02/09/23 SanSet 2
Prosedur Darurat (Emergency Procedures)
pedoman kerja dalam menanggulangi suatu
keadaan darurat, untuk mencegah atau
mengurangi kerugian yang lebih besar.
Jenis :
1. prosedur intern : pedoman pelaksanaan
untuk masing² bagian, keadaan darurat
masih dapat diatasi tanpa melibatkan kapal
lain atau pelabuhan setempat .
2. prosedur umum : pedoman pelaksanaan
untuk keadaan darurat yang cukup besar
yang dapat membahayakan kapal lain atau
dermaga .
02/09/23 SanSet 3
Muster List
Muster Station :
02/09/23 SanSet 5
Kecelakaan kapal dapat terjadi pada waktu :
- berlayar, berlabuh ataupun sandar .
* Untuk melindungi pelaut dan mencegah resiko dlm
suatu kegiatan diatas kapal, harus diperhatikan ke-
tentuan dlm “Health and Safety Work Act” thn 1974
• Kapal laut yg bergerak dengan daya dorong pada
kecepatan bervariasi melintasi berbagai daerah
pelayaran dalam kurun waktu tertentu, dapat saja
mengalami masalah yang disebabkan oleh ber-
bagai faktor yang tidak dapat diduga sebelumnya,
yang pada akhirnya akan mengganggu pelayaran.
• Gangguan tesebut dapat diatasi langsung, perlu
bantuan atau bahkan awak kapal harus
meninggalkan kapal .
02/09/23 SanSet 6
5 (lima) penyebab utama timbulnya
suatu Keadaan Darurat :
1. Kesalahan manusia ,
2. Kesalahan peralatan ,
3. Kesalahan prosedur ,
4. Pelanggaran terhadap peraturan ,
5. Kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa .
02/09/23 SanSet 7
Keadaan darurat dikapal dapat merugikan :
nakhoda dan ABK, pemilik kapal, lingkungan
laut dan terganggunya ekosistem dasar laut .
Tubrukan :
• Situasi lain yang mungkin timbul adalah kepanikan
atau ketakutan ABK yang justru akan
memperlambat tindakan pengamanan,
penyelamatan dan penanggulangan keadaan
darurat tersebut.
02/09/23 SanSet 9
Kebakaran:
02/09/23 SanSet 10
Kandas:
• Pada umumnya didahului dengan tanda ² putaran
baling² yang terasa berat, asap dicerobong tiba²
menghitam, badan kapal bergetar, kecepatan
berubah dan kemudian berhenti mendadak.
* Pada saat kapal tidak bergerak, sangat
tergantung kondisi dasar laut / sungai.
* Kemungkinan kapal bocor yang dapat
menimbulkan pencemaran dan bahaya
tenggelam kalau air yang masuk tidak dapat
diatasi.
* Bahaya kebakaran terjadi bila bahan bakar
terkontaminasi dengan jaringan listrik .
* Sifat: dapat permanen atau sementara .
02/09/23 SanSet 11
Kebocoran / tenggelam:
02/09/23 SanSet 13
Pencemaran:
• Karena buangan sampah, tumpahan
minyak waktu bunker, membuang ballast
lebih dari 15 ppm, muatan kapal tanker
yang tumpah kelaut akibat tubrukan atau
kebocoran.
02/09/23 SanSet 14
Denah Keadaan Darurat di kapal
Syarat utama untuk mencapai
keberhasilan dalam pelaksanaan keadaan
darurat adalah perencanaan dan
persiapan .
02/09/23 SanSet 16
Manfaat dalam memahami:
Pola Penanggulangan Keadaan Darurat
1. Pendataan ,
2. Menyiapkan / menetapkan peralatan
yang cocok / sesuai ,
3. Melaksanakan mekanisme baku yang
telah ditetapkan .
02/09/23 SanSet 18
1. Pendataan: mendata kerusakan² yang terjadi,
keadaan stabilitas / muatan kapal, tingkat
membahayakan kapal lain disekitarnya /
dermaga, keadaan lingkungan dll, sehingga kita
dapat menentukan sejauh manakah keadaan
darurat itu akan membahayakan keselamatan
jiwa manusia, harta-benda dan lingkungan .
2. Menetapkan / menyiapkan peralatan yang
cocok untuk dipakai mengatasi keadaan darurat
yang sedang terjadi beserta para personilnya .
3. Melaksanakan tata kerja khusus dalam keadaan
darurat yang telah ditetapkan, yaitu
melaksanakan Ship Board Emergency
Contigency Plan yang ada diatas kapal .
02/09/23 SanSet 19
Mekanisme kerja:
Penanggulangan Keadaan Darurat
1. Persiapan:
yaitu menetapkan langkah² persiapan yang
diperlukan untuk mengatasi suatu keadaan
darurat diatas kapal .
2. Pelaksanaan:
yaitu menetapkan tata cara kerja khusus
pada setiap keadaan darurat yang mungkin
terjadi diatas kapal .
3. Evaluasi:
yaitu menetapkan metode evaluasi terhadap
hasil pelaksanaannya .
02/09/23
02/09/23 SanSet
SanSet 20
20
Data / informasi yang harus siap:
02/09/23 SanSet 21
Ship Board Emergency Contingency Plans
1. Organisasi Keadaan Darurat : Organisasi
yang dibentuk diatas kapal untuk menanggulangi
keadaan darurat .
2. Isyarat-isyarat bahaya : Isyarat² yang dapat
dipakai untuk memberitahukan bahwa kapal kita
sedang dalam keadaan darurat dan minta pertolongan
.
3. Lintas Penyelamatan diri / Escape Route : Jalur²
yang ditetapkan utk menuju ketempat ber-kumpul
waktu kapal mengalami keadaan darurat
4. Nomor² telpon yang dapat dihubungi pada waktu
kapal mengalami keadaan darurat .
02/09/23 SanSet 22
Nomer-nomer telpon dimaksud adalah :
02/09/23 SanSet 23
Organisasi Keadaan Darurat
Maksud : untuk memberikan arah / pedoman kepada ABK
dalam mengatasi terjadinya keadaan darurat .
Tujuan : agar dalam mengatasi keadaan darurat dapat
dilaksanakan secara cepat, tepat, aman dan
terkendali .
Alasan : 1. daerah operasi yang selalu dihadapkan
dengan bahaya ,
2. bantuan dari pihak luar tidak dapat
diharapkan sepenuhnya ,
3. melaksanakan aturan² nasional / internasional
berkaitan dengan keselamatan / keamanan
pelayaran .
02/09/23 SanSet 24
Organisasi keadaan darurat
SanSet 30
02/09/23
Latihan Darurat diatas kapal
tujuan :
02/09/23 SanSet 31
Pelaksanaan Latihan² Darurat sesuai SOLAS:
1. Diatas kapal² penumpang latihan² sekoci dan kebakaran
harus dilaksanakan 1 kali seminggu atau segera
sesudah meninggalkan pelabuhan terakhir .
2. Diatas kapal² barang latihan² sekoci dan kebakaran
harus dilaksanakan 1 kali sebulan atau 24 jam sesudah
meninggalkan pelabuhan bila ada penggantian ABK
lebih dari 25% .
3. Pelaksanaan latihan² darurat harus dicatat dalam buku
journal / log book .
4. Setiap 3 bulan sekali sekoci penolong harus diturunkan
ke air / bergiliran .
5. Semboyan bahaya untuk mengumpulkan para
penumpang dimuster station terdiri dari 7 atau lebih
tiupan pendek disusul dengan satu tiupan panjang
secara terus menerus yang dibunyikan dgn suling kapal.
