Anda di halaman 1dari 15

H2SO4

Disusun Oleh :
KELOMPOK 8

Keisha Anabel Manurung 220403106


Bryan Ignatius Hutahean 220403113
Ingrid Vanessa Martina Samosir 220403125
Jose Enrike Sitompul 220403126
Ray Martin Asta Kho 220403135
Yunitri Maylia Mahady 220403144
Karet biasa disebut karet alam atau juga disebut
polimer isoprene dengan bentuk alamiahnya yaitu
1,4 polyisoprene atau cis-1,4-poliisoprena.

Karet dihasilkan dari pohon karet dengan nama latin


havea brasiliensi dengan bentuk struktur molekulnya
yaitu –CH–C(CH3)=CH–CH2–.

Secara kimia karet merupakan molekul yang


memiliki ikatan tak jenuh. Ikatan-ikatan tak jenuh
itulah yang menyebabkan karet tidak tahan terhadap
minyak.
KARET

Zat penyusun karet


adapun zat penyusun karet yatu yang
tersusun oleh beberapa isomer isoprena
yang memiliki sifat yang lunak, lekat dan
mudah teroksidasi.

Bentuk karet
karet alam merupakan elastomer yang
awalnya berbentuk seperti cairan
berwarna putih susu yang ditemukan
didalam getah tanaman karet.
SIFAT-SIFAT KARET
1. Memiliki ketahanan suhu yang relatif rendah
2. Dapat menempel dengan beberapa struktur
logam
3. Tahan terhadap suhu tinggi
4. Mudah untuk diproduksi
5. Memiliki kemampuna untuk melakukan
isolistrik atau yang sifatnya kondusif.
6. Mampu meredam panas
7. Mampu meredam suara
8. Mudah di bentuk
9. Praktis
10. Dapat di daur ulang
LATEKS

Lateks adalah getah segar berbentuk cair dan berwarna


putih susu sampai kekuningan yang diperoleh dengan
cara penyadapan pada pohon karet.
Penggumpalan Lateks

Pada proses pengolahan karet terdapat tahapan


penggumpalan lateks.

Penggumpalan adalah peristiwa perubahan fase sol menjadi


fase gel dengan bantuan bahan penggumpal yang biasa
disebut dengan koagulan.

Penggumpalan lateks dapat terjadi jika:


muatan listrik diturunkan (dehidratasi), pH lateks diturukan
(penambahan asam H+) dan penambahan elektrolit.
Penurunan pH lateks dapat terjadi baik secara alami maupun
disengaja atau adanya perlakuan khusus pada lateks seperti
penambahan bahan penggumpal.
Adapun beberapa jenis bahan organik sebagai penggumpal
laterks adalah sebagai berikut :

1. Pemanfaatan Nira Aren

Nira yang digunakan pada


penelitian merupakan nira
setelah pemeraman dan
mengalami fermentasi. Dimana,
nira yang berasal dari aren
memiliki kandungan asam
yang dapat digunakan untuk
menggumpalkan lateks.
2. Pemanfaatan Limbah Cair
Pabrik Tahu
Lateks yang berasal dari
perkebunan ditambahkan limbah
cair tahu yang mempunyai pH = 4
dan akhirnya akan membentuk
koagulan. Kemudian digiling dan
dikeringkan pada suhu 110o C
selama 3,5 jam.
3. Pemanfaatan Ekstrak Belimbing Wuluh
Metode yang dilakukan adalah dengan
penambahan belimbing wuluh pada pH 4,7
dengan variasi konsentrasi 20%; 40%; 60%;
80% dan 100% (v/v karet) sehingga membentuk
koagulum. Digunakan asam formiat sebagai
kontrol penggumpal lateks.
4. Pemanfaatan Ekstrak Mengkudu
Dengan memanfaatkan ekstrak buah mengkudu dari
mengkudu matang dan mengkudu peram yaitu dengan
metode pencampuran dengan lateks maka akan
membentuk koagulan. dimana kandungan asam dalam
buah ini memiliki pH berkisar 3,6-4,3.
5. Pemanfaatan Ekstrak Buah Rambutan
Dengan cara membekukan lateks dengan ekstrak
rambutan berbiji dan tidak berbiji dengan perlakuan variasi
volume ekstrak rambutan dan volume lateks. Pengamatan
dilakukan dengan variasi volume, variasi waktu pencampuran
dan variasi pH.
Proses penggumpalan lateks menggunakan beberapa macam
bahan kimia. Biasanya adalah jenis-jenis asam, seperti asam
formiat atau asam semut, dan asam asetat. Berdasarkan
standar mutu bokar yang tercantum pada SNI 06-2047-2002
tentang Bahan Olah Karet tentang penggumpal dijelaskan
bahwa bahan penggumpal yang dianjurkan dan relatif aman
untuk lateks adalah asam formiat atau asam bahan lainnya
yang tidak merusak mutu karet misalnya asam asetat.
RUBBER SHEET

Rubber sheet adalah karet lembaran yang terbuat


dari karet murni berkualitas tanpa ada lapisan plat
bahan dan mempunyai berbagai macam fungsi yang
dapat di aplikasikan sesuai dengan kebutuhan
(multifungsi) seperti landasan pada palet, landasan
tangki truk, proses dilatasi bangunan, dll.

Getah karet bersifat cair. Untuk proses pengolahan


menjadi lembaran karet diperlukan zat yang
berperan sebagai koagulan. dalam hal ini koagulan
yang umum digunakan adalah asam formiat
(HCOOH) dan asam asetat.
PEMBUATAN RUBBER SHEET

Prinsip pengolahan karet menjadi Sheet adalah mengubah lateks


segar (getah karet) menjadi lembaran-lembaran sheet lewat proses
penyaringan, pengenceran, pembekuan, penggilingan, dan
pengasapan.Lateks yang dikumpulkan dari beberapa sumber atau
lokasi yang berbeda pertama-tama dicampur dalam suatu tangki
besar. Bahan kimia ditambahkan untuk mengatur keseragaman
kekentalan/ viskositas dan warna. Lateks kemudian digumpalkan
dengan menambahkan koagulan (asam format). Gumpalan lateks
yang terbentuk kemudian diolah menjadi potongan-potongan kecil
yang teratur dan memiliki kondisi fisik yang sudah diatur atau
diharapkan. Karet kering yang dihasilkan akhirnya dicampurkan,
biasanya dilakukan dengan menggunakan proses tekanan hidrolik
dan kemudian dilakukan pembungkusan dengan menggunakan
plastik untuk mencegah terjadinya adhesi atau lengketnya antara
karet blok di peti.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai