Anda di halaman 1dari 13

Pertemuan ke 15

Kamis, 16 Desember 2022

METODE RITTER PADA KONSTRUKSI


RANGKA BATANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
AKADEMI TEKNIK ADIKARYA ( ATAK )
KERINCI
KONSEP METODE RITTER
Konsep dasar dalam perhitungan besarnya gaya-gaya batang pada kontruksi rangka batang
statis tertentu dengan menggunakan Metode Ritter adalah memutus konstruksi rangka
batang tersebut menjadi dua bagian dengan memotong batang-batangnya. Pemotongan
batang-batang tersebut diupayakan maksimal memotong maksimal 3 batang yang tidak
bertemu dalam satu titik simpul. Pemotongan tersebt dilakukan terhadap batang-batang
yang akan dihitung besarnya gaya-gaya batangnya. Perhitungan gaya-gaya batang
ditentukan berdasarkan analisis keseimbangan momen (∑M = 0). Batang yang terpotong
dimisalkan sebagai batang tarik, dimana apabila hasil perhitungan menunjukkan nilai
positif maka pemisalan tersebut benar, sedangkan apabila hasil perhitungan menunjukkan
nilai negatif maka batang yang dimisalkan adalah batang tekan.
KONSEP METODE RITTER

Kelebihan dari Metode Ritter dibandingkan metode-metode yang telah dibahas


sebelumnya adalah bahwa dengan metode ini dapat melakukan perhitungan gaya-gaya
batang langsung ke batang yang diinginkan tanpa harus menghitung berurutan dari
tepi kiri maupun kanan dari batang-batang pada kontruksi rangka batang. Misalnya
apabila diinginkan untuk menghitung besarnya gaya-gaya batang pada bagian tengah
kontruksi, maka gaya-gaya batang tersebut bisa langsung dihitung.
KONSEP METODE RITTER
Langkah-langkah penyelesaian untuk menentukan besarnya gaya-gaya batang pada
konstruksi rangka batang dengan menggunakan Metode Ritter adalah sebagai berikut :
1. Memeriksa apakah konstruksi rangka batang adalah struktur statis tertentu sehingga
gaya-gaya batang pada kontruksi rangka batang dapat diselesaikan secara statis tertentu.
2. Menentukan gaya-gaya reaksi yang ada pada perletakan konstruksi rangka batang status
tertentu dengan cara seperti pada balok/gelar sederhana.
3. Gaya-gaya luar yang bekerja pada kontruksi rangka batang didistribusikan pada tiap titik
simpul. Apabila terdapat gaya luar yang bekerja pada sebuah batang atau tidak tepat pada
titik simpul, maka gaya tersebut harus didistribusikan pada titik-titik simpul pada batang
tersebut.
KONSEP METODE RITTER
Langkah-langkah penyelesaian untuk menentukan besarnya gaya-gaya batang pada
konstruksi rangka batang dengan menggunakan Metode Ritter adalah sebagai berikut :
4. Menggambarkan potongan pada kontruksi rangka batang statis tertentu yang kan
dihitung gaya-gaya batangnya, yang sedapat mungkin dilakukan pemotongan dengan
memotong maksimal 3 buah batang (yang belum diketahui besar gayanya). Apabila
dilakukan perhitungan gaya batang untuk seluruh batang pada suatu konstruksi rangka
batang statis tertentu dengan bentuk yang simetris, pemotongan dari bagian kiri dan
kanan disarankan dengan pola yang sama.
5. Menghitung besarnya gaya-gaya batang berdasarkan keseimbangan momen ∑M = 0
6. Merekap besarnya gaya-gaya batang dalam bentuk tabulasi
ANALISIS GAYA-GAYA BATANG DENGAN METODE RITTER
P = 1 ton P = 2 ton P = 1 ton

C S4 D S8 E

S7

S1 S5 S9 S12 4m
S3 S11
A B

S2 F S6 G S10 H S13

4m 4m 4m 4m

Diketahui suatu kontruksi rangka batang ABCDEFGH dengan batang vertikal dan batang horisontal
masing-masing sepanjang 4 m dengan gaya p1 = 1 ton, p2 = 2 ton, dan p3 = 1 ton. Dengan
menggunakan Metode Ritter, hitunglah besarnya gaya-gaya batang yang bekerja pada kontruksi
rangka batang tersebut.
ANALISIS GAYA-GAYA BATANG DENGAN METODE RITTER
P = 1 ton P = 2 ton P = 1 ton
III VIII IV VII
C S4 D S8 E

II VI
I S7 V

S1 S5 S9 S12 4m
S3 S11
A B

S2 F S6 G S10 H S13

I II III IV VIII VII VI V


RA = 2 Ton RB = 2 Ton

Gambar Pemotongan Kontruksi Rangka Batang


ANALISIS GAYA-GAYA BATANG DENGAN METODE RITTER
Penyelesaian :
Potongan I-I Potongan II-II
C ∑MC = 0 ∑MG = 0
RA . 4 + S6 . 4=0 RA . 8 + S3 . 4 + S1 Sin 45˚. 8 = 0
I 2 . 4 + S6 . 4 = 0 2 . 8 + S3 . 4 + (-2) . 8 = 0
S1 4m -S6 . 4 = -8 S3 . 4 = 0
S3 S6 = 2 Ton (Gaya Tarik) S3 = 0 Ton
A
C
S2 F II
4m
I
RA = 2 Ton S1 S5 4m
S3
∑MF = 0 ∑MC = 0
A
RA . 4 + S1 Sin 45˚. 4 = 0 RA . 4 + S2 . 4=0
2 . 4 + S1 Sin 45˚. 4 = 0 2 . 4 + S2 . 4 = 0
S2 F S6 G
S1 Sin 45˚ . 4 = -8 -S2 . 4 = -8
S1 Sin 45 = -2 S2 = 2 Ton (Gaya Tarik) 4m 4m
II
S1 = -2,83 Ton (Gaya Tekan) RA = 2 Ton
ANALISIS GAYA-GAYA BATANG DENGAN METODE RITTER
Penyelesaian : Potongan IV-IV
Potongan III-III ∑MG = 0
P = 1 ton
RA . 8 + P1 . 4 +S8 . 4=0
III P = 1 ton P = 2 ton
C S4 D
2 . 8 + 1 . 4 + S8 . 4 = 0
IV
S8 . 4 = -12 C S4 D S8 E
S8 = -3 Ton (Gaya Tekan)
S7
S7
S1 S5 4m
S3 S1 S5 S9 4m
S3
A
A

S2 F S6 G
S2 F S6 G
4m 4m
III 4m 4m 4m
RA = 2 Ton IV
RA = 2 Ton
∑MG = 0 ∑MD = 0
RA . 8 + S4 . 4 – P1 . 4 = 0 RA . 8 – P1 . 4 – S5 . Cos 45˚ . 4 - S6 . 4 = 0 ∑ME = 0
2 . 8 + S4 . 4 – 1 . 4 = 0 2 . 8 – 1 . 4 – S5 Cos 45 . 4 – 2 . 4 = 0 RA . 12 – P1 . 8 – P2 . 4 – S5 Cos 45˚. 8 – S6 . 4 – S7 . 4 = 0
S4 . 4= -12 -S5 Cos 45 . 4 = -4 2 . 12 – 1. 8 - 2 . 4 – 1 . 8 – 2 . 4 – S7 . 4 = 0
S4 = -3 Ton (Gaya Tekan) S5 = 1,41 Ton (Gaya Tarik) -S7 . 4 = 8
S7 = -2 Ton (Gaya Tekan)
ANALISIS GAYA-GAYA BATANG DENGAN METODE RITTER
Penyelesaian :
Potongan V-V Potongan VI-VI
E
∑ME = 0 ∑MG = 0
V -RB . 4 + S10 . 4=0 -RB . 8 – S11 . 4 - S12 Sin 45˚. 8 = 0
-2 . 4 + S10 . 4 = 0 -2 . 8 – S11 . 4 - (-2) . 8 = 0
S12 4m
S11
S10 . 4 = 8 -S11 . 4 = 0
B S10 = 2 Ton (Gaya Tarik) S11 = 0 Ton

H S13 E
4m
VI
V
RB = 2 Ton

S9 S12 4m
∑MH = 0 ∑ME = 0 S11
-RB . 4 - S12 Sin 45˚. 4 = 0 -RB . 4 + S13 . 4=0 B
-2 . 4 - S12 Sin 45˚. 4 = 0 -2 . 4 + S13 . 4 = 0
-S12 Sin 45˚ . 4 = 8 S13 . 4 = 8 G S10 H S13
S12 Sin 45 = -2 S13 = 2 Ton (Gaya Tarik) 4m 4m
S12 = -2,83 Ton (Gaya Tekan) VI
RB = 2 Ton
ANALISIS GAYA-GAYA BATANG DENGAN METODE RITTER
Penyelesaian : Potongan VIII-VIII
Potongan VII-VII P = 1 ton ∑MG = 0
VII -RB . 8 + P3 . 4 - S4 . 4=0
D S8 E -2 . 8 + 1 . 4 – S4 . 4 = 0
-S4 . 4 = 12
S7 S4 = -3 Ton (Gaya Tekan) P = 2 ton P = 1 ton
VIII
S9 S12 4m C D S8 E
S11
B
S7

S5 S9 S12 4m
G S10 H S13
S11
4m 4m
B
VII
RB = 2 Ton G S10 H S13
4m 4m 4m
∑MG = 0 ∑MD = 0 VIII
∑MC = 0 RB = 2 Ton
-RB . 8 – S8 . 4 + P3 . 4 = 0 -RB . 8 + P3 . 4 + S9 . Cos 45˚ . 4 + S10 . 4 = 0
-RB . 12 + P3 . 8 + P2 . 4 + S9 Cos 45˚. 8 + S10 . 4 + S7 . 4 = 0
-2 . 8 – S8 . 4 + 1 . 4 = 0 -2 . 8 + 1 . 4 + S9 Cos 45 . 4 + 2 . 4 = 0
-2 . 12 + 1. 8 + 2 . 4 + 1 . 8 + 2 . 4 + S7 . 4 = 0
-S8 . 4= -12 S9 Cos 45˚. 4 = 4
S7 . 4 = -8
S8 = -3 Ton (Gaya Tekan) S9 Cos 45˚ = 1
S7 = -2 Ton (Gaya Tekan)
S9 = 1,41 Ton (Gaya Tarik)
ANALISIS GAYA-GAYA BATANG DENGAN METODE RITTER
Penyelesaian :
Tabulasi besarnya gaya-gaya batang
Gaya Batang (ton)
Batang
Tarik Tekan
S1 - 2,83
S2 2,00 -
S3 - -
S4 - 3,00
S5 1,41 -
S6 2,00 -
S7 - 2,00
S8 - 3,00
S9 1,41 -
S10 2,00 -
S11 - -
S12 - 2,83
S13 2,00 -
Ada Pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai