoksaluria (dengan dosis besar)
• Flushing, pingsan, pusing, sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, mulas, diare,
nyeri pinggang
Interaksi obat • Aluminium Hidroksida: dapat meningkatkan absorpsi Aluminium Hidroksida
• Amfetamin: dapat menurunkan konsentrasi serum Amfetamin
• Deferoxamine: dapat meningkatkan efek merugikan/toksik dari Deferoxamine
Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap Vit. C, obat kemoterapi, obat hormon estrogen, aluminium,
protease inhibitor, warfarin serta statin dan niacin

Mekanisme Vit. C bekerja untuk pembentukan kolagen dan perbaikan jaringan; juga terlibat dalam
kerja beberapa reaksi oksidasi-reduksi serta jalur metabolisme lainnya, seperti sintesis
karnitin, steroid, dan katekolamin dan konversi asam folat menjadi asam folinat.
RESEP 4
KAJIAN ADMINISTRATIF
No Uraian Pada resep No Uraian Pada resep

Inscription Signatura
1 Nama dokter Ada 10 Nama pasien Ada
2 SIP dokter Tidak ada 11 Jenis kelamin Tidak ada
3 Alamat dokter Tidak ada 12 Umur pasien Ada
4 Nomor telepon Tidak ada 13 Berat badan Tidak ada
Tempat dan tanggal 14 Alamat pasien Tidak ada
5 Ada
penulisan resep
15 Aturan pakai obat Ada
Invocation
16 Iter/tanda lain Tidak ada
Tanda resep diawal
6 Ada Subscriptio
penulisan resep (R/)
Prescription Tanda Tangan/Paraf
17 Tidak ada
Dokter
7 Nama obat Ada
Tidak ada (kecuali truvaz,
8 Kekuatan obat
trajenta)
9 Jumlah obat Ada
KAJIAN FARMASETIK
Obat Kajian Farmasetik
Truvaz • Zat aktif: Atorvastatin
• Bentuk sediaan: -
• Kekuatan sediaan: 20 mg
• Jumlah sediaan: 30
• Dosis dalam resep: 1 x sehari
Glucovance • Zat aktif: Glibenklamid dan Metformin
• Bentuk sediaan: -
• Kekuatan sediaan: -
• Jumlah sediaan: 30
• Dosis dalam resep: 1 x sehari
Trajenta • Zat aktif: Linagliptin
• Bentuk sediaan: -
• Kekuatan sediaan: 5 mg
• Jumlah sediaan: 30
• Dosis dalam resep: 1 x sehari
KAJIAN FARMASETIK
Obat Kajian Farmasetik
Polysilane • Zat aktif: Aluminium hidroksisa, Magnesium hidroksida,
simethicone
• Bentuk sediaan: Suspensi
• Kekuatan sediaan: -
• Jumlah sediaan: 1
• Dosis dalam resep: 3 x sehari (1 sendok teh)
Voltaren • Zat aktif: Diklofenak
• Bentuk sediaan: Gel
• Kekuatan sediaan:
• Jumlah sediaan: 1
• Dosis dalam resep: 2 x sehari
KAJIAN KLINIS
Obat Kajian Klinis
Truvaz Indikasi Digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol total, LDL, apolipoprotein B, dan
trigliserida yang meningkat pada pasien dengan hiperkolesterolemia primer,
hiperlipidemia kombinasi atau campuran, hiperkolesterolemia familial heterozigot dan
homozigot
Dosis Dosis awal diberikan 10 atau 20 mg sehari sekali, dapat di sesuaikan dosisnya setelah 4
minggu pemakaian.  Rentang dosis adalah antara 10-80 mg sekali sehari

Efek samping SSP: Sakit kepala


Kardiovaskular: Nyeri dada, edema perifer
Gastrointestinal: Sakit perut, konstipasi, diare, dispepsia
Interaksi obat • Pemberian obat kolesterol lainnya dapat meningkatkan efek penurunan kolesterol
truvaz.
• Pemberian bersama dengan obat nyeri lambung seperti antasida dapat menurunkan
konsentrasi truvaz.
• Pemberian bersamaan dengan eritromisin atau clarithromycin dikaitkan dengan
konsentrasi plasma truvaz yang lebih tinggi.
• Pemberian bersamaaan dengan kontrasepsi oral yang mengandung norethindrone
dan ethinyl estradiol meningkatkan nilai AUC kedua zat tersebut.
KAJIAN KLINIS
Obat Kajian Klinis
Truvaz Kontraindikasi Obat ini tidak boleh diberikan kepada pasien denga kondisi:
Hipersensitif terhadap komponen- komponen dalam obat ini. Penyakit
hati aktif atau peningkatan serum transaminase yang menetap
melebihi 3 kali lipat dari batas atas normal. Ibu hamil, menyusui atau
usia produktif yang tidak menggunakan alat kontrasepsi yang adekuat.
Atorvastatin harus diberikan pada wanita usia subur hanya jika sangat
tidak mungkin hamil dan telah diinformasikan potensi bahayanya
terhadap janin.

Mekanisme kerja Bekerja dengan menghambat enzim HMG-CoA reduktase, yaitu enzim
yang mengonversi perubahan 3-hydroxy-3-methyl-glutaryl-coenzyme A
menjadi mevalonate, yang merupakan prekursor sterol, termasuk
kolesterol.
KAJIAN KLINIS
Obat Kajian Klinis
Glucovance Indikasi Digunakan sebagai terapi pengobatan diabetes mellitus tipe 2
Dosis Dosis untuk pasien yang belum mengkonsumsi glibenklamid/metformin: Dosis
awal: 1,25 mg/250 mg, sehari sekali
Dosis untuk pasien dengan terapi glibenklamid (atau golongan sulfunilurea lain)
dan atau metformin: Dosis awal: 2,5 mg/500 mg atau 5 mg/500 mg, dua kali sehari
Efek samping Infeksi saluran pernapasan atas, diare, mual/muntah dan sakit perut
sakit kepala, pusing, hipoglikemia
Interaksi obat • Mengurangi penyerapan vitamin B12
• Tiazid dan diuretik lain, kortikosteroid, fenotiazin, produk tiroid, estrogen, OC,
fenitoin, asam nikotinat, simpatomimetik, penghambat saluran Ca dan
isoniazid bisa menyebabkan hiperglikemia serta hilangnya kontrol glikemik.
• Media kontras iodinasi, alkohol, obat kationik yang dieliminasi oleh sekresi
tubular ginjal, furosemide, dan nifedipine
Hipersensitif terhadap metformin atau glibenclamid, penyakit ginjal, gagal jantung
kongestif, asidosis metabolik akut atau kronis, termasuk ketoasidosis diabetikum,
dengan atau tanpa koma
Bekerja dengan cara meningkatkan produksi insulin terutama pada saat setelah
makan dan mengurangi produksi gula oleh hati.
KAJIAN KLINIS
Obat Kajian Klinis
Trajenta Indikasi Digunakan untuk meningkatkan kontrol glikemik pada orang dewasa dengan
DM tipe 2 atau sebagai tambahan metformin, sulphonylureas atau metformin
+ sulphonylureas

Dosis dewasa 5 mg sekali sehari


Efek samping Hipoglikemia, angioedema, urtikaria, ulserasi ruam dan mulut.
Interaksi obat • Peningkatan risiko hipoglikemia ketika digunakan bersama insulin
secretagogue.
• Konsentrasi plasma linagliptin dapat dikurangi dengan penginduksi kuat
P-glikoprotein (misal. Rifampisin) dan dapat ditingkatkan dengan
inhibitor P-glikoprotein yang kuat (misal. Ritonavir).

Kontraindikasi Hipersensitif terhadap linagliptin


Mekanisme Trajenta yang mengandung zat aktif linagliptin bekerja dengan cara terikat
kerja dengan DPP-4 yang menyebabkan peningkatan kadar incretin. Trajenta
menyebabkan peningkatan sekresi insulin dan pengurangan sekresi
glukagon sehingga meningkatkan homeostasis kadar glukosa tubuh.
KAJIAN KLINIS
Obat Kajian Klinis
Polysilane Indikasi Untuk mengurangi gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam
lambung, gastritis, tukak lambung, tukak usus dua belas jari dengan
gejala seperti mual, nyeri lambung, nyeri ulu hati, kembung dan
perasaan penuh pada lambung

Dosis Dewasa; 1-2 sendok teh, 3-4 kali sehari. Anak: ½-1 sendok teh, 3-4 kali
sehari.
Efek samping Konstipasi, diare
Interaksi obat Dapat menurunkan efektivitas obat antibiotik quinolone, digoxin,
pazopanib
Kontraindikasi Hipersensitif dengan kandungan obat, gangguan fungsi ginjal,
hipertensi

Mekanisme kerja Bekerja dengan cara menetralisir asam lambung yang berlebihan


untuk melindungi dinding lambung dari terjadinya peradangan
KAJIAN KLINIS
Obat Kajian Klinis
Voltaren Indikasi Digunakan untuk pengobatan topikal pada peradangan akibat trauma
tendon, ligamen, otot dan sendi

Dosis 3-4 kali sehari


Efek samping Dermatitis kontak alergi atau non alergik, ruam kulit, eksim, eritema,
kulit gatak, reaksi hipersensitivitas dan fotosensitivitas.

Interaksi obat Peningkatan kadar Voltaren dalam darah jika digunakan dengan
inhibitor CYP2C9, seperti amiodarone, miconazole, atau gemfibrozil
Peningkatan kadar lithium, digoxin, methorexate, atau fenitoin, dalam
darah
Penurunan efek antihipertensi dari obat pengambat
beta atau penghambat ACE
Kontraindikasi Asma, urtikaria, rinitis akut yang ditimbulkan oleh salisilat atau obat
AINS lainnya. Kehamilan trimester ketiga.

Mekanisme kerja Menghambat siklooksigenase-1 dan 2 serta menghambat sintesis


prostaglandin.
RESEP 5
KAJIAN ADMINISTRATIF
No Uraian Pada resep No Uraian Pada resep
Inscription Signatura
1 Nama dokter Tidak ada 10 Nama Pasien Ada
2 SIP dokter Tidak ada 11 Jenis Kelamin Tidak ada
3 Alamat dokter Tidak ada 12 Umur Pasien Ada
4 Nomor telepon Tidak ada 13 Berat Badan Tidak ada
5 Tempat dan tanggal Tidak ada 14 Alamat Pasien Tidak ada
penulisan resep
15 Aturan Pakai Obat Ada
Invocatio
6 Tanda resep diawal 16 Iter/Tanda Lain
Ada
penulisan resep (R/) Subscriptio
Prescriptio/Ordonatio 17 Tanda Tidak ada
7 Nama Obat Ada Tangan/Paraf

8 Kekuatan obat Tidak ada (kecuali cefspan) Dokter

9 Jumlah obat Ada


KAJIAN FARMASETIK
Obat Kajian Farmasetik
Codipront • Zat aktif : Codein dan phenyltoloxamine
• Bentuk sediaan : sirup
• Kekuataan sediaan : -
• Dosis : 3 sendok takar 5 ml (15 ml) sebanyak 2 kali/hari
• Dosis dalam resep : 2x1 hari 1 sendok teh (5 ml)
Cefspan • Zat aktif : Cefixime
• Bentuk sediaan : kaplet
• Kekuataan sediaan : 200 mg
• Dosis : 50–100 mg, oral dua kali sehari
• Dosis dalam resep : 2 kali sehari, habiskan
Omeprazole • Zat aktif : Omeprazole
• Bentuk sediaan : -
• Kekuataan sediaan : -
• Dosis : 20 mg/hari
• Dosis dalam resep : 1 kali sehari, malam, setelah makan
Fituno • Zat aktif : Ekstrak echinacea, ekstrak Morindae Fructus, Ekstrak Phyllanthi herba, Vitamin B1, Vitamin
B6, Vitamin E
• Bentuk sediaan : tablet
• Kekuataan sediaan : Ekstrak echinacea 150mg, ekstrak Morindae Fructus 50mg, Ekstrak Phyllanthi
herba 100mg, Vitamin B1 10mg, Vitamin B6 5mg, Vitamin E 5mg
• Dosis : 2 x sehari, 2 Tablet
• Dosis dalam resep : 1 kali sehari
KAJIAN KLINIS
Obat Kajian klinis
Codipront Indikasi Antitusif (meredakan batuk kering yang disebabkan alergi atau infeksi)
Dosis 15 ml 2 kali sehari, per 5 ml mengandung Codeine anhydrate 11,11 mg &
Phenyltoloxamine 3,67 mg

Efek samping Mual, muntah, pruritus, dispnea, mulut kering


Interaksi obat • Topiramate: menyebabkan peningkatan suhu tubuh dan penurunan keringat
• Propoxyphene: dapat meningkatkan efek samping, seperti pusing, mengantuk,
kebingungan, dan kesulitan berkonsentrasi.
• Obat penekan sistem saraf pusat (psikofarmaka, barbiturate, analgesik, dan
antialergi atau antihistamin): dapat menimbulkan potensi mengantuk (sedasi) dan
menyebabkan paru-paru tidak dapat menukarkan oksigen dan karbondioksida
(mendepresi pernapasan).

Kontraindikasi Ibu hamil dan menyusui, pasien yang alergi terhadap formulasi, pasien penderita
asma akut.

Mekanisme Codipront mengurangi batuk dengan cara mengurangi aktivitas pada pusat batuk.
kerja Sementara, phenyltoloxamine memiliki efek meredakan gejala alergi.
KAJIAN KLINIS
Obat Kajian klinis
Cefspan Indikasi Pengobatan infeksi saluran kemih, otitis media, infeksi saluran pernapasan (S.
pneumoniae dan S. pyogenes, H. influenzae, dan banyak Enterobacteriaceae);
gonore serviks/uretra tanpa komplikasi

Dosis Infeksi yang rentan: Oral: 400 mg/hari dibagi setiap 12-24 jam
Demam tifoid: Oral: 20-30 mg/kg/hari dalam 2 dosis terbagi selama 7-14 hari setelah
I.V. terapi

Efek samping Gastrointestinal: Diare, Sakit perut, mual, dispepsia, perut kembung, mencret
Interaksi obat • Vaksin Tifoid: Antibiotik dapat mengurangi efek terapeutik Vaksin Tifoid
• Agen Urikosurik: Dapat menurunkan ekskresi sefalosporin
Kontraindikasi Hipersensitif terhadap sefiksim, komponen formulasi, atau sefalosporin lainnya

Mekanisme Menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan mengikat satu atau lebih penicillin
kerja binding proteins (PBPs); yang pada gilirannya menghambat langkah transpeptidasi
akhir sintesis peptidoglikan di dinding sel bakteri, sehingga menghambat biosintesis
dinding sel. Bakteri akhirnya lisis karena aktivitas berkelanjutan dari enzim autolitik
dinding sel (autolisin dan murein hidrolase) sementara perakitan dinding sel terhenti.
KAJIAN KLINIS
Obat Kajian klinis
Omeprazole Indikasi Tukak duodenum, tukak lambung, gastroesophageal reflux disease (GERD),
esofagitis erosif
Dosis
• Ulkus duodenum: Oral: 20 mg/hari
• Tukak lambung: Oral: 40 mg/hari
• GERD simtomatik (tanpa lesi esofagus): Oral: 20 mg/hari
• Esofagitis erosif: Oral: 20 mg/hari
• Tukak lambung: Eradikasi H. pylori: Oral: 40 mg/hari

Efek samping
• SSP: Sakit kepala (3-7%), pusing (2%)
• Kulit: Ruam (2%)
• Gastrointestinal: Diare (3-4%), sakit perut (2-5%), mual (2-4%), muntah (2-3%),
perut kembung (≤3%), regurgitasi asam (2 %), sembelit (1-2%)
• Neuromuscular & skeletal: Sakit punggung (1%), lelah (1%)
• Pernapasan: Infeksi saluran pernapasan atas (2%), batuk (1%)
KAJIAN KLINIS
Obat Kajian klinis
Omeprazole Interaksi obat
• Atazanavir: menurunkan absorpsi Atazanavir
• Benzodiazepin: meningkatkan konsentrasi serum Benzodiazepin
• Clopidogrel: menghambat pembentukan metabolit aktif Clopidogrel sehingga efek
terapeutik berkurang
• Ketoconazole: menurunkan konsentrasi serum Ketoconazole
• Warfarin: meningkatkan konsentrasi serum Warfarin

Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap omeprazole, benzimidazol tersubstitusi (yaitu,


esomeprazole, lansoprazole, pantoprazole, rabeprazole), atau komponen dari
formulasi
Mekanisme Omeprazole bekerja menekan basal lambung dan merangsang sekresi asam dengan
kerja menghambat pompa ATP sel parietal H+/K+
KAJIAN KLINIS
Obat Kajian klinis
Fituno Indikasi Fituno digunakan untuk membantu memelihara daya tahan tubuh
Dosis 2 x sehari, 2 Tablet
Efek samping Mual dan muntah, diare, sembelit, gatal pada kulit
Interaksi obat • Vaksin Tifoid: Antibiotik dapat mengurangi efek terapeutik Vaksin Tifoid
• Agen Urikosurik: Dapat menurunkan ekskresi sefalosporin
Kontraindikasi Hipersensitif (reaksi berlebih atau sangat sensitif) terhadap kandungan dalam Fituno

Mekanisme Fituno mengandung ekstrak echinacea, morindae fructus dan phyllanthi herba untuk


kerja meningkatkan sistem kekebalan (imunitas) tubuh. Fituno juga mengandung vitamin
B1, vitamin B6, dan Vitamin E yang berperan sebagai antioksidan untuk menangkal
radikal bebas.
RESEP 6
KAJIAN ADMINISTRATIF
No Uraian Pada resep No Uraian Pada resep

Inscription Signatura
1 Nama dokter Ada 10 Nama pasien Ada
2 SIP dokter Tidak ada 11 Jenis kelamin Tidak ada
3 Alamat dokter Tidak ada 12 Umur pasien Ada
4 Nomor telepon Tidak ada 13 Berat badan Tidak ada
Tempat dan tanggal 14 Alamat pasien Tidak ada
5 Ada
penulisan resep
15 Aturan pakai obat Ada
Invocation
16 Iter/tanda lain Tidak ada
Tanda resep diawal
6 Ada Subscriptio
penulisan resep (R/)
Prescription Tanda Tangan/Paraf
17 Tidak ada
Dokter
7 Nama obat Ada
8 Kekuatan obat Tidak ada (kecuali sanmol)

9 Jumlah obat Ada


KAJIAN FARMASETIK
Obat Kajian Farmasetik
Sucralfat • Zat aktif: Sukralfat
• Bentuk sediaan: Sirup
• Kekuatan sediaan: -
• Jumlah sediaan: 1
• Dosis dalam resep: 3 x sehari (1 sendok makan, setelah makan)

Omeprazole • Zat aktif: Omeprazole


• Bentuk sediaan: Kapsul
• Kekuatan sediaan: -
• Jumlah sediaan: 10
• Dosis dalam resep: 1 x sehari

Neurosanbe • Zat aktif: Vitamin B1, B6, B12


• Bentuk sediaan: Tablet
• Kekuatan sediaan: -
• Jumlah sediaan: 10
• Dosis dalam resep: 1 x sehari

Sanmol • Zat aktif: Paracetamol


• Bentuk sediaan: Tablet
• Kekuatan sediaan: 500 mg
• Jumlah sediaan: 10
• Dosis dalam resep: 3 x sehari
KAJIAN KLINIS
Obat Kajian Klinis
Sucralfat Indikasi Untuk mengatasi tukak lambung, ulkus duodenum, atau gastritis kronis
Dosis Dewasa: 4 kali sehari 1 g (2 sendok takar)
Efek samping Konstipasi
Interaksi obat Dapat menurunkan absorbs antifungal, antibiotic golongan quinolon

Kontraindikasi Hipersensitif terhadap sucralfat


Mekanisme kerja Sucralfat adalah agen pelindung lambung yang bekerja dengan
membentuk lapisan pelindung pada ulkus sebagai penghalang
terhadap asam, garam empedu, dan enzim di perut.
KAJIAN KLINIS
Obat Kajian Klinis
Omeprazol Indikasi Tukak duodenum, tukak lambung, gastroesophageal reflux disease
(GERD), esofagitis erosif
Dosis • Ulkus duodenum: Oral: 20 mg/hari
• Tukak lambung: Oral: 40 mg/hari
• GERD simtomatik (tanpa lesi esofagus): Oral: 20 mg/hari
• Esofagitis erosif: Oral: 20 mg/hari
• Tukak lambung: Eradikasi H. pylori: Oral: 40 mg/hari
Efek samping • SSP: Sakit kepala (3-7%), pusing (2%)
• Kulit: Ruam (2%)
• Gastrointestinal: Diare (3-4%), sakit perut (2-5%), mual (2-4%),
muntah (2-3%), perut kembung (≤3%), regurgitasi asam (2 %),
sembelit (1-2%)
• Neuromuscular & skeletal: Sakit punggung (1%), lelah (1%)
• Pernapasan: Infeksi saluran pernapasan atas (2%), batuk (1%)
Interaksi obat • Atazanavir: menurunkan absorpsi Atazanavir
• Benzodiazepin: meningkatkan konsentrasi serum Benzodiazepin
• Clopidogrel: menghambat pembentukan metabolit aktif Clopidogrel
sehingga efek terapeutik berkurang
• Ketoconazole: menurunkan konsentrasi serum Ketoconazole
• Warfarin: meningkatkan konsentrasi serum Warfarin
KAJIAN KLINIS
Obat Kajian Klinis
Omeprazol Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap omeprazole, benzimidazol tersubstitusi
(yaitu, esomeprazole, lansoprazole, pantoprazole, rabeprazole), atau
komponen dari formulasi
Mekanisme kerja Omeprazole bekerja menekan basal lambung dan merangsang sekresi
asam dengan menghambat pompa ATP sel parietal H+/K+
KAJIAN KLINIS
Obat Kajian Klinis
Neurosanbe Indikasi Gangguan sistem syaraf perifer, defisiensi vitamin B.
Dosis 1 kali sehari
Efek samping Mati rasa, kesemutan, masalah pada indera peraba
Interaksi obat Obat ini tidak boleh digunakan bersamaan dengan obat-obatan seperti
antibiotik kloramfenikol, cholestyramine, digoxin, epoetin, furosemide,
glukosa, kolkisin, isoniazid, levodopa

Kontraindikasi Hipersensitif terhadap neurosanbe


Mekanisme kerja menormalkan pembentukan sel darah merah dan jaringan saraf,
memodifikasi aktivitas listrik sehingga membuat rileks dan
memperlambat otot jantung yang terlalu aktif, serta mengendurkan
sinyal saraf ke otak.
KAJIAN KLINIS
Obat Kajian Klinis
Sanmol Indikasi Digunakan untuk menurunkan demam, meringankan rasa sakit pada
keadaan sakit kepala, dan sakit gigi.

Dosis Dewasa: 1-2 tablet 3-4 kali sehari


Efek samping Mual, muntah, nyeri perut bagian atas, kehilangan nafsu makan, ruam
pada kulit

Interaksi obat • Meningkatnya risiko terjadinya pendarahan jika digunakan


dengan warfarin
• Menurunnya penyerapan Sanmol jika digunakan
dengan cholestyramine
• Meningkatnya penyerapan Sanmol jika digunakan
dengan domperidone atau metoclopramide

Kontraindikasi Penderita gangguan fungsi hati yang berat. Hipersensitivitas terhadap


Paracetamol.

Mekanisme kerja Bekerja pada pusat pengatur suhu di hipotalamus untuk menurunkan


suhu tubuh (antipiretik) serta menghambat sintesis prostaglandin
RESEP 7
KAJIAN ADMINISTRATIF
No Uraian Pada resep No Uraian Pada resep
Inscription Signatura
1 Nama dokter Tidak ada 10 Nama Pasien Ada
2 SIP dokter Tidak ada 11 Jenis Kelamin Tidak ada
3 Alamat dokter Tidak ada 12 Umur Pasien Ada
4 Nomor telepon Tidak ada 13 Berat Badan Tidak ada
5 Tempat dan tanggal Ada 14 Alamat Pasien Tidak ada
penulisan resep
15 Aturan Pakai Obat Ada
Invocatio
16 Iter/Tanda Lain Tidak ada
6 Tanda resep diawal Ada
penulisan resep (R/) Subscriptio
Prescriptio/Ordonatio 17 Tidak ada
Tanda Tangan/Paraf
7 Nama Obat Ada
Dokter
Tidak ada (kecuali amlodipine,
8 Kekuatan obat
cefadroxil)

9 Jumlah obat Ada


KAJIAN FARMASETIK
Obat Kajian Farmasetik
Amlodipine • Zat aktif : Amlodipine
• Bentuk sediaan : tablet
• Kekuataan sediaan : 10 mg
• Dosis : 5-10 mg 1x sehari
• Dosis dalam resep : 10 mg 1x sehari
Cefadroxil • Zat aktif : Cefadroxil
• Bentuk sediaan : kapsul
• Kekuataan sediaan : 500 mg
• Dosis : 500 mg, oral dua kali sehari
• Dosis dalam resep : 2 kali sehari, habiskan
Paratusin • Zat aktif : Noscapine, chlorpheniramine maleate, glyceryl guaiacolate,
paracetamol, dan phenylpropanolamine HCl
• Bentuk sediaan : tablet
• Kekuataan sediaan : -
• Dosis : 20 mg/hari
• Dosis dalam resep : 3 kali sehari 1 tablet
KAJIAN FARMASETIK
Obat Kajian Farmasetik
Ranitidine • Zat aktif : Ranitidine
• Bentuk sediaan : tablet
• Kekuataan sediaan : -
• Dosis : 150 mg 2x sehari
• Dosis dalam resep : 2x sehari

Omeprazole • Zat aktif : Omeprazole


• Bentuk sediaan : kapsul
• Kekuataan sediaan : -
• Dosis : 20 mg/hari
• Dosis dalam resep : 1 kali sehari sebelum makan
KAJIAN KLINIS
Obat Kajian klinis
Amlodipine Indikasi Pengobatan hipertensi; pengobatan gejala angina stabil kronis, angina vasospastik
(Prinzmetal)

Dosis Hipertensi: Oral: Dosis awal: 5 mg sekali sehari; Kisaran dosis biasa (JNC 7): 2,5-10
mg sekali sehari.
Angina: Oral: Dosis biasa: 5-10 mg

Efek samping Edema perifer, sakit kepala, mual, kelelahan, edema paru
Interaksi obat • Alpha1-Blockers, Calcium Channel Blockers: meningkatkan efek hipotensi dari
Calcium Channel Blockers
• Carbamazepine: dapat meningkatkan metabolisme Calcium Channel Blockers
(Dihydropyridine)
• Clopidogrel: dapat mengurangi efek terapeutik Clopidogrel
• Antijamur (Turunan Azole, Sistemik): dapat menurunkan metabolisme Calcium
Channel Blockers
Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap amlodipine atau komponen formulasi lainnya
Mekanisme Menghambat ion kalsium memasuki kanal atau memilih area sensitif tegangan otot
kerja polos pembuluh darah dan miokardium selama depolarisasi, menghasilkan relaksasi
otot polos pembuluh darah koroner dan vasodilatasi koroner; meningkatkan
pengiriman oksigen miokard pada pasien dengan angina vasospastik
KAJIAN KLINIS
Obat Kajian klinis
Cefadroxil Indikasi Pengobatan infeksi bakteri yang rentan, termasuk yang disebabkan oleh
Streptococcus beta-hemolitik grup A

Dosis Infeksi yang rentan: Oral: 1-2 g/hari dalam 2 dosis terbagi
Infeksi orofacial: Oral: 250-500 mg setiap 8 jam

Efek samping Diare, anafilaksis, ruam (makulopapular dan eritematosa), eritema multiforme,
sindrom Stevens-Johnson, serum sickness, artralgia, urtikaria, pruritus, angioedema,
kolitis pseudomembran, nyeri perut, dispepsia, mual, muntah
Interaksi obat • Vaksin Tifoid: Antibiotik dapat mengurangi efek terapeutik Vaksin Tifoid
• Agen Urikosurik: Dapat menurunkan ekskresi sefalosporin
Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap cefadroxil, setiap komponen formulasi, atau sefalosporin
lainnya

Mekanisme Menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan mengikat satu atau lebih penicillin-
kerja binding proteins (PBPs) yang pada gilirannya menghambat langkah transpeptidasi
akhir sintesis peptidoglikan di dinding sel bakteri, sehingga menghambat biosintesis
dinding sel. Bakteri akhirnya lisis karena aktivitas berkelanjutan dari enzim autolitik
dinding sel (autolisin dan murein hidrolase) sementara perakitan dinding sel terhenti.
KAJIAN KLINIS
Obat Kajian klinis
Paratusin Indikasi Meringankan gejala-gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat dan
bersin-bersin yang disertai batuk.
Dosis 1 tablet, 3 kali sehari.
Efek samping Rasa kantuk, gangguan pencernaan, dan gangguan ritme jantung yang lebih cepat
dari biasanya

Interaksi obat obat depresan sistem saraf pusat lainnya, antidepresan golongan monoamine oxidase
inhibitor(MAOI), antikoagulan oral

Kontraindikasi Alergi atau hipersensitif pada salah satu atau beberapa kandungan Paratusin,
penurunan fungsi ginjal, riwayat penyakit jantung, riwayat gangguan hati, riwayat
diabetes

Mekanisme Paratusin mengandung Noscapine, chlorpheniramine maleate, glyceryl guaiacolate,


kerja paracetamol, dan phenylpropanolamine HCl. Noscapine sebagai antitusif yang bisa
menekan refleks batuk. Paracetamol berefek meredakan demam dan pereda nyeri.
Chlorpheniramine maleate yang bekerja sebagai antihistamin/anti alergi untuk
meredakan gejala alergi seperti bersin-bersin. Gliceryl guaiacolate digunakan sebagai
ekspektoran atau peluruh dahak sehingga dapat meringankan gejala flu seperti
demam, sakit kepala, hidung tersumbat dan bersin-bersin yang disertai batuk.
KAJIAN KLINIS
Obat Kajian klinis
Ranitidine Indikasi Terapi jangka pendek dan pemeliharaan tukak duodenum, tukak lambung, refluks
gastroesofageal, esofagitis erosif
Dosis • Ulkus duodenum: Oral: Pengobatan: 150 mg dua kali sehari, atau 300 mg sekali
sehari setelah makan malam atau sebelum tidur.
• Pemberantasan Helicobacter pylori: Oral: 150 mg dua kali sehari
• Esofagitis erosif: Oral: Pengobatan: 150 mg 4 kali/hari; pemeliharaan: 150 mg dua
kali sehari

Efek samping Bradikardia, takikardia, sakit/nyeri perut, konstipasi, diare, mual, pankreatitis, muntah
Interaksi obat • Antijamur: dapat menurunkan absorpsi Antijamur
• Atazanavir: dapat menurunkan absorpsi Atazanavir

Kontraindikasi Penderita yang diketahui hipersensitif terhadap ranitidin


Mekanisme Penghambatan kompetitif histamin pada reseptor H2 sel parietal lambung, yang
kerja menghambat sekresi asam lambung, volume lambung, dan konsentrasi ion hidrogen
berkurang. Tidak mempengaruhi sekresi pepsin, sekresi faktor intrinsik terstimulasi
pentagastrin, atau gastrin serum.
KAJIAN KLINIS
Obat Kajian klinis
Omeprazole Indikasi Tukak duodenum, tukak lambung, gastroesophageal reflux disease (GERD),
esofagitis erosif
Dosis
• Ulkus duodenum: Oral: 20 mg/hari
• Tukak lambung: Oral: 40 mg/hari
• GERD simtomatik (tanpa lesi esofagus): Oral: 20 mg/hari
• Esofagitis erosif: Oral: 20 mg/hari
• Tukak lambung: Eradikasi H. pylori: Oral: 40 mg/hari

Efek samping
• SSP: Sakit kepala (3-7%), pusing (2%)
• Kulit: Ruam (2%)
• Gastrointestinal: Diare (3-4%), sakit perut (2-5%), mual (2-4%), muntah (2-3%),
perut kembung (≤3%), regurgitasi asam (2 %), sembelit (1-2%)
• Neuromuscular & skeletal: Sakit punggung (1%), lelah (1%)
• Pernapasan: Infeksi saluran pernapasan atas (2%), batuk (1%)
KAJIAN KLINIS
Obat Kajian klinis
Omeprazole Interaksi obat
• Atazanavir: menurunkan absorpsi Atazanavir
• Benzodiazepin: meningkatkan konsentrasi serum Benzodiazepin
• Clopidogrel: menghambat pembentukan metabolit aktif Clopidogrel sehingga efek
terapeutik berkurang
• Ketoconazole: menurunkan konsentrasi serum Ketoconazole
• Warfarin: meningkatkan konsentrasi serum Warfarin

Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap omeprazole, benzimidazol tersubstitusi (yaitu,


esomeprazole, lansoprazole, pantoprazole, rabeprazole), atau komponen dari
formulasi
Mekanisme Omeprazole bekerja menekan basal lambung dan merangsang sekresi asam dengan
kerja menghambat pompa ATP sel parietal H+/K+
RESEP 8
KAJIAN ADMINISTRATIF

No Uraian Pada resep No Uraian Pada resep

Inscription Signatura

1 Nama dokter Ada 10 Nama pasien Ada

2 SIP dokter Tidak ada 11 Jenis kelamin Tidak ada

3 Alamat dokter Tidak ada 12 Umur pasien Ada

4 Nomor telepon Tidak ada 13 Berat badan Tidak ada


Tempat dan tanggal 14 Alamat pasien Tidak ada
5 Ada
penulisan resep
15 Aturan pakai obat Ada
Invocation
16 Iter/tanda lain Tidak ada
Tanda resep diawal
6 Ada Subscriptio
penulisan resep (R/)
Prescription Tanda Tangan/Paraf
17 Tidak ada
Dokter
7 Nama obat Ada
8 Kekuatan obat Tidak ada

9 Jumlah obat Ada


KAJIAN FARMASETIK
Obat Kajian Farmasetik
OMZ • Zat aktif: Omeprazole
• Bentuk sediaan: -
• Kekuatan sediaan: -
• Jumlah sediaan: 6
• Dosis dalam resep: 2 x sehari (1 jam setelah makan)

Metronidazol • Zat aktif: Metronidazol


• Bentuk sediaan: -
• Kekuatan sediaan: -
• Jumlah sediaan: 10
• Dosis dalam resep: 3 x sehari

Lacbon • Zat aktif: Lactobacillus Sporogenes


• Bentuk sediaan: -
• Kekuatan sediaan: -
• Jumlah sediaan: 6
• Dosis dalam resep: 2 x sehari
KAJIAN KLINIS
Obat Kajian Klinis
Omeprazol Indikasi Tukak duodenum, tukak lambung, gastroesophageal reflux disease
(GERD), esofagitis erosif
Dosis • Ulkus duodenum: Oral: 20 mg/hari
• Tukak lambung: Oral: 40 mg/hari
• GERD simtomatik (tanpa lesi esofagus): Oral: 20 mg/hari
• Esofagitis erosif: Oral: 20 mg/hari
• Tukak lambung: Eradikasi H. pylori: Oral: 40 mg/hari
Efek samping • SSP: Sakit kepala (3-7%), pusing (2%)
• Kulit: Ruam (2%)
• Gastrointestinal: Diare (3-4%), sakit perut (2-5%), mual (2-4%),
muntah (2-3%), perut kembung (≤3%), regurgitasi asam (2 %),
sembelit (1-2%)
• Neuromuscular & skeletal: Sakit punggung (1%), lelah (1%)
• Pernapasan: Infeksi saluran pernapasan atas (2%), batuk (1%)
Interaksi obat • Atazanavir: menurunkan absorpsi Atazanavir
• Benzodiazepin: meningkatkan konsentrasi serum Benzodiazepin
• Clopidogrel: menghambat pembentukan metabolit aktif Clopidogrel
sehingga efek terapeutik berkurang
• Ketoconazole: menurunkan konsentrasi serum Ketoconazole
• Warfarin: meningkatkan konsentrasi serum Warfarin
KAJIAN KLINIS
Obat Kajian Klinis
Omeprazol Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap omeprazole, benzimidazol tersubstitusi
(yaitu, esomeprazole, lansoprazole, pantoprazole, rabeprazole), atau
komponen dari formulasi
Mekanisme kerja Omeprazole bekerja menekan basal lambung dan merangsang sekresi
asam dengan menghambat pompa ATP sel parietal H+/K+
KAJIAN KLINIS
Obat Kajian Klinis
Metronidazol Indikasi Digunakan untuk pengobatan uretritis dan vaginitis karena
Trichomonas vaginalis, amoebiasis intestinal dan hepar, pencegahan
infeksi anaerob pasca operasi, giardiasis karena Giardia lambliasis

Dosis Amubiasis intestinal invasif, 800 mg tiap 8 jam selama 5 hari.


Trikomoniasis urogenital, 200 mg tiap 8 jam selama 7 hari atau 400-
500 mg tiap 12 jam selama 7 hari; atau 800 mg pagi hari dan 1,2 g
malam hari selama 2 hari; atau 2 gram dosis tunggal. Giardiasis, 2
gram/hari selama 3 hari atau 500 mg dua kali sehari selama 1-10 hari.
Efek samping Mual atau muntah, rasa seperti logam di mulut, hilang nafsu makan,
sembelit atau justru diare, pusing atau sakit kepala
Interaksi • Meningkatkan risiko perdarahan bila digunakan bersama
antikoagulan, seperti warfarin
• Meningkatkan kadar obat lithium, florouracil, atau phenytoin di
dalam tubuh
• Menurunkan efektivitas metronidazole jika digunakan
dengan phenobarbital

Kontraindikasi Hipersensitivitas, kehamilan trimester pertama


Mekanisme kerja Menghambat sintesis asam nukleat dengan merusak DNA
KAJIAN KLINIS
Obat Kajian Klinis
Lacbon Indikasi • Membantu mengatasi diare pada anak dan orang dewasa
• Melancarkan buang air besar bagi penderita konstipasi
• Mengatasi gangguan pencernaan akibat penggunaan antibiotik
• Meredakan kram perut dan perut kembung
Dosis 4 tablet, 3 kali sehari
Efek samping -
Interaksi obat -
Kontraindikasi -
Mekanisme kerja Dengan cara menghambat perkembangan bakteri jahat agar Anda
terhindar dari berbagai gangguan kesehatan
ANTIEMETIK
KASUS 1

No Usia L/P BB Tgl Rawat Diagnosis Dirawat Terapi Obat Nama Generik

CKD; Melena; DM Tipe 2;


65 L 70  01/01/2019 – 04/01/2019 HHD; CAD; Post PCI; STEMI Sukralfat syr Sukralfat syr
Inferior

          Ramipril Ramipril
I (Stage 3)           Atorvastatin Atorvastatin
          Carvedilol Carvedilol
          Domperidon Domperidon
          Brilinta Ticagrelol
          Omeprazol Omeprazol
  Asam Asam
       
Traneksamat Traneksamat
            D10% Dextrose
SUCRALFAT SYR
Analisis kode Domain Utama Keterangan
Adanya kemungkinan efek yang merugikan dari obat
Masalah P2 Efek obat yang merugikan
ini
-Pemberian inpepsa syr pada pasien ginjal sebaiknya
dihindari karena terdapat kontra indikasi dengan pasien
C1.2 Proses Pemilihan Obat
Penyebab ginjal. (Pionas, 2022)
   
-sucralfat memiliki efek samping mual atau vomitius
(medscape)

Tingkatan Obat Mendiskusikan kembali terkait pemberian obat yang


I1.4
Rencana Intervensi   berinteraksi dan juga adanya efeksamping
  Obat ditunda atau dihentikan, karena memiliki
I3.5 Tingkatan Obat
beberapa efek yang dapat merugikan untuk pasien
Penerima Intervensi A3.1 lainnya Intervensi diusulkan, tetapi hasil tidak diketahui
Status MTO O0.1 Tidak diketahui Status masalah tidak diketahui
OMEPRAZOLE
Analisis kode Domain Utama Keterangan
Adanya kemungkinan efek yang merugikan dari obat
Masalah P2 Efek obat yang merugikan 
ini
Omeprazole akan meningkatkan kadar atau efek
C1.4 Proses Pemilihan Obat
Penyebab carvedilol dengan mempengaruhi metabolisme enzim
   
CYP2C9/10 hati (medscape)

Tingkatan Obat Mendiskusikan kembali terkait pemberian obat yang


I1.4
Rencana Intervensi   berinteraksi
  Tingkatan Obat Obat ditunda atau dihentikan, karena memiliki
I3.5
  beberapa efek yang dapat merugikan untuk pasien
Penerima Intervensi A3.1 lainnya Intervensi diusulkan, tetapi hasil tidak diketahui
Status MTO O0.1 Tidak diketahui Status masalah tidak diketahui
DOMPERIDONE
Analisis Kode Domain Utama Keterangan

Masalah P2.1 Efek obat yang merugikan Adanya kemungkinan efek yang tidak diinginkan akibat dari
frekuensi pemberian obat.
Pemberian dosis obat terhadap pasien gagal ginjal
Penyebab C3.4 Pemilihan dosis seharusnya disesuaikan. Pada pasien diberikan 3 x 10 mg,
namun pada penderita gagal ginjal seharusnya frekuensi
obat dikurangi menjadi 1 – 2 kali sehari. (MIMS, 2022)
Rencana
I1.4 Tingkatan dokter penulis resep Mendiskusikan kembali terkait penyesuaian dosis pasien
Intervensi gagal ginjal kepada dokter penulis resep.
Penerimaan
A3.1 Lainnya Intervens diusulkan, tetapi hasil tidak diketahui
Intervensi

Status MTO O0.1 Tidak diketahui Status masalah tidak diketahui


BRILINTA
Analisis Kode Domain Utama Keterangan
Masalah P2 Efek obat yang merugikan Adanya kemungkinan efek yang merugikan dari obat ini
-Menimbulkan resiko perdarahan pada setiap pasien
yang hipotensi dan baru saja menjalani angiografi
C1.4 Proses Pemilihan Obat
Penyebab koroner, intervensi koroner perkutan (PCI) (medscape)
   
-meningkatkan risiko kejadian kardiovaskular berikutnya
(medscape)
Mendiskusikan kembali terkait adanya kontraindikasi
Tingkatan Obat
I1.4 pada keadaan pasien yaitu post PCI dan adanya efek
Rencana Intervensi  
samping berlanjut
 
