Anda di halaman 1dari 72

STUNTING PADA ANAK DAN

PENCEGAHANNYA
Di Kab. Abdya : hampir 4 dari 10 anak adalah
Stunting/Pendek
PREVALENSI STUNTING MENURUT SSGBI dan INTEGRASI SSGBI DAN SSN 2019

(SUMBER: Balitbang Upaya Kesehatan Masyarakat RI, 2019 disampaikan pada


KIPG 2019 di Medan)
Apa itu stunting ?

 
Stunting = Pendek
Paneuk/Tu’et  bahasa
 

Aceh
 
Ketek  Aceh Selatan
 
Ketek/pindok  Sinabang
 
Konot bahasa Gayo
STUNTING (PENDEK)
Kondisi gagal tumbuh
pada anak akibat dari
kekurangan gizi yang
belangsung lama
(kronis) dimulai dari
dalam kandungan
sehingga anak terlalu
pendek untuk usianya.
Cara mengetahui anak
pendek/stunting
Pengukuran panjang badan (PB) anak

Pengukuran panjang badan


untuk anak usia 0-23 bulan.
Pengukuran panjang badan
 

dilakukan pada anak usia <24


bulan atau anak yang berusia 0
bulan sampai usia 23 bulan.
Pengukuran dilakukan dengan
 

alat pengukur panjang badan


anak (baby lenght board/BLB).
Cara pengukuran dilakukan
 

dengan posisi anak tidur


telentang.
Pengukuran tinggi badan (TB) anak

Pengukuran anak usia 2-5


tahun
Untuk anak anak yang
 

sudah berusia 24 bulan


atau lebih (≥24 bulan)
diukur tinggi badan.
Alat yang digunakan adalah
 

mikrotoa.
Cara pengukuran dilakukan
 

dengan posisi anak berdiri.


2 Cara Menentukan status pertumbuhan Panjang
atau Tinggi badan Anak
1
Membandingkan angka panjang atau tinggi badan anak
dengan batas minimal pertumbuhan normal sesuai umur
dan jenis kelamin

Ada 4 jenis tabel yang digunakan berdasarkan jenis kelami dan umur
anak, yaitu:
 
Tabel standar Panjang Badan anak laki-laki usia 0-23 bulan
 
Tabel standar Tinggi badan anak laki-laki usia 2-5 tahun
 
Tabel standar Panjang Badan anak perempuan usia 0-23 bulan
 
Tabel standar Tinggi badan anak perempuan usia 2-5 tahun
Pembekalan KPM Mahasiswa UIN Ar-
Raniry 2019
Batas bawah Panjang Badan atau Tinggi Normal

 
Lahir 45.4 cm
 
5 tahun  100.1 Anak
 
6 tahun  104.9 perempuan
 
19 tahun  150.1 cm

Lahir  46.1 cm
 

5 tahun  101.1
 

Anak laki-laki 6 tahun  106.1 cm


 

19 tahun  161.9
 
 
Contoh 1:
 
Fatimah lahir pada 26 April 2019, Pada tanggal 27 November 2019 diukur panjang
badan, hasil pengukuran panjang badan adalah 61.5 cm. Tentukan status panjang
badan (Status Gizi) Fatimah?

Diketahui:
Usia 1 tahun (12 bulan) saat pengukuran
Panjang 61.5 cm
 
Selanjutnya berdasarkan Tabel 3. batas panjang badan normal anak perempuan
usia 1 tahun pada tabel adalah 68.9 cm (yaitu angka panjang badan standart pada
-2 SD).
 
Panjang badan Fatimah lebih kecil dari panjang badan minimal di Tabel, 61.5 cm <
68.9 cm, artinya Fatimah termasuk anak yang Pendek/Stunting.
 
Atau, Panjang Badan Fatimah (61.5 cm) ada diantara -3 SD dan -2 SD. Artinya
status gizi Fatimah dikategorikan pendek berdasarkan indeks PB/U
Status Panjang / Status Gizi Fatimah
Contoh 2:
 
Abdullah lahir 20 Februari 2017, pada tanggal 22 Maret 2019 di
diukur panjang badan, hasil pengukuran panjang badan Abdullah
adalah 88,1 cm. Tentukan status panjang badan Abdullah.
 
Diketahui:
Usia 25 bulan saat pengukuran, panjang 88,1 cm.
Selanjutnya berdasarkan Tabel batas panjang badan normal anak
laki-laki usia 25 bulan pada tabel adalah 81,7 cm (yaitu angka
panjang badan standart pada -2 SD).
 
Panjang badan Abdullah lebih besar dari panjang badan minimal di
Tabel, 88,1cm >81,7 cm, artinya termasuk anak yang tinggi
badannya Normal.
 
2 Cara Menentukan status pertumbuhan Panjang
atau Tinggi badan Anak

Menggunakan grafik

Mengisi grafik dengan panjang/tinggi


badan anak

Pembekalan KPM Mahasiswa UIN Ar-


Raniry 2019
Pembekalan KPM Mahasiswa UIN Ar-
Raniry 2019
Kerangka Penyebab dan Pendekatan

Pencegahan
stunting Hasil

Status Penyebab
Asupan gizi
kesehatan langsung

Ketahanan pangan
Lingkungan sosial Lingkungan Lingkungan Penyebab
(norma, makanan kesehatan permukiman tidak
(ketersediaan,
bayi dan anak, langsung
keterjangkauan, (akses, pelayanan (air, sanitasi,
higiene,
dan akses pangan preventif dan kondisi
pendidikan, tempat
bergizi) kuratif) bangunan)
kerja)

Pendapatan dan kesenjangan ekonomi, perdagangan, urbanisasi, globalisasi, sistem pangan,


Proses
perlindungan sosial, sistem kesehatan, pembangunan pertanian, dan pemberdayaan perempuan.

Komitmen politis dan kebijakan pelaksanaan aksi;


kebutuhan dan tekanan untuk implementasi, tata Prasyarat
kelola keterlibatan antar lembaga pemerintah dan pendukun
non-pemerintah, kapasitas untuk implementasi. g

Sumber: UNICEF 1997; IFPRI, 2016; BAPPENAS 2018, disesuaikan dengan konteks Indonesia
PENYEBAB STUNTING
1. Gangguan pertumbuhan di 1000 Hari Pertama
Kehidupan (1000 HPK)

Panjang/Tinggi
50 cm 75 cm 100 cm 125 cm 150 cm
badan

Umur Lahir 1 thn 4 thn 8 thn 12 thn

25 cm 10 cm 5 cm 5 cm
Laju pertumbuhan
/tahun /tahun /tahun /tahun

Laju pertumbuhan anak bisa lebih tinggi pada saat anak pubertas
Mencegah stunting sejak dini

Panjang Tulang Paha (Femur length)


merupakan predictor terbaik Tinggi Badan
Panjang Tulang Paha (Femur length) janin hasil USG
merupakan predictor terbaik Panjang Bayi Lahir (PBL)

Lingkar kepala Panjang tulang


(Head cir.) paha (Femur l.)

Lingkar perut
(Abdominal cir.)
2. FAKTOR GIZI

Gizi Jelang Kehamilan


Gizi Ibu Hamil
Gizi Ibu Menyusui
Gizi Bayi dan Anak
 Zat Gizi terbukti Meningkatkan Pertumbuhan
Linear (Panjang/Tinggi Badan)

 Protein, terutama AA pembentuk Kolagen dan


hormon pertumbuhan, sejak janin
 Lemak, terutama AL esensial setelah lahir
 Energi untuk pertumbuhan
 Air
 Kalsium dan Fosfor
 Zink, magnesium, Mangan, Iodium, zat besi
 Vit A, Vit D, Asam folat
3. FAKTOR PENYAKIT & KESLING

Penyakit  Nafsu/selera makan


Kurang gizi  penyakit
Lingkungan buruk/taskbersih  Penyakit
Penyakit (demam, daire dll)  boros zat gizi
Pangan takaman (beracun) => hormon & penyakit
Pengelolaah
Sanitasi kurang Sampah& Faktor Kesling yang
limbah
Berdampak pada Stunting

Lantai rumah Vilcins et al (2018)


tanah Environmental Factors
Associated with Child
Risko infeksi Stunting
tinggi

Gangguan
Gizi Kurang pertumbuhan
(stunting)

Timbal
Hasil penelitian di Bangladesh Stunting pada anak usia 2-3 tahun ada
kaitannya dengan kadar Timbal (Pb) dalam darah

Paparan arsenik (racun) menurunkan


kadar hormon pertumbuhan (IGF-1) &
mengganggu pertumbuhan

Arsenic dapat berasal


dari penggunaan
pestisida
5.
CEGAH SEJAK DINI
BERBASIS ILMU, BUDAYA DAN AGAMA

1. Gizi seimbang bagi calon Bumil, ibu hamil & Busui


(Perhatian: Pangan hewani, sayur & buah)
2. Bila perlu PMT dan suplementasi gizi bagi Bumil
(protein, mineral dan vitamin tertentu)
3. ASI-Ekslusif
4. ASI dan MP-ASI bergizi seimbang bagi anak 6 – 24
bln (Perhatian: Pangan hewani, sayur & buah)
5. Edukasi gizi seimbang bdan gaya hidup sehat bagi
Ibu & keluarga
 Memperkuat nilai religi & kesakralan menikah &
berkeluarga:
 Terkait pentingnya nilai anak, gizi catin, gizi bumil
& busui sebagai bagian makna keluarga SaMaWa
Kendala Penyelenggaraan
Percepatan Pencegahan Stunting

1 | Belum efektifnya program-program pencegahan stunting.


2 | Belum optimalnya koordinasi penyelenggaraan intervensi
gizi spesifik dan sensitif di semua tingkatan- terkait
dengan perencanaan dan penganggaran,
penyelenggaraan, dan pemantauan dan evaluasi.
3 | Belum efektif dan efisiennya pengalokasian dan
pemanfaatan sumber daya dan sumber dana.
4 | Keterbatasan kapasitas dan kualitas penyelenggaraan
program.
5|
Masih minimnya advokasi, kampanye, dan diseminasi
terkait stunting, dan berbagai upaya pencegahannya.
Kendala di Tingkat Masyarakat

1 |Istilah
 
stunting belum dikenal dengan baik di tingkat masyarakat
 
Pendek dianggap bukan sebagai sebuah masalah, factor
2 |keturunan lebih dominan
 
Penanganan stunting masih dianggap sebagai tanggungjawab
3 |sector kesehatan
 
Di beberapa tempat terdapat budaya atau mitos yang
mempunyai pengaruh negative, seperti Ibu Hamil dilarang makan
4 |cumi, colostrum yang dibuang, anak baru lahir diberi madu dll.
Perubahan prilaku tidaklah mudah, butuh waktu untuk
 

melakukaknnya
Faktor Pendukung Untuk Percepatan
Pencegahan Stunting

Adanya Komitmen Politik yang tinggi dari Presiden dan Wakil


 

Presiden
Adanya dasar hukum yang cukup kuat; seperti UU Pangan dan
 

Perpres 42 tahun 2014 tentang percepatan perbaikan gizi


 
Indonesia ikut dalam SUN Global Network
Pemerintah sudah mempunyai program-program yang terkait
 

dengan percepatan pencegahan stunting


Beberapa langkah menuju konvergensi sudah dilakukan di
 

tingkat Pusat
Upaya Pencegahan
stunting di level desa
3 Prioritas

Sasaran Ibu hamil dan anak usia 0-2 tahun atau


Prioritas rumah tangga 1.000 HPK

Interven • Intervensi Gizi Spesifik


si • Intervensi Gizi Sensitif
Prioritas

2018  1.000 desa fokus di 100 Kab/Kota


Kabupaten/ prioritas
Kota 2019  1.600 desa fokus di 160 Kab/Kota
Prioritas prioritas
2020  100 Kab/Kota prioritas
2021-2024: semua desa di semua Kab/Kota
prioritas secara bertahap
Intervensi Gizi Spesifik
Intervensi
Kelompok Sasaran Intervensi Prioritas Intervensi Penting
Sesuai Kondisi
Intervensi gizi spesifik – Sasaran prioritas

• Pemberian makanan tambahan • Perlindungan


bagi ibu hamil dari kelompok • Suplementasi kalsium dari malaria
Ibu hamil
miskin • Pemeriksaan kehamilan • Pencegahan
• Suplementasi tablet tambah darah HIV

• Promosi dan konseling menyusui • Suplementasi kapsul


• Promosi dan konseling pemberian vitamin A
makan bayi dan anak (PMBA) • Suplementasi taburia
Ibu menyusui dan anak • Tata laksana gizi buruk akut • Imunisasi • Pencegahan
0-23 bulan • Pemberian makanan tambahan • Suplementasi zinc untuk kecacingan
pemulihan bagi anak gizi kurang pengobatan diare
akut • Manajemen terpadu balita
• Pemantauan pertumbuhan sakit (MTBS)

Intervensi gizi spesifik – Sasaran Penting


Remaja dan wanita usia
• Suplementasi tablet tambah darah    
subur
• Suplementasi kapsul
• Tata laksana gizi buruk akut vitamin A
• Pemberian makanan tambahan • Suplementasi taburia
• Pencegahan
Anak 24-59 bulan pemulihan bagi anak gizi kurang • Suplementasi zinc untuk
kecacingan
akut pengobatan diare
• Pemantauan pertumbuhan • Manajemen terpadu balita
sakit (MTBS)
Intervensi Gizi Sensitif
Jenis Intervensi Program/Kegiatan Intervensi
Peningkatan
penyediaan air • Akses air minum yang aman
minum dan • Akses sanitasi yang layak
sanitasi
Peningkatan
akses dan • Akses pelayanan Keluarga Berencana (KB)
kualitas • Akses Jaminan Kesehatan (JKN)
pelayanan gizi • Akses bantuan uang tunai untuk keluarga kurang mampu (PKH)
dan kesehatan
• Penyebarluasan informasi melalui berbagai media
Peningkatan
• Penyediaan konseling perubahan perilaku antar pribadi
kesadaran,
• Penyediaan konseling pengasuhan untuk orang tua
komitmen, dan
• Akses Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan pemantauan tumbuh-
praktik
kembang anak
pengasuhan dan
• Penyediaan konseling kesehatan dan reproduksi untuk remaja
gizi ibu dan anak
• Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak

• Akses bantuan pangan non tunai (BPNT) untuk keluarga kurang mampu
Peningkatan • Akses fortifikasi bahan pangan utama (garam, tepung terigu, minyak
akses pangan goreng)
bergizi • Akses kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)
• Penguatan regulasi mengenai label dan iklan pangan
INDIKATOR SPESIFIK DAN SENSITIF PENCEGAHAN STUNTING
 Memperkuat nilai budaya yang arif
Misal : Bibit, bobot & bebet

Bibit = keturunan (asal usul)


Bebet = kepribadian & lingkungan
Bobot = kemampuan & Iptek
 Perlu Perhatian dalam program

1. Mencegah pertambahan BB yang rendah adalah


upaya dini pencegahan janin dan bayi stunting

2. Mencegah pertumbuhan BB bayi & anak yang


lambat adalah mencegah dini anak stunting

3. Perlunya pemantaun pertambahan BB Bumil dan BB


bayi bulanan

4. Gizi seimbang kaya protein dan gizi mikro untuk


bumil, bayi dan balita

5. Stimulasi dan faktor pendukung lainnya


 Memperkuat pencegahan secara holistik
(Beyond nutrition approach)
1. Memperkuat ketahanan pangan
2. Pengentasan kemiskinan & peningkatan akses
ekonomi (peluang kerja & usaha)
3. Pemberdayaan perempuan & perlindungan anak
4. Perluasan sasaran kepada Catin & remaja
5. Higine & sanitasi diri & lingkungan
6. Pelayanan kesehatan ibu hamil & anak
7. Akses pada pelayanan kesehatan oleh Bumil &
anak
 Mengoptimalkan 8 Peran Keluarga
Bagaimana cara cegah stunting

Pastikan REMAJA PUTRI dalam


kondisi sehat jika <12 mg% HB dan
LILIA <23.5  tidak sehat
Bagaimana cara cegah stunting

2
Pastikan CALON PENGANTIN
dalam kondisi sehat sebelum
menikah
Periksa Kadar Hb Jika <12 mg% HB
dan LILIA <23.5 dan Status Gizi
(IMT<18,5) tidak sehat  Tunda
PERNIKAHAN atau KEHAMILAN
Berikan Nasehat AGAMA, GIZI &
KESEHATAN
Bagaimana cara cegah stunting

IBU HAMIL
Periksa Kadar Hb Jika <11 mg% HB
dan LILIA <23.5  tidak sehat
CEK pertambahan BB setiap
bulan
Konsumsi Gizi Seimbang
Minum Tablet Besi minimal 90
tablet
Pelayanan Kehamilan/ ANC (K4)
Pertambahan BB normal Ibu Hamil

Total (kg)
Pola Gizi Seimbang bagi Bumil & Busui

Satu porsi (p) atau penukar ditambahkan pada makanan Busui, yaitu
½ porsi pada saat sarapan dan 1.2 porsi pada waktu makan malam
(Kemenkes
6/7/2019 2012) Hardin- Gizi Cegah Stunting 62
Bagaimana cara cegah stunting

4
BAYI DAN BALITA
BBL<2,5 Kg dan PB <48 cm  tidak sehat
Pastikan bayi Lahir sehat ( ditandai BBL 2500 gram,
Panjang badan >48 cm)
Setelah anak lahir segera Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Pastikan berikan ASI saja pada bayi sampai 6 bulan  jaga
agar ibu memberi ASI saja (Asi ekslusif), jaga anak agar tidak
terkena infeksi
Timbang anak rutin setiap bulan (anak sehat tambah umur
tambah BB, jika 2 kali berturut tidak berarti anak sakit  bisa
stunting)  pantau anak hasil timbang lihat di KMS
• Setelah 6 bulan perkenalkan anak dengan makanan pendamping ASI (bukan
pengganti ASI)

• ASI sebagai makanan utama sampai 2 tahun, kenapa MP-ASI  pertumbuhan


anak cepat maka perlu tambahkan dengan MP-ASI.

• Tips memberi makanan pendamping (jangan pernah berikan makanan MP-ASI


pabrikan). Rasa ASI tawar  lalu diberi MP-ASI pabrikan (rasa macam,
bungkus bagus)  kecelakaan jika anak diberi makanan rasa maka otak akan
memberi kode makanan yang enak adalah makanan yang pabrikan.
• Jaga pertumbuhan anak dengan KMS  jika ada anak 2 bulan berturut tidak
naik maka anak tidak sehat.

• Hasil penelitian dan kesepakatan pakar jika anak sehat sampai 2 tahun insha
Allah di usia dewasa sehat.

• Jika diatas 2 tahun baru diburu pemberian makanan  kecelakaan besar risiko
penyakit.

• Orang yang makan banyak tetapi tidak naik BB berarti sehat saat 2 tahun
pertama, sebaliknya orang jika sedikit makan naik BB berarti ada masalah di
usia 2 tahun
• Pastikan anak mendapat pelayanan gizi (suplementasi
Vitamin A setiap 6 bulan), PMT jika menderita Kurus,
Suplementasi Zink saat diare

• Pastikan anak medapat pelayanan Imunisasi secara


lengkap
Jenis dan Jadual Immunisasi
BERIKAN POLA ASUH DAN PENERAPAN PHBS
Aceh saat ini 4 dari 10 anak balita
adalah stunting/pendek, ini
alarm yang luar biasa.

Pencegahan lebih baik dari pada


penanganan
KESIMPULAN

 Stunting terjadi karena


beragam faktor, terutama
gangguan asupan gizi, dan
penyakit

 Karena itu upaya utama


mencegah stunting adalah
memenuhi kebutuhan gizi
(terutama pangan protein,
sayur & buah), PHBS dan
bebas penyakit (terutama
diare dan demam) pada ibu
Aripin Ahmad 08126939592

Dr. ARIPIN AHMAD, S.Si.T, M.Kes Lahir pada 15 Maret 1975 di Pintu Rime Kecamatan Ketol Kabupaten Aceh Tengah,
Provinsi Aceh. Menyelesaikan pendidikan diploma III Gizi pada Akademi Gizi Banda Aceh (1996), Sarjana Sain Terapan Gizi
pada Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (2001), Pendidikan S2 Gizi dan Kesehatan pada Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada (2003), Doktor Ilmu Gizi pada Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (IPB Bogor) tahun
2018. Beberapa pelatihan yang pernah diikuiti adalah Fasilitator Konseling Menyusui (Kerjasama Poltekkes Aceh dan
UNICEF tahun 2009), Fasilitator Konseling Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) oleh Direktorat Gizi Masyarakat
Kementerian Kesehatan RI (2010), serta Short Course on Nutritional Assesment di SEAMEO-UI (2009). Riwayat Karier: Staf
Akademi Gizi Depkes Banda Aceh mulai tahun 1997, Dosen pada Jurusan Gizi Poltekkes Kemkes Aceh mulai 2003-
sekarang. Organisasi: Sekretaris DPD Pergizi Pangan Aceh (Periode 2017-2021), Sekretaris DPD Persagi Aceh (periode
2019-2024)

Anda mungkin juga menyukai