• Kematian neonatal tidak dapat diturunkan secara bermakna tanpa adanya dukungan
terhadap upaya penurunan kematian ibu dan peningkatan kesehatan ibu —>
berkaitan dengan kesehatan ibu semasa hamil, penolong persalinan dan perawatan
bayi baru lahir.
• Perawatan antenatal dan penolong persalinan sesuai standar harus disertai dengan
perawatan neonatal yang cukup dan upaya menurunkan kematian bayi akibat berat
lahir rendah, infeksi paska lahir, hipotermia dan asfiksia.
SDGs
2030
Menurunkan kematian
neonatal hingga 12 per
1000 kelahiran hidup
Fisiologi dan Periode Transisi Bayi Baru Lahir
Fisiologi Bayi Baru Lahir
• Setiap bayi baru lahir —> mengalami proses transisi : intrauterin ke ekstrauterin —>
melibatkan semua sistem organ terutama perubahan sistem pernafasan dan
sirkulasi.
• Perubahan tersebut adalah penting untuk diketahui —> menentukan tindakan yang
tepat bila terjadi gangguan selama periode transisi.
Peridoe Janin
• Plasenta memegang peranan penting —> pertukaran gas dan sisa metabolisme.
• Pada periode janin —> alveolus paru belum berfungsi dan masih terisi oleh cairan
Peridoe Janin
Sirkulasi bersifat paralel dan shunt-dependent yaitu:
2. Pemotongan tali pusat (pO2↓, pH↓, pCO2↑), perubahan suhu, rangsang taktil dan
lainnya —> merangsang bayi bernafas —> tekanan negatif inspirasi —> paru
mengembang dan mendorong sebagian besar cairan paru ke ruang perivaskular.
Perubahan Sirkulasi
• Penjepitan tali pusat —> hubungan sirkulasi bayi dan plasenta terputus —> tahanan
pembuluh darah sistemik↑, aliran darah↓ melewati duktus venosus —> duktus
venosus menutup.
• ↑O2 dalam darah, ↓kadar prostaglandin —> vasokonstriksi duktus arteriosus —>
penutupan duktus arteriosus.
• Sistem kardiovaskular bayi: ventrikel kiri —> sirkulasi sistemik sedangkan ventrikel
kanan —> sirkulasi paru.
Hambatan Proses Transisi
• Kelahiran SC dan pernafasan bayi tidak adekuat (premature) —> penyerapan cairan
paru terhambat —> sirkulasi O2 terganggu.
• Hipoksia intrauterine —> kadar O2 ↓ —> arteriole paru tetap kontriksi —> duktus
arteriosus dan foramen ovale gagal menutup, hipertensi pulmonal
Resusitasi Neonatus
Resusitasi Neonatus
PERSIAPAN RESUSITASI
4. Konseling Antenatal
1. Faktor manusia
2. Simulasi pelatihan
3. Post-resucitation debriefing
• Draper et al. 2017 —> kurangnya komunikasi antar team —> 25% kematian.
Komunikasi yang efektif dan optimal antar team dapat memberikan hasil atau
luaran yang lebih baik.
Anamnesis Sebelum Persalinan
1. Alat termoregulasi
2. Alat Airway
3. Alat Breathing
4. Alat Circulation
5. Obat dan cairan
1. Termoregulasi
• Mempersiapkan ruangan yang optimal untuk
bayi yang dilahirkan
• Siapkan infant radiant atau meja resusitasi
dengan lampu penghangat
• Suhu ruangan : 23-25 C0
KARAKTERISTIK
• Balon tetap mengembang kecuali jika
diremas
• Setelah balon diremas —> mengembang
kembali dan membawa udara masuk ke
dalam balon
• Tidak memerlukan udara bertekanan
• Terdapat katup “pop-off” —> yang
membatasi tekanan pada BMS
Balon Mengembang Sendiri (BMS)
Memastikan BMS berfungsi sebelum digunakan
• Tutup sungkup atau gas outlet dengan telapak tangan dan remas balon.
• Pada akhir inflasi, periksa balon dapat kembali inflasi dengan cepat.
Balon Mengembang Sendiri (BMS)
KARAKTERISTIK
Balon hanya dapat mengembang bila
tersambung dengan sumber gas.
Balon Tidak Mengembang Sendiri (BTMS)
Memastikan BTMS berfungsi sebelum digunakan
Mixsafe
• Disertai dengan mini kompresor
• Membutuhkan hanya sumber oksigen
• Dapat memberikan FiO2 yang diinginkan —> rule of eight
• Dapat menyimpan daya —> dapat digunakan untuk transport
Komponen T-piece Resuscitator
T-Piece Resuscitator
Memastikan T-Piece Resuscitator berfungsi baik
Kateter umbilikal
Pipa orogastric
Infus set
Abocath
Set umbilikal
5. Obat dan Cairan
Pengaturan Suhu
• Peran tenaga medis dalam mengoptimalkan kemampuan dalam menolong bayi baru
lahir.