Tingkatan Obat Obat ditunda atau dihentikan, karena memiliki beberapa
I3.5
  efek yang dapat merugikan untuk pasien
Penerima Intervensi A3.1 Lainnya Intervensi diusulkan, tetapi hasil tidak diketahui
Status MTO O0.1 Tidak diketahui Status masalah tidak diketahui
TRANEXAMAT ACID
Analisis Kode Domain Utama Keterangan
Adanya kemungkinan efek yang merugikan dari obat
Masalah P2 Efek obat yang merugikan
ini
Menimbulkan efek ssmping hypotensi dan mual
C1.4 Proses Pemilihan Obat atau vomiting (medscape)
Penyebab
    hati-hati pada gangguan ginjal, perdarahan
subarachnoid, penyakit pembuluh darah (medscape)
Tingkatan Obat Mendiskusikan kembali terkait kontarindikasi pada
I1.4
Rencana Intervensi   pasien ginjal(CKD)
  Tingkatan Obat Obat ditunda atau dihentikan, karena memiliki
I3.5
  beberapa efek yang dapat merugikan untuk pasien
Penerima Intervensi A3.1 Lainnya Intervensi diusulkan, tetapi hasil tidak diketahui
Status MTO O0.1 Tidak diketahui Status masalah tidak diketahui
D10%
Analisis Kode Domain Utama Keterangan
Indikasi tidak terobati, atau bahkan
P1.3 Efektivitas Pengobatan 
kontraindikasi dengan kondisi pasien DM tipe 2
Masalah
Kejadian obat yang merugikan, indikasi d10%
  P2.1 Keamanan Pengobatan
ialah menigkatkan glukosa dalam darah
 
Kontraindikasi dengan diagnosa pasien yaitu
P3.2 Pengobatan yang tidak diperlukan
DM tipe 2
C1.4 Proses Pemilihan Obat Menimbulkan efek ssmping hiperglikemi
Penyebab
    (medscape)
Tingkatan Obat Mendiskusikan kembali terkait kontarindikasi
I1.4
  pada pasien dm tipe 2
Rencana Intervensi
  Obat ditunda atau dihentikan, karena memiliki
Tingkatan Obat
I3.5 beberapa efek yang dapat merugikan untuk
 
pasien
Penerima Intervensi A3.1 Lainnya Intervensi diusulkan, tetapi hasil tidak diketahui
Status MTO O0.1 Tidak diketahui Status masalah tidak diketahui
KASUS 2
Usia L/P BB Tgl Rawat Diagnosis Dirawat Terapi Obat Nama Generik

54
14/09/2019 - Abses sub mandibular;
/03/11/19/ P 50 Amlodipin Amlodipin
17/09/2019 CKD; Gangguan pulpa
65
          Ringer Laktat Ringer Laktat
          Omeprazole Omeprazol
          Ondansetron Ondansetron
          Seftriakson Seftriakson
          Metronidazol Metronidazol
          Bicnat Sodium Bicarbonate
          Ringer Laktat  
 
Calcium Chloride, Pottasium Chloride, Sodium
        Asering
Chloride, Sodium Acetate, Anhydrous Dextrose

          Ranitidin Ranitidin
          Seftriakson Seftriakson
          Furosemid Furosemid
          Tramadol Tramadol
          KSR Kalium Chloride
RANITIDIN
Analisis Kode Implementasi Keterangan
P2.1 Kejadian obat yang merugikan Adanya kemungkinan efek yang
Masalah
  (mungkin) terjadi merugikan dari obat ini
Pemilihan dosis Perlu penyesuaian dosis pada pasien
Penyebab C3
  CKD (lexicomp)
Intervensi didiskusikan dengan Mendiskusikan kembali terkait
Rencana Intervensi 11.4
pemberi resep pemberian obat pada pasien CKD
Oral: 150 mg setiap 24 jam;
  I3.2 Dosis diubah menjadi … IV: 50 mg setiap 18-24 jam;
(lexicomp)

Intervensi diusulkan, penerimaan


Penerima Intervensi A3.1 -
tidak diketahui
Status MTO O0.1 Tidak diketahui Status masalah tidak diketahui
SEFTRIAKSON
Analisis Kode Implementasi Keterangan
P2.1 Kejadian obat yang merugikan Adanya kemungkinan efek yang merugikan dari
Masalah
  (mungkin) terjadi obat ini
Interaksi dengan furosemide : seftriakson
meningkatkan toksisitas furosemide, peningkatan
Penyebab C1.4 Kombinasi obat yang tidak tepat risiko nefrotoksisitas. (Medscape)
     
Interaksi dengan kalsium klorida, ringer laktat :
risiko pengendapan (Medscape)
Intervensi diusulkan kepada
11.3 Mengusulkan untuk mempertimbangkan obat ini
pemberi resep
Rencana Intervensi
Obat diganti dengan sefalosporin lain seperti
 
I3.1 Obat diubah menjadi cefotaxime 1-2 g/8 jam (kombinasi dengan
metronidazole)
Intervensi diusulkan, penerimaan
Penerima Intervensi A3.1 -
tidak diketahui
Status MTO O0.1 Tidak diketahui Status masalah tidak diketahui
TRAMADOL
Analisis Kode Implementasi Keterangan
P2.1 Kejadian obat yang merugikan Adanya kemungkinan efek yang merugikan dari
Masalah
  (mungkin) terjadi obat ini
Menimbulkan lebih banyak efek samping seperti
C1.2 Obat yang tidak tepat kejang, konstipasi, mual, muntah, dyspepsia
Penyebab (lexicomp)
 
Interaksi dengan ondansetron : keduanya saling
C1.4 Kombinasi obat yang tidak tepat
mengurangi efek (https://www.clinicaltrials.gov)
Intervensi diusulkan kepada
11.3 Mengusulkan untuk mempertimbangkan obat ini
pemberi resep
Rencana Intervensi
Obat diganti dengan codein. Tramadol tampaknya
 
I3.1 Obat diganti sama atau tidak lebih baik daripada kodein.
Tramadol 50 mg = codein 60 mg.(lexicomp)
Intervensi diusulkan, penerimaan
Penerima Intervensi A3.1 -
tidak diketahui
Status MTO O0.1 Tidak diketahui Status masalah tidak diketahui
ASERING
Analisis Kode Implementasi Keterangan
P2.1 Kejadian obat yang merugikan Adanya kemungkinan efek yang merugikan dari
Masalah
  (mungkin) terjadi obat ini

Kalsium klorida menurunkan efek amlodipine.


Furosemid menurunkan kalium serum . Gunakan
Penyebab C1.4 Kombinasi obat yang tidak tepat
Perhatian/Monitor. Furosemide menurunkan
kadar kalsium klorida (Medscape)

Intervensi diusulkan kepada Mengusulkan untuk memonitor efek interaksi


Rencana Intervensi I1.3
pemberi resep antar obat-obat tersebut

Intervensi diusulkan, penerimaan


Penerima Intervensi A3.1 -
tidak diketahui
Status MTO O0.1 Tidak diketahui Status masalah tidak diketahui
KASUS 3
Usia L/P BB Tgl Rawat Diagnosis Dirawat Terapi Obat Nama Generik

GEA dehidrasi AKI; Acute on


90
13/08/2019 - CKD; Anemia normositik
13/12/19 L 65 Siprofloksasin Siprofloksasin
20/08/2019 normokrom; Hipokalemia;
29
Bronchopneumonia; BPH

          NaCl caps Sodium Chloride

          New Diatab Attapulgite

          Domperidon Domperidon
          Oralit Oralit
ATTAPULGITE
 Analisis Primary Domain Code Keterangan
Treatment safety
Problems P2.1 Kejadian obat yang merugikan (mungkin) terjadi
(Keamanan pengobatan)

Obat yang tidak tepat


Pasien berumur 90 tahun, dimana lansia sering mengalami impaksi usus dengan
Drug selection (Pemilihan diare. Penggunaan adsorben dalam menghadapi impaksi feses dapat
Causes C1.2
obat) memperburuk kondisi. Selain itu, diare menyebabkan kehilangan cairan/elektrolit
yang tidak dapat ditoleransi dengan baik oleh lansia. Penggunaan adsorben dapat
menyebabkan kehilangan cairan/elektrolit lebih lanjut.

11.3 Intervensi diusulkan kepada pemberi resep


At drug level (Pada tingkat
Planned Interventions   Obat diubah menjadi loperamide (dengan dosis 4 mg setelah BAB, diikuti 2 mg jika
obat)
13.1 masih diare, dosis maksimum: 8 mg/hari) dengan dibantu penggunaan oralit

Lainnya (tidak ada


Intervention
informasi tentang A3.1 Intervensi diusulkan, penerimaan tidak diketahui
Acceptance
penerimaan)
Status of the DRP Tidak diketahui O0.1 Status masalah tidak diketahui
DOMPERIDONE
 Analisis Primary Domain Code Keterangan
Treatment safety
Problems P2.1 Kejadian obat yang merugikan (mungkin) terjadi
(Keamanan pengobatan)

Kombinasi obat yang tidak tepat


Interaksi dengan siprofloksasin, dapat meningkatkan efek QTc-
Drug selection (Pemilihan
Causes C1.4 prolonging (QTc prolongation adalah ukuran repolarisasi ventrikel yang
obat)
tertunda, yang berarti otot jantung membutuhkan waktu lebih lama dari
biasanya untuk mengisi ulang di antara denyut).

