Anda di halaman 1dari 9

Latar Belakang

Pada pertengahan Januari tahun 2021, Banjarmasin mengalami


banjir dengan dampak yang sangat luas. Banjir ini berdampak
pada total 483.324 warga atau 139.537 KK, serta total rumah
terendam sebanyak 99.361 unit.

Berdasarkan data di lapangan, diperoleh angka kerusakan


fasilitas umum sebanyak 22 jembatan, 107 tempat ibadah, 75
sekolah dan merendam jalan raya sepanjang 18.294 meter.
Latar Belakang
Lokasi Penelitian
Daerah Aliran Sungai (DAS) Martapura terletak di Provinsi Kalimantan Selatan. DAS dengan sungai utama sepanjang
184,637 km dan luasan sebesar 382.969,19 Ha yang melingkupi Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, dan Kabupaten
Banjar. DAS Martapura terbentuk paralel yang tersusun dari dua percabangan sub-DAS yaitu sub-DAS Riam Kiwa dan
Riam Kanan. Secara administrasi, pengelolaan sub-DAS Riam Kiwa dan Kanan ini termasuk dalam DAS Martapura.
Kondisi Eksisting Saluran Drainase
Terdapat dua pendapat terkait meningkatnya debit limpasan yang mengalir di DAS
Martapura, antara lain anomali cuaca terjadinya enso badai lanina yang
mengakibatkan curah hujan meningkat dua kali lipat kondisi normal. Selain curah
hujan, perubahan tata guna lahan di wilayah DAS ini juga berpengaruh terhadap
peningkatan debit limpasan. Kedua hal ini diperparah dengan kondisi pasang surut
yang terjadi di muara DAS Martapura yaitu Sungai Barito.
Analisis Model Rainfall-Runoff-Inundation (RRI)
Analisis Model Rainfall-Runoff-Inundation (RRI)
Analisis Model Rainfall-Runoff-Inundation (RRI)
Analisis Model Rainfall-Runoff-Inundation (RRI)
Kesimpulan
Banjir Kalsel 2021 merupakan kejadian tak terduga di daerah yang jarang terjadi banjir besar. Penyebab
dari banjir bisa diperdebatkan; namun, dalam studi ini, kami mencoba menilai dampak perubahan
penggunaan lahan terhadap banjir. Sebuah model curah hujan limpasangenangan, yang dapat
menghitung curah hujan-limpasan dan genangan secara bersamaan, diterapkan untuk mengevaluasi
penyebab banjir Kalsel 2021, khususnya di wilayah DAS Martapura, meski dengan ketersediaan data
yang terbatas.

Dari perbandingan antara simulasi muka air sungai, debit, dan genangan banjir dari dua penggunaan
lahan skenario (2010 dan 2021), kami menyimpulkan bahwa perubahan penggunaan lahan tidak
berkontribusi signifikan terhadap banjir. Kami berasumsi bahwa banjir mungkin sangat dipengaruhi oleh
curah hujan. Penelitian ini masih memiliki banyak ketidakpastian, terutama terkait dengan parameter
optimum dalam model RRI, yaitu parameter infiltrasi dan saturasi. Oleh karena itu, parameter tersebut
harus ditentukan dengan hati-hati dalam penelitian selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai