Anda di halaman 1dari 60

STANDAR AKREDITASI YANG

MENSYARATKAN MANAJEMEN FASILITAS


DAN KESELAMATAN

drg Tari, S.H, M.Hkes - 08158038949 - trita.bus@gmail.com


LINGKUP MANAJEMEN FASILITAS &
KESELAMATAN

1 • Keselamatan dan keamanan

2 • Pengelolaan bahan dan limbah berbahaya

3 • Manajemen emergency (kedaruratan)

4 • Pengamanan kebakaran

5 • Peralatan kesehatan

6 • Sistem utilitas

7 • Pendidikan dan pelatihan petugas


•Bagaimana standar
akreditasi terkait dengan
MFK.
•Bagaimana penerapannya
di FKTP.

drg Tari, S.H, M.Hkes - 08158038949 - trita.bus@gmail.com


STANDAR
AKREDITASI
PUSKESMAS
Bab 1
STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS
BAB I. KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN PUSKESMAS

MANAJEMEN FASILITAS & PERENCANAAN & KEMUDAHAN AKSES


KESELAMATAN 1.4 1.1 BAGI PENGGUNA LAYANAN

MANAJEMEN KEUANGAN 1.5 1.2 TATA KELOLA ORGANISASI

PENGAWASAN, PENGENDALIAN
& PENILAIAN KINERJA
1.6 1.3 MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

1.7

PEMBINAAN PUSKESMAS OLEH DINAS


KESEHATAN DAERAH KABUPATEN/KOTA
STANDAR 1.4. MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN
(MFK)

1.4.1. PROGRAM MFK

1.4.7. PROGRAM PENGELOLAAN 1.4.2. PROGRAM KESELAMATAN DAN


SISTEM UTILISASI KEAMANAN

1.4.6. PROGRAM KETERSEDIAAN 1.4.3. MANAJEMEN INVENTARISASI,


ALAT KESEHATAN PENGELOLAAN, PENYIMPANAN DAN
PENGGUNAAN B3 DAN LIMBAH B3

1.4.5. PROGRAM PENCEGAHAN 1.4.4. PROGRAM TANGGAP DARURAT


DAN PENANGGULANGAN BENCANA
KEBAKARAN

1.4.8. DIKLAT MFK


STANDAR 1.4
MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK).

Kriteria 1.4.1
Disusun dan diterapkan program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)
yang meliputi manajemen keselamatan dan keamanan fasilitas, manajemen
bahan berbahaya beracun (B3) dan limbah B3, manajemen kedaruratan dan
bencana, manajemen pengamanan kebakaran, manajemen alat kesehatan,
manajemen sistem utilitas, dan pendidikan MFK.
Pokok Pikiran

a. Puskesmas mempunyai kewajiban


d. Program MFK perlu disusun setiap tahun untuk mematuhi ketentuan peraturan
dan diterapkan. perundang-undangan yang terkait dengan
bangunan, prasarana, peralatan dan
menyediakan lingkungan yang aman bagi
pengguna layanan, pengunjung, petugas,
dan masyarakat termasuk pasien dengan
KRITERIA keterbatasan fisik diberikan akses untuk
memperoleh pelayanan.
1.4.1

c. Puskesmas menyusun dan menerapkan


. b. Pemenuhan kemudahan dan keamanan
program manajemen fasilitas dan keselamatan
akses bagi orang dengan keterbatasan fisik,
(MFK) untuk menyediakan lingkungan yang
misalnya penyediaan ramp, kursi roda,
aman bagi pengguna layanan, pengunjung,
hand rail, dan lain-lain harus dilakukan.
petugas dan masyarakat.
PROGRAM MFK

MANAJEMEN:
KESELAMATAN & KEAMANAN FASILITAS

BAHAN BERBAHAYA & BERACUN (B3) DAN

MFK
PENDIDIKAN
LIMBAH B3

KEDARURATAN DAN BENCANA

PENGAMANAN KEBAKARAN

PERALATAN KESEHATAN

SISTEM UTILISASI
Elemen Penilaian
NO ELEMEN PENILAIAN DOKUMEN
BUKTI
a Terdapat petugas yang bertanggung jawab dalam MFK serta R
tersedia program MFK yang ditetapkan setiap tahun berdasarkan
identifikasi risiko.
b Puskesmas menyediakan akses yang mudah dan aman bagi
pengguna layanan dengan keterbatasan fisik. O, W
c Dilakukan identifikasi terhadap area-area berisiko.
D, W
d Disusun daftar risiko (risk register) yang mencakup seluruh lingkup
program MFK. D
E Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut per triwulan terhadap
pelaksanaan program MFK . D
Program MFK
dan Perbaikan &
Identifikasi (AREA) BERISIKO Minimalisir
R risiko
KESELAMATAN & KEAMANAN
Ada SK Ka Puskesmas
ttg PJ MFK PENGELOLAAN B3 LIMBAH B3

MANAJEMEN KEDARURATAN MONEV


&
PENGAMANAN KEBAKARAN
TL
PERALATAN KESEHATAN Setiap 3 bulan

SISTEM UTILISASI

DIKLAT MFK
D
PJ. MFK
Kerangka ISI Program MFK
1.Pendahuluan
2.Latar belakang
R 3.Tujuan umum dan khusus
4.Kegiatan pokok & Rincian Kegiatan
• Kegiatan pokok :
a. Keselamatan dan Keamanan
b. Bahan beracun dan berbahaya
c. Disaster plan
d. Kebakaran
e. Sistim utilisasi , listrik, air dan sistim pendukung penting lainnya
f. Peralatan medis
5.Cara melaksanakan kegiatan
6.Sasaran
7.Jadwal pelaksanaan kegiatan
8.Evaluasi pelaksanaan kegiatan & pelaporannya --> Ketentuan Review Program
9.Pencatatan, pelaporan & evaluasi kegiatan
STANDAR 1.4

MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK).

Kriteria 1.4.2
Puskesmas merencanakan dan melaksanakan manajemen keselamatan dan
keamanan fasilitas.
Pokok Pikiran
h. Apabila terdapat renovasi maka a. Manajemen keselamatan dan keamanan
dipastikan tidak mengganggu pelayanan fasilitas dirancang untuk mencegah
dan mencegah penyebaran infeksi. terjadinya cedera pada pengguna layanan,
pengunjung, petugas dan masyarakat,
seperti tertusuk jarum, tertimpa bangunan
g. Dilakukan inspeksi fasilitas atau gedung roboh, dan tersengat listrik.
untuk menjamin keamanan dan
keselamatan.

b.. Manajemen keselamatan dan


f. Kode darurat yang diperlukan KRITERIA keamanan fasilitas perlu direncanakan
ditetapkan dan diterapkan, minimal: untuk mencegah terjadinya kejadian
kode merah dan biru.
1.4.2 kekerasan fisik maupun cedera akibat
lingkungan fisik yang tidak aman seperti
penculikan bayi, pencurian, dan
e. Pemberian tanda pengenal untuk pengunjung,
kekerasan pada petugas.
petugas serta pekerja alih daya merupakan upaya
untuk menyediakan lingkungan yang aman. .

d. Area yang berisiko keamanan dan kekerasan fisik


c. Manajemen keselamatan dan keamanan fasilitas perlu didukung
perlu diindentifikasi dan dibuatkan peta untuk
dengan penyediaan anggaran, penyediaan fasilitas untuk
pemantauan dan meminimalkan terjadinya insiden
mendukung keamanan fasilitas seperti penyediaan closed circuit
dan kekerasan fisik pada pengguna layanan,
television (CCTV), alarm, alat pemadam api ringan (APAR), jalur
pengunjung, petugas, dan masyarakat.
evakuasi, titik kumpul, rambu-rambu mengenai keselamatan dan
tanda-tanda pintu darurat.
Elemen Penilaian
NO ELEMEN PENILAIAN DOKUMEN
BUKTI
a Dilakukan identifikasi terhadap pengunjung, petugas dan R,O,W
pekerja alih daya (outsourcing).

b Dilakukan inspeksi fasilitas secara berkala yang meliputi


bangunan, prasarana dan peralatan. R,D,O,W

c Dilakukan simulasi terhadap kode darurat secara berkala.


D,O,W,S
d Dilakukan pemantauan terhadap pekerjaan konstruksi terkait
keamanan dan pencegahan penyebaran infeksi. D,O,W
PROGRAM KESELAMATAN DAN KEAMANAN f) Penggunaan kartu identitas seluruh staf RS dan
semua individu yang bekerja di RS, pada pasien
1.Pendahuluan RI, penunggu pasien, pengunjung (termasuk
2.Latar belakang tamu) yang memasuki area terbatas (restricted
3.Tujuan umum & khusus area) sehingga menciptakan lingkungan yang
aman
4.Kegiatan pokok & rincian kegiatan
g) Melindungi dari kejahatan perorangan,
kehilangan, kerusakan atau pengrusakan barang
a. Melakukan asesmen risiko secara komprehensif &
milik pribadi
proaktif untuk mengidentifikasi bangunan, ruangan /
h) Menyediakan fasilitas yang aman sesuai dengan
area, peralatan, perabotan & fasilitas lainnya yang
PerUU, mis: Setiap tangga ada pegangannya, lantai
berpotensi menimbulkan cedera.
tidak licin, Ruang perawatan pasien jiwa : pintu
b. Melakukan pemeriksaan fasilitas secara
kamar menghadap keluar, shower di kamar mandi
berkala &terdokumentasi.

R
tidak boleh menggunakan selang, dll
c. Menyediakan anggaran untuk melakukan
i) Melakukan monitoring pada daerah yang berisiko
perbaikan
keselamatan dan keamanan seperti ruang bayi, OK,
d. Melakukan asesmen risiko pra kontruksi (pra
ruang anak, lanjut usia, pasien rentan yang tidak
construction risk assessment / PCRA) setiap ada
dapat melindungi diri sendiri atau memberi tanda
kontruksi, renovasi atau penghancuran bangunan /
minta bantuan bila terjadi bahaya.
demolisasi.
e. Merencanakan dan menyediakan fasilitas 5. Cara melaksanakan kegiatan
pendukung yang aman, untuk mencegah 6. Sasaran
terjadi kecelakaan dan cedera, mengurangi 7. Skedul (jadwal) pelaksanaan kegiatan
bahaya dan risiko serta mempertahankan 8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan &
kondisi aman bagi pasien, keluarga, staf, pelaporannya
pengunjung. 9. Pencatatan, pelaporan & evaluasi kegiatan
STANDAR 1.4
MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK).

Kriteria 1.4.3
Inventarisasi, pengelolaan, penyimpanan, dan penggunaan bahan berbahaya
beracun (B3), pengendalian dan pembuangan limbah B3 dilakukan berdasarkan
perencanaan dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pokok Pikiran
a. Bahan berbahaya beracun (B3) dan
f. Tersedia instalasi pengolahan air
limbah B3 perlu diidentifikasi dan
limbah (IPAL) sesuai dengan ketentuan
dikendalikan secara aman.
peraturan perundang-undangan.

e. Dalam pengelolaan limbah B3,


b. WHO telah mengidentifikasi B3 serta
Puskesmas dapat bekerja sama dengan
pihak ketiga sesuai dengan ketentuan KRITERIA limbahnya dengan kategori sebagai berikut:
infeksius, patologis dan anatomis, farmasi,
peraturan perundang-undangan. 1.4.3 bahan kimia, logam berat, kontainer
bertekanan, benda tajam,
genotoksik/sitotoksik, dan radioaktif.
d. Pengelolaan limbah B3 sesuai standar,
mencakup pemilahan, pewadahan dan
penyimpanan/tempat penampungan sementara, .
transportasi serta pengolahan akhir.

c. Puskesmas perlu menginventarisasi B3 yang meliputi lokasi,


jenis, dan jumlah B3 serta limbahnya yang disimpan. Daftar
inventaris ini selalu dimutakhirkan sesuai dengan perubahan
yang terjadi di tempat penyimpanan.
Elemen Penilaian
NO ELEMEN PENILAIAN DOKUMEN
BUKTI
a Dilakukan inventarisasi B3 dan limbah B3. D

b Dilaksanakan manajemen B3 dan limbah B3.


