Anda di halaman 1dari 58

Outline

• Fisiologi Bayi Baru Lahir


• Periode Transisi Bayi Baru Lahir
• Persiapan Resusitasi Neonatus
Latar Belakang
• Neonatus adalah bayi usia 0-28 hari dan merupakan kondisi paling rentan terhadap
kematian karena daya tahan tubuh bayi yang masih rendah.

• Kematian neonatal tidak dapat diturunkan secara bermakna tanpa adanya dukungan
terhadap upaya penurunan kematian ibu dan peningkatan kesehatan ibu —>
berkaitan dengan kesehatan ibu semasa hamil, penolong persalinan dan perawatan
bayi baru lahir.

• Perawatan antenatal dan penolong persalinan sesuai standar harus disertai dengan
perawatan neonatal yang cukup dan upaya menurunkan kematian bayi akibat berat
lahir rendah, infeksi paska lahir, hipotermia dan asfiksia.
SDGs

2030
Menurunkan kematian
neonatal hingga 12 per
1000 kelahiran hidup
Fisiologi dan Periode Transisi Bayi Baru Lahir
Fisiologi Bayi Baru Lahir

• Setiap bayi baru lahir —> mengalami proses transisi : intrauterin ke ekstrauterin —>
melibatkan semua sistem organ terutama perubahan sistem pernafasan dan
sirkulasi.

• Perubahan tersebut adalah penting untuk diketahui —> menentukan tindakan yang
tepat bila terjadi gangguan selama periode transisi.
Peridoe Janin

• Plasenta memegang peranan penting —> pertukaran gas dan sisa metabolisme.
• Pada periode janin —> alveolus paru belum berfungsi dan masih terisi oleh cairan
Peridoe Janin
Sirkulasi bersifat paralel dan shunt-dependent yaitu:

1. Ekstrakardiak —> di organ hati

• Duktus venosus : vena umbilikalis ke vena cava inferior


2. Intrakardiak

• Foramen ovale : menghubungkan atrium kiri dan kanan


• Duktus arteriosus : menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta
Sirkulasi Janin
Periode Neonatus
• Setelah bayi lahir —> cairan dalam alveoli segera diganti oleh udara —> sehingga
paru bayi dapat berfungsi maksimal.

• Proses diatas diperantarai oleh:


1. Kontraksi uterus —> menyebabkan tekanan rongga dada janin meningkat —>
mendorong cairan paru keluar

2. Pemotongan tali pusat (pO2↓, pH↓, pCO2↑), perubahan suhu, rangsang taktil dan
lainnya —> merangsang bayi bernafas —> tekanan negatif inspirasi —> paru
mengembang dan mendorong sebagian besar cairan paru ke ruang perivaskular.
Perubahan Sirkulasi
• Penjepitan tali pusat —> hubungan sirkulasi bayi dan plasenta terputus —> tahanan
pembuluh darah sistemik↑, aliran darah↓ melewati duktus venosus —> duktus
venosus menutup.

• Tahanan pembuluh darah sistemik↑, bersamaan dengan ↓resistensi pembuluh darah


paru —> ↑tekanan atrium kiri, ↓tekanan atrium kanan —> pirau dari kiri ke kanan —>
foramen ovale menutup.

• ↑O2 dalam darah, ↓kadar prostaglandin —> vasokonstriksi duktus arteriosus —>
penutupan duktus arteriosus.

• Sistem kardiovaskular bayi: ventrikel kiri —> sirkulasi sistemik sedangkan ventrikel
kanan —> sirkulasi paru.
Hambatan Proses Transisi

• Kelahiran SC dan pernafasan bayi tidak adekuat (premature) —> penyerapan cairan
paru terhambat —> sirkulasi O2 terganggu.

• Kehilangan volume darah besar, kontraktilitas jantung buruk —> kegagalan


peningkatan tekanan sistemik —> bayi mengalami hipotensi.

• Hipoksia intrauterine —> kadar O2 ↓ —> arteriole paru tetap kontriksi —> duktus
arteriosus dan foramen ovale gagal menutup, hipertensi pulmonal
Resusitasi Neonatus
Resusitasi Neonatus

Resusitasi merupakan serangkaian upaya sistematis dan terkoordinasi


untuk mengembalikan usaha nafas dan sirkulasi bayi baru lahir sehingga
terhindar dari suatu kematian ataupun cacat menetap.
Resusitasi Neonatus
Bayi Baru Lahir :
Petugas kesehatan seharusnya dapat memperkirakan kondisi bayi yang
1. 90% mengalami transisi tanpa masalah
memerlukan resusitasi sebelum persalinan.
2. 10% perlu bantuan memulai pernafasan pada saat lahir di mana
1% nya memerlukan resusitasi ekstensif.
Namun, tindakan resusitasi pada umumnya tidak dapat
Pada bayi aterm : diprediksi secara pasti
1. 5% memerlukan Ventilasi Tekanan Positif
2. 2% tindakan intubasi
Petugas kesehatan harus
3. 0,1% kompresi dada selalu siap dalam melakukan tindakan resusitasi pada
setiap tindakan persalinan
4. 0,05% kompresi dada + epinefrin
WAJIB UNTUK DIKETAHUI SEBELUM MENOLONG
PERSALINAN

PERSIAPAN RESUSITASI

ALUR RESUSITASI NEONATUS


Persiapan Resusitasi Neonatus
Antisipasi Resusitasi Persiapan Resusitasi

1. Faktor Resiko Perinatal 1. Persiapan team dan alat resusitasi

2. Komunikasi antar dokter-tenaga medis lain 2. Team briefing

3. Anamnesis sebelum persalinan 3. Pengaturan suhu

4. Konseling Antenatal

Evaluasi Hasil Resusitasi

1. Faktor manusia

2. Simulasi pelatihan

3. Post-resucitation debriefing

4. Persiapan stabilisasi dan transportasi


Komunikasi Dokter
• Sentinel Event Alert Dari Joint Commission : penelitian kematian neonatus dan
kecacatan yang terjadi selama persalinan —> disebabkan oleh masalah komunikasi
sebelum persalinan (72%)

• Draper et al. 2017 —> kurangnya komunikasi antar team —> 25% kematian.

Komunikasi yang efektif dan optimal antar team dapat memberikan hasil atau
luaran yang lebih baik.
Anamnesis Sebelum Persalinan

1. Berapa jumlah bayi dalam kandungan ?


2. Berapa usia gestasi ?
3. Bagaimana warna cairan ketuban ?
4. Apakah ada faktor resiko lainnya?
5. Bagaimana laju detak jantung janin?
Konseling Antenatal

• Biasanya dilakukan pada kehamilan resiko tinggi


• Tenaga medis memberikan informasi secara keseluruhan dan spesifik terhadap
keluarga, bukti klinis, kemungkinan yang akan terjadi pada bayi sewaktu dilahirkan
dan resiko lainnya yang dapat terjadi selama tindakan resusitasi.

Konseling Antenatal —> SOBPIE


SOBPIE
SOBPIE
Persiapan Team Resusitasi

Setiap persalinan wajib dianggap sebagai resiko tinggi

Perlu team yang memiliki kemampuan resusitasi

• Komunikasi yang efektif


• Pembagian tugas dan Peran

Mengurangi Risiko Kesalahan Resusitasi


Persiapan Team Resusitasi
Orang Pertama = LEADER / PEMIMPIN
• Posisi tepat di depan kepala bayi baru lahir
• Tugas utama : airway dan breathing

Orang Kedua = Asisten sirkulasi, peralatan, obat dan cairan


• Posisi di sebelah kanan bayi baru lahir
• Tugas utama : sirkulasi, mendengarkan LDJ,
mengatur PIP dan FiO2, melakukan pijat jantung
• Pemasangan umbilikal kateter
• Pemasangan alat saturasi oksigen
• Penyiapan alat, obat dan cairan, mengukur suhu tubuh
Orang Ketiga = siaga apabila diperlukan
Persiapan Alat Resusitasi

1. Alat termoregulasi
2. Alat Airway
3. Alat Breathing
4. Alat Circulation
5. Obat dan cairan
1. Termoregulasi
• Mempersiapkan ruangan yang optimal untuk
bayi yang dilahirkan
• Siapkan infant radiant atau meja resusitasi
dengan lampu penghangat
• Suhu ruangan : 23-25 C0

• Hembusan angin AC jangan langsung


mengenai bayi baru lahir
• Tiga helai kain yang sudah dihangatkan
• Topi dan sarung tangan
• Plastik pembungkus (bila diperlukan)
• Inkubator transport yang sudah dihangatkan
2. Alat Airway

Mempersiapkan alat untuk membuka atau membersihkan jalan nafas, misalnya


laringoskop, selang endotrakeal, alat penghisap lendir.
3. Alat Breathing
Balon Mengembang Sendiri (BMS)

KARAKTERISTIK
• Balon tetap mengembang kecuali jika
diremas
• Setelah balon diremas —> mengembang
kembali dan membawa udara masuk ke
dalam balon
• Tidak memerlukan udara bertekanan
• Terdapat katup “pop-off” —> yang
membatasi tekanan pada BMS
Balon Mengembang Sendiri (BMS)
Memastikan BMS berfungsi sebelum digunakan

• Tutup sungkup atau gas outlet dengan telapak tangan dan remas balon.
• Pada akhir inflasi, periksa balon dapat kembali inflasi dengan cepat.
Balon Mengembang Sendiri (BMS)

FiO2 40% —>


FiO2 21% —> tidak FiO2 100% —>
disambungkan dengan
disambungkan dengan disambungkan dengan
sumber O2 tetapi tanpa
sumber O2 dan reservoir sumber O2 dan reservoir
reservoir
Balon Mengembang Sendiri (BMS)
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

• Mudah digunakan dan persiapan alat mudah


• Dapat memberikan FiO2 21%, 40% dan 100%
• Dapat memberikan PIP, namun tidak terukur (kecuali jika dipasang
manometer)
• Dapat memberikan PEEP jika dihubungkan dengan katup PEEP
• Tidak dapat digunakan untuk pemberian CPAP
• Tidak dapat digunakan untuk pemberian oksigen aliran bebas
Balon Tidak Mengembang Sendiri (BTMS)

KARAKTERISTIK
Balon hanya dapat mengembang bila
tersambung dengan sumber gas.
Balon Tidak Mengembang Sendiri (BTMS)
Memastikan BTMS berfungsi sebelum digunakan

• Alirkan sumber gas 5 - 10 lpm


• Tutup sungkup atau gas outlet dengan telapak
tangan. Perhatikan apakah balon terisi udara dengan
cepat
• Lihatlah tekanan saat balon tidak dikompresi —>
sesuaikan hingga tekanan yang dicapai 5 cmH2O
(PEEP)
• Lanjutkan menutup dan berikan kompresi pada
balon —> perhatikan tekanan yang tercapai —>
sesuaikan hingga tekanan yang tercapai 30-40
cmH2O (PIP)
Balon Tidak Mengembang Sendiri (BTMS)
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

• Akan mengetahui dengan segera jika terjadi penurunan tekanan atau


kebocoran pada sungkup —> karena balon akan mengempes
• Dapat memberikan PEEP yang stabil dan terukur dengan manomenter jika
perlekatan sungkup baik —> sehingga dapat menjadi CPAP (tranport)
• Persiapan alat lebih rumit dan penggunaanya harus sering dilatih
• Harus disambungkan dengan sumber gas bertekanan
• Bila memberikan PIP, maka PEEP menjadi 0 —> tidak efektif untuk resusitasi
Sumber Gas

Untuk mengahasilkan PIP atau PEEP diperlukan sumber gas berupa :


1. Tabung oksigen
2. Tabung udara
T-piece Resuscitator

•Alat mekanis —> menggunakan katup (T-piece cap) untuk mengatur


aliran gas terkompresi yang diarahkan ke pasien
•Nafas bantuan —> diberikan dengan menekan atau melepas T-piece cap
•Saat cap ditutup —> tekanan (PIP) akan mengalir langsung dari alat ke
pasien
•Saat cap dibuka dan sungkup dilekatkan ke pasien —> akan
mengahasilkan PEEP
T-piece Resuscitator
Neopuff
• Tidak disertai mini kompresor
• Membutuhkan sumber O2 (namun FiO2 yang diberikan adalah 100%)
• Dapat memberikan fraksi oksigen yang dibutuhkan jika disambungkan
dengan blender oksigen

Mixsafe
• Disertai dengan mini kompresor
• Membutuhkan hanya sumber oksigen
• Dapat memberikan FiO2 yang diinginkan —> rule of eight
• Dapat menyimpan daya —> dapat digunakan untuk transport
Komponen T-piece Resuscitator
T-Piece Resuscitator
Memastikan T-Piece Resuscitator berfungsi baik

•Alirkan sumber gas 8 - 10 lpm


•Tutup sungkup dengan telapak tangan tanpa penekanan pada T-Piece cap
•Perhatikan tekanan yang dihasilkan (PEEP) —> apakah tekanan sudah sesuai
(5 cmH2O)
•Lanjutkan menutup T-piece cap —> perhatikan tekanan yang dihasilkan (PIP)
—> apakah sudah sesuai (25-30 cmH2O)
T-Piece Resuscitator
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

• Dapat memberikan PIP dan PEEP yang terukur


• Mengurangi kelelahan pengguna —> hanya menutup dan membuka T-piece
cap, tidak melakukan pemerasan pada balon
• Dapat memperpanjang IT —> dengan memperpanjang waktu penekanan T-
piece cap
• Persiapan alat lebih rumit
• Memerlukan sumber gas bertekanan
Kelebihan dan Kekurangan Alat Pemberi Tekanan
4. Alat Sirkulasi

Kateter umbilikal
Pipa orogastric

Infus set

Abocath
Set umbilikal
5. Obat dan Cairan
Pengaturan Suhu

• Berdasarkan NRP dan WHO menganjurkan


penting untuk mengoptimalkan suhu tubuh
antara 36,5 C - 37,5 C.
0 0

• Pengaturan suhu ruangan : 230C - 250C.


• Rerata temperatur humidifikasi optimal 36,50C
—> kejadian hipotermia berkurang (khususnya
pada BBLSR).
Faktor Manusia

• Peran tenaga medis dalam mengoptimalkan kemampuan dalam menolong bayi baru
lahir.

• Pelatihan berulang dianjurkan untuk meningkatkan hasil luaran resusitasi neonatus


Post-Resuscitation Debriefing

• Diperlukan untuk dilakukan debriefing setelah tindakan resusitasi telah selesai


• Tujuan : sebagai diskusi pada tindakan resusitasi
1. Meningkatkan atau memperbaiki kerja sama antar team

2. Mengurangi kesalahan baik alat maupun tenaga medis


Metode GAS
Tindakan Paska Resusitasi

Anda mungkin juga menyukai