02/09/23 SanSet 32
Keuntungan dibuatnya
organisasi penanggulangan keadaan darurat
02/09/23 SanSet 33
Pola penanggulangan keadaan darurat
02/09/23 SanSet 34
Manfaat:
1. Mencegah / menghilangkan
kemungkinan kerusakan akibat
meluasnya keadaan darurat ,
2. Memperkecil kerusakan² materi dan
lingkungan ,
3. Menguasai keadaan / under control .
02/09/23 SanSet 35
Langkah-langkah untuk menanggulangi
keadaan darurat
Pendataan
02/09/23 SanSet 36
Langkah-langkah pendataan
02/09/23 SanSet 37
Alat² isyarat bahaya hanya boleh digunakan pada
saat kapal mengalami keadaan darurat dan
memerlukan pertolongan dengan segera
1. Semboyan ledak yg dibunyikan terus menerus dgn selang waktu 1’,
2. Bunyi²an yang diperdengarkan dgn alat² isyarat kabut terus menerus
3. Cerawat atau peluru-peluru cahaya yg memancarkan bintang²
merah,
4. Isyarat radio telegraphy “SOS” dari kode Morse ,
5. Isyarat radio telephony “Mede” ,
6. Isyarat bendera NC ,
7. Bendera segi 4 yang dibawah / atasnya dilengkapi dgn bola² hitam ,
8. Lidah-lidah api yang dapat menyala terus menerus ,
9. Cerawat payung / tangan yang menancarkan cahaya merah ,
10. Isyarat asap berwarna jingga ,
11. Isyarat alarm radio telegraphy ,
12. Isyarat alarm radio telephony ,
13. Isyarat oleh rambu² radio petunjuk posisi darurat ,
14. Menaik turunkan lengan tangan yang terentang kesamping .
02/09/23 SanSet 38
Isyarat-isyarat diatas kapal :
02/09/23 SanSet 39
Bila kapal harus ditinggalkan pada saat
mengalami keadaan darurat , maka isyarat
bahaya yang harus disampaikan adalah :
02/09/23 SanSet 40
Ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan dalam
membuat sijil darurat diatas kapal sesuai SOLAS
02/09/23 SanSet 41
Alat-alat penolong diatas kapal
Sekoci penolong ,
Jaket penolong ,
Rakit penolong ,
Pelampung penolong ,
Alat pelempar tali ,
Distress signals ,
Alat-alat apung lainnya ,
Lampu sorot .
02/09/23 SanSet 42
II Alat-alat pemadam kebakaran :
External Resources :
1. Port Authorities ,
2. Navy / Air Forces / Marine Coastguards ,
3. Medical Assistance, dokter, paramedik & ambulance ,
4. Perusahaan pelayaran, management team, DPA ,
5. Team SAR ,
6. Alat-alat komunikasi ,
7. Family dari ABK dan penumpang .
02/09/23 SanSet 44
Tugas-tugas khusus ABK dalam sijil darurat
(peran sekoci)
02/09/23 SanSet 48
Tata cara khusus prosedur darurat untuk
mengatasi kejadian tubrukan
1. Bunyikan sirine / alarm bahaya ,
2. Mengolah gerak kapal untuk mengurangi
pengaruh tubrukan ,
3. Pintu² kedap air dan pintu² kebakaran otomatis
ditutup,
4. Lampu² dek dinyalakan ,
5. Nakhoda diberitahu ,
6. VHF dipindah ke channel 16 ,
7. Awak kapal dan penumpang dikumpulkan
dimuster station ,
8. Posisi kapal tersedia dikamar radio ,
9. Tangki² dan got² disounding .
02/09/23 SanSet 49
Tata cara khusus prosedur darurat untuk
mengatasi kapal kandas
1. Stop mesin ,
2. Bunyikan sirine / alarm bahaya ,
3. Pintu² kedap air ditutup ,
4. Nakhoda diberitahu ,
5. Kamar mesin diberitahu ,
6. VHF dipindah ke channel 16 ,
7. Tanda² kapal kandas dibunyikan / diperlihatkan ,
8. Lampu dek dinyalakan ,
9. Got² dan tangki² disounding ,
10. Kedalaman laut disekitar kapal disounding ,
11. Posisi kapal tersedia dikamar radio .
02/09/23 SanSet 50
Tata cara khusus prosedur darurat untuk
mengatasi kebakaran diatas kapal
1. Sirine / alarm bahaya kebakaran dibunyikan ,
2. Regu² pemadam kebakaran siap dan menuju
kelokasi terjadinya kebakaran ,
3. Semua ventilasi, pintu² kebakaran otomatis dan pintu²
kedap air ditutup ,
4. Para penumpang dikumpulkan dimuster station ,
5. Nakhoda diberitahu ,
6. Kamar mesin diberitahu ,
7. Lampu² dek dinyalakan ,
8. VHF dipindahkan ke channel 16 ,
9. Posisi kapal tersedia dikamar radio .
02/09/23 SanSet 51
Tata cara khusus prosedur darurat untuk
menolong orang jatuh dilaut
1. Orang yang melihat harus berteriak se-keras²
nya dan dilambung sebelah mana ,
2. Lemparkan pelampung MOB ,
3. Hindarkan dari benturan / baling² kapal ,
4. Amati terus posisi pelampung / orang yang
jatuh,
5. Mengolah gerak kapal untuk menolong ,
6. Bunyikan 3 tiupan panjang sesuai kebutuhan ,
7. Nakhoda dan kamar mesin diberitahu ,
8. Regu penolong siap disekoci penyelamat ,
9. Posisi kapal tersedia dikamar radio .
02/09/23 SanSet 52
Tata cara khusus prosedur darurat untuk mengatasi
masuknya air ke-ruang² kapal (flooding)
02/09/23 SanSet 53
Tata cara khusus prosedur darurat untuk mengatasi
kebakaran diatas kapal tanker dilaut /berlabuh
02/09/23 SanSet 62
Tindakan² yang harus dilakukan bila
mendengar bunyi isyarat bahaya
I Sedang berada dikamar :
1. Harus menganggap bahwa sedang terjadi keadaan
darurat yang sebenarnya ,
2. Menghentikan aktivitas dan segera melakukan
persiapan perorangan ,
3. Melaksanakan tugas sesuai dgn yang ada dimuster list .
02/09/23 SanSet 67
Perbedaan antara Emergency Planning dengan
Crisis Management diatas kapal penumpang
Emergency Planning : rencana penanggulangan
keadaan darurat yang dibuat pada tingkat
kejadian yang membutuhkan respons dengan
segera dan perhatian khusus agar tidak
menimbulkan keadaan krisis diatas kapal.
02/09/23 SanSet 71
Langkah-langkah yang harus dilaksanakan
agar ABK dapat mengatasi keadaan krisis yang
terjadi diatas kapal penumpang secara cepat,
tepat, aman dan terkendali
1. Familiar terhadap ship design / lay out kapal,
2. Familiar terhadap emergency planning, prosedur & drill
3. Familiar terhadap safety regulation,
4. Mampu berkomunikasi efektif dalam keadaan krisis,
5. Familiar terhadap lokasi penempatan life jacket,
6. Familiar terhadap metodepemeliharaan alat² penolong,
7. Familiar terhadap cara mengevakuasi penumpang/korban
8. Mengikuti latihan darurat dengan sungguh-sungguh,
9. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang ada,
Familiar terhadap gejala dan
10.02/09/23 SanSet
cara mengatasi stress. 72
Tindakan-tindakan yang harus dilaksanakan oleh
ABK pada saat krisis diatas kapal penumpang
02/09/23 SanSet 73
SOPEP
( Ship – Board Oil Pollution Emergency Plan )
02/09/23 SanSet 74
PIMPINAN UMUM = NAKHODA
KELOMPOK POSISI TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
PIMPINAN Membantu nakhoda, membuat dan menyimpan
rekaman, berkomunikasi dengan pemancar/penerima,
menyampaikan laporan kepada penguasa lokal/naional.
02/09/23 SanSet 76
Tindakan² preventif yang harus dilaksanakan diatas kapal
untuk mencegah terjadinya oil spill (tumpahan minyak dilaut)
1. Membuat / menetapkan Ship-board Oil Pollution Emergency
Plan dan melaksanakannya pada waktu latihan darurat,
2. Menetapkan prosedur kerja tetap untuk pekerjaan ² yang dapat
menyebabkan tumpahan minyak dilaut dan melaksanakannya
dengan penuh tanggung jawab antara lain:
a) Protap untuk melaksanakan pekerjaan muatan (loading,
discharging dan bunkering),
b) Protap untuk ballasting dan deballasting,
c) Protap untuk penanganan sisa minyak dalam slop tank,
d) Protap untuk penanganan lumpur-lumpur minyak,
3. Menyiapkan bahan-bahan penyerap minyak yang tumpah
digeladak kapal,
4. Menyiapkan / menyediakan sumbat-sumbat lubang
pembuangan kelaut
02/09/23 SanSet 77
5 (lima) cara pembersihan tumpahan minyak dilaut
1. Menghilangkan minyak secara mekanik. Cara ini
dilaksanakan pada laut yang tidak berombak / arus-nya tidak
kuat dengan cara mengumpulkan minyak memakai boom atas
barrier, kemudian minyak dipompa.
2. Absorbents. Cara ini dilaksanakan dengan menggunakan
zat² / bahan² yang dapat menyerap minyak seperti : rumput²
kering, kimia, ranting² pohon, potongan² kayu, talk,
pollyethylene dll.
3. Menenggelamkan minyak dilaut. Cara ini dilaksanakan
menggunakan campuran kimia .
4. Dispersant.
Cara ini dilaksanakan menggunakan bahan kimia yang
ditaburkan diatas tumpahan minyak, yang selanjutnya
dispersant ini akan meneggelamkan minyak.
1. Pembakaran minyak. Cara ini dilaksanakan dengan
membakar minyak tersebut.SanSet
02/09/23 78
MERSAR Manual
Manual untuk pelaksanaan operasi SAR
bagi kapal2 niaga yang ditetapkan oleh
IMO yang diberlakukan pada tanggal 8
April 1993, yang kegunaannya sebagai
penuntun para nakhoda yang terlibat
dalam operasi SAR dilaut , agar
pelaksanaannya dapat berlangsung
secara efektif, efisien, aman dan
terkendali .
02/09/23 SanSet 79
Sistematika dari MERSAR Manual
Introduction
Bab 1 : Co-ordination of SAR Operations ,
Bab 2 : Action by a ship in distress ,
Bab 3 : Action by assisting Ships ,
Bab 4 : Assistance by SAR aircraft ,
Bab 5 : Planning and Conducting the Search ,
Bab 6 : Conclusion of Search ,
Bab 7 : Communications ,
Bab 8 : Aircraft Casualties at Sea ,
Annex 1 : Standard format for SAR situation report
(SITREP’S) ,
Annex 2 : Man Overboard Maneuvers ,
Annex 3 : Regulation V / 10 of SOLAS 1974 .
02/09/23 SanSet 80
Kategori Distress Incident
1. Coastal Distress Incident :
Musibah terjadi diatas kapal² niaga yang sedang
berlayar menyusur pantai yang dapat
membahayakan jiwa manusia, harta benda dan
lingkungan yang dalam mengatasinya dapat
dilaksanakan dengan cara melibatkan kapal ² lain
yang ada disekitarnya, helikopter dan fasilitas ² lain
yang ada didarat .
2 Ocean Distress Incident :
Musibah yang terjadi diatas kapal² niaga yang
sedang berlayar dilaut lepas yang dapat
membahayakan jiwa manusia, harta benda dan
lingkungan yang dalam mengatasinya dapat
dilaksanakan dengan cara melibatkan kapal ² lain
yang berada disekitarnya
02/09/23 .
SanSet 81
Singkatan-singkatan :
SAR AUTHORITY
Co – Ordinating
RCC / RSC
SAR RESOURCES
CRS/CES/ALERTING
FACILITY Relaying / responding
SHIP / AIR CRAFT
WITNESS
DISTRESS UNIT
Alerting
02/09/23 SanSet 84
Organisasi dalam Co-ordination untuk
operasi SAR dilaut
02/09/23 SanSet 85
On-Scene Commander (OSC)
Adalah komandan dari unit penolong yang
dirancang untuk operasi SAR didaerah khusus .
Cara pembentukan OSC :
1. Salah satu dari unit penolong yang terlibat
ditetapkan sebagai komandan operasi SAR ,
2. OSC harus terbentuk sedini / sebaik mungkin
sebelum tiba diarea penyelamatan ,
3. RCC/RSC yang memadai harus ditunjuk sebagai
OSC – / berdasarkan kesepakatan ,
4. Bila sampai pada waktunya OSC belum
tertunjuk, maka unit penolong yang datang
pertama kali harus bertindak sebagai OSC .
02/09/23 SanSet 86
Tugas dan tanggung jawab OSC, bila
RCC / RSC tidak melaksanakannya
1. Menentukan posisi duga dari obyek yang akan
diselamatkan ,
2. Menetapkan batas² operasi penyelamatan bagi
unit² penolong ,
3. Menentukan pola² pencarian dan menetapkan
wilayah tiap² kelompok unit penolong ,
4. Menetapkan unit penolong yang layak untuk
memberikan pertolongan jika obyek yang dicari
telah diketemukan ,
5. Mengkoordinir komunikasi SAR dilapangan .
02/09/23 SanSet 87
Tugas dan tanggung jawab OSC bila RCC / RSC
telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
Cara pembentukannya :
1. Harus dibentuk atas dasar persetujuan timbal
balik untuk mengkoordinir operasi SAR ,
2. Dibentuk sedini mungkin, sebelum unit² penolong
tiba diarea pencarian dan penyelamatan ,
3. Harus memiliki fasilitas komunikasi yang baik .
02/09/23 SanSet 89
Tugas dan tanggung jawab CSS :
1. Mengkoordinir pelaksanaan operasi SAR ,
2. Memberikan informasi tentang perkembangan operasi SAR
kepada Stasiun Radio Pantai ,
3. Memperlihatkan terus menerus sinyal² visual sbb :
a) siang hari : kelompok kode internasional FR ,
b) malam hari : sinyal khusus yang ditetapkan CSS ,
4. Mengendalikan saluran² komunikasi antar kapal secara
ketat / disiplin .
Catatan :
Tanggung jawab seorang nakhoda untuk memberi
pertolongan adalah sebatas kemampuannya dengan
mempertimbangkan keselamatan kapal, muatan, abk dan
lingkungan dimana kapal berada .
02/09/23 SanSet 91
SOLAS 1974 Bab V Aturan 15
Pencarian dan Pertolongan (SAR) :
1. Setiap negara konvensi, harus telah membuat
pengaturan tentang pengawasan terhadap
pantai² nya ,
2. Pengaturan ini harus sudah termasuk operation,
penempatan & pengawasan terhadap peralatan
keselamatan dilaut ,
3. Setiap negara konvensi, hrs menyediakan infor-
masi yg berhubungan dgn peralatan pertolongan,
4. Kapal² penumpang yang melayari route tetap,
harus ada perencanaan untuk mengadakan kerja
sama .
02/09/23 SanSet 92
Kapal dapat mengetahui / menangkap pesan
dan panggilan bahaya dari kapal-kapal lain
yang sedang mengalami mara bahaya dari :
02/09/23 SanSet 93
Tindakan yang harus dilaksanakan oleh setiap kapal
sewaktu menerima pesan bahaya
1. Menjawab dan jika perlu lakukan transmisi ulang ,
2. Mencari arah dari mana pesan bahaya tersebut
dikirimkan menggunakan RDF ,
3. Mempertahankan pengamatan melalui frekwensi
500/2.182 Khz ,
4. Mengadakan komunikasi dengan kapal yang sedang
mengalami marabahaya, identitas, posisi, kecepatan
dan ETA ,
5. Mempertahankan kesiagaan pendengaran terus
menerus pada frekwensi internasional 500, 2.182 Khz
dan 156,8 Mhz (VHF channel 16) ,
6. Lakukan pengamatan dengan radar terus menerus ,
7. Melakukan pengamatan ekstra pada daerah berbahaya ,
8. Jika ditunjuk sbg OSC, harus selalu kontak dengan CRS
02/09/23
02/09/23 SanSet
SanSet 94
94
Informasi2 yang perlu disampaikan oleh
CSS kepada CRS tentang operasi SAR
02/09/23 SanSet 95
Komponen² yang harus disertakan pada
waktu mengirimkan berita bahaya
1. Identitas kapal (nama kapal dan nama panggilan) ,
2. Posisi kapal (lintang dan bujur) ,
3. Jenis bahaya dan bantuan yang diharapkan ,
4. Keterangan² yang berkaitan dengan operasi SAR :
haluan,kecepatan, jumlah orang² yang ada diatas kapal,
jumlah orang yang hilang / meninggal, muatan bahaya
yang ada, tindakan yang telah diambil oleh nakhoda dll ,
5. - cuaca disekitarnya, kecepatan dan arah angin,
keadaan laut / penglihatan, bahaya² navigasi ,
- saat abandon ship ,
- jumlah dan macam alat² keselamatan yang dapat
digunakan .
02/09/23 SanSet 96
Persiapan² yang harus dilakukan oleh kapal
yang akan memberikan pertolongan pada
waktu melaju ke area marabahaya
1. Menggantungkan tali pada lambung kapal sedikit
diatas permukaan air ,
2. Menyiapkan mesin derek serta sling² - jala²
muatan, alat untuk mengangkat korban dari air ,
3. Menyiapkan taLi² buangan, tangga / jala²
penyelamat pada kedua sisi lambung kapal ,
4. Menyiapkan sebuah ILR ,
5. Menyiapkan tenaga dan peralatan medis ,
6. Menyiapkan alat pelempar tali .
02/09/23 SanSet 97
Tindakan² yang harus dilakukan oleh kapal
penolong setelah dekat dgn area marabahaya
1. Menggunakan fasiitas RDF secara penuh ke “Home”
untuk membawa kapal menuju kelokasi ,
2. Gunakan Radar secara terus menerus ,
3. Memanfaatkan lampu sorot dan penerangan permukaan
(pada malam hari) ,
4. Selalu menginformasikan ke CRS tentang pengamatan
yang diperoleh secara visual / Radar / RDF ,
5. Memperlihatkan kapal kepada korban : menggunakan
smoke signal, red hand flare dll ,
6. Membunyikan suling kapal utk menarik perhatian ,
7. Melaksanakan pengawasan ekstra ketat pd busur 360° ,
8. Melarang ABK membuang rongsokan kelaut untuk
mencegah polusi .
02/09/23 SanSet 98
Komponen berita bahaya pada waktu
meminta bantuan medis
1. Nama, umur, jenis kelamin, bangsa dan bahasa ,
2. Keadaan nafas, denyut nadi, suhu tubuh,
tekanan darah dan lokasi /macam sakit termasuk
penyebab / riwayat sakit serta gejala² lainnya ,
3. Jenis obat yang telah diberikan & pemakaiannya,
4. Kemampuan makan, minum, berjalan / bergerak,
5. Ada tidaknya tenaga medis dikapal ,
6. Ada tidaknya Hely pad ,
7. Pelabuhan tolak / tujuan dan ETA nya .
02/09/23 SanSet 99
Tindakan² yang harus dilaksanakan oleh kapal yang
sedang mengalami marabahaya dan memerlukan
pertolongan dengan segera
12 miles
Datum : posisi target yang paling
mungkin akan diselamatkan
4 miles
4 miles
12 miles 8 miles 4 miles : jarak antara track yang
datum
16 miles paling berdekatan yang
8 miles
besarnya tergantung dari
jarak pandang meteorologi
Approaching course
2 miles
Datum : posisi target yang
paling mungkin
akan diselamatkan
2 miles
120º : perubahan haluan
datum
dari perjalanan awal
T1 : track kapal 1
T2 : track kapal 2
drift
Datum : posisi target
S’ : jarak
meteorologis dari
lintasan terdekat
Drift : arah hanyut target
datum
S’ S’
T1 T2
02/09/23 SanSet 111
4. Pola lintasan sejajar dengan tiga (3) kapal
(Parallel Track Search by three Ships) :
S’ S’ S’
T1 : track kapal 1
drift T2 : track kapal 2
T3 : track kapal 3
Datum : posisi target yang
akan diselamatkan
S’ : jarak meteorologis
datum
dari lintasan
terdekat
S’ S’
Drift : arah hanyut target
T1 T2 T3
02/09/23 SanSet 112
5. Pola lintasan sejajar dengan empat kapal
(Parallel Track Search by four ships):
S’ S’ S’ S’
T1 : Track kapal 1
drift T2 : Track kapal 2
T3 : Track kapal 3
T4 : Track kapal 4
Datum : pos target
S’ : jarak meteorologis
dari yang terdekat
datum : arah hanyut target
T4 T2 T1 T3
T1 : track kapal 1
T2 : track kapal 2
T3 : track kapal 3
T4 : track kapal 4
T5 : track kapal 5
drift Datum : pos target
S’ : jarak meteorologis
datum dari lintasan terdekat
S’ S’ S’ S’
T4 T2 T1 T3 T5
10 kecil bahayanya
untuk orang yang
berpakaian layak
bahaya
20 kedinginan
a) Signaling lamp ,
b) International Code Flags ,
c) Signal visual seperti yang terdapat didalam
Safety Convention, Collision Regulation &
International Code of Signals .
Dasar Hukum :
1. Undang - undang No. 17 tahun 2008 ,
2. Konvensi SOLAS 1974 dan Amandemen 1981 dan
1983 (Global Maritime Distress and Safety System) –
GMDSS ,
3. Radio Regulation 1992 ,
4. Undang – undang Telekomunikasi No. 3 tahun 1989 ,
5. Instruksi Menhub No IM.18/AL-405/PHB-82 tanggal
16.12.1982 dan SK Dirjenhubla No.DKP44/I/13 tanggal
09.08.1983 ttg keharusan memiliki perangkat radio
telekomunikasi dengan jarak capai se-kurang² nya 100
mil bagi kapal² berukuran 100 s/d 850 m³ .
02/09/23 SanSet 129
Berdasarkan ketentuan SOLAS 1974 Bab IV dan
Amandemen 1981/1983 alat komunikasi radio kapal
dibedakan atas telegraph radio (regulation 3) dan
telephone radio (regulation 4) .
Ada 2 (dua) sub sistem utama :
1. sistem telegraph Morse dengan frekwensi bahaya
500 Khz, berlaku untuk :
a. kapal² penumpang tanpa melihat ukuran ,
b. kapal² barang isi kotor 1.600 tons dan keatas .
2. sistem radio telephone dengan frekwensi bahaya
2.182 Khz, berlaku untuk :
a. kapal² barang isi kotor 300 s/d 1.600 tons ,
b. kapal² ukuran isi kotor 100 s/d 850 m³ termasuk
KLM/PLM dan kapal² ikan (diatur dlm ketentuan
SK.DJPL No.DKP.44/1/13 tgl 09.08.1983 .
02/09/23 SanSet 130
Fungsi pokok sistem radio telekomunikasi
dalam dinas bergerak maritim / pelayaran
Implementation in Indonesia :
1. VHF Transceiver
memancarkan dan menerima data AIS pada saluran AIS
2. Computer Unit
mengubah informasi navigasi dan static informasi kedalam suatu
format data AIS untuk dipancarkan dan ditayangkan
4. Display Interface
memadukan unit-unit tayangan luar dan peralatan navigasi
1 Juli 2002 Semua bangunan pada atau sesudah batas waktu ini