D
c Tersedia IPAL sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. D,O

d Apabila terdapat tumpahan dan/atau paparan/pajanan B3


dan/atau limbah B3, dilakukan penanganan awal, pelaporan, D,O,W
analisis, dan tindak lanjutnya.
Program Pengelolaan B3 dan Limbah B3
meliputi:
1) Penetapan jenis dan area/lokasi penyimpanan B3 sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan
2) Pengelolaan, penyimpanan dan penggunaan B3 sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan
3) Sistem pelabelan B3 sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
R 4) Sistem pendokumentasian dan perizinan B3 sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan
5) Penanganan tumpahan dan paparan B3 sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan
6) Sistem pelaporan dan investigasi jika terjadi tumpahan dan atau paparan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
7) Pembuangan limbah B3 yang memadai sesuai peraturan perundang-
undangan
8) Penggunaan APD sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
inventArisasi

PROGRAM PENGENDALIAN
B3 & LIMBAH B3

INVENTARISASI
PENGELOLAAN
PENYIMPANAN
regulasi PENGGUNAAN
PENGENDALIAN

• Penetapan jenis, area/lokasi penyimpanan B3 sesuai


ketentuan perundangan
• Pengelolaan, penyimpanan dan penggunaan B3 sesuai
ketentuan perundangan (termasuk MSDS)
• Penggunaan APD yang sesuai untuk penggunaan dan
penanganan tumpahan dan paparan yang sesuai
ketentuan perundangan MONEV TINDAK LANJUT
• Sistem pelabelan yang sesuai ketentuan perundangan
• Sistem pendokumentasian dan perijinan
• Sistem pelaporan dan investigasi jika terjadi
tumpahan dan atau paparan
STANDAR 1.4
MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK).

Kriteria 1.4.4
Puskesmas menyusun, memelihara, melaksanakan, dan mengevaluasi
manajemen kedaruratan dan bencana.
Pokok Pikiran
g. Hasil dari kegiatan debriefing
didokumentasikan. a. Potensi terjadinya bencana di daerah
berbeda antara daerah yang satu dan yang
lain.
f. Debriefing adalah sebuah reviu yang
dilakukan setelah simulasi bersama
peserta simulasi dan observer yang
bertujuan untuk menindaklanjuti hasil b. Puskesmas ikut berperan aktif dalam
dari simulasi. KRITERIA upaya mitigasi dan penanggulangan bila
1.4.4 terjadi bencana, baik internal maupun
eksternal.

e. Setiap pegawai wajib mengikuti pelatihan/


lokakarya dan simulasi pelaksanaan c. Strategi untuk menghadapi bencana perlu
manajemen kedaruratan dan bencana yang d.isusun sesuai dengan potensi bencana yang
diselenggarakan minimal setahun sekali agar mungkin terjadi berdasarkan hasil penilaian
siap jika sewaktu-waktu terjadi bencana. kerentanan bahaya (HVA).

d. Kesiapan menghadapi bencana disusun dan


disimulasikan setiap tahun secara internal atau
melibatkan komunitas secara luas.
Elemen Penilaian
NO ELEMEN PENILAIAN DOKUMEN
BUKTI
a Dilakukan identifikasi risiko terjadinya bencana internal dan D
eksternal sesuai dengan letak geografis Puskesmas dan
akibatnya terhadap pelayanan.

b Dilaksanakan manajemen kedaruratan dan bencana . D,W

c Dilakukan simulasi dan evaluasi tahunan terhadap manajemen


kedaruratan dan bencana yang telah disusun, dan dilanjutkan D,W
dengan debriefing setiap selesai simulasi.

d Dilakukan perbaikan terhadap manajemen kedaruratan dan


bencana sesuai hasil simulasi dan evaluasi tahunan. D
PROGRAM PENANGGULANGAN BENCANA INTERNAL & EKSTERNAL

IDENTIFIKASI RISIKO BENCANA INTERNAL &


EKSTERNAL

HAZARD VULNERABILITY ASSESSMENT

PEMBENTUKAN TIM TANGGAP/


PENANGGULANGAN BENCANA

PENYUSUNAN DISASTER PLAN

EDUKASI & SIMULASI PENANGGULANGAN


BENCANA

MONEV TINDAK LANJUT


Situasi pasca
bencana Situasi normal
tidak bencana

Perencanaan
Rehabilitasi Mitigasi

Perencanaan
Evakuasi Kontijensi

Situasi saat Situasi terdapat


Terjadi Bencana potensi Bencana
PERENCANAAN MANAJEMEN BENCANA (DISASTER PLAN)
KOMPONEN PROGRAM MANAJEMEN BENCANA
V Kebijakan
1) Identifikasi jenis, kemungkinan, dan akibat dari
V Latar Belakang bencana yang mungkin terjadi (HVA),

2) Menentukan peran Puskesmas dalam kejadian


V
Analisa Risiko
bencana
V Peta Rawan Bencana
3) Strategi komunikasi jika terjadi bencana,
KEBIJAKAN
V Profil Puskesmas
4) Manajemen sumber daya,
V Pengorganisasian 5) Penyediaan pelayanan dan alternatifnya,
V Tupoksi, SOP, Form 6) Identifikasi peran dan tanggung jawab tiap
pegawai serta manajemen konflik yang mungkin
V Glossary Fasilitas
terjadi pada saat bencana,

7) Peran Puskesmas dalam tim terkoordinasi


dengan sumber daya masyarakat yang tersedia
SIMULASI DAN EVALUASI TAHUNAN
Mengukur kinerja
Seluruh komponen Pemanfaatan Sumber
Diprogramkan dan dilaksanakan
Daya Minimal setahun sekali
Identifikasi area yang

Diikuti seluruh staf dan karyawan


Perlu perbaikan Implementasi: Program
Meningkatkan kemampuan Prosedur, Kebijakan terkait
Staf dan karyawan menghadapi
bencana
serta Komunitas secara luas
Melakukan Debriefing seusai
TUJUAN
simulasi
Menindak lanjuti Debriefing
hasil simulasi
KEGIATAN SIMULASI: Hasil debriefing didokumentasikan
- Emergency Drill
- Workshop
- Seminar
- dll
STANDAR 1.4
MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK).

Kriteria 1.4.5
Puskesmas menyusun, memelihara, melaksanakan, dan melakukan evaluasi
manajemen pengamanan kebakaran termasuk sarana evakuasi.
Pokok Pikiran

c. Puskesmas harus menetapkan


larangan merokok di lingkungan a. Setiap fasilitas kesehatan termasuk
Puskesmas, baik bagi petugas, pengguna Puskesmas mempunyai risiko terhadap
layanan, maupun pengunjung. Larangan terjadinya kebakaran, sehingga
tersebut wajib dipatuhi dan harus
KRITERIA manajemen pengamanan kebakaran perlu
dipantau pelaksanaannya. 1.4.5 disusun.

b. Yang dimaksud dengan sistem proteksi adalah penyediaan proteksi


kebakaran baik secara aktif maupun pasif. Proteksi kebakaran secara
aktif, contohnya APAR, sprinkler, detektor panas, dan detektor asap,
sedangkan proteksi kebakaran secara pasif, contohnya: jalur evakuasi,
pintu darurat, tangga darurat, dan tempat titik kumpul aman.
Elemen Penilaian
NO ELEMEN PENILAIAN DOKUMEN
BUKTI
a Dilakukan manajemen pengamanan kebakaran. D,O,W

b Dilakukan inspeksi, pengujian dan pemeliharaan terhadap alat D,O


deteksi dini, alarm, jalur evakuasi, serta keberfungsian alat
pemadam api.

c Dilakukan simulasi dan evaluasi tahunan terhadap manajemen


pengamanan kebakaran. D,W,S

d Ditetapkan kebijakan larangan merokok bagi petugas,


pengguna layanan, dan pengunjung di area Puskesmas. R
IDENTIFIKASI RISIKO KEBAKARAN

INSPEKSI, PENGUJIAN,
PEMELIHARAAN
SISTEM PROTEKSI &
PENANGGULANGAN KEBAKARAN

SK Larangan merokok
JALUR EVAKUASI

PROGRAM PENGAMANAN EDUKASI DAN SIMULASI:


KEBAKARAN PROTEKSI & EVAKUASI

LARANGAN MEROKOK
PROGRAM PENGAMANAN KEBAKARAN

• Menentukan lokasi yang berpotensi HAZARD kebakaran


• Menganalisa kemungkin yg meningkatkan VULNAREBILITY
Identifikasi risiko terhadap terjadinya kebakaran
• Menentukan tingkat RISK kebakaran gunakan HVA Tool

Inspeksi terhadap sistim proteksi kebakaran, ketersediaan sarana

Menguji dan memelihara sistim proteksi secara periodik


R
Meningkatkan sumber daya manusia melalui edukasi & simulasi

Menerbitkan kebijakan larangan merokok

Memantau kepatuhan kebijakan larangan merokok


Memeriksa kelengkapan , kondisi kelayakan sistim proteksi dan
Sarana penanganan kebakaran

Memeriksa kelayakan sarana jalur dan tanda petunjuk arah evakuasi

Uji coba terhadap sistim proteksi dan sarana penanggulangan kebakaran

Memasang label tanda bahaya dilokasi risiko kebakaran

Pemeriksaan, Pengujian dan pemeliharaan dilakukan periodik


minimal sekali dalam setahun

Evaluasi dan dokumentasikan, up date jika perlu


Memberi edukasi kepada karyawan Puskesmas dan masyarakat sekitar
tentang pencegahan kebakaran dan pengamanan kebakaran.

Mengupayakan sosialisasi dalam bentuk poster, pamflet, dll.

Mengikuti seminar , lokakarya dan pelatihan bagi staf dan karyawan


Puskesmas.

Kegiatan bersifat periodik dan terjadwal,

Semua kegiatan di evaluasi dan didokumentasikan


PENANGGULANGAN KEBAKARAN

Melatih staf dan karyawan Puskesmas menghadapi


situasi TANGGAP DARURAT KEBAKARAN

Melatih staf dan karyawan Puskesmas menggunakan sarana


penanggulangan kebakaran

Melatih staf dan karyawan Puskesmas melakukan EVAKUASI

Melatih staf dan karyawan Puskesmas menangani korban

Melakukan DEBRIEFING dan EVALUASI utk tindaklanjut

Hasil simulasi, debriefing dan evaluasi didomentasikan

Simulasi dan pelatihan merupakan kegiatan tahunan


Puskesmas menerbitkan Kebijakan Larangan merokok
di area Puskesmas sesuai UU RI No.32 Th 2010.

Sosialisasi dan edukasikan kepada masyarakat tentang Bahaya


merokok bagi Kesehatan dan bahaya kebakaran

Pantau kepatuhan larangan merokok secara


berkesinambungan

Evaluasi pelaksanaan kepatuhan thd Larangan merokok, dan


dokumentasikan
A. FIRE DETECTOR
Sistim proteksi aktif

APAR
Smoke Detector dengan Alarm

Hidrant Karung goni


B. FIRE SUPPRESANT Sprinkler
Sistim proteksi Pasif - sarana evakuasi
- alat bantu evakuasi
STANDAR 1.4
MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK).

Kriteria 1.4.6
Puskesmas menyusun dan melaksanakan pengelolaan program untuk
memastikan semua peralatan kesehatan berfungsi dan mencegah terjadinya
ketidaktersediaan dan kegagalan fungsi alat kesehatan.
Pokok Pikiran
a. Tujuan manajemen alat kesehatan: (1)
memastikan bahwa semua alat kesehatan
f. Pelaksanaan kalibrasi dilakukan oleh pihak
tersedia dan dilakukan kegiatan
yang kompeten sesuai dengan ketentuan
pemeliharaan dan kalibrasi secara berkala,
peraturan perundang-undangan.
(2) memastikan bahwa individu yang
melakukan pengelolaan alat kesehatan
memiliki kualifikasi yang sesuai dan
kompeten, dan (3) memastikan operator
yang mengoperasikan peralatan kesehatan
e. Pemeriksaan alat kesehatan yang KRITERIA tertentu telah terlatih sesuai dengan
dilakukan petugas meliputi: kondisi alat, 1.4.6 kompetensi yang dibutuhkan
ada tidaknya kerusakan, kebersihan,
status kalibrasi, dan fungsi alat.
b. Penggunaan Aplikasi Sarana,
Prasarana, dan Alat Kesehatan
(ASPAK) oleh Puskesmas dilakukan
untuk memastikan pemenuhan
. terhadap standar sarana, prasarana,
d. Agar tidak terjadi keterlambatan atau gangguan dan alat kesehatan.
dalam pelayanan, alat kesehatan harus tersedia,
berfungsi dengan baik, dan siap digunakan saat
diperlukan. Manajemen alat kesehatan meliputi kegiatan c. Data sarana, prasarana, dan alat kesehatan
pemeriksaan dan kalibrasi secara berkala, sesuai di Puskesmas harus diinput dalam ASPAK dan
dengan panduan produk tiap alat kesehatan. divalidasi oleh dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota untuk menjamin kebenarannya.
Elemen Penilaian
NO ELEMEN PENILAIAN DOKUMEN
BUKTI
a Dilakukan inventarisasi alat kesehatan sesuai dengan ASPAK. R

