PENDAHULUAN
Selama tahun 2021 total DPK yang berhasil dihimpun oleh bank Papua adalah sebesar
Rp20.784.617 juta mengalami kenaikan 2,12% dari tahun sebelumnya Rp20.353.759 juta.
pertumbuhan yang signifikan terlihat pada produk tabungan dengan kenaikan mencapai
8,14%. Perkembangan selama tiga tahun terakhir dapat terlihat pada grafik berikut
Sebagaimana produk simpanan nasabah, Giro Bank Papua juga memberikan suku
bunga yang menarik. Tingkat suku bunga untuk beberapa jenis produk Giro yang berlaku
pada tahun 2021 sebagaimana tersaji dibawah ini :
Tujuan penyertaan modal daerah Pemerintah Provinsi pada PT. Bank Pembangunan
Daerah Papua dimaksudkan untuk memperkuat struktur permodalan dari bank yang
merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sehingga dapat tumbuh dan berkembang
secara sehat sehingga mampu menopang laju percepatan pertumbuhan ekonomi,
meningkatkan pembangunan yang berkelanjutan, mendukung pembangunan ekonomi
kerakyatan serta dalam rangka mewujudkan masyarakat yang semakin sejahtera. Peraturan
Daerah tentang Penyertaan Modal Daerah mencakup antara lain terkait dengan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Papua yang diatur dalam bentuk alokasi
anggaran dalam kurun waktu tertentu guna pemenuhan setoran modal pada Bank dan
perkembangan penyertaan modal daerah yang dilaporkan setiap tahun dalam Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS). Berdasarkan pertimbangan di atas dan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan maka diperlukan Peraturan Daerah yang menjadi dasar
hukum pelaksanaan penyertaan modal daerah. Hal ini tercantum dalam Peraturan Daerah
Provinsi Papua Nomor 22 Tahun 2013 Tentang ; PENYERTAAN MODAL DAERAH PEMERINTAH
PROVINSI PAPUA KEPADA PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH PAPUA. Dengan Peraturan Daerah ini
Pemerintah Provinsi melakukan penyertaan modal kepada Bank dalam undang- undang Pasal
3 yaitu tentang :
(1) Penyertaan modal Pemerintah Provinsi sebanyak 51% (lima puluh satu perseratus)
dari modal dasar sebesar Rp.4.000.000.000.000,00 (empat trilyun rupiah) atau
sebesar Rp.2.040.000.000.000,00 (dua trilyun empat puluh milyar rupiah) yang
berupa saham seri A.
(2) Penyertaan modal Pemerintah Provinsi Papua sebesar 75% (tujuh puluh lima
perseratus) dari Rp.2.040.000.000.000,00 (dua trilyun empat puluh milyar rupiah)
atau sebesar Rp.1.530.000.000.000,00 (satu trilyun lima ratus tiga puluh milyar
rupiah).
(3) Penyertaan modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa uang tunai, yang
bersumber dari APBD.
Pemegang Saham adalah individu atau badan hukum secara sah tercatat
sebagai pemilik saham dalam Daftar Pemegang Saham Perusahaan. Sebagai pemilik
modal, pemegang saham melaksanakan hak dan tanggung jawabnya atas dasar prinsip
kewajaran (fairness) sesuai Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan.
Pemerintah Provinsi Papua bertindak sebagai pemegang saham utama dari Bank Papua
dengan kepemilikan 21,10% saham atau 107.721 lembar saham. Sedangkan 42
pemerintah kabupaten atau kota se -Tanah Papua memiliki besaran saham beragam, yang
totalnya 59,77%. Sebagai Bank Pembangunan Daerah (BPD), saham Bank Papua terbagi
ke dalam 2 (dua) jenis saham yaitu:
Selain itu fenomena Pandemi Covid - 19 tidak terlalu berpengaruh signifikan terhadap
kinerja Bank Papua. Berdasarkan fenomena yang ada di atas maka penulis mencoba untuk
melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS PENGELOLAAN DANA
PEMERINTAH DAERAH DAN KINERJA KEUANGAN PT BANK PAPUA”
2. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan serta memperluas
wawasan penulis dalam masalah yang ada.
3. Secara Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran bagi
pengembangan pengelolaan dana pemerintah dan kinerja keuangan bank papua
maupun bank pembangunan daerahm lainnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
I B Nyoman Kesumayuda, Analisis Faktor Internal Dan Hasil analisis data disimpulkan
1. Made Suyana Utama2, Eksternal Yang bahwa faktor internal
Purbadharmaja3, (2016). berpengaruh positif signifikan
Mempengaruhi Kinerja
terhadap kinerja keuangan dan
Keuangan Bank negatif signifikan terhadap
Pembangunan Daerah Di factor risiko. Faktor eksternal
dan faktor risiko berpengaruh
Indonesia Periode 2010 –
negatif signifikan terhadap
2013. kinerja keuangan. Faktor
eksternal berpengaruh positif
signifikan terhadap faktor risiko
bank, serta ada pengaruh tidak
langsung faktor internal dan
faktor eksternal bank terhadap
kinerja keuangan BPD di
Indonesia melalui mediasi faktor
risiko bank.
2. Herna Maulizar, M. Pengaruh Penyertaan Modal Berdasarkan hasil penelitian
Rasyidin dan Sri Wahyuni Pemerintah Daerah Terhadap maka dapat diambil kesimpulan
(2017) Kinerja Keuangan Bank sebagai berikut ; 1. Pengujian
Aceh secara parsial menunjukkan
bahwa Penyertaan Modal
Pemerintah Daerah memiliki
pengaruh signifikan dan positif
terhadap kinerja keuangan PT
Bank Aceh. 2. Pengujian secara
parsial menunjukkan bahwa
Return On Asset (ROA)
mempunyai pengaruh Pengaruh
Penyertaan Modal Pemerintah
Daerah Terhadap Kinerja
Keuangan Bank Aceh signifikan
dan positif terhadap kinerja
keuangan PT Bank Aceh. 3.
Pengujian secara parsial
menunjukkan bahwa Return On
Equity (ROE) mempunyai
pengaruh signifikan dan positif
terhadap pengalokasian kinerja
keuangan PT Bank Aceh. 4.
Penyertaan Modal Pemerintah
(PMP) Daerah, Return On Asset
(ROA) dan Return On Equity
(ROE) secara simultan
berpengaruh signifikan dan
positif terhadap pengalokasian
kinerja keuangan, dengan
koefisien determinasi 69,7% dan
selebihnya 30,3% dipengaruhi
oleh faktor lain diluar model
penelitian ini.
4 Tessar Pahlevi Nugroho, Konsistensi Pengaturan Batas Hasil dari penelitian adalah
Siti Hamidah , Amelia Sri Maksimal Penyertaan Modal kewenangan dalam mengatur
Kusumadewi (2021). Pada Bank Pembangunan dan mengawasi lembaga
Daerah (BPD) Sebagai keuangan termasuk perbankan
Perseroan Daerah Oleh merupakan kewenangan yang
Pemerintah Daerah. dimiliki oleh OJK. Sehingga
POJK adalah bentuk lex
spesialis dari PP BUMD sebagai
lex generalis. Dengan adanya
dominasi kepemilikan bank oleh
satu pihak berkaitan erat dan
berhubungan negative dengan
tata kelola perbankan.
6 Dian Yudo Palupi, Farida Analisis Peluang Penyertaan Dari keseluruhan analisis dapat
Ratna Dewi, R. Dikky Modal Pemerintah Daerah disimpulkan bahwa penanaman
Indrawan (2011) Kota XYZ pada PT Bank investasi jangka panjang
Jawa Barat dan Banten (Bank maupun jangka pendek layak
BJB). dilakukan oleh Pemerintah
Daerah Kota XYZ.
8 Wahyu Maizal (2014) Tinjauan Hukum Penyertaan Kesimpulan yang dapat penulis
Modal Daerah Pada BUMD ambil dari penelitian ini adalah:
dalam meningkatkan Pemerintah berkedudukan
Pendapatan Asli Daerah sebagai pemegang saham dalam
(PAD) Daerah Kabupaten permodalan
Luwu Timur BUMD, Pemerintah Daerah
memiliki kewenangan dan
kekuasaan dalam
menetapkan kebijakan BUMD.
BAB III
METODOLOGI
a. Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor), merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur perbandingan antar penjualan bersih dikurangi dengan Harga
Pokok Penjualan dengan tingkat penjualan, rasio ini menggambarkan laba
kotor yang dapat dicapai dari jumlah Nilai standar tingkat kesehatan bank
menurut BI untuk GPM yaitu (Endah Tri Lestari, 2013 : 06).
b. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih), merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur laba bersih sesudah pajak lalu dibandingkan dengan volume
penjualan. Menurut ketentuan PBI No.15/7/PBI/2013 berlaku sejak 1 Oktober
2013 tingkat penilaian kesehatan Rasio Rentabilitas bank pada NPM yaitu
dengan score minimal 3,92% (Afriyeni, Mila Mirza, 2018 : 07).
Rasio laba bersih ini semakin besar akan semakin baik, tapi hal ini
belum dapat dijadikan sebagai dasar ukuran yang baik, sebab laba yang
diperoleh tersebut juga harus dibandingkan dengan besarnya jumlah dana yang
digunakan untuk memperoleh laba tersebut (Afriyeni, Mila Mirza, 2018 : 08).
Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu:
c. Rate of Return an Total Assets/ROA, merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan
aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto. Nilai standar tingkat kesehatan
bank menurut BI untuk ROA yaitu (Endah Tri Lestari, 2013 : 06).
https://www.coursehero.com/
Meckling, M. J. W. (1976). Theory of the firm : Managerial behavior, agency costs and
https://finansial.bisnis.com/read/20200610/90/1250751/ini-3-risiko-perbankan-akibat-
pandemi-covid-19
Siagian, M. S. (2006). Analisis Kinerja Bank Pemerintah dan Bank Swasta dengan Metode
Wardana. (2013). Analisis Tingkat Efisiensi Perbankan Dengan Pendekatan Non Parametik
http://eprints.perbanas.ac.id/id/eprint/2826