Anda di halaman 1dari 45

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

(DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN RPJMN,


RENSTRA KEMENKES TAHUN 2020-2024, DAN RENJA 2020)

Biro Perencanaan dan Anggaran


Sekretariat Jenderal, Kementerian Kesehatan

Banten, Februari 2019


OUTLINE PAPARAN
LATAR BELAKANG
 Dalam penyusunan Renstra K/L:
1. Berdasarkan evidence base;
2. Berpedoman pada RPJMN;
3. Memperhatikan SDGs
4. Memperhatikan hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan kesehatan di sektor yang
sesuai dengan tugas dan kewenangan;
5. Memperhatikan aspirasi stakeholders; dan
6. Perlu didukung dengan hasil background study terkait dengan tren/kecenderungan,
potensi, permasalahan dan alternatif kebijakan pembangunan di setiap sektornya.

 Proses pertama dalam penyusunan Renstra K/L adalah proses teknokratik, yang
merupakan proses perencanaan yang dilakukan dengan menggunakan metode dan
kerangka berpikir ilmiah untuk menganalisis kondisi obyektif dengan
mempertimbangkan beberapa skenario pembangunan selama periode rencana
berikutnya.
LANDASAN HUKUM
 UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN)
 UU No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun
2005-2025
 UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
 UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
 Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional (SKN)
 Perpres No. 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Tahun 2015-2019
 Perpres No. 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan pembangunan
Berkelanjutan (SDGs);
 Permenkes No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan;
 Kepmenkes No. 375/MENKES/SK/V/2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Bidang Kesehatan Tahun 2005-2025; dan
 Kepmenkes No. HK.01.07/Menkes/422/2017 tahun 2017 tentang Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019.
ARAHAN RPJPN 2005-2025 UNTUK RPJMN
Visi Pembangunan 2005-2025
INDONESIA YANG MANDIRI,
2020-2024 (TAHAP IV)
MAJU, ADIL DAN MAKMUR
Sasaran Pokok Pembangunan Jangka
Panjang Nasional diupayakan secara
bertahap melalui RPJMN lima tahunan
sebagai berikut: TIGA KATA KUNCI:
a.Struktur Perekonomian
yang Kokoh
b.Keunggulan Kompetitif
Wilayah
c.SDM Berkualitas
IV RPJMN 2020 - 2024
Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju,
adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di
berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya
III RPJMN 2015 - 2019 struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan
keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang
didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing

Memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang


II RPJMN 2010 - 2014 dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian
berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya
manusia berkualitas serta kemampuan IPTEK yang terus meningkat

I RPJMN 2005 - 2009 Memantapkan penataan kembali Indonesia di segala bidang dengan
menekankan upaya peningkatan kualitas SDM termasuk
pengembangan kemampuan ilmu dan teknologi serta penguatan daya
saing perekonomian
Menata kembali dan membangun Indonesia di segala bidang yang
ditujukan untuk menciptakan Indonesia yang aman dan damai, yang
adil dan demokratis dan yang tingkat kesejahteraan rakyatnya
meningkat
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN RPJPN 2005-2025
BIDANG KESEHATAN

Penyelenggaraan
bangkes:

upaya kesehatan, Penekanan : Tujuan:


pembiayaan kesehatan, peningkatan
perilaku dan Fokus: Arah:
sumber daya manusia
kemandirian derajat
kesehatan, Meningkatkan
obat dan perbekalan masyarakat serta Penduduk kesehatan
upaya promotif rentan,al: kesadaran, masyarakat
kesehatan yang kemauan, dan
dan preventif. ibu, bayi, anak, yang setinggi-
didukung litbang kemampuan
manula, dan
dengan disertai tingginya
keluarga miskin hidup sehat bagi
peningkatan setiap orang dapat
pengawasan, Pembangunan terwujud.
pemberdayaan berwawasan
masyarakat, dan kesehatan
manajemen kesehatan

8
8

Arah Pembangunan Manusia 2020-2024 dalam RPJPN 2005-2025

Kesejahteraan
masyarakat
meningkat

Pendapatan
masyarakat tinggi Mantapnya
dan merata dgn SDM
jangkauan lembaga berkualitas
jamsos lbh
menyeluruh dan berdaya
saing

Meningkatnya
derajat Tumbuh kembang
Penduduk tumbuh
Pendidikan Iptek kesehatan dan dan perlindungan Kesetaraan gender
seimbang
status gizi anak
masyarakat

• SDM Indonesia diharapkan berkarakter cerdas, tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral berdasarkan falsafah Pancasila yang
dicirikan dengan watak dan perilaku manusia dan masyarakat Indonesia yang beragama, beriman, dan bertakwa kepada Tuhan YME,
berbudi luhur, toleran terhadap keberagaman, bergotong royong, patriotik, dinamis dan berorientasi Iptek.

• Kesadaran, sikap mental, dan perilaku masyarakat makin mantap dalam pengelolaan SDA dan pelestarian fungsi lingkungan hidup
KERANGKA PEMBANGUNAN RANCANGAN TEKNOKRATIS RPJMN 2020- 10

2024
VISI 2045 Berdaulat, Maju, Adil Dan Makmur

Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan
2020-2024 RPJP
N
menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetititf di berbagai wilayah yang didukung
oleh SDM berkualitas dan berdaya saing

TEMA Indonesia Berpenghasilan Menengah-Tinggi yang Sejahtera, Adil, dan Berkesinambungan

PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN POLITIK, HUKUM,


PEMBANGUNAN EKONOMI PERTAHANAN & KEAMANAN
MANUSIA KEWILAYAHAN INFRASTRUKTUR

1 Pangan Sentra-Sentra 1 Transportasi


Pelayanan Dasar dan 1 1 Hukum dan Regulasi
1 Pertumbuhan
Perlindungan Sosial 2 Telekomunikasi
2 Energi Komoditas Unggulan
2 2 Pertahanan dan Keamanan
Pariwisata, Ekonomi Kreatif Daerah 3 Sumber Daya Air
SDM Berkualitas dan Berdaya 3 dan Digital
2 3 Politik
Saing
4 Industri Manufaktur 3 Pertumbuhan Perkotaan Perumahan dan
4
Pemukiman
3 Pembangunan Karakter 5 Kelautan dan Kemaritiman

Development Constraints : Kondisi Investasi Kondisi SDA

PENGARUSUTAMAAN 10

Kesetaraan Tata Kelola Kerentanan Perubahan


Modal Sosial Budaya
Gender (Governance) Bencana Iklim

Kaidah Pembangunan : Membangun Kemandirian Menjamin Keadilan Menjaga Keberlanjutan


11
Pembangunan Kesehatan merupakan Bagian dari Pembangunan Manusia
sebagai Insan dan Sumber Daya

Manusia yang Berkualitas dan Berdaya Saing

Sehat Cerdas Adaptif Kreatif Inovatif Terampil Bermartabat

Layanan Dasar & Pembangunan


Perlindungan Sosial Produktivitas
Karakter
Pendidikan dan
Pendidikan Pelatihan Vokasi Pendidikan
Karakter

Pendidikan Tinggi Pendidikan Agama


Kesehatan

IPTEK-Inovasi Pendidikan
Perlindungan Sosial Kewargaan
Kewirausahaan

Pertumbuhan penduduk seimbang


7

Penguatan Pembangunan Kesehatan 2020-2024

Penguatan Germas
Peningkatan kapasitas •Penguatan peran Kemkes advokasi
daerah dan
•Penguatan pendampingan
pendampingan sektor non
pembangunan daerah kesehatan
Pemanfaatan
Kemandirian Transformasi Digital
RS •Digitalisasi rekam medis
• Penurunan
•Kapasitas • Sistem rujukan online
ketergantungan
finansial BLU efisiensi
dukungan RM • Efisiensi proses pengadaan
obat →
vaksin dan obat murah
Pelibatan Riset Life Sciences
Swasta •Bahan obat dalam
•Pembinaan faskes negeri
ARAH KEBIJAKAN RPJMN 2020- 1
2

2024
Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan menuju cakupan
kesehatan semesta dengan penekanan pada penguatan pelayanan
kesehatan dasar (Primary Health Care) dan peningkatan upaya promotif dan
preventif didukung oleh inovasi dan pemanfaatan teknologi

STRATEGI RPJMN 2020-2024

Peningkatan Percepatan Peningkatan Penguatan Peningkatan


kesehatan ibu, perbaikan pengendalian Gerakan pelayanan
anak KB, dan gizi penyakit Masyarakat kesehatan dan
kesehatan masyarakat Hidup Sehat pengawasan obat
reproduksi (Germas) dan makanan
KETERKAITAN ANTARA RPJMN - RENSTRA
Perencanaan Strategis
Rencana Strategis
Kementerian/Lembaga
 Rencana Strategis (Renstra)
kementerian/lembaga (K/L) adalah
dokumen perencanaan
kementerian/lembaga untuk periode
waktu 5 (lima tahun) terhitung sejak
2020 sampai dengan 2024
 K/L dalam hal ini wajib menyusun
Renstra K/L 2020 – 2024 dengan
berpedoman pada RPJMN 2020 –
2024 dan bersifat indikatif
 Renstra K/L 2020 – 2024 merupakan
penjabaran visi K/L dan dilengkapi
dengan rencana sasaran nasional
yang hendak dicapai dalam rangka
mencapai sasaran program prioritas
presiden
• Sistematika Renstra Kementerian/Lembaga

Bab Nama Bab Isi


BAB I PENDAHULUAN Kondisi umum K/L (terutama capaian Renstra sebelumnya,
potensi dan permasalahan K/L dalam rangka menjalankan
amanat RPJMN
BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN Visi K/L dan penjabarannya menjadi misi (rumusan umum
SASARAN STRATEGIS K/L pencapaian visi) dan tujuan yang dilengkapi dengan sasaran
strategis sebagai ukuran kinerjanya
BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, Arah kebijakan dan strategi nasional sebagai penugasan terhadap
KERANGKA REGULASI DAN K/L, arah kebijakan dan strategi K/L yang kemudian juga
KERANGKA KELEMBAGAAN dijabarkan dalam program yang dilengkapi dengan sasaran
program (outcome), kerangka regulasi yang dibutuhkan K/L,
kerangka kelembagaan
BAB IV TARGET KINERJA Target kinerja (indikator kinerja sasara strategis, target kinerja
program dan target kinerja kegiatan) dan kerangka pendanaan
BAB V PENUTUP Kesimpulan dan mekanisme evaluasi
Kedudukan Renstra K/L

Pedoman
RPJPN

Pedoman

Visi dan Misi Pedoman Dijabarkan Pedoman


RPJMN RKP RAPBN
Presiden
Diacu
Pedoman
Kontrak Kerja Pedoman
Renstra K/L Renja K/L RKA K/L

• Laporan Kinerja
Pembangunan
• Laporan Kinerja Anggaran
• Laporan Kinerja Organisasi
Keterpaduan Perencanaan – Penganggaran Pembangunan
Nasional Renstra Renja - RKA-KL Rincian

Pemerintah
Pedoman Pedoman
KL KL APBN
 Perencanaan

Pusat
pembangunan dari Pedoman Diacu

level nasional hingga RPJP RPJM


Dijabar-
RKP Pedoman RAPBN APBN
kan
ke daerah saling Nasional Pedoman
Nasional

terkait
Diacu Diperhatikan Diserasikan melalui Musrenbang
 Perencanaan
Dijabar-
Pembangunan juga RPJP Pedoman RPJM kan RKP Pedoman RAPBD APBD

Pemerintah
Daerah Daerah Daerah
harus sinkron dengan

Daerah
sistem penganggaran Pedoman Diacu

 Tidak ada satu pun Renstra Pedoman


Renja Pedoman RKA PD Rincian
fase atau produk PD PD APBD

perencanaan yang
“terlepas” dari sistem
UU 25/2004
keterpaduan ini ttg SPPN
UU 17/2003
ttg KN
Tahapan Penyusunan Renstra K/L

 Renstra Kementerian/Lembaga 2020 – 2024 dimulai dengan dikeluarkannya Permen


PPN/Bappenas tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Renstra K/L 2020 – 2024 dan
Surat Edaran MenPPN/Bappenas tentang Rancangan Teknokratik RPJMN 2020 – 2024
 Berdasarkan Permen PPN tersebut maka Kementerian/Lembaga menyusun Rancangan
Teknokratik Renstra berdasarkan Background Study yang sudah disusun sebelumnya
 Kementerian PPB/Bappenas menyusun rencana teknokratik RPJMN
 Setelah presiden terpilih dilantik, maka rencana teknokratik RPJMN disempurnakan menjadi
Rancangan Awal RPJMN dengan menambahkan visi dan misi Presiden. Setelah Rancangan
Awal RPJMN selesai maka Menteri PPN/Bappenas mengeluarkan surat edaran tentang
penyusunan Rancangan Awal Renstra K/L, dengan melampirkan Rancangan Awal RPJMN
 Kementerian/Lembaga menyempurnakan rancangan teknokratik menjadi Rancangan Renstra
berdasarkan SE MenPPN/Bappenas. Rancangan Renstra K/L tersebut menjadi bahan
penyempurnaan Rancangan Awal RPJMN menjadi Rancangan RPJMN
 Rancangan RPJMN kemudian disempurnakan dan ditetapkan sebagai RPJMN, dan menjadi
dasar bagi kementerian/lembaga untuk menyempurnakan Rancangan Renstranya menjadi
Renstra
• Tahapan penyusunan Renstra terdiri dari : (1) Proses Teknokratik, (2) Proses Politis dan (3) Proses
Penetapan
• Proses teknokratik mengacu pada Permen PPN/Bappenas, dengan lampiran Rancangan
Teknokratik RPJM, serta Background Study yang sudah disusun sebelumnya. Proses
teknokratik menghasilkan Rancangan Teknokratik Renstra yang memuat : visi, misi, tujuan,
strategi, program dan kegiatan K/L. Proses Teknokratik Renstra K/L 2020 – 2024 dilaksanakan
pada rentang waktu Januari – September 2019
• Proses politik adalah penyesuaian Rancangan Teknokratik dengan visi, misi dan program
prioritas presiden. Proses politik menghasilkan Rancangan Renstra K/L. Penyusunan Rancangan
Renstra ini mengacu pada SE MenPPN/Bappenas dengan Rancangan RPJMN sebagai
lampirannya. Proses Politis Renstra K/L 2020 – 2024 dilaksanakan pada rentang waktu Oktober –
Desember 2019
• Penetapan Renstra merupakan tahapan penyempurnaan Rancangan Renstra dan penetapan
menjadi Renstra K/L. Penetapan Renstra ini mengacu pada Perpres tentang RPJMN. Proses
penetapan renstra ini dilaksanakan pada periode Januari – April 2020
• Memperhatikan tahapan dan mekanisme penyusunan Renstra Kementerin/Lembaga, maka :
(1) proses rancangan teknokratis Renstra Kementerian Kesehatan masih harus menunggu
Permen PPN/Bappenas tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Renstra K/L yang
dilampiri oleh Rancangan Teknokratis RPJMN, (2) yang dapat mulai disusun sekarang
adalah Background Study untuk penyusunan Renstra Kementerian Kesehatan 2020 - 2024
Background Study

 Untuk menyusun dokumen Renstra periode selanjutnya (2020 – 2024) diperlukan


kajian pendahuluan (background study)
 Kajian pendahuluan (background study) meliputi : evaluasi atas capaian Renstra
periode sebelumnya dan data dan informasi yang akurat dan terukur sebagai baseline
untuk perencanaan ke depan
 Penyusunan background study merupakan salah satu proses PENDEKATAN
TEKNOKRATIS dimana perencanaan yang dilakukan dengan menggunakan metode
dan kerangka pemikiran ilmiah untuk menganalisis kondisi objektif dengan
mempertimbangkan beberapa skenario pembangunan selama periode rencana
berikutnya
 Pendekatan umum dari penyusunan background study ini didasari pada beberapa
acuan dasar dan telaahan kondisi yang dilihat dari multi-aspek
KERANGKA PENYUSUNAN
FAKTOR EKSTERNAL
(GLOBAL, REGIONAL,
NASIONAL) PERAN LINTAS
SEKTOR PUSAT
EVALUASI
EVALUASI DAN DAERAH
RENSTRA
RENSTRA 2015-
2015-2019
2019 KEBIJAKAN,
STRATEGI
DAN
Fokus KEGIATAN Derajat SDM
Back Isu Kesehatan YANG
VISI Pemba
ground Strategis Masyarakat BERDAY
MISI nguna
Study yang A SAING
n Kes. INDIKATOR
DAN Setingginya
TARGET

MASUKAN
STAKEHOLDER
PUSAT DAN
DAERAH TANTANGAN DAN
KENDALA
MATERI
• Tren status kesehatan masyarakat (Hasil Riskesdas);
• Tren kecenderungan sumber daya (SDMK, anggaran, sarana/prasarana,
dll);
• Regulasi terkait;
• Overview dari stakeholder (daerah, lintas sektor, organisasi masyarakat,
akademisi, pelaku bisnis/pasar, dll);
• Solusi ke depan;
• Health Sector Review (HSR);
• Mid Term Review (MTR) Renstra Kemenkes 2015-2019;
• Riskedas
• Dan informasi lainnya.
DATA
SUMBER DATA
Primer (interview)  wawancara dengan pengelola program, lintas sektor,
akademisi dan stakeholders lainnya baik di pusat maupun di daerah.
Sekunder  diperoleh dari laporan program, hasil Riskesdas, hasil penelitian
kesehatan, maupun bahan paparan dari Menteri Kesehatan/Eselon I atau pakar
yang datanya bersumber secara jelas.
Akan dilakukan sinergi data background study RPJMN tahun 2020-2024 yang
dilakukan Bappenas.

PENGOLAHAN DATA
Data diolah dalam bentuk narasi dilengkapi tabel/grafik.
PENDEKATAN

Menggunakan pendekatan 7 subsistem kesehatan sebagaimana yang


tercantum dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) Tahun 2012 sebagai
berikut :
1.Subsistem Upaya Kesehatan.
2.Subsistem Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
3.Subsistem Pembiayaan Kesehatan.
4.Subsistem Sumber Daya Manusia Kesehatan.
5.Subsistem Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Makanan.
6.Subsistem Manajemen, Informasi, dan Regulasi Kesehatan.
7.Subsistem Pemberdayaan Masyarakat.
Landasan Pikir: Sistem Kesehatan Nasional
(Perpres No 72/2012)

Manajemen
Kesehatan
Derajat
Kesehatan
SDM K

Farmasi, Alkes dan •Perbaikan status


makanan kesehatan
Upaya •Peningkatan status
Kesehatan gizi masyarakat
Litbang
•Perlindungan
finansial
Pemberdayaan •Responsiveness
Masyarakat sistem kesehatan

Pembiayaan
Kesehatan

Transisi Demografi, Asean Ec. Comm, Perubahan Iklim, Post-2015 Agenda, Middle Income 29Trap
REFERENSI PENYUSUNAN RENJA K/L 2020
(saat ini - dalam masa transisi)

RPJP 2005-2025 Evaluasi

01 Agenda dan target Rencana


Pembangunan Jangka Panjang 02 Evaluasi Pencapaian RPJMN, Renstra,
RKP, dan Renja K/L

Background Study RPJMN Rancangan Prioritas Pembangunan


03 Rancangan dan Background Study
RPJMN 2020-2024
04 Penekanan prioritas pembangunan yang
akan dilaksanakan pada tahun 2020

Visi-Misi Capres & Cawapres Perkembangan Global


05 Visi-misi Calon Presiden dan Wakil 06 Dinamika dan tantangan global
Presiden yang disampaikan ke KPU

31
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM
PENYUSUNAN RENJA K/L

 Kesesuaian dengan Renstra K/L, Prioritas Nasional (RKP), dan Kebijakan Presiden
dan sesuai dengan tugas dan fungsi.
 Keterkaitan (hubungan logis) antara Program-kegiatan-output-sub output-
komponen.
 Kesesuaian antaran Sasaran Strategis – Sasaran Program – Sasaran Kegiatan dan
Output Kegiatan.
 Kesesuaian dan ketepatan lokasi (teknis dan penerima manfaat).
 Ketepatan penandaan (tagging) Nawacita, Janji Presiden, Prioritas Nasional,
Prioritas Bidang, dan Tematik APBN.
 Ketepatan penggunaan output (Teknis/Generik)

32
KRISNA 2020
Surat Direktur Sistem dan Prosedur PP No 14003 Dt.8.5/12/2018
tanggal 10 Desember 2018
– K/L dapat mulai menyusun Rancangan Awal Renja K/L 2020 melalui
KRISNA Senin, 10 Desember 2018.
– Perlu dilakukan koordinasi dalam forum Bilateral Meeting antara K/L
dengan Bappenas.

33
KRISNA 2020

34
Terima kasih
1
ARAH KEBIJAKAN & STRATEGI 3

1 Peningkatan Kesehatan Ibu, Anak, KB dan Kesehatan Reproduksi


a. Peningkatan pelayanan kebidanan berkesinambungan (continuum of obstetric care) di fasilitas
publik dan swasta dengan mendorong seluruh persalinan di fasilitas kesehatan, peningkatan
cakupan dan kualitas pelayanan antenatal, peningkatan kompetensi tenaga kesehatan terutama
bidan, perbaikan sistem rujukan maternal, penyediaan sarana prasarana dan farmasi terutama
jaminan ketersediaan darah setiap saat, dan pencatatan kematian ibu di fasilitas pelayanan
kesehatan;
b. perluasan imunisasi dasar lengkap;
c. peningkatan perilaku higiene;
d. peningkatan gizi remaja putri dan ibu hamil;
e. peningkatan pengetahuan ibu dan keluarga khususnya pengasuhan, tumbuh kembang anak dan
gizi;
f. Perluasan cakupan KB dan kespro: peningkatan pengetahuan dan akses layanan kesehatan
reproduksi bagi remaja dan praremaja yang responsif gender; peningkatan kompetensi
PKB/PLKB; penguatan jejaring dalam pelayanan KB dan kesehatan reproduksi khususnya
praktik mandiri bidan, dokter swasta; dan penguatan advokasi, KIE dan konseling
ARAH KEBIJAKAN & STRATEGI 1
4

2 Percepatan perbaikan gizi masyarakat

a. percepatan penurunan stunting dengan peningkatan efektivitas intervensi


spesifik berbasis bukti dan penajaman intervensi sensitif untuk percepatan
perbaikan gizi secara terintegrasi;
b. penguatan advokasi, komunikasi sosial dan perubahan perilaku terutama
mendorong pemenuhan gizi seimbang berbasis konsumsi pangan (food
based approach); dan
c. penguatan sistem surveilans gizi; dan
d. peningkatan komitmen dan pendampingan bagi daerah dalam intervensi
perbaikan gizi dengan strategi sesuai kondisi setempat
e. respon cepat perbaikan gizi dalam kondisi darurat
ARAH KEBIJAKAN & STRATEGI 15

3 Peningkatan pengendalian penyakit


dengan perhatian khusus pada HIV/AIDS, TB, malaria, jantung, stroke, hipertensi, diabetes,
emerging diseases, penyakit yang berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa, penyakit tropis
terabaikan (kusta, filariasis, schistosomiasis), penyakit jiwa, cedera dan gangguan penglihatan

a.perluasan cakupan dan peningkatan kualitas deteksi dini dan penemuan kasus
penyakit;
b.pengembangan real time surveilans;
c.penguatan health security termasuk penguatan alert system, pencegahan dan
respon cepat kejadian luar biasa, serta peningkatan kapasitas untuk deteksi,
pencegahan, respon dan karantina kesehatan di pintu-pintu masuk negara;
d.penguatan tata laksana penanganan penyakit dan cedera; dan
e.penguatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
ARAH KEBIJAKAN & STRATEGI 16

4 Penguatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas)

a. pengembangan kawasan sehat antara lain kabupaten/kota sehat, pasar sehat, lingkungan
kerja sehat dan upaya kesehatan sekolah (UKS);
b. penyediaan ruang terbuka publik, transportasi masal dan konektivitas untuk mendorong
aktivitas fisik masyarakat dan lingkungan sehat serta penurunan polusi udara;
c. regulasi yang mendorong pemerintah pusat dan daerah serta swasta untuk menerapkan
pembangunan berwawasan kesehatan dan mendorong hidup sehat termasuk pengembangan
standar dan pedoman untuk sektor non kesehatan, peningkatan cukai rokok, pembatasan
iklan rokok, dan penerapan sin-tax produk pangan yang berisiko tinggi terhadap kesehatan;
d. promosi perubahan perilaku hidup sehat yang inovatif dan penggerakan masyarakat termasuk
revitalisasi posyandu dan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat lainnya serta
pengembangan organisasi untuk hidup sehat; dan
e. peningkatan penyediaan pilihan pangan sehat termasuk penerapan label pangan dan
perluasan akses terhadap buah dan sayur.
ARAH KEBIJAKAN & 17

STRATEGI
5 Peningkatan Pelayanan Kesehatan dan Pengawasan Obat dan Makanan
A.Penguatan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan

difokuskan pada:
a.penyempurnaan sistem akreditasi pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta yang
digunakan sebagai acuan pemenuhan standar fasilitas pelayanan kesehatan;
b.pengembangan rencana induk nasional penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan;
c.pemanfaatan inovasi teknologi dalam pelayanan kesehatan meliputi perluasan system
rujukan online termasuk integrasi fasilitas kesehatan swasta dalam sistem rujukan, sistem
rujukan khusus untuk daerah dengan karakteristik geografis tertentu (kepulauan dan
pegunungan), perluasan cakupan dan pengembangan jenis layanan telemedicine, dan
digitalisasi rekam medis dan rekam medis online;
d.perluasan pelayanan kesehatan bergerak (flying health care) dan gugus pulau;
e.pengembangan RS khusus; dan
f.perbaikan pengelolaan limbah medis fasilitas pelayanan kesehatan.
ARAH KEBIJAKAN & 18

STRATEGI
5 Peningkatan Pelayanan Kesehatan dan Pengawasan Obat dan
Makanan
B. Pemenuhan dan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan
difokuskan pada
a. pengembangan paket pelayanan kesehatan (tenaga kesehatan, fasilitas kesehatan, farmasi
dan alat kesehatan), afirmasi pemenuhan tenaga kesehatan strategis, dan afirmasi
pendidikan (beasiswa dan tugas belajar) tenaga kesehatan untuk ditempatkan di daerah
tertinggal, perbatasan, dan kepulauan (DTPK) dan daerah kurang diminati;
b. re-distribusi tenaga kesehatan yang ditempatkan di puskesmas dan RS di tingkat pusat,
provinsi dan kabupaten/kota yang didukung penyediaan insentif finansial dan non-finansial;
c. pengembangan mekanisme kerjasama pemenuhan tenaga kesehatan melalui kontrak
pelayanan;
d. perluasan pelatihan tenaga kesehatan fokus pada pelayanan kesehatan dasar; peningkatan
mutu program studi bidang kesehatan sesuai kebutuhan; dan
e. pemenuhan tenaga kesehatan puskesmas sesuai standar dan non-kesehatan termasuk
tenaga sistem informasi dan administrasi keuangan untuk mendukung tata kelola pelayanan
kesehatan di fasilitas kesehatan.
ARAH KEBIJAKAN &
STRATEGI
5 Peningkatan Pelayanan Kesehatan dan Pengawasan Obat dan Makanan

C.Pemenuhan dan peningkatan daya saing farmasi dan alat kesehatan

difokuskan pada
a. efisiensi pengadaan obat dan vaksin dengan mempertimbangkan unsur kualitas
produk;
b. penguatan sistem logistik farmasi real time berbasis elektronik;
c. peningkatan promosi dan pengawasan penggunaan obat rasional;
d. pengembangan obat, produk biologi, reagen, dan vaksin bersertifikat halal yang
didukung oleh penelitian dan pengembangan life sciences; dan
e. pengembangan produksi dan sertifikasi alat kesehatan untuk mendorong
kemandirian produksi dalam negeri.
ARAH KEBIJAKAN &
STRATEGI
5 Peningkatan Pelayanan Kesehatan dan Pengawasan Obat dan Makanan

D.Peningkatan efektivitas pengawasan obat dan makanan

difokuskan pada
a. perluasan cakupan dan kualitas pengawasan pre dan post market obat dan pangan berisiko
yang didukung oleh peningkatan kompetensi SDM pengawas dan penguji serta pemenuhan
sarana prasarana laboratorium;
b. peningkatan kemampuan riset;
c. percepatan dan perluasan proses layanan publik termasuk registrasi;
d. peningkatan kepatuhan dan kemandirian pelaku usaha dalam penerapan sistem manajemen
mutu dan
pengawasan produk;
e. peningkatan peran serta masyarakat dalam pengawasan; dan
f. pemanfaatan teknologi informasi dalam pengawasan obat, alat kesehatan, dan makanan.
ARAH KEBIJAKAN & STRATEGI 21

5 Peningkatan Pelayanan Kesehatan dan Pengawasan Obat dan Makanan

E. Penguatan tata kelola dan pembiayaan kesehatan

a.pengembangan kebijakan untuk penguatan kapasitas daerah;


b.pendampingan perbaikan tata kelola pada daerah yang memiliki masalah kesehatan untuk
pencapaian target nasional dan mendorong pemenuhan SPM kesehatan;
c.integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi sistem informasi kesehatan pusat dan daerah
termasuk penerapan sistem single entry;
d.inovasi dan pemanfaatan teknologi digital untuk pengumpulan data, media promosi,
komunikasi, dan edukasi kesehatan termasuk big data;
e.riset operasional untuk inovasi dan evaluasi efektivitas intervensi kesehatan;
f.peningkatan pemanfaatan anggaran untuk penguatan promotif dan preventif berbasis bukti;
g.pengembangan sumber pembiayaan baru seperti penerapan earmark cukai dan pajak,
kerjasama pemerintah dan swasta; dan
h.peningkatan kemandirian pembiayaan fasilitas kesehatan milik pemerintah.
ARAH KEBIJAKAN & STRATEGI 22

Penguatan pelaksanaan jaminan sosial

a. keberlanjutan pendanaan SJSN;


b. penyesuaian sistem peningkatan iuran dan tarif, perluasan kepesertaan SJSN terutama sektor
informal dan pekerja penerima upah dan peningkatan tata kelola;
c. penerapan active purchasing terutama paket manfaat JKN yang diikuti oleh peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan dan akuntabilitas pengelolaan JKN;
d. penguatan kelembagaan SJSN dan harmonisasi peraturan perundangan yang terkait;
e. pengembangan program SJSN yang komprehensif dan terintegrasi, termasukpengembanganJaminan
Pekerjaan (Unemployment Benefit), Perawatan Jangka Panjang Berbasis Kontribusi (Long Term Care),
dan Program Rehabilitasi Kerja (Return to Work);
f. pembangunan sistem monitoring dan evaluasi yang terintegrasi;
g. sinergi data dasar kependudukan, basis data terpadu (BDT) dan data BPJS kesehatan;
h. integrasi data JKN dengan sistem informasi kesehatan dan pemanfaatan data pelayanan BPJS
kesehatan; dan
i. penguatan health technology assessment (HTA), dewan pertimbangan klinis, dan tim kendali mutu dan
kendali biaya.

Anda mungkin juga menyukai