Anda di halaman 1dari 88

PELATIHAN AUDITOR SIMPPRO

SISTEM MANAJEMEN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS

Direktorat Bina Peningkatan Produktivitas


Kemnaker RI
Keputusan Menteri
Ketenagakerjaan. No.
156 Tahun 2021,
tentang, :
“SISTEM
MANAJEMEN
PENINGKATAN
PRODUKTIVITAS”
DEFINISI

Produktivitas adalah sikap


mental dan etos kerja
yang selalu berusaha
melakukan perbaikan
mutu kehidupan melalui
peningkatan efisiensi,
efektivitas, dan kualitas
untuk menciptakan nilai
tambah secara
berkelanjutan, Lembaga
Produktivitas
Nasional, : adalah
tingkat efisiensi,
efektifitas, dan kualitas
secara total dari seluruh
proses produksi barang
dan/atau jasa yang
dilakukan oleh seluruh
komponen bangsa, baik
pemerintah maupun
Qualitatif Quantitatif

TUJUAN
PROSES
Adalah hasil dari Produktivitas
Adalah Sikap Produktivitas
seperti Rajin, Disiplin, Kreatif, P=O/I
Inovatif dst. Serta Pola Pikir “
Dimana, :
Today better than Yesterday
O = Hasil (fisik & value )
and Tommorow better than
I = 5M (Man, Machine,
Today
Material, Method, Money )
Value
Innovation
OUTPUT

PROD =
INPUT

Cost
Reduction
PRINSIP PENERAPAN SIMPPRO

EFEKTIVIT
EFISIENS KUALITAS
AS

Suatu ukuran dalam Suatu ukuran dalam Ukuran yang


membandingkan membandingkan menyatakan
penggunaan masukan realisasi target dapat tercapainya
(input) yang tercapai baik secara persyaratan,
direncanakan dengan kualitas maupun spesifikasi dan atau
penggunaan masukan waktu harapan konsumen
yang sebenarnya
terjadi
UNIT KOMPETENSI PRODUKTIVITAS
DALAM STRATEGI AIM PDCA

IMPROVEMENT
• Measurement
• Agitation • Involvment
• Monitoring
• Auditing • Impl. Tools & • Institutionalize
Methode
• Investment
AWARENESS • Incentive
MAINTENANCE

1. Merencanakan Pelaksanaan Peningkatan


PRODUCTIVITY
1. Melakukan Sosialisasi 2. Mengorganisasikan Peningkatan
Produktivitas 3. Merumuskan keterlibatan pihak terkait
2. Melaksanakan Persuasi 4. Membimbing Penerapan Alat, Teknik dan 1. Melakukan pengukuran
Produktivitas Metode 2. Menganalisis produktivitas
3. Melakukan Koordinasi  5. Melaksanakan Koordinasi dengan Pemangku 3. Melakukan monitoring dan evaluasi
4. Merumuskan Kepentingan
Kriteria dan Indikator 6. Menyiapkan Instrumen Penilaian Kinerja
Keberhasilan Organisasi
5. Melakukan Analisis 7. Melaksanakan Penilaian Kinerja Organisasi
Faktor-Faktor 8. Menginventarisir Kebutuhan Sarana dan
CAPABILI
Keberhasilan Prasarana
9. MengorganisirTPenyediaan
Y Sarana
COMMITME CONTINUI
SIAPA STAKEHOLDERS
PRODUKTIVITAS ?

a) PEMERINTAH
b) DUNIA
USAHA/INDUSTRI
c) AKADEMISI/
PENDIDIKAN
d) MASYARAKAT
e) MEDIA MASSA

PENTA HELYX
PEDOMAN SIMPPRO
bertujuan untuk, :
2. Memberikan 3. Memberikan
panduan bagi tim panduan bagi
4. Mendorong
1. penilai dan Perusahaan
peningkatan
Memberikan pemangku dalam
kinerja dan
panduan bagi kepentingan, mengidentifikas
Produktivitas
Perusahaan terkait i kelemahan
Perusahaan
dalam pengukuran atau kekurangan
serta
penerapan dan Sistem dalam rangka
keberlangsunga
pengukura Manajemen peningkatan
n usaha
Peningkatan Produktivitas;
Produktivitas; dan
Sasaran Pedoman ini untuk, :

1.

Terwujudnya 2.
manajemen
Perusahaan yang Terwujudnya peningkatan
efektif, efisien, dan Produktivitas di Perusahaan
berkualitas; dalam rangka meningkatkan
Daya Saing Nasional.
Ruang LINGKUP 1. Penerapan SIMPPRO;

2. Pengukuran SIMPPRO; ;

3. Mekanisme pelaksanaan
pengukuran SIMPPRO;
4. Penghargaan Produktivitas; dan

5. Pembinaan.
1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
DASAR HUKUM tentang Ketenagakerjaan,
2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020
tentang Cipta Kerja,
3. Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2020
tentang Kementerian Ketenagakerjaan,
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Nomor
PER.21/MEN/IX/2009 tentang Pedoman
Pelayanan Produktivitas,
5. Kep.Men. No.160 Tahun 2016, : SKKNI
Bidang Produktivitas
6. Kep.Men. No. 156 Tahun 2021 tentang
Sistem Manajemen Peningkatan
Produktivitas.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

PASAL 29
1. Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah
melakukan pembinaan pelatihan kerja dan
pemagangan.
2. Pembinaan pelatihan kerja dan pemagangan
ditujukan ke arah peningkatan relevansi,
kualitas, dan efisiensi penyelenggaraan pelatihan
kerja dan produktivitas.
3. Peningkatan produktivitas sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2), dilakukan melalui
pengembangan budaya produktif, etos kerja,
teknologi, dan efisiensi kegiatan ekonomi
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

PASAL 30
1) Untuk meningkatkan produktivitas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat
(2) dibentuk lembaga produktivitas yang
bersifat nasional.
2) Lembaga produktivitas sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) berbentuk jejaring
kelembagaan pelayanan peningkatan
produktivitas, yang bersifat lintas sektor
maupun daerah
3) Pembentukan, keanggotaan, dan tata kerja
lembaga produktivitas nasional sebagaimana
SKEMA UNIT KOMPETENSI BIDANG PRODUKTIVITAS
Kep.Men. No.160 Tahun 2016 : SKKNI Bidang Produktivitas
1. PROMOSI PRODUKTIVITAS,
2. PENGIMPLEMENTASIAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PEMBERIAN BIMBINGAN
KONSULTANSI,
3. PEMBERIAN BIMBINGAN KONSULTANSI,
4. PENILAIAN KINERJA ORGANISASI,
M.702094.011.02
Menyiapkan Instrumen Penilaian Kinerja Organisasi Dalam Rangka Penghargaan
Produktivitas
M.702094.012.02
Melaksanakan Penilaian Kinerja Organisasi Dalam Rangkap Penghargaan
Produktivitas
5. PENGUKURAN PRODUKTIVITAS,
Kep.Men Nomor 238 Tahun 2020
Penetapan Jenjang Kualifikasi Nasional Indonesia
Bidang Produktivitas.
Jenjang Kualifikasi 4
a) Promotor Jenjang Kualifikasi 5
Produktivitas, a) Pengukur Produktivitas,
b) Penyuluh b) Auditor Peningkatan Kinerja &
Produktivitas Produktivitas,
Jenjang Kualifikasi 6 c) Fasilitator Produktivitas
a) Konsultan Produktivitas,
b) Pembina Peningkatan
Jenjang Kualifikasi 7
Produktivitas,
a) Ahli Produktivitas
c) Productivity Development Head,
b) Spesialis Produktivitas
d) Continuous Improvement
c) Produktivitas
Manager
KOMPETENSI
KNOWLEDGE AND SKILL PENILAIAN KINERJA ORGANISASI
(Organization Performance Assessment)
1. Konsep produktivitas,
M.702094.011.02
2. Konsep Malcolm Baldrige
 Menyiapkan instrumen
Criteria, BSC, SIX SIGMA dan
sejenisnya, penilaian kinerja organisasi
3. Aplikasi input data, PENCAPAIAN
dalam rangka penghargaan
4. Menyusun instrumen yang KOMPETENSI produktivitas
tepat,
5. Menggunakan aplikasi untuk, M.702094.012.02
menginput data hasil jawaban  Melaksanakan penilaian
dari perusahaan, kinerja organisasi dalam
6. Alat, teknik dan metode rangka penghargaan
penilaian kinerja organisasi, Produktivitas
4 [empat].karakteristik Balance Menurut Pande dkk (2002), :
Scorecard; 6 [enam] Aspek Utama, :
1) Pengukuran menyeluruh, 1) Mengutaamakan Pelanggan,
2) Terjalinnya relasi internal,
2) Mgt.By Data & Fakta,
3) Keseimbangan dan
keselarasan, 3) Fokus pada Proses,
4) Sistem kontrol dan dataM 4) Mgt. yang Proaktif,
bersifat interaktif 5) Kolaborasi tanpa batas,
6) Selalu mengejar kesempurnaa,
KOMPETENSI PENILAIAN KINERJA ORGANISASI
Menyiapkan instrumen penilaian kinerja organisasi dalam rangka penghargaan produktivit

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


1. Mengumpulkan data dan informasi 1.1. Pengumpulan data dan informasi
terkait dengan penghargaan disiapkan sesuai kebutuhan.
produktivitas 1.2 Daftar pertanyaan dibuat berdasarkan
data dan informasi.
1.3 Daftar pertanyaan diklasifikasikan
sesuai dengan kriteria.
2. Menyusun instrumen penghargaan 2.1 Instrumen penilaian dan penghargaan
produktivitas produktivitas ditetapkan sesuai
dengan metode.
2.2 Form penilaian dibuat berdasarkan
format.
KOMPETENSI PENILAIAN KINERJA ORGANISASI
Menyiapkan instrumen penilaian kinerja organisasi dalam rangka penghargaan produktivit

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


1. Mengumpulkan data organisasi yang akan dinilai 1.1. Data profil organisasi diusulkan sesuai prosedur.
1.2. Organisasi diseleksi sesuai persyaratan administrasi, teknis
dan klasifikasi usaha.
1.3. Pedoman penghargaan produktivitas disiapkan sesuai
kebutuhan.
1.4. Jadwal pelaksanaan penilaian organisasi disusun sesuai
rencana.

2.1. Penilaian dilakukan pada organisasi yang telah ditetapkan


sesuai persyaratan.
2.2. Kinerja organisasi dinilai berdasarkan metode yang telah
ditentukan.
2. Melakukan Penilaian Kinerja Organisasi,

3.1. Hasil penilaian diolah sesuai metode yang ditetapkan


3.2. Hasil penilaian disusun sesuai format yang ditetapkan.
KOMPETENSI PENILAIAN KINERJA ORGANISASI
Melaksanakan penilaian kinerja organisasi dalam rangka penghargaan Produktivitas
 
ELEMEN KOMPETENSI  
 
  KRITERIA UNJUK KERJA
 
 

 
1.1.  Data profil organisasi diusulkan sesuai prosedur.
1.2.  Organisasi diseleksi sesuai persyaratan administrasi, teknis dan
 
1.Mengumpul kan data  
    klasifikasi
  usaha.
  organisasi yang akan
  1.3.  Pedoman penghargaan produktivitas disiapkan sesuai kebutuhan.
dinilai
 
   
1.4.  Jadwal pelaksanaan penilaian organisasi disusun sesuai rencana.
           

2. Melakukan penilaian 2.1. Penilaian dilakukan pada organisasi yang telah ditetapkan sesuai
kinerja organisasi persyaratan.
  2.2. Kinerja organisasi dinilai berdasarkan metode yang telah
 
    ditentukan.
                  

 
 
3.1.   Hasil penilaian   diolah sesuai metode yang ditetapkan
3.2. Hasil penilaian disusun sesuai format yang
 
3. Mengolah data hasil
 
 
 
ditetapkan.
   

  Penilaian   3.3   Hasil penilaian kinerja dan jenis penghargaan


     
    ditetapkan
   sesuai
  dengan
  kriteria penilaian.
Sistem Manajemen Peningkatan Produktivitas (SIMPPRO)
merupakan adaptasi dari kriteria Malcolm Baldrige
yang terdiri atas 7 (tujuh) elemen, meliputi :
SKEMA PENERAPAN
SIMPPRO
KONSEP PENILAIAN KINERJA
(Pendekatan Malcolm Baldrige)
PENGUKURAN SIMPPRO

Pengukuran Sistem Manajemen Peningkatan Produktivitas


di Perusahaan dilakukan melalui 3 (tiga) tahap Pengukuran,
meliputi. :
a. Tahap audit sistem manajemen peningkatan
produktivitas mandiri oleh perusahaan (self
assessment);
b. Audit sistem manajemen peningkatan produktivitas
oleh lembaga audit dilakukan melalui verifikasi, validasi,
dan pendalaman atas penilaian mandiri perusahaan;
dan
c. Tahap verifikasi oleh tim verifikasi untuk memverifikasi
atas hasil audit sistem manajemen peningkatan
produktivitas oleh lembaga audit.
Metode Pengukuran SIMPPRO

Pengukuran Sistem Manajemen Peningkatan


Produktivitas di Perusahaan dilaksanakan
dengan menggunakan, :
a) 7 (tujuh) Elemen,
b) 52 (lima puluh dua) Sub-Elemen,
c) 200 (dua ratus) Kriteria pertanyaan, dan
d) Berjenjang di tingkat Provinsi dan tingkat
Nasional
Tingkat Pencapaian Penerapan SIMPPRO

a) Pengukuran Kurang berkembang : 0 % - 59 %


b) Pengukuran Berkembang : 60 % - 84 %
c) Pengukuran Unggul : 85 % - 100 %
Permenaker No. 26 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Penilaian
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (pasal
30)
TINGKAT PENCAPAIAN PENERAPAN
SIMPPRO, berdasarkan TEMUAN, :

1. Kategori MINOR, dalam hal


Perusahaan terdapat ketidakkonsistenan
dalam pemenuhan persyaratan dan
standar, serta tidak mengacu pada
pedoman dan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Permenaker No. 26 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Penilaian Penerapan Sistem


Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (pasal 25)
TINGKAT PENCAPAIAN PENERAPAN
SIMPPRO, berdasarkan TEMUAN, :

2. Kategori KRITIKAL, dalam hal


Perusahaan terdapat temuan yang
menunjukkan: Kekurang pasokan bahan,
tidak memiliki kecukupan SDM untuk
keberlanjutan usaha, tidak memiliki
peralatan dan mesin untuk mendukung
proses produksi, cenderung mengalami
pertumbuhan negatif dari capaian hasil
usaha
Permenaker No. 26 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Penilaian Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (pasal 25)
TINGKAT PENCAPAIAN PENERAPAN
SIMPPRO, berdasarkan TEMUAN, :

3. Kategori MAYOR, dalam hal


Perusahaan, :
a) Tidak taat terhadap hukum;
b) Tidak melaksanakan salah satu
prinsip
SIMPPRO; dan
c) Terdapat temuan minor untuk satu
kriteria audit SIMPPRO di beberapa
lokasi.
Permenaker No. 26 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Penilaian Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (pasal 25)
[A]. KRITERIA PERUSAHAAN
Perusahaan 1. Memiliki modal usaha lebih dari
Berskala Kecil Rp. 1 - 5 miliar tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha
2. Memiliki hasil penjualan
tahunan kebih dari Rp. 2 – 15
Miliar; atau
3. Jumlah Tenaga Kerja paling
banyak 49 orang
Perusahaan
Berskala Memiliki modal usaha lebih dari
Menengah Rp. 5 – 10 miliar tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha;
Memiliki hasil penjualan tahunan
lebih dari Rp. 15 – 50 Miliar, atau

Jumlah tenaga kerja 50 (lima


puluh) orang sampai dengan 99
(sembilan puluh sembilan) orang.
Perusahaan Memiliki modal usaha lebih besar
Berskala Besar dari Perusahaan berskala
menengah;
Memiliki hasil penjualan lebih
besar dari perusahaan berskala
menengah; atau
Jumlah Tenaga Kerja lebih dari 100
orang.
[B]. PERSYARATAN PERUSAHAAN
Lanjutan…..

B. Persyaratan Perusahaan

1. Persyaratan Administrasi, :
a) Memiliki NPWP perusahaan dan bukti
pembayaran pajak;
b) Memiliki perizinan berusaha;
c) Memiliki peraturan perusahaan atau
perjanjian kerja bersama; dan
d) Mengikutsertakan tenaga kerjanya
dalam program jaminan sosial.
2. Persyaratan teknis, :
a. Menerapkan alat, metode, dan teknik
peningkatan produktivitas secara
konsisten dan berkelanjutan (bukti
dokumen, foto, laporan, jadwal, atau
lainnya);
b. Telah mendapatkan bimbingan
peningkatan produktivitas baik dari
lembaga produktivitas pemerintah
atau lembaga produktivitas non
pemerintah (bukti dokumen, foto,
piagam, sertifikat, surat pernyataan,
c. Telah berdiri paling singkat 2 (dua)
tahun untuk mengikuti pengukuran
SIMPPRO pada tingkat provinsi;
d. Telah berdiri paling singkat 3 (tiga)
tahun untuk mengikuti pengukuran
SIMPPRO pada tingkat nasional; dan
e. Memiliki sertifikat siddhakarya paling
singkat 1 (satu) tahun bagi perusahaan
yang akan mengikuti seleksi
Paramakarya.
[C]. PENGORANISASIAN
1. PANITIA PENYELENGGARA PENGUKURANLanjutan…..
SIMPPRO TINGKAT PROVINSI.
Panitia penyelenggara tingkat provinsi ditetapkan oleh
Gubernur atau Sekretaris Daerah atas nama gubernur.
Panitia penyelenggara, terdiri atas,
:
a. Pembina dijabat oleh Gubernur
b. Pengarah dijabat oleh Sekretaris Daerah
c. Ketua dijabat oleh kepala Disnaker Provinsi, dengan
tugas, :
 Memimpin pelaksanaan kegiatan pengukuran
simppro;
 Membentuk tim pengukuran simppro, yang terdiri
atas sekretaris dan anggota;
 Membentuk tim verifikasi untuk
mengevaluasi hasil audit SIMPPRO;
 Menerima hasil verifikasi audit SIMPPRO
dari tim verifikasi pengukuran SIMPPRO;
 Memberikan rekomendasi calon penerima
penghargaan ke gubernur sesuai dengan
tingkat pencapaian penerapan SIMPPRO
bagi perusahaan; dan
 Membentuk dewan juri yang terdiri atas
asosiasi pengusaha, serikat pekerja,
akademisi, pakar produktivitas, dan pemangku
kepentingan terkait.
d. Sekretaris,
 Sekretaris mempunyai tugas
untuk melakukan kegiatan
kesekretariatan guna
mendukung kelancaran tugas
panitia penyelenggara dalam
melaksanakan kegiatan
pengukuran Sistem
Manajemen Peningkatan
Produktivitas
Lanjutan…..

e. Anggota,
 Menyiapkan kelengkapan
administrasi dan teknis pelaksanaan
kegiatan pengukuran SIMPPRO
tingkat provinsi; dan
 Melakukan koordinasi, baik internal
maupun eksternal dengan pihak-
pihak terkait untuk
pelaksanaanpengukuran SIMPPRO
tingkat provinsi.
f. Tim Verifikasi terdiri atas Pejabat
Struktural dan Instruktur
Produktivitas,
Dibentuk oleh Ketua Pengukuran
SIMPPRO tingkat Provinsi, dengan
syarat, :
 Telah mengikuti pendidikan dan
pelatihan dasar sebagai instruktur
produktivitas dan/atau;
TIM VERIFIKASI mempunyai tugas
untuk, :
a) Melakukan verifikasi terhadap hasil
pengukuran kinerja perusahaan yang telah
dilakukan audit SIMPPRO oleh lembaga
audit;
b) Melakukan pengukuran kinerja perusahaan
calon penerima penghargaan produktivitas
apabila diperlukan penilaian yang
mendalam; dan
c) Menyampaikan laporan hasil verifikasi audit
SIMPPRO kepada ketua pengukuran
2. PANITIA PENYELENGGARA
PENGUKURAN SIMPPRO TINGKAT
NASIONAL
Panitia Penyelenggara Tingkat Nasional ditetapkan oleh
Menteri.
Panitia Penyelenggara, terdiri atas, :
a. Pembina dijabat oleh Menteri, dengan tugas, :
 Membina dan memberikan arahan kepada tim
dalam kegiatan pengukuran SIMPPRO sesuai
kebijakan dan rencana strategis yang telah
ditetapkan, serta substansi dan teknis yang
berkaitan dengan SIMPPRO.
b. Pengarah, mempunyai tugas,
 Untuk memberikan arahan kepada panitia
penyelenggara dalam melaksanakan tugas dan
c. Ketua dijabat oleh Direktur, tugas, : Lanjutan…..

1) Memimpin pelaksanaan kegiatan pengukuran


SIMPPRO tingkat nasional;
2) Membentuk tim pengukuran SIMPPRO, terdiri atas
sekretaris dan anggota;
3) Bertanggung jawab untuk menyebarluaskan informasi
di seluruh wilayah indonesia terkait pelaksanaan
kegiatan SIMPPRO;
4) Membentuk tim verifikasi untuk mengevaluasi hasil
audit SIMPPRO;
5) Menerima hasil verifikasi audit SIMPPRO dari tim
verifikasi pengukuran SIMPPRO;
6) Memberikan rekomendasi calon penerima penghargaan
ke menteri sesuai dengan tingkat pencapaian penerapan
SIMPPRO bagi perusahaan; dan
7) Membentuk dewan juri yang terdiri atas asosiasi
pengusaha, serikat pekerja, akademisi, pakar
produktivitas, dan pemangku kepentingan terkait
d. Sekretaris,
 Sekretaris mempunyai tugas
untuk melakukan kegiatan
kesekretariatan guna
mendukung kelancaran tugas
panitia penyelenggara dalam
melaksanakan kegiatan
pengukuran Sistem
Manajemen Peningkatan
Produktivitas
Lanjutan…..

e. Anggota, mempunyai tugas, :


 Menyiapkan kelengkapan
administrasi dan teknis pelaksanaan
kegiatan pengukuran SIMPPRO
tingkat provinsi; dan
 Melakukan koordinasi, baik internal
maupun eksternal dengan pihak-
pihak terkait untuk
pelaksanaanpengukuran SIMPPRO
tingkat provinsi.
3. LEMBAGA AUDIT

a. Lembaga Audit, baik tingkat provinsi


maupun tingkat nasional ditetapkan
melalui Keputusan Direktur Jenderal.
Untuk dapat ditetapkan sebagai Lembaga
Audit SIMPPRO, Perusahaan harus
mengajukan permohonan secara tertulis
kepada Menteri c.q. Direktur Jenderal
dengan melampirkan persyaratan
sebagai berikut, :
Lanjutan…..

a. Fotokopi akte pendirian dan/atau akte


perubahanan perseroan terbatas dan tanda
bukti pengesahan dari instansi yang
berwenang;
b. Fotokopi perizinan berusaha;
c. Fotokopi surat tanda daftar perusahaan (TDP);
d. Fotokopi surat keterangan domisili hukum;
e. Fotokopi NPWP perusahaan
f. Fotokopi bukti kepemilikan kantor cabang
paling sedikit di 3 (tiga) wilayah pada
indonesia bagian barat, indonesia bagian
tengah, dan indonesia bagian timur;
Lanjutan…..

g. Fotokopi wajib lapor ketenagakerjaan di


tingkat pusat dan cabang;
h. Fotokopi keputusan penunjukkan auditor
eksternal SIMPPRO yang masih berlaku,
paling sedikit 4 (empat) orang auditor senior
SIMPPRO s dan 2 (dua) orang auditor
yunior SIMPPRO;
i. Fotokopi sertifikat kepesertaan jaminan
sosial;
j. Dokumen yang membuktikan telah
berpengalaman melakukan sertifikasi sistem
manajemen;
l. Pasfoto pimpinan perusahaan, berwarna
dengan ukuran 3x4 cm (tiga kali empat)
sebanyak 4 (empat) lembar; dan
m. Dokumen panduan audit sistem manajemen
yang digunakan oleh lembaga audit sesuai
dengan standar yang berlaku
b. Tahapan penetapan Lembaga Audit, sebagai
berikut, :
1) Direktur Jenderal cq. Direktur melakukan
pemeriksaan dokumen dan verifikasi lapangan
paling lama 7 (tujuh) hari kerja dan melaporkan
hasil pemeriksaan dokumen dan verifikasi
lapangan kepada Direktur Jenderal paling lama
2 (dua) hari kerja.
2) Berdasarkan hasil laporan, Direktur Jenderal
dapat menerima atau menolak permohonan.
3) Direktur Jenderal menetapkan Perusahaan
Audit Eksternal Sistem Manajemen
Peningkatan Produktivitas yang telah
memenuhi persyaratan, paling lama 3 (tiga) hari
l. Pasfoto pimpinan perusahaan, berwarna
dengan ukuran 3x4 cm (tiga kali empat)
sebanyak 4 (empat) lembar; dan
m. Dokumen panduan audit sistem manajemen
yang digunakan oleh lembaga audit sesuai
dengan standar yang berlaku
 Penetapan Perusahaan sebagai Lembaga Audit
berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun dan
dapat diperpanjang untuk jangka waktu yang
sama.
 Perpanjangan Lembaga Audit mengajukan
permohonan tertulis kepada Direktur Jenderal
cq. Direktur paling lambat 30 (tiga puluh) hari
kerja sebelum berakhirnya jangka waktu surat
penetapan, untuk selanjutnya dapat dilakukan
pemeriksaan dokumen dan verifikasi lapangan.
(Format 4, lampiran II)
Lanjutan…..
c. Lembaga Audit tingkat provinsi dan tingkat
nasional,
mempunyai tugas untuk, :
a. Membuat rencana tahunan audit SIMPPRO;
b. Menyampaikan rencana tahunan audit
SIMPPRO kepada menteri atau pejabat yang
ditunjuk, perusahaan yang di audit SIMPPRO,
dan dinas provinsi atau dinas kabupaten/kota;
c. Melaksanakan pengukuran SIMPPRO, :
1. Hasil pengukuran pada tingkat provinsi
disampaikan kepada gubernur dan
perusahaan dengan tembusan ditujukan
kepada direktur jenderal; dan
2. Hasil pengukuran pada tingkat nasional
Lanjutan…..

4) Mengadakan koordinasi dengan dinas provinsi atau


dinas kabupaten/kota; dan
5) Menjaga kerahasiaan perusahaan yang di audit
SIMPPRO; dan
6) Membuat dan menyampaikan laporan hasil audit
SIMPPRO, :
a) Pada tingkat provinsi disampaikan kepada
gubernur dengan tembusan ditujukan kepada
Menteri; dan
b) Pada tingkat nasional disampaikan kepada
Menteri, laporan hasil Audit Sistem Manajemen
Peningkatan Produktivitas disampaikan melalui
elektronik dan/atau non-elektronik.
Lanjutan…..

 Formulir Laporan Hasil Audit


SIMPPRO sebagaimana tercantum
dalam Format 5, Lampiran II yang
merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Keputusan Menteri ini,
d. Untuk menjadi Lembaga Audit,
Perusahaan harus memiliki auditor
eksternal junior dan auditor eksternal
senior dengan ketentuan sebagai
berikut, :
Lanjutan…..
1. Auditor Eksternal Junior
 Lembaga Audit menetapkan auditor eksternal Junior SIMPPRO
berdasarkan permohonan tertulis dari pengurus atau pimpinan
Lembaga Audit kepada Direktur Jenderal, dengan melampirkan
persyaratan sebagai berikut, :
1) Daftar riwayat hidup;
2) Surat keterangan sehat dari dokter;
3) Fotokopi sertifikat pelatihan auditor;
4) Fotokopi ijasah pendidikan terakhir paling rendah Diploma
Tiga (D3) dan pengalaman kerja paling singkat 4 (empat)
tahun di bidang Produktivitas dan/atau Strata Satu (S1) dan
pengalaman kerja paling singkat 2 (dua) tahun di bidang
5) Surat keterangan telah melaksanakan audit SIMPPRO
sebagai peninjau paling sedikit 5 (lima) kali yang
ditandatangani oleh auditor senior SIMPPRO,
6) Surat keterangan telah melaksanakan audit SIMPPRO
sebagai auditor magang paling sedikit 5 (lima) kali;
7) Surat rekomendasi dari auditor senior SIMPPRO; dan
8) Pasfoto terbaru, berwarna dengan ukuran 4x6 cm (empat
kali enam) sebanyak 2 (dua) lembar.
2. Auditor Eksternal Senior

Lembaga Audit menetapkan auditor eksternal senior


SIMPPRO berdasarkan permohonan tertulis dari
pengurus atau pimpinan Lembaga Audit kepada
Direktur Jenderal, dengan melampirkan persyaratan
sebagai berikut, :
a. Daftar riwayat hidup;
b. Surat keterangan pengalaman kerja sesuai
persyaratan tingkatan auditor;
c. Surat keterangan telah melaksanakan paling
sedikit 10 (sepuluh) kali audit SIMPPRO secara
penuh;
d. Fotokopi keputusan penunjukan
sebagai auditor SIMPPRO junior.
e. Tanda bukti telah mengikuti
pelatihan di bidang produktivitas
paling sedikit jenjang teknisi
produktivitas sesuai standar
kualifikasi kompetensi nasional
indonesia (skkni) produktivitas; dan
f. Pasfoto terbaru, berwarna dengan
ukuran 4x6 cm (empat kali enam)
sebanyak 2 (dua) lembar.
e. Tugas Auditor Eksternal,

Tugas auditor eksternal, sebagai


berikut, :
 Melaksanakan pengukuran
SIMPPRO;
 Membuat dan menyampaikan laporan
hasil audit SIMPPRO kepada
lembaga audit; dan
 Merahasiakan hasil audit SIMPPRO
dari pihak-pihak yang tidak
f. Tahapan Penetapan Auditor Eksternal,

Tahapan penetapan auditor eksternal, sebagai


berikut, :
 Direktur Jenderal c.q. Direktur melakukan
pemeriksaan dokumen auditor ekternal junior
dan auditor eksternal senior dalam waktu paling
lama 2 (dua) hari kerja.
 Direktur Jenderal menetapkan penunjukan
ekternal junior dan auditor eksternal senior yang
telah memenuhi persyaratan dalam waktu paling
lama 2 (dua) hari kerja.
 Penetapan auditor ekternal junior dan auditor
eksternal senior berlaku untuk jangka waktu 3
[D]. MEKANISME PENILAIAN SEMPRO
Perusahaan melakukan audit internal
setiap tahun;

Perusahaan mengajukan permohonan


Mekanisme Audit SIMPPRO kepada Lembaga
pengukuran Audit yang ditunjuk oleh Menteri;

SIMPPRO
Tingkat Lembaga Audit melaksanakan
pengukuran dan menyampaikan hasil
Provinsi, Audit SIMPPRO kepada Gubernur
meliputi, : dan Perusahaan dengan tembusan
ditujukan kepada Direktur Jenderal;
Kepala Dinas Provinsi membentuk
tim Verifikasi untuk
mengevaluasi hasil Audit
SIMPPRO;
Mekanisme
pengukuran Kepala Dinas Provinsi
SIMPPRO memberikan rekomendasi calon
penerima penghargaan ke gubernur
Tingkat sesuai dengan tingkat pencapaian
Provinsi, penerapan SIMPPRO Perusahaan;
meliputi, :
Gubernur menetapkan hasil
pengukuran SIMPPRO;

Gubernur atau Menteri memberikan


1. Mekanisme penghargaan; dan Perusahaan di
pengukuran tingkat daerah.
SIMPPRO
Tingkat Gubernur c.q. kepala Dinas
Provinsi, Provinsi menetapkan rencana
tahunan pengukuran Perusahaan
meliputi, : di tingkat daerah.
PROSEDUR PENGUSULAN PENGHARGAAN
PRODUKTIVITAS

Verifikator
Penilaian dan
Pelaporan

Pemberitahuan
Hasil Penilaian
Perusahaan melakukan audit internal
setiap tahun;

2. Mekanisme Perusahaan mengajukan permohonan


pengukuran Audit SIMPPRO kepada Lembaga
Audit yang ditunjuk oleh Menteri;
SIMPPRO
tingkat Lembaga Audit memberikan
Nasional, penilaian dan menyampaikan hasil
Audit SIMPPRO kepada Menteri c.q.
sebagai Direktur Jenderal;
berikut, :
Direktur membentuk tim Verifikasi
untuk mengevaluasi hasil Audit
SIMPPRO Produktivitas;
2. Mekanisme Direktur memberikan rekomendasi
calon penerima penghargaan ke
pengukuran Menteri sesuai dengan tingkat
SIMPPRO pencapaian penerapan SIMPPRO
Perusahaan;
tingkat Menteri menetapkan hasil
Nasional, pengukuran SIMPPRO; dan Menteri
c.q. Direktur Jenderal menetapkan
sebagai rencana tahunan pengukuran
berikut, : Perusahaan ditingkat nasional.
Verifikator

Penilaian dan
Pelaporan
Auditor Pusat

Pemberitauan
Hasil Penilaian
EKSISTENSI
A. PENGHARGAAN MAKSUD
SIDDHAKARYA & Penghargaan Produktivitas Siddhakarya dan Paramakarya
PARAMAKARYA diselenggaran dengan maksud meningkatkan kesadaran,
Penghargaan Produktivitas pemahaman dan komitmen peningkatan produktivitas,
khususnya di kalangan dunia usaha & dunia industri (DuDi)
Siddhakarya dan Paramakarya
diselenggarakan sejak tahun 1994 atas TUJUAN
persetujuan Presiden R.I tanggal 8
Pemberian Penghargaan Produktivitas Siddhakarya dan
Januari 1993 Paramakarya bertujuan:
1. Meningkatkan komitmen dan upaya-upaya peningkatan
produktivitas DuDi;
2. Meningkatkan produktivitas dan daya saing DuDi

METODE
Pemberian Penghargaan Produktivitas Siddhakarya dan
Paramakarya dilakukan melalui penilaian performa usaha
dengan metode SIMPPRO/MALCOLM BALDRIGE

MAKSUD, TUJUAN DAN METODE PENILAIAN DALAM


PARAMAKARYA & SIDDHAKARYA
MENJAMIN KELAYAKAN PENERIMA
PENGHARGAAN PRODUKTIVITAS
SESUAI ELEMEN & KRITERIA

N
JUA
TU
4. 1.
OBYEKTIF TERBUKA
PRINSIP PENILAIAN
PENGHARGAAN
PRODUKTIVITAS 3. 2.
TERTELUS TERUKUR
UR
STR
ATE
GI

PENILAIAN SECARA BERJENJANG


1. Penilaian Mandiri Perusahaan
2. Penilaian Auditor
3. Penilaian Verifikator
B. BENTUK PENGHARGAAN
PRODUKTIVITAS

Siddhakarya, yang berasal dari


Paramakarya, yang berasal
bahasa sansekerta, “Karya
dari bahasa sansekerta, “Karya
Prima” yang memiliki arti
Unggul” yang memiliki arti
penghargaan produktivitas
penghargaan produktivitas
tingkat propinsi, Penghargaan
tingkat nasional, Penghargaan
Siddhakarya diberikan kepada
Paramakarya diberikan kepada
perusahaan oleh Gubernur
perusahaan oleh Presiden.
sesuai tingkat pencapaiannya
SUDDHAKARYA
B. BENTUK Penghargaan Pembina
PENGHARGA Produktivitas diberikan kepada
AN Gubernur dan/atau
Bupati/Walikota yang telah
PRODUKTIVIT berhasil melaksanakan program
AS pembinaan SIMPPRO sebanyak
0,05% dari jumlah keseluruhan
Penghargaan
perusahaan diPemerhati
wilayahnyadiberikan
kepada individu yang mempunyai
kepedulian dan prestasi dalam
meningkatkan produktivitas.
C. Keberhasilan penerapan SIMPPRO
PENGHARGA pada tingkat provinsi dan tingkat
nasional merupakan dukungan dari
AN banyak pihak baik pemerintah pusat
PRODUKTIVIT dan pemerintah daerah berupaya
AS memberikan penghargaan
Produktivitas kepada Perusahaan,
Gubernur, atau Bupati/Wali Kota,
dan Individu Pemerhati Produktivitas
agar peningkatan Produktivitas lebih
baik lagi di masa yang akan datang.
Penghargaan Produktivitas
dimaksud, sebagai berikut, :
Kepala Dinas Provinsi membentuk
tim Verifikasi untuk
mengevaluasi hasil Audit
SIMPPRO;
Mekanisme
pengukuran Kepala Dinas Provinsi
SIMPPRO memberikan rekomendasi calon
penerima penghargaan ke gubernur
Tingkat sesuai dengan tingkat pencapaian
Provinsi, penerapan SIMPPRO Perusahaan;
meliputi, :
1. PERUSAHAAN .

1. Tingkat provinsi, :
a) Kategori berkembang diberikan
penghargaan berupa sertifikat; dan
b) Kategori unggul diberikan
penghargaan Siddhakarya berupa
trofi dan sertifikat,
2. Tingkat Nasional,
Kategori unggul diberikan
Penghargaan Paramakarya berupa Trofi
 Sertifikat Siddhakarya dan
Paramakarya memiliki masa
berlaku paling lama 3 (tiga) tahun.
 Perusahaan dengan tingkat
pencapaian kurang berkembang
dilakukan pembinaan oleh Menteri,
Gubernur, atau Bupati/Walikota.
 Bentuk Sertifikat dan Trofi
(Gambar 6.1 Format 6 Lampiran
II).
2. GUBERNUR ATAU BUPATI/WALI
KOTA

 Gubernur atau Bupati/Wali Kota diharapkan


dapat melaksanakan program pembinaan
produktivitas kepada Perusahaan agar
memperoleh Penghargaan Produktivitas
sebanyak 0,05 % dari jumlah Perusahaan
pada wilayahnya dan akan diberikan
penghargaan berupa lencana Produktivitas.
 Bentuk Lencana Produktivitas sebagaimana
tercantum dalam Gambar 6.2 Format 6
Lampiran II (Gambar 6.2 Format 6 Lampiran
3. PEMERHATI PRODUKTIVITAS

 Pemerhati Produktivitas yang


mempunyai kepedulian dan prestasi
dalam meningkatkan Produktivitas,
diberikan penghargaan Produktivitas
berupa Piagam Pemerhati
Produktivitas. (Gambar 6.3 Format 6
Lampiran II ),
P E M B I N AA
N  Pembinaan terhadap penerapan SIMPPRO
dan pengukuran dilakukan oleh Menteri,
Gubernur, atau Bupati/Walikota.
 Kegiatannya dapat dilakukan melalui
kegiatan Promosi Produktivitas,
Peningkatan Produktivitas, Pengukuran
Produktivitas dan Pemeliharaan
Produktivitas di masing-masing daerah.
Ayo Tingkatkan
Produktivitas

Anda mungkin juga menyukai