Anda di halaman 1dari 52

BAB I - KMP

STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS DRAFT UJI PUBLIK


BAB I KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN PUSKESMAS
7 STANDAR, 20 KRITERIA, 100 ELEMEN PENILAIAN

PERAN DINAS KESEHATAN 1.7 1.1 PERENCANAAN PUSKESMAS


KAB/KOTA
 2 KRITERIA
 1 KRITERIA
 11 EP
 8 EP

1.6
PENGAWASAN, 1.2 TATAKELOLA ORGANISASI
PENGENDALIAN, PENILAIAN
KINERJA  5 KRITERIA
 10 EP BRB 16 EP
 3 KRITERIA
 15 EP

1.3

MANAJEMEN KEUANGAN 1.5 MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA


1.4
MANAJEMEN FASILITAS &  6 KRITERIA
 1 KRITERIA KESELAMATAN (MFK) 8 Krite-  22 EP
 2 EP
ria, 26 EP
STANDAR 1.4. MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN
(MFK)

1.4.1. PROGRAM MFK

1.4.7. PROGRAM 1.4.2. PROGRAM KESELAMATAN


PENGELOLAAN SISTEM DAN
UTILISASI KEAMANAN

1.4.6. PROGRAM 1.4.3. MANAJEMEN INVENTARISASI,


KETERSEDIAAN ALAT PENGELOLAAN, PENYIMPANAN
KESEHATAN DAN
PENGGUNAAN B3 DAN LIMBAH B3
1.4.5. PROGRAM PENCEGAHAN 1.4.4. PROGRAM TANGGAP
DAN PENANGGULANGAN DARURAT
KEBAKARAN BENCANA

1.4.8. DIKLAT MFK


1.4.1. PROGRAM MFK
1.4.1 Disusun dan diterapkan rencana program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) yang
meliputi keselamatan dan keamanan fasilitas, pengelolaan bahan dan limbah berbahaya,
manajemen bencana, pengamanan kebakaran, alat kesehatan dan system utilisasi

Pokok Pikiran:
1. Puskesmas sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang memberikan pelayanan
kepada masyarakat mempunyai kewajiban untuk mematuhi ketentuan peraturan pe-
rundang-undangan yang terkait dengan bangunan, prasarana, peralatan dan menyedi-
akan lingkungan yang aman bagi pengguna Jayanan, pengunjung, petugas, dan
masyarakat termasuk pasien dengan keterbatasan fisik diberikan akses untuk memper-
oleh pelayanan.
2. Pemenuhan akan kemudahan dan keamanan akses bagi orang dengan keterbatasan
fisik ( misalnya penyecliaan ramp, kursi roda, hand rail,dll)
3. Puskesmas perlu menyusun dan menerapkan program Manajemen Fasilitas dan Kese-
lamatan (MFK) untuk menyecliakan lingkungan yang aman bagi pengguna Jayanan,
pengunjung, petugas dan masyarakat.
1.4.1. PROGRAM MFK
1.4.1 Disusun dan diterapkan rencana program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) yang
meliputi keselamatan dan keamanan fasilitas, pengelolaan bahan dan limbah berbahaya,
manajemen bencana, pengamanan kebakaran, alat kesehatan dan system utilisasi

Pokok Pikiran:
4. Program MFK perlu clisusun setiap tahun dan cliterapkan, yang meliputi:
a) Keselamatan dan keamanan.
Keselamatan adalah suatu keadaan tertentu dimana bangunan, halaman, prasarana,
peralatan tidak menimbulkan bahaya atau risiko bagi pengguna Jayanan, pengunjung,
petugas dan masyarakat
Keamanan adalah perlindungan terhadap kehilangan, pengrusakan dan kerusakan,
atau penggunaan akses oleh mereka yang tidak berwenang.
b) Manajemen 8ahan 8erbahaya 8eracun (83) dan Limbah 83 yang meliputi:
penanganan, penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya. 8ahan berbahaya
harus dikendalikan, dan limbah bahan berbahaya clibuang secara aman.
Program B3 meliputi:
1.4.1. PROGRAM MFK

Pokok Pikiran:
Program B3 meliputi:
1. Penetapan jenis dan area/lokasi penyimpanan B3 sesuai ketentuan peraturan perundang-un-
dangan
2. pengelolaan, penyimpanan dan penggunaan B3 sesuai ketentuan peraturan perundang-undan-
gan
3. sistem pelabelan B3 sesuai ketentuan peraturan perundangundangan
4. sistem pendokumentasian dan perizinan B3 sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
5. penanganan tumpahan dan paparan B3 sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
6. sistem pelaporan dan investigasi jika terjadi tumpahan dan atau paparan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan
7. Pembuangan limbah B3 yang memadai sesuai peraturan perundang-undangan
8. penggunaan APD sesuai ketentuan peraturan perundangundangan
1.4.1. PROGRAM MFK

Pokok Pikiran:
4. c) Manajemen Kedaruratan dan Bencana yaitu tanggap terhadap wabah bencana dan keadaan
kegawatdaruratan akibat bencana. Manajemen kedaruratan dan bencana direncanakan dan efektif. Pro-
gram manajemen kedaruratan dan bencana perlu clisusun dalam upaya menanggapi bila terjadi
bencana internal dan/ atau eksternal yang meliputi:
1) identifikasi jertis, kemungkinan, dan akibat dari bencana yang mungkin terjacli (HV A),
2) menentukan peran Puskesmas dalam kejadian bencana
3) strategi komunikasi jika terjadi bencana,
4) manajemen sumber daya,
5) penyediaan pelayanan dan alternatifnya,
6) identifikasi peran dan tanggung jawab tiap pegawai serta manajemen konflik yang mungkin terjacli
pada saat bencana,
7) peran Puskesmas dalam tim terkoordinasi dengan sumber daya masyarakat yang tersedia.
Puskesmas juga perlu merencanakan dan menerapkan suatu program kesiapan menghadapi bencana
yang disimulasikan setiap tahun yang meliputi 2) sampai dengan 6) dari program manajemen bencana.
1.4.1. PROGRAM MFK

Pokok Pikiran:
4. d) Manajemen Pengamanan Kebakaran: Puskesmas wajib melindungi properti dan
penghurti dari kebakaran dan asap. Program pencegahan dan penanggulangan ke-
bakaran secara umum meliputi pencegahan terjaclinya kebakaran dengan melakukan
identifikasi area berisiko bahaya kebakaran dan ledakan, penyimpanan dan
pengelolaan bahan-bahan yang mudah terbakar, penyediaan proteksi kebakaran aktif
dan pasif. Secara khusus, program pengamanan kebakaran akan berisi:
1) frekuensi inspeksi, pengujian, dan pemeliharaan sistem proteksi dan penanggulan-
gan kebakaran secara periodic sesuai peraturan yang berlaku
2) jalur evakuasi yang aman dari api, asap dan bebas hambatan.
3) proses pengujian sistem proteksi dan penanggulangan kebakaran dilakukan se-
larna kurun waktu 12 bulan
4) edukasi pada staf terkait sistem proteksi dan cara evakuasi pengguna layanan
yang efektif pada situasi bencana
1.4.1. PROGRAM MFK

Pokok Pikiran:
4. e) Manajemen Alat kesehatan
Untuk mengurangi risiko, alat kesehatan dipilih, dipelihara dan digunakan sesuai dengan ketentuan.
f) Manajemen Sistem utilitas meliputi sistem listrik, sistem air, sistem gas medis dan sistem pendukung lain-
nya seperti generator (Genset), serta perpipaan air. Sistem utilitas clipelihara untuk meminimalkan risiko
kegagalan pengoperasian, dan harus dipastikan terseclia 7 (tujuh) hari 24 jam
g) Pendidikan (edukasi) petugas tentang Manajemen MFK.
5. Untuk menyediakan lingkungan yang aman bagi pengguna layanan, pengunjung, petugas dan masyarakat
dilakukan identifikasi dan pembuatan peta terhadap area berisiko yang meliputi poin a sampai dengan f.
6. Rencana tersebut clikaji, cliperbaharui dan clidokumentasikan yang merefleksikan keadaan-keadaan terkini
dalam lingkungan Puskesmas.
7. Untuk menjalankan program MFK maka cliperlukan tim dan atau penanggungjawab yang clitunjuk oleh
Kepala Puskesmas.
8. Program MFK perlu dievaluasi minimal per tri wulan untuk memastikan bahwa Puskesmas telah melakukan
upaya penyediaan lingkungan yang aman bagi pengguna layanan, pengunjung, petugas, dan masyarakat sesuai
dengan rencana.
1.4.1. PROGRAM MFK

Terdapat petugas yang bertanggung jawab


1 dalam MFK serta tersedia program MFK
yang ditetapkan setiap tahun berdasarkan
identifikasi risiko. (R)
ELEMEN PENILAIAN Puskesmas menyediakan akses yang mudah
2 dan aman bagi pengguna layanan dengan
keterbatasan fisik. (D,W)

Dilakukan identifikasi terhadap area-area


3 berisiko yang meliputi huruf a sampai huruf
f pada pokok pikiran. (D,W)

Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut per tri


4 wulan terhadap pelaksanaan program MFK
meliputi huruf a sampai huruf f pada pokok
pikiran. (D)
Program MFK
Perbaikan &
dan
Minimalisir
Identifikasi (AREA) BERISIKO
R risiko
KESELAMATAN & KEAMANAN
Ada SK Ka Puskesmas
ttg PJ MFK PENGELOLAAN B3 LIMBAH B3

MANAJEMEN KEDARURATAN MONEV


&
PENGAMANAN KEBAKARAN
TL
PERALATAN KESEHATAN Setiap 3 bulan

SISTEM UTILISASI

DIKLAT MFK
D
PJ. MFK
Kerangka ISI Program MFK

1.Pendahuluan
2.Latar belakang
R 3.Tujuan umum dan khusus
4.Kegiatan pokok & Rincian Kegiatan
• Kegiatan pokok :
a. Keselamatan dan Keamanan
b. Bahan beracun dan berbahaya
c. Disaster plan
d. Kebakaran
e. Sistim utilisasi , listrik, air dan sistim pendukung penting lainnya
f. Peralatan medis
5.Cara melaksanakan kegiatan
6.Sasaran
7.Jadwal pelaksanaan kegiatan
8.Evaluasi pelaksanaan kegiatan & pelaporannya --> Ketentuan Review Pro-
gram
9.Pencatatan, pelaporan & evaluasi kegiatan
1.4.2. PROGRAM KESELAMATAN DAN KEAMANAN

1.4.2. Puskesmas melaksanakan program keselamatan dan keamanan


Pokok Pikiran: 
• Program keselamatan dan keamanan clirancang untuk mencegah terjaclinya cedera
pada pengguna layanan, pengunjung, petugas dan masyarakat sepertitertusukjarum,
tertimpa bangunan, gedung roboh dan tersengat listrik
• Program untuk keamanan dengan menyediakan lingkungan fisik yang aman bagi
pasien, petugas, dan pengunjung, perlu direncanakan untuk mencegah terjadinya ke-
jaclian kekerasan fisik maupun cedera akibat lingkungan fisik yang tidak aman
seperti penculikan bayi, pencurian, dan kekerasan pada petugas.
• Agar dapat berjalan dengan baik, maka program tersebut juga didukung dengan
penyediaan anggaran, penyediaan fasilitas untuk mendukung keamanan dan fasilitas
seperti penyecliaan Closed Circuit Television (CCTV), alarm, APAR, jalur evakuasi,
titik kumpul, rambu-rambu mengenai keselamatan dan tanda- tanda pintu darurat.
• Area yang berisiko keamanan dan kekerasan fisik perlu diindentifikasi dan dibuatkan
peta untuk pemantauan dan meminimalkan terjadinya insiden dan kekerasan fisik
pada pengguna layanan, pengunjung, petugas dan mesyarakat.
1.4.2. PROGRAM KESELAMATAN DAN KEAMANAN

1.4.2. Puskesmas melaksanakan program keselamatan dan keamanan


Pokok Pikiran: 
• Program keamanan perlu clirencanakan untuk mencegah terjaclinya penculikan
bayi, pencurian dan kekerasan pada petugas.
• Pemberian tanda pengenal untuk pasien, pengunjung dan petugas serta pekerja
a1ih daya merupakan upaya untuk menyediakan lingkungan yang aman.
• Kode - kode darurat yang diperlukan ditetapkan dan diterapkan, seperti:
a) kode merah atau alarm untuk pemberitahuan darurat kebakaran
b) kode biru untuk pemberitahuan telah terjadi kegawatdaruratan medik
• Dilakukan inspeksi fasilitas untuk menjamin keamanan dan keselamatan.
• Apabila terdapat renovasi maka dipastikan tidak mengganggu pelayanan dan
mencegah penyebaran infeksi.
1.4.2. PROGRAM KESELAMATAN DAN KEAMANAN

1 4
Dilakukan identifikasi Dilakukan pemantauan
terhadap pengunjung,
terhadap pekerjaan konstruksi
petugas dan petugas alih
daya (outsourcing) (D,O,W) ELEMEN PENILAIAN terkait keamanan dan
pencegahan penyebaran infeksi.
(D,O,W)

2
Dilakukan inspeksi fasilitas 3 Dilakukan simulasi
secara berkala meliputi terhadap kode darurat
bangunan, prasarana dan secara berkala. (D, O,W).
peralatan (D,O,W)
PROGRAM KESELAMATAN DAN KEAMANAN f) Penggunaan kartu identitas seluruh staf RS dan
semua individu yang bekerja di RS, pada pasien
1.Pendahuluan RI, penunggu pasien, pengunjung (termasuk
2.Latar belakang tamu) yang memasuki area terbatas (restricted
3.Tujuan umum & khusus area) sehingga menciptakan lingkungan yang
aman
4.Kegiatan pokok & rincian kegiatan
g) Melindungi dari kejahatan perorangan,
kehilangan, kerusakan atau pengrusakan barang
a. Melakukan asesmen risiko secara komprehensif &
milik pribadi
proaktif untuk mengidentifikasi bangunan, ruangan /
h) Menyediakan fasilitas yang aman sesuai dengan
area, peralatan, perabotan & fasilitas lainnya yang
PerUU, mis: Setiap tangga ada pegangannya,
berpotensi menimbulkan cedera.
lantai tidak licin, Ruang perawatan pasien jiwa :
b. Melakukan pemeriksaan fasilitas secara
pintu kamar menghadap keluar, shower di kamar
berkala & terdokumentasi.

