Anda di halaman 1dari 22

Dasar Hukum

1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;


2. Undang-undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
3. Undang-undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum;
4.Peraturan Presiden Nomor Nomor 68 Tahun 2018 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Wewenang, Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Badan Pengawas Pemilu,
Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi, Sekretariat Badan Pengawas
Pemilihan Umum Kabupaten/Kota
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 113/PMK.05/2012 tentang Perjalanan Dinas Dalam
Negeri;
6.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 60/PMK.02/2021 tentang Standar Biaya Masukan
tahun Anggaran 2022;
7. Keputusan Sekretaris Jenderal Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor
0343/BAWASLU/SJ/KU.00.03/VI/2019 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan di
Lingkungan Badan Pengawas Pemilihan Umum
8.Keputusan Sekretaris Jenderal Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor
0339/HK.01.00/SJ/06/2021 tentang Pelaksanaan Perjalanan Dinas di Badan Pengawas
Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi, Badan Pengawas Pemilihan
Umum Kabupaten/Kota, serta Pengawas Pemilihan Pemilu Ad hoc
Latar Belakang

 Pengelolaan Keuangan Bawaslu adalah Keseluruhan


kegiatan yang melIputi perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan,pertanggungjawaban dan
pengawasan keuangan.
 Dalam rangka peningkatan dan peyeragaman pelaksanaan
pengelolaan keuangan di lingkungan BAWASLU secara
akurat, tertib, efisien, efektif, objektif, dan berkualitas
serta akuntabel, maka BAWASLU Menetapakan pedoman
pengelolaan keuangan di lingkungan BAWASLU
Maksud dan Tujuan Pedoman
Pengelolaan Keuangan

Keseragaman dan ketertiban dalam pengelolaan


keuangan
Sebagai pedoman dalam penyelenggaraan
Pertanggungjawaban keuangan; dan
Terwujudnya administrasi Pertanggungjawaban
keuangan yang benar, tertib, transparan dan
akuntabel
Pejabat Perbendaharaan Negara
di BAWASLU
1. Pengguna Anggaran
adalah Ketua Bawaslu selaku PA bertanggung jawab secara formal dan materill
kepada Presiden atas pelaksanaan kebijakan anggaran Bawaslu yang dikuasainya sesuai
dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Tanggungjawab formal tersebut merupakan tanggungjawab atas pengelolaan


Keuangan Bawaslu yang dipimpinnya.

Tanggungjawab materiil merupakan tanggungjawab atas penggunaan anggaran


dan hasil yang dicapai atas beban anggaran negara.

PA dapat menunjuk pejabat lain selain kepala Satker sebagai KPA


dalam hal :
a. Satker dipimpin oleh pejabat yang bersifat komisioner;
b. Satker dipimpin oleh pejabat Eselon I atau setingkat Eselon I
c. Satker sementara;
d. Satker yang pimpinannya mempunyai tugas fungsional; atau
e. Satker Lembaga Negara.
2. Kuasa Pengguna Anggaran(KPA)
Penunjukan KPA bersifat ex-officio yaitu sebagai berikut :
1) KPA pada Bawaslu adalah Sekretaris Jenderal; dan
2) KPA pada Bawaslu Provinsi adalah Kepala
Sekretariat
Dalam pelaksanaan anggaran pada satker, KPA memiliki tugas dan wewenang
sebagai berikut :
1. Menyusun DIPA
2. Menetpakan PPK untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran
anggaran berlanja negara
3. Menetapkan PPSPM untuk melakukan pengujian tagihan dan menerbitkan SPM atas
beban anggaran belanja negara
4. Menetapkan BP, BPP, panitia/pejabat yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan dan
pengelolaan anggaran/keuangan
5. Menetapakan rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana penarikan dana
6. Memberikan Supervisi dan konsultasi dalam pelaksanaan kegiatan dan penarikan dana
7. Mengawasi penatausahaan dokumen dan transaksi yang berkaitan dengan pelaksanaan
kegiatan dan anggaran
8. Menyusun laporan keuangan dan kinerja atas pelaksanaan anggaran sesuia dengan
peraturan perundang-undangan
3. Pejabat Pembauat Komitmen (PPK)
PPK melaksanakan kewenangan KPA untuk melakukan
tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran
belanja negara kemudian dalam melakukan
kewenangannya, PPK mempedomi pelaksanaan
tanggung jawab KPA kepada PA

KPA dapat merangkap sebagai PPK atau PPSPM jika terdapat


keterbatasan jumlah pejabat/pegawai yang memenuhi syarat
untuk ditetapkan sebagai Pejabat Perbendaharaan Negara
dengan memperhatikan pelaksanaan prinsip saling uji (check
and balance).
(PMK 190/2012 Bab IV pasal 6) dan Keputusan Sekreatriat
Jenderal Bawaslu RI Nomor 1096-KEP Tahun 2015 Bab III Tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Di Lingkungan BAWASLU RI
4. Pejabat Penandatangan Surat Perintah
Membayar (PPSPM)

PPSPM Bertanggungjawab terhadap (mengacu pada PMK


190/2012 pasal 18 ayat 1);

a. Kebenaran kelengkapan, keabsahan administrasi dokumen hak


tagih pembayaran yang menjadi dasar penerbitan SPM dan
akibat yang timbul dari pengujian yang dilakukan;
b. Ketepatan jangka waktu penerbitan dan penyampaian SPM
kepada KPPN
5. Bendara Pengeluaran (BP)
Penetapan Bendahara Pengeluaran dilingkungan
Bawaslu, diatur sebagai berikut.
1. Bendahara Pengeluaran Bawaslu RI ditetapkan oleh
Sekretaris Jenderal Bawaslu RI atas nama Ketua
Bawaslu RI selaku Kepala Satuan Kerja;
2. Bendahara Pengeluaran ditetapakan oleh Kepala
Sekretariat Bawaslu selaku Kepala Satuan Kerja

Bendahara Pengeluaran Bawaslu Provinsi


melaksanakan tugas kebendaharaan atas uang/surat
berharga yang berada dalam pengelolaannya
6. Bendara Pengeluaran Pembantu (BPP)
Penetapan Bendaharan Pengeluaran Pembantu dilingkungan
Bawaslu diatur sebagai berikut.
1. Bendahara Pengeluaran Pembantu Bawaslu RI ditetapakan oleh Sekretaris
Jenderal Bawaslu RI atas nama Ketua bawaslu RI selaku Kepala Satuan
Kerja
2. Bendahara Pengeluaran Pembantu Bawaslu Provinsi ditetapakan oleh
Kepala Sekretariat Bawaslu Provinsi atas selaku Kepala Satuan Kerja
Tugas Bendahara Pengeluaran Pembantu pada Panawas Kabupaten adalah :
Menampung penerimaan dana
Mencatat penerimaan dan pengeluaran dana kedalam Buku Kas Umum dan Buku Pembantu
(Buku Kas Tunai,Buku Bank,Buku Pengawasan Anggaran,Buku Pajak, Buku Panjar)
Melakukan Penutupan BKU dan Buku Pembantu setiap bulan
Memungutan dan menyetorkan pajak ke Kas Negara melalui Bank atau Kantor Pos
Menyetorkan sisa dana yang masih dikuasai ke Kas daerah paling lambat 1 bulan setelah
berakhirnya tahapan pemilihan
Menyusun laporan pertanggungjawaban (LPJ) bulanan atas dana yang dikelola dan disahkan
oleh PPK
7. PUMK (Pemegang Uang Muka Kerja)

PUMK Terdapat pada Panwas Kecamatan yang mentukannya


adalah Kepala Sekretariat Panwascam

Dimana PUMK sebagai Bendahara Pembantu yang membatu


Bendahara Pengeluaran Pembantu Panwaslih Kabupaten yaitu :
Melakukan pembayaran di tingkat kecamatan,
Memungut dan menyetorkan pajak;
 Menyusun dan melaporkan berkas pertanggungjawaban yang
dibayarkannya beserta bukti-bukti atas peneluaran kepada
Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP)
Lampiran Pertanggungjawaban
Keuangan
1. Belanja Bahan
a. Belanja Konsumsi Rapat (jumlah s.d Rp.5.000.000,-)
Lampiran :
1. Bukti Pengeluaran/kwetansi (tanpa materai) untuk jumlah s.d
Rp. 5.000.000,-
2. Bukti Pengeluaran/Kwetansi (bermaterai Rp 10.000) untuk
jumlah diatas Rp. 5.000.000
3. Rekap bukti pengeluaran (untuk jumah nota/kwetansi lebih
dari 1 buah)
4. Surat Undangan Rapat
5. Daftar Hadir Rapat
6. Notulen Rapat
b. Belanja Konsumsi Rapat (diatas Rp 2.000.000 )

Lampiran :
1. Bukti Pengeluaran/kwetansi (tanpa materai) jika dibawah
Rp.5.000.000
2. Rekap bukti pengeluaran (untuk jumah nota/kwetansi lebih
dari 1 buah)
3. Surat Undangan Rapat
4. Daftar Hadir Rapat
5. Notulen Rapat
6. Fotokopi NPWP Rekanan/Pihak Ketiga
7. Surat Setoran Pajak (SSP) PPh 22, sebesar 1,5 % (untuk
pembelian mulai dari Rp. 2.000.000)
8. Surat Setoran Pajak (SSP) PPh 23 , sebesar 2% (untuk jasa
catering atau boga)
b. Belanja Alat Tulis Kantor(jumlah s.d Rp 2.000.000 )

Lampiran :
1. Bukti Pengeluaran/kwetansi (tanpa materai) untuk jumlah s.d
Rp. 2.000.000,-
2. Bukti Pengeluaran/Kwetansi (bermaterai Rp 10.000) untuk
jumlah diatas Rp. 5.000.000,-
3. Rekap bukti pengeluaran (untuk jumah nota/kwetansi lebih
dari 1 buah)
b. Belanja Alat Tulis Kantor ( diatas Rp 5.000.000

Lampiran :
1. Bukti Pengeluaran/kwetansi (bermaterai Rp 10.000)
2. Rekap bukti pengeluaran (untuk jumah nota/kwetansi
lebihndari 1 buah)
3. Menggunakan mekanisme pembelian barang/jasa
melalui Katalog eloktronik (e-Catalogue)
4. E-faktur dari Rekanan/Pihak Ketiga
5. FotokopiNPWP Rekanan/Pihak Ketiga
6. Surat Setoran Pajak (SSP) PPh 22, sebesar 1,5 % x Dasar
Pengenaan Pajak (untuk pembelian mulai dari Rp.
2.000.000)
7. Surat Setoran Pajak (SSP) PPN , sebesar 11 % x Dasar
Pengenaan
2. Belanja Honor Output Kegiatan
a. Honorarium Narasumber/Moderator/Tim Panitia/Pengelola
Keuangan,dll
Lampiran :
1. Daftar Norminatif Pembayaran dan Bukti Transfer (jika ada);
2. Surat Undangan Rapat dan Daftar Hadir rapat (untuk honorarium
narasumber/moderator);
3. Surat Keputusan (untuk Honorarium Tim/Panitia/Pengelola Keuangan);
4. Laporan Kegiatan (Untuk Honorarium Tim/Panitia Kegiatan);
5. Mencantumkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
6. Surat Setoran Pajak (SSP) PPh 21, dengan ketentuan sebagai berikut.
a. PPh Final untuk PNS;
b. Tarif 15% untuk Golongan IV
c. Tarif 5% untuk Golongan III
d. Goongan II tidak kena pajak
e. Pegawai Non PNS tarif sesuai dengan UU No.36/2008 Tentang Pajak
Penghasilan
7. Bukti Potong PPh 21
2. Belanja Perjalana Dinas
a. Transport dan Uang Saku Peserta /Panitia/Narasumber
Workshop, Rapat Kerja, Lokakarya, Sosialisasi Dalam Kota
Lampiran :
1. Surat Tugas yang ditandatangani oleh :
a. Ketua untuk Komisioner dan Kepala Sekretariat
b. Kepala Sekretariat untuk Kepala Bagian dan Staf)
2. Surat Perjalanan Dinas (SPD) yang ditandatangani oleh Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) untuk Kegiatan lebih dari 8 jam;
3. Daftar Norminatif Pejabat/Staf yang melaksanakan Perjalanan
Dinas;
4. Kuitansi/Tanda erima dan Rincian Penerimaan Uang;
5. Kuitansi/Nota Hotel/Tempat Menginap;
6. Daftar Pengeluaran Rill;
7. Laporan Perjalanan Dinas
b. Paket Full Board/Full Day/ Half Day

Lampiran :
1. Kuitansi tagihan (Hotel s.d Rp. 50.000.000)
2. Surat Penawaran Harga;
3. Surat Pesanan;
4. Surat Undangan;
5. Daftar Hadir;
6. Laporan Kegiatan (Prosiding).
c. Perjalanan Dinas Mengikuti
Pelatihan/Sosialisasi/Workshop/Seminar/Rapat/Pembinaan
/Monitoring dll di Luar Kota
Lampiran :
1. Surat Tugas yang ditandatangani oleh :
a. Ketua untuk Komisioner dan Kepala Sekretariat
b. Kepala Sekretariat untuk Kepala Bagian dan Staf)
2. Surat Perjalanan Dinas (SPD) yang ditandatangani oleh Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) untuk Kegiatan lebih dari 8 jam;
3. Surat Undangan
4. Daftar Norminatif Pejabat/Staf yang melaksanakan Perjalanan Dinas;
5. Kuitansi/Tanda erima dan Rincian Penerimaan Uang;
6. Kuitansi/Nota Hotel/Tempat Menginap;
7. Buti Transport (tiket an Bording Pass);
8. Pembelian Tiket pesawat dapat menggunakan katalog elektronik (e-
catalogue);
9. Daftar Pengeluaran Rill;
10. Laporan Perjalanan Dinas
c. Sewa Kendaraan

Lampiran :
1. Bukti Pngeluaran/Nota untuk pengadaan sampai dengan Rp.
20.000.000,-
2. Surat Setoran Pajak (SSP) PPh 23, sebesar 2% dari nilia bruto;
3. Fotokopi Surat tanda Nomor Kendaraan (STNK); dan
4. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemilik kendaraan;
5. FotokopiNPWP Rekanan/Pihak Ketiga;
6. Foto Kendaraan
d. Sewa Rumah/Kantor
Lampiran :
1. Surat Perjanjian Kontrak Rumah/ Kantor;
2. Penawaran Harga;
3. Fotokopi Surat kepemilikan Rumah;
4. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemilik Rumah
5. Berita acara serah terima;
6. Berita Acara Pembayaran
7. Kuitansi Pembayaran
8. Surat Setoran Pajak (SSP) PPh 4 (2), sebesar 10% dari nilai
bruto;
9. Foto Rumah/Kantor
e. Sewa Peralatan Kantor
Lampiran :
1. Surat Perjanjian Sewa;
2. Penawaran Harga;
3. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemilik/CV
4. Berita acara serah terima;
5. Berita Acara Pembayaran
6. Kuitansi Pembayaran
7. Surat Setoran Pajak (SSP) PPh 23, sebesar 2% dari nilai bruto;
8. Fotokopi NPWP Rekanan/Pihak Ketiga
9. Foto Barang
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai