Anda di halaman 1dari 49

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENERAPAN DAN PERLUASAN

KAWASAN TANPA ROKOK


DI INDONESIA

Erwin Nursyahram Danie, SKM

DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR


BIODATA
Nama : Erwin Nursyahram Danie SKM
TTL : Samarinda 20 Juni 1981
Pekerjaan : Analis Kesehatan Dinkes Provinsi Kaltim
Status : Menikah, 2 putra 1 Putri
Riwayat Pekerjaan : 2003 – 2011 Puskesmas Sambutan
2011 – 2017 BKMOM Prov. Kaltim
2016 – Sekarang Surveior Akreditasi FKTP
2017 – Sekarang Dinas Kesehatan Prov. Kaltim

No. HP : 081399292034
 Situasi Penyakit Tidak Menular di Indonesia
 Kebijakan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan
TOPIK Upaya Pengendalian Tembakau
 Urgensi Upaya Berhenti Merokok
SITUASI PTM DI INDONESIA

PTM merupakan
penyebab
kematian dan
Disabilitas tertinggi
di Indonesia yang
meningkat secara
signifikan sejak
tahun 2014 -2019

Sumber : GBD, IHME 2014-2019


FAKTOR RISIKO PTM
120

100 93.5 95.5

80

Perilaku masyarakat 60
yang meningkatkan 33.5
risiko PTM: 40 28.8 29.3 26.1
Merokok 20

Aktivitas fisik kurang 0


Merokok Aktivitas fisik kurang Kurang makan buah dan sayur

Kurang makan buah Data Riskesdas tahun 2013 dan 2018 2013 2018
dan sayur
Konsumsi Gula,
Garam, dan Lemak 4,8% 52,7% 26,7%
berlebih
Konsumsi gula Konsumsi Garam Konsumsi Lemak
4 sdm/hari 1 sdt/hari 5 sdm/hari
(50 g/hari) (2000 mg/hari) (67 g/hari)

Data Studi Diet Total tahun 2014


DATA GATS 2021
HIGHLIGHT - PENGGUNAAN TEMBAKAU pada orang dewasa

Penggunaan tembakau

34.
50
%
Orang dewasa di
Indonesia 33,5 Pengguna rokok saat ini
pengguna
tembakau %
1% Pengguna tembakau
kunyah saat ini

0.1% Pengguna tembakau yang


dipanaskan saat ini

3.0%
Menggunakan tembakau saat ini
Pengguna rokok
Sekitar 70,2 juta orang dewasa di Indonesia elektronik saat ini
menggunakan produk tembakau saat ini
*produk tembakau: tembakau hisap, tembakau yang dipanaskan,
tembakau kunyah
**saat ini: setiap hari atau kadang-kadang
GATS 2021
GYTS 2014 dan 2019
36.235.6 35.335.5

20.319.2 19.418.8

Tren 4.3 3.5 3.4 2.9 2.1 1 3 1.4


1.1 0.7
Penggunaan

Perempuan
Keseluruhan

Keseluruhan

Perempuan

Keseluruhan

Perempuan
Laki-laki

Laki-laki
Laki-laki
Tembakau
pada Remaja
Pengguna Tembakau Tembakau Hisap Tembakau Tanpa Asap
2014 2019

Secara keseluruhan, tren prevalensi pelajar pengguna tembakau baik rokok maupun
tembakau kunyah dari tahun 2014 hingga 2019 terjadi perubahan tidak signifikan.
PREVALENSI KONSUMSI TEMBAKAU
USIA 10-18 TAHUN
----------- Estimasi Bappenas ------------

Target RPJMN
2020-2024
Target RPJMN 8,7%
2015-2019
5,4%

Sumber : Riskesdas 2013, 2018, Sirkesnas 2016


PROPORSI PEROKOK USIA 10-18 TAHUN DI INDONESIA
MENJADI “BOM WAKTU” DI MASA DEPAN

Prev Pabar=11,4%
Kab Manokwari Selatan =10,8%
11,4%

Sumber: Riskesdas 2018


danMarketing
Target Perempuan di
lebih Diarahkan Pada Anak-anak
Indonesia
Persentase Usia Mulai Merokok di Indonesia Berdasarkan
Kelompok Umur Tahun 2013

Data Riskesdas
2013

“Remaja hari ini adalah


pelanggan tetap untuk
hari esok……”
Philip Morris 1981
Buku Fakta Tembakau Indonesia, Depkes RI 2004
ROKOK DAN ANAK SEKOLAH
36.2% pelajar laki-laki
4.3% pelajar perempuan
20,3% dari total pelajar mengkonsumsi
produk tembakau, 18.3% merokok

88,2% ingin berhenti merokok


24% di antaranya pernah mendapatkan pertolongan
/ nasihat dari tenaga profesional untuk berhenti
merokok

69% pelajar pernah melihat seseorang merokok di


dalam gedung sekolah, ataupun di luar gedung
tetapi masih di halaman sekolah

Sumber: The Global Youth Tobacco Survey Indonesia tahun


2014 (GYTS 2014)
TRANSISI EPIDEMIOLOGI
• Angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular semakin meningkat, di sisi lain penyakit menular masih
menjadi masalah kesehatan di Indonesia
• Tren ini kemungkinan akan berlanjut seiring dengan perubahan perilaku hidup (merokok,
pola makan dengan gizi tidak seimbang, kurang aktifitas fisik, stress, dll)

Penyakit menular masih tetap tinggi


terutama disebabkan adanya
beberapa penyakit emerging dan
re-emerging yang timbul tanpa
dapat diduga
 Situasi Hipertensi dan Penyakit Tidak Menular di
Indonesia
TOPIK
 Kebijakan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan
Upaya Pengendalian Tembakau
PENYAKIT UTAMA PENYEBAB KEMATIAN
PENYAKIT UTAMA PENYEBAB
KEMATIAN USIA 30 - 70 TAHUN
PENYAKIT UTAMA PENYEBAB
KEMATIAN PADA SEMUA
UMUR

PREVALENSI FAKTOR RISIKO DAN


PENYAKIT TIDAK MENULAR

9
STRATEGI & KEBIJAKAN P2PTM
(PERMENKES No. 71/2015 tentang PENANGGULANGAN PTM)

PROMOSI DETEKSI PERLINDUNGAN PENANGANAN


KESEHATAN DINI KHUSUS KASUS

Identifikasi dan Pengobatan di


Perubahan Perilaku fasyankes
dan Pemberdayaan
intervensi sejak Vaksinasi
dini faktor risiko (HPV) sesuai standar
Masyarakat
PTM & PTM

LINTAS PROGRAM & LINTAS SEKTOR


Strategi P2PTM • KTR
• UBM
INTEGRASI - KOLABORASI • Hipertensi (PRB DM,
PIS-PK kanker, stroke, jantung,
asma dll)
• Gangguan &penglihatan
pendengaran

• Kanker payudara dan


kanker leher rahim
• Hipertensi
SPM • DM
• Gangguan
pendengaran dan
penglihatan

P2PTM
• Penerapan KTR
• Diet seimbang
GERMAS • Aktifitas fisik
• Deteksi Dini faktor risiko
PTM
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
KONSUMSI ROKOK (PP 109/2012)

Peningkatan Harga
Perluasan % PHW pada
melalui Cukai dan

KEMENTERIAN KESEHATAN
kemasan rokok
Pajak Rokok
LINTAS K/L

PENCEGAHAN
Pengendalian Iklan, DAN Penerapan Kawasan
Promosi dan PENGENDALIAN Tanpa Rokok
Sponsor Rokok KONSUMSI (KTR)
ROKOK

Pelarangan Penjualan Penyediaan Layanan


Rokok pada Anak dan Upaya Berhenti
Penjualan penjualan Merokok
eceran per batang (UBM)
STRATEGI PENGENDALIAN
KONSUMSI TEMBAKAU

Monitor Perlindungan Optimalkan Waspadakan Eliminasi Raih


konsumsi produk paparan asap dukungan masyarakat IPS kenaikan
tembakau & orang lain layanan UBM akan bahaya produk harga rokok
pencegahannya konsumsi tembakau melalui cukai
tembakau dan pajak
rokok
RPJMN 2020 -2024
ONITOR KONSUMSI PRODUK TEMBAKAU DAN
PENGENDALIANNYA

1. Penelitian oleh Badan Litbangkes dan para


akademisi
2. Review dan evaluasi oleh pemerintah dan
pemerintah daerah
3. Pemantauan oleh LSM dan masyarakat
ERLINDUNGAN DARI PAPARAN ASAP ROKOK
100% bebas asap rokok: KTR diberlakukan pada:
1.Tdk ditemukan orang merokok di dlm  Fasyankes,
gedung;  Tempat proses belajar mengajar,
2. Tdk ditemukan ruang merokok di  Tempat anak bermain,
dlm gedung;  Tempat ibadah,
3.Tdk tercium bau rokok;
 Angkutan umum,
4.Tdk ditemukan puntung rokok; 5.Tdk
ditemukan penjualan rokok; 6.Tdk ditemukan  Tempat kerja
asbak atau korek api;  Tempat umum dan
7.Tdk ditemukan iklan atau promosi  Tempat lain yang ditetapkan
rokok;
8. Ada tanda dilarang merokok;

Pemda wajib
menetapkan
KTR di daerahnya
OPTIMALKAN DUKUNGAN DAN LAYANAN
UPAYA BERHENTI MEROKOK (UBM)

1.Disekolah :
 Screening anak sekolah kelas 4-5, 7 dan 10 atau yang sederajat
 Konseling  membangun motivasi anak utk tidak merokok
2.Fasyankes Tingkat Pertama:
 Konseling bagi perokok  membangun motivasi
 menciptakan lingkungan yang mendukung
3.Fasyankes Rawat Tingkat Lanjut:
 Konseling lanjutan
 Pengobatan spesialistik
UBM sebagai sarana Tindak lanjut dari penerapan KTR di daerah

Layanan Berhenti Merokok melalui telpon tanpa bayar


Quit-Line 0800-177-6565
ASPADAKAN MASYARAKAT AKAN BAHAYA
KONSUMSI TEMBAKAU
 Mengembangkan iklan layanan
masyarakat untuk memberikan informasi
yang jelas
 Mendorong pemerintah daerah untuk
meningkatkan ILM baik melalui media
cetak dan elektronik lokal maupun media
iklan luar gedung seperti billboard dll.
 Membudayakan kebiasaan hidup
tanpa rokok
Pemda agar
memobilisasi dana
daerah

Meningkatkan Promosi melalui Iklan Layanan Masyarakat (ILM)


LIMINASI IKLAN, PROMOSI DAN
sponsor produk tembakau
3 Kab/Kota (Padang Panjang, Kulon Progo, dan Kota Bogor) dan
1 Provinsi (DKI Jakarta) telah membuat larangan iklan rokok
luar gedung

Makin meningkatnya “kesadaran”


Pemerintah daerah
“melarang/membatasi” iklan rokok melalui
Peraturan yang ada di daerah.
KEBIJAKAN PERCEPATAN PERLUASAN KAWASAN
TANPA ROKOK DI DAERAH
ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN (2005-2024)

RPJMN I RPJMN II RPJMN III RPJMN IV


2005-2009 2010-2014 2015-2019 2020-2024
Masyarakat
Universal
Coverage
Sehat yang
Upaya Mandiri dan
Kuratif Berkeadilan

Pendukung/penunjang
PROGRAM INDONESIA SEHAT
RENSTRA
2015 - 2019

Pilar 1. Paradigma Pilar 2. Penguatan


• Pilar 3. JKN
Sehat Yankes
• Program
Program
Program • Peningkatan Akses • Benefit
terutama pada FKTP
• Promotif - preventif • Optimalisasi Sistem • Sistem pembiayaan:
sebagai landasan Rujukan asuransi - azas
pembangunan • Peningkatan Mutu
gotong royong
kesehatan
• Pemberdayaan
• Kendali Mutu dan
masyarakat
Penerapan pendekatan Kendali Biaya
continuum of care
• Keterlibatan lintas • Sasaran: PBI
sektor dan masyarakat Intervensi berbasis
resiko kesehatan (health • dan Non PBI
risk)
• Tanda kepesertaan KIS

D
T
KELUARGA SEHAT P
K
PROGRAM PRIORITAS

Penurunan AKI dan AKB

Perbaikan Gizi khususnya


stunting

Pengendalian Penyakit Menular

Pengendalian Penyakit Tidak Menular


(Hipertensi, Diabetes Melitus, PPOK dan Kanker)
TARGET GLOBAL PTM

Penurunan Polusi
Rumah Tangga
Penurunan Cakupan
50%
Konsumsi Pengobatan
Alkohol Esensial dan
Teknologi PTM
10% 80%

Penurunan Cakupan Terapi


Kurang aktifitas 25% Farmakologis dan
Fisik 10% Penurunan Konseling
50%
Kematian
Akibat PTM
hingga tahun
Penurunan Asupan
2025 Peningkatan
Diabetes/
Garam Obesitas
30% 0%

Penurunan
Penurunan Tekanan Darah
Konsumsi Tinggi
Tembakau
25%
30%
OPERASIONAL PARADIGMA SEHAT

PROMOSI KESEHATAN GERAKAN


(Health Promotion) MASYARAKAT
1. PREVENSI PRIMER HIDUP SEHAT
PARADIGMA SEHAT

Perlindungan Spesifik
OPERASIONAL

(Specific Protection)

2. PREVENSI Early Diagnosis &


SEKUNDER Prompted Treatment

Disability Limitation

3. PREVENSI TERTIER

Rehabilitation
PENDEKATAN KELUARGA
Program Gizi, Kesehatan Ibu & Anak
INDIKATOR KELUARGA SEHAT
1. Keluarga mengikuti KB
2. Ibu melakukan persalinan di Faskes
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4. Bayi diberi ASI eksklusif selama 6 bulan
5. Memantau pertumbuhan dan perkembangan
balita tiap bulan
PUSKESMAS
Pengendalian Peny. Menular & Tidak Menular

6. Penderita TB Paru berobat sesuai standar


7. Penderita hipertensi berobat teratur
8. Gangguan jiwa berat tidak diterlantarkan

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT :
Posyandu, Posbindu PTM, PAUD,
Poskestren, UKS, UKK, dll
Perilaku dan kesehatan lingkungan
9. Tidak ada anggota keluarga yang merokok
10. Keluarga mempunyai akses terhadap air bersih
11. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan
jamban sehat
12. Sekeluarga menjadi anggota JKN
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG
GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT

1. Peningkatan aktivitas fisik;


2. Peningkatan perilaku hidup sehat;
Menetapkan kebijakan dan
mengambil langkah- langkah 3. Penyediaan pangan sehat dan percepatan
sesuai tugas, fungsi, dan perbaikan gizi;
kewenangan masing- masing
K/L untuk mewujudkan Gerakan 4. Peningkatan pencegahan dan deteksi
Masyarakat Hidup Sehat dini penyakit;
5. Peningkatan kualitas lingkungan; dan
6. Peningkatan edukasi hidup sehat
BUPATI /WALIKOTA
a. Menyediakan dan mengembangkan
GUBERNUR sarana aktivitas fisik, ruang terbuka
a. Menyusun dan menetapkan kebijakan hijau publik, kawasan bebas
daerah yang diperlukan untuk kendaraan bermotor, jalur sepeda,
pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup dan jalur pejalan kaki yang
Sehat di wilayahnya
representatif dan aman
b. Melakukan fasilitasi, koordinasi,
pemantauan, dan evaluasi pelaksanaan b. Melaksanakan kegiatan
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di pemanfaatan pekarangan rumah
kabupaten/kota di wilayahnya untuk menanam sayur dan buah
c. Melaporkan pelaksanaan Gerakan c. Melaksanakan kebijakan KTR
Masyarakat Hidup Sehat kepada
Menteri Dalam Negeri
PERATURAN TENTANG KAWASAN TANPA
ROKOK DI INDONESIA
Saat ini sudah terdapat 245 peraturan
tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
terdiri dari:
 Provinsi:
 Perda Provinsi: 9;
 Peraturan Gubernur: 6;
 Instruksi Gubernur: 1;
 Kabupaten/Kota
 Perda Kab/Kota: 104;
 Perbup/Perwal: 99;
 SK Bup/Wali: 8
 Instruksi Bupati/Wali: 7;
 SE Bupati/Wali: 11;
ONITOR IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
KTR DI DAERAH

N = 190
N = 671 N = 69

Gambaran Status Implementasi KTR di 67 Kab/Kota


Tahun 2016
HASIL REVIEW IMPLEMENTASI KTR
Persentase (%) Faskes dan Tempat Kerja yang Persentase (%) Sekolah Implementasi KTR
Implementasi KTR berdasarkan Indikator di 67 berdasarkan Indikator di 67 Kab/Kota
Kab/Kota

120%
Tidak I m p l e m e n t a s i
Im p l e m e n t a s i
100% 93% 9 6 % 98%
86% 89% 8 5 %
79%
80%
64%
60%

37%
40%
21%
14%
11 % 15%
20%
7% 4% 2%
0%
 Situasi Hipertensi dan Penyakit Tidak Menular di
TOPIK Indonesia
 Urgensi Layanan Upaya Berhenti Merokok (UBM)
LAYANAN UPAYA BERHENTI MEROKOK (UBM)

Layanan UBM adalah upaya promotif,


preventif dan tatalaksana untuk membantu
masyarakat berhenti merokok dan
mengatasi gejala putus nikotin
BERHENTI MEROKOK PADA PEROKOK DEWASA

BERHENTI MEROKOK

Keseluruhan (%) Laki-laki Perempuan


(%) (%)

Perokok saat ini yang berencana atau 63.4 63.4 64.3


mempertimbangkan berhenti

Perokok yang mencoba berhenti dalam 12 43.8 43.6 49.8


bulan terakhir

Perokok yang dianjurkan berhenti oleh 38.9 39.4 27.8


tenaga kesehatan dalam 12 bulan terakhir

GATS 2021
UPAYA BERHENTI DAN ANJURAN UNTUK BERHENTI DARI TENAGA
KESEHATAN DALAM 12 BULAN TAHUN TERAKHIR PADA ORANG
DEWASA, INDONESIA TAHUN 2011 DAN 2021
43.8
38.9
34.6
30.4

Mencoba berhenti merokok Disarankan berhenti merokok oleh tenaga kesehatan


2011 2021

“Perokok yang mencoba berhenti merokok “Perokok yang pernah menerima anjuran/bantuan dari
dalam 12 bulan terakhir sebesar 43,8%. Angka tenaga kesehatan untuk berhenti merokok mengalami kenaikan
ini mengalami peningkatan signifikan di tahun 2021 yaitu sebesar 38,9% meskipun tidak cukup
dibandingkan tahun 2011 yang sebesar 30,4%” signifikan perbedaannya dari tahun 2011 yaitu sebesar 34,6%”

GATS 2021
BERHENTI MEROKOK PADA REMAJA, GYTS 2019

Berhenti Merokok Keseluruhan (%) Laki-laki (%) Perempuan (%)

Perokok saat ini yang mencoba berhenti 81.1 81.9 68.1


merokok dalam 12 bulan terakhir

Perokok saat ini yang ingin berhenti merokok 80.8 80.4 85.4
sekarang juga

Perokok saat ini yang merasa dapat berhenti 87.7 87.8 86.8
merokok jika mau

Perkok saat ini yang pernah menerima bantuan/ 23.3 23.4 21.6
anjuran dari program atau tenaga professional
untuk berhenti merokok
TENAGA KESEHATAN DALAM 12 BULAN TAHUN
TERAKHIR PADA REMAJA, INDONESIA TAHUN 2014 DAN
2019
94
88.2 87.8
84.4 85.4
81.8 81.8 81.5 81.9 80.8 80.4
Dalam 2 periode hasil GYTS
68.1 (2014 dan 2019) jumlah remaja
merokok yang ingin berhenti
merokok menurun. Begitu juga
39.7 dengan remaja merokok yang
menerima saran untuk berhenti
24 23.3 23 23.4 21.6
merokok oleh tenaga kesehatan
Laki-laki

Laki-laki

Laki-laki
Perempuan

Perempuan

Perempuan
Keseluruhan

Keseluruhan

Keseluruhan
Mencoba berhenti merokok dalam Ingin berhenti merokok sekarang Pernah disarankan berhenti
12 bulan terakhir juga merokok oleh tenaga kesehatan

2014 2019

GYTS 2014 DAN 2019


FASILITAS LAYANAN UPAYA BERHENTI MEROKOK

Untuk para perokok yang ingin berhenti merokok


disiapkan layanan Upaya Berhenti Merokok (UBM) di:

● Puskesmas dan FKTP lainnya


● Rumah Sakit
● Konseling melalui Telpon Tidak Berbayar
● Layanan berhenti merokok melalui telepon tak
berbayar
● Menggunakan tenaga konselor terlatih
● Dimulai sejak Tahun 2016
● Juara I Kategori Pelayanan Publik Inklusif 
Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Kemenkes
IMPLEMENTASI KTR DI
SEKOLAH
ADVOKASI DAN SOSIALISASI PEMBENTUKAN PERDA
KTR
SINERGI DAN HARMONISASI DALAM
PENGENDALIAN TEMBAKAU

Nilai Sosial
Bersama
SEKTOR Komunitas
SWASTA Hidup Sehat
Tanpa Rokok

AKADEMISI -
MASYARAKAT MADANI

PEMERINTAH, PROV,
KAB/KOTA
KEMITRAANDALAM PERCEPATAN PERLUASAN
KAWASAN TANPA ROKOK

 Mendorong pemerintah daerah untuk komit menetapkan dan


mengimplementasikan Kawasan Tanpa Rokok
 Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk hidup sehat tanpa
merokok.
 Mensukseskan upaya promotif-preventif dalam Pembangunan
Kesehatan – termasuk promotif- preventif terkait pengendalian
tembakau.
 Membudayakan sungkan merokok
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai