Anda di halaman 1dari 30

STANDAR AKREDITASI

PUSKESMAS

BAB 1

KEPEMIMPINAN DAN
MANAJEMEN PUSKESMAS
BAB I - KMP
STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS REVISI

BAB I KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN PUSKESMAS


7 STANDAR, 26 KRITERIA, 104 ELEMEN PENILAIAN

PERAN DINAS 1.7 1.1 PERENCANAAN PUSKESMAS


KESEHATAN KAB/KOTA
 2 KRITERIA
 1 KRITERIA  11 EP
 8 EP

1.6
1.2 TATAKELOLA ORGANISASI
PENGAWASAN,
PENGENDALIAN, PENILAIAN  5 KRITERIA
KINERJA  16 EP
 3 KRITERIA
 15 EP

1.3
MANAJEMEN KEUANGAN
1.5 MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
 1 KRITERIA 1.4  6 KRITERIA
 2 EP  22 EP
MANAJEMEN FASILITAS
& KESELAMATAN (MFK)
 8 KRITERIA
 30 EP
STANDAR 1.4. MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN
(MFK)
STANDAR 1.4. Manajemen Sarana (Bangunan), Prasarana, Peralatan, Keselamatan Dan
Keamanan Lingkungan Puskesmas Dilaksanakan Sesuai Dengan Ketentuan

Peraturan Perundang-undangan
1.4.1. PROGRAM MFK

1.4.7. PROGRAM 1.4.2. PROGRAM KESELAMATAN


PENGELOLAAN SISTEM DAN
UTILISASI KEAMANAN

1.4.6. PROGRAM 1.4.3. MANAJEMEN INVENTARISASI,


KETERSEDIAAN ALAT PENGELOLAAN, PENYIMPANAN DAN
KESEHATAN PENGGUNAAN B3 DAN LIMBAH B3

1.4.5. PROGRAM 1.4.4. PROGRAM TANGGAP


PENCEGAHAN DAN DARURAT
PENANGGULANGAN BENCANA
KEBAKARAN
1.4.8. DIKLAT MFK
1.4.1. PROGRAM MFK

1.4.1 Disusun dan diterapkan rencana program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) yang meliputi keselamatan
dan keamanan fasilitas, manajemen bahan berbahaya beracun (B3) dan limbah B3, manajemen keadaan darurat dan
bencana, pengamanan kebakaran, alat kesehatan dan system utilitas.

Pokok Pikiran:
• Puskesmas perlu menyusun program MFK setiap tahun, dan diterapkan, yg meliputi :
a) Manajemen Keselamatan dan keamanan
b) Manajemen bahan berbahaya beracun (B3), dan limbah B3
c) Manajemen kedaruratan dan Bencana/disaster
d) Manajemen Penanganan Kebakaran PROGRAM
e) Manajemen Alat Kesehatan
KETERPADUAN
f) Manajemen system utilitas
g) Pendidikan (edukasi) petugas
• Dilakukan identifikasi dan pembuatan peta risiko (huruf a sd f)
• Tetapkan tim atau petugas yang menjalankan program MFK
• Dilakukan evaluasi minimal per tri wulan

EELEMEN PENILAIAN :
1. Terdapat petugas yang bertanggung jawab dalam MFK serta tersedia program MFK yang ditetapkan setiap tahun berdasarkan identifikasi risiko. (R)
2. Puskesmas menyediakan akses yang mudah dan aman bagi pengguna pelayanan dengan keterbatasan fisik (D,W)
3. Dilakukan identifikasi terhadap area-area berisiko yang meliputi huruf a sampai huruf f pada pokok pikiran. (D,W)
4. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut per tri wulan terhadap pelaksanaan program MFK meliputi huruf a sampai huruf f pada pokok pikiran. (D)
Program MFK
dan Perbaikan &
Identifikasi (AREA) BERISIKO Minimalisir
R risiko
KESELAMATAN & KEAMANAN
Ada SK Ka Puskesmas
ttg PJ MFK MANAJEMEN B3 LIMBAH B3

MANAJEMEN KEDARURATAN MONEV


&
PENGAMANAN KEBAKARAN
TL
PERALATAN KESEHATAN Setiap 3 bulan

SISTEM UTILITAS

DIKLAT MFK
D
PJ. MFK
1.4.2. PROGRAM KESELAMATAN DAN KEAMANAN

1.4.2. Puskesmas melaksanakan program keselamatan dan keamanan

Pokok Pikiran: 
• Program untuk keselamatan dirancang untuk mencegah terjadinya cedera bagi pasien, petugas,
pengunjung dan masyarakat akibat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), seperti tertusuk jarum,
tertimpa bangunan, kebakaran, gedung roboh, dan tersengat listrik
• Program keselamatan bagi petugas terintegrasi dengan program keselamatan dan kesehatan kerja
• Program untuk keamanan perlu direncanakan untuk mencegah terjadinya kejadian kekerasan fisik maupun ced-
era akibat lingkungan fisik yang tidak aman seperti penculikan bayi, pencurian, dan kekerasan pada petugas
• Program keselamatan dan keamanan didukung dengan penyediaan fasilitas CCTV, APAR, alarm, jalur
evakuasi, titik kumpul, rambu2 keselamatan dan tanda2 pintu darurat.
• Program keamanan perlu direncanakan untuk mencegah terjadinya penculikan bayi, pencurian dan
kekerasan pada petugas.
• Pemberian tanda pengenal untuk pasien, pengunjung dan petugas, serta petugas alih daya mrpk upaya untuk
menyediakan lingkungan yang aman
• Kode2 darurat yang diperlukan ditetapkan dan diterapkan : misal merah untuk kedaruratan kebakaran, biru untuk
kedaruratan medik
• Apabila terdapat renovasimaka dipastikan tidak mengganggu pelayanan dan mencegah penyebaran infeksi

ELEMEN PENILAIAN
1. Dilakukan identifikasi terhadap pengunjung, petugas dan petugas alih daya (outsourcing) (D,O,W)
2. Dilakukan inspeksi fasilitas secara berkala meliputi bangunan, prasarana dan peralatan (D,O,W)
3. Dilakukan simulasi terhadap kode darurat secara berkala. (D, O,W).
4. Dilakukan pemantauan terhadap pekerjaan konstruksi terkait keamanan dan pencegahan penyebaran infeksi. (D,O,W)
KODE KEDARURATAN

Kedaruratan Medis

Kedaruratan Masal

Kedaruratan Kebakaran

Kedaruratan Pembunuhan

Kedaruratan Evakuasi

Kedaruratan Kehilangan Pencurian

Kedaruratan Penculikan Bayi


1.4.3. PENGELOLAAN B-3 DAN LIMBAH B-3

1.4.3 Inventarisasi, pengelolaan, penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya beracun serta
pengendalian dan pembuangan limbah bahan berbahaya beracun, dan sampah dilakukan
berdasarkan perencanaan dan ketentuan perundangan-undangan  

POKOK PIKIRAN: 
• Bahan berbahaya beracun (B3) dan limbah B3 perlu diidentifikasi dan dikendalikan
secara aman.
• Puskesmas perlu menginventarisasi B3 meliputi lokasi, jenis, dan jumlah B3 serta
limbahnya yang disimpan. Daftar inventaris ini selalu dimutahirkan sesuai dengan
perubahan yang terjadi di tempat penyimpanan .
• Pengolahan limbah B3 sesuai standar (penggunaan dan pemilahan, pewadahan dan
penyimpanan/TPS B3 serta pengolahan akhir)
• Tersedia IPAL sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

ELEMEN PENILAIAN :
1. Dilaksanakan program pengelolaan B3 dan limbahnya sesuai angka satu sampai tujuh huruf b, kriteria 1.4.1 dan sampah
(R)
2. Pengolahan limbah B3 sesuai standar (penggunaan dan pemilahan, pewadahan dan penyimpanan/TPS B3 serta pengolahan
akhir) (D,W)
3. Tersedia IPAL sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (D, O)
4. Ada laporan, analisis, dan tindak lanjut penanganan tumpahan, paparan/pajanan B3 dan atau limbah B3. (D,W)
Program Pengelolaan B3 dan Limbah B3 meliputi :
1) Penetapan jenis dan area/lokasi penyimpanan B3 sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan
2) Pengelolaan, penyimpanan dan penggunaan B3 sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan
3) Sistem pelabelan B3 sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
4) Sistem pendokumentasian dan perizinan B3 sesuai ketentuan peraturan perundang-
R undangan
5) Penanganan tumpahan dan paparan B3 sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
6) Sistem pelaporan dan investigasi jika terjadi tumpahan dan atau paparan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan
7) Pembuangan limbah B3 yang memadai sesuai peraturan perundang-undangan
8) Penggunaan APD sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan

Inventarisasi
Pengelolaan
Penyimpanan
Penggunaan
Pengendalian
1.4.4. PROGRAM TANGGAP
BENCANA
1.4.4. Puskesmas menyusun, memelihara, melaksanakan, dan mengevaluasi program
tanggap darurat bencana internal dan eksternal
1. Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) ikut bertanggung jawab
untuk berperan aktif dalam upaya mitigasi dan penanggulangan bila terjadi bencana baik
internal maupun eksternal.
2. Strategi untuk menghadapi bencana perlu disusun sesuai dengan potensi bencana yang
mungkin terjadi berdasarkan hasil penilaian kerentanan bahaya (Hazard Vulnerability
Assesment).
3. Program kesiapan menghadapi bencana disusun dan disimulasikan (setiap tahun) secara
internal atau melibatkan komunitas secara luas, terutama ditujukan untuk menilai kesiapan
sistem 2) sampai dengan 6) yang telah diuraikan di bagian c kriteria 1.4.1.
4. Setiap pegawai wajib mengikuti pelatihan/ lokakarya dan simulasi pelaksanaan program
tanggap darurat yang diselenggarakan minimal setahun sekali agar siap jika sewaktu-waktu
terjadi bencana
5. Debriefing adalah sebuah review yang dilakukan setelah simulasi bersama peserta simulasi
dan observer yang bertujuan untuk menindaklanjuti hasil dari simulasi.
6. Hasil dari kegiatan debriefing didokumentasikan , digunakan untuk melakukan perbaikan
PERENCANAAN MANAJEMEN BENCANA (DISASTER
PLAN) •
Puskesmas ikut bertanggungjawab dalam berperan aktif dalam upaya mitigasi dan
penanggulangan bila terjadi bencana baik internal maupun eksternal
Manajemen Kedaruratan
• Strategi dan rencana untuk menghadapi bencana perlu disusun sesuai dengan potensi
dan Bencana
bencana yang mungkin terjadi berdasarkan hasil penilaian kerentanan bahaya (Hazard
Vulnerability Assesment),
• Program Manajemen Kedaruratan dan Bencana meliputi:
1. identifikasi jenis, kemungkinan, dan akibat dari bencana yang mungkin terjadi (HVA),
2. menentukan peran Puskesmas jika terjadi bencana dgn tetap memperhatikan keber-
langsungan layanan dan tindak lanjut terhadap bencana,
3. strategi komunikasi jika terjadi bencana,
4. manajemen sumber daya,
5. penyediaan pelayanan dan alternatifnya,
6. identifikasi peran dan tanggung jawab tiap karyawan, dan manajemen konflik yang mungkin
terjadi pada saat bencana
7. peran Puskesmas dalam Tim terkoordinasi dengan sumber daya masyarakat
• Program persiapan bencana disimulasikan (disaster drill) setiap tahun secara internal atau
melibatkan komunitas secara luas, khususnya nomer 3 sd 7
• Setiap karyawan wajib mengikuti pelatihan/ lokakarya dan simulasi dalam pelaksanaan
program tanggap darurat
1.4.4. PROGRAM TANGGAP BENCANA

1 4 Dilakukan perbaikan terhadap program


Dilakukan identifikasi risiko kesiapan menghadapi bencana sesuai
terjadinya bencana internal dan hasil simulai dan evaluasi tahunan. (D)
eksternal sesuai dengan letak
geografis Puskesmas dan akibatnya
terhadap pelayanan. (D)

ELEMEN Dilakukan simulasi dan evaluasi tahunan


PENILAIAN meliputi angka dua sampai dengan angka enam
2 huruf c pada kriteria 1.4.1. terhadap program
Dilaksanakannya program manajemen 3 kesiapan menghadapi bencana yang telah
bencana meliputi angka satu sampai
dengan angka tujuh huruf c pada kriteria disusun, dan dilanjutkan dengan debriefing
1.4.1. (D, W). setiap selesai simulasi. (D, W)
PROGRAM PENANGGULANGAN BENCANA INTERNAL & EKSTERNAL
DISASTER DRILL
(SIMULASI DISASTER)

PEMBENTUKAN TIM TANGGAP/ • Menetukan Peran


PENANGGULANGAN BENCANA Puskesmas jika
IDENTIFIKASI RISIKO BENCANA INTERNAL & terjadi Bencana
EKSTERNAL • strategi komunikasi
jika terjadi bencana,
HAZARD VULNERABILITY ASSESSMENT • manajemen sumber
daya,
PENYUSUNAN DISASTER PLAN • penyediaan
pelayanan dan
EDUKASI & SIMULASI PENANGGULANGAN alternatifnya,
BENCANA • identifikasi peran dan
tanggung jawab tiap
PEMENUHAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA karyawan, dan
• manajemen konflik
yang mungkin terjadi
pada saat bencana.

Rencana kontingensi
MONEV TINDAK LANJUT
Tahapan Siklus Bencana
Situasi pasca
bencana Situasi normal
tidak bencana
Pe
m a n-
ul h
ga
Perencanaan
ih e
an
Rehabilitasi enc Mitigasi
P

HVA

Si
n
Perencanaan

ca

ap
Evakuasi

en
Kontijensi

sia
pB

ga
B
a
gg

en
ca
n
Ta

na
Situasi saat Situasi terdapat

-
Terjadi Bencana potensi Bencana

A
AN
NC
BE
Identifikasikan RISIKO Hazard Vulnerability Assement

Vu
d
zar

ln e
rab
Ha

ilit
konsep

y
Risk

Disaster/Eksposure
KONTIJENSI
Kontijensi adalah suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan akan segera terjadi,
tetapi mungkin juga tidak akan terjadi

RENCANA KONTIJENSI
 Rencana Kontijensi adalah Suatu proses identifikasi dan penyusunan rencana yang
didasarkan pada situasi kontijensi atau situasi yg belum tentu terjadi .
 Sebuah rencana kontijensi ada kemungkinan tidak dilakukan (diaktifkan) jika keadaan yang
diprediksi tidak terjadi
 Prinsip2 Rencana Kontijensi:
 Dilakukan bersama sama dengan stake holder dan multi-sektor yang terlibat.
 Skenario dan tujuan disepakati.
 Dilakukan secara terus terang.
 Menetapkan peran dan tugas pelaku.
 Menyepakati konsensus.
 Dibuat untuk menghadapi keadaan darurat.
Tahapan penyusunan Rencana kontijensi
Penilaian risiko

Penentuan kejadian

Pengembangan
skenario

Kaji ulang
Penetapan
Kebijakan Strategi

Ketersediaan sumber
Proyeksi Analisa kesenjangan daya
kebutuhan

Rencana tindaklanjut

Formalisasi
Sumber:
“Pengantar Perencanaan Kontijensi” oleh
Aktivasi Bakornas PBP
SIMULASI DAN EVALUASI
TAHUNAN
Mengukur kinerja
Seluruh komponen Pemanfaatan Sumber
Daya Diprogramkan dan dilaksanakan
Identifikasi area yang Implementasi: Program Minimal setahun sekali
Perlu perbaikan Prosedur, Kebijakan terkait
Diikuti seluruh staf dan
Meningkatkan kemampuan karyawan serta Komunitas
Staf dan karyawan menghadapi
secara luas
bencana Melakukan Debriefing
seusai simulasi
Menindak lanjuti
TUJUAN
Debriefing hasil simulasi
Hasil debriefing
didokumentasikan
KEGIATAN SIMULASI:
- Emergency Drill
- Workshop
- Seminar
- dll
1.4.5. PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN

1.4.5 Puskesmas menyusun, memelihara, melaksanakan, dan melakukan evaluasi program pence-
gahan dan penanggulangan bahaya kebakaran termasuk sarana evakuasi
POKOK PIKIRAN: 
• Setiap fasilitas kesehatan termasuk Puskesmas mempunyai risiko terhadap terjadinya kebakaran
• Program pencegahan dan penanggulangan kebakaran perlu disusun sebagai wujud kesiagaan
Puskesmas terhadap terjadinya kebakaran
• Yang dimaksud dengan sistem proteksi adalah penyediaan proteksi kebakaran baik aktif mau pasif.
• Proteksi kebakaran aktif, contohnya APAR, sprinkler, detektor panas, dan detektor asap,
• Proteksi kebakaran secara pasif, contohnya: jalur evakuasi, pintu darurat, tangga darurat, tempat
titik kumpul aman.
• Merokok dapat menjadi sumber terjadinya kebakaran. Puskesmas HARUS menetapkan
larangan merokok di lingkungan Puskesmas dan dilakukan pemantauan terhadap
pelaksanaannya

ELEMEN PENILAIAN :
1. Dilakukan program pencegahan dan penanggulangan kebakaran angka satu sampai angka empat huruf d pada kriteria 1.4.1. (D, O, W)
2. Dilakukan inspeksi, pengujian dan pemeliharaan terhadap alat deteksi dini, alarm, jalur evakuasi, serta keberfungsian alat pemadam api. (D, O, W)
3. Dilakukan simulasi dan evaluasi tahunan terhadap program pengamanan kebakaran. (D, W)
4. Ditetapkan kebijakan larangan merokok bagi petugas, pengguna layanan, dan pengunjung di area Puskesmas. (R)
PROGRAM PENGAMANAN KEBAKARAN

Menyusun rencana dan penjadwalan kegiatan :

• Menentukan lokasi yang berpotensi HAZARD kebakaran


• Menganalisa kemungkin yg meningkatkan VULNAREBILITY
Identifikasi risiko terhadap terjadinya kebakaran • Menentukan tingkat RISK kebakaran gunakan HVA Tool

Inspeksi terhadap sistim proteksi kebakaran, ketersediaan sarana

R
Menguji dan memelihara sistim proteksi secara periodik

Meningkatkan sumber daya manusia melalui edukasi & simulasi

Menerbitkan kebijakan larangan merokok

Memantau kepatuhan kebijakan larangan merokok


PENGUJIAN & PEMELIHARAAN

Memeriksa kelengkapan , kondisi kelayakan sistim proteksi dan


Sarana penanganan kebakaran

Memeriksa kelayakan sarana jalur dan tanda petunjuk arah evakuasi

Uji coba terhadap sistim proteksi dan sarana penanggulangan kebakaran

Memasang label tanda bahaya dilokasi risiko kebakaran

Pemeriksaan, Pengujian dan pemeliharaan dilakukan periodik


minimal sekali dalam setahun

Evaluasi dan dokumentasikan, up date jika perlu


KEBIJAKAN LARANGAN MEROKOK
Puskesmas menerbitkan Kebijakan Larangan merokok
di area Puskesmas sesuai UU RI No.32 Th 2010.

Sosialisasi dan edukasikan kepada masyarakat tentang Bahaya


merokok bagi Kesehatan dan bahaya kebakaran

Pantau kepatuhan larangan merokok secara berkesinambungan

Evaluasi pelaksanaan kepatuhan thd Larangan merokok, dan


dokumentasikan
A. FIRE DETECTOR
Sistim proteksi aktif

APAR
Smoke Detector dengan Alarm

Hidrant Karung goni B. FIRE SUPPRESANT Sprinkler


Sistim proteksi Pasif - sarana evakuasi
- alat bantu evakuasi
S I
U A
A K
EV
AH
AR
D A
N
TA
1.4.6. PROGRAM JAMINAN KETERSEDIAAN ALAT KESEHATAN

1.4.6 Puskesmas menyusun dan melaksanakan program untuk memastikan semua peralatan
kesehatan berfungsi dan mencegah terjadinya ketidaktersediaan, kegagalan atau kontaminasi.
POKOK PIKIRAN
• Program Manajemen peralatan kesehatan ditujukan untuk : memastikan semua alat kesehatan tersedia, dipelihara
dan dikalibrasi; individu yang melakukan pengelolaan alat memiliki kualifikasi dan kompeten; memastikan operator
yang mengoperasikan peralatan kesehatan telah terlatih dan kompeten.
• Penggunaan Aplikasi Sarana, Prasarana, dan Alat Kesehatan (ASPAK) oleh Puskesmas dilakukan untuk memastikan
pemenuhan terhadap standar sarana, prasarana, dan alat kesehatan.
• Data sarana, prasarana, dan alat kesehatan di Puskesmas harus diinput dalam ASPAK dan divalidasi untuk menjamin
kebenarannya
• Agar tidak terjadi keterlambatan atau gangguan dalam pelayanan, alat kesehatan harus tersedia, berfungsi dengan
baik, dan siap digunakan saat diperlukan. Program yang dimaksud meliputi kegiatan pemeriksaan dan kalibrasi
secara berkala, sesuai dengan panduan produk tiap alat kesehatan.
• Pemeriksaan alat kesehatan yang dilakukan petugas meliputi : kondisi alat, ada tidaknya kerusakan, kebersihan,
status kalibrasi, dan fungsi alat

ELEMEN PENILAIAN :
1. Dilakukan inventarisasi alat kesehatan sesuai dengan ASPAK. (R)
2. Dilakukan inspeksi dan pengujian terhadap alat kesehatan secara periodik (D, O, W)
3. Dilakukan pelatihan bagi staf agar kometen untuk memngoperasionalkan peralatan tertentu (D,W)
4. Dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi terhadap alat kesehatan secara periodik (D,O,W)
1.4.7. PROGRAM KETERSEDIAAN UTILITAS

1.4.7 Puskesmas menyusun dan melaksanakan program untuk memastikan semu sistem utilitas berfungsi dan
mencegah terjadinya ketidaktersediaan, kegagalan, atau kontaminasi

POKOK PIKIRAN
• Sistem utilitas meliputi air, listrik, gas medis dan sistem penunjang lainnya seperti genset, panel listrik,
perpipaan air, ventilasi,sistem jaringan dan teknologi informasi, dan lainnya.
• Program pengelolaan sistem utilitas perlu disusun untuk menjamin ketersediaan dan keamanan dalam
menunjang kegiatan pelayanan Puskesmas
• Sumber air adalah sumber air bersih dan air minum.
• Sumber air dan listrik cadangan perlu disediakan untuk pengganti jika terjadi kegagalan air dan/ atau listrik.
• Penggunaan gas medik dan vakum medik di fasyankes dilakukan melalui : sistem instalasi gas medik dan vakuk
medik; tabung gas medik; oksigen konsentrator portable; alat vakum portable.
• Puskesmas harus menyediakan cadangan sumber air, listrik dan gas medis selama 7 hari 24 jam sesuai
kebutuhan.
• Prasarana air, listrik, dan prasarana penting lainnya, seperti genset, perpipaan air, panel listrik, perlu diperiksa
dan dipelihara untuk menjaga ketersediaannya dalam mendukung kegiatan pelayanan \.
• prasarana air bersih perlu dilakukan pemeriksaan seperti, uji kualitas air secara periodik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan

ELEMEN PENILAIAN :
1. Dilakukan inventarisasi system utilitas sesuai dengan ASPAK (R)
2. Dilaksanakan program pengelolaan sistem utilitas dan sistem penunjang lainnya sesuai huruf f pada kriteria 1.4.1. (R)
3. Sumber air, listrik dan gas medik tersedia selama 7 hari 24 jam untuk pelayanan di Puskesmas. (D,O)
Ketersediaan listrik, air, gas
PROGRAM PENGELOLAAN medis
SISTEM UTILITAS
Identifikasi & Ketersediaan sistem
utilitas kunci yang lain

Identifikasi area berisiko


kegagalan listrik, air

Pemeriksaan kualitas air


Uji coba sumber air
Dan listrik cadangan
Pemeliharaan system utilitas

implementasi
SISTEM PEMELIHARAAN
PEMELIHARAAN

PEMELIHARAAN
PEMELIHARAAN
TERENCANA
TIDAK TERENCANA

PEMELIHARAAN PEMELIHARAAN PEMELIHARAAN


PENCEGAHAN KOREKTIF DARURAT

Pemeriksaan Penggantian komponen Reparasi minor Overhaul


termasuk penyetelan minor yaitu pekerjaan yang tidak terencana
dan pelumasan yang timbul langsung ditemukan
dari pemeriksaan waktu
pemeriksaan
Lihat, rasakan
dengarkan
Pemeliharaan
Pemeliharaan waktu berjalan
Waktu berhenti
1.4.8. Pendidikan Manajemen Fasilitas Dan Keselamatan MFK

1.4.8 Puskesmas menyusun dan melaksanakan pendidikan Manajemen Fasilitas dan


Keselamatan (MFK) bagi petugas

POKOK PIKIRAN
• Dalam rangka meningkatkan pemahaman, kemampuan, dan keterampilan dalam
pelaksanaan Manajemen Fasilitas Dan Keselamatan (MFK) perlu dilakukan pendidikan
petugas agar dapat menjalankan peran mereka dalam menyediakan lingkungan yang aman
bagi pasien, petugas, dan masyarakat.
• Pendidikan petugas dapat berupa edukasi, pelatihan, dan in house
training/workshop/lokakarya.
• Pendidikan petugas sebagaimana dimaksud tertuang dalam rencana program pendidikan
manajamen fasilitas dan keselamatan

ELEMEN PENILAIAN :
1. Ada rencana program pendidikan Manajemen Fasilitas dan Keselamatan bagi petugas. (R)
2. Dilaksanakan program pendidikan Manajemen Fasilitas dan Keselamatan bagi petugas sesuai rencana. (D,W)
3. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut perbaikan dalam pelaksanaan program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan
bagi petugas. (D,W)
Continues Quality
Improvement…

Anda mungkin juga menyukai