Anda di halaman 1dari 11

H U B U N G A N K E U A N G A N P E M E R I N TA H

P U S AT & D A E R A H PA D A O T O N O M I
K H U S U S ( O T S U S ) PA D A N A N G R O E
ACEH DARUSSALAM

UNIVERSITAS YUPPENTEK INDONESIA


Disusun oleh:
Indah Suci Pirani 194385061083
Arya Nugiyanto 194385061065
Ades Miraz 194385061069
Suci Mega Candrawati 194385061064
Chandra wijaya 194385061087
Dasar Hukum Otsus Aceh

| Hukum yang mengatur Otsus Aceh ialah

Undang-Undang no. 11 Tahun 2006


Landasan Hukum

Dalam perspektif hukum progresif, pembentukan dan pengaturan undang-


undang otonomi khusus di Aceh bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan
masyarakat di provinsi tersebut, namun dalam konteks tetap dalam kerangka
NKRI. Dengan perspektif tersebut kekurangan yang ada diakui dan dicarikan
jalan untuk memperbaikinya. Kasus Aceh, solusi hukum yang diambil adalah
membuat Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh
di mana Aceh tetap menjadi bagian dari NKRI dan gerakan disintegrasikan
dapat diatasi..
Otonomi Khusus Pemerintah Aceh
Otonomi khusus yang diberikan kepada Aceh dengan pendekatan yang
dilakukan pemerintah atas dukungan penuh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
melalui regulasi yang dibentuk secara mendasar telah menghilangkan
pendekatan keamanan (security approach), dan digantikan dengan pendekatan
demokrasi dan kesejahteraan (welfare and democratic). Hal itu tergambar
secara jelas dalam Konsideran menimbang Undang-undang Nomor 11 Tahun
2006.
Keuangan Pemerintahan Aceh

Pemerintahan Provinsi Aceh juga memiliki kekhususan dalam mengelola


perekonomian dan keuangan sendiri, baik berupa dana otonomi maupun
pinjaman dari dalam maupun luar negeri. Hal itu diatur dalam Pasal 186 ayat
(1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 yang menyatakan bahwa
Pemerintah Aceh dan pemerintah kabupaten/kota dapat memperoleh pinjaman
dari Pemerintah yang dananya bersumber dari luar negeri atau bersumber selain
dari pinjaman luar negeri dengan persetujuan Menteri Keuangan setelah
mendapat pertimbangan dari Menteri Dalam Negeri. Kemudian Pemerintah
Aceh juga dapat memperoleh pinjaman dari dalam negeri yang bukan berasal
dari pemerintah dengan pertimbangan Menteri Dalam Negeri.
Alokasi Dana Otsus Aceh

Dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 telah diatur dengan jelas bahwa
besaran persentase dana otonomi khusus yang diterima oleh Pemerintah
Provinsi Aceh di tahun pertama sampai dengan tahun kelima belas sebanyak
setara dengan 2% dari plafon Dana Alokasi Umum Nasional dan untuk tahun
keenam belas sampai dengan tahun kedua puluh besaran yang diterima setara
dengan 1% plafon Dana Alokasi Umum Nasional. Penetapan besaran dana
otonomi khusus yang diterima Provinsi Aceh sudah sangat besar yakni 2% dari
Dana Alokasi Umum Nasional.
Tata Cara Penyaluran Dana
Otsus Aceh
Dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 ditemukan enam aspek krusial
terkait pengaturan pengelolaan dana otonomi khusus. Masing-masing aspek
tersebut akan diulas sebagai berikut ini :

1. Peruntukan dana otonomi khusus lebih banyak untuk


membiayai sektor pembangunan.
2. Pengelolaan dana otonomi khusus juga harus diprioritaskan
untuk sektor pendidikan.
3. Pengelolaan bersama sumber daya alam minyak dan gas
bumi di Aceh.
4. Pemberian kesempatan kerjasama baik dengan lembaga
dalam dan luar negeri dalam rangka membuka sumber
investasi di Aceh.
5. Pemberian kesempatan kerjasama baik dengan lembaga
dalam dan luar negeri dalam rangka membuka sumber
investasi di Aceh
6. Pemberian wewenang pengelolaan hak atas tanah kepada
Provinsi Aceh dalam rangka meningkatkan pendapatan asli
daerah.
Binwas Pemerintah Pusat
Terhadap Dana Otsus

Pengawasan dana otonomi khusus secara khusus diatur melalui Qanun Aceh
Nomor 2 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pengalokasian Tambahan Dana Bagi
Hasil Minyak dan Gas Bumi dan Penggunanaan Dana Otonomi Khusus. Pada
Qanun tersebut dijelaskan bahwa DPRA melakukan pengawasan terhadap
kegiatan perencanaan, pengalokasian, pelaksanaan dan pertanggungjawaban
dari penggunaan tambahan dana bagi hasil minyak dan gas bumi dan dana
otonomi khusus. Dalam hal ini, fungsi pengawasan milik DPRA juga melekat
sekaligus fungsi evaluasi terhadap efektifitas dan efisiensi
pelaksanaanpenggunaan tambahan dana bagi hasil minyak dan gas bumi dan
dana otonomi khusus. 175 Melalui Qanun Nomor 2 Tahun 2008 yang dapat
melakukan kegiatan pengawasan dan evaluasi adalah DPRA

Anda mungkin juga menyukai