Anda di halaman 1dari 25

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3

1.1. Latar Belakang Penelitian.........................................................................3

1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................8

1.3. Tujuan Penelitian.......................................................................................8

1.4. Kegunaan Penelitian..................................................................................9

1.5. Sistematika Penulisan..............................................................................10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................12

2.1. Kajian Teori.............................................................................................12

2.1.1. Compliance Theory (Teori Kepatuhan)...............................................12

2.1.2. Pengertian Aset....................................................................................13

2.1.3. Tujuan Pengelolaan Aset....................................................................13

2.1.4. Aset Tetap............................................................................................14

2.1.5 Klasifikasi Aset Tetap......................................................................15

2.1.6 Pengelolaan Aset Tetap (Barang Milik Daerah)..............................15

2.2. Penelitian Terdahulu................................................................................17

BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................21

3.1. Jenis Penelitian........................................................................................21

3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian.................................................21


3.3. Metode Pengumpulan Data.....................................................................21

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Salah satu kebijakan pemerintah Republik Indonesia yang memiliki

pengaruh starategis yang dideklarasikan pada tahun 1999 adalah Otonomi

Daerah. Otonomi. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban

daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan

dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-

undangan (UU RI Nomor 32 Tahun 2014 Pasal 1 ayat 5). Keberadaan

kebijakan pemerintah tentang Otonomi daerah secara langsung mengharuskan

setiap provinsi, kabupaten, dan kota yang ada di Indonesia untuk melakukan

pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangannya sendiri.

Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh

pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat

ekonomi dan/atau sosial di mana masa depan diharapkan dapat diperoleh,

baik oleh pemerintah,masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang. Aset

tetap merupakan salah satu klasifikasi aset yang merupakan aset berwujud

yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk

digunakan, atau dimaksudkan untuk digunakan, dalam kegiatan pemerintah

atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum (Standar Akuntansi Pemerintahan

Pernyataan No. 07). Peraturan mengenai pengelolaan asset, baik asset milik
Negara maupun milik daerah telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor

6 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah dan

Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 17 tahun 2007 Tentang Pedoman

teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah.

Namun dalam peraturan tersebut belum ada klasifikasi khusus yang

mengatur tentang jenis – jenis aset daerah atau barang milik daerah, sehingga

penerapan aturan atau tata cara pengelolaan dalam pengelolaan asset daerah

atau barang milik daerah tersebut masih simpang siur. Dalam PP Nomor 71

Tahun 2010 tentang SAP Aset adalah Sumber daya Ekonomi yang dikuasai

dan / atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu

dan dari mana manfaat ekonomi dan / atau social di masa depan diharapkan

data diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat serta dapat diukur

dalam satuan uang termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan

untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber – sumber daya

yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Adapun pengelolaan

Barang Milik Daerah ( BMD ) menurut Permendagri Nomor 19 Tahun 2016

adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan kebutuhan dan

penganggaran, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan pengamanan dan

pemeliharaan, penilaian, pemindahtanganan, pemusnahan, penghapusan,

penatausahaan dan pembinaan, pengawasan dan pengndalian. Penatausahaan

merupakan suatu kegiatan dari pengelolaan asset daerah yang meliputi proses

pembukuan, inventarisasi serta pelaporan yang sesuai dengan ketentuan

undang-undang.
Didalam melaksanakan kegiatan pemerintahan, pemerintah tidak lepas dari

penggunaaan aset tetap untuk itu mengapa aset tetap sering merupakan suatu

bagian utama aset pemerintah, dan karenanya signifikan dalam penyajian

neraca. Di dalam laporan keuangan, perkiraan suatu aset tetap nilainya

material sehingga dapat mempengaruhi besar kecilnya jumlah aset yang

tercantum di neraca yang secara otomatis akan mempengaruhi para pemakai

laporan keuangan dalam mengambil keputusan. Standar Akuntansi

Pemerintahan merupakan pedoman yang disusun oleh Komite Standar

Akuntansi Pemerintahan (KSAP) yang independen dan ditetapkan dengan

peraturan pemerintah setelah terlebih dahulu mendapat pertimbangan dari

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) .

Pekan Olahraga Nasional atau yang disingkat PON adalah pesta olahraga

yang diselenggarakan olek Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).

PON diadakan empat tahun sekali dan diikuti seluruh propinsi di Indonesia.

Menurut berita harian Kompas.com yang di tulis oleh Ervan Yudhi Tri

Atmoko (2021) dengan judul artikel “Sejarah Pekan Olahraga Nasional atau

PON”, yaitu PON pertama kali dilaksanakan di Stadion Sriwedari

Surakarta/Solo Tahun 1948 yang di prakarsai oleh Persatuan Olahraga

Republik Indonesia (PORI) (Atmoko, 2021) Pekan Olahraga Nasional (PON)

ke XX yang diselenggarakan di Papua telah resmi selesai dilaksanakan 15

Oktober 2021, Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 2017

Tentang Dukungan Penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional XX dan Pekan

Paralimpik Nasional XVI Tahun 2020 Papua (Instruksi Presiden R.I, 2017),
yang semula akan diadakan pada tahun 2020 namun karena terjadinya

pandemi covid-19 sehingga dilaksanakan pada tahun 2021.

Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua digelar di empat kluster yakni

Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mimika, dan Kabupaten

Merauke. Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua telah mengadakan

fasilitas olahraga maupun fasilitas pendukung seperti wisma atlit, baik

pembangunan fasilitas baru maupun pemeliharan 2 fasilitas yang telah ada

yang biayan bersimber dari APBD dan APBN (Instruksi Presiden Nomor 10

Tahun 2017 Tentang Dukungan Penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional

XX dan Pekan Paralimpik Nasional XVI Tahun 2020 Papua).

Saat ini Pemerintah Pusat dan Daerah menaruh kepercayaan penuh kepada

Dinas Olahraga dan Pemuda (DISORDA) Provinsi Papua untuk melakukan

pengelolaan, perawatan dan keamanan arena pasca PON XX Papua dan

Peparnas 2021.  Karena dikhawatirkan, arena-arena itu terbengkalai setelah

PON XX dan Perpanas selesai. Maka dalam rangka memelihara dan

mempertahankan keberlanjutan venue-venue yang telah dibangun untuk PON

dan Peparnas ini, Disorda Papua dengan kemampuan yang sangat terbatas

telah membentuk manajemen venue tim," kata Plt. Kepala Dinas Olahraga

dan Pemuda (Disorda) Provinsi Papua, Alexander Kapisa, dilansir dalam

laman Info publik di Jayapura, Selasa (12/10/2021). Beliau mengatakan tim

ini akan bertanggung jawab dalam pengelolaan, perawatan dan keamanan

arena.
Saat ini tim manajemen arena terdiri atas 47 personel dan disebar di

berbagai lokasi seperti, Istora Papua Bangkit, Stadium Utama Lukas Enembe,

Aquatic, Menembak, Hockey dan Cricket serta beberapa gelanggang lainnya.

Dengan pembentukan manajemen pengelolaan ini, semua arena yang telah

dibangun dapat dimanfaatkan sesuai dengan peruntukan dan regulasi yang

berlaku. Dalam pelaksanaan PON XX Papua sebanyak 31 arena digunakan

untuk mendukung laga 37 cabang olahraga dan 56 disiplin nomor

pertandingan. Sembilan arena disiapkan oleh Pemerintah Pusat, 13 disiapkan

oleh Pemerintah Provinsi Papua, enam arena disiapkan oleh Pemerintah

Kabupaten, dan tiga arena disiapkan oleh pihak swasta. Sebelumnya, Menkeu

Sri Mulyani merinci biaya penyelenggaraan PON XX Papua 2021 yang

sedang berlangsung hingga 15 Oktober 2021 telah menghabiskan anggaran

APBN sebanyak Rp10,43 triliun.

Biaya persiapan dan penyelenggaraan PON XX di Papua dibiayai sejak

2018-2021 oleh APBN. Sri Mulyani mengatakan penyaluran biaya PON XX

Papua menggunakan berbagai skema, baik transfer ke APBD Provinsi Papua

maupun belanja langsung kementerian/lembaga (K/L). Lewat APBD,

misalnya. Biaya PON XX disalurkan melalui skema Dana Tambahan

Infrastruktur (DTI), Dana Otonomi khusus (Otsus), Dana Bagi Hasil (DBH),

hingga Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik. Berdasarkan fenomena dan latar

belakang diatas, peneliti tertarik mengambil judul untuk penelitian ini yaitu :

“ANALISIS PENGELOLAAN ASET PON XX PAPUA (Studi kasus pada


venue – venue PON XX yang berada di wilayah Kota & Kabupaten

Jayapura).

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah dari penelitian ini

adalah Apakah Pengelolaan Aset PON XX Papua ( venue – venue PON XX

yang berada di wilayah Kota & Kabupaten Jayapura) sudah sesuai dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Pengelolaan Barang

Milik Negara/Daerah?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan suatu hal yang akan dicapai dalam suatu

kegiatan, dan setiap penelitian haruslah memiliki arah dan tujuan yang jelas.

Tanpa ada arah dan tujuan yang jelas, maka penelitian tidak akan berjalan dan

mendapat hasil yang diharapkan. Adapun tujuan penelitian ini adalah adalah :

“ Untuk menganalisis Bagaimana Pengelolaan Aset PON XX Papua ( venue –

venue PON XX yang berada di wilayah Kota & Kabupaten Jayapura) sesuai

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Pengelolaan

Barang Milik Negara/Daerah.”


1.4. Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan penulis dengan dilakukannya

penelitian ini adalah:

1. Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

informasi dan evaluasi terhadap perencanaan kebijakan yang akan

diambil oleh Pemerintah Pemerintah Provinsi Papua dalam

pengelolaan Asset PON.

2. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan

serta memperluas wawasan penulis dalam masalah yang ada. Dan

juga penelitian ini dapat membantu pembaca sekalian dalam

mengembangkan wawasan dan pemahamannya.

3. Secara Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumbangan

pemikiran bagi pengembangan pengelolaan Aset Tetap Daerah.

Selain itu Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu

referensi di universitas, khususnya bagi para mahasiswa atau

pembaca lainnya yang memerlukan informasi informasi tertentu

dalam hubungan dengan 3 masalah yang berkaitan dengan

pengelolaan asset khususnya pengelolaan asset PON


1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab pertama menjelaskan mengenai latar belakang penulis

melakukan penelitian ini, rumusan masalah yang akan dibahas,

tujuan penulis melakukan penelitian, manfaat penelitian dan

sistematika penulisan yang digunakan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab kedua menjelaskan tentang landasan teori yang dipakai,

selain itu bab dua ini menjelaskan mengenai hasil – hasil

penelitian sebelumnya, digambarkan pula kerangka teoritis yang

menjelaskan kerangka pemikiran yang digunakan.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ketiga pada penelitian ini menjelaskan tentang jenis

penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data dan

teknik analisi data.

BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab keempat pada penelitian ini menjelaskan tentang Pengelolaan

Aset PON XX Papua yang dimulai dengan Proses Perencanaan,

Penganggaran, Penatausahaan, Pemanfaatan, Pengamanan dan

Pemeliharaan.
BAB V : PENUTUP

Bab kelima pada penelitian ini menjelaskan kesimpulan,

keterbatasan dan saran penelitian.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori

2.1.1. Compliance Theory (Teori Kepatuhan)

Teori kepatuhan memberikan penjelasan mengenai pengaruh

perilaku kepatuhan di dalam proses sosialisasi. Individu cenderung

mematuhi hukum yang mereka anggap sesuai dengan norma-norma

internal mereka dengan dukungan yang kuat terhadap nilai dan sasaran

yang ingin dicapai. Komitmen normatif melalui moralitas personal berarti

mematuhi hukum, karena hukum tersebut dianggap sebagai keharusan,

sedangkan komitmen normatif melalui legitimasi berarti mematuhi

peraturan kerana otoritas penyusun hukum tersebut memiliki hak untuk

melihat perilaku (Septiani, 2005). Menurut (Rosalina, 2010) berdasarkan

perspektif normatif maka seharusnya teori kepatuhan ini dapat diterapkan

di bidang akuntansi. Konsep tersebut pemerintah Kabupaten/Provinsi/dan

kota dalam mengelolah Aset Tetap/Barang Milik Daerah seharusnya pada

tataran peraturan yang telah ditetapkan. Teori kepatuhan diterapkan pada

pemerintahan yang di mana pemerintah dalam mejalankan Undang-

Undang mengenai pengelolaan aset tetap sampai dengan pengelolaan

keuangan, harus merujuk pada regulasi yang ada, dengan tertibnya atau

patuhnya pemerintah pada peraturan yang ada maka tidak menutup

kemungkinan pemerintah akan mewujudkan Good Governance.


2.1.2. Pengertian Aset

Aset adalah semua kekayaan yang dimiliki oleh suatu pemerintah,

baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud yang dapat dinilai

dengan satuan mata uang dan digunakan dalam operasional pemerintahan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntasi Pemerintah Pernyataan No. 7 Aset adalah sumber daya ekonomi

yang dikuasai atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa

masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi atau sosial di masa depan

diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat,

serta dapat diukur dengan satuan uang, termasuk sumber daya non

keuangan yang diperlakukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat

umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan

budaya. Berdasarkan Undang-undang No.1 Tahun 2004 yang dimaksud

dengan Barang Milik Daerah adalah semua barang yang dibeli atau

diperoleh atas beban APBD atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.

Dalam penyelenggaraan pemerintah Negara/daerah aset merupakan salah

satu unsur penting yang harus dikelola dengan baik untuk menunjang

kegiatan operasional pemerintah.

2.1.3. Tujuan Pengelolaan Aset

Aset Tujuan utama dari pengelolaan aset adalah membantu suatu

entitas (organisasi) dalam memenuhi tujuan penyediaan pelayanan secara

efektif dan efisien. Hal ini mencakup paduan pengadaan, penggunaan, dan
penghapusan aset dan pengaturan risiko dan biaya terkait selama siklus

hidup aset. Menurut Siregar ada tiga tujuan utama dari manajemen atau

pengelolaan aset yaitu efisiensi pemanfaatan dan kepemilikan, terjaga nilai

ekonomis dan potensi yang dimiliki, objektivitas dalam pengawasan dan

pengendalian peruntukan serta alih penguasaan.

2.1.4. Aset Tetap

PSAP 07, aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa

manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah

atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Aset tetap sering merupakan

suatu bagian utama aset pemerintah dan karenanya signifikan dalam

penyajian neraca. Termasuk dalam aset tetap pemerintah adalah :

1. Aset tetap yang dimiliki oleh entitas pelaporan namun

dimanfaatkan oleh entitas lainnya, misalnya instansi pemerintah

lainnya, universitas, dan kontraktor;

2. Hak atas tanah. Tidak termasuk dalam definisi aset tetap adalah

aset yang dikuasai untuk dikonsumsi dalam operasi pemerintah,

seperti bahan (materials) dan perlengkapan (supplies). Aset tetap

diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat atau fungsinya

dalam aktivitas operasi entitas terdiri dari tanah, gedung,

bangunan, peralatan dan mesin, jalan, irigasi, dan jaringan, aset

tetap lainnya, serta kontruksi dalam pengerjaan.


2.1.5 Klasifikasi Aset Tetap

Berdasarkan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintah

(KKAP), aset diklasifikasikan kedalam aset lancar dan non lancar :

1. Aset lancar meliputi kas dan setara kas, investasi jangka pendek,

piutang dan persediaan.

2. Aset non lancar mencakup aset yang bersifat jangka panjang yaitu

meliputi investasi jangka panjang, aset tetap, dana cadangan dan

lainnya

2.1.6 Pengelolaan Aset Tetap (Barang Milik Daerah)

Pengelolaan barang milik daerah merupakan bagian dari

pengelolaan keuangan daerah. Selain itu barang milik daerah merupakan

salah satu unsur penting dalam rangka penyelenggaran pemerintahan

dan pelayanan kepada masyarakat. Oleh karena itu, pengelolaan barang

milik daerah yang baik akan mencerminkan pengelolaan keuangan

daerah yang baik. Tentu saja pengelolaan barang milik daerah harus

dilakukan dengan baik dan benar.

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun

2016 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah Pasal 1


Ayat 28, Pengelolaan Barang Milik Daerah adalah keseluruhan kegiatan

yang meliputi perencanaan kebutuhan dan penganggaran, pengadaan,

penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian,

pemindahtanganan, pemusnahan, penghapusan, penatausahaan dan

pembinaan, pengawasan dan pengendalian.

Gambar 2.1

MODEL PENELITIAN

Pengelolaan
Aset Tetap Permendagri
Pada Venue- No.19
venue PON Tahun 2016 Pengelolaan
XX Papua Tentang
Dikota Aset Tetap
Aset Tetap
/kabupaten Daerah
Jayapura

Sumber : Penulis 2022


2.2. Penelitian Terdahulu

Sebagai bahan pertimbangan dalam penilitian ini, maka penulis

mencantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu. Pelaksanaan

penelitian terdahulu ini dimaksud untuk menggali informasi tentang ruang

penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini. Penelitian terdahulu yang

dipilihn diantaranya seperti yang akan penulis jabarkan dalam tabel

dibawah ini :

 (Aida Nahar dan Ambar Sari Hadiyanti, 2018): Analisis Pengelolaan

Aset Tetap Pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah di

Kabupaten Jepara. Hasil Penelitian ini menunjukkan pelaksanaan

pengelolaan aset tetap yang dilakukan oleh BPKAD Kabupaten Jepara

selama ini sudah dilakukan secara menyeluruh sesuai dengan Permendagri

Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik

Daerah. Dengan menggunakan analisis kesesuaian terhadap penerapan

perundang-undang mengenai pelaksanaan pengelolaan aset tetap yang

dilakukan oleh Kabupaten Jepara dengan Permendagri No. 19 Tahun 2016

selama ini masih terdapat yang belum sesuai dengan peraturan perundang-

undangan, dalam hal ini pada pembuatan kartu pemeliharaan yakni terkait

hasil dari pemeliharaan yang sudah dilakukan. Namun hal tersebut tidak

menyebabkan dalam pengelolaan aset menjadi terhambat.

 (Tri Rinawati; Purwati dan Citra Rizkiana, 2022) : Evaluasi

Manajemen Aset Dalam Mengoptimalkan Pengelolaan Aset Tetap

Daerah Kota Semarang. Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa


mekanisme pengelolaan Aset Daerah Kota Semarang, pada dasarnya sudah

sesuai dengan Permendagri 17 tahun 2021 tentang Pedoman Teknis

Sistematis Pembukuan, Inventarisasi dan Pelaporan BMD. Namun, dalam

prakteknya penerapan peraturan ini belum maksimal, hal ini disebabkan

karena beberapa hambatan dalam pelaksanaannya. Salah satu cara yang

harus ditempuh untuk mencapai akuntabilitas dan transparansi pengelolaan

BMD adalah dengan publikasi yaitu untuk mengetahui informasi tentang

aset/barang daerah menggunakan internet. Informasi tentang aset/barang

daerah yang dimiliki oleh suatu pemerintah yang diberikan kepada

masyarakat secara terbuka akan meningkatkan kepercayaan masyarakat

terhadap pengendalian BMD. Selama aset dalam masa manfaatnya harus

dioptimalkan penggunaannya dengan mekanisme sewa yaitu pemanfaatan

barang milik daerah oleh pihak lain dengan jangka waktu tertentu dengan

menerima imbalan uang; kemudian mekanisme Bangun Guna Serah

(BGS) dan Bangun Serah Guna (BSG).

 (Ilmayana Murati dan LM Hasrul Adan, 2021) : Analisis Efektifitas

Pengelolaan Aset Dan Pendapatan Daerah Kabupaten Buton Tahun

2017 – 2020. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan aset

dan pendapatan Daerah di Kabupaten Buton tahun 2017-2020 sudah sesuai

dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.17 tentang Pedoman Teknis

Pengelolaan Barang Milik Daerah yaitu, pejabat pengelola barang milik

daerah yang ada di kantor BPKAD sudah melaksanakan tugas dan

tanggung jawab nya sesuai dengan pedoman teknik pengelola barang milik
daerah sehingga terwujudnya efektifitas dalam Pengelolaan Keuangan dan

Aset Daerah di Kabupaten Buton.

 (Wartuny, 2020) : Analisis Pengelolaan Aset Pada Badan Pengelolaan

Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Maluku Barat Daya. Hasil

Penelitian ini adalah Pengelolaan Aset Tetap/ Barang Milik Daerah yang

dilakukan oleh bidang aset pada badan pengelola keuangan dan aset

daerah sebagai pembantu pengelola telah melakukan dengan maksimal dan

sesuai dengan sistem dan prosedur siklus pengelolaan barang milik daerah

sebagaimana yang diatur dalam PERMENDAGRI No. 19 Tahun 2016,

Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati tentang pedoman pengelolaan

barang milik daerah akan tetapi belum semua terlaksana dengan maksimal

seperti keterlambatan penyampaian laporan pada tingkat pengguna barang

SKP.

 (Yasinta Meo; Anwar Made dan Retno Wulandari, 2021) : Analisis

Pengelolaan Aset Tetap Dan Penerapan Standar Akuntansi

Pemerintah Pada Badan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah Kota

Malang. Hasil penelitian ini adalah BPKAD Kota Malang sebagai

pengelola sudah menerapkan 11 siklus dalam pengelolaan aset tetap.

Beberapa Kendala atau faktor penghambat yang ditemui dalam

pelaksanaan siklus pengelolaan barang milik daerah adalah faktor SDM

karena perlunya pengetahuan dan pemahaman SDM dalam pengelolaan

aset tetap, komitmen pemimpin karena perlunya kekonsistenan struktur

organisasi yang ditetapkan pemimpin dan perlunya perhatian atau


ketegasan seorang pemimpin dan faktor penilaian aset juga merupakan hal

yang menjadi kendala, terutama penilaian aset yang tidak diketahui

pengadaannya.

 (Esduo Ramadhano Labasido dan Darwanis, 2019) : Hasil Penelitian

ini adalah Praktik pengelolaan aset tetap pemerintah daerah oleh DPKAD

Aceh belum sepenuhnya mengikuti Permendagri No.19 Tahun 2016,

seperti masih adanya beberpa dokumen sumber pengelolaan asset tetap

yang DPKAD Aceh tidak di miliki.


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Segala prosedur aktifitas penelitian yang peneliti lakukan untuk

menyusun penelitian ini, menunjukkan bahwa penelitian ini termasuk pada

jenis penelitian deskriptif. Metode deskriptif yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu metode yang menggambarkan atau menganalisis data

yang berupa tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang di

amati langsung dan tujuannya untuk menyajikan gambaran lengkap suatu

fenomena atau kenyataan sosial dari objek penelitian. (Widi, 2010)

mendefinisikan bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian yang

mencoba untuk memberikan gambaran secara sistematis tentang situasi,

permasalahan, fenomena, layanan, atau program.

3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian yang di laksanakan di Dinas Olaraga dan Pemuda

(DISORDA) Provinsi Papua. Serta beberapa arena atau venue PON XX

yang berada diwilayah Kota dan Kabupaten Jayapura. Waktu dalam

penelitian ini dilaksanakan kurang lebih 1 bulan.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang bertujuan

untuk mengumpulkan data, menganalisis dan menyajikan data yang


berhubungan dengan masalah yang diteliti. Teknik dan cara yang

digunakan penulis dalam melakukan pengumpulan data sebagai berikut:

1. Wawancara Dalam mendapatkan keterangan untuk dapat mengetahui

data tujuan penelitian dengan cara lisan atau bertatap muka antara

peneliti dan sumber. Peneliti berkomunikasi langsung dilakukan

dengan pihak yang berkaitan dengan pengelolaan aset PON XX di

Disorda. Yang menjadi sumber responden peneliti ialah pegawai

Disorda.

2. Dokumentasi Teknik ini dapat berbentuk teks tertulis, gambar, tabel,

maupun foto. Teknik dokumentasi adalah dengan mencari fakta

mengenai hal atau variabel yang berupa data catatan, bukti atas catatan

aset tetap, alur atau bagan, dan lain sebagainya. Peneliti melakukan

dokumentasi untuk mengambil data-data akuntansi yang berkaitan

dengan aset tetap.

3. Penelitian Lapangan Teknik ini untuk dapat mengetahui apakah objek

yang diteliti telah merealisasikan laporan tentang aset dan iventaris

juga. Peneliti juga ingin mengetahui aset yang ada, telah berjalan

sesuai standar operasional prosedur serta fungsi yang berlaku


DAFTAR PUSTAKA

Aida Nahar dan Ambar Sari Hadiyanti. (2018). Analisis Pengelolaan Aset

Tetap Pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah di Kabupaten

Jepara. Jurnal Rekognisi Akuntansi, Vol. 2, 82–97.

Atmoko, E. Y. T. (2021). Sejarah Pekan Olahraga Nasional atau PON.

Www.Kompas.Com.

Esduo Ramadhano Labasido dan Darwanis. (2019). Analisis Pengelolaan

Aset Tetap Daerah Pada Dinas Pengelolaan Keuangan Aset Daerah

(DPKAD) Provinsi Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi,

4(2).

Ilmayana Murati dan LM Hasrul Adan. (2021). Analisis Efektifitas

Pengelolaan Aset dan Pendapatan Daerah Kabupaten Buton Tahun 2017-

2020. Vol 3.

Instruksi Presiden R.I. (2017). Instruksi Presiden (INPRES) tentang

Dukungan Penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional XX dan Pekan

Paralimpik Nasional XVI Tahun 2020 di Provinsi Papua.

Rosalina, S. (2010). Perbedaan Perilaku Etis Auditor di KAP dalam Etika

Profesi berdasarkan Locus Of Control dan Gender. Surabaya : Sekolah

Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas.


Septiani, A. (2005). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatwaktuan

Pelaporan Keuangan Pada Pasar Modal Yang Sedang Berkembang :

Perspektif Teori Pengungkapan. Hal 13-14.

Tri Rinawati; Purwati dan Citra Rizkiana. (2022). Evaluasi Manajemen

Aset Dalam Mengoptimalkan Pengelolaan Aset Tetap Daerah Kota

Semarang. Jurnal Lentera Bisnis, Vol 11.

Wartuny, S. (2020). Analisis Pengelolaan Aset Pada Badan Pengelolaan

Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Maluku Barat Daya. Kupna

Jurnal : Kumpulan Artikel Akuntansi, Vol 1.

Widi, R. K. (2010). Asas Metodologi Penelitian (Sebuah Pengenalan dan

Penuntun Langkah Demi Langkah Pelaksanaan Penelitian) (Ed. 1).

Yogyakarta : Graha Ilmu.

Yasinta Meo; Anwar Made dan Retno Wulandari. (2021). Analisis

Pengelolaan Aset Tetap dan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah

Pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang. Jurnal

Riset Mahasiswa Akuntansi, 9(1).

Anda mungkin juga menyukai