Anda di halaman 1dari 15

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN


BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN KELAS II PADANG

RENCANA PENGOPERASIAN
KA PERINTIS MAK ITAM

Padang, 27 Januari 2023


Historis Pengoperasian Kembali Jalur KA Sawahlunto – Muaro Kalaban

Ombilin Coal Mining Kerja sama 4 BUMN 8 September 2022,


Heritage of memperbaiki sarana Permohonan
Sawahlunto ditetapkan Mak Itam dan Pendanaan Kereta Api
menjadi warisan normalisasi/reaktivasi Wisata Perintis
budaya dunia oleh jalur Muaro Kalaban -
UNESCO Sawahlunto
2018 2022 2022

2019-2021 2022
Kegiatan Perbaikan 1 Juli 2022
Jalur dan Tubuh Baan Kick-Off Perbaikan
oleh BTP Padang Jalur KA Muaro
Kalaban - Sawahlunto
18 Oktober 2022, 20 Desember 2022, 11 Januari 2023,
Penyampaian Usulan Peresmian Audiensi Walikota
RAB KA Perintis MKB - Pengoperasian KA Sawahlunto terkait
SWL Mak Itam sebagai KA Pengoperasian KA
Wisata MKB - SWL Menggunakan Skema
oleh Menteri BUMN Perintis
2022 2022 2023

2022 2023
14 Desember 2022, 6 Januari 2023, Rapat
Inventarisasi Usulan Operasional Kereta Api
Peningkatan Keselamatan MKB - SWL
Lintas MKB-SWL oleh BTP
Kelas II Padang
Penyelenggaraan Kereta Api Khusus

PP No 56 tahun 2009
tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian

Pasal 1
PERKERETAAPIAN UMUM
Perkeretaapian umum adalah perkeretaapian yang digunakan untuk melayani angkutan
orang dan/atau barang dengan dipungut bayaran.

PERKERETAAPIAN KHUSUS
Perkeretaapian khusus adalah perkeretaapian yang hanya digunakan untuk menunjang
kegiatan pokok badan usaha tertentu dan tidak digunakan untuk melayani masyarakat
umum.
Penyelenggaraan Kereta Api Khusus

PP No 56 tahun 2009
tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian

Pasal 68
(1) Jaringan jalur kereta api umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 ayat (2) huruf a meliputi:
a. jalur kereta api nasional yang jaringannya melebihi wilayah satu provinsi ditetapkan oleh
Menteri;
b. jalur kereta api provinsi yang jaringannya melebihi wilayah satu kabupaten/kota dalam provinsi
ditetapkan oleh gubernur; dan
c. jalur kereta api kabupaten/kota yang jaringannya dalam satu wilayah kabupaten/kota
ditetapkan oleh bupati/walikota
(2) Menteri, gubernur, atau bupati/walikota dalam menetapkan jaringan jalur kereta api umum harus
mengacu pada rencana induk perkeretaapian dan memperhatikan:
a. Kelas jalur kereta api; dan
b. Kebutuhan angkutan kereta api
Penyelenggaraan Kereta Api Khusus

PP No 56 tahun 2009
tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian

Pasal 72
(1) Jaringan jalur kereta api khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 ayat (2) huruf b meliputi:
a. jalur kereta api khusus yang jaringannya melebihi wilayah 1 (satu) provinsi ditetapkan oleh
Menteri;
b. jalur kereta api khusus yang jaringannya melebihi 1 (satu) wilayah kabupaten/kota dalam
provinsi ditetapkan oleh gubernur; dan
c. jalur kereta api khusus yang jaringannya dalam wilayah kabupaten/kota ditetapkan oleh
bupati/walikota
(2) Menteri, gubernur, atau bupati/walikota dalam menetapkan jaringan jalur kereta api khusus mengacu
pada rencana umum tata ruang dan memperhatikan rencana induk perkeretaapian serta kegiatan
usaha pokok.
Jaringan Pelayanan Angkutan Perintis KA

PM 51 tahun 2012
tentang Subsidi Angkutan Perintis Orang dengan Kereta Api

Pasal 5
Jaringan pelayanan angkutan perintis kereta api, terdiri dari:
a. jaringan pelayanan perkeretaapian antarkota; dan
b. jaringan pelayanan perkeretaapian perkotaan.
Kriteria Penetapan Angkutan Perintis KA

PM 26 Tahun 2018
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2012
Tentang Subsidi Angkutan Perintis Orang dengan Kereta Api
Pasal 7
Jaringan pelayanan angkutan perintis kereta api sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5, ditetapkan berdasarkan kriteria sebagai berikut:
a. adanya potensi bangkitan perjalanan penumpang umum dengan perkiraan load
factor kurang dari 70% (tujuh puluh persen);
b. dioperasikan dalam waktu tertentu untuk melayani daerah baru atau daerah yang
telah ada pelayanan kereta api tetapi secara komersial belum menguntungkan;
c. tersedianya jaringan jalur kereta api yang laik operasi;
d. adanya potensi wilayah atau suatu daerah yang akan dikembangkan secara
ekonomi, sosial atau budaya; dan/atau;
e. adanya usulan dan/atau permintaan pelayanan angkutan dari Pemerintah
Daerah.
Kajian Permohonan Penetapan Lintas Pelayanan Perkeretaapian KA Relasi Muaro
Kalaban - Sawahlunto

Jenis Pelayanan yang


dibutuhkan Angkutan Perintis Perkeretaapian

Jumlah Sarana : 1 Rangkaian dengan stamformasi


Kebutuhan jasa angkutan pada (1 KA Wisata dan 1 Kereta Kelas Ekonomi (K3) )
lintas pelayanan Frekuensi : 2 KA/minggu
Kapasitas Penumpang : 100 penumpang

Keterpaduan intra dan antar moda


transportasi Belum Tersedia

Kota Sawahlunto merupakan salah satu kota wisata


Jarak Pusat Kegiatan dan Pusat
di Sumatera Barat, Jarak Stasiun Sawahlunto ke
Logistik terhadap Stasiun
pusat kegiatan seperti museum dan tempat wisata
lainnya masih dalam radius 1 km.
1. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api;
2. Peraturan Menteri Perhubungan No 9 tahun 2014 tentang Tata Cara Penetapan Jaringan
Pelayanan dan Lintas Pelayanan Perkeretaapian
PETAK LINTAS MUARO KALABAN - SAWAHLUNTO

JUMLAH STASIUN
Stasiun Muarokalaban (KM 151+443) 2 Stasiun
Stasiun Sawahlunto (KM 155+520)

PANJANG PETAK LINTAS


dari KM 151+443 s.d. KM 155+520 4,077 km’sp

JUMLAH PERLINTASAN
1 (satu) perlintasan terdaftar tidak dijaga
17 perlintasan
16 (enam belas) perlintasan tidak terdaftar
Pusat Kegiatan di Sekitar Stasiun Sawahlunto

Cagar Budaya
Gedung Kompress Museum Goedang Ransoem
Waringin

±1 km
Museum Tambang Ombilin
Puncak Cemara City View Lubang Tambang Mbah Soero

Masjid Agung
Padang – Sawahlunto: 90 km
Bukittinggi – Sawahlunto : 86 km
Solok – Sawahlunto : 30 km
Puncak Polan Payakumbuh – Sawahlunto: 80 km
Cagar Budaya Rumah Pek Sin Kek
USULAN PENINGKATAN 2. Merapikan area
parkir yang
KESELAMATAN bersinggungan
dengan jalur kereta
1. Membongkar (merapikan) timbunan api (di depan Masjid
beton di jalur yang dijadikan perlintasan Agung Nurul Islam
sebidang; Kota Sawahlunto);

JPL 148, KM 155+098

3. Membangun Pos 4. Membangun jalan


JPL; inspeksi.
Spesifikasi Teknis Mak Itam dan Loko BB 303

Lokomotif BB 303 Mak Itam (Lokomotif E10 60)


Sumber Tenaga : Diesel Hidraulik Sumber Tenaga : Uap
Produsen : Henschel, Jerman Produsen : Maschinenfabrik Esslingen, Jerman
Kecepatan Maks : 90 km/jam Kecepatan Layanan : 50 km/jam
Daya Mesin : 1.010 hp Daya Mesin : 750 hp
Dokumentasi Muaro Kalaban - Sawahunto

23 Mei 2022 14 Des 2022

Before-After Reaktivasi Jalur Kereta Api MKB-SWL Tinjauan Lapangan Reaktivasi MKB-SWL

1 Juli 2022, Kick-Off Perbaikan Prasarana dan Sarana Perkeretaapian Uji Coba Loko BB 303
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN KELAS II PADANG

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai