0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
5 tayangan25 halaman
Rapat koordinasi pelaksanaan vaksinasi Covid-19 dan penyakit komorbid yang layak divaksin membahas rekomendasi PAPDI terkait individu yang layak dan tidak layak menerima vaksinasi Covid-19 berdasarkan kondisi kesehatannya, serta penjelasan mengenai vaksinasi lanjutan dan penambahan regimen vaksinasi.
Rapat koordinasi pelaksanaan vaksinasi Covid-19 dan penyakit komorbid yang layak divaksin membahas rekomendasi PAPDI terkait individu yang layak dan tidak layak menerima vaksinasi Covid-19 berdasarkan kondisi kesehatannya, serta penjelasan mengenai vaksinasi lanjutan dan penambahan regimen vaksinasi.
Rapat koordinasi pelaksanaan vaksinasi Covid-19 dan penyakit komorbid yang layak divaksin membahas rekomendasi PAPDI terkait individu yang layak dan tidak layak menerima vaksinasi Covid-19 berdasarkan kondisi kesehatannya, serta penjelasan mengenai vaksinasi lanjutan dan penambahan regimen vaksinasi.
RAPAT KOORDINASI PELAKSANAAN VAKSINASI COVID-19 DAN
PENYAKIT KOMORBID YANG LAYAK DI VAKSIN 4 MARET 2022 DINAS KESEHATAN KABUPATEN SAMBAS PENDAHULUAN Sehubungan dengan program vaksinasi COVID-19 yang sedang berlangsung dan sampai saat ini dengan berbagai kategori vaksinasinasi dari kategori SDM Kes, Publik, Lansia, Masyarakat Rentan Dan Umum, hingga Anak Usia 6-11 Tahun. Serta mengingat capaian vaksinasi Kab.Sambas Sampai Saat ini berada di Dosis I ( 82,87 %) Dosis II ( 58,71 %) dan Dosis III ( 1,92 %) dan dengan adanya surat Edaran SR.02.06/II/1188/2022 terkait penambahan regimen vaksinasi covid-19 dosis lanjutan, oleh karna itu berdasarkan rekomendasi PADDI terkait penyakit komorbid yang boleh dilakukan vaksinasi
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SAMBAS
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SAMBAS DINAS KESEHATAN KABUPATEN SAMBAS Rekomendasi PAPDI dengan mempertimbangkan Individu usia 18 – 59 tahun yang memenuhi kriteria dibawah ini pada dasarnya TIDAK LAYAK untuk divaksinasi COVID-19, yaitu: 1. Reaksi alergi berupa anafilaksis dan reaksi alergi berat akibat vaksin COVID-19 dosis pertama ataupun akibat dari komponen yang sama dengan yang terkandung dalam vaksin COVID-19. 2. Individu yang sedang mengalami infeksi akut. Jika infeksinya sudah teratasi maka dapat dilakukan vaksinasi COVID-19. Pada infeksi TB, pengobatan OAT perlu minimal 2 minggu untuk layak vaksinasi. 3. Individu dengan penyakit imunodefisiensi primer. DINAS KESEHATAN KABUPATEN SAMBAS Rekomendasi PAPDI dengan mempertimbangkan
Individu dengan kondisi dibawah ini pada dasarnya LAYAK untuk
diberikan vaksinasi COVID-19 sesuai dengan keterangan yang tercantum pada tabel di bawah ini:
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SAMBAS
27 Rekomendasi Komorbid
Penyakit Autoimun
Reaksi Anafilaksis
Alergi Obat
Alergi Makanan
ASMA
Rinitis Alergi
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SAMBAS
27 Rekomendasi Komorbid
Urtikaria
Dermatitis Atopik
HIV
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
Interstitial Lung Disease (ILD)
Penyakit Hati
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SAMBAS
27 Rekomendasi Komorbid
Transplantasi Hati
Hipertensi
Penyakit Ginjal Kronik (PGK) non dialisis
Penyakit Ginjal Kronik (PGK) dialisis (hemodialisis dan dialisis peritoneal)
Transplantasi ginjal
Gagal jantung
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SAMBAS
27 Rekomendasi Komorbid
Penyakit jantung koroner
Aritmia
Gastrointestinal
Diabetes Melitus Tipe 2
Obesitas
Hipertiroid dan Hipotiroid (baik autoimun ataupun non-autoimun)
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SAMBAS
Nodul tiroid
Kanker darah, kanker tumor padat, kelainan darah seperti
talasemia, imunohematologi, hemofilia, gangguan koagulasi dan kondisi lainnya
Penyakit gangguan psikosomatis
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SAMBAS
Rekomendasi PAPDI dengan mempertimbangkan III. Penyintas COVID-19 jika sudah sembuh minimal 3 bulan, maka layak diberikan vaksin COVID-19. IV. Penggunaan obat-obatan rutin tidak berhubungan dengan pembentukan antibodi pasca vaksinasi COVID-19 (misalnya statin, antiplatelet, dll). V. Individu yang sudah mendapatkan vaksin COVID-19 saat ini tidak direkomendasikan untuk menjadi pendonor terapi plasma konvalesen. VI. Pendonor yang sudah melakukan vaksin COVID-19 boleh dengan segera melakukan donor darah setelah vaksin jika TIDAK ditemukan atau mengalami KIPI. Namun, apabila ditemukan atau mengalami KIPI disarankan untuk melakukan donor darah jika sudah dinyatakan sembuh dari gejala-gejala efek samping tersebut dan tidak sedang mengkonsumsi obat. VII. Jika melakukan donor darah setelah vaksin tidak akan mengurangi jumlah antibodi yang terbentuk, karena proses pembentukan antibodi bersifat dinamis. DINAS KESEHATAN KABUPATEN SAMBAS Rekomendasi PAPDI dengan mempertimbangkan VIII. Pemberian Vaksin COVID-19 pada Lanjut Usia 60 tahun keatas: a. Rekomendasi Umum Kriteria lansia yang LAYAK menerima vaksin COVID-19 (Coronavac/ Sinovac, AstraZeneca- Oxford, Moderna, Pfizer-BioNTech, dan Sinopharm) adalah: 1. Lansia yang TIDAK MEMILIKI kondisi berikut: a. Riwayat reaksi alergi berupa anafilaksis dan reaksi alergi berat akibat vaksin COVID-19 dosis pertama ataupun akibat dari komponen yang sama dengan yang terkandung dalam vaksin COVID-19 b. Sedang mengalami infeksi akut. Jika infeksi sudah teratasi, maka dapat dilakukan vaksinasi COVID-19 berdasarkan penilaian dokter. c. Memiliki penyakit imunodefisiensi primer. 2. Untuk lansia dengan kondisi komorbid lain, kelayakan pemberian vaksinasi COVID-19 sesuai dengan rekomendasi PAPDI mengenai pemberian vaksinasi COVID-19 pada pasien dengan penyakit penyerta/ komorbid di poin II. DINAS KESEHATAN KABUPATEN SAMBAS Rekomendasi PAPDI dengan mempertimbangkan b. Rekomendasi Khusus 1. Lansia dengan frail / renta LAYAK untuk mendapatkan vaksinasi COVID-19 jika memenuhi syarat rekomendasi secara umum. Kriteria frail / renta jika memenuhi 3 atau lebih kondisi sesuai kuesioner R.A.P.U.H berikut: a. Mengalami kesulitan untuk naik 10 anak tangga b. Penurunan aktivitas fisik (sering merasa kelelahan) dalam 4 minggu terakhir c. Memiliki 4 dari 11 penyakit (hipertensi, diabetes, kanker (selain kanker kulit kecil), penyakit paru kronis, serangan jantung, gagal jantung kongestif, nyeri dada, asma, nyeri sendi, stroke, dan penyakit ginjal) d. Mengalami kesulitan berjalan sejauh 100 meter e. Penurunan berat badan yang bermakna
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SAMBAS
Rekomendasi PAPDI dengan mempertimbangkan 2. Lansia yang BELUM LAYAK mendapat vaksinasi adalah lansia dengan frail / renta derajat berat, yakni frail dengan salah satu kondisi sebagai berikut: a. Ketergantungan sepenuhnya terhadap orang lain dalam melakukan seluruh aktivitas hidup dasar sehari-hari. b. Memiliki penyakit terminal dengan angka harapan hidup yang rendah (kurang dari 6 bulan) 3. Jika terdapat keraguan dalam penilaian kondisi frail / renta, direkomendasikan untuk dikonsulkan ke dokter ahli bidangnya, yakni Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Geriatri (SpPD-KGer) atau Spesialis Penyakit Dalam Umum (SpPD) khususnya di lokasi yang tidak memiliki konsultan geriatri, untuk mendapatkan pengkajian lebih lanjut mengenai manfaat dan risiko pemberian vaksin.
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SAMBAS
Rekomendasi PAPDI dengan mempertimbangkan IX. Hal khusus mengenai vaksin AstraZeneca untuk masyarakat umum, termasuk lanjut usia 60 tahun keatas: a. Vaksin AstraZeneca merupakan salah satu jenis vaksin yang dianggap efektif dan telah disetujui digunakan dalam upaya pencegahan penularan COVID-19. Mengacu pada rekomendasi ISTH, EMA dan WHO GACVS manfaat dari pemberian vaksin ini dinilai lebih besar dari pada potensi komplikasi, dengan penjelasan: 1. Mengacu pada rekomendasi International Society on Thrombosis and Haemostasis (ISTH), manfaat dari pemberian vaksin ini dinilai lebih besar dari pada potensi komplikasi yang terjadi, termasuk pada kelompok pasien dengan riwayat trombosis atau mereka yang secara rutin mendapatkan terapi antikoagulan/antiplatelet. 2. Mengacu pula pada pada pernyataan dari European Medicines Agency (EMA), manfaat pemberian vaksin ini dalam upaya pencegahan COVID-19 melampaui risiko efek sampingnya. 3. Mengacu pada pemberitahuan dari AstraZeneca kepada EMA, kejadian efek samping sangat jarang terjadi namun dapat menyebabkan trombosis dengan/tanpa disertai trombositopenia. Sesuai saran dari EMA, pihak AstraZeneca telah mencantumkan peringatan mengenai efek samping ini pada lembar informasi produk vaksin. 4. Sesuai pernyataan dari WHO GACVS, hingga saat ini manfaat pemberian vaksin, termasuk AstraZeneca, melebihi risikonya. Para pengguna vaksin ini diharapkan senantiasa melaporkan efek samping yang terjadi demi menjamin keamanan vaksin. Rekomendasi PAPDI dengan mempertimbangkan b. Sesuai anjuran dari UK MHRA, mereka yang mengalami gejala sesak napas, pembengkakan tungkai bawah, nyeri kepala, gangguan penglihatan, atau lebam kulit setelah vaksinasi dengan vaksin AstraZeneca hendaknya segera berkonsultasi ke fasilitas kesehatan terdekat. c. Pasien dengan riwayat trombosis atau mereka yang secara rutin mendapatkan terapi antikoagulan/antiplatelet masuk dalam kelompok special precaution d. Pada calon penerima vaksin AstraZeneca, yang memiliki special precaution seperti: 1. Riwayat trombosis yaitu nyeri dan bengkak unilateral pada tungkai bawah yang berkaitan dengan trombosis vena dalam (DVT); dan dicatat jika terdapat faktor risiko trombosis yang signifikan. 2. Riwayat stroke atau adanya riwayat keguguran berulang yang terkait antiphospholipid syndrome (APS). Apabila terdapat keraguan, harap dikonsultasikan dengan dokter spesialis penyakit dalam atau konsultan hematologi onkologi medik. Rekomendasi PAPDI dengan mempertimbangkan e. Apabila terjadi efek samping pasca vaksinasi, hendaknya dilaporkan kepada petugas berwenang, untuk penelusuran lebih lanjut. f. Selain trombosis dan trombositopenia, data dari Inggris menunjukkan kejadian limfadenopati cukup sering ditemukan pasca penyuntikan vaksin AstraZeneca, namun efek samping ini sejauh ini tidak dianggap berbahaya.
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SAMBAS
Rekomendasi PAPDI dengan mempertimbangkan g. Sebagai kesimpulan, PAPDI mendukung upaya vaksinasi COVID-19, termasuk pemakaian vaksin AstraZeneca, dengan tetap memperhatikan aspek keamanan dengan menganut prinsip: 1. Tidak menambah syarat pemberian vaksin yang sudah ada. 2. Kemungkinan munculnya efek samping di atas harus diinformasikan pada bagian edukasi KIPI sehingga para tenaga kesehatan dapat mengetahui dan menindaklanjuti apabila terjadi efek tersebut. 3. Sehubungan dengan masalah trombosis pada pemberian vaksin AstraZeneca, maka: a. Pemantauan efek samping untuk kemungkinan terjadinya trombosis perlu ditingkatkan dengan memperhatikan adanya laporan gejala trombosis seperti sakit kepala hebat, sesak napas, mata kabur, kaki bengkak unilateral, dll terutama pada hari ke-4 s/d hari ke-20 pasca vaksinasi. Dan bila terdapat gejala tersebut agar segera memeriksakan diri. b. Apabila pada calon penerima vaksin AstraZeneca dinilai memiliki kecenderungan trombosis oleh dokter yang merawat, maka hendaknya diberikan surat kelayakan/tidak layak untuk divaksinasi AstraZeneca. Rekomendasi PAPDI dengan mempertimbangkan X. Hal khusus mengenai vaksinasi mRNA sebagai booster, PAPDI menyusun rekomendasi dengan mempertimbangkan hal berikut: a. Meningkatnya angka mortalitas dan kejadian infeksi pada tenaga kesehatan yang sudah divaksinasi dengan platform inactivated (Coronavac) sebanyak dua dosis. b. Varian delta yang saat ini mendominasi kasus baru COVID-19. c. Studi terkait pemberian vaksinasi heterolog/kombinasi dan rekomendasi vaksinasi booster di beberapa negara yang menggunakan vaksin platform inactivated.
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SAMBAS
Rekomendasi PAPDI dengan mempertimbangkan Berikut poin rekomendasi dalam hal penggunaan vaksinasi mRNA sebagai booster: a. Tenaga kesehatan merupakan garda terdepan dalam penanganan pasien COVID- 19 dan memiliki risiko tinggi untuk tertular COVID-19. Enam bulan sejak vaksinasi platform inactivated, antibodi diketahui mulai berkurang, sehingga penting bagi tenaga kesehatan untuk diberikan booster vaksinasi COVID-19, terutama untuk menghadapi varian baru. b. Penelitian yang ada menunjukkan antibodi yang terbentuk pasca vaksin booster mRNA naik cukup signifikan dan proteksi terhadap infeksi COVID-19 juga meningkat, walaupun belum ada data khusus untuk vaksin inactivated yang dilanjutkan dengan vaksin mRNA. Vaksin mRNA diketahui memiliki efikasi yang lebih baik terhadap varian baru dibandingkan dengan platform vaksin lainnya.
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SAMBAS
Rekomendasi PAPDI dengan mempertimbangkan c. Rekomendasi kelayakan vaksinasi mRNA pada keadaan khusus/komorbid tertentu secara umum sesuai dengan rekomendasi PAPDI mengenai pemberian vaksinasi COVID-19 pada pasien dengan penyakit penyerta/ komorbid di poin II. d. Efek samping vaksin mRNA yang muncul secara umum sama dengan vaksinasi COVID-19 pada umumnya. Reaksi anafilaksis setelah pemberian vaksin mRNA perlu menjadi perhatian khusus karena kandungan polietilen glikol (PEG) pada vaksin mRNA ini walaupun angka kejadiannya sangat kecil. Diketahui efek samping yang muncul pasca vaksinasi kombinasi platform viral vector dan mRNA untuk vaksinasi pertama dan kedua, lebih banyak jika dibandingkan menggunakan platform yang sama. Hal ini mungkin juga terjadi pada vaksin inactivated jika dikombinasi dengan platform yang berbeda walaupun sedang menunggu studi lebih lanjut.
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SAMBAS
Rekomendasi PAPDI dengan mempertimbangkan XI. Apabila terdapat keraguan, maka konsultasikan dengan dokter yang merawat. Pada beberapa kondisi dimana seseorang memerlukan surat keterangan Dokter Spesialis Penyakit Dalam untuk kelayakan vaksinasi COVID-19, dapat menggunakan format seperti lampiran dibawah.