Anda di halaman 1dari 11

Presentasi

Seni dan Budaya Buddhis

Kelompok :
Jonathan
Oscar
Jasmane
Felix
Dennis
Pendahuluan
Seni dan Budaya merupakan salah satu instrumen dari
perkembangan agama Buddha di dunia. Instrumen seni dan Budaya
Buddhis memiliki sudut pandang berbeda dan cara memaknainya.
Budaya Buddhis merupakan gambaran Buddhisme yang berkembang
di daerah, dan seni yang sesuai Budaya setempat. Budaya Buddhis
dan seni tidak dapat dipisahkan karena kedua hal tersebut
memudahkan ajaran Buddha, yang dikaitkan dengan budaya lokal.
Seiring berkembangnya zaman sekarang, perkembangan agama
Buddha pun terhambat. Sehingga dengan mempelajari Seni dan
Budaya Buddhis dapat menjadi inspirasi bagi Umat Buddha. Mari kita
melihat dengan jernih seni dan budaya Buddhis.
A. Pengertian dan Pewarisan Kebudayaan
Pewarisan dari kebudayaan merupakan ajaran
Buddha mengenai suatu kebiasaan yang
dilakukan oleh suatu generasi dan diturun-
temurunkan kepada generasi yang akan datang,
dan dilakukan setiap generasi dalam periode
yang ditentukan tertentu. Namun, kebudayaan
ini adalah hal-hal yang bersangkutan dengan akal
budi dan yang memiliki arti maupun
kepercayaan. Tanpa adanya kebudayaan, hidup
dan perilaku manusia tidak berbeda dengan
hewan. Kebudayaan juga merupakan suatu
pedoman, pengetahuan, dan keyakinan bagi
kehidupan yang terjadi dari konsep, teori, serta
metode. Sehingga, budaya harus dipelajari oleh
setiap generasi yang budi dayanya diturunkan.
1. Unsur Kebudayaan
• Sistem religi dan upacara keagamaan
• Sistem dan organisaasi kemasyarakatan
• Sistem pengetahuan
• Bahasa
• Kesenian
• Sistem mata pencaharian
• Sistem teknologi dan peralatan
2. Kewarisan Kebudayaan
Setiap orang tua memiliki kewajiban untuk memberi warisan kepada anaknya. Dan kewajiban anak selain
memelihara warisan tersebut, juga harus menjaga kehormatan terutama melanjutkan tradisi keluarga. Diajarkan dalam
Dhammadayada-sutta yang berisi, “Jadilah ahli waris-Ku dalam Dharma, bukan ahli waris benda-benda materiil”.
Dimana ajaran tersebut mengajar bahwa Dharma adalah sebuah ajaran budaya spiritual yang berdasarkan atas system
nilai agama, yang bukan merupakan keterikatan terhadap suatu benda yang diwariskan. Kebaikan tidak diukur dari nilai
materiil, dilainkan dari nilai moral.
Agama bersifat menyeluruhi. Ajaran suatu agama harus diinterpretasikan dan dipahami pemeluknya dan dijadikan
sebagai pedoman hidup. Jika suatu pemeluk hanya menekankan agama dalam suatu upacara yang diwajibkan, dan
tidak dijadikan pandang hidup/pedoman, maka agama belum benar-benar digunakan sebagai kebudayaan oleh
pemeluk tersebut.
B. Seni dan Apresiasi
Kegiatan manusia yang menunjukkan kenyataan dalam sesuatu karya, yang bentuk dan isinya
mempunyai daya untuk membangkitkan pengalaman tertentu dalam alam rohani si penerimanya.
Berikut merupakan sifat dasar seni :
1. Pembedaan bentuk (rupabheda); dimana bentuk-bentuk yang dimaksud harus dapat segera dikenali
oleh orang yang melihatnya.
2. Kesamaan dalam penglihatan (sadrsya); dimana bentuk yang terlihat harus sesuai dengan ide yang
terkandung di dalamnya.
3. Ukuran yang tepat (pramana); dimana keseimbangan bentuk dan ide terlihat pada harmoni dari
ukuran atau proporsinya.
4. Keserasian pengaturan wama (warnikabhangga); dimana komposisi wama sesuai dengan ide, watak,
atau perlambangan
5. Suasana dan emosi atau pancaran rasa (bhava); dimana pengungkapan memiliki salah satu rasa
dengan jelas
6. Daya pesona (lavanya); dimana dapat menimbulkan kesan yang dalam, bahkan bisa mempengaruhi
batin orang yang melihatnya.
C. Seni dan Budaya Buddhis
Nilai budaya mengonsepsikan hal-hal yang paling bernilai
dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagai wujud ideal dari
kebudayaan atau adat yang berfungsi mengatur perilaku, nilai
budaya pada tingkatan adat bersifat abstrak dengan ruang
lingkup luas. Tingkatan adat di bawahnya berturut-turut
menjadi lebih konkret dari norma, hukum hingga aturan
khusus.
Semua nilai dan norma, sebagaimana pengetahuan dan
kepercayaan, diekspresikan dalam bentuk simbol. Simbol disini
memungkinkan kita menciptakan, mengkomunikasikan dan
mengambil bagian serta mengalihkan komponen kebudayaan
kepada generasi berikutnya. Simbol adalah sesuatu yang dapat
memberikan makna. Simbol dapat berwujud benda, kata-kata,
maupun tindakan. Gambar dan patung, dekorasi dan
arsitektur, vihara, pembacaan ayat-ayat kitab suci dan doa,
geraekan menyembah dan meditasi, merupakan ungkapan
keberagamaan yang memakai simbol-simbol tersebut.
Seni secara umum dapat dibagi menjadi 3, yakni :
1. Seni Sastra
Keindahan merupakan pengalaman yang disadari, keindahan itu dapat
diungkapkan baik melalui kata-kata maupun melalui media lain. Dalam
ajaran agama Buddha, Buddha menyampaikan seni tersebut dalam 2
bentuk. Gatha, yang merupakan ajaran yang diucapkan dalam bentuk
syair. Dan geya yang merupakan khotbah dengan gaya bahasa prosa
yang diikuti sajak sebagai pengulangan dan ringkasan. Para
pujangga/ahli sastra menulis ajaran tersebut dengan gaya kreatif sendiri
yang dapat menyemangatkan dan menarik perhatian.
2. Seni Suara dan Gerak
Dalam agama Buddha, musik, tari dan pertunjukan kurang mendapat
perhatian, karena salah satu sila bagi agamawan tingkat lanjut adalah
menghidarinya. Menjelang saat parinirwana (hari dimana Buddha yang
telah mencapai nirvana di masa kehidupannya, dan telah dari Samsara
(kelahiran yang berulang), karma, dan kelahiran kembali), suara musik
surgawi terdengar dari angkasa memuliakan Buddha Sakyamuni.
Orang-orang pun menghormati jenazah Bhagawa dengan persembahan
tari, lagu pujian, dan musik. Pada saat masih sebagai Bodhisattwa,
Buddha meninggalkan cara bertapa yang ekstrem setelah mendengar
lirik lagu mengenai bagaimana baiknya menyetel senar kecapi. Buddha
juga menyetel senar alat musik tersebut sebagai petunjuk pelajaran
kepada seorang pertapa.
3. Seni Rupa
Karya seni berupa patung, lukisan, kerajinan, dan arsitektur terutama
terkait dengan sarana peribadatan yang kaya dengan simbol-simbol
keagamaan. Lukisan dan relief di vihara atau candi mengungkapkan
riwayat hidup Buddha dan Bodhisattva. Karya seni tersebut memiliki
makna dalam menghormati suatu keyakinan. Dalam setiap vihara,
terdapat perbedaan dalam penampilan, bentuk bangunan, serta ornamen
vihara. Perbedaan tersebut semua merupakan hasil karya seni manusia
yang tinggi, sehingga pantas dan layak dijadikan sebagai symbol dan
obyek dalam mengembangkan dan memahami ajaran Buddha, agar
mudah mengembangkan kebajikan.
Terima Kasih

Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta,


Semoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia
Namo Buddhaya

Anda mungkin juga menyukai