R
mandi tidak boleh menggunakan selang, dll
c. Menyediakan anggaran untuk melakukan
i) Melakukan monitoring pada daerah yang berisiko
perbaikan
keselamatan dan keamanan seperti ruang bayi, OK,
d. Melakukan asesmen risiko pra kontruksi (pra
ruang anak, lanjut usia, pasien rentan yang tidak
construction risk assessment / PCRA) setiap ada
dapat melindungi diri sendiri atau memberi tanda
kontruksi, renovasi atau penghancuran bangunan /
minta bantuan bila terjadi bahaya.
demolisasi.
e. Merencanakan dan menyediakan fasilitas 5. Cara melaksanakan kegiatan
pendukung yang aman, untuk mencegah 6. Sasaran
terjadi kecelakaan dan cedera, mengurangi 7. Skedul (jadwal) pelaksanaan kegiatan
bahaya dan risiko serta mempertahankan 8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan &
kondisi aman bagi pasien, keluarga, staf, pelaporannya
pengunjung. 9. Pencatatan, pelaporan & evaluasi kegiatan
1.4.3. PENGELOLAAN B-3 DAN LIMBAH B-3

1.4.3 Inventarisasi, pengelolaan, penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya beracun


serta pengendalian dan pembuangan limbah bahan berbahaya beracun dilakukan
berdasarkan perencanaan yang memadai dan ketentuan perundangan  
POKOK PIKIRAN: 
• Bahan berbahaya beracun (B3) dan limbah B3 perlu diidentifikasi dan
dikendalikan secara aman.
• WHO telah mengidentifikasi bahan berbahaya dan beracun serta
lirnbahnya dengan katagori sebagai berikut: infeksius; patologis dan
anatomi; farmasi; bahan kimia; logam berat; kontainer bertekanan; benda
tajam; genotoksik/ sitotoksik; radioaktif.
• Puskesmas perlu menginventarisasi B3 meliputi lokasi, jenis, dan jumlah
B3 serta limbahnya yang disimpan. Daftar inventaris ini selalu
dimutahirkan sesuai dengan perubahan yang terjadi di tempat
penyimpanan .
• Pengolahan limbah B3 sesuai standar (penggunaan dan pemilahan,
pewadahan dan penyimpanan/TPS B3 serta pengolahan akhir)
• Tersedia IPAL sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
1.4.3. PENGELOLAAN B-3 DAN LIMBAH B-3

1 4
Dilaksanakan program Ada laporan, analisis, dan tindak
pengelolaan B3 dan lanjut penanganan tumpahan,
limbahnya sesuai angka satu paparan/pajanan B3 dan atau
sampai tujuh huruf b (R) ELEMEN PENILAIAN limbah B3. (D,W)
 

2
Pengolahan limbah B3 sesuai 3 Tersedia IPAL sesuai dengan
standar (penggunaan dan ketentuan peraturan
pemilahan, pewadahan dan perundang-undangan. (D, O)
penyimpanan/TPS B3 serta
pengolahan akhir) (D,O,W)
Program Pengelolaan B3 dan Limbah B3
meliputi:
1) Penetapan jenis dan area/lokasi penyimpanan B3 sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan
2) Pengelolaan, penyimpanan dan penggunaan B3 sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan

R 3)
4)
Sistem pelabelan B3 sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
Sistem pendokumentasian dan perizinan B3 sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan
5) Penanganan tumpahan dan paparan B3 sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan
6) Sistem pelaporan dan investigasi jika terjadi tumpahan dan atau paparan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan
7) Pembuangan limbah B3 yang memadai sesuai peraturan perundang-undangan
8) Penggunaan APD sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
inventArisasi

PROGRAM PENGENDALIAN
B3 & LIMBAH B3

INVENTARISASI
PENGELOLAAN
PENYIMPANAN
regulasi PENGGUNAAN
PENGENDALIAN

• Penetapan jenis, area/lokasi penyimpanan B3 sesuai


ketentuan perundangan
• Pengelolaan, penyimpanan dan penggunaan B3 sesuai
ketentuan perundangan (termasuk MSDS)
• Penggunaan APD yang sesuai untuk penggunaan dan
penaganan tumpahan dan paparan yang sesuai
ketentuan perundangan MONEV TINDAK LANJUT
• Sistem pelabelan yang sesuai ketentuan perundangan
• Sistem pendokumentasian dan perijinan
• Sistem pelaporan dan investigasi jika terjadi
tumpahan dan atau paparan
1.4.4. PROGRAM TANGGAP BENCANA

1.4.4. Puskesmas menyusun, memelihara, melaksanakan, dan mengevaluasi program tanggap darurat
bencana internal dan eksternal

• Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) ikut bertanggung


jawab untuk berperan aktif dalam upaya mitigasi dan penanggulangan bila terjadi
bencana baik internal maupun eksternal.
• Strategi untuk menghadapi bencana perlu disusun sesuai dengan potensi bencana
yang mungkin terjadi berdasarkan hasil penilaian kerentanan bahaya (Hazard
Vulnerability Assesment).
• Program kesiapan menghadapi bencana disusun dan disimulasikan (setiap tahun
secara internal atau melibatkan komunitas secara luas, terutama ditujukan untuk
menilai kesiapan sistem 2) sampai dengan 6) yang telah diuraikan di bagian c kriteria
1.5.1.
• Setiap pegawai wajib mengikuti pelatihan/ lokakarya dan simulasi pelaksanaan
program tanggap darurat yang diselenggarakan minimal setahun sekali agar siap jika
sewaktu-waktu terjadi bencana
• Debriefing adalah sebuah review yang dilakukan setelah simulasi bersama peserta
simulasi dan observer yang bertujuan untuk menindaklanjuti hasil dari simulasi.
• Hasil dari kegiatan debriefing didokumentasikan .
• Puskesmas ikut bertanggungjawab dalam berperan aktif dalam
upaya mitigasi dan penanggulangan bila terjadi bencana baik
internal maupun eksternal
• Strategi dan rencana untuk menghadapi bencana perlu disusun
sesuai dengan potensi bencana yang mungkin terjadi
berdasarkan hasil penilaian kerentanan bahaya (Hazard Vul-
nerability Assesment), meliputi:
1. identifikasi jenis, kemungkinan, dan akibat dari bencana yang
mungkin terjadi,
2. menentukan peran Puskesmas jika terjadi bencana dgn tetap
memperhatikan keberlangsungan layanan dan tindak lanjut
terhadap bencana,
3. strategi komunikasi jika terjadi bencana,
4. manajemen sumber daya,
5. penyediaan pelayanan dan alternatifnya,
6. identifikasi peran dan tanggung jawab tiap karyawan, dan
7. manajemen konflik yang mungkin terjadi pada saat bencana
• Program persiapan bencana disimulasikan ( disaster drill) setiap
tahun secara internal atau melibatkan komunitas secara luas,
khususnya nomer 3 sd 7
• Setiap karyawan wajib mengikuti pelatihan/ lokakarya dan
simulasi dalam pelaksanaan program tanggap darurat
1.4.4. PROGRAM TANGGAP BENCANA

1 4 Dilakukan perbaikan terhadap


Dilakukan identifikasi risiko program kesiapan menghadapi
terjadinya bencana internal bencana sesuai hasil simulai dan
dan eksternal sesuai dengan evaluasi tahunan. (D)
letak geografis Puskesmas dan
akibatnya terhadap pelayanan.
(D)

ELEMEN PENILAIAN
Dilakukan simulasi dan evaluasi tahunan
meliputi angka dua sampai dengan angka
2 enam huruf c pada kriteria 1.4.1. terhadap
Dilaksanakannya program 3 program kesiapan menghadapi bencana
manajemen bencana meliputi
angka satu sampai dengan angka yang telah disusun, dan dilanjutkan
tujuh huruf c pada kriteria 1.4.1. dengan debriefing setiap selesai
(D, W). simulasi. (D, W)
DISASTER DRILL
(SIMULASI DISASTER)
PROGRAM PENANGGULANGAN BENCANA INTERNAL & EKSTERNAL

• strategi
IDENTIFIKASI RISIKO BENCANA INTERNAL &
EKSTERNAL komunikasi jika
terjadi bencana,
HAZARD VULNERABILITY ASSESSMENT • manajemen
sumber daya,
PEMBENTUKAN TIM TANGGAP/ • penyediaan
PENANGGULANGAN BENCANA pelayanan dan
alternatifnya,
PENYUSUNAN DISASTER PLAN • identifikasi peran
dan tanggung
EDUKASI & SIMULASI PENANGGULANGAN
jawab tiap
BENCANA
karyawan, dan
• manajemen
konflik yang
mungkin terjadi
pada saat
MONEV TINDAK LANJUT
bencana.
Tahapan Siklus Bencana
Situasi pasca
bencana Situasi normal
tidak bencana
Pe
m a n-
ul a h Perencanaan
ih g
Rehabilitasi an
n ce Mitigasi
Pe

na

Si
Perencanaan

ca

ap
Evakuasi

en
Kontijensi

si a
pB

ga
ga

Be
ng

nc
an
Ta
Situasi saat Situasi terdapat

a
-
Terjadi Bencana potensi Bencana

A
CAN
N
BE
PERENCANAAN MANAJEMEN BENCANA (DISASTER
PLAN) KOMPONEN PROGRAM MANAJEMEN BENCANA
V Kebijakan
1) Identifikasi jenis, kemungkinan, dan akibat dari
V Latar Belakang bencana yang mungkin terjadi (HVA),

V 2) Menentukan peran Puskesmas dalam kejadian


Analisa Risiko
bencana
V Peta Rawan Bencana
3) Strategi komunikasi jika terjadi bencana,
KEBIJAKAN
V
Profil Puskesmas
4) Manajemen sumber daya,
V Pengorganisasian 5) Penyediaan pelayanan dan alternatifnya,
V
Tupoksi, SOP, Form 6) Identifikasi peran dan tanggung jawab tiap
pegawai serta manajemen konflik yang mungkin
V
Glossary Fasilitas
terjadi pada saat bencana,

7) Peran Puskesmas dalam tim terkoordinasi


dengan sumber daya masyarakat yang tersedia
Identifikasikan RISIKO Hazard Vulnerability Assement

Vu
d

lne
zar

r
abi
Ha

lity
konsep
Risk

Disaster/Eksposure
KONTIJENSI
Kontijensi adalah suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan akan segera
terjadi, tetapi mungkin juga tidak akan terjadi

RENCANA KONTIJENSI
 Rencana Kontijensi adalah uatu proses identifikasi dan penyusunan rencana yang
didasarkan pada situasi kontijensi atau situasi yg belum tentu terjadi .
 Sebuah rencana kontijensi ada kemungkinan tidak dilakukan (diaktifkan) jika
keadaan yang diprediksi tidak terjadi
 Prinsip2 Rencana Kontijensi:
 Dilakukan bersama sama dengan stake holder dan multi-sektor yang terlibat.
 Skenario dan tujuan disepakati.
 Dilakukan secara terus terang.
 Menetapkan peran dan tugas pelaku.
 Menyepakati konsensus.
 Dibuat untuk menghadapi keadaan darurat.
Tahapan penyusunan Rencana kontijensi
Penilaian risiko

Penentuan kejadian

Pengembangan
skenario

Kaji ulang
Penetapan
Kebijakan Strategi

Ketersediaan sumber
Proyeksi Analisa kesenjangan daya
kebutuhan

Rencana tindaklanjut

Formalisasi
Sumber:
“Pengantar Perencanaan Kontijensi” oleh
Aktivasi Bakornas PBP
SIMULASI DAN EVALUASI
TAHUNAN
Mengukur kinerja
Diprogramkan dan dilaksanakan
Seluruh komponen Pemanfaatan Sumber
Daya Minimal setahun sekali
Identifikasi area yang
Perlu perbaikan Implementasi: Program
Meningkatkan kemampuan Prosedur, Kebijakan terkait Diikuti seluruh staf dan
Staf dan karyawan menghadapi
bencana
karyawan serta Komunitas secara
luas
Melakukan Debriefing
TUJUAN
seusai simulasi
Menindak lanjuti Debriefing
hasil simulasi
KEGIATAN SIMULASI: Hasil debriefing
- Emergency Drill didokumentasikan
- Workshop
- Seminar
- dll
1.4.5. PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
KEBAKARAN

1.4.5 Puskesmas menyusun, memelihara, melaksanakan, dan melakukan evaluasi program pencegahan
dan penanggulangan bahaya kebakaran termasuk sarana evakuasi

POKOK PIKIRAN: 
• Setiap fasilitas kesehatan termasuk Puskesmas mempunyai risiko terhadap
terjadinya kebakaran
• Program pencegahan dan penanggulangan kebakaran perlu disusun sebagai
wujud kesiagaan Puskesmas terhadap terjadinya kebakaran
• Yang dimaksud dengan sistem proteksi adalah penyediaan proteksi kebakaran
baik aktif mau pasif.
• Proteksi kebakaran aktif, contohnya APAR, sprinkler, detektor panas, dan
detektor asap,
• Proteksi kebakaran secara pasif, contohnya: jalur evakuasi, pintu darurat,
tangga darurat, tempat titik kumpul aman.
1.4.5. PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
KEBAKARAN

1 4 Ditetapkan kebijakan larangan


Dilakukan program merokok bagi petugas, pengguna
pencegahan dan layanan, dan pengunjung di area
penanggulangan kebakaran Puskesmas. (R)
angka satu sampai angka
empat huruf d pada kriteria
1.4.1. (D, O, W)

ELEMEN PENILAIAN

2
Dilakukan inspeksi, pengujian 3 Dilakukan simulasi dan evaluasi
dan pemeliharaan terhadap alat
deteksi dini, alarm, jalur tahunan terhadap program
evakuasi, serta keberfungsian pengamanan kebakaran. (D, W)
alat pemadam api. (D, O, W)
.
IDENTIFIKASI RISIKO KEBAKARAN

INSPEKSI, PENGUJIAN,
PEMELIHARAAN
SISTEM PROTEKSI 7
PENANGGULANGAN KEBAKARAN

SK Larangan merokok
JALUR EVAKUASI

PROGRAM PENGAMANAN EDUKASI DAN SIMULASI:


KEBAKARAN PROTEKSI & EVAKUASI

LARANGAN MEROKOK
PROGRAM PENGAMANAN KEBAKARAN
Menyusun rencana dan penjadwalan kegiatan :
• Menentukan lokasi yang berpotensi HAZARD kebakaran
Identifikasi risiko terhadap terjadinya kebakaran • Menganalisa kemungkin yg meningkatkan VULNAREBILITY
• Menentukan tingkat RISK kebakaran gunakan HVA Tool

Inspeksi terhadap sistim proteksi kebakaran, ketersediaan sarana

Menguji dan memelihara sistim proteksi secara periodik


R
Meningkatkan sumber daya manusia melalui edukasi & simulasi

Menerbitkan kebijakan larangan merokok

Memantau kepatuhan kebijakan larangan merokok


PENGUJIAN & PEMELIHARAAN
Memeriksa kelengkapan , kondisi kelayakan sistim proteksi dan
Sarana penanganan kebakaran

Memeriksa kelayakan sarana jalur dan tanda petunjuk arah evakuasi

Uji coba terhadap sistim proteksi dan sarana penanggulangan kebakaran

Memasang label tanda bahaya dilokasi risiko kebakaran

Pemeriksaan, Pengujian dan pemeliharaan dilakukan periodik


minimal sekali dalam setahun

Evaluasi dan dokumentasikan, up date jika perlu


EDUKASI & SOSIALISASI
Memberi edukasi kepada karyawan Puskesmas dan masyarakat sekitar
tentang pencegahan kebakaran dan pengamanan kebakaran.

Mengupayakan sosialisasi dalam bentuk poster, pamflet, dll.

Mengikuti seminar , lokakarya dan pelatihan bagi staf dan karyawan


Puskesmas.

Kegiatan bersifat periodik dan terjadwal,

Semua kegiatan di evaluasi dan didokumentasikan


SIMULASI
Melatih staf dan karyawan Puskesmas menghadapi
PENANGGULANGAN KEBAKARAN

situasi TANGGAP DARURAT KEBAKARAN

Melatih staf dan karyawan Puskesmas menggunakan sarana


penanggulangan kebakaran

Melatih staf dan karyawan Puskesmas melakukan EVAKUASI

Melatih staf dan karyawan Puskesmas menangani korban

Melakukan DEBRIEFING dan EVALUASI utk tindaklanjut

Hasil simulasi, debriefing dan evaluasi didomentasikan

Simulasi dan pelatihan merupakan kegiatan tahunan


KEBIJAKAN LARANGAN MEROKOK
Puskesmas menerbitkan Kebijakan Larangan merokok
di area Puskesmas sesuai UU RI No.32 Th 2010.

Sosialisasi dan edukasikan kepada masyarakat tentang Bahaya


merokok bagi Kesehatan dan bahaya kebakaran

Pantau kepatuhan larangan merokok secara


berkesinambungan

Evaluasi pelaksanaan kepatuhan thd Larangan merokok, dan


dokumentasikan
A. FIRE DETECTOR
Sistim proteksi aktif

APAR
Smoke Detector dengan Alarm

Hidrant Karung goni B. FIRE SUPPRESANT Sprinkler


Sistim proteksi Pasif - sarana evakuasi
- alat bantu evakuasi
S I
A
KU
VA
E
A H
R
A
D A
A N
T
1.4.6. PROGRAM JAMINAN KETERSEDIAAN ALAT KESEHATAN
1.4.6 Puskesmas menyusun dan melaksanakan program untuk memastikan
semua peralatan kesehatan berfungsi dan mencegah terjadinya
ketidaktersediaan, kegagalan, atau kontaminasi.

POKOK PIKIRAN
 Program manajemen peralatan kesehatan ditujukan untuk:
a. memastikan bahwa semua alat kesehatan tersedia dan dilakukan kegiatan
pemeliharaan dan kalibrasi secara berkala agar semua peralatan Kesehatan
berfungsi dengan baik
b. memastikan bahwa individu yang melakukan pengelolaan alat kesehatan
memiliki kualifikasi yang sesuai dan kompeten.
c. memastikan operator yang mengoperasikan peralatan kesehatan tertentu
telah terlatih sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan.
• Penggunaan Aplikasi Sarana, Prasarana, dan Alat Kesehatan (ASPAK) oleh
Puskesmas dilakukan untuk memastikan pemenuhan terhadap standar sarana,
prasarana, dan alat kesehatan.

1.4.6. PROGRAM JAMINAN KETERSEDIAAN ALAT KESEHATAN
1.4.6 Puskesmas menyusun dan melaksanakan program untuk memastikan
semua peralatan kesehatan berfungsi dan mencegah terjadinya
ketidaktersediaan, kegagalan, atau kontaminasi.

POKOK PIKIRAN
 Data sarana, prasarana, dan alat kesehatan di Puskesmas harus diinput dalam
ASPAK dan divalidasi untuk menjamin kebenarannya
 Agar tidak terjadi keterlambatan atau gangguan dalam pelayanan, alat
kesehatan harus tersedia, berfungsi dengan baik, dan siap digunakan saat
diperlukan. Program yang dimaksud meliputi kegiatan pemeriksaan dan
kalibrasi secara berkala, sesuai dengan panduan produk tiap alat kesehatan.
 Pemeriksaan alat kesehatan yang dilakukan petugas meliputi : kondisi alat,
ada tidaknya kerusakan, kebersihan, status kalibrasi, dan fungsi alat
1.4.6. PROGRAM JAMINAN KETERSEDIAAN ALAT KESEHATAN

1.4.6

1
Dilakukan inventarisasi alat 3 Dilakukan pelatihan bagi
kesehatan sesuai dengan ELEMEN PENILAIAN
staf agar kompeten untuk
ASPAK. (R) mengoperasikan
peralatan tertentu (D, W)

4
2
Dilakukan inspeksi dan pengujian
Dilakukan pemeliharaan dan
kalibrasi terhadap alat
terhadap alat kesehatan secara
kesehatan secara periodik
periodik
(D,O,W)
(D, 0, W)
 1.4.6.1.

R
S PA K
A

 1.4.6.2. INSPEKSI & PENGUJIAN


D  1.4.6.3. DIKLAT
 1.4.6.3. PEMELIHARAAN &
1.4.7. PROGRAM KETERSEDIAAN UTILITAS

1.4.7 Puskesmas menyusun dan melaksanakan program untuk memastikan semu sistem utilitas berfungsi dan mencegah
terjadinya ketidaktersediaan, kegagalan, atau kontaminasi
POKOK PIKIRAN
 Sistem utilitas meliputi air, Jistrik, gas medis dan sistem
Penunjang lainnya seperti genset, panel listrik, perpipaan air dan
lainnya.
• Dalam memberikan pelayanan kesehatan pada pengguna layanan,
dibutuhkan ketersediaan Jistrik, air dan gas medis, serta
prasarana lain, seperti Genset, panel Jistrik, perpipaan air,
ventilasi, sistem jaringan dan teknologi informasi, sistem deteksi
dini kebakaran yang sesuai dengan kebutuhan Puskesmas.
Program pengelolaan sistem utilitas perlu disusun untuk
menjamin ketersediaan dan keamanan dalam menunjang
kegiatan pelayanan Puskesmas.
• Sumber air adalah sumber air bersih dan air minum.
• Sumber air dan listrik cadangan perlu clisediakan untuk pengganti
jika terjadi kegagalan air dan / atau listrik
1.4.7. PROGRAM KETERSEDIAAN UTILITAS

1.4.7 Puskesmas menyusun dan melaksanakan program untuk memastikan semu sistem utilitas berfungsi dan mencegah
terjadinya ketidaktersediaan, kegagalan, atau kontaminasi
POKOK PIKIRAN
 Penggunaan gas meclik dan vakum medik di fasiltas pelayanan
kesehatan dilakukan melalui :
a. Sistem instalasi gas meclik dan vakum meclik
b. Tabung gas medik
c. Oksigen kon setrator portable
d. Alat vakum medik portable
• Puskesmas harus menyecliakan cadangan sumber air, listrik dan
gas medis selama 7 hari 24 jam sesuai kebutuhan.
• Prasarana air, listrik, dan prasarana penting lainnya, seperti genset,
perpipaan air, panel listrik, perlu diperiksa dan dipelihara untuk
menjaga ketersediaannya dalam mendukung kegiatan pelayanan
• prasarana air bersih perlu dilakukan pemeriksaan seperti, uji
kualitas air secara periodik sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
1.4.7. PROGRAM PENGELOLAAN SISTEM UTILITAS

Dilaksanakan program pengelolaan


sistem utilitas dan sistem penunjang 0101
lainnya sesuai huruf f pada kriteria
02
1.4.1. (R) Dilakukan inventarisasi system utilitas
sesuai dengan ASPAK (R)

ELEMEN PENILAIAN

03
Sumber air, listrik dan gas medik tersedia
selama 7 hari 24 jam untuk pelayanan di
Puskesmas. (D,O)
Ketersediaan listrik, air, gas
medis
Identifikasi & Ketersediaan
sistem utilitas kunci yang lain

Identifikasi area berisiko


kegagalan listrik, air

Pemeriksaan kualitas air


Uji coba sumber air
Dan listrik cadangan
PROGRAM PENGELOLAAN Pemeliharaan system utilitas
SISTEM UTILITAS

implementasi
SISTEM PEMELIHARAAN
PEMELIHARAAN

PEMELIHARAAN PEMELIHARAAN
TERENCANA TIDAK TERENCANA

PEMELIHARAAN PEMELIHARAAN PEMELIHARAAN


PENCEGAHAN KOREKTIF DARURAT

Pemeriksaan Penggantian komponen Reparasi minor Overhaul


termasuk penyetelan minor yaitu pekerjaan yang tidak terencana
dan pelumasan yang timbul langsung ditemukan
dari pemeriksaan waktu
pemeriksaan
Lihat, rasakan
dengarkan
Pemeliharaan
Pemeliharaan waktu berjalan
Waktu berhenti
1.4.8. DIKLAT MFK

1.4.8 Puskesmas menyusun dan melaksanakan pendidikan Manajemen Fasilitas dan Keselamatan
(MFK)bagi petugas

POKOK PIKIRAN
• Dalam rangka meningkatkan pemahaman, kemampuan, dan
keterampilan dalam pelaksanaan Manajemen Fasilitas Dan
Keselamatan (MFK) perlu dilakukan pendidikan petugas agar
dapat menjalankan peran mereka dalam menyediakan lingkungan
yang aman bagi pasien, petugas, dan masyarakat.
• Pendidikan petugas dapat berupa edukasi, pelatihan, dan in house
training/workshop/lokakarya.
• Pendidikan petugas sebagaimana dimaksud tertuang dalam
rencana program pendidikan manajamen fasilitas dan keselamatan
1.4.8. DIKLAT MFK

1
Ada rencana program 3
pendidikan Manajemen Fasilitas ELEMEN PENILAIAN
Dilakukan evaluasi dan tindak
dan Keselamatan bagi petugas. lanjut perbaikan dalam
(R) pelaksanaan program
Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan bagi petugas.
(D,W)
2
Dilaksanakan program pendidikan
Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan bagi petugas sesuai
rencana. (D,W)
SOSIALISASI
PROGRAM MFK

DIKLAT TERKAIT
MFK (lihat 6 program)

PROGRAM DIKLAT MFK


BERSAMA KITA BISA….

Anda mungkin juga menyukai