I1.3
Planned At drug level (Pada tingkat Intervensi diusulkan kepada pemberi resep
 
Interventions obat) Obat diubah menjadi metoclopramide 5 mg 3x sehari
I3.1
Lainnya (tidak ada
Intervention
informasi tentang A3.1 Intervensi diusulkan, penerimaan tidak diketahui
Acceptance
penerimaan)
Status of the DRP Tidak diketahui O0.1 Status masalah tidak diketahui
KASUS 4

Usia L/P BB Tgl Rawat Diagnosis Dirawat Terapi Obat Nama Generik
Melena susp gastritis erisia;
14/05/ 2019 – Hemorroid; AKI dd/ acute on
71 P 69 Sukralfat syr Sukralfat syr
31/05/ 2019 CKD; Pneumonia dd/TB
paru; Retensi urin
          Digoksin Digoksin
          Spironolakton Spironolakton
          Furosemid Furosemid
 
        Asam Traneksamat Asam Traneksamat

          Omeprazol Omeprazol
          NaCl 0,9% Sodium Chloride
          Bisoprolol  
SUCRALFAT SYR
Analisis Kode Domain Utama Keterangan
Adanya kemungkinan efek yang tidak diinginkan
Problem P2.1 Efek obat yang merugikan
akibat dari pemberian obat sukralfat

Sukralfat harus dihindari oleh penderita gagal


ginjal kronik (CKD) karena sukralfat
C1.2 Obat tidak tepat
menyebabkan aluminium diabsorbsi dan bisa
terakumulasi (lexicomp)
Cause
Adanya interaksi sama obat digoksin. Sukralfat
akan menurunkan tingkat atau efek digoksin
C1.4 Kombinasi obat yang tidak tepat
dengan menghambat penyerapan GI
(medscape)
Intervensi diusulkan kepada pemberi
11.3 Mengusulkan untuk mempertimbangkan obat ini
resep
Intervention
Obat dijeda atau dihentikan karena memiliki efek
13.5 Obat dijeda atau dihentikan
yang dapat merugikan pasien
Implementation A3.1 Lainnya Intervensi diusulkan, tetapi hasil tidak diketahui
Outcome O0.1 Tidak diketahui Status masalah tidak diketahui
DIGOKSIN
Analisis Kode Domain Utama Keterangan
Adanya kemungkinan efek yang tidak diinginkan akibat dari
Problem P2.1 Efek obat yang merugikan
pemberian obat digoksin
Penggunaan digoksin harus hati-hati pada pasien gagal ginjal
C1.2 Obat tidak tepat
karena beresiko tinggi terhadap toksisitas digoksin (lexicomp)
Adanya interaksi sama obat golongan beta blocker (bisoprolol)
Cause C1.4 Kombinasi obat yang tidak tepat dapat meningkatkan efek bradikardi dari cardiac glycosides
(lexicomp)
C3 Pemilihan dosis Perlu penyesuaian dosis pada pasien gagal ginjal (lexicomp)
Intervensi didiskusikan kepada pemberi
11.4 Mendiskusikan untuk mempertimbangkan obat ini
resep
- Dosis pemeliharaan harian (mcg/kg):
Oral: 2,5-5 sekali sehari;
IV atau IM: 2-3 sekali sehari;
Intervention 13.2 Dosis diubah menjadi - Dosis digitalisasi total (mcg/kg):
Oral: 10-15 sekali sehari;
IV atau IM: 8-12 sekali sehari;
(lexicomp)
13.4 Petunjuk penggunaan diubah menjadi Obat diminum malam hari agar tidak bersamaan dengan bisprolol
Implementation A3.1 Lainnya Intervensi diusulkan, tetapi hasil tidak diketahui
Outcome O0.1 Tidak diketahui Status masalah tidak diketahui
SPIRONOLAKTON
Analisis Kode Domain Utama Keterangan
Adanya kemungkinan efek yang tidak
Problem P2.1 Efek obat yang merugikan diinginkan akibat dari pemberian obat
spironolakton

Pemberian spironolakton dikontraindikasikan


Cause C1.2 Obat tidak tepat pada pasien gagal ginjal karena beresiko tinggi
terhadap hyperkalemia (lexicomp)

Mengusulkan untuk mempertimbangkan obat


Intervensi diusulkan kepada pemberi
11.3 ini terkait kontraindikasi pada pasien gagal
resep
Intervention ginjal (CKD)

Obat dijeda atau dihentikan karena memiliki


13.5 Obat dijeda atau dihentikan
efek yang dapat merugikan pasien

Implementation A3.1 Lainnya Intervensi diusulkan, tetapi hasil tidak diketahui


Outcome O0.1 Tidak diketahui Status masalah tidak diketahui
FUROSEMID
Analisis Kode Domain Utama Keterangan
Adanya kemungkinan efek yang tidak diinginkan
Problem P2.1 Efek obat yang merugikan
akibat dari pemberian obat furosemid
Pemberian furosemid dikontraindikasikan pada
C1.2 Obat tidak tepat pasien gagal ginjal karena dapat menyebabkan
hipokalemia (lexicomp)
Cause Penggunaan furosemid bersama dengan
sukralfat dapat menyebabkan penyerapan
C1.4 Kombinasi obat yang tidak tepat
furosemid dari usus akan menurun sehingga
efek furosemid akan berkurang (Baxter, 2010)
Mengusulkan untuk mempertimbangkan obat ini
Intervensi diusulkan kepada pemberi
11.3 terkait kontraindikasi pada pasien gagal ginjal
resep
Intervention (CKD)
Obat dijeda atau dihentikan karena memiliki efek
13.5 Obat dijeda atau dihentikan
yang dapat merugikan pasien
Implementation A3.1 Lainnya Intervensi diusulkan, tetapi hasil tidak diketahui
Outcome O0.1 Tidak diketahui Status masalah tidak diketahui
ASAM TRANEKSAMAT
Analisis Kode Domain Utama Keterangan
Adanya kemungkinan efek yang tidak diinginkan
Problem P2.1 Efek obat yang merugikan
akibat dari pemberian obat asam traneksamat
Perlu penyesuaian dosis pada pasien gagal ginjal
Cause C3 Pemilihan dosis karena asam traneksamat akan difiltrasi oleh
glomerulus ginjal (lexicomp)
Intervensi diusulkan kepada pemberi
11.3 Mengusulkan untuk mempertimbangkan obat ini
resep
- ClCr 50-80 mL/menit: Berikan 50% dari dosis
normal atau 10 mg/kg dua kali sehari I.V. atau
15 mg/kg dua kali sehari secara oral
- ClCr 10-50 mL/menit: Berikan 25% dari dosis
Intervention
normal atau 10 mg/kg sekali sehari I.V. atau
13.2 Dosis diubah menjadi
15 mg/kg sekali sehari secara oral
- ClCr <10 mL/menit: Berikan 10% dari dosis
normal atau 10 mg/kg/dosis setiap 48 jam I.V.
atau 15 mg/kg/dosis setiap 48 jam secara oral
(lexicomp)
Implementation A3.1 Lainnya Intervensi diusulkan, tetapi hasil tidak diketahui
Outcome O0.1 Tidak diketahui Status masalah tidak diketahui
NaCl 0,9%
Analisis Kode Domain Utama Keterangan
Adanya kemungkinan efek yang tidak
Problem P2.1 Efek obat yang merugikan diinginkan akibat dari pemberian obat
NaCl 0.9%
Penggunaan NaCl 0.9% pada pasien
gangguan ginjal harus hati-hati karena
Cause C1.2 Obat tidak tepat
dapat menyebabkan retensi natrium
(lexicomp)
Intervensi didiskusikan kepada Mendiskusikan untuk
Intervention 11.4
pemberi resep mempertimbangkan obat ini
Intervensi diusulkan, tetapi hasil tidak
Implementation A3.1 Lainnya
diketahui
Outcome O0.1 Tidak diketahui Status masalah tidak diketahui
OMEPRAZOL
Analisis Kode Domain Utama Keterangan
Adanya kemungkinan efek yang tidak
Problem P2.1 Efek obat yang merugikan diinginkan akibat dari pemberian obat
omeprazol
Adanya interaksi sama obat digoksin.
Omeprazol akan meningkatkan kadar atau
Cause C1.4 Kombinasi obat yang tidak tepat
efek digoksin dengan cara meningkatkan pH
lambung (medscape)

Intervensi didiskusikan kepada pemberi Mendiskusikan untuk mempertimbangkan


11.4
resep obat ini terkait interaksi obat
Intervention
Obat diminum pagi hari agar tidak bersamaan
13.4 Petunjuk penggunaan diubah menjadi
dengan digoksin
Intervensi diusulkan, tetapi hasil tidak
Implementation A3.1 Lainnya
diketahui
Outcome O0.1 Tidak diketahui Status masalah tidak diketahui
BISOPROLOL
Analisis Kode Domain Utama Keterangan
Adanya kemungkinan efek yang tidak
Problem P2.1 Efek obat yang merugikan diinginkan akibat dari pemberian obat
bisoprolol
Perlu penyesuaian dosis pada pasien
Cause C3 Pemilihan dosis
gagal ginjal (lexicomp)
Intervensi diusulkan kepada pemberi Mengusulkan untuk mempertimbangkan
11.3
resep obat ini
Intervention
ClCr <40ml/menit: 2,5 mg/hari secara oral
13.2 Dosis diubah menjadi
(lexicomp)
Intervensi diusulkan, tetapi hasil tidak
Implementation A3.1 Lainnya
diketahui
Outcome O0.1 Tidak diketahui Status masalah tidak diketahui
KASUS 5
Usia L/P BB Tgl Rawat Diagnosis Dirawat Terapi Obat Nama Generik
66
05/05/2019 –
/11/12/19/ L 60 Hiponatremia berat; Hipokalemia; CKD; Dyspepsia syndrome KSR Kalium Chloride
13/05/2019
53
          Vitamin B12 Cyanocobalamin
          Asam Folat Asam Folat
          Ondansetron Ondansetron
          NaCl Caps Sodium Chloride
          NAC N-Acetyl-L-Cysteine (NAC)
          Valsartan Valsartan
          Amlodipin Amlodipin
          Amaryl Glimepiride
          Ringer Laktat Ringer Laktat
          Omeprazol Omeprazole
          NaCl 3%
  Sodium Chloride
        NaCl 0,9%
          RL + KCL 2 meq  
          PRC  
        Hiponatremia; Asidosis metabolik    
          Insulin Glargin Insulin Glargine
          NaCl 0,9%
Sodium Chloride
          NaCl 3%
          Lansoprazol Lansoprazole
          Omeprazol Omeprazole
          Novorapid Insulin Apart
OMEPRAZOLE
Analisis Kode Domain Utama Kode Domain Sekunder Keterangan
Terdapat masalah yang
P1 berpotensi mengurangi efek P1.2 Efek terapi obat tidak optimal Omeprazole dengan cyanocobalamin
farmakoterapi
Problem
Pasien mengalami, atau dapat
Adverse drug event (possibly) occurring (terjadi efek
P2 mengalami efek obat yang P2.1 Omeprazole dengan glimepiride
obat yang merugikan)
merugikan

Penghambat pompa proton dapat mengganggu penyerapan


gastrointestinal vitamin B12, suatu proses yang bergantung
Inappropriate combination of drugs, or drugs and pada keberadaan asam lambung dan pepsin (Medscape)
Masalah Terkait Obat (MTO) herbal medications, or drugs and dietary
C1 C1.4
terjadi karena pemilihan obat supplements (Kombinasi tidak tepat misalnya obat-
Penghambat pompa proton dapat meningkatkan konsentrasi
Cause     obat, obat-herbal, atau obat- suplemen)
  sulfonilurea, sehingga dapat meningkatkan efek
  hipoglikemik (medscape)
   
 
 
Dosis glimepirid : Gangguan Ginjal Cl cr <22 mL/menit:
Dosis awal harus 1 mg dan peningkatan dosis harus
didasarkan pada kadar glukosa darah puasa (lexicomp)

Pada tingkat dokter penulis Mendiskusikan kembali terkait pemberian obat yang
I1 I1.4 Intervensi dibahas dengan dokter penulis resep
resep berinteraksi dan juga adanya efeksamping.
Planned
Interventions Pasien yang menerima kombinasi Omeprazole - glimepiride
I2 Pada tingkat pasien I2.1 Konseling kepada pasien terkait obat harus disarankan secara teratur memantau gula darah
mereka
Intervention
A3 Lainnya A3.1 Intervensi diusulkan, tetapi hasil tidak diketahui - 
Acceptance
Status of the
O0 Problem status unknown O0.1 Tidak diketahui Status masalah tidak diketahui
DRP
VALSARTAN
Valsartan tidak diperlukan penyesuaian dosis jika Cl cr >10 mL/menit
Analisis Kode Domain Utama Kode Domain Sekunder Keterangan
Pasien mengalami, atau dapat Adverse drug event (possibly)
Problem P2 mengalami efek obat yang P2.1 occurring (terjadi efek obat yang Kejadian obat yang merugikan (mungkin) terjadi
merugikan merugikan)

Valsartan dengan amlodipin -> Terapi


antihipertensi pada pasien CKD harus dimulai
Obat tidak sesuai dengan pedoman dengan penghambat enzim pengubah
C1.1
/ formularium angiotensin (ACEI) atau penghambat reseptor
Masalah Terkait Obat (MTO) angiotensin II. Jadi pemberian dengan amlodipin
C1 kurang tepat (pharmacotherapy handbook ed 7)
Cause terjadi karena pemilihan obat
 
  Inappropriate combination of drugs,
or drugs and herbal
Valsartan dengan KSR (potassium chloride) ->
medications, or drugs and dietary
C1.4 dapat meningkatkan kadar kalium dalam darah.
supplements ( Kombinasi tidak
dapat meningkatkan risiko hiperkalemia.
tepat misalnya obat-obat, obat-
herbal, atau obat- suplemen)
Intervensi dibahas dengan dokter Mendiskusikan kembali dengan dokter penulis
Planned I1 Pada tingkat dokter penulis resep I1.4
penulis resep resep
Interventions
I3 Pada tingkat obat I3.5 Obat ditunda atau dihentikan Amlodipin ditunda atau dihentikan
Intervention Intervensi diusulkan, tetapi hasil
A3 Lainnya A3.1 - 
Acceptance tidak diketahui
Status of the
O0 Problem status unknown O0.1 Tidak diketahui Status masalah tidak diketahui
DRP
NaCl
Analisis Kode Domain Utama Kode Domain Sekunder Keterangan

Treatment safety (Pasien


Adverse drug event (possibly)
mengalami, atau dapat
Problem P2 P2.1 occurring (terjadi efek obat yang  
mengalami efek obat yang
merugikan)
merugikan)

NaCl 3%, NaCl 0,9%, NaCl Caps.


karen hiponatremia brat maka
direkomendasikan infus salin
hipertonik 3%, untuk
Drug form (Masalah Terkait
Inappropriate drug form (for this mempertahankan jalur intravena
Obat (MTO)
Causes C2 C2.1 patient) Bentuk sediaan obat yang terbuka
terjadi karena pemilihan
tidak sesuai dengan pasien dengan menginfuskan sejumlah
bentuk sediaan obat)
terkecil cairan salin 0,9%. lebih efektif
sediaan infus dibanding kapsul
(Panduan Praktik klinis diagnosa dan
tatalaksana hiponatremia-ERBP)

At prescriber level (Pada


Planned Intervensi dibahas dengan dokter Mendiskusikan kembali dengan
I1 tingkat dokter penulis I1.4
Interventions penulis resep dokter penulis resep
resep)
Intervention Intervensi diusulkan, tetapi hasil
A3 Lainnya A3.1  
Acceptance tidak diketahui
Status of the DRP O0 Problem status unknown O0.1 Tidak diketahui Status masalah tidak diketahui
OMEPRAZOLE DAN LASOPRAZOLE
Analisis Kode Domain Utama Kode Domain Sekunder Keterangan
Treatment safety (Pasien
Adverse drug event (possibly)
mengalami, atau dapat Kejadian obat yang merugikan
Problem P2 P2.1 occurring (terjadi efek obat yang
mengalami efek obat yang (mungkin) terjadi
merugikan)
merugikan)

Duplikasi terapeutik : penggunaan


Drug selection ( Masalah lebih dari satu obat dari kategori
Duplikasi dari kelompok terapeutik
Causes C1 Terkait Obat (MTO) C1.5 obat atau kelas terapeutik yang
atau bahan aktif yang tidak tepat
terjadi karena pemilihan obat) sama untuk mengobati kondisi
yang sama.

At prescriber level (Pada


Intervensi dibahas dengan dokter
I1 tingkat dokter penulis I1.4  
penulis resep
resep)
Planned
Interventions Obat ditunda atau dihentikan :
At drug level (Pada tingkat dipilih salah 1 saja antara
I3 13.5 Obat ditunda atau dihentikan
obat) diberikan Omeprazole atau
lansoprazole
Intervention Intervensi diusulkan, tetapi hasil tidak
A3 Lainnya A3.1  
Acceptance diketahui
Status of the DRP O0 Problem status unknown O0.1 Tidak diketahui Status masalah tidak diketahui
THANKS
!
Do you have any questions?

youremail@freepik.com
+91 620 421 838
yourcompany.com

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik
and illustrations

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai