Anda di halaman 1dari 23

AKSES SANITASI LAYAK

SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT)


(JAMBAN SEHAT)

UPTD PUSKESMAS LEUWISARI


Kabupaten Kota Sehat ( KKS ) 2021 Kementrian Dalam Negeri Republik Indonesia
No. 440/841/Bangla Tanggal 13 Pebruari 2020 tentang
Pemberitahuan Awal Verifikasi Kabupaten Kota Sehat
Tahun 2021

1. Swasti Saba Padapa : Minimal 60% desa/kelurahan


Bebas Buang Air Besar Sembarangan dan Minimal
80% pada Tahun 2023
2. Swasti Saba Wiwerda : Minimal 80% desa/kelurahan
Bebas Buang Air Besar sembarangan ( ODF ) dan
minimal 90% pada tahun 2023
3. Swasti Saba Wistara : Minimal 100% desa Buang air
Besar sembarangan dan 100% pada tahun 2023
RPJMN DAN RENSTRA
PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT
KESEHATAN LINGKUNGAN

NO INDIKATOR TARGET
  2022 2023 2024
1 PERSENTASE DESA DENGAN STOP BABS 60% 70% 90%
JUMLAH KK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS
SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT)
WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS LEUWISARI
TAHUN 2022

Akses Jamban Sehat Per-Desa


76%

53%
47%

32%

14%
10% 8%
RI N
G TI O
G IR
I
G
I A
SA A U
K D G A
N LY
A W M A LA U
RJ A A CI
G A W M
A CI Y D G
A
G
A
JA A
N
N
G G
LI N
M LI
DEFINISI?
Sharing/komunal : Menumpang di jamban sehat permanen milik orang
lain/umum

Jamban komunal : Suatu bangunan yang digunakan untuk membuang dan


mengumpulkan kotoran manusia dalam suatu tempat tertentu/bersama, sehingga kotoran
tersebut dalam suatu tempat tertentu tidak menjadi penyebab penyakit dan
mengotori lingkungan pemukiman
Jamban Sehat Permanent (JSP) : Sarana jamban leher angsa yang dipakai secara individu
dengan pembuangan akhir septic tank, baik individu maupun septic tank bersama (komunal)
ditambah menyambung ke system pengolahan air limbah (SPAL).

Jamban Sehat Semi Permanent (JSSP) : Sarana jamban dalam bentuk lubang jamban tertutup
(pelengsengan, cubluk, atau leher angsa) yang berakhir dengan sumur
resapan saja serta harus memiliki jarak l lebih dari 10 m sehingga tidak
mencemari sumber air dan tanah.

Fasilitas sanitasi yang layak (Jamban Sehat) : Fasilitas sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan antara lain
dilengkapi dengan leher angsa, tanki septik/Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL), yang digunakan sendiri atau
Bersama.
KENAPA BAB SEMBARANGAN BERBAHAYA?

Tinja manusia
BERBAHAYA karena
mengandung sumber
penyakit

Salah satu Faktor


Penyebab STUNTING
10 Jt Virus

1.000 Kista
Parasit
1 juta
Bakteri

100 Telur
Parasit

1 gram tinja mengandung :


PERJALANAN TINJA MENCEMARI KE MAKANAN

MASA DEPAN ANAK DI 1. Kematian Bayi dan Balita


MASA MENDATANG

DIARE
2. Resiko Stunting
TERANCAM (RENTAN (mempengaruhi pertumbuhan
SAKIT dan TIDAK
dan kecerdasan anak)
PRODUKTIF)
BAGAIMANA UPAYA MENCEGAH?

Mengamankan Tinja Manusia  100% Masyarakatnya HARUS BAB di Jamban Sehat

Kotoran manusia yang tidak ditampung dengan baik dapat mencemari lingkungan dan terutama air di dalam tanah, dan jika
langsung diminum bisa berbahaya. Perilaku buang air besar sembarangan merupakan perilaku yang dapat membantu
penyebaran kuman penyakit. Saat turun hujan kuman penyakit dapat terbawa ke sumber-sumber air misalnya ke sungai, danau,
dan air bawah tanah. Jika sumber-sumber air ini tidak diolah dengan baik maka kuman penyakit akan masuk ke dalam makanan
dan minuman kita.
STRATEGI PERCEPATAN STOP BABS
(Kegiatan Paska Pemicuan)

Berdasarkan pembelajaran desa-desa, ketika paska pemicuan, tidak ada tindak lanjut kegiatan maka perubahan
perilaku untuk stop BABS tidak terjadi sesuai kontrak sosial yang sudah dibuat.

Maka Perlu ada UPAYA agar PERUBAHAN PERILAKU terjadi:

1. Terbentuk Tim STBM desa/Tim monitoring yang bertugas mengkoordinir


MONITORING
pemantauan per dasa wisma/per RT
BERKALA
2. Monitoring secara berkala
3. Penggunaan Stiker warna untuk penandaan rumah yang berubah perilaku
(contoh: Hijau : akses jamban sehat permanen, kuning : jamban semi
permanen dan sharing, merah: masih BABS
4. Pemutakhiran peta sanitasi, dan pemasangan peta di tempat umum sebagai alat
pemantauan Bersama
5. Verifikasi Stop BABS
1. Promosi Stop BABS dengan berbagai media (poster, leaflet, baliho, banner,
KAMPANYE STOP BABS spanduk, karnaval desa, kesenian desa, pengajian, khutbah jumat, khutbah
nikah)
2. Penyuluhan pada saat posyandu tentang bahaya tinja berserakan
3. FGD dengan alur kontaminasi pada saat posyandu
4. Lomba Desa

1. Pleno dengan perangkat desa, dan perwakilan seluruh dusun (RT/RW) untuk
REMBUG DESA/PLENO
PERCEPATAN SBS DESA
memicu dan saling belajar antar RT/RW tentang kebiasaan perilaku BAB
Masyarakatnya
2. FGD bagaimana strategi menuju desa Stop BABS
3. Menumbuhkan Komitmen kapan desa Stop BABS dengan berbagai dukungan

1. Penyepakatan sanksi sosial bagi masyarakat yang masih BABS


SANKSI SOSIAL/PERDES 2. Perdes tentang aturan bagi masyarakat untuk Hidup Bersih dan Sehat yaitu
seluruh masyarakat menerapkan STBM
Mampu,ada lahan (1)

Mampu, tdk ada lahan (2) STRATEGI PERCEPATAN:


Miskin, tdk mampu, ada lahan (3) 100% seluruh DESA dilakukan PEMICUAN (untuk merubah perilaku)
Miskin, tdk mampu, tdk ada lahan (4)

PEMBERDAYAAN
(ada lahan) KONTRUKSI JAMBAN SEHAT
(tidak ada lahan)
Mampu Tidak mampu
Mampu Tidak mampu
Kredit sanitasi dari
Mendorong
Lembaga Stimulan
MEMBANGUN
Mikrofinance, Peran JAMBAN
SWADAYA mandiri
BAZNAS WUSAN
Gotong
Arisan Jamban
royong
masy TTG
Dana Desa,
BANKEU,
CSR,dll
PENENTUAN PRIORITAS MELALUI
PEMETAAN AWAL
DESA STOP BABS
Desa dikatakan Stop BABS, jika seluruh masyarakatnya
(100%) sudah berakses ke jamban sehat dan tidak lagi
ditemukan kotoran tinja manusia di lingkungan sekitarnya.

Untuk menjaga Keberlanjutan perubahan perilaku, maka:


1. Perlu ada mekanisme monitoring di desa
2. Rencana tindak lanjut menuju desa STBM
Desa
Stop BABS

Desa SBS saja tidak cukup, tetapi bagaimana jamban yang dibangun masyarakat adalah jamban yang aman dan tidak
menimbulkan pencemaran bagi badan air sekitarnya. Jamban yang aman yaitu Jamban Sehat Permanen (JSP) atau
sering disebut sanitasi layak.
Mendorong kegiatan di tingkat masyarakat sebagai

GERAKAN PERCEPATAN
ODF
KEGIATAN STBM tingkat Masyarakat

1. Pemicuan Lanjutan 2. Pleno Komunitas 3. Monitoring Stop BABS di masy& sekolah

4. Pembuatan +update Peta sanitasi dan buku kader 5. Monitoring CTPS masy+Sekolah

6. Kampanye Stop BABS di Masy 7. Kampanye + Demo CTPS 8. Pemeriksaan Kualitas Air

9. Verifikasi Stop BABS 10. Verifikasi CTPS 11. Kampanye Hygiene Sekolah

12. Reward 13. Kompetisi Lomba ODF/Lomba STBM 14. Share Learning antar Komunitas

15. Penguatan Kapasitas bagi Natural Leader/Kader/BP SPAMS 16. Pembinaan Bagi Wusan
Sinergi Lintas Sektor
dan Lintas Program
GERAKA
N
Menciptakan Ketersediaan SEJUTA
kebutuhan sarana JAMBAN
masyarakat sanitasi TNI AD-BABINSA

Pendekatan
Pemicuan Data akses
sosial, budaya
Pendekatan Wirausaha jamban
• Dinkes : agama Sanitasi Teknologi
PL, Promkes, gizi, Tepat Guna •Puskesmas
Kesga • Tokoh
• Dinkes
• Bapermas • Kanwil Agama masyarakat • APPSANI
• TP PKK • Tokoh agama • Media • CSR
• Dinas PU
• Pramuka • MUI (jurnalis) • Lembaga • BTKL
• TP UKS • Dinas Keuangan • Puslitbang
• Eco Mesjid •
• Dharma Wanita Pariwisata • BAZNAS Univ./PT
(Rumah AKKOP
• Dinas Pendidikan
Ibadah) SI
POKJA Kebijakan/Peraturan
AMPL Pemerintah, Pemda (Propinsi, Kab/kota, Desa/Kel.)
PERAN KADER MASYARAKAT DALAM PENERAPAN
STRATEGI PERCEPATAN STOP BABS

Kader masyarakat sebagai bagian TIM STBM Desa

Kader terlibat dalam kegiatan-kegiatan paska pemicuan (monitoring


berkala, kampanye/promkes stop BABS, rembug desa/pleno
percepatan stop BABS, sanksi sosial/perdes), verifikasi

Kader berperan dalam pemutakhiran peta sanitasi (hasil


pemantauan/monitoring)

Kader membantu sanitarian, bidan desa dalam pendataan sanitasi

Kader membantu sanitarian, dalam advokasi kepada perangkat desa


BERSAMA WUJUDKAN
LEUWISARI BERSIH & SEHAT
HATUR NUHUN

Anda mungkin juga menyukai