b Dilakukan pemenuhan kompetensi bagi staf dalam D,W


mengoperasikan alat kesehatan tertentu.

c Dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi terhadap alat kesehatan


secara periodik. R,D,O,W
2.1.4 , 2.1.5, 2.6.1
Perbaikan system utilitas

Jadual & pelaksanaan


pemeliharaan

Monitoring/inspeksi
Fungsi Perbaikan peralatan/alat medis
non medis

Kalibrasi peralatan
STANDAR 1.4
MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK).

Kriteria 1.4.7
Puskesmas menyusun dan melaksanakan pengelolaan untuk memastikan semua
sistem utilitas berfungsi dan mencegah terjadinya ketidaktersediaan dan
kegagalan fungsi sistem utilitas.
Pokok Pikiran
a. Sistem utilitas meliputi air, listrik, gas
medik, dan sistem penunjang lainnya
h. Air bersih perlu dilakukan pemeriksaan
seperti genset, panel listrik, perpipaan air,
seperti uji kualitas air secara periodik sesuai
dan lainnya.
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

g. Sistem air, listrik, gas medik dan


sistem penunjang lainnya perlu diperiksa KRITERIA b. Dalam memberikan pelayanan
dan dipelihara untuk menjaga kesehatan pada pengguna layanan,
ketersediaannya dalam mendukung 1.4.7 dibutuhkan ketersediaan listrik, air, dan
kegiatan pelayanan. gas medik, serta sistem penunjang
lainnya yang sesuai dengan kebutuhan
Puskesmas.

f. Puskesmas harus menyediakan sumber


air, listrik dan gas medik beserta .
cadangannya selama 7 hari 24 jam.
c. Sumber air adalah sumber air bersih dan air
minum.

e. Penggunaan gas medik dan vakum medik di


fasilitas pelayanan kesehatan melalui : sistem gas
d. Sumber air dan listrik cadangan perlu disediakan untuk
medis, tabung gas medis, oksigen konsentrator
pengganti jika terjadi kegagalan air dan/atau listrik.
portable.
Elemen Penilaian
NO ELEMEN PENILAIAN DOKUMEN
BUKTI
a Dilakukan inventarisasi sistem utilitas sesuai dengan ASPAK. D

b Dilaksanakan manajemen sistem utilitas dan sistem penunjang R,D


lainnya.

c Sumber air, listrik, dan gas medik beserta cadangannya


tersedia selama 7 hari 24 jam untuk pelayanan di Puskesmas. O
Ketersediaan listrik, air, gas
medis
Identifikasi & Ketersediaan
sistem utilitas kunci yang lain

Identifikasi area berisiko


kegagalan listrik, air

Pemeriksaan kualitas air


Uji coba sumber air
Dan listrik cadangan
PROGRAM PENGELOLAAN Pemeliharaan system utilitas
SISTEM UTILITAS

implementasi
Upaya yang perlu dilakukan (antara lain….)
1. Melakukan asesmen risiko secara komprehensif dan pro aktif utk mengidentifikasi:
✓ bangunan, ruangan/area, peralatan, perabotan & fasilitas Iainnya yang berpotensi. menimbulkan cedera. Sebagai
contoh risiko keselamatan yang dapat menimbulkan cedera atau bahaya termasuk diantarnya perabotan yang
tajam dan rusak, kaca jendela yang pecah, kebocoran air di atap, lokasi dimana tidak ada jalan keluar saat terjadi
kebakaran.
✓ Area yang berisiko keamanan terjadinya bahaya kehilangan, kerusakan atau pengrusakan, gangguan, tindak
kekerasan, akses atau penggunaan oleh orang yang tidak berwenang.
2. Pemeliharaan Bangunan

• Arsitektur
• Struktural
• Pengaruh korosi, cuaca, kelembaban, pembebanan
• Preventive maintenance
• Pencegahan perubahan dan penambahan fungsi yang mempengaruhi beban
bangunan
• Housekeeping
• Cleaning service
• Pest control
• General cleaning
Rehabilitasi, Renovasi, Restorasi

• PCRA
• Pengawasan
• Pemeriksaan
• Pengujian
3. PCRA (Pre Construction Risk Assesment)
• Manajemen risiko pada konstruksi adalah proses yang bertahap dan
berkesinambungan untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan
dampak konstruksi pada pasien, petugas, dan lingkungan fasyankes.

• Melakukan identifikasi, evaluasi dan pengurangan risiko dampak


konstruksi, renovasi dan demolisi.

• Kerja sama antara fasyankes dengan pihak kedua selaku pelaksana


renovasi
PCRA meliputi :
• Kualitas udara
• ICRA
• Utilitas
• Kebisingan
• Getaran
• Bahan berbahaya
• Layanan darurat
• Bahaya lain yang mempengaruhi perawatan, pengobatan dan layanan

Selain itu, FKTP memastikan bahwa kepatuhan kontraktor dipantau, ditegakkan dan
didokumentasikan. Sebagai bagian dari penilaian risiko,maka risiko pasien terhadap infeksi
akibat konstruksi dievaluasi melalui asesmen pengendalian risiko infeksi yang dikenal sebagai
ICRA
SISTEM PEMELIHARAAN
PEMELIHARAAN

PEMELIHARAAN PEMELIHARAAN
TERENCANA TIDAK TERENCANA

PEMELIHARAAN PEMELIHARAAN PEMELIHARAAN


PENCEGAHAN KOREKTIF DARURAT

Pemeriksaan Penggantian komponen Reparasi minor Overhaul


termasuk penyetelan minor yaitu pekerjaan yang tidak terencana
dan pelumasan yang timbul langsung ditemukan
dari pemeriksaan waktu
pemeriksaan
Lihat, rasakan
dengarkan
Pemeliharaan
Pemeliharaan waktu berjalan
Waktu berhenti
STANDAR 1.4
MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK).

Kriteria 1.4.8
Puskesmas menyusun dan melaksanakan pendidikan manajemen fasilitas dan
keselamatan (MFK) bagi petugas.
Pokok Pikiran

a Dalam rangka meningkatkan


c. Pendidikan petugas sebagaimana pemahaman, kemampuan, dan
dimaksud tertuang dalam rencana keterampilan dalam pelaksanaan
pendidikan manajamen fasilitas dan manajemen fasilitas dan keselamatan
keselamatan. (MFK) perlu dilakukan pendidikan petugas
KRITERIA agar dapat menjalankan peran mereka
1.4.8 dalam menyediakan lingkungan yang
aman bagi pasien, petugas, dan
masyarakat.

b. Pendidikan petugas dapat berupa edukasi, pelatihan, dan


in house training/workshop/lokakarya.
Elemen Penilaian
NO ELEMEN PENILAIAN DOKUMEN
BUKTI
a Ada rencana pendidikan manajemen fasilitas dan keselamatan R
bagi petugas.

b Dilakukan pemenuhan pendidikan manajemen fasilitas dan D,W


keselamatan bagi petugas sesuai rencana.

c Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut perbaikan pelaksanaan


pemenuhan pendidikan manajemen fasilitas dan keselamatan D,W
bagi petugas.
SOSIALISASI
PROGRAM MFK

DIKLAT TERKAIT
MFK (lihat 6 program)

PROGRAM DIKLAT MFK


BERSAMA KITA BISA….

Anda mungkin